際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
DECODER
Disusun Oleh
 INDIRA ANGGIT WAHYADI
 MUAMMAR HAFIDZ
 RADITYA SATRIA GANTARA
 SITTI SOLEHA IKRIMA
INSTRUMENTASI-1
KELOMPOK 1
PENJELASAN SINGKAT
Pengertian decoder adalah alat yang di gunakan untuk dapat
mengembalikan proses encoding sehingga kita dapat melihat
atau menerima informasi aslinya.
KONSEP
DASAR
KONSEP DASAR
Sebuah Decoder adalah rangkaian logika
yang menerima input-input biner dan mengaktifkan
salah satu output-nya sesuai dengan urutan biner
input-nya. Rangkaian dekoder mempunyai sifat
yang berkebalikan dengan enkoder yaitu merubah
kode biner menjadi sinyal diskrit.
Fungsi Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam
menyalakan seven segmen. Itu lah sebabnya kita
menggunakan decoder agar dapat dengan cepat
menyalakan seven segmen. Output dari decoder
maksimum adalah 2n. Jadi dapat kita bentuk n-to-2n
decoder. Jika kita ingin merangkaian decoder dapat kita
buat dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4
decoder. Sehingga kita dapat membuat 4-to-16 decoder
dengan menggunakan dua buah 3-to-8 decoder.
JENIS  JENIS DECODER DAN IC YANG
DIGUNAKAN
Beberapa rangkaian Decoder yang sering dijumpai adalah
decoder 3x8 ( 3 bit input dan 8 output line),
decoder BCD to Decimal (4 bit input dan 10 output line),
decoder BCD to 7 Segment (4 bit input dan 7 output line).
Khusus untuk BCD to decimal mempunyai prinsip kerja yang berbeda
dengan decoder-decoder yang lain, di mana kombinasi dari setiap
inputnya dapat mengaktifkan beberapa output line-nya (bukan salah
satu line).
Tabel Logika Decoder 3 TO 8
Decoder 3 to 8
Rangkaian Decoder TIPE 3 TO 8
Tabel Logika
Decorder BCD
to Desimal
Masukan Keluaran
w x y z D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
D0 =wxyz
D1 =wxyz
D2 =XYZ
D3 =XYZ
D4 =XYZ
D5 =XYZ
D6 =XYZ
D7 =XYZ
D8 =WZ
D9 =WZ
W
X
Y
Z
BCD TO 7 SEGMENT Display
Decoder kelompok 1
KOMPONEN IC
Salah satu jenis IC decoder yang umum di pakai adalah IC
74138, karena IC ini mempunyai 3 input biner dan 8 output line, di
mana nilai output adalah 1 untuk salah satu dari ke 8 jenis
kombinasi inputnya.
Pengertian decoder dapat di bentuk dari susunan gerbang
logika dasar atau menggunakan IC yang banyak jual di pasaran,
seperti decoder 74LS48, 74LS154, 74LS138, 74LS155 dan sebagainya.
Dengan menggunakan IC, kita dapat merancang sebuah decoder
dengan jumlah bit dan keluaran yang di inginkan. Contohnya adalah
dengan merancang sebuah decoder 32 saluran keluar dengan IC
decoder 8 saluran keluaran.
 IC Decoder 74LS47
Salah satu cara untuk menghasilkan input pada seven segment display yaitu
dengan menggunakan IC decoder. IC decoder membutuhkan empat input sebagai
angka berbasis heksadesimal yang dinyatakan dalam biner, kemudian sinyal-sinyal
masukan tersebut akanditerjemahkan decoder ke dalam sinyal-sinyal pengendali
seven segment display. Sinyal-sinyal pengendali berisi tujuh sinyal yang setiap
sinyalnya mengatur aktif-tidaknya setiap LED. IC ini mengubah data BCD sehingga
dapat ditampilkan ke seven segment. BCD adalah data digital terdiri dari empat digit
dan nilai desimalnya antara 0-9 sedangkan nilai di atas 9 digunakan sebagai tanda
atau indicator lainnya.
IC Decoder 74LS47
Ic ini berfungsi untuk mengolah nilai inputan biner yang dihasilkan oleh ic 74ls73
menjadi output decimal yang akan ditampilkan kedalam display seven segmen.
Output pada ic ini ketika output bernilai 6 maka pada display seven segmen akan
tampil seperti huruf b dan ketika output bernilai 9 maka tampilan pada seven segmen akan
seperti huruf q. Hal ini dikarenakan sipembuat merancang ic 74ls47 ini demikian.
Berikut adalah output yang akan ditampilakn ic 74ls47 pada
seven segmen.
KONFIGURASI
IC
 Konfigurasi Pin IC Dekoder BCD Ke Seven Segmen 7447 Dan 7448
1. Jalur input data BCD, pin input ini terdiri dari 4 line input yang mewakili 4 bit data BCD dengan
sebutan jalur input A, B, C dan D.
2. Jalur ouput 7 segmen, pin output ini berfungsi untuk mendistribusikan data pengkodean ke
penampil 7 segmen. Pin output dekoder BCD ke 7 segmen ini ada 7 pin yang masing-masing diberi
nama a, b, c, d, e, f dan g.
 3. Jalur LT (Lamp Test) yang berfunsi untuk menyalakan semua led pada penampil 7 segmen, jalur
LT akan aktif pad saat diberikan logika LOW pad jalut LT tersebut.
4. Jalur RBI (Riple Blanking Input) yang berfungsi untuk menahan sinyal input (disable input), jalur
RBI akan aktif bila diberikan logika LOW.
 5. Jalur RBO (Riple blanking Output) yang berfungsi untuk menahan data output ke penampil 7
segmen (disable output), jalur RBO ini akan aktif pada sat diberikan logika LOW.
Dekoder BCD ke 7 Segmen digunakan untuk mengubah masukan yang berupa sandi
Binary Coded Decimal (BCD) menjadi sandi yang sesuai dengan format 7 segmen. Decoder
74248 mempunyai empat buah data masukan, masing-masing A, B, C, dan D tujuh buah
keluaran yaitu : a, b, c, d, e, f dan beberapa kaki untuk kendali yaitu LT, RB In (RBI), RB Out
(RBO). Konfigurasi kaki IC 74LS248 ditunjukan pada gambar berikut.
Dalam aplikasi decoder, ketiga jalur kontrol (LT, RBI dan RBO) harus diberikan logika
HIGH dengan tujuan data input BCD dapat masuk dan penampil 7 segmen dapat menerima
data tampilan sesuai data BCD yang diberikan pada jalur input.
 Fungsi Setiap Kaki Pada Dekoder 74LS248 :
 Kaki A0  A3 berfungsi sebagai jalur masukan data BCD 4 bit.
 Kaki RBI berfungsi sebagai masukan kontrol Riple Blanking Input.
 Kaki LT berfungsi sebagai masukan kontrol Lamp Test.
 Kaki BI/RBO berfungsi sebagai masukan kontrol Blanking Input atau Riple
Blanking Output.
 Kaki a  g berfungsi sebagai keluaran untuk penampil 7 segmen common
anode
Konfigurasi Pin Dekoder BCD ke 7 Segmen 74LS248
Untuk mengoperasikan dekoder 74LS248 agar keluaran
a  g menghasilkan tampilan desimal dari data BCD pada masukan A0 
A3 maka kaki LT dan BI/RBO diberi logika tinggi kemudian data BCD
diberikan pada kaki-kaki A0  A3. Fasilitas LT (Lamp Test digunakan
untuk mengetes kondisi penampil 7 segmen. Fasilitas BI/RBO berfunsi
untuk meniadakan data masukan dan memberikan tampilan blank pada
penampil 7 segmen.Tabel kebenaran dekoder 74LS248 ditunjukan pada
tabel berikut.
Karakter Tampilan Dekoder 74LS248 Pada Penampil 7 Segmen
Tabel Kebenaran IC 74LS248
APLIKASI DECODER
Aplikasi Utama Decoder
Aplikasi utama decoder adalah pengalamatan, dimana n bit masukan In
diinterpretasikan sebagai sebuah alamat yang digunakan untuk memilih satu
jalur dari jalur keluaran. Aplikasi lain adalah member rute data dari sebuah
sumber ke beberapa tujuan.
Dekoder = alat pemecah & penerima kode atau system/program untuk dapat
menampilkan hasil olahannya kepada operator yang terkode dalam bahasa mesin logic
switching
Contoh alat pembaca sandi password data kartu kredit, atau pemaecah data yang
diacak untuk dapat diterima dalam sistim pancaran gelombang mikro data audio visual digital
pada tv berbayar.
Aplikasi dekoder atau program dekoder, pada umumnya dapat diaplikasikan untuk
menggantikan kode alamat atau pensandian suatu bahasa program yang pada dasarnya
adalah basis dari komputer, karena komputer adalah hub antara hardwere - softwere -
dengan operator/pengguna , dalam hal ini softwere adalah dekoder bahasa mesin switching
logika antara komputer dgn operator.
Pada mapping memory, dekoder yang digunakan adalah Dekoder alamat, di mana Dekoder
alamat ini pada dasarnya adalah sebuah rangkaian kombinatorial gerbang logika yang memberikan
sinyal keluaran aktif saat nilai yang ada dalam bus alamat bersesuaian denganalamat yang telah
ditetapkan untuk komponen tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan memasang dekoder alamat
pada setiap komponen yang terhubung dengan bus alamat, dengan jalur-jalur pada bus alamat dan
sebagian jalur pada bus kendali digunakan sebagaimasukan dekoder alamat, dan sebagian jalur pada
bus kendali langsung terhubung ke komponen port atau memori (di antaranya adalah RD dan WR),
Keluaran dekoder alamat dihubungkan dengan pin yang digunakan untuk mengaktifkan komponen,
misalnya : CS (chip select), CE (chip enable), atau G (gate).

More Related Content

What's hot (20)

SENSOR DAN AKTUATOR.pptx
SENSOR DAN AKTUATOR.pptxSENSOR DAN AKTUATOR.pptx
SENSOR DAN AKTUATOR.pptx
RoshVLG
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
Ryan Aryoko
Hand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemHand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistem
Setyo Wibowo'
Gerbang logika ayu purwati (14302241028)
Gerbang logika   ayu purwati (14302241028)Gerbang logika   ayu purwati (14302241028)
Gerbang logika ayu purwati (14302241028)
ayu purwati
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
Albara I Arizona
JURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOPJURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOP
Najarudin Irfani
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
ahmad haidaroh
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
sinta novita
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
oktavianoki
Arus dan tegangan ac
Arus dan tegangan acArus dan tegangan ac
Arus dan tegangan ac
Ahmad Ilhami
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton Theorems
Muhammad Dany
Presentasi flip flop
Presentasi flip flopPresentasi flip flop
Presentasi flip flop
Nur Aoliya
8 Kapasitansi
8 Kapasitansi8 Kapasitansi
8 Kapasitansi
Simon Patabang
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutan
personal
Laporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logikaLaporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logika
FebriTiaAldila
Matching impedance
Matching impedanceMatching impedance
Matching impedance
ampas03
Bjt
BjtBjt
Bjt
Etik Setiyani
6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL
Simon Patabang
Transformasi Fourier Waktu Kontinyu
Transformasi Fourier Waktu KontinyuTransformasi Fourier Waktu Kontinyu
Transformasi Fourier Waktu Kontinyu
yusufbf
SENSOR DAN AKTUATOR.pptx
SENSOR DAN AKTUATOR.pptxSENSOR DAN AKTUATOR.pptx
SENSOR DAN AKTUATOR.pptx
RoshVLG
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
Ryan Aryoko
Hand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistemHand out sinyal & sistem
Hand out sinyal & sistem
Setyo Wibowo'
Gerbang logika ayu purwati (14302241028)
Gerbang logika   ayu purwati (14302241028)Gerbang logika   ayu purwati (14302241028)
Gerbang logika ayu purwati (14302241028)
ayu purwati
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
Albara I Arizona
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
ahmad haidaroh
Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2Medan elektromagnetik 2
Medan elektromagnetik 2
sinta novita
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
oktavianoki
Arus dan tegangan ac
Arus dan tegangan acArus dan tegangan ac
Arus dan tegangan ac
Ahmad Ilhami
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton Theorems
Muhammad Dany
Presentasi flip flop
Presentasi flip flopPresentasi flip flop
Presentasi flip flop
Nur Aoliya
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutan
personal
Laporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logikaLaporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logika
FebriTiaAldila
Matching impedance
Matching impedanceMatching impedance
Matching impedance
ampas03
6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL
Simon Patabang
Transformasi Fourier Waktu Kontinyu
Transformasi Fourier Waktu KontinyuTransformasi Fourier Waktu Kontinyu
Transformasi Fourier Waktu Kontinyu
yusufbf

Similar to Decoder kelompok 1 (20)

Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1
Asistenpelatih
Dekoder dan Enkoder
Dekoder dan EnkoderDekoder dan Enkoder
Dekoder dan Enkoder
PT.goLom na
Tugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmenTugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmen
Hadri Fanzs
Jam Digital dengan port Paralel
Jam Digital dengan port ParalelJam Digital dengan port Paralel
Jam Digital dengan port Paralel
Institut Sains dan Teknologi Nasional
20229 laporan resmi viii
20229 laporan resmi viii20229 laporan resmi viii
20229 laporan resmi viii
hawaipurba
Menampilkan Karakter pada Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
Menampilkan Karakter pada  Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16Menampilkan Karakter pada  Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
Menampilkan Karakter pada Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
University of Lampung
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
personal
ENCODER DAN DECODER.docx
ENCODER DAN DECODER.docxENCODER DAN DECODER.docx
ENCODER DAN DECODER.docx
DandyAlcantara
06 jurnal anita
06 jurnal anita06 jurnal anita
06 jurnal anita
rahmawatirais
Sensor suhu LM 35
Sensor suhu LM 35Sensor suhu LM 35
Sensor suhu LM 35
Aeditya Mahareva
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
khansaputriantari87
PS2 Mouse Interfacing dengan pemrograman bahasa C
PS2 Mouse Interfacing dengan pemrograman bahasa CPS2 Mouse Interfacing dengan pemrograman bahasa C
PS2 Mouse Interfacing dengan pemrograman bahasa C
Josephine Prasetya
6. Pengenalan Komponen Display Seven Segment.pptx
6. Pengenalan Komponen Display Seven Segment.pptx6. Pengenalan Komponen Display Seven Segment.pptx
6. Pengenalan Komponen Display Seven Segment.pptx
ajioajs
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCKIMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
mafailmi
7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)
7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)
7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)
Akhmad Asari
Modul arduino iii
Modul arduino iiiModul arduino iii
Modul arduino iii
sutono stn
Pengantar teknologi informasi
Pengantar teknologi informasiPengantar teknologi informasi
Pengantar teknologi informasi
farizky berian
Pengubah BCD ke 7 segmen
Pengubah BCD ke 7 segmenPengubah BCD ke 7 segmen
Pengubah BCD ke 7 segmen
ayu purwati
Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1
Asistenpelatih
Dekoder dan Enkoder
Dekoder dan EnkoderDekoder dan Enkoder
Dekoder dan Enkoder
PT.goLom na
Tugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmenTugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmen
Hadri Fanzs
20229 laporan resmi viii
20229 laporan resmi viii20229 laporan resmi viii
20229 laporan resmi viii
hawaipurba
Menampilkan Karakter pada Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
Menampilkan Karakter pada  Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16Menampilkan Karakter pada  Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
Menampilkan Karakter pada Lcd dengan Mikrokontroler ATMEGA16
University of Lampung
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
personal
ENCODER DAN DECODER.docx
ENCODER DAN DECODER.docxENCODER DAN DECODER.docx
ENCODER DAN DECODER.docx
DandyAlcantara
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
khansaputriantari87
PS2 Mouse Interfacing dengan pemrograman bahasa C
PS2 Mouse Interfacing dengan pemrograman bahasa CPS2 Mouse Interfacing dengan pemrograman bahasa C
PS2 Mouse Interfacing dengan pemrograman bahasa C
Josephine Prasetya
6. Pengenalan Komponen Display Seven Segment.pptx
6. Pengenalan Komponen Display Seven Segment.pptx6. Pengenalan Komponen Display Seven Segment.pptx
6. Pengenalan Komponen Display Seven Segment.pptx
ajioajs
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCKIMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
IMPLEMENTASI RANGKAIAN COUNTER PADA DIGITAL CLOCK
mafailmi
7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)
7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)
7 segment to bcd ajeng tenriany d41102816-1(1)
Akhmad Asari
Modul arduino iii
Modul arduino iiiModul arduino iii
Modul arduino iii
sutono stn
Pengantar teknologi informasi
Pengantar teknologi informasiPengantar teknologi informasi
Pengantar teknologi informasi
farizky berian
Pengubah BCD ke 7 segmen
Pengubah BCD ke 7 segmenPengubah BCD ke 7 segmen
Pengubah BCD ke 7 segmen
ayu purwati

More from Reynaldi Wahyu (11)

5PPT ETIKA BISNIS ( 5 )- Etis Seputar Konsumen 2017-2018.ppt
5PPT ETIKA BISNIS ( 5 )- Etis Seputar Konsumen 2017-2018.ppt5PPT ETIKA BISNIS ( 5 )- Etis Seputar Konsumen 2017-2018.ppt
5PPT ETIKA BISNIS ( 5 )- Etis Seputar Konsumen 2017-2018.ppt
Reynaldi Wahyu
4PPT ETIKA PROFESI ( 4 )- Kewajiban Perusahaan (1).pptx
4PPT ETIKA PROFESI ( 4 )- Kewajiban Perusahaan (1).pptx4PPT ETIKA PROFESI ( 4 )- Kewajiban Perusahaan (1).pptx
4PPT ETIKA PROFESI ( 4 )- Kewajiban Perusahaan (1).pptx
Reynaldi Wahyu
3PPT ETIKA PROFESI ( 3 )- Kewajiban Karyawan.pptx
3PPT ETIKA PROFESI ( 3 )- Kewajiban Karyawan.pptx3PPT ETIKA PROFESI ( 3 )- Kewajiban Karyawan.pptx
3PPT ETIKA PROFESI ( 3 )- Kewajiban Karyawan.pptx
Reynaldi Wahyu
2PPT ETIKA PROFESI ( 2 )- Kode Etik Profesi Insinyur 600118.pptx
2PPT ETIKA PROFESI ( 2 )- Kode Etik Profesi Insinyur 600118.pptx2PPT ETIKA PROFESI ( 2 )- Kode Etik Profesi Insinyur 600118.pptx
2PPT ETIKA PROFESI ( 2 )- Kode Etik Profesi Insinyur 600118.pptx
Reynaldi Wahyu
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
Reynaldi Wahyu
karakteristik sistem orde kedua_new.pptx
karakteristik sistem orde kedua_new.pptxkarakteristik sistem orde kedua_new.pptx
karakteristik sistem orde kedua_new.pptx
Reynaldi Wahyu
Fuzzy-Logic-Pertemuan-8.pptx
Fuzzy-Logic-Pertemuan-8.pptxFuzzy-Logic-Pertemuan-8.pptx
Fuzzy-Logic-Pertemuan-8.pptx
Reynaldi Wahyu
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptxPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
Reynaldi Wahyu
Hukum Ketenagakerjaan.pdf
Hukum Ketenagakerjaan.pdfHukum Ketenagakerjaan.pdf
Hukum Ketenagakerjaan.pdf
Reynaldi Wahyu
Teori dasar-listrik-01
Teori dasar-listrik-01Teori dasar-listrik-01
Teori dasar-listrik-01
Reynaldi Wahyu
5PPT ETIKA BISNIS ( 5 )- Etis Seputar Konsumen 2017-2018.ppt
5PPT ETIKA BISNIS ( 5 )- Etis Seputar Konsumen 2017-2018.ppt5PPT ETIKA BISNIS ( 5 )- Etis Seputar Konsumen 2017-2018.ppt
5PPT ETIKA BISNIS ( 5 )- Etis Seputar Konsumen 2017-2018.ppt
Reynaldi Wahyu
4PPT ETIKA PROFESI ( 4 )- Kewajiban Perusahaan (1).pptx
4PPT ETIKA PROFESI ( 4 )- Kewajiban Perusahaan (1).pptx4PPT ETIKA PROFESI ( 4 )- Kewajiban Perusahaan (1).pptx
4PPT ETIKA PROFESI ( 4 )- Kewajiban Perusahaan (1).pptx
Reynaldi Wahyu
3PPT ETIKA PROFESI ( 3 )- Kewajiban Karyawan.pptx
3PPT ETIKA PROFESI ( 3 )- Kewajiban Karyawan.pptx3PPT ETIKA PROFESI ( 3 )- Kewajiban Karyawan.pptx
3PPT ETIKA PROFESI ( 3 )- Kewajiban Karyawan.pptx
Reynaldi Wahyu
2PPT ETIKA PROFESI ( 2 )- Kode Etik Profesi Insinyur 600118.pptx
2PPT ETIKA PROFESI ( 2 )- Kode Etik Profesi Insinyur 600118.pptx2PPT ETIKA PROFESI ( 2 )- Kode Etik Profesi Insinyur 600118.pptx
2PPT ETIKA PROFESI ( 2 )- Kode Etik Profesi Insinyur 600118.pptx
Reynaldi Wahyu
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
Reynaldi Wahyu
karakteristik sistem orde kedua_new.pptx
karakteristik sistem orde kedua_new.pptxkarakteristik sistem orde kedua_new.pptx
karakteristik sistem orde kedua_new.pptx
Reynaldi Wahyu
Fuzzy-Logic-Pertemuan-8.pptx
Fuzzy-Logic-Pertemuan-8.pptxFuzzy-Logic-Pertemuan-8.pptx
Fuzzy-Logic-Pertemuan-8.pptx
Reynaldi Wahyu
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptxPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
Reynaldi Wahyu
Hukum Ketenagakerjaan.pdf
Hukum Ketenagakerjaan.pdfHukum Ketenagakerjaan.pdf
Hukum Ketenagakerjaan.pdf
Reynaldi Wahyu
Teori dasar-listrik-01
Teori dasar-listrik-01Teori dasar-listrik-01
Teori dasar-listrik-01
Reynaldi Wahyu

Recently uploaded (7)

pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.pptMekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
iwankawank
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptxTugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
iqbalhadad517
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.pptMekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
Mekanika Teknik - KESETIMBANGAN TITIK BUHUL.ppt
iwankawank
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptxTugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
Tugas_Pengembangan_Sistem_Informasi.pptx
iqbalhadad517
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana

Decoder kelompok 1

  • 2. Disusun Oleh INDIRA ANGGIT WAHYADI MUAMMAR HAFIDZ RADITYA SATRIA GANTARA SITTI SOLEHA IKRIMA INSTRUMENTASI-1 KELOMPOK 1
  • 3. PENJELASAN SINGKAT Pengertian decoder adalah alat yang di gunakan untuk dapat mengembalikan proses encoding sehingga kita dapat melihat atau menerima informasi aslinya.
  • 5. KONSEP DASAR Sebuah Decoder adalah rangkaian logika yang menerima input-input biner dan mengaktifkan salah satu output-nya sesuai dengan urutan biner input-nya. Rangkaian dekoder mempunyai sifat yang berkebalikan dengan enkoder yaitu merubah kode biner menjadi sinyal diskrit.
  • 6. Fungsi Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven segmen. Itu lah sebabnya kita menggunakan decoder agar dapat dengan cepat menyalakan seven segmen. Output dari decoder maksimum adalah 2n. Jadi dapat kita bentuk n-to-2n decoder. Jika kita ingin merangkaian decoder dapat kita buat dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4 decoder. Sehingga kita dapat membuat 4-to-16 decoder dengan menggunakan dua buah 3-to-8 decoder.
  • 7. JENIS JENIS DECODER DAN IC YANG DIGUNAKAN Beberapa rangkaian Decoder yang sering dijumpai adalah decoder 3x8 ( 3 bit input dan 8 output line), decoder BCD to Decimal (4 bit input dan 10 output line), decoder BCD to 7 Segment (4 bit input dan 7 output line). Khusus untuk BCD to decimal mempunyai prinsip kerja yang berbeda dengan decoder-decoder yang lain, di mana kombinasi dari setiap inputnya dapat mengaktifkan beberapa output line-nya (bukan salah satu line).
  • 8. Tabel Logika Decoder 3 TO 8 Decoder 3 to 8
  • 10. Tabel Logika Decorder BCD to Desimal Masukan Keluaran w x y z D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
  • 11. D0 =wxyz D1 =wxyz D2 =XYZ D3 =XYZ D4 =XYZ D5 =XYZ D6 =XYZ D7 =XYZ D8 =WZ D9 =WZ W X Y Z
  • 12. BCD TO 7 SEGMENT Display
  • 14. KOMPONEN IC Salah satu jenis IC decoder yang umum di pakai adalah IC 74138, karena IC ini mempunyai 3 input biner dan 8 output line, di mana nilai output adalah 1 untuk salah satu dari ke 8 jenis kombinasi inputnya. Pengertian decoder dapat di bentuk dari susunan gerbang logika dasar atau menggunakan IC yang banyak jual di pasaran, seperti decoder 74LS48, 74LS154, 74LS138, 74LS155 dan sebagainya. Dengan menggunakan IC, kita dapat merancang sebuah decoder dengan jumlah bit dan keluaran yang di inginkan. Contohnya adalah dengan merancang sebuah decoder 32 saluran keluar dengan IC decoder 8 saluran keluaran.
  • 15. IC Decoder 74LS47 Salah satu cara untuk menghasilkan input pada seven segment display yaitu dengan menggunakan IC decoder. IC decoder membutuhkan empat input sebagai angka berbasis heksadesimal yang dinyatakan dalam biner, kemudian sinyal-sinyal masukan tersebut akanditerjemahkan decoder ke dalam sinyal-sinyal pengendali seven segment display. Sinyal-sinyal pengendali berisi tujuh sinyal yang setiap sinyalnya mengatur aktif-tidaknya setiap LED. IC ini mengubah data BCD sehingga dapat ditampilkan ke seven segment. BCD adalah data digital terdiri dari empat digit dan nilai desimalnya antara 0-9 sedangkan nilai di atas 9 digunakan sebagai tanda atau indicator lainnya.
  • 16. IC Decoder 74LS47 Ic ini berfungsi untuk mengolah nilai inputan biner yang dihasilkan oleh ic 74ls73 menjadi output decimal yang akan ditampilkan kedalam display seven segmen. Output pada ic ini ketika output bernilai 6 maka pada display seven segmen akan tampil seperti huruf b dan ketika output bernilai 9 maka tampilan pada seven segmen akan seperti huruf q. Hal ini dikarenakan sipembuat merancang ic 74ls47 ini demikian.
  • 17. Berikut adalah output yang akan ditampilakn ic 74ls47 pada seven segmen.
  • 18. KONFIGURASI IC Konfigurasi Pin IC Dekoder BCD Ke Seven Segmen 7447 Dan 7448 1. Jalur input data BCD, pin input ini terdiri dari 4 line input yang mewakili 4 bit data BCD dengan sebutan jalur input A, B, C dan D. 2. Jalur ouput 7 segmen, pin output ini berfungsi untuk mendistribusikan data pengkodean ke penampil 7 segmen. Pin output dekoder BCD ke 7 segmen ini ada 7 pin yang masing-masing diberi nama a, b, c, d, e, f dan g. 3. Jalur LT (Lamp Test) yang berfunsi untuk menyalakan semua led pada penampil 7 segmen, jalur LT akan aktif pad saat diberikan logika LOW pad jalut LT tersebut. 4. Jalur RBI (Riple Blanking Input) yang berfungsi untuk menahan sinyal input (disable input), jalur RBI akan aktif bila diberikan logika LOW. 5. Jalur RBO (Riple blanking Output) yang berfungsi untuk menahan data output ke penampil 7 segmen (disable output), jalur RBO ini akan aktif pada sat diberikan logika LOW.
  • 19. Dekoder BCD ke 7 Segmen digunakan untuk mengubah masukan yang berupa sandi Binary Coded Decimal (BCD) menjadi sandi yang sesuai dengan format 7 segmen. Decoder 74248 mempunyai empat buah data masukan, masing-masing A, B, C, dan D tujuh buah keluaran yaitu : a, b, c, d, e, f dan beberapa kaki untuk kendali yaitu LT, RB In (RBI), RB Out (RBO). Konfigurasi kaki IC 74LS248 ditunjukan pada gambar berikut. Dalam aplikasi decoder, ketiga jalur kontrol (LT, RBI dan RBO) harus diberikan logika HIGH dengan tujuan data input BCD dapat masuk dan penampil 7 segmen dapat menerima data tampilan sesuai data BCD yang diberikan pada jalur input.
  • 20. Fungsi Setiap Kaki Pada Dekoder 74LS248 : Kaki A0 A3 berfungsi sebagai jalur masukan data BCD 4 bit. Kaki RBI berfungsi sebagai masukan kontrol Riple Blanking Input. Kaki LT berfungsi sebagai masukan kontrol Lamp Test. Kaki BI/RBO berfungsi sebagai masukan kontrol Blanking Input atau Riple Blanking Output. Kaki a g berfungsi sebagai keluaran untuk penampil 7 segmen common anode Konfigurasi Pin Dekoder BCD ke 7 Segmen 74LS248
  • 21. Untuk mengoperasikan dekoder 74LS248 agar keluaran a g menghasilkan tampilan desimal dari data BCD pada masukan A0 A3 maka kaki LT dan BI/RBO diberi logika tinggi kemudian data BCD diberikan pada kaki-kaki A0 A3. Fasilitas LT (Lamp Test digunakan untuk mengetes kondisi penampil 7 segmen. Fasilitas BI/RBO berfunsi untuk meniadakan data masukan dan memberikan tampilan blank pada penampil 7 segmen.Tabel kebenaran dekoder 74LS248 ditunjukan pada tabel berikut.
  • 22. Karakter Tampilan Dekoder 74LS248 Pada Penampil 7 Segmen Tabel Kebenaran IC 74LS248
  • 23. APLIKASI DECODER Aplikasi Utama Decoder Aplikasi utama decoder adalah pengalamatan, dimana n bit masukan In diinterpretasikan sebagai sebuah alamat yang digunakan untuk memilih satu jalur dari jalur keluaran. Aplikasi lain adalah member rute data dari sebuah sumber ke beberapa tujuan.
  • 24. Dekoder = alat pemecah & penerima kode atau system/program untuk dapat menampilkan hasil olahannya kepada operator yang terkode dalam bahasa mesin logic switching Contoh alat pembaca sandi password data kartu kredit, atau pemaecah data yang diacak untuk dapat diterima dalam sistim pancaran gelombang mikro data audio visual digital pada tv berbayar. Aplikasi dekoder atau program dekoder, pada umumnya dapat diaplikasikan untuk menggantikan kode alamat atau pensandian suatu bahasa program yang pada dasarnya adalah basis dari komputer, karena komputer adalah hub antara hardwere - softwere - dengan operator/pengguna , dalam hal ini softwere adalah dekoder bahasa mesin switching logika antara komputer dgn operator.
  • 25. Pada mapping memory, dekoder yang digunakan adalah Dekoder alamat, di mana Dekoder alamat ini pada dasarnya adalah sebuah rangkaian kombinatorial gerbang logika yang memberikan sinyal keluaran aktif saat nilai yang ada dalam bus alamat bersesuaian denganalamat yang telah ditetapkan untuk komponen tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan memasang dekoder alamat pada setiap komponen yang terhubung dengan bus alamat, dengan jalur-jalur pada bus alamat dan sebagian jalur pada bus kendali digunakan sebagaimasukan dekoder alamat, dan sebagian jalur pada bus kendali langsung terhubung ke komponen port atau memori (di antaranya adalah RD dan WR), Keluaran dekoder alamat dihubungkan dengan pin yang digunakan untuk mengaktifkan komponen, misalnya : CS (chip select), CE (chip enable), atau G (gate).