Dokumen tersebut membahas penelitian tentang penggunaan bakteri pelarut fosfat dan cendawan mikoriza arbuskular untuk meningkatkan serapan fosfat, populasi bakteri tanah, dan hasil tanaman ubi jalar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi dan pengaruh terbaik dari kedua mikroorganisme tersebut terhadap parameter yang diamati melalui rancangan acak kelompok.
Mikroba pelarut fosfat (MPF) adalah mikroorganisme yang dapat melarutkan fosfat anorganik tanah menjadi bentuk yang dapat diserap tanaman. MPF terdiri atas bakteri dan fungi pelarut fosfat yang umumnya berada di tanah dekat akar tanaman. MPF melarutkan fosfat melalui ekskresi asam organik atau enzim fosfatase dan fitase. Isolasi MPF dapat dilakukan dari tanah miskin fosfat dengan metode cawan petri
Dokumen tersebut membahas peran penting mikroba dalam sistem pertanian organik yang ramah lingkungan. Mikroba seperti Rhizobium, Azotobacter, Azospirillium, dan bakteri pelarut fosfat dapat menyediakan hara nitrogen dan fosfat untuk tanaman. Jenis mikroba seperti ektomikoriza, Mikoriza Vesikular Arbuskular, dan bakteri perombak selulosa dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organik dan membuat unsur
Laporan puts perangkat uji tanah sawahZulfan Fauzi
Ìý
Dokumen tersebut membahas mengenai alat bantu uji tanah sawah (PUTS) dan bagan warna daun (BWD) beserta fungsinya untuk mengetahui kadar unsur hara tanah dan kebutuhan hara nitrogen tanaman padi. PUTS digunakan untuk mengukur kadar N, P, K dan pH tanah, sedangkan BWD digunakan untuk menentukan kebutuhan hara N tanaman padi dengan membandingkan warna daunnya. Dokumen ini juga menj
Jimons TGH untuk Pertanian dan HoltikulturaJimon Andalas
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang pupuk hayati THE GREAT HARVEST sebagai solusi untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen. Produk ini mengandung berbagai jenis mikroba yang dapat menambat nitrogen, melarutkan fosfat, dan menghasilkan hormon pertumbuhan untuk tanaman. Penggunaan THE GREAT HARVEST dapat meningkatkan hasil panen hingga 50% dengan mengurangi pemakaian pupuk kimia hingga 50%. Produk ini ramah lingkungan
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORDFebrina Tentaka
Ìý
Diskusi panel membahas pupuk unsur hara mikro dan pupuk pelengkap cair. Pupuk unsur hara mikro meliputi unsur boron, tembaga, besi, mangan, molibdenum, dan zink yang diperlukan tanaman meski dalam dosis kecil. Pupuk pelengkap cair seperti TOP G2 mengandung hara makro, mikro, hormon, dan mikroba untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Teknik pemanfaatan ketersediaan unsur hara yang ada di tanah untuk mendukung peningkatan produksi pajale membahas tentang pentingnya mengetahui komposisi dan fungsi tanah serta unsur hara yang dibutuhkan tanaman, gejala kekurangan hara, dan cara meningkatkan kesuburan tanah melalui penggunaan pupuk organik.
Pupuk digunakan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan mikronutrien. Terdapat dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan, serta pupuk anorganik buatan yang mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik dapat diklasifikasikan menjadi pupuk tunggal dan majemuk, dengan pupuk NPK yang paling banyak
Mikroba memainkan peran penting dalam pertanian organik dengan menyediakan dan menyerap unsur hara seperti nitrogen dan fosfat untuk tanaman. Pertanian organik bergantung pada aktivitas mikroba tanah untuk fertilisasi alami tanah dan menghindari penggunaan pupuk kimia. Mikroba juga dapat memperbaiki lingkungan tanah dan menekan hama serta penyakit.
Pemupukan merupakan tindakan penting untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemupukan antara lain jenis tanah, iklim, dan jenis tanaman. Analisis tanah dan daun perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan hara tanaman. Pemupukan harus dilakukan secara tepat sesuai hasil analisis dan gejala defisiensi.
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianEfri Yadi
Ìý
Tulisan ini membahas peran mikroorganisme dalam pertanian organik, khususnya peran mikroba sebagai pupuk organik. Mikroba dapat meningkatkan kandungan unsur hara di tanah, meningkatkan ketersediaan dan efisiensi penyerapan hara oleh tanaman, serta menekan organisme patogen melalui interaksi kompetisi. Jenis mikroba yang bermanfaat antara lain bakteri penambat nitrogen dan pelarut fosfat.
[/ring
Sistem Pemupukan Padi (SIPUKDI) dirancang untuk membantu petani menentukan takaran pupuk yang tepat untuk tanah sawah mereka dengan bantuan teknologi IoT. Dokumen menjelaskan pentingnya pupuk bagi pertumbuhan dan hasil padi, serta varietas padi hibrida dan inbrida tahan penyakit yang dikembangkan untuk meningkatkan produksi.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang penggunaan pupuk, definisi pupuk secara umum, jenis-jenis pupuk organik dan anorganik serta tujuan penulisan dokumen tersebut.
Dokumen tersebut membahas budidaya tanaman cabai dan tomat. Secara ringkas, cabai dapat tumbuh di berbagai jenis tanah asalkan subur dan memiliki kelembaban 70-80%. Tomat tumbuh baik pada suhu 18-29 derajat Celcius, kelembaban 25%, dan sinar matahari 12-14 jam per hari. Kedua tanaman dapat dibudidayakan di lahan sawah, tegal, atau polybag dengan media tanah yang kaya bahan organik.
Fosfor adalah hara makro esensial yang penting untuk proses fotosintesis, asimilasi, dan respirasi. Fosfor juga merupakan komponen penting dalam pembentukan DNA, RNA, ATP, dan protein. Kekurangan fosfor dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman melambat dan hasil panen berkurang.
Pupuk Agar Sawit Cepat Berbuah l Pupuk SawitÌýAlami l Pupuk SawitÌýAgar Buah Besarasepansori
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi intensifikasi produksi kelapa sawit yaitu Teknologi PIKAT NASA dari PT Natural Nusantara yang mampu memenuhi kebutuhan hara, hormon, dan mikroorganisme untuk tanaman secara terpadu. Teknologi ini dapat meningkatkan produksi, menghemat pupuk, dan mendukung budidaya organik serta menjaga lingkungan. Dokumen juga menjelaskan cara pengendalian hama dan penyakit secar
Dokumen tersebut membahas tentang pupuk dan pemupukan. Pupuk digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah sedangkan pemupukan adalah proses penambahan unsur hara ke dalam tanah. Ada dua jenis pupuk yaitu pupuk organik dan buatan. Pupuk buatan terdiri atas pupuk tunggal dan majemuk dengan berbagai sifat seperti kadar unsur hara, kelarutan, dan waktu bekerja. Dokumen ini juga menjelaskan dasar
Rizosfer adalah daerah sekitar akar tanaman yang dipengaruhi oleh akar. Mikroorganisme dalam rizosfer sangat beragam dan dipengaruhi oleh eksudat akar. Eksudat akar memengaruhi pertumbuhan dan aktivitas pathogen, bakteri yang menguntungkan, jamur mikoriza dan nematoda dalam tanah.
Unsur hara mikro sangat penting untuk pertumbuhan tanaman meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil. Terdiri dari 7 unsur yaitu besi, mangan, tembaga, seng, boron, molibden, dan klorida. Masing-masing memiliki fungsi khusus seperti membentuk klorofil, enzim, dan vitamin. Kekurangan satu unsur dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang unsur hara fosfor (P) yang merupakan unsur penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Fosfor ditemukan dalam bentuk organik maupun anorganik di alam dan diperlukan tanaman untuk berbagai proses seperti pembentukan bunga, buah, sel, klorofil, enzim, dan asam nukleat. Kekurangan atau kelebihan fosfor dapat menyebabkan gejala defisiensi dan toksisitas pada
Pupuk digunakan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan mikronutrien. Terdapat dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan, serta pupuk anorganik buatan yang mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik dapat diklasifikasikan menjadi pupuk tunggal dan majemuk, dengan pupuk NPK yang paling banyak
Mikroba memainkan peran penting dalam pertanian organik dengan menyediakan dan menyerap unsur hara seperti nitrogen dan fosfat untuk tanaman. Pertanian organik bergantung pada aktivitas mikroba tanah untuk fertilisasi alami tanah dan menghindari penggunaan pupuk kimia. Mikroba juga dapat memperbaiki lingkungan tanah dan menekan hama serta penyakit.
Pemupukan merupakan tindakan penting untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemupukan antara lain jenis tanah, iklim, dan jenis tanaman. Analisis tanah dan daun perlu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan hara tanaman. Pemupukan harus dilakukan secara tepat sesuai hasil analisis dan gejala defisiensi.
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianEfri Yadi
Ìý
Tulisan ini membahas peran mikroorganisme dalam pertanian organik, khususnya peran mikroba sebagai pupuk organik. Mikroba dapat meningkatkan kandungan unsur hara di tanah, meningkatkan ketersediaan dan efisiensi penyerapan hara oleh tanaman, serta menekan organisme patogen melalui interaksi kompetisi. Jenis mikroba yang bermanfaat antara lain bakteri penambat nitrogen dan pelarut fosfat.
[/ring
Sistem Pemupukan Padi (SIPUKDI) dirancang untuk membantu petani menentukan takaran pupuk yang tepat untuk tanah sawah mereka dengan bantuan teknologi IoT. Dokumen menjelaskan pentingnya pupuk bagi pertumbuhan dan hasil padi, serta varietas padi hibrida dan inbrida tahan penyakit yang dikembangkan untuk meningkatkan produksi.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang penggunaan pupuk, definisi pupuk secara umum, jenis-jenis pupuk organik dan anorganik serta tujuan penulisan dokumen tersebut.
Dokumen tersebut membahas budidaya tanaman cabai dan tomat. Secara ringkas, cabai dapat tumbuh di berbagai jenis tanah asalkan subur dan memiliki kelembaban 70-80%. Tomat tumbuh baik pada suhu 18-29 derajat Celcius, kelembaban 25%, dan sinar matahari 12-14 jam per hari. Kedua tanaman dapat dibudidayakan di lahan sawah, tegal, atau polybag dengan media tanah yang kaya bahan organik.
Fosfor adalah hara makro esensial yang penting untuk proses fotosintesis, asimilasi, dan respirasi. Fosfor juga merupakan komponen penting dalam pembentukan DNA, RNA, ATP, dan protein. Kekurangan fosfor dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman melambat dan hasil panen berkurang.
Pupuk Agar Sawit Cepat Berbuah l Pupuk SawitÌýAlami l Pupuk SawitÌýAgar Buah Besarasepansori
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi intensifikasi produksi kelapa sawit yaitu Teknologi PIKAT NASA dari PT Natural Nusantara yang mampu memenuhi kebutuhan hara, hormon, dan mikroorganisme untuk tanaman secara terpadu. Teknologi ini dapat meningkatkan produksi, menghemat pupuk, dan mendukung budidaya organik serta menjaga lingkungan. Dokumen juga menjelaskan cara pengendalian hama dan penyakit secar
Dokumen tersebut membahas tentang pupuk dan pemupukan. Pupuk digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah sedangkan pemupukan adalah proses penambahan unsur hara ke dalam tanah. Ada dua jenis pupuk yaitu pupuk organik dan buatan. Pupuk buatan terdiri atas pupuk tunggal dan majemuk dengan berbagai sifat seperti kadar unsur hara, kelarutan, dan waktu bekerja. Dokumen ini juga menjelaskan dasar
Rizosfer adalah daerah sekitar akar tanaman yang dipengaruhi oleh akar. Mikroorganisme dalam rizosfer sangat beragam dan dipengaruhi oleh eksudat akar. Eksudat akar memengaruhi pertumbuhan dan aktivitas pathogen, bakteri yang menguntungkan, jamur mikoriza dan nematoda dalam tanah.
Unsur hara mikro sangat penting untuk pertumbuhan tanaman meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil. Terdiri dari 7 unsur yaitu besi, mangan, tembaga, seng, boron, molibden, dan klorida. Masing-masing memiliki fungsi khusus seperti membentuk klorofil, enzim, dan vitamin. Kekurangan satu unsur dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang unsur hara fosfor (P) yang merupakan unsur penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Fosfor ditemukan dalam bentuk organik maupun anorganik di alam dan diperlukan tanaman untuk berbagai proses seperti pembentukan bunga, buah, sel, klorofil, enzim, dan asam nukleat. Kekurangan atau kelebihan fosfor dapat menyebabkan gejala defisiensi dan toksisitas pada
Dokumen tersebut merangkum peran kimia dalam bidang pertanian khususnya fungsi unsur hara tanah dan jenis-jenis pupuk buatan. Dibahas mengenai unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan proses pembuatan pupuk seperti urea, ZA, TSP, KCl, serta komposisi unsur hara dalam berbagai jenis pupuk campuran.
Dokumen tersebut membahas pentingnya unsur hara mikro dan asam humat untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu. Unsur-unsur seperti Cu, Zn, Fe, dan Mn seringkali kekurangan pada tanah perkebunan tebu. Asam humat dapat mengikat ion-ion logam untuk diserap tanaman, meningkatkan pertumbuhan akar, dan menstimulasi enzim-enzim tanaman. Pemupukan seimbang yang memperhatikan unsur-unsur hara mik
Dokumen tersebut membahas tentang mikrobiologi pertanian yang meliputi definisi, jenis-jenis mikroorganisme tanah seperti bakteri fiksasi nitrogen, mikroba pelarut fosfat, mikoriza, bakteri pereduksi sulfat, rizobakteri, dan mikroba perombak bahan organik. Juga dibahas peranan mikroba yang menguntungkan dan merugikan dalam bidang pertanian serta teknologi yang berhubungan dengan mikrobiolog
phospor merupakan salah satu unsur hara makro esensial yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga unsur hara ini menjadi penting untuk dipelajari dalam bidang ilmu pertanian, khususnya budidaya tanaman.
Uji Efektivitas Bio-Organic Fertilizer (Pupuk Organik Hayati) dalam Mensubsti...Repository Ipb
Ìý
Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas pupuk organik hayati (Biost, Fertismart, Ponti) dalam menggantikan pupuk anorganik pada tanaman sorgum manis. Hasil penelitian di rumah kaca menunjukkan pupuk organik hayati mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman dan sama dengan perlakuan pupuk anorganik penuh. Perlakuan kombinasi pupuk anorganik setengah dosis dan pupuk organik hayati mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman.
PENGARUH MIKORIZA_Abyyu Candra Kusuma_201910901035.pptxAbyyuKusuma
Ìý
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk hayati jenis FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) lokal Sulawesi Tenggara terhadap pertumbuhan dan biomasa tanaman kayu kuku pada tanah pascatambang nikel. Dilakukan penanaman kayu kuku dengan berbagai perlakuan FMA dan diamati parameter pertumbuhan tanaman. Hasilnya menunjukkan bahwa semua perlakuan FMA berpengaruh sangat nyata terhadap parameter pertum
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pemupukan bagi tanaman karet untuk meningkatkan produktivitas. Tanaman karet membutuhkan 16 unsur hara yang terdiri atas 13 unsur hara makro dan mikro untuk pertumbuhan yang optimal, namun banyak petani karet yang belum melakukan pemupukan secara teratur karena keyakinan bahwa tanaman karet dapat tumbuh tanpa pupuk. Dokumen ini juga menjelaskan jenis-jenis pupuk organik
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisrizky hadi
Ìý
Dokumen tersebut membahas pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis. Terdapat makrofauna seperti semut yang berperan sebagai pendekomposer dan memperbaiki struktur tanah. Juga ditemukan perakaran tanaman yang dalam dan vegetasi berupa rumput dan tanaman tahunan yang dapat mencegah erosi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi biologis tanah tersebut dalam keadaan sehat.
Laporan ini membahas tentang perontokan, penyimpanan dan penggolongan benih padi. Dilakukan perbandingan efisiensi dua alat perontok dan pengamatan kondisi benih setelah disimpan dengan berbagai perlakuan.
Desa Cileles memiliki luas 320 ha yang digunakan untuk pertanian, perkebunan, dan hutan. Populasi desa berjumlah 4272 jiwa yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan peternak. Sarana dan prasarana di desa ini antara lain sekolah, posyandu, masjid, dan lapangan olahraga.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produsen benih dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, seperti faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Dokumen juga membahas tentang tantangan yang dihadapi produsen benih seperti perubahan iklim dan serangan hama yang memengaruhi ketersediaan benih varietas unggul. Langkah yang dianjurkan adalah melakukan analisis kekuatan dan kele
Bab I merupakan latar belakang tentang proses pematangan buah yang dipengaruhi oleh zat tumbuh seperti etilen. Bab II menjelaskan prosedur praktikum untuk mengetahui pengaruh perlakuan etilen terhadap kecepatan pematangan pisang. Bab III memuat hasil dan pembahasan praktikum dimana etilen dapat mempercepat pematangan pisang sedangkan KMnO4 dapat menghambatnya.
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisrizky hadi
Ìý
Dokumen tersebut membahas pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis. Terdapat makrofauna seperti semut yang berperan sebagai pendekomposer dan memperbaiki struktur tanah. Juga terdapat perakaran tanaman yang dalam dan vegetasi berupa rumput dan tanaman tahunan yang dapat mencegah erosi tanah. Secara keseluruhan kondisi biologis tanah terlihat sehat.
Serangga hama gudang yang ditemukan dalam dokumen tersebut adalah Tenebrio molitor, Tenebrio obscures, Sitophilus oryzae, Cylas formicarius, dan Callosobruchus chinensis. Serangga-serangga tersebut merupakan hama utama pada berbagai komoditas pangan penyimpanan seperti dedak, kedelai, beras, ubi jalar, dan kacang hijau.
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...rizky hadi
Ìý
Sistem tanam ganda jagung dan kacang pada sawah irigasi teknis dapat meningkatkan produktivitas lahan dengan memanfaatkan sinergi antara kedua tanaman. Jagung dan kacang ditanam secara berseling di sawah dengan jarak tanam dan kedalaman lubang yang sesuai, serta mendapat pemupukan dan pemeliharaan yang memadai. Sistem ini diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan meningkatkan pendapatan petani.
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...rizky hadi
Ìý
Dalam rangkuman tiga kalimat, dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip pengendalian hama di tempat penyimpanan hasil panen yang meliputi eksklusi, inspeksi, sanitasi, dan eradikasi untuk mencegah kerusakan hasil panen oleh hama seperti tikus dan burung.
Makalah ini membahas tentang pencemaran lingkungan akibat residu pestisida yang masih tinggi pada produk sayuran ekspor Indonesia sehingga mengakibatkan penolakan pasar. Rekomendasi sistem pengelolaan produk pertanian diperlukan untuk memenuhi standar mutu lingkungan dan memastikan keamanan konsumen.
1. PENDAHULUANLatar Belakang<br />Tanaman ubi jalar merupakan tanaman yang berpotensi sebagai penghasil karbohidrat pengganti padi. Akan tetapi sampai saat ini tingkat hasil per satuan luas di tingkat petani dalam skala nasional masih rendah, yaitu sekitar 8 ton per hektar ubi segar (Widodo, 1990). Hal tersebut disebabkan karena input unsure hara tidak dapat diserap secara optimal oleh tanaman dan tidak semua unsur hara yang tersedia di tanah dapat dimanfaatkan.<br />Penyerapan unsur hara oleh tanaman ubi jalar selama pertumbuhan berhubungan erat dengan produksi ubi jalar. Pemanfaatan unsur P tanaman ubi jalar untuk perkembangan akar adalah sekitar 1,14 % dari jumlah pupuk NPK yang diaplikasikan sedangkan sisanya terbuang dalam tanah.<br />Fosfat merupakan unsur makro yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Namun, kandungannya dalam tanaman lebih rendah jika dibandingkan dengan nitrogen, kalium , dan kalsium. Tanaman menyerap unsur P dalam bentuk ion fosfat berupa H2PO4- dan HPO42- yang terdapat dalam larutan tanah.<br />Pada tanah masam unsur P membentuk ikatan dalam bentuk Al-P, Fe-P dan Occluded-P sedangkan untuk tanah basa P terikat pada unsur Ca. Hal tersebut menyebabkan jumlah fosfat dalam tanah menjadi rendah. Pemberian pupuk P sekalipun menjadi tidak efisien. Tanaman hanya memanfaatkan unsur P sebanyak 10-30% dari penggunaan pupuk dan 70-90% dari tanah (Jones; 1982). Salah satu cara meningkatkan efisiensi penyerapan unsur P adalah dengan pemanfaatan bakteri pelarut fosfat. Adapun kelebihan dari BPF ini adalah hemat energi, ramah lingkungan, meningkatkan kelarutan P yang terjerap, menghalangi terjerapnya P yang berasal dari pupuk oleh unsur-unsur penjerap, dan mengurangi toksisitas Al3+, Fe3+, dan Mn2- terhadap tanaman.<br />Soepardi (1983) mengemukakan bahwa peranan unsur P bagi tanaman antara lain untuk pertumbuhan sel, pertumbuhan dan perkembangan akar, memperkuat jerami padi agar tidak mudah rebah, perbaikan kualitas tanaman, pembentukan bunga, buah, dan biji serta resistensi terhadap penyakit. Adapun akibat yang timbul dari kekurangan P antara lain hambatan metabolisme. Defisiensi ditunjukkan dengan perubahan warna daun tua menjadi keunguan atau kemerahan karena terbentuknya pigmen antosianin.<br />Mekanisme kerja BPF dalam pelarutan fosfat adalah dengan pembentukan enzim fosfatase dan fitase (Lynch, 1983; Alexander, 1977). Enzim fosfatase dihasilkan saat ketersediaan P rendah. Pada proses mineralisasi bahan organik, senyawa fosfat organik diurai menjadi fosfat anorganik yang kemudian tersedia untuk tanaman dengan bantuan enzim fosfatase (Gaur et al., Paul dan Clark, 1989).<br />Cendawan mikoriza arbuskular memiliki fungsi penting berkaitan dengan efisiensi penyerapan unsur P. Cendawan ini mampu meningkatkan serapan P dalam tanah oleh tanaman. CMA memiliki struktur hifa yang menjalar keluar ke dalam tanah (Simanungkalit, 2009). Hifa meluas di dalam tanah, melebihi jangkauan rambut akar dan membantu rambut-rambut akar melakukan penyerapan fosfat pada tempat yang tidak terjangkau oleh rambut akar.<br />Pengaplikasian BPF dan CMA pada tanaman ubi jalar diharapkan mampu meningkatkan efisiensi unsur P dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan ubi tanaman tersebut. Dari uraian tersebut maka perlu dilakukan pembuktian atau penelitian mengenai Penggunaan Cendawan Mikoriza Arbuskurar dan Bakteri Pelarut Fosfat terhadap Serapan P, Populasi Bakteri Dalam Tanah, dan Hasil Ubi Tanaman Ubi Jalar (Ippomea batatas) Pada Tanah Inceptisols Jatinangor. <br />Identifikasi Masalah
3. Apakah terdapat interaksi penggunaan BPF dan cendawan mikoriza arbuskular terhadap serapan P, populasi bakteri dalam tanah, dan hasil ubi tanaman ubi jalar?
4. Apakah terdapat pengaruh terbaik pemberian BPF dan cendawan mikoriza arbuskular terhadap populasi bakteri dalam tanah pada hasil ubi tanaman ubi jalar?
6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Cendawan Mikoriza Arbuskurar dan Bakteri Pelarut Fosfat terhadap Serapan P, Populasi Bakteri Dalam Tanah, dan Hasil Ubi Tanaman Ubi Jalar (Ippomea batatas) Pada Tanah Inceptisols Jatinangor. Selain itu, mengetahui pengaruh terbaik penggunaan CMA dan BPF terhadap hasil ubi tanaman ubi jalar.
7. Kegunaan PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak baik dari segi ilmiah maupun dari segi praktis. Berdasarkaan kegunaan ilmiah hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan, serta menunjang sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu bioteknologi tanah dan kesuburan tanah. <br />Kegunaan praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dan informasi kepada para petani atau masyarakat luas dalam upaya meningkatkan hasil ubi dengan pemanfaatan BPF dan CMA. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk pengembangan pertanian yang berorientasi kepada pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture.<br />Kerangka Pemikiran
8. Tanaman ubi jalar merupakan tanaman yang dimanfaatkan ubinya sebagai sumber bahan pangan. Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai kondisi iklim. Penyerapan unsur hara oleh tanaman ubi jalar selama pertumbuhan berhubungan erat dengan produksi ubi jalar. Salah satu unsur yang berperan sangat besar bagi pertumbuhan ubi jalar adalah P. Pemanfaatan unsur P tanaman ubi jalar untuk perkembangan akar adalah sekitar 1,14 % dari jumlah pupuk NPK yang diaplikasikan sedangkan sisanya terbuang dalam tanah (Ramirez, 2009)
9. Unsur fosfat adalah unsur esensial kedua setelah N yang berperan penting dalam fotosintesis dan perkembangan akar. Ketersediaan fosfat dalam tanah jarang melebihi 0, 01% dari total P. sebagian besar bentuk fosfat terikat oleh koloid tanah sehingga tidak tersedia bagi tanaman. (Suriadikarta dan Simanungkalit, 2009). Adanya pengikatan fosfat tersebut menyebabkan puupuk fosfat yang diberikan tidak efisien sehingga perlu pengaplikasian pupuk dalam jumlah besar. Namun, pada kenyataannya unsur fosfat yang dapat diserap tanaman hanya 15-20% dan sisanya terjerap di antara koloid tanah dan tinggal sebagai residu dalam tanah (Buckman dan Brady, 1956; Jones, 1982). Hal ini menyebabkan tanaman nampak mengalami defisiensi unsur P.
10. Bakteri pelarut fosfat (BPF) merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan efisiensi pemupukan fosfat. BPF membantu mengatasi masalah rendahnya ketersediaan fosfat dalam tanah. Dengan demikian dapat meningkatkan penyerapan unsur fosfat oleh tanaman ubi jalar.Bakteri pelarut fosfat (BPF) merupakan kelompok mikroorganisme tanah yang berkemampuan melarutkan P yang terfiksasi dalam tanah dan mengubahnya menjadi bentuk yang tersedia sehingga dapat diserap tanaman. Mikroorganisme pelarut fosfat ini dapat berupa bakteri (Pseudomonas, Bacillus, Escheria, Actinomycetes, dan lain lain). Mekanisme kerja BPF sehingga mampu melarutkan P tanah dan P asal pupuk yang diberikan diduga didasarkan pada sistem sekresi bakteri barupa asam organik, meningkatnya asam organik biasanya diikuti dengan pembentukan kelat dari Ca dengan asam organik tersebut sehingga P dapat larut dan P tersedia tanah meningkat. IIImer dan Schinner (1995) menyatakan bahwa mekanisme pelarutan fosfat dari bahan yang sukar larut banyak dikaitkan dengan aktivitas mikroba yang mempunyai kemampuan menghasilkan enzim fosfatase, fitase, dan asam organik hasil metabolisme seperti asam asetat, propionat, glikolat, fumarat, oksalat, suksinat, tartrat, sitrat, laktat, dan ketoglutarat. Tetapi pelarutan P dapat pula dilakukan oleh mikroorganisme yang tidak menghasilkan asam organik, yaitu melalui, yaitu melalui: (1) mekanisme pelepasan proton (ion H+) pada proses<br />respirasi, (2) asimilasi amonium (NH4+), dan (3) adanya kompetisi antara anion organik dengan ortofosfat pada permukaan koloid yang dapat pula menyebabkan terjadinya movilizáis ortofosfat (IIImer dan Schinner (1995). Menurut Narsian dan Patel (2000) pelarutan P oleh mikroorganisme pelarut fosfat selain terjadi karena proses kelasi dan reaksi pertukaran, juga disebabkan oleh menurunnya pH rizosfer akibat adanya asam oragnik. Sebelumnya Kirk (1999) berpendapat bahwa mekanisme utama agar tanaman dapat mengekstrak P dari sumber-sumber yang tidak dapat larut terjadi melalui: (1) produksi asam organik yang dapat menyebabkan pH rizosfer menurun (penurunan pH itu menjadi penting jika banyak asam organik yang diekskresikan), (2) produksi asam organik yang dapat berkompetisi dengan P pada tempat adsorpsi, dan (3) produksi asam organik dapat membentuk kompleks yang dapat larut dengan ion logam dan membebaskan P.<br />Cendawan mikoriza arbuskular (CMA) merupakan kelompok jamur tanah biotrof obligat yang tidak dapat melestarikan pertumbuhan dan reproduksinya bila terpisah dari tanaman inang. Kehadiran cendawan ini dapat terlihat dengan adanya struktur vesikel atau arbuskel atau bahkan keduanya terdapat pada akar tanaman.
11. Cendawan mikoriza arbuskular memiliki fungsi penting berkaitan dengan efisiensi penyerapan unsur P. Cendawan ini mampu meningkatkan serapan P dalam tanah oleh tanaman. CMA memiliki struktur hifa yang menjalar keluar ke dalam tanah (Simanungkalit, 2009). Hifa meluas di dalam tanah, melebihi jangkauan rambut akar dan membantu rambut-rambut akar melakukan penyerapan fosfat pada tempat yang tidak terjangkau oleh rambut akar.
12. Rhodes dan Gerdemann (1980) membagi proses unsur hara dipasok ke tanaman oleh cendawan mikoriza arbuskular melalui tiga fase, yaitu :
15. Pelepasan hara dari miselium internal ke sel-sel akar.Unsur P diangkut melalui hifa eksternal dalam bentuk polifosfat. Adanya granul polifosfat dalam vakuola hifa telah dibuktikan melalui electron mikroskop (Cox et al., 1975).<br />Peran agronomis yang paling utama dari mikoriza yang dapat diterima sampai saat ini adalah kemampuannya meningkatkan serapan hara tanaman. Penyerapan P pada permukaan akar lebih cepat dari pergerakan fosfat ke permukaan akar, sehingga zona terangkutnya fosfat terjadi di sekitar akar. Hifa yang meluas dari permukaan membantu tanaman melintasi zona akar yang tidak bermikoriza. Smith dan Gianina zzi-Pearson (1988) mencatat panjang hifa ini pada beberapa tanaman berkisar 0,71 – 14,20 m cm-1 akar<br />Dari uraian tersebut maka perlu dilakukan pembuktian atau penelitian mengenai Penggunaan Penggunaan Cendawan Mikoriza Arbuskurar dan Bakteri Pelarut Fosfat terhadap Serapan P, Populasi Bakteri Dalam Tanah, dan Hasil Ubi Tanaman Ubi Jalar (Ippomea batatas) Pada Tanah Inceptisols Jatinangor. <br />Hipotesis
16. Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
17. Terdapat interaksi antara BPF dan cendawan mikoriza arbuskular terhadap serapan P, populasi bakteri dalam tanah, dan hasil ubi tanaman ubi jalar.
18. Terdapat perlakuan terbaik dari BPF dan cendawan mikoriza arbuskular terhadap populasi bakteri dalam tanah, dan hasil ubi tanaman ubi jalar.Bahan dan Metode Penelitian<br />Tempat dan Waktu Penelitian<br />Percobaan akan dilaksanakan di Lahan Percobaan PEDCA Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian 745 m di atas permukaan laut. Jenis tanah Inceptisols, pH cenderung masam 4,6 – 5,4 bertekstur liat. Curah hujan rata-rata 492,64 mm per tahun. Penelitian dilaksanakan pada September – Desember 2011.<br />BahanBahan – bahan yang dibutuhkan dalam menunjang penelitian ini antara lain benih tanaman ubi jalar (varietas Cilembu asal Cilembu), pupuk kandang domba (memiliki kadar P tinggi namun slow release) sebagai pupuk dasar dan KCL sebagai pupuk lanjutan.<br />Rancangan PercobaanRancangan yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah rancangan acak kelompok. Perlakuan meliputi dosis kepadatan inokulan BPF Bacillus sp. (B1 = 106 CFU/ml, B2 = 107 CFU/ml, dan B3 = 108 CFU/ml ) dan dosis inokulan CMA Fusarium sp. (C1 = 2 gr/stek, C2 = 4 gr/stek, dan C3 = 6 gr/stek) dengan perlakuan kontrol adalah tanpa menggunakan inokulan BPF dan CMA. Jumlah perlakuan 10 dengan masing - masing tiga kali pengulangan.<br />PerlakuanDosis CMA (C)C1C2C3Dosis BPF (B)B1B1C1 B1C2B1C3B2B2C1B2C2B2C3B3B3C1B3C2B3C3<br />Rancangan Respons<br />Rancangan respons meliputi pengamatan penunjang dan pengamatan utama.<br />Pengamatan Penunjang :<br />Analisis awal tanah
19. Pengukuran morfologi tanaman pada fase vegetatif awal dan akhir : panjang tanaman, diameter sulur utama, dan ukuran helaian daun
22. Perhitungan jumlah populasi bakteri dalam sampel tanah dilakukan diawal dan diakhir pertanamanRancangan Analisis<br />Rancangan analisis pada penelitian ini mengikuti Rancangan Acak Kelompok menurut Gomez dan Gomez (1995). Model linear rancangan percobaan adalah sebagai berikut :<br />Yij = + τi + βj + εij<br />Dimana : <br />Yij= pengamatan pada perlakuan ke- i dan pada kelompok ke- j<br />µ= rataan umum<br />τi= pengaruh perlakuan ke- i<br />βj = pengaruh kelompok ke- j<br />εij= pengaruh acak pada perlakuan ke- i kelompok ke- j<br />Pelaksanaan PercobaanPersiapan Lahan<br />Persiapan lahan dilakukan dengan mencangkul permukaan tanah sedalam 2530 cm menggunakan cangkul agar aerasi tanah dapat berjalan dengan baik dan kondisi tanah sudah cukup baik untuk ditanami. Pada lahan tersebut dibuat saluran pembuangan agar tidak terjadi penggenangan. Setelah selesai pengolahan kemudian dilakukan pembuatan bedengan dengan panjang bedengan 2, 5 m dengan jumlah bedengan 28. Jarak antar bedengan 1 m, jarak antar tanaman 50 x 50 cm. Kemudian dibuat lubang tanam menggunakan tugal dengan kedalaman antara 15 cm – 20 cm. Setiap lubang tanam untuk bibit tanaman ubi jalar (berupa stek daun).<br />Setelah tanaman indikator dimasukkan ke dalam lubang tanam dan di tutup oleh tanah kemudian dilakukan pemupukan dengan cara disebar di atas permukaan petakan. Pupuk yang disebar diatas permukaan petak percobaan terdiri dari pupuk kandang domba sebagai pupuk dasar. Kemudian lahan yg telah dipupuk tersebut didiamkan selama seminggu. Setelah lahan didiamkan kemudian ditanami dengan tenaman ubi jalar bersamaan dengan pengaplikasian perlakuan – perlakuan tersebut. <br />Pemeliharaan Tanaman<br />Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penyiangan, penyiraman, dan perlindungan tanaman. Penyulaman dilakukan apabila terdapat benih yang tidak tumbuh pada sepuluh hari pertama. Benih baru yang telah diinokulasi ditanamkan kembali sesuai dengan prosedur, biji yang lama tidak diangkat. <br />Pada dua minggu awal setelah tanam, penyiraman dilakukan secara intensif satu hari sekali. Setelah itu penyiraman dilakukan dua hari sekali atau sesuai dengan kondisi kelembaban tanah (apabila tidak terjadi hujan atau matahari sangat terik). Penyiraman dilakukan dengan menggunakan selang air pada pagi atau sore hari. Jarak dari sumber air yang cukup jauh mengharuskan penyiraman menggunakan selang air yang cukup panjang.<br />Penyiangan dilakukan untuk menghindari adanya tumbuhan penggangu sehingga tidak ada persaingan dalam pengambilan unsur hara. Penyiangan gulma dilakukan apabila terdapat gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dengan cara manual, yaitu dicabut dengan tangan atau menggunakan cangkul kecil atau arit, diusahakan gulma harus tercabut semua hingga akarnya.<br />Perlindungan tanaman ditujukan terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT) apabila terjadi serangan hama pada tanaman selama penelitian berlangsung. Pengendalian hama dilakukan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu pengendalian hama secara terpadu (PHT).<br />Analisis Tanah dan Tanaman<br />Pengambilan sampel tanah untuk pengamatan populasi bakteri dilakukan pada awal pertanaman dan akhir pertanaman (panen). <br />Pengambilan sampel tanah dilakukan secara acak di dalam petak percobaan pada sekitar daerah perakaran tanaman dengan menggunakan cangkul kecil pada kedalaman 0 – 20 cm diambil sebanyak 4 titik. Contoh tanah diambil + 0,5 kg sebagai sampel, diaduk secara merata kemudian dimasukan ke dalam plastik dan diberi label sesuai dengan perlakuan. Sampel tanah kemudian didiamkan di gudang penyimpanan dengan ventilasi yang baik sehingga didapatkan sampel tanah yang kering udara.<br />Analisis serapan P diambil dari sampel bobot kering tanaman. Sampel diambil secara acak dari tiap bedengan. Tanaman dibersihkan kemudian dikeringkan udara.<br />Perhitungan kualitas dan kuantitas ubi dilakukan pada akhir pertanaman (panen). Pengukuran berupa bobot dan diameter ubi. Dari hasil analisis tersebut kemudian dibandingkan dengan tanaman kontrol.<br />DAFTAR PUSTAKA<br />Yuwono, Margo. 2002. Pertumbuhan dan Hasil Ubijalar (Ippomea batatas (L.,) Lam) Pada macam dan Dosis Pupuk Organik yang Berbeda Terhadap Pupuk Anorganik. Universitas Brawijaya. Malang (Diakses melalui http://www.scribd.com/doc/49943109/respon-ubijalar-terhadap-pupuk-organik pada 10 April 2011)<br />Elfiati, Deni. 2005. Peran Mikroba Pelarut Fosfat Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Universitas Sumatera Utara. Medan (Diakses melalui http://www.bacaanonline.com/peranan-mikroba-pelarut-fosfat-terhadap-pertumbuhan-tanaman pada 10 April 2011)<br />Nurmayulis. 2005. Universitas Padjadjaran. Bandung (Diakses melalui http://www.damandiri.or.id/file/nurmayulisunpadbab2.pdf pada 3 April 2011)<br />Ginting, Rohani C.B, Rasti Saraswati, dan Edi Husen. 2009. Mikroorganisme Pelarut Fosfat.(Diakses melelui http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk7.pdf pada tanggal 03 April 2011)<br />Simanungkalit, R.D.M. 2009. Cendawan Cendawan Mikoriza Arbuskular. (Diakses melalui http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk8.pdf pada tanggal 8 April 2011)<br />Fitriatin, Betty dkk,. 2005. Srapan P, Kolonisasi Mikoriza, Pertumbuhan dan Hasil Jagung yang Dipengaruhi oleh mikroorganisme Pelarut Fosfat. Universitas Padjadjaran. Bandung (Diakses melalui http://soilbetty.multiply.com/journal/item/10/Serapan_P_Kolonisasi_Mikoriza_Pertumbuhan_dan_Hasil_Jagung_yang_dipengaruhi_oleh_Mikroorganisme_Pelarut_Fosfat_dan_Mikoriza_ pada 10 April 2011)<br />Zulaikha, Siti dan Gunawan. 2006. Serapan Fosfat dan Respon Fisiologis Tanaman Cabai Merah Cultivar Hot Beauty Terhadap Mikoriza dan Pupuk Fosfat PadaTanah Ultisol. Universitas Lambung Mangkurat. Kalimantan (Diakses mulalui http://bioscientiae.unlam.ac.id/v3n2/v3n2_zulaikha_gunawan.pdf pada 10 April 2011)<br />Isgitani, M., S. Kabirun and S.A. Siradz. 2005. PENGARUH INOKULASI BAKTERI PELARUT FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN SORGHUM PADA BERBAGAI KANDUNGAN P TANAH. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta<br />Ramirez, Paneque. Budidaya Pemanenan, dan Penyimpanan Produk Ubi Jalar. Terjemahan oleh WA. Setiawan. Universitas Lampung. Lampung.<br /> <br />