際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
BAB I
PENGUKURAN
BAGIAN 2
KETIDAKPASTIAN PADA
PENGUKURAN
A. KESALAHAN
Kesalahan dapat dilakukan oleh orang yang
mengukur ataupun alat ukur itu sendiri. Dengan
kata lain, tidah mungkin diperoleh nilai benar xo
melainkan selalu terdapat ketidakpastian.
Ketidakpastian disebabkan oleh kesalahan dalam
pengukuran. Kesalahan (error) adalah
penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar xo.
Ada tiga macam kesalahan : (1) kesalahan umum
(keteledoran), (2) kesalahan acak, (3) kesalahan
sistematis.
JENIS KESALAHAN
 Kesalahan umum (keteledoran)
Keteledoran umumnya disebabkan oleh keterbatasan
pengamat, di antaranya kekurangterampilan memakai
alat ukur, terutama untuk alat ukur canggih yang
melibatkan banyak komponen yang harus diatur, atau
kekeliruan dalam melakukan pembacaan skala yang
kecil.
 Kesalahan acak
Kesalahan acak disebabkan adanya fluktuasi-fluktuasi
yang halus pada kondisi-kondisi pengukuran. Fluktuasi-
fluktuasi halus dapat disebabkan oleh gerak Brown
molekul udara, fluktuasi tegangan listrik PLN atau
baterai, landasan yang bergetar, dan bising.
JENIS KESALAHAN
 Kesalahan sistematis
Kesalahan sistematis menyebabkan kumpulan
acak bacaan hasil ukur didistribusi secara
konsisten di sekitar nilai rata-rata yang cukup
berbeda dengan nilai sebenarnya.
PENYEBAB KESALAHAN DALAM PENGUKURAN
 Kesalahan kalibrasi, yaitu penyesuaian pembubuhan nilai
pada garis skala pada saat pembuatannya. Ini mengakibatkan
pembacaan terlalu besar atau terlalu kecil sepanjang seluruh
skala. Kesalahan tersebut diatasi dengan mengkalibrasi ulang
instrument terhadap instrument standar.
 Kesalahan titik nol, seperti titik nol skala tidak berimpit dengan
titik nol jarum penunjuk atau kegagalan mengembalikan jarum
penunjuk ke nol sebelum melakukan pengukuran. Kesalahan
tersebut diatasi dengan melakukan koreksi pada penulisan
hasil pengukuran.
 Kesalahan komponen lain, seperti melemahnya pegas yang
digunakan atau terjadi gesekan antara jarum dengan bidang
skala.
 Kesalahan arah pendang membaca nilai skala jika ada jarak
antara jarum dan garis-garis skala.
B. MELAPORKAN HASIL PENGUKURAN
 Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan
sebagai
 Dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai
benar xo dan x adalah ketidakpastiannya.
Menentukan nilai benar xo dan ketidakpastian x
bergantung pada cara pengukuran, yaitu
pengukuran tunggal atau pengukuran berulang.
PENGUKURAN TUNGGAL
Pengukuran tunggal adalah pengukuran
yang dilakukan satu kali saja. Adapun
ketidakpastian pada pengukuran tunggal
ditetapkan sama dengan setengah skala
terkecil.
PENGUKURAN BERULANG
Jika memungkinkan, suatu percobaan hendaknya
dilakukan melalui pengukuran berulang (lebih dari
satu kali), misalnya 5 kali atau 10 kali. Nilai benar
xo dapat didekati dengan nilai rata-rata . Misalnya,
suatu besaran fisika diukur N kali pada kondisi
yang sama, dan diperoleh hasil-hasil pengukuran
x1, x2, x3,., xN (disebut sebagai sampel). Nilai
rata-rata sampel didefinisikan sebagai
Berdasarkan analisis statistik ternyata nilai terbaik
sebagai penggan nilai benar xo adalah nilai rata-
rata . Ketidakpastian x dapat dinyatakan oleh
simpangan baku nilai rata-rata sampel.
Banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam percobaan
berulang dapat mengikuti aturan berikut.
 Ketidakpastian relatif sekitar 10% berhak atas 2 angka;
 Ketidakpastian relatif sekitar 1% berhak atas 3 angka;
 Ketidakpastian relatif sekitar 0,1% berhak atas 4 angka.
 Ketidakpastian relatif dihitung dengan persamaan berikut.
Ketidakpastian relatif =
ANGKA PENTING
A. NOTASI ILMIAH
Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan
sebagai
dengan a adalah bilangan asli mulai dari 1 sampai
dengan 9, n disebut eksponen dan merupakan
bilangan bulat. disebut bilangan penting,
disebut orde besar.
B. ATURAN ANGKA PENTING
 Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil
pengukuran, yang terdiri dari angka eksak dan satu angka
terakhir yang ditaksir (atau diragukan). Aturan angka penting :
 Semua angka bukan nol adalah angka penting.
 Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol
termasuk angka penting.
 Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari
angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal termasuk
angka penting.
 Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik
desimal adalah bukan angka penting.
 Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya
yang memiliki angka-angka nol pada deretan akhir harus
dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas apakah angka-angka
nol tersebut termasuk angka penting atau bukan.
Bilangan penting berbeda dengan bilangan eksak.
Bilangan penting adalah bilangan yang diperoleh
dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka-
angka penting yang sudah pasti (terbaca pada alat
ukur) dan satu angka terakhir yang ditaksir atau
diragukan. Bilangan eksak adalah bilangan yang
sudah pasti (tidak diragukan nilainya), yang
diperoleh dari kegiatan membilang. Contoh :
menghitung (membilang) jumlah telur di keranjang.
Anda menyatakan bahwa ada 100 butir telur.
Bilangan 100 ini adalah bilangan eksak.
BERHITUNG DENGAN ANGKA PENTING
 Pembulatan bilangan, jika satu angka disebelah
kanannya 4 atau lebih kecil, angka penting tetap
dipertahankan. Jika 5 atau lebih besar maka bertambah
satu.
 Aturan penjumlahan dan pengurangan
Dalam penjumlahan (juga berlaku pengurangan),
hasilnya hanya boleh mengandung satu angka taksiran.
 Aturan perkalian dan pembagian
Dalam operasi hitung perkalian atau pembagian yang
melibatkan beberapa bilangan penting, hasil akhirnya
hanya boleh mengandung angka penting paling sedikit
dari operasi hitung perkalian atau pembagian tersebut.
KETIDAKPASTIAN PADA
HASIL PERCOBAAN
A. ASPEK-ASPEK PENGUKURAN
 Ketelitian (akurasi) adalah suatu aspek yang
menyatakan tingkat pendekatan dari nilai hasil
pengukuran alat ukur terhadap nilai benar xo.
 Ketepatan (presisi) adalah suatu aspek
pengukuran yang menyatakan kemampuan alat
ukur untuk memberikan hasil pengukuran sama
pada pengukuran berulang.
KETIDAKPASTIAN MUTLAK DAN RELATIF
 Hasil pengukuran dilaporkan sebagai ,
dimana x dinamai ketidakpastian mutlak, dengan
satuan sama dengan satuan besaran x. Ketidakpastian
mutlak berhubungan dengan ketepatan pengukuran.
Makin kecil ketidakpastian mutlak, makin tepat
pengukuran tersebut.
 Cara lain untuk menyatakan ketidakpastian suatu
besaran adalah menggunakan ketidakpastian relatif,
yaitu x/x. yang tidak memiliki satuan. Ketidakpastian
relatif sering dinyatakan dalam persen dengan
mengalikan x/x dengan 100%. Ketidakpastian relative
berhubungan dengan ketelitian pengukuran. Makin
kecil ketidakpastian relatif, makin tinggi ketelitian
pengukuran tersebut.
Ad

Recommended

1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
umammuhammad27
Viskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokes
Putri Aulia
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
wd_amaliah
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Arsyi Nurani
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Sylvester Saragih
PPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan Kalor
Ovidiantika Khairunnisa
Laporan praktikum biologi respirasi
Laporan praktikum biologi respirasi
Waidatin Azizah
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Azizah Fitria Sari
Percobaan hukum hooke
Percobaan hukum hooke
Sudarwanto Wongsodiharjo
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
shellawidiyanti
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
PRAMITHA GALUH
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Aris Wibowo
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
wd_amaliah
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
wd_amaliah
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
Kimia titik-didih
Kimia titik-didih
PT. SASA
Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7
Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7
Agustin Dian Kartikasari
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
KLOTILDAJENIRITA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
yudhodanto
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
Rezki Amaliah
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
Widya arsy
Laporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju Reaksi
Husna Latifatul Karimah Karimah
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
umammuhammad27
Jurnal termokimia
Jurnal termokimia
nurul limsun
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
umammuhammad27
Gerak Parabola
Gerak Parabola
Aidia Propitious
GLB dan GLBB
GLB dan GLBB
universitas islam riau
Gerak parabola
Gerak parabola
Sitti Rahmasari
Besaran dan vektor fisika sma
Besaran dan vektor fisika sma
Ajeng Rizki Rahmawati
Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235
rozi arrozi

More Related Content

What's hot (20)

Percobaan hukum hooke
Percobaan hukum hooke
Sudarwanto Wongsodiharjo
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
shellawidiyanti
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
PRAMITHA GALUH
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Aris Wibowo
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
wd_amaliah
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
wd_amaliah
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
Kimia titik-didih
Kimia titik-didih
PT. SASA
Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7
Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7
Agustin Dian Kartikasari
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
KLOTILDAJENIRITA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
yudhodanto
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
Rezki Amaliah
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
Widya arsy
Laporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju Reaksi
Husna Latifatul Karimah Karimah
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
umammuhammad27
Jurnal termokimia
Jurnal termokimia
nurul limsun
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
umammuhammad27
Gerak Parabola
Gerak Parabola
Aidia Propitious
GLB dan GLBB
GLB dan GLBB
universitas islam riau
Gerak parabola
Gerak parabola
Sitti Rahmasari
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
shellawidiyanti
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
FISIKA - GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
PRAMITHA GALUH
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Aris Wibowo
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
wd_amaliah
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
wd_amaliah
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
Kimia titik-didih
Kimia titik-didih
PT. SASA
Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7
Pemisahan, Pemurnian dan Perubahan Zat Kelompok 7
Agustin Dian Kartikasari
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
KLOTILDAJENIRITA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
yudhodanto
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
Rezki Amaliah
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
Widya arsy
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
umammuhammad27
Jurnal termokimia
Jurnal termokimia
nurul limsun
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
umammuhammad27

Similar to angka penting (20)

Besaran dan vektor fisika sma
Besaran dan vektor fisika sma
Ajeng Rizki Rahmawati
Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235
rozi arrozi
Fisika-besaran-dan-satuan.pptx
Fisika-besaran-dan-satuan.pptx
riski197593
presentasi-fisikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.ppt
presentasi-fisikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.ppt
nurislamiah449
presentasi-fisikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.ppt
presentasi-fisikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.ppt
nurislamiah449
Pengukuran-dan-Angka-Penting angka penting
Pengukuran-dan-Angka-Penting angka penting
RomaDhony6
Pengukuran-dan-Angka-Pentinggggggggg.ppt
Pengukuran-dan-Angka-Pentinggggggggg.ppt
nurislamiah449
fisika
fisika
sahrul48
2. Pengukuran-dan-Angka-Penting.pdf
2. Pengukuran-dan-Angka-Penting.pdf
SalmonRen1
Pengukuran-dan-Angka-Penting.ppt
Pengukuran-dan-Angka-Penting.ppt
MOHAMMADHERMAWANSPdJ
Angka penting dan pengukuran`.ppt
Angka penting dan pengukuran`.ppt
ssusereb02e6
Pengukuran-dan-Angka-Penting.ppt
Pengukuran-dan-Angka-Penting.ppt
PPG20221
Pengukuran..pdf
Pengukuran..pdf
SalmonRen1
Alat Ukur aksdlaksjdalksjdalksjdlaksdjlaksjdlak
Alat Ukur aksdlaksjdalksjdalksjdlaksdjlaksjdlak
AElgaK
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
Eko Efendi
ANGKA PENTING.pptx ica $$$ belajar angka
ANGKA PENTING.pptx ica $$$ belajar angka
febrinaica221
Pengukuran dan angka penting
Pengukuran dan angka penting
Lhiya XiaoLing
Materi besaran, alat ukur, pengukuran.ppt
Materi besaran, alat ukur, pengukuran.ppt
FahruddinLahama
Pengukuran dan angka penting serta jenis alat ukur.ppt
Pengukuran dan angka penting serta jenis alat ukur.ppt
FahruddinLahama
Teori_pengukuran_dan_ketidakpastian.pptx
Teori_pengukuran_dan_ketidakpastian.pptx
jensayuswantoro20
Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235
rozi arrozi
Fisika-besaran-dan-satuan.pptx
Fisika-besaran-dan-satuan.pptx
riski197593
presentasi-fisikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.ppt
presentasi-fisikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.ppt
nurislamiah449
presentasi-fisikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.ppt
presentasi-fisikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.ppt
nurislamiah449
Pengukuran-dan-Angka-Penting angka penting
Pengukuran-dan-Angka-Penting angka penting
RomaDhony6
Pengukuran-dan-Angka-Pentinggggggggg.ppt
Pengukuran-dan-Angka-Pentinggggggggg.ppt
nurislamiah449
fisika
fisika
sahrul48
2. Pengukuran-dan-Angka-Penting.pdf
2. Pengukuran-dan-Angka-Penting.pdf
SalmonRen1
Pengukuran-dan-Angka-Penting.ppt
Pengukuran-dan-Angka-Penting.ppt
MOHAMMADHERMAWANSPdJ
Angka penting dan pengukuran`.ppt
Angka penting dan pengukuran`.ppt
ssusereb02e6
Pengukuran-dan-Angka-Penting.ppt
Pengukuran-dan-Angka-Penting.ppt
PPG20221
Pengukuran..pdf
Pengukuran..pdf
SalmonRen1
Alat Ukur aksdlaksjdalksjdalksjdlaksdjlaksjdlak
Alat Ukur aksdlaksjdalksjdalksjdlaksdjlaksjdlak
AElgaK
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
FISIKA DASAR_02 pengukuran dan-angka-penting
Eko Efendi
ANGKA PENTING.pptx ica $$$ belajar angka
ANGKA PENTING.pptx ica $$$ belajar angka
febrinaica221
Pengukuran dan angka penting
Pengukuran dan angka penting
Lhiya XiaoLing
Materi besaran, alat ukur, pengukuran.ppt
Materi besaran, alat ukur, pengukuran.ppt
FahruddinLahama
Pengukuran dan angka penting serta jenis alat ukur.ppt
Pengukuran dan angka penting serta jenis alat ukur.ppt
FahruddinLahama
Teori_pengukuran_dan_ketidakpastian.pptx
Teori_pengukuran_dan_ketidakpastian.pptx
jensayuswantoro20
Ad

More from hizba dina hafiyyana (6)

Archaebacteria & Eubacteria
Archaebacteria & Eubacteria
hizba dina hafiyyana
Pertemuan i
Pertemuan i
hizba dina hafiyyana
keanekaragaman hayati
keanekaragaman hayati
hizba dina hafiyyana
GLBB
GLBB
hizba dina hafiyyana
GLBB
GLBB
hizba dina hafiyyana
vektor fisika
vektor fisika
hizba dina hafiyyana
Ad

angka penting

  • 3. A. KESALAHAN Kesalahan dapat dilakukan oleh orang yang mengukur ataupun alat ukur itu sendiri. Dengan kata lain, tidah mungkin diperoleh nilai benar xo melainkan selalu terdapat ketidakpastian. Ketidakpastian disebabkan oleh kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan (error) adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai benar xo. Ada tiga macam kesalahan : (1) kesalahan umum (keteledoran), (2) kesalahan acak, (3) kesalahan sistematis.
  • 4. JENIS KESALAHAN Kesalahan umum (keteledoran) Keteledoran umumnya disebabkan oleh keterbatasan pengamat, di antaranya kekurangterampilan memakai alat ukur, terutama untuk alat ukur canggih yang melibatkan banyak komponen yang harus diatur, atau kekeliruan dalam melakukan pembacaan skala yang kecil. Kesalahan acak Kesalahan acak disebabkan adanya fluktuasi-fluktuasi yang halus pada kondisi-kondisi pengukuran. Fluktuasi- fluktuasi halus dapat disebabkan oleh gerak Brown molekul udara, fluktuasi tegangan listrik PLN atau baterai, landasan yang bergetar, dan bising.
  • 5. JENIS KESALAHAN Kesalahan sistematis Kesalahan sistematis menyebabkan kumpulan acak bacaan hasil ukur didistribusi secara konsisten di sekitar nilai rata-rata yang cukup berbeda dengan nilai sebenarnya.
  • 6. PENYEBAB KESALAHAN DALAM PENGUKURAN Kesalahan kalibrasi, yaitu penyesuaian pembubuhan nilai pada garis skala pada saat pembuatannya. Ini mengakibatkan pembacaan terlalu besar atau terlalu kecil sepanjang seluruh skala. Kesalahan tersebut diatasi dengan mengkalibrasi ulang instrument terhadap instrument standar. Kesalahan titik nol, seperti titik nol skala tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk atau kegagalan mengembalikan jarum penunjuk ke nol sebelum melakukan pengukuran. Kesalahan tersebut diatasi dengan melakukan koreksi pada penulisan hasil pengukuran. Kesalahan komponen lain, seperti melemahnya pegas yang digunakan atau terjadi gesekan antara jarum dengan bidang skala. Kesalahan arah pendang membaca nilai skala jika ada jarak antara jarum dan garis-garis skala.
  • 7. B. MELAPORKAN HASIL PENGUKURAN Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan sebagai Dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai benar xo dan x adalah ketidakpastiannya. Menentukan nilai benar xo dan ketidakpastian x bergantung pada cara pengukuran, yaitu pengukuran tunggal atau pengukuran berulang.
  • 8. PENGUKURAN TUNGGAL Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja. Adapun ketidakpastian pada pengukuran tunggal ditetapkan sama dengan setengah skala terkecil.
  • 9. PENGUKURAN BERULANG Jika memungkinkan, suatu percobaan hendaknya dilakukan melalui pengukuran berulang (lebih dari satu kali), misalnya 5 kali atau 10 kali. Nilai benar xo dapat didekati dengan nilai rata-rata . Misalnya, suatu besaran fisika diukur N kali pada kondisi yang sama, dan diperoleh hasil-hasil pengukuran x1, x2, x3,., xN (disebut sebagai sampel). Nilai rata-rata sampel didefinisikan sebagai
  • 10. Berdasarkan analisis statistik ternyata nilai terbaik sebagai penggan nilai benar xo adalah nilai rata- rata . Ketidakpastian x dapat dinyatakan oleh simpangan baku nilai rata-rata sampel.
  • 11. Banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam percobaan berulang dapat mengikuti aturan berikut. Ketidakpastian relatif sekitar 10% berhak atas 2 angka; Ketidakpastian relatif sekitar 1% berhak atas 3 angka; Ketidakpastian relatif sekitar 0,1% berhak atas 4 angka. Ketidakpastian relatif dihitung dengan persamaan berikut. Ketidakpastian relatif =
  • 13. A. NOTASI ILMIAH Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan sebagai dengan a adalah bilangan asli mulai dari 1 sampai dengan 9, n disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat. disebut bilangan penting, disebut orde besar.
  • 14. B. ATURAN ANGKA PENTING Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir (atau diragukan). Aturan angka penting : Semua angka bukan nol adalah angka penting. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting. Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal termasuk angka penting. Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah bukan angka penting. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas apakah angka-angka nol tersebut termasuk angka penting atau bukan.
  • 15. Bilangan penting berbeda dengan bilangan eksak. Bilangan penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka- angka penting yang sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka terakhir yang ditaksir atau diragukan. Bilangan eksak adalah bilangan yang sudah pasti (tidak diragukan nilainya), yang diperoleh dari kegiatan membilang. Contoh : menghitung (membilang) jumlah telur di keranjang. Anda menyatakan bahwa ada 100 butir telur. Bilangan 100 ini adalah bilangan eksak.
  • 16. BERHITUNG DENGAN ANGKA PENTING Pembulatan bilangan, jika satu angka disebelah kanannya 4 atau lebih kecil, angka penting tetap dipertahankan. Jika 5 atau lebih besar maka bertambah satu. Aturan penjumlahan dan pengurangan Dalam penjumlahan (juga berlaku pengurangan), hasilnya hanya boleh mengandung satu angka taksiran. Aturan perkalian dan pembagian Dalam operasi hitung perkalian atau pembagian yang melibatkan beberapa bilangan penting, hasil akhirnya hanya boleh mengandung angka penting paling sedikit dari operasi hitung perkalian atau pembagian tersebut.
  • 18. A. ASPEK-ASPEK PENGUKURAN Ketelitian (akurasi) adalah suatu aspek yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai hasil pengukuran alat ukur terhadap nilai benar xo. Ketepatan (presisi) adalah suatu aspek pengukuran yang menyatakan kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran sama pada pengukuran berulang.
  • 19. KETIDAKPASTIAN MUTLAK DAN RELATIF Hasil pengukuran dilaporkan sebagai , dimana x dinamai ketidakpastian mutlak, dengan satuan sama dengan satuan besaran x. Ketidakpastian mutlak berhubungan dengan ketepatan pengukuran. Makin kecil ketidakpastian mutlak, makin tepat pengukuran tersebut. Cara lain untuk menyatakan ketidakpastian suatu besaran adalah menggunakan ketidakpastian relatif, yaitu x/x. yang tidak memiliki satuan. Ketidakpastian relatif sering dinyatakan dalam persen dengan mengalikan x/x dengan 100%. Ketidakpastian relative berhubungan dengan ketelitian pengukuran. Makin kecil ketidakpastian relatif, makin tinggi ketelitian pengukuran tersebut.