Dokumen tersebut merangkum jadwal dan jenis imunisasi dasar yang diberikan kepada bayi dan anak, termasuk hepatitis B, polio, BCG, DPT, campak, dan Hib. Imunisasi ini bertujuan untuk mencapai tingkat kekebalan yang memadai untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti hepatitis, polio, tuberkulosis, tetanus, pertusis, campak, dan infeksi Hib.
Dokumen ini membahas pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit dan kematian pada bayi serta anak-anak. Tanpa imunisasi, banyak anak yang akan meninggal karena penyakit seperti campak, batuk rejan, dan tetanus. Imunisasi perlu diulang untuk mempertahankan kekebalan dan melindungi dari paparan penyakit. Imunisasi dasar diberikan untuk memberikan kekebalan awal secara aktif pada bayi
Dokumen tersebut membahas tentang jadwal imunisasi untuk dua bayi yang lahir dari ibu dengan kondisi berbeda, yaitu ibu dengan hepatitis B dan ibu dengan TB paru. Dokumen juga menjelaskan definisi, tujuan, manfaat, syarat, dan jenis-jenis imunisasi dasar.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok 2 yang terdiri dari 7 orang dan imunisasi atau vaksinasi yang merupakan teknologi kesehatan yang sangat berhasil untuk mencegah penyakit tertentu seperti TBC, polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis, dan campak dengan memberikan jadwal dan jenis vaksin yang diberikan.
Dokumen tersebut membahas tentang vaksinasi polio, termasuk jenis vaksin polio, cara kerja, dosis pemberian, efek samping, dan kontraindikasinya. Vaksin polio terdiri dari vaksin polio inaktif (IPV) yang diberikan secara suntik dan vaksin virus polio oral (OPV) yang diberikan secara oral. Kedua jenis vaksin bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap virus polio dengan memicu produksi antibodi di tub
Imunisasi penting untuk perlindungan kesehatan anak dan masyarakat. Berbagai penyakit berbahaya dapat dicegah melalui program imunisasi nasional yang lengkap dan tepat waktu."
5 jenis vaksin imunisasi dasar untuk bayi, yaitu vaksin Polio, Campak, BCG, Hepatitis B, dan DPT. Vaksin-vaksin ini diberikan secara suntikan atau tetesan mulut untuk mencegah 7 penyakit berbahaya pada bayi seperti TBC, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus, Poliomielitis, Campak dan Hepatitis B. Jadwal dan cara pemberian vaksin ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis vaksinasi untuk mencegah penyakit menular seperti campak, cacar air, tetanus, difteri, pertusis, polio, hepatitis B, dan tuberkulosis. Jenis vaksin yang digunakan meliputi vaksin hidup yang dilemahkan, vaksin mati, subunit, serta imunoglobulin. Vaksin-vaksin tersebut memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit tersebut.
Dokumen ini membahas tentang imunisasi dan jenis-jenis imunisasi yang diberikan kepada bayi dan anak balita untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya seperti TBC, campak, polio, hepatitis B, difteri, dan tetanus. Imunisasi yang harus diberikan kepada ibu hamil adalah imunisasi TT untuk mencegah tetanus pada bayi.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi yang merupakan metode pencegahan utama penyakit infeksi. Terdapat berbagai jenis vaksin yang diberikan sesuai jadwal untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit seperti campak, polio, HIB, pneumokokus, hepatitis, dan lainnya. Imunisasi sangat penting untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubu. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan lainnya serta menyoroti tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
Dokumen tersebut merupakan format satuan acara penyuluhan tentang imunisasi dasar yang akan diselenggarakan di Puskesmas Warungkiara pada 3 April 2013. Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada ibu tentang imunisasi dasar agar dapat menyebutkan pengertian, manfaat, jenis, dan jadwal imunisasi dasar serta efek dari tidak melakukan imunisasi. Materi penyuluhan mencakup pengertian
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi dan vaksinasi. Secara singkat, imunisasi bertujuan untuk mencegah penyakit menular dengan memberikan antigen ke dalam tubuh sehingga dapat memproduksi antibodi. Vaksin dibuat dari kuman yang dilemahkan atau dimatikan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Indonesia telah melaksanakan program imunisasi sejak tahun 1956 untuk mengendalikan berbagai penyakit menular seperti cacar,
Dokumen tersebut membahas konsep dan proses imunisasi pada anak, termasuk pengertian, jenis, dan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomielitis, campak, hepatitis B, dan typhus abdominalis. Dokumen ini juga menjelaskan proses pemberian imunisasi serta hal-hal yang perlu diperhatikan.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yaitu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit menular melalui pemberian vaksin pada bayi, anak, dan orang dewasa. Imunisasi dapat dilakukan secara aktif maupun pasif, dengan tujuan mencegah penyakit tertentu. Faktor-faktor seperti status kekebalan tubuh, genetik, dan kualitas vaksin dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian
Imunisasi merupakan upaya memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terbentuk zat anti untuk mencegah penyakit tertentu. Dokumen ini membahas mengenai pengertian, tujuan, jenis, dan jadwal imunisasi dasar serta booster yang dianjurkan untuk mencegah berbagai penyakit seperti TBC, polio, campak, dan hepatitis.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen agar tidak terjadi penyakit bila terpapar antigen serupa. Tujuannya adalah mencegah penyakit tertentu pada individu maupun populasi, bahkan menghilangkan penyakit tertentu. Jenis imunisasi yang dibahas adalah imunisasi aktif dan pasif beserta cara kerjanya."
Imunisasi Dasar pada Bayi memberikan informasi tentang lima imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi, yaitu imunisasi BCG untuk mencegah tuberkulosis, imunisasi Hepatitis B untuk mencegah Hepatitis B, imunisasi DPT-HB tiga kali untuk mencegah difteri, pertusis, tetanus dan Hepatitis B, imunisasi polio empat kali untuk mencegah polio, serta imunisasi campak satu kali untuk mencegah camp
Vaksinasi dasar untuk bayi dan anak meliputi vaksin BCG, DPT, polio, campak, hepatitis B, dan Hib yang diberikan secara bertahap pada usia 0-12 bulan untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, hepatitis B, dan meningitis. Imunisasi boster juga diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun untuk memperkuat kekebalan.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok 2 yang terdiri dari 7 orang dan imunisasi atau vaksinasi yang merupakan teknologi kesehatan yang sangat berhasil untuk mencegah penyakit tertentu seperti TBC, polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis, dan campak dengan memberikan jadwal dan jenis vaksin yang diberikan.
Dokumen tersebut membahas tentang vaksinasi polio, termasuk jenis vaksin polio, cara kerja, dosis pemberian, efek samping, dan kontraindikasinya. Vaksin polio terdiri dari vaksin polio inaktif (IPV) yang diberikan secara suntik dan vaksin virus polio oral (OPV) yang diberikan secara oral. Kedua jenis vaksin bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap virus polio dengan memicu produksi antibodi di tub
Imunisasi penting untuk perlindungan kesehatan anak dan masyarakat. Berbagai penyakit berbahaya dapat dicegah melalui program imunisasi nasional yang lengkap dan tepat waktu."
5 jenis vaksin imunisasi dasar untuk bayi, yaitu vaksin Polio, Campak, BCG, Hepatitis B, dan DPT. Vaksin-vaksin ini diberikan secara suntikan atau tetesan mulut untuk mencegah 7 penyakit berbahaya pada bayi seperti TBC, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus, Poliomielitis, Campak dan Hepatitis B. Jadwal dan cara pemberian vaksin ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis vaksinasi untuk mencegah penyakit menular seperti campak, cacar air, tetanus, difteri, pertusis, polio, hepatitis B, dan tuberkulosis. Jenis vaksin yang digunakan meliputi vaksin hidup yang dilemahkan, vaksin mati, subunit, serta imunoglobulin. Vaksin-vaksin tersebut memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit tersebut.
Dokumen ini membahas tentang imunisasi dan jenis-jenis imunisasi yang diberikan kepada bayi dan anak balita untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya seperti TBC, campak, polio, hepatitis B, difteri, dan tetanus. Imunisasi yang harus diberikan kepada ibu hamil adalah imunisasi TT untuk mencegah tetanus pada bayi.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi yang merupakan metode pencegahan utama penyakit infeksi. Terdapat berbagai jenis vaksin yang diberikan sesuai jadwal untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit seperti campak, polio, HIB, pneumokokus, hepatitis, dan lainnya. Imunisasi sangat penting untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubu. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan lainnya serta menyoroti tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
Dokumen tersebut merupakan format satuan acara penyuluhan tentang imunisasi dasar yang akan diselenggarakan di Puskesmas Warungkiara pada 3 April 2013. Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada ibu tentang imunisasi dasar agar dapat menyebutkan pengertian, manfaat, jenis, dan jadwal imunisasi dasar serta efek dari tidak melakukan imunisasi. Materi penyuluhan mencakup pengertian
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi dan vaksinasi. Secara singkat, imunisasi bertujuan untuk mencegah penyakit menular dengan memberikan antigen ke dalam tubuh sehingga dapat memproduksi antibodi. Vaksin dibuat dari kuman yang dilemahkan atau dimatikan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Indonesia telah melaksanakan program imunisasi sejak tahun 1956 untuk mengendalikan berbagai penyakit menular seperti cacar,
Dokumen tersebut membahas konsep dan proses imunisasi pada anak, termasuk pengertian, jenis, dan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomielitis, campak, hepatitis B, dan typhus abdominalis. Dokumen ini juga menjelaskan proses pemberian imunisasi serta hal-hal yang perlu diperhatikan.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yaitu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit menular melalui pemberian vaksin pada bayi, anak, dan orang dewasa. Imunisasi dapat dilakukan secara aktif maupun pasif, dengan tujuan mencegah penyakit tertentu. Faktor-faktor seperti status kekebalan tubuh, genetik, dan kualitas vaksin dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian
Imunisasi merupakan upaya memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terbentuk zat anti untuk mencegah penyakit tertentu. Dokumen ini membahas mengenai pengertian, tujuan, jenis, dan jadwal imunisasi dasar serta booster yang dianjurkan untuk mencegah berbagai penyakit seperti TBC, polio, campak, dan hepatitis.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen agar tidak terjadi penyakit bila terpapar antigen serupa. Tujuannya adalah mencegah penyakit tertentu pada individu maupun populasi, bahkan menghilangkan penyakit tertentu. Jenis imunisasi yang dibahas adalah imunisasi aktif dan pasif beserta cara kerjanya."
Imunisasi Dasar pada Bayi memberikan informasi tentang lima imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi, yaitu imunisasi BCG untuk mencegah tuberkulosis, imunisasi Hepatitis B untuk mencegah Hepatitis B, imunisasi DPT-HB tiga kali untuk mencegah difteri, pertusis, tetanus dan Hepatitis B, imunisasi polio empat kali untuk mencegah polio, serta imunisasi campak satu kali untuk mencegah camp
Vaksinasi dasar untuk bayi dan anak meliputi vaksin BCG, DPT, polio, campak, hepatitis B, dan Hib yang diberikan secara bertahap pada usia 0-12 bulan untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, hepatitis B, dan meningitis. Imunisasi boster juga diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun untuk memperkuat kekebalan.
Sebuah produsen obat di Karanganyar ditutup karena menyalurkan vaksin palsu yang tidak sesuai aturan. Vaksin tersebut dibeli dari perusahaan tidak resmi. Kepala BP POM menyebutkan bahwa kasus obat palsu yang masuk pasar meningkat saat ini.
1. Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi dan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti difteri, pertusis, polio, campak, tetanus, tuberkulosis, dan hepatitis B.
2. Juga membahas tentang jenis kekebalan, baik kekebalan pasif maupun aktif, serta jadwal dan cara pemberian berbagai vaksin imunisasi anak dan dewasa.
3. Termasuk penjelasan singkat mengenai karakteristik
Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya imunisasi bagi bayi dan anak, termasuk jenis imunisasi wajib seperti polio, DPT, campak, BCG, dan hepatitis B yang diberikan pada usia tertentu untuk mencegah penyakit berbahaya dan meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi memberikan manfaat perlindungan dari penyakit serta mencegah penularan kepada orang lain.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi dan vaksinasi untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti campak, polio, hepatitis B, dan lainnya. Terdapat berbagai jenis vaksin seperti vaksin hidup yang dilemahkan, vaksin mati, dan vaksin subunit yang diberikan secara suntikan atau oral untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Vaksinasi merupakan upaya pencegahan penting untuk mencegah penyakit dan men
Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibodi. Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh. dan memberikan kekebalan bayi dan anak.
Dokumen tersebut membahas tentang program imunisasi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1956 untuk mengendalikan dan mencegah penyakit menular melalui vaksinasi. Dokumen ini menjelaskan jenis penyakit yang dicakup dalam program imunisasi beserta gejala, penyebab, dan cara pencegahannya melalui vaksinasi.
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
1. Kelompok 1
Asuhan Neonatus, Bayi
dan Anak
Diena Fitria R
Jatu Rimadian
Kristalia Putri Y
Ratna Dwi J
Restha Oktavia
Ria Triana
Winda Amelia
Windy Indrawati
3. Vaksin
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan
untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu
penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi
pengaruh infeksi.
4. Imunisasi
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja
memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar
sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu.
(Proverawati, 2010).
DEFINISI
5. Tujuan
untuk memberikan
kekebalan pada bayi agar
dapat mencegah penyakit
dan kematian bayi serta
anak yang disebabkan
oleh penyakit yang sering
berjangkit.
(Proverawati, 2010).
Manfaat
a.Untuk Anak
b.Untuk
Keluarga
c.Untuk
negara
6. Jenis Imunisasi
A. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian suatu bibit
penyakit yang telah dilemahkan
(vaksin) agar nantinya sistem imun
tubuh berespon spesifik dan
memberikan suatu ingatan
terhadap antigen ini, sehingga
ketika terpapar lagi tubuh dapat
mengenali dan meresponnya.
8. Vaksin Hepatitis B
Manfaat :
Melindungi tubuh dari virus Hepatitis B, yang bisa menyebabkan kerusakan pada hati.
Jumlah Pemberian :
Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua
dan ketiga.
Usia Pemberian :
Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan
jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia antara 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain
imunisasi yang dilakukan kurang dari 12 jam setelah lahir,
Lokasi Penyuntikan :
Pada bayi di paha lewat anterolateral (antero = otot-otot di bagian depan; lateral = otot bagian luar). Penyuntikan di
bokong tak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.
Efek Samping :
Umumnya tak terjadi. Jikapun ada (kasusnya sangat jarang), berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul
demam ringan dan pembengkakan. Namun reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.
Tanda Keberhasilan :
Tak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan
darah dengan mengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun.
Tingkat Kekebalan :
Cukup tinggi, antara 94-96%. Umumnya, setelah 3 kali suntikan, lebih dari 95% bayi mengalami respons imun yang cukup.
Indikasi Kontra :
Tak dapat diberikan pada anak yang menderita sakit berat.
9. Vaksin Polio
Manfaat :
Melindungi tubuh terhadap virus polio, yang menyebabkan kelumpuhan.
Jumlah Pemberian :
Bisa lebih dari jadwal yang telah ditentukan, mengingat adanya imunisasi polio massal. Namun
jumlah yang berlebihan ini tak akan berdampak buruk.
Usia Pemberian :
Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2, 4, 6 bulan. Dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun.
Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DTP.
Cara Pemberian :
Bisa lewat suntikan (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV), atau lewat mulut (Oral Poliomyelitis
Vaccine/OPV).
Efek Samping :
Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot.
Kasusnya pun sangat jarang.
Tingkat Kekebalan :
Dapat mencekal hingga 90%.
Indikasi Kontra :
Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (di atas 380C);
muntah atau diare; penyakit kanker atau keganasan; HIV/AIDS sedang pengobatan radiasi umum;
serta anak dengan mekanisme kekebalan terganggu.
10. Vaksin BCG
Manfaat :
Mencegah penyakit tuberkulosis atau TB (bukan lagi disingkat TBC) yaitu infeksi yang disebabkan bakteri Mycobacterium
tuberculosis.
Jumlah Pemberian :
Cukup 1 kali saja, tak perlu diulang (booster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi
terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan.
Usia Pemberian :
Di bawah 2 bulan. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan tes Mantoux (tuberkulin) dahulu untuk mengetahui apakah
si bayi sudah kemasukan kuman Mycobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tesnya negatif. Jika ada
penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah, segera setelah lahir si kecil diimunisasi BCG.
Lokasi Penyuntikan :
Lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha.
Efek Samping :
Umumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah
(atau di selangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha). Biasanya akan sembuh sendiri.
Tanda Keberhasilan :
Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tak diiringi panas.
Bisul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut. Meski bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam
kadar rendah. Imunisasi pun tak perlu diulang, karena di daerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata
lain, anak akan mendapat vaksinasi alamiah.
Indikasi Kontra :
Tak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukkan Mantoux positif.
11. Vaksin DPT
Manfaat :
Mencegah tiga jenis penyakit, yaitu difteri , tetanus, dan pertusis.
Usia & Jumlah Pemberian :
Sebanyak 5 kali : 3 kali di usia bayi (2, 4, 6 bulan), 1 kali di usia 18 bulan, dan 1 kali
di usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 12 tahun, diberikan imunisasi TT.
Efek Samping :
Umumnya muncul demam yang dapat diatasi dengan obat penurun panas. Jika
demamnya tinggi dan tak kunjung reda setelah 2 hari, segera bawa si kecil ke
dokter.
Indikasi Kontra :
Tak dapat diberikan kepada mereka yang kejangnya disebabkan suatu penyakit
seperti epilepsi, menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis
dirawat karena infeksi otak, dan yang alergi terhadap DTP. Mereka hanya boleh
menerima vaksin DT tanpa P karena antigen P inilah yang menyebabkan panas.
12. Penyakit DPT yang berbahaya
1. Difteri
Penyakit yang
disebabkan kuman
Corynebacterium
diphtheriae
ini, gejalanya mirip
radang
tenggorokan, yaitu
batuk, suara
serak, dan
tenggorokan sakit.
2. Pertusis
Disebut juga
kinghoest, batuk rejan, atau
batuk 100 hari lantaran
batuknya memang
berlangsung lama, bisa
sampai 3 bulan. Penyakit ini
mudah sekali menular
melalui udara yang
mengandung bakteri
Bordetella pertusis.
3. Tetanus
Disebabkan oleh bakteri
Clostridium Tetani, penyakit ini
berisiko menyebabkan kematian.
Infeksi tetanus bisa terjadi karena
luka, sekecil apa pun luka itu.
Tetanus rawan menyerang bayi
baru lahir, biasanya karena
tindakan atau perawatan yang
tidak steril.
13. Vaksin Campak
Manfaat :
Melindungi anak dari penyakit campak yang disebabkan virus.
Usia & Jumlah Pemberian :
Sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun.
Dianjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena
antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak
umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum
mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus
diimunisasi MMR (Measles Mumps Rubella).
Efek Samping :
Umumnya tidak ada. Pada beberapa anak, bisa menyebabkan
demam dan diare, namun kasusnya sangat kecil. Biasanya demam
berlangsung seminggu. Kadang juga terdapat efek kemerahan mirip
campak selama 3 hari.