際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PENDAHULUAN



                  Bahan-bahan Pelatihan PAKEM 3


 A. Pendahuluan

Tujuan program PAKEM adalah meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa
melalui peningkatan praktik pembelajaran. Secara tradisional pengajaran di Indonesia terutama
terdiri dari hafalan fakta-fakta dan proses.
Sebagai akibatnya, banyak siswa meninggalkan
sekolah /lulus dengan kemampuan bahasa dan
keterampilan untuk memecahkan masalah yang
sangat kurang dan tidak memiliki kreativitas
untuk menghadapi banyak tantangan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menye-
nangkan (PAKEM) bertujuan untuk mencipta-
kan lingkungan belajar yang kaya, membekali
siswa dengan keterampilan-keterampilan,
pengetahuan dan sikap untuk hidup. Sebagai          Kegiatan belajar kelompok dan memecahkan
                                                     masalah merupakan kegiatan belajar aktif
hasil dari pelatihan PAKEM, para guru menga-
dopsi strategi pembelajaran yang berbeda,
termasuk belajar yang lebih interaktif dalam kelompok, dan tugas lebih praktis. Anak-anak
diharapkan untuk lebih berpikir sendiri, bukan disuruh menjawab dan menulis, mereka
melakukannya dengan kata-kata mereka sendiri, bukan mengutip dari papan tulis atau buku.
Lingkungan kelas dibuat lebih ramah terhadap anak, dan memiliki pajangan hasil karya siswa serta
alat Bantu belajar yang menarik.
Selama pelatihan PAKEM 1, para peserta diperkenalkan pada konsep belajar aktif. Mereka belajar
mengenai apa PAKEM, dan mengapa pendekatan berpusat pada siswa meningkatkan mutu belajar.
Fokus pelatihan ini adalah mengidentifikasikan situasi-situasi belajar aktif, yang dimodelkan oleh
fasilitator, dan kemudian dipraktikkan oleh peserta dalam situasi pembelajaran sesungguhnya
dengan menggunakan sekolah-sekolah setempat.
PAKEM 2 mengembangkan konsep-konsep yang sudah diperkenalkan sebelumnya dan meng-
eksplorasi pengelolaan kelas belajar aktif maupun strategi-strategi pengajaran yang efektif yang
mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah. Peserta melanjutkan
pengembangan pemahaman mereka mengenai belajar aktif dengan menciptakan skenario pem
belajaran untuk kelompok dan perorangan dengan bantuan dari fasilitator. Skenario-skenario ini

P A   K   E   T   P   E   L   A T   I   H   A   N   3                                         1
sekali lagi diujicobakan di kelas sekolah-sekolah setempat, diikuti dengan sesi umpan balik
konstruktifkepada peserta.
PAKEM 1 dan 2 terutama terfokus pada kelas aktif dan berpusat pada siswa, dengan penekanan
pada pengembangan skenario pembelajaran tunggal. Pelatihan PAKEM 3 terfokus pada perencanaan
yang lebih luas, penerapan pembelajaran aktif dengan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi
yang baru.
Ada juga fokus yang kuat mengenai pengembangan keterampilan melakukan refleksi untuk belajar
efektif.



 B. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Belajar Aktif
Departemen Pendidikan Indonesia, baru baru ini memperkenalkan kurikulum baru (Permen 22).
Kurikulum berbasis kompetensi ini diorganisir berdasarkan tingkat kelas, mendeskripsikan
kompetensi-kompetensi yang harus dicantumkan ke dalam program pembelajaran guru.
Kurikulum ini adalah kerangka bagi guru untuk mengembangkan program belajar mereka.
Kompetensi-kompetensi tsb harus diajarkan, walaupun demikian guru mempunyai keleluasaan
(fleksibilitas) untuk mengorganisir pro-
gram-program pengajaran untuk meng-
cover kompetensi-kompetensi tersebut.
Keleluasaan ini memungkinkan guru untuk
membuat kurikulum relevan dengan
kebutuhan siswa mereka dan memberikan
kesempatan pada guru untuk mengem-
bangkan kegiatan kegiatan dalam konteks
yang bermakna.
Kurikulum tidak dapat diajarkan seperti
kurikulum lama. Kurikulum lama sifatnya
seperti resep yang harus harus diikuti (pre-
scriptive), mendeskripsikan isi dan urutan pengajaran. Kurikulum baru mengharapkan guru membuat
perencanaan pengalaman belajar dan kegiatan kegiatan yang akan memberikan kepada siswa
kesempatan untuk mendemonstrasikan kompetensi kompetensi tertentu. Topiktopik dan konteks
untuk demontrasi kompetensi siswa ini harus direncanakan dan didisain oleh guru.
Kurikulum baru mengharuskan cara cara baru dalam mengerjakaanya dan guru memerlukan pen-
dekatan baru dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum. Sama sekali tidak mungkin untuk
mengajarkan beratus ratus kompetensi dalam isolasi (terpisah-pisah) dan mengajarkannya satu
demi satu, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang guru selama ini. Cara ini akan membuat
frustasi dan mengecewakan, dan akhrinya guru akan menolak kurikulum baru karena terlalu sulit
untuk digunakan.



 2                                                P A   K   E   T   P   E   L   A T   I   H   A   N   3
Pelatihan PAKEM 3 memperkenalkan kurikulum baru berbasis kompetensi dan memberikan
proses untuk perencanaan dan pelaksanaan kurikulum baru di kelas. Perlu ada paparan  gambar
besar kurikulum, agar guru dapat melihat semua kompetensi-komptensi yang harus diajarkan
dalam setahun, dan mengorganisasikaanya dalam tema tema dan topic yang akan lebih mudah
dikelola.
Pertama tama kurikulum dilihat sebagai satu keseluruhan, kemudian dipecah menjadi satu pro-
gram tema tema yang akan diajarkan selama tahun ajaran. Proses perencanaan dari Gambar Besar
Perencanaan tahunan dipecah menjadi semester dan perencanaan tematik, dan akhirnya
perencanaan mingguan dan harian
Konsep-konsep dasar asesmen dan evaluasi dari Standar Isi (Permen 22) diperkenalkan selama
pelatihan PAKEM 3. Dalam Standar Isi (Permen 22), asesmen berkaitan dengan pengumpulan
data mengenai kinerja siswa dan menggunakan informasi ini untuk menentukan kemajuan kea
rah pencapaian kompetensi yang ditentukan Suatu overviu tentang metode-metode pengumpulan
data disajikan dan kegiatan kegiatan untuk mengembangkan satu format pengumpulan data,
misalnya observasi terfokus.



     C. Bagaimana Menggunakan Bahan Pelatihan ini
Bahan bahan pelatihan PAKEM 3 terdiri dari 2 bagian:
1.    Unit-Unit Utama
      Unit 1  6 dikerjakan oleh semua peserta, tanpa mengingat kelompok mata pelajaran mereka.
      Kegiatan kegiatan dapat diterapkan dan relevan untuk lintas kurikulum untuk semua mata
      pelajaran. Kegiatan kegiatan seperti perencanaan tema tema dapat difokuskan pada bahan
      bahan berdasarkan mata pelajaran. Unit unit ini memerlukan waktu 2 setengah hari dari
      program pelatihan
2.    Unit-unit berdasarkan mata pelajaran
      Bagian ke dua bahan bahan pelatihan termasuk unit unit khusus mata pelajaran. Unit unit ini
      memberikan kegipatan kegiatan yang lebih mendalam yang terkait dengan mata pelajaran pada
      kurikulum. Unit unit mata pelajaran diberikan untuk Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematik,
      IPA, IPS dan Kelas Awal. Peserta hanya mengerjakan satu unit mata pelajaran, tergantung pada
      kelompok mana mereka ikut. Pengerjaan Unit ini memerlukan waktu sehari.




P A    K   E   T   P   E   L   A T   I   H   A   N   3                                            3
JADWAL YANG DISARANKAN




4                        P A   K   E   T   P   E   L   A T   I   H   A   N   3
Catatan untuk Fasilitator

Alokasi waktu
Jadwal kegiatan ini memberikan pedoman umum untuk menyelesaikan program dalam waktu tiga
setengah hari. Alokasi waktu yang disarankan dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan
peryaratan yang harus dipenuhi peserta. Beberapa kelompok mungkin memerlukan alokasi waktu
penuh untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan, yang lain mungkin menyelesaikan tugas dalam waktu
yang lebih sedikit. Dari alokasi waktu yang disediakan. Fasilitator perlu bersikap fleksibel dalam
pemanfaatan waktu yang disediakan untuk kegiatan kegiatan. Scan kurikulum misalnya, adalah
konsep baru untuk banyak peserta, dan mereka perlu diberi waktu yang cukup dan bantuan untuk
menyelesaikan proses ini. Kalau peserta diburu-buru untuk menyelesaikan, mereka tidak akan
mendapat manfaat informasi yang diperlukan atau merasa percaya diri untuk menyelesaikan tugas
pada lain waktu.


Bahan-bahan dan sumber-sumber
Sejumlah unit, baik unit inti maupun unit mata pelajaran, memerlukan pengorganisasian bahan-
bahan dan sumber-sumber sebelumnya. Pelatihan berjalan lancar kalau bahan-bahan disiapkan
dan diorganisir sehari sebelumnya. Pengecekan bahan-bahan dan sumber-sumber perlu dilakukan
pada awal setiap unit.


Jurnal Belajar
Jurnal belajar diperkenalkan di Unit 1 dan peserta diminta menuliskan refleksi mereka dalam
jurnalnya pada akhir workshop setiap hari. Partisipan harus menyelesaikan tugas ini sebelum
mereka meninggalkan ruang. Jika memungkinkan, fasilitator mengumpulkan jurnal ini dan
memberikan umpan balik dengan cara menuliskan komentar pada buku jurnal tentang refleksi
mereka dengan cara yang membesarkan hati. Fasilitator sebaiknya melakukan ini pada petang /
malam setelah kegiatan workshop. Jurnal yang dibawa fasilitator ini kemudian dikembalikan pada
peserta pada pagi hari berikutnya. Setelah fasilitator memodelkan proses tersebut, pada hari kedua
dan ketiga workshop partisipan saling menukar jurnal dan merespon refleksi temannya.
Setiap hari, pada awal kegiatan workshop, sebaiknya dialokasikan sedikit waktu yang digunakan
untuk mengembalikan jurnal pada pemiliknya dan memberi kesempatan pada peserta untuk saling
membaca dan berbagi (share) komentar.




P A   K   E   T   P   E   L   A T   I   H   A   N   3                                         5
Jurnal Belajar
UNIT 1 :

JURNAL BELAJAR
Jurnal Belajar
UNIT 1 : JURNAL BELAJAR




UNIT 1 :

JURNAL BELAJAR
          Waktu : 1 jam



    A. CATATAN UNTUK FASILITATOR
Kemampuan untuk mendeskripsikan kembali apa yang sudah dipelajari, menemukan hal-hal yang
masih dirasa lemah, mengidentifikasi kemungkinan perbaikan yang bisa dilakukan merupakan hal
yang sangat penting. Pembelajar yang melakukan hal ini mampu belajar secara mandiri, dan
memperoleh hasil yang optimal. Demikian pula dengan guru.
Di samping sebagai pembelajar, guru juga harus terus menerus belajar. Dengan kata lain, guru
juga harus menjadi pembelajar. Hanya dengan cara itulah dia akan mampu tumbuh dan berkembang
sehingga layak mendapatkan sertifikat guru profesional. Oleh karena itu, di dalam setiap kesempatan
belajar yang dialaminya, guru harus mampu mendeskripsikan kembali apa yang sudah dipelajarinya,
menemukan hal-hal yang masih dirasa lemah, dan mengidentifikasi kemungkinan perbaikan yang
harus dilakukannya.
Jurnal belajar merupakan wadah bagi para guru untuk menuliskan ide dan perasaan yang dialaminya
ketika belajar. Melalui jurnal belajar, para guru dapat menuliskan secara rutin dan disiplin apa-apa
yang sudah dipelajarinya, apa yang masih dipandang lemah, dan kemungkinan perbaikan yang perlu
dilakukan.



    B. TUJUAN
     Memperkenalkan proses refleksi sebagai bagian penting dari belajar
     Mengenal perbedaan antara deskripsi dan refleksi
     Menuliskan jurnal belajar selama workshop



    C. SUMBER/BAHAN-BAHAN

     Kertas manila/ spidol (felt pen)
     Buku tulis sebuah untuk setiap peserta untuk menuliskan jurnal belajar
     Menyiapkan peta kertas manila dengan judul isu-isu dan pemikiran

P A   K   E   T   P   E   L   A T   I   H   A   N   3                                           9
UNIT 1 : JURNAL BELAJAR




 D. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN




1.    Pendahuluan (30 menit)
      Fasilitator menyajikan slide (Powerpoint/transparansi) : Belajar : Apa Belajar itu?
      Peserta diminta menggunakan waktu beberapa menit dalam kerja berpasangan untuk menjawab
      pertanyaan-pertanyaan berikut:
      a) Apa pengertian Anda mengenai belajar? (suatu perubahan perilaku, perubahan pemahaman,
         yang dibangun berdasarkan yang diketahui untuk memahami yang tidak diketahui)
      b) Bagaimana Anda belajar? (melalui observasi, mempraktikkan, meniru dsb)
      c) Apa yang paling banyak membantu Anda belajar? (umpan balik atas kinerja)
      Hasil diskusi berpasangan dibahas dalam kelompok. Fasilitator mencatat tanggapan-tanggapan.
      Diskusikan !
      Fasilitator menjelaskan bahwa berpikir tentang berpikir (metakognitif) adalah alat yang penting
      dalam belajar dan kemampuan berpikir mengenai apa yang sedang terjadi dalam praktik mengajar
      dengan cara mendalam akan membantu kita untuk meningkatkan pemahaman kita dan
      memungkinkan perubahan pemahaman (diagram).
      Jurnal belajar adalah salah satu bentuk konkrit yang bisa dibuat untuk mengaplikasikan
      metakognitif.


2.    Contoh-contoh Jurnal Belajar (15 menit)
      a) Fasilitator mendistribusikan Pedoman Jurnal Belajar dan menjelaskan bahwa selama work-
         shop, fasilitator akan membuat entry dalam buku jurnal mereka. Fasilitator perlu
         menekankan bahwa entry entry ini tidak hanya mendeskripsikan peristiwa-peristiwa
         sehari hari, tetapi seharusnya merefleksikan perasaan peserta dan memberikan informasi
         kepada kita mengapa mereka merasakan seperti itu.
      b) Contoh 2 entry jurnal ditayangkan (slide powerpoint/transparansi) Minta peserta membaca
         dan melihat perbedaaanya (satu adalah deskripsi mengenai suatu pelajaran, yang lain
         merupakan refleksi. Mintalah peserta melihat perbedaannya dan mendiskusikannya.


 10                                                   P A   K   E   T   P   E   L   A T   I   H   A   N   3
UNIT 1 : JURNAL BELAJAR




      c) Mintalah peserta menuliskan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk refleksi hari itu (slide
         powerpoint/transparansi):
                Apa yang menarik hari ini dan mengapa menarik?
                Apa yang menantang hari ini dan mengapa
                 menantang?
                Apa yang membingungkan hari ini dan mengapa
                 membingungkan?
                Apa yang ingin Anda ketahui lebih banyak?
      Pada akhir hari pertama, peserta diberi waktu untuk
      menjawab pertanyaan pertanyaan tsb, sebelum mereka
      meninggalkan tempat


3.    Menulis jurnal (15 menit)
      a) Setiap peserta diminta menulis jurnal tentang kegiatan apa belajar itu dengan menggunakan
         panduan pertanyaan tersebut (2C).
      b) Diskusi kelompok hasil jurnal yang dibuat dengan membandingkan contoh jurnal yang
         ada


4.    Peta Isu-isu dan pemikiran-pemikiran (5 menit)
      Tunjukkan kepada para peserta peta (kertas lebar) untuk Isu-isu dan pemikiran pemikiran
      yang ditempelkan di tembok. Sampaikan kepada mereka bahwa setiap kali mereka menganggap
      ada isu-isu yang perlu didiskusikan lebih lanjut selama forum terbuka pada hari terakhir
      pelatihan, dapat menuliskannya pada kertas lebar tersebut. Mereka dapat melakukannya setiap
      saat selama pelatihan. Mintalah peserta untuk menuliskan harapan harapan mereka mengenai
      workshop/pelatihan pada peta tsb. Jelaskan bahwa akan disediakan waktu pada akhir sesi
      untuk mendiskusikan isu-isu dan seberapa jauh harapan harapan mereka terpenuhi
      Peserta dan fasilitator perlu diberi waktu untuk menuliskan jurnal belajar mereka pada akhir
      kegiatan setiap hari, sebelum meninggalkan ruangan/sesi workshop. Fasilitator membacakan
      jurnal mereka untuk menjadi contoh bagi para peserta. Selanjutnya fasilitator mengumpulkan
      jurnal peserta dan memberikan tanggapan setiap hari.


Lampiran :
      1.       slide (powerpoint/transparansi)         Belajar: Apa Belajar itu?
      2.       slide (powerpoint/transparansi)         Contoh Jurnal
      3.       slide (powerpoint/transparansi)         Manfaat Jurnal Belajar
      4.       slide (powerpoint/transparansi)         Refleksi

P A   K    E    T    P   E   L   A T   I   H   A   N    3                                      11
UNIT 1 : JURNAL BELAJAR




12                         P A   K   E   T   P   E   L   A T   I   H   A   N   3
UNIT 1 : JURNAL BELAJAR




P A   K   E   T   P   E   L   A T   I   H   A   N   3                         13
Jurnal Belajar
Ad

Recommended

Bab 1 modul kb 8 menutup(1)
Bab 1 modul kb 8 menutup(1)
PratiwiKartikaSari
Modul KB 8 Menutup
Modul KB 8 Menutup
PratiwiKartikaSari
09 topik 2 pengajaran makro
09 topik 2 pengajaran makro
LailaBadriah
Rph makro pengajaran
Rph makro pengajaran
Ahmad NazRi
PENGAJARAN MIKRO
PENGAJARAN MIKRO
keryman313
Modelpembelajaranmatematika
Modelpembelajaranmatematika
Syam Sheya
PRKA3012 Pengajaran Makro
PRKA3012 Pengajaran Makro
Afifah Yusoff
Apa itu pengajaran makro
Apa itu pengajaran makro
nanisaaid
Huraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Huraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Zuzan Michael Japang
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
PratiwiKartikaSari
Iis Istiqomah Iia Pe
Iis Istiqomah Iia Pe
Iis Istiqomah
Pengajaran Mikro
Pengajaran Mikro
aku_ hafif
TOT BAHAN AJAR KURIKULUM 2013
TOT BAHAN AJAR KURIKULUM 2013
Drs Aleksander Hutauruk MSi
Pengajaran mikro
Pengajaran mikro
Arra Asri
Pengajaran mikro
Pengajaran mikro
samrong sawadee
Pengajaran Mikro
Pengajaran Mikro
Sha Amran
Bam
Bam
Rashadah Hj Isa
psikologi pendidikan
psikologi pendidikan
Aldaka Baskara
MENGAPA HASIL PEMBELAJARAN HARUS DITENTUKAN
MENGAPA HASIL PEMBELAJARAN HARUS DITENTUKAN
cik noorlyda
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 2
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 2
Heri Suryono
kemahiran mikropengajaran
kemahiran mikropengajaran
mazlan81
Pelaksanaan pengajaran mikro 2
Pelaksanaan pengajaran mikro 2
Nadwah Khalid
Program Remidial dan Pengayaan
Program Remidial dan Pengayaan
Khanifah Inabah
Konsep dasar pengajaran mikro
Konsep dasar pengajaran mikro
Bu Ila
Pengajaran mikro
Pengajaran mikro
restya21
Lesson Study / Kajian Pengajaran
Lesson Study / Kajian Pengajaran
Mohamed Naim Daipi
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Oky Sudarto
Dgggfg
Dgggfg
Ahmad Wahyudin Rock'n Roll
D Esain Pembelajaran
D Esain Pembelajaran
WARGA SALAPAN
Pakem Dalam Praktik
Pakem Dalam Praktik
WARGA SALAPAN

More Related Content

What's hot (19)

Huraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Huraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Zuzan Michael Japang
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
PratiwiKartikaSari
Iis Istiqomah Iia Pe
Iis Istiqomah Iia Pe
Iis Istiqomah
Pengajaran Mikro
Pengajaran Mikro
aku_ hafif
TOT BAHAN AJAR KURIKULUM 2013
TOT BAHAN AJAR KURIKULUM 2013
Drs Aleksander Hutauruk MSi
Pengajaran mikro
Pengajaran mikro
Arra Asri
Pengajaran mikro
Pengajaran mikro
samrong sawadee
Pengajaran Mikro
Pengajaran Mikro
Sha Amran
Bam
Bam
Rashadah Hj Isa
psikologi pendidikan
psikologi pendidikan
Aldaka Baskara
MENGAPA HASIL PEMBELAJARAN HARUS DITENTUKAN
MENGAPA HASIL PEMBELAJARAN HARUS DITENTUKAN
cik noorlyda
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 2
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 2
Heri Suryono
kemahiran mikropengajaran
kemahiran mikropengajaran
mazlan81
Pelaksanaan pengajaran mikro 2
Pelaksanaan pengajaran mikro 2
Nadwah Khalid
Program Remidial dan Pengayaan
Program Remidial dan Pengayaan
Khanifah Inabah
Konsep dasar pengajaran mikro
Konsep dasar pengajaran mikro
Bu Ila
Pengajaran mikro
Pengajaran mikro
restya21
Lesson Study / Kajian Pengajaran
Lesson Study / Kajian Pengajaran
Mohamed Naim Daipi
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Oky Sudarto
Huraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Huraian Rancangan Pengajaran Harian Informal
Zuzan Michael Japang
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
PratiwiKartikaSari
Iis Istiqomah Iia Pe
Iis Istiqomah Iia Pe
Iis Istiqomah
Pengajaran Mikro
Pengajaran Mikro
aku_ hafif
Pengajaran mikro
Pengajaran mikro
Arra Asri
Pengajaran Mikro
Pengajaran Mikro
Sha Amran
psikologi pendidikan
psikologi pendidikan
Aldaka Baskara
MENGAPA HASIL PEMBELAJARAN HARUS DITENTUKAN
MENGAPA HASIL PEMBELAJARAN HARUS DITENTUKAN
cik noorlyda
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 2
Buku panduan kerja kepala sekolah.pdf 2
Heri Suryono
kemahiran mikropengajaran
kemahiran mikropengajaran
mazlan81
Pelaksanaan pengajaran mikro 2
Pelaksanaan pengajaran mikro 2
Nadwah Khalid
Program Remidial dan Pengayaan
Program Remidial dan Pengayaan
Khanifah Inabah
Konsep dasar pengajaran mikro
Konsep dasar pengajaran mikro
Bu Ila
Pengajaran mikro
Pengajaran mikro
restya21
Lesson Study / Kajian Pengajaran
Lesson Study / Kajian Pengajaran
Mohamed Naim Daipi
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Oky Sudarto

Similar to Jurnal Belajar (7)

Dgggfg
Dgggfg
Ahmad Wahyudin Rock'n Roll
D Esain Pembelajaran
D Esain Pembelajaran
WARGA SALAPAN
Pakem Dalam Praktik
Pakem Dalam Praktik
WARGA SALAPAN
Kurikulumoperasional
Kurikulumoperasional
WARGA SALAPAN
Metode pembelajaran paikem
Metode pembelajaran paikem
SMKN 36 JAKARTA UTARA
3 b 59_utut muhammad_modul pengembagan pembelajaran
3 b 59_utut muhammad_modul pengembagan pembelajaran
umammuhammad27
Model pakem
Model pakem
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Ad

More from WARGA SALAPAN (20)

Berakhirnya Masa Orde Baru
Berakhirnya Masa Orde Baru
WARGA SALAPAN
Program memphoto-diri-anda
Program memphoto-diri-anda
WARGA SALAPAN
For sons-and-daughters
For sons-and-daughters
WARGA SALAPAN
The pencil-parable
The pencil-parable
WARGA SALAPAN
Burung dengan-sebelah-sayap
Burung dengan-sebelah-sayap
WARGA SALAPAN
Soal ulangan akhir semester gasal2011 2012
Soal ulangan akhir semester gasal2011 2012
WARGA SALAPAN
Salinan P E R M E N No 46 Th 2010
Salinan P E R M E N No 46 Th 2010
WARGA SALAPAN
Salinan P E R M E N No 46 Th 2010
Salinan P E R M E N No 46 Th 2010
WARGA SALAPAN
Lampiran Permendiknas No 46 Th 20101
Lampiran Permendiknas No 46 Th 20101
WARGA SALAPAN
Kompos
WARGA SALAPAN
Pengembangan Komite Sekolah
Pengembangan Komite Sekolah
WARGA SALAPAN
Perencanaan Berdasarkan Kurikulum
Perencanaan Berdasarkan Kurikulum
WARGA SALAPAN
Pengembangan Perpustakaan
Pengembangan Perpustakaan
WARGA SALAPAN
Contoh Manajemen Sekolah
Contoh Manajemen Sekolah
WARGA SALAPAN
Pemanfaatan Lingkungan Belajar
Pemanfaatan Lingkungan Belajar
WARGA SALAPAN
Pelaksanaan Kegiatan Mgmp
Pelaksanaan Kegiatan Mgmp
WARGA SALAPAN
Manajemen Sekolah
Manajemen Sekolah
WARGA SALAPAN
25656481 Pedoman Analisis Data
25656481 Pedoman Analisis Data
WARGA SALAPAN
Rekomendasi 2010 Jarlitbang
Rekomendasi 2010 Jarlitbang
WARGA SALAPAN
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
WARGA SALAPAN
Berakhirnya Masa Orde Baru
Berakhirnya Masa Orde Baru
WARGA SALAPAN
Program memphoto-diri-anda
Program memphoto-diri-anda
WARGA SALAPAN
For sons-and-daughters
For sons-and-daughters
WARGA SALAPAN
The pencil-parable
The pencil-parable
WARGA SALAPAN
Burung dengan-sebelah-sayap
Burung dengan-sebelah-sayap
WARGA SALAPAN
Soal ulangan akhir semester gasal2011 2012
Soal ulangan akhir semester gasal2011 2012
WARGA SALAPAN
Salinan P E R M E N No 46 Th 2010
Salinan P E R M E N No 46 Th 2010
WARGA SALAPAN
Salinan P E R M E N No 46 Th 2010
Salinan P E R M E N No 46 Th 2010
WARGA SALAPAN
Lampiran Permendiknas No 46 Th 20101
Lampiran Permendiknas No 46 Th 20101
WARGA SALAPAN
Kompos
WARGA SALAPAN
Pengembangan Komite Sekolah
Pengembangan Komite Sekolah
WARGA SALAPAN
Perencanaan Berdasarkan Kurikulum
Perencanaan Berdasarkan Kurikulum
WARGA SALAPAN
Pengembangan Perpustakaan
Pengembangan Perpustakaan
WARGA SALAPAN
Contoh Manajemen Sekolah
Contoh Manajemen Sekolah
WARGA SALAPAN
Pemanfaatan Lingkungan Belajar
Pemanfaatan Lingkungan Belajar
WARGA SALAPAN
Pelaksanaan Kegiatan Mgmp
Pelaksanaan Kegiatan Mgmp
WARGA SALAPAN
Manajemen Sekolah
Manajemen Sekolah
WARGA SALAPAN
25656481 Pedoman Analisis Data
25656481 Pedoman Analisis Data
WARGA SALAPAN
Rekomendasi 2010 Jarlitbang
Rekomendasi 2010 Jarlitbang
WARGA SALAPAN
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
WARGA SALAPAN
Ad

Jurnal Belajar

  • 1. PENDAHULUAN Bahan-bahan Pelatihan PAKEM 3 A. Pendahuluan Tujuan program PAKEM adalah meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa melalui peningkatan praktik pembelajaran. Secara tradisional pengajaran di Indonesia terutama terdiri dari hafalan fakta-fakta dan proses. Sebagai akibatnya, banyak siswa meninggalkan sekolah /lulus dengan kemampuan bahasa dan keterampilan untuk memecahkan masalah yang sangat kurang dan tidak memiliki kreativitas untuk menghadapi banyak tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menye- nangkan (PAKEM) bertujuan untuk mencipta- kan lingkungan belajar yang kaya, membekali siswa dengan keterampilan-keterampilan, pengetahuan dan sikap untuk hidup. Sebagai Kegiatan belajar kelompok dan memecahkan masalah merupakan kegiatan belajar aktif hasil dari pelatihan PAKEM, para guru menga- dopsi strategi pembelajaran yang berbeda, termasuk belajar yang lebih interaktif dalam kelompok, dan tugas lebih praktis. Anak-anak diharapkan untuk lebih berpikir sendiri, bukan disuruh menjawab dan menulis, mereka melakukannya dengan kata-kata mereka sendiri, bukan mengutip dari papan tulis atau buku. Lingkungan kelas dibuat lebih ramah terhadap anak, dan memiliki pajangan hasil karya siswa serta alat Bantu belajar yang menarik. Selama pelatihan PAKEM 1, para peserta diperkenalkan pada konsep belajar aktif. Mereka belajar mengenai apa PAKEM, dan mengapa pendekatan berpusat pada siswa meningkatkan mutu belajar. Fokus pelatihan ini adalah mengidentifikasikan situasi-situasi belajar aktif, yang dimodelkan oleh fasilitator, dan kemudian dipraktikkan oleh peserta dalam situasi pembelajaran sesungguhnya dengan menggunakan sekolah-sekolah setempat. PAKEM 2 mengembangkan konsep-konsep yang sudah diperkenalkan sebelumnya dan meng- eksplorasi pengelolaan kelas belajar aktif maupun strategi-strategi pengajaran yang efektif yang mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah. Peserta melanjutkan pengembangan pemahaman mereka mengenai belajar aktif dengan menciptakan skenario pem belajaran untuk kelompok dan perorangan dengan bantuan dari fasilitator. Skenario-skenario ini P A K E T P E L A T I H A N 3 1
  • 2. sekali lagi diujicobakan di kelas sekolah-sekolah setempat, diikuti dengan sesi umpan balik konstruktifkepada peserta. PAKEM 1 dan 2 terutama terfokus pada kelas aktif dan berpusat pada siswa, dengan penekanan pada pengembangan skenario pembelajaran tunggal. Pelatihan PAKEM 3 terfokus pada perencanaan yang lebih luas, penerapan pembelajaran aktif dengan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi yang baru. Ada juga fokus yang kuat mengenai pengembangan keterampilan melakukan refleksi untuk belajar efektif. B. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Belajar Aktif Departemen Pendidikan Indonesia, baru baru ini memperkenalkan kurikulum baru (Permen 22). Kurikulum berbasis kompetensi ini diorganisir berdasarkan tingkat kelas, mendeskripsikan kompetensi-kompetensi yang harus dicantumkan ke dalam program pembelajaran guru. Kurikulum ini adalah kerangka bagi guru untuk mengembangkan program belajar mereka. Kompetensi-kompetensi tsb harus diajarkan, walaupun demikian guru mempunyai keleluasaan (fleksibilitas) untuk mengorganisir pro- gram-program pengajaran untuk meng- cover kompetensi-kompetensi tersebut. Keleluasaan ini memungkinkan guru untuk membuat kurikulum relevan dengan kebutuhan siswa mereka dan memberikan kesempatan pada guru untuk mengem- bangkan kegiatan kegiatan dalam konteks yang bermakna. Kurikulum tidak dapat diajarkan seperti kurikulum lama. Kurikulum lama sifatnya seperti resep yang harus harus diikuti (pre- scriptive), mendeskripsikan isi dan urutan pengajaran. Kurikulum baru mengharapkan guru membuat perencanaan pengalaman belajar dan kegiatan kegiatan yang akan memberikan kepada siswa kesempatan untuk mendemonstrasikan kompetensi kompetensi tertentu. Topiktopik dan konteks untuk demontrasi kompetensi siswa ini harus direncanakan dan didisain oleh guru. Kurikulum baru mengharuskan cara cara baru dalam mengerjakaanya dan guru memerlukan pen- dekatan baru dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum. Sama sekali tidak mungkin untuk mengajarkan beratus ratus kompetensi dalam isolasi (terpisah-pisah) dan mengajarkannya satu demi satu, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang guru selama ini. Cara ini akan membuat frustasi dan mengecewakan, dan akhrinya guru akan menolak kurikulum baru karena terlalu sulit untuk digunakan. 2 P A K E T P E L A T I H A N 3
  • 3. Pelatihan PAKEM 3 memperkenalkan kurikulum baru berbasis kompetensi dan memberikan proses untuk perencanaan dan pelaksanaan kurikulum baru di kelas. Perlu ada paparan gambar besar kurikulum, agar guru dapat melihat semua kompetensi-komptensi yang harus diajarkan dalam setahun, dan mengorganisasikaanya dalam tema tema dan topic yang akan lebih mudah dikelola. Pertama tama kurikulum dilihat sebagai satu keseluruhan, kemudian dipecah menjadi satu pro- gram tema tema yang akan diajarkan selama tahun ajaran. Proses perencanaan dari Gambar Besar Perencanaan tahunan dipecah menjadi semester dan perencanaan tematik, dan akhirnya perencanaan mingguan dan harian Konsep-konsep dasar asesmen dan evaluasi dari Standar Isi (Permen 22) diperkenalkan selama pelatihan PAKEM 3. Dalam Standar Isi (Permen 22), asesmen berkaitan dengan pengumpulan data mengenai kinerja siswa dan menggunakan informasi ini untuk menentukan kemajuan kea rah pencapaian kompetensi yang ditentukan Suatu overviu tentang metode-metode pengumpulan data disajikan dan kegiatan kegiatan untuk mengembangkan satu format pengumpulan data, misalnya observasi terfokus. C. Bagaimana Menggunakan Bahan Pelatihan ini Bahan bahan pelatihan PAKEM 3 terdiri dari 2 bagian: 1. Unit-Unit Utama Unit 1 6 dikerjakan oleh semua peserta, tanpa mengingat kelompok mata pelajaran mereka. Kegiatan kegiatan dapat diterapkan dan relevan untuk lintas kurikulum untuk semua mata pelajaran. Kegiatan kegiatan seperti perencanaan tema tema dapat difokuskan pada bahan bahan berdasarkan mata pelajaran. Unit unit ini memerlukan waktu 2 setengah hari dari program pelatihan 2. Unit-unit berdasarkan mata pelajaran Bagian ke dua bahan bahan pelatihan termasuk unit unit khusus mata pelajaran. Unit unit ini memberikan kegipatan kegiatan yang lebih mendalam yang terkait dengan mata pelajaran pada kurikulum. Unit unit mata pelajaran diberikan untuk Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematik, IPA, IPS dan Kelas Awal. Peserta hanya mengerjakan satu unit mata pelajaran, tergantung pada kelompok mana mereka ikut. Pengerjaan Unit ini memerlukan waktu sehari. P A K E T P E L A T I H A N 3 3
  • 4. JADWAL YANG DISARANKAN 4 P A K E T P E L A T I H A N 3
  • 5. Catatan untuk Fasilitator Alokasi waktu Jadwal kegiatan ini memberikan pedoman umum untuk menyelesaikan program dalam waktu tiga setengah hari. Alokasi waktu yang disarankan dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan peryaratan yang harus dipenuhi peserta. Beberapa kelompok mungkin memerlukan alokasi waktu penuh untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan, yang lain mungkin menyelesaikan tugas dalam waktu yang lebih sedikit. Dari alokasi waktu yang disediakan. Fasilitator perlu bersikap fleksibel dalam pemanfaatan waktu yang disediakan untuk kegiatan kegiatan. Scan kurikulum misalnya, adalah konsep baru untuk banyak peserta, dan mereka perlu diberi waktu yang cukup dan bantuan untuk menyelesaikan proses ini. Kalau peserta diburu-buru untuk menyelesaikan, mereka tidak akan mendapat manfaat informasi yang diperlukan atau merasa percaya diri untuk menyelesaikan tugas pada lain waktu. Bahan-bahan dan sumber-sumber Sejumlah unit, baik unit inti maupun unit mata pelajaran, memerlukan pengorganisasian bahan- bahan dan sumber-sumber sebelumnya. Pelatihan berjalan lancar kalau bahan-bahan disiapkan dan diorganisir sehari sebelumnya. Pengecekan bahan-bahan dan sumber-sumber perlu dilakukan pada awal setiap unit. Jurnal Belajar Jurnal belajar diperkenalkan di Unit 1 dan peserta diminta menuliskan refleksi mereka dalam jurnalnya pada akhir workshop setiap hari. Partisipan harus menyelesaikan tugas ini sebelum mereka meninggalkan ruang. Jika memungkinkan, fasilitator mengumpulkan jurnal ini dan memberikan umpan balik dengan cara menuliskan komentar pada buku jurnal tentang refleksi mereka dengan cara yang membesarkan hati. Fasilitator sebaiknya melakukan ini pada petang / malam setelah kegiatan workshop. Jurnal yang dibawa fasilitator ini kemudian dikembalikan pada peserta pada pagi hari berikutnya. Setelah fasilitator memodelkan proses tersebut, pada hari kedua dan ketiga workshop partisipan saling menukar jurnal dan merespon refleksi temannya. Setiap hari, pada awal kegiatan workshop, sebaiknya dialokasikan sedikit waktu yang digunakan untuk mengembalikan jurnal pada pemiliknya dan memberi kesempatan pada peserta untuk saling membaca dan berbagi (share) komentar. P A K E T P E L A T I H A N 3 5
  • 7. UNIT 1 : JURNAL BELAJAR
  • 9. UNIT 1 : JURNAL BELAJAR UNIT 1 : JURNAL BELAJAR Waktu : 1 jam A. CATATAN UNTUK FASILITATOR Kemampuan untuk mendeskripsikan kembali apa yang sudah dipelajari, menemukan hal-hal yang masih dirasa lemah, mengidentifikasi kemungkinan perbaikan yang bisa dilakukan merupakan hal yang sangat penting. Pembelajar yang melakukan hal ini mampu belajar secara mandiri, dan memperoleh hasil yang optimal. Demikian pula dengan guru. Di samping sebagai pembelajar, guru juga harus terus menerus belajar. Dengan kata lain, guru juga harus menjadi pembelajar. Hanya dengan cara itulah dia akan mampu tumbuh dan berkembang sehingga layak mendapatkan sertifikat guru profesional. Oleh karena itu, di dalam setiap kesempatan belajar yang dialaminya, guru harus mampu mendeskripsikan kembali apa yang sudah dipelajarinya, menemukan hal-hal yang masih dirasa lemah, dan mengidentifikasi kemungkinan perbaikan yang harus dilakukannya. Jurnal belajar merupakan wadah bagi para guru untuk menuliskan ide dan perasaan yang dialaminya ketika belajar. Melalui jurnal belajar, para guru dapat menuliskan secara rutin dan disiplin apa-apa yang sudah dipelajarinya, apa yang masih dipandang lemah, dan kemungkinan perbaikan yang perlu dilakukan. B. TUJUAN Memperkenalkan proses refleksi sebagai bagian penting dari belajar Mengenal perbedaan antara deskripsi dan refleksi Menuliskan jurnal belajar selama workshop C. SUMBER/BAHAN-BAHAN Kertas manila/ spidol (felt pen) Buku tulis sebuah untuk setiap peserta untuk menuliskan jurnal belajar Menyiapkan peta kertas manila dengan judul isu-isu dan pemikiran P A K E T P E L A T I H A N 3 9
  • 10. UNIT 1 : JURNAL BELAJAR D. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN 1. Pendahuluan (30 menit) Fasilitator menyajikan slide (Powerpoint/transparansi) : Belajar : Apa Belajar itu? Peserta diminta menggunakan waktu beberapa menit dalam kerja berpasangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: a) Apa pengertian Anda mengenai belajar? (suatu perubahan perilaku, perubahan pemahaman, yang dibangun berdasarkan yang diketahui untuk memahami yang tidak diketahui) b) Bagaimana Anda belajar? (melalui observasi, mempraktikkan, meniru dsb) c) Apa yang paling banyak membantu Anda belajar? (umpan balik atas kinerja) Hasil diskusi berpasangan dibahas dalam kelompok. Fasilitator mencatat tanggapan-tanggapan. Diskusikan ! Fasilitator menjelaskan bahwa berpikir tentang berpikir (metakognitif) adalah alat yang penting dalam belajar dan kemampuan berpikir mengenai apa yang sedang terjadi dalam praktik mengajar dengan cara mendalam akan membantu kita untuk meningkatkan pemahaman kita dan memungkinkan perubahan pemahaman (diagram). Jurnal belajar adalah salah satu bentuk konkrit yang bisa dibuat untuk mengaplikasikan metakognitif. 2. Contoh-contoh Jurnal Belajar (15 menit) a) Fasilitator mendistribusikan Pedoman Jurnal Belajar dan menjelaskan bahwa selama work- shop, fasilitator akan membuat entry dalam buku jurnal mereka. Fasilitator perlu menekankan bahwa entry entry ini tidak hanya mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sehari hari, tetapi seharusnya merefleksikan perasaan peserta dan memberikan informasi kepada kita mengapa mereka merasakan seperti itu. b) Contoh 2 entry jurnal ditayangkan (slide powerpoint/transparansi) Minta peserta membaca dan melihat perbedaaanya (satu adalah deskripsi mengenai suatu pelajaran, yang lain merupakan refleksi. Mintalah peserta melihat perbedaannya dan mendiskusikannya. 10 P A K E T P E L A T I H A N 3
  • 11. UNIT 1 : JURNAL BELAJAR c) Mintalah peserta menuliskan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk refleksi hari itu (slide powerpoint/transparansi): Apa yang menarik hari ini dan mengapa menarik? Apa yang menantang hari ini dan mengapa menantang? Apa yang membingungkan hari ini dan mengapa membingungkan? Apa yang ingin Anda ketahui lebih banyak? Pada akhir hari pertama, peserta diberi waktu untuk menjawab pertanyaan pertanyaan tsb, sebelum mereka meninggalkan tempat 3. Menulis jurnal (15 menit) a) Setiap peserta diminta menulis jurnal tentang kegiatan apa belajar itu dengan menggunakan panduan pertanyaan tersebut (2C). b) Diskusi kelompok hasil jurnal yang dibuat dengan membandingkan contoh jurnal yang ada 4. Peta Isu-isu dan pemikiran-pemikiran (5 menit) Tunjukkan kepada para peserta peta (kertas lebar) untuk Isu-isu dan pemikiran pemikiran yang ditempelkan di tembok. Sampaikan kepada mereka bahwa setiap kali mereka menganggap ada isu-isu yang perlu didiskusikan lebih lanjut selama forum terbuka pada hari terakhir pelatihan, dapat menuliskannya pada kertas lebar tersebut. Mereka dapat melakukannya setiap saat selama pelatihan. Mintalah peserta untuk menuliskan harapan harapan mereka mengenai workshop/pelatihan pada peta tsb. Jelaskan bahwa akan disediakan waktu pada akhir sesi untuk mendiskusikan isu-isu dan seberapa jauh harapan harapan mereka terpenuhi Peserta dan fasilitator perlu diberi waktu untuk menuliskan jurnal belajar mereka pada akhir kegiatan setiap hari, sebelum meninggalkan ruangan/sesi workshop. Fasilitator membacakan jurnal mereka untuk menjadi contoh bagi para peserta. Selanjutnya fasilitator mengumpulkan jurnal peserta dan memberikan tanggapan setiap hari. Lampiran : 1. slide (powerpoint/transparansi) Belajar: Apa Belajar itu? 2. slide (powerpoint/transparansi) Contoh Jurnal 3. slide (powerpoint/transparansi) Manfaat Jurnal Belajar 4. slide (powerpoint/transparansi) Refleksi P A K E T P E L A T I H A N 3 11
  • 12. UNIT 1 : JURNAL BELAJAR 12 P A K E T P E L A T I H A N 3
  • 13. UNIT 1 : JURNAL BELAJAR P A K E T P E L A T I H A N 3 13