1. Penelitian ini mengkaji pengaruh cara pengeringan terhadap mutu herba meniran (phyllanthus niruri LINN), khususnya terhadap kadar ekstraktif, kadar senyawa fenolat total, dan aktivitas antioksidan.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan herba meniran menyebabkan penurunan kadar ekstraktif, kadar senyawa fenolat, dan aktivitas antioksidan dibandingkan dengan herba segar.
Dokumen tersebut merangkum tentang praktikum fitokimia yang meliputi ekstraksi tanaman obat secara dingin dengan metode maserasi dan perkolasi. Metode maserasi melibatkan perendaman bahan dalam pelarut selama beberapa hari sedangkan metode perkolasi mengalirkan pelarut melalui serbuk yang dibasahi. Kedua metode memberikan hasil berupa ekstrak kental yang mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, saponin, dan alkaloid.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menentukan kadar flavonoid total ekstrak etanol daun cengkeh dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis.
2. Hasil ekstraksi daun cengkeh menghasilkan rendamen sebesar 16,1134% dan kadar flavonoid totalnya adalah 73,08 mgRE/g ekstrak atau setara 7,308%.
3. Penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan pelarut
Ekstraksi dingin menggunakan maserasi dan perkolasi dilakukan untuk mengekstrak senyawa aktif dari dua jenis simplisia, yaitu daun jambu biji dan rimpang kunyit. Maserasi digunakan untuk daun jambu biji sedangkan perkolasi untuk rimpang kunyit. Parameter yang diukur antara lain susut pengeringan, kadar air, dan rendemen ekstrak. Senyawa marker daun jambu biji adalah kuersetin sedangkan rimpang kun
Bioaktivitas kulit jeruk purut pada rayap tanah mutiadewi68
Ìý
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang aktivitas antirayap dari minyak atsiri kulit jeruk purut yang diekstrak melalui destilasi uap. Penelitian menunjukkan bahwa minyak jeruk purut pada konsentrasi 20-25% mampu membunuh seluruh rayap dalam waktu kurang dari 5 hari. Analisis menggunakan GC-MS mengidentifikasi beberapa senyawa utama dalam minyak tersebut, diantaranya citronella
Ekstrak metanol dengan metode ekstraksi satu tahap memberikan sifat fisikokimia terbaik dengan kelarutan dalam etanol 39,450%, kelarutan dalam air 28,283%, dan kadar fenol total 297,170 mg/g. Penelitian ini menunjukkan pengaruh jenis pelarut dan metode ekstraksi terhadap sifat fisikokimia ekstrak rumput laut Sargassum duplicatum.
Penelitian ini mengukur kandungan flavonoid total, khususnya kuersetin, pada ekstrak etanol daun kelor dengan metode kromatografi lapis tipis densitometri. Hasilnya menunjukkan bahwa rendemen ekstrak etanol daun kelor adalah 13,65% dan kandungan flavonoid totalnya adalah 0,45 gram per 100 gram ekstrak.
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanolFarhan Yuzevan
Ìý
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol untuk mengisolasi senyawa aktif acetogenin. Variabel yang berpengaruh pada ekstraksi adalah pengeringan bahan, berat sampel 7 gram, dan waktu ekstraksi 2 hari. Ekstrak ini diuji kandungan fenolnya menggunakan spektrofotometer.
Sediaan gel ekstrak etanol daun jambu biji dengan variasi konsentrasi 1%, 5%, dan 7% diuji efektivitasnya untuk menyembuhkan luka yang terinfeksi Staphylococcus aureus pada kelinci. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi 5% memiliki efek penyembuhan tercepat dibanding konsentrasi lainnya.
Proses penyalutan tablet merupakan proses memberikan pelapisan luar pada tablet untuk mempertahankan kandungan zat obat, menutupi rasa pahit, dan meningkatkan ketahanan tablet. Metode penyalutan yang umum digunakan adalah penyalutan film, yang melibatkan penyemprotan larutan pelapis pada tablet yang berputar di dalam panci penyalutan. Penyalutan tablet bermanfaat untuk mengontrol pelepasan zat obat dan meningkatkan efe
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu galenika yang mempelajari pembuatan sediaan obat sederhana dari bahan alam, termasuk cara penarikan zat bermanfaat dari bahan tumbuhan dan hewan menggunakan cairan pelarut seperti air dan etanol."
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
Penyalutan tablet merupakan proses memberikan pelapis pada tablet untuk mempertahankan kandungan zat obat, meminimalisir rasa pahit, dan meningkatkan kekuatan tablet. Metode penyalutan meliputi penyalutan gula, film, dan enterik. Penyalutan film paling banyak digunakan dan dapat membantu pengaturan pelepasan zat obat serta mengurangi efek samping.
Sediaan galenik adalah sediaan yang dibuat dari ekstrak bahan alam seperti tumbuhan dan hewan. Terdapat beberapa jenis sediaan galenik seperti ekstrak, sirup, tincture, minyak, dan infus yang dibuat dengan mengekstrak zat aktif menggunakan pelarut seperti air atau etanol. Proses ekstraksi memperhatikan faktor seperti suhu, waktu, dan jenis pelarut untuk mendapatkan zat aktif se
PPT Anti-Inflamasi Senyawa Terpenoid dari Tanaman Boswellia ovalifoliolataFitranul Untsa
Ìý
Tiga senyawa baru diisolasi dari tanaman Boswellia ovalifoliolata, termasuk satu sesquiterpenoid dan dua triterpenoid. Senyawa 2 dan 5 menunjukkan aktivitas anti-inflamasi dengan secara signifikan menghambat sitokin pro-inflamasi TNF-α dan mengurangi produksi interleukin serta nitrit oksida. Hal ini menunjukkan potensi senyawa tersebut untuk digunakan dalam terapi anti-inflamasi.
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang ilmu galenika yang mempelajari cara pembuatan sediaan obat sederhana dari bahan alam. Sediaan galenik dibuat dari bahan hewan atau tumbuhan dengan menyari zat berkhasiatnya menggunakan cairan seperti air, etanol, atau campuran keduanya. Terdapat beberapa jenis sediaan galenik seperti air aromatik, ekstrak, sirup, dan spiritus aromatik yang dibuat dengan
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak herbal. Standarisasi adalah proses menetapkan standar yang dilakukan secara tertib dengan memperhatikan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan. Standarisasi mencakup parameter kualitas seperti kemurnian, kandungan zat aktif, dan ketiadaan zat berbahaya seperti logam berat dan residu pestisida. Standarisasi bertujuan mempertahankan konsistensi
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan simplisia dari tanaman obat. Terdapat informasi mengenai tujuan pembelajaran pembuatan simplisia, budidaya tanaman obat, tahap-tahap pembuatan simplisia mulai dari pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman hingga pemungutan hasil, serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam setiap tahapnya.
Penelitian ini mengukur kandungan flavonoid total, khususnya kuersetin, pada ekstrak etanol daun kelor dengan metode kromatografi lapis tipis densitometri. Hasilnya menunjukkan bahwa rendemen ekstrak etanol daun kelor adalah 13,65% dan kandungan flavonoid totalnya adalah 0,45 gram per 100 gram ekstrak.
Ekstraksi daun sirsak dengan pelarut etanolFarhan Yuzevan
Ìý
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol untuk mengisolasi senyawa aktif acetogenin. Variabel yang berpengaruh pada ekstraksi adalah pengeringan bahan, berat sampel 7 gram, dan waktu ekstraksi 2 hari. Ekstrak ini diuji kandungan fenolnya menggunakan spektrofotometer.
Sediaan gel ekstrak etanol daun jambu biji dengan variasi konsentrasi 1%, 5%, dan 7% diuji efektivitasnya untuk menyembuhkan luka yang terinfeksi Staphylococcus aureus pada kelinci. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi 5% memiliki efek penyembuhan tercepat dibanding konsentrasi lainnya.
Proses penyalutan tablet merupakan proses memberikan pelapisan luar pada tablet untuk mempertahankan kandungan zat obat, menutupi rasa pahit, dan meningkatkan ketahanan tablet. Metode penyalutan yang umum digunakan adalah penyalutan film, yang melibatkan penyemprotan larutan pelapis pada tablet yang berputar di dalam panci penyalutan. Penyalutan tablet bermanfaat untuk mengontrol pelepasan zat obat dan meningkatkan efe
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu galenika yang mempelajari pembuatan sediaan obat sederhana dari bahan alam, termasuk cara penarikan zat bermanfaat dari bahan tumbuhan dan hewan menggunakan cairan pelarut seperti air dan etanol."
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
Penyalutan tablet merupakan proses memberikan pelapis pada tablet untuk mempertahankan kandungan zat obat, meminimalisir rasa pahit, dan meningkatkan kekuatan tablet. Metode penyalutan meliputi penyalutan gula, film, dan enterik. Penyalutan film paling banyak digunakan dan dapat membantu pengaturan pelepasan zat obat serta mengurangi efek samping.
Sediaan galenik adalah sediaan yang dibuat dari ekstrak bahan alam seperti tumbuhan dan hewan. Terdapat beberapa jenis sediaan galenik seperti ekstrak, sirup, tincture, minyak, dan infus yang dibuat dengan mengekstrak zat aktif menggunakan pelarut seperti air atau etanol. Proses ekstraksi memperhatikan faktor seperti suhu, waktu, dan jenis pelarut untuk mendapatkan zat aktif se
PPT Anti-Inflamasi Senyawa Terpenoid dari Tanaman Boswellia ovalifoliolataFitranul Untsa
Ìý
Tiga senyawa baru diisolasi dari tanaman Boswellia ovalifoliolata, termasuk satu sesquiterpenoid dan dua triterpenoid. Senyawa 2 dan 5 menunjukkan aktivitas anti-inflamasi dengan secara signifikan menghambat sitokin pro-inflamasi TNF-α dan mengurangi produksi interleukin serta nitrit oksida. Hal ini menunjukkan potensi senyawa tersebut untuk digunakan dalam terapi anti-inflamasi.
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang ilmu galenika yang mempelajari cara pembuatan sediaan obat sederhana dari bahan alam. Sediaan galenik dibuat dari bahan hewan atau tumbuhan dengan menyari zat berkhasiatnya menggunakan cairan seperti air, etanol, atau campuran keduanya. Terdapat beberapa jenis sediaan galenik seperti air aromatik, ekstrak, sirup, dan spiritus aromatik yang dibuat dengan
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak herbal. Standarisasi adalah proses menetapkan standar yang dilakukan secara tertib dengan memperhatikan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan. Standarisasi mencakup parameter kualitas seperti kemurnian, kandungan zat aktif, dan ketiadaan zat berbahaya seperti logam berat dan residu pestisida. Standarisasi bertujuan mempertahankan konsistensi
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan simplisia dari tanaman obat. Terdapat informasi mengenai tujuan pembelajaran pembuatan simplisia, budidaya tanaman obat, tahap-tahap pembuatan simplisia mulai dari pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman hingga pemungutan hasil, serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam setiap tahapnya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian mutu simplisia dan ekstrak tanaman obat. Terdapat beberapa parameter yang dikontrol untuk memastikan mutu simplisia dan ekstrak, seperti identifikasi spesies, parameter makroskopik, mikroskopik, uji kimiawi, dan uji mikrobiologi. Ekstrak juga dikontrol mutunya berdasarkan parameter spesifik seperti kandungan senyawa kimiawi tertentu. Standardisasi dilakukan untuk
Dokumen tersebut membahas pengembangan obat herbal, mulai dari definisi obat herbal menurut WHO, penggunaan obat herbal di berbagai negara, tahapan pengembangan obat herbal meliputi seleksi, uji preklinik, standarisasi, uji klinik, serta contoh beberapa obat herbal.
Ekstrak etanol daun salam dan daun kelor serta kombinasi keduanya diuji aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik totalnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun salam dan daun kelor dengan perbandingan 2:1 memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 28,55 ppm dan kandungan fenolik total 61,48 mg GAE/g.
Dokumen tersebut merangkum prosedur isolasi fenolat dari biji kakao melalui tahapan ekstraksi dengan pelarut etanol 95% pada kulit dan daging biji kakao, pembuatan larutan standar fenol, dan analisis kadar fenolat menggunakan spektrofotometer. Hasil ekstraksi menghasilkan larutan berwarna coklat dan coklat tua dengan volume masing-masing 54,5 ml dan 49 ml.
Ekstrak etanol buah delima (Punica granatum L.) mengandung flavanoid, alkaloid, terpenoid, saponin dan tanin berdasarkan hasil skrining fitokimia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder pada ekstrak etanol buah delima yang diperoleh dari Kabupaten Wajo dengan menggunakan beberapa uji kimia. Hasilnya menunjukkan ekstrak tersebut positif mengandung kelima golongan senyawa terse
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa fenolik dari ekstrak etanol buah terong ungu. Ekstrak buah terong ungu diekstraksi dengan maserasi menggunakan n-heksana dan etanol, kemudian diisolasi menggunakan KLT dan KLTP. Isolat diidentifikasi dengan FT-IR yang menunjukkan adanya gugus fungsi karakteristik senyawa fenol seperti O-H, C-H aromatik, dan C=C. Has
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinFransiska Puteri
Ìý
Ekstraksi kafein dari kopi dan teh dilakukan menggunakan metode soxhlet dengan pelarut etanol. Kafein kemudian diekstrak dan diuji kadarnya. Hasilnya menunjukkan kadar kafein pada teh sebesar 0,225% dan kopi 0,30%. Metode ini memanfaatkan sirkulasi pelarut baru secara berkelanjutan untuk memisahkan kafein secara efisien.
Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan wasir dengan menggunakan produk Biosir, yang merupakan ekstrak herbal alami dalam bentuk kapsul. Biosir mengandung empat jenis tanaman obat yaitu daun wungu, temulawak, pegagan, dan sambiloto, yang memiliki berbagai manfaat farmokologi seperti peluruh air seni, antiradang, dan hepatoprotektif untuk mengatasi wasir dan gejalanya. Dokumen ini juga memberikan anjuran g
KAWALAN PEROSAK SECARA ORGANIK (BIOPESTICIDE) IIAyda.N Mazlan
Ìý
Kaedah kawalan perosak secara organik boleh mengurangkan risiko bahaya kepada manusia, haiwan darat dan aquatik serta mengelakkan masalah kerintangan kepada perosak.
Laporan praktikum ini membahas tentang isolasi flavonoid dari benalu teh (Scrulla Atropurpurea) melalui proses ekstraksi maserasi dan fraksinasi. Flavonoid yang diisolasi berupa serbuk kuning kecoklatan berat 276,9 mg dengan rendemen 0,0923% yang diidentifikasi sebagai kuersetin melalui beberapa uji.
Ramuan ini menggunakan daun sambiloto sebagai bahan utama untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Daun sambiloto dipilih karena memiliki kandungan aktif andrographolide yang berfungsi sebagai imunostimulan. Sediaan yang dibuat adalah kapsul untuk menutupi rasa pahit dari daun sambiloto. Proses pembuatannya meliputi pemanenan, pengeringan, penggilingan, dan pengayakan daun sambiloto se
Dokumen tersebut membahas tentang delima (Punica granatum), mulai dari asal usul, klasifikasi, khasiat tradisional, kandungan kimia dan gizi, uji aktivitas biologis, cara pembuatan ekstrak dan simplisia, hingga standarisasi simplisia dan ekstrak dari delima. Secara ringkas, delima berasal dari Iran namun menyebar ke Mediterania. Memiliki berbagai manfaat kesehatan tradisional dan kandungan nutrisi serta sen
Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun jati pada tikus putih. Hewan uji diberi karagenan untuk menimbulkan edema, kemudian diberi ekstrak etanol daun jati dan diklofenak sebagai pembanding. Volume edema diukur menggunakan pletismometer. Hasil penelitian diharapkan menentukan dosis ekstrak etanol daun jati yang efektif sebagai antiinflamasi.
Dokumen tersebut membahas tentang Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TBC. Bakteri ini tahan asam, dapat bertahan hidup beberapa jam dalam lingkungan gelap dan lembab, serta dapat bertahan selama berbulan-bulan dalam kondisi kering. Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri ini dan dapat dicegah melalui asupan gizi yang baik, vaksinasi BCG, serta pemeliharaan lingkungan yang sehat.
Dokumen tersebut berisi soal pilihan ganda dan essay tentang materi jarum bedah. Terdapat 10 pertanyaan pilihan ganda mengenai bagian-bagian dan bentuk jarum bedah serta 5 pertanyaan essay yang menjelaskan definisi jarum bedah, karakteristik, bentuk, dan bagian-bagian jarum bedah beserta fungsi jarum khusus untuk operasi mata.
Pasien perempuan berusia 8 tahun dirawat selama 4 hari di rumah sakit karena infeksi saluran kemih dan menerima beberapa obat seperti ampisilin, ibuprofen, dan ranitidin. Dosis beberapa obat yang diberikan berada di luar batas normal.
Dokumen ini membahas beberapa obat beta agonist yaitu isoksuprin, isoprenalin, dan ritodin. Isoksuprin dan isoprenalin bekerja pada reseptor beta1 dan beta2 serta digunakan untuk persalinan prematur, vasodilatasi, dan bradikardia. Ritodin bersifat beta2 selektif dan efektif mengurangi kontraksi rahim pada 75% kasus persalinan prematur.
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
1. Pengaruh cara pengeringan terhadap mutu herba meniran
(phyllantus niruri LINN)
Farmak
ognosi
Citra
yuliana
Amelia
pratiwi
Susi
Susanti
Arnold
us
Dimas
fauzi
Lailatul
Azizah
Nurlaili
Faiqoh
Fenny
Rahma
wati
Ade
Herma
wan
2. Meniran ( phyllanthus niruri
Linn).adalah salah satu tumbuhan obat
indonesia yang telah lama digunakan secara
turun-temurun untuk pengobatan berbagai
penyakit seperti diuretik,ekspektoran dan
pelancar haid,hepatoprotektif,antidiabetes,dan
antioksidan.
kandungan kimia dalam herba meniran
seperti senyawa filantin,hipofilantin,
flavonoid,alkaloid,terpenoid,lignan,polifenol,tan
in,kumarin,dan saponin.
salah satu faktor yang mempengaruhi
mutu herba meniran adalah kondisi proses
pengeringan tumbuhan obat terutama untuk
yang berasal dari tumbuhan liar. Oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian untuk menentukan
kondisi optimum pada pengeringan tumbuhan
meniran menjadi simplisia yang bermutu baik.
PENDAHULUAN
3. • ALAT DAN BAHAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah bagian atas tanah tumbuhan meniran yang
dikumpulkan dari daerah sekitar kampus universitas
andalas, limau manih, padang pada bulan juli 2009.
Bahan penunjang yang digunakan adalah natrium
karbonat, asam galat, etanol, reagen folin-ciocalteau.
Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah rotary
evaporator,oven, timbangan analitik,
spektrofotometer UV-Visibel, dan shaker.
METODOLOGI
4. Meniran
dicuci dan
ditiriskan
Dibagi menjadi
empat bagian
Bagian pertama berupa sempel
segar sebanyak 5g diekstraksi
langsung dengan etanol 80%.
Bagian kedua dikering-anginkan
dalam udara terbuka pada suhu ±
25°c sampai kadar air < 10%.
Bagian ketiga dikeringkan dalam
oven pada suhu ±60°c sampai
kadar air <10%.
Perlakuan
pengerian
tumbuhan
Bagian ke empat dikmeringkan
dalam oven pada suhu ± 60°c
sampai kadar air < 10%
5. • Sampel berupa tumbuhan segar atau yang telah dikeringkan
dengan cara di atas (5g) direndam dengan 50ml, etanol 80%
selama 15 menit kemudian dikocok dengan shaker selama 10
menit, lalu disaring dengan kertas saring (filtrat 1). Ampas dari
sampel diekstraksi lagi dengan 50ml , etanol 80% selama 10 menit
kemudian dikocok selama 10 menit, lalu disaring dengan kertas
saring (filtrat 2). Ampas tersebut dicuci lagi dengan 50ml ,etanol
96% lalu disaring dengan kertas saring (filtrat 3). Ketiga filtrat dari
tiap sampel digabung lalu diuapkan dengan rotary evaporator
pada suhu < 50°c sampai kental. Sebelum dianalisa, masing-masing
ekstrak dilarutkan dalam labu ukur sampai 50ml dengan campuran
air suling : metanol (1:1).
Ekstraksi
sampel
6. • Larutan ekstrak yang telah disiapkan dengan cara di
atas dipipet sebanyak 10ml ke dalam piring penguap
yang telah ditara. Pelarutnya diuapkan di atas penangas
air sampai kering. Sisanya dipanaskan dalam oven pada
suhu 105°c selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam
desikator dan ditimbang segera. Pengeringan dan
penimbangan diulangi beberapa kali sampai diperoleh
bobot konstan. Kadar ekstraktif (rendemen) dinyatakan
dalam sebagai mg ekstrak per gram simplisia kering
(mg/g).
Penentuan
kadar
ekstraktif
(rendemen)
7. • Kadar senyawa fenolat total dalam larutan ekstrak sampel
ditentukan dengan pereaksi Folingiocalteau menggunakan
prosedur yang dipakai pourmorad. Larutan encer masing-
masing ekstrak tumbuhan obat (0,5 ml, ekstrak 1:10) atau
larutan asam galat (senyawa fenolat standar) dicampur dengan
pereaksi foli- ciocalteau (5ml, diencerkan 1:10 dengan air
suling) dan larutan natrium karbonat (4ml,1M). Campuran
tersebut dibiarkan selama 15 menit dan kadar senyawa fenolat
ditentukan dengan mengukur serapan pada panjang
gelombang 765mm dengan spektrofometer UV-Vis. Kurva
standar asam galat dengan konsentrasi 25,50,75,100 dan
125µg/ml dalam metanol-air (1:1). Kadar senyawa fenolat
setara asam galat per g simplisia kering (mg/g).
Penentuan
kadar senyawa
fenolat total
8. Pengukur aktivitas antioksidan
• Aktivitas antioksidan ekstrak tumbuhan obat ditentukan dengan metode
DPPH yang digunakan oleh Mosquera. Masing-masing ekstrak encer
tumbuhan obat sebanyak 1ml dicampur dengan 2ml larutan DPPH (20mg/L)
yang baru dibuat. Masing-masing campuran itu dikocok dan didiamkan
selama 30menit pada suhu kamar di tempat gelap. Kemudian serapan
masing-masing campuran itu diukur pada panjang gelombang 517 nm
dengan spektrofotometetr UV-Vis. Sebagai blanko, digunakan larutan yang
dibuat dengan mencampurkan 1ml metanol air (1:1) dengan 2 ml larutan
DPPH (20mg/L). Untuk meniadakan serapan ekstrak pada pajang
gelombang ini, sampel blanko dibuat dengan mencampurkan 1ml ekstrak
dengan 2ml metanol-air (1:1). Persentase antioksidan dihitung dengan
menggunakan rumus berikut :
• Aktivitas antioksidan (%) = Akontrol – Aekstrak x 100%
Akontrol
9. Tabel. Pengaruh cara pengeringan terhadap
perolehan kadar ekstraktif, kadar senyawa fenolat
total dan aktivitas antioksidan (IC50) Pada herba
meniran
Cara
pengeringan
Lama
pengeringan
Kadar ekstraktif
(mg/g)*
Kadar
fenolat
(mg/g)*
IC 50
(mg/mL)
Segar - 249,008± 0,345 4,980±
0,012
2,186
Kering angin
(±25°c)
7 hari 194,925 ± 0,181 0,975±0,002 4,030
Kering oven 40°c 9 hari 202,190±1,725 1,014±0,015 1,395
Kering oven 60°c 3,5 jam 162,865±0,982 0,814±0,008 2,751
Asam galat
(pembanding)
0,947
(µg/mL
10. • Pengaruh cara pengeringan terhadap perolehan kadar ekstraktif dan
kadar senyawa fenolat total dari herba meniran
Pengeringan herba meniran menyebabkan penurunan yanag signifikan
(p<0,05). Perolehan ekstraktif yang tinggi diperoleh pada pengeringan
dengan oven 40°c. Demikian pula, pengeringan herba meniran juga
menyebabkan peenurunana yang signifikan . Pengeringan pada suhu 40°c
memberikan kadar fenolat lebih besar daripada pengeringan dengan
angin pada suhu ±25°c (p<0,05). Sedangkan pengeringan pada suhu 60°c
menyebabkan penurunann kadar fenolat dengan signifikan (p<0,05)
dibandingkan dengan pengeringan pada suhu 40°c. Dengan demikian,
pengeringan herba meniran dalam oven pada suhu 40°c adalah cara
pengeringan yang optimum untuk mendapatkan kadar senyawa fenolat
yang tertinggi
Hasil dan pembahasan
11. • Pengaruh cara pengeringan terhadap
aktivitas antioksidan herba meniran
Pengeringan dengan angin dapat
menyebabkan berkurangnya aktivitas
antioksidan herba meniran. Pengeringan
pada suhu 40°c ternyata dapat
meningkatkan kembali aktivitas antioksidan
herba meniran. Hasil ini sejalan dengan
peningkatan kadar senyawa fenolat dengan
pengeringan pada suhu 40°c.
12. • Pengeringan herba meniran menyebabkan
penurunan yang nyata perolehan ekstraktif, kadar
senyawa fenolat dan aktivitas antioksidan
dibandingkan dengan herba meniran segar. Cara-
cara pengeringan memberikan pengaruh yang
berbeda nyata (p<0,05) terhadap perolehan kadar
ekstraktif, kadar senyawa fenolat dan aktivitas
antioksidan. Di antara cara pengeringan yang
dicobakan, yang terbaik adalah cara pengeringan
dalam oven pada suhu 40°c.
kesimpulan