ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
EPIDEMIOLOGI
• Kanker rongga mulut merupakan salah
satu kanker yang paling banyak
prevalensinya di berbagai belahan dunia,
dan merupakan satu dari sepuluh
penyebab kematian yang paling sering.
• Di Amerika Serikat, tiap tahun terdiagnosis
lebih dari 1 juta penderita baru kanker,
penderita baru kanker mulut dan orofaring
terdiagnosis mendekati 3% dari
keseluruhan penderita baru.
ï‚ž Pada laki-laki, kanker mulut menempati
4% dari seluruh kanker yang ada di
tubuh dan 2% kematian akibat kanker.
ï‚ž Sedangkan pada wanita, kanker mulut
menempati 2% dari seluruh kanker yang
ada di tubuh dan 1% kematian akibat
kanker.
• Kanker mulut merupakan kanker yang
dihubungkan dengan peningkatan usia.
95% kasus muncul pada orang-orang
dengan usia lebih dari 40 tahun, dengan
rata-rata terjadi pada usia 60 tahun.
• Pada umumnya kanker mulut melibatkan
lidah, orofaring, dan dinding mulut. Lidah,
gusi, lidah bagian dorsal, dan palatum
jarang menjadi lokasi kanker mulut.
• Jenis kanker mulut yang paling sering yaitu
kanker sel skuamosa.
Etiologi dan faktor resiko
ï‚ž Usia > 40 tahun
 penurunan imunitas
 akumulasi perubahan genetik
 durasi terekspos oleh inisiator dan promoter
(termasuk iritan kimia, fisika, virus, efek hormon,
penuaan sel, penurunan imunitas)
ï‚ž Tembakau
(rokok ataupun dikunyah)
 Karsinogen :
a. Nitrosamin (nikotin)
b.Hidrokarbon aromatik polisiklik
c. Nitrosodicthanolamine
d.Nitrosoproline
e.Polonium
ï‚ž Alkohol
Alkohol + tembakau  EFEK SINERGISTIK
Patogenesis
 Sel normal  displasia  lesi maligna
ï‚ž Lesi displasia (kriteria histomorfologi)
ï‚— Ringan:
sel yang mengalami displasia ringan
terbatas pada lapisan basal epitelium
ï‚— Sedang dan Parah
perubahan morfologi seluler
ï‚ž Karsinoma in situ : lesi yang meliputi seluruh
lapisan epitel dengan sel-sel abnormal, tapi
tanpa invasi ke membran basal
ï‚ž Karsinoma didiagnosis jika lesi telah
menginvasi membran basal dan menginvasi
jaringan penyambung.
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
TUMOR JINAK ATAU GANAS
?
ï‚ž Biopsi :
 Pada tumor jinak  gambaran berupa parakeratosis,
ortokeratosis, hyperkeratosis, akartosis, hiperplasipedo,
epitekomatus dan sel-sel radang akut serta kronis.
 Tumor jinak yang cenderung berubah ke arah keganasan 
gambaran sel epitel yang abnormal, mengalami perubahan
ukuran, morfologi, orientasi dan kematangan.
 Karsinoma in situ  bila sel mengenai membrane basal
 Tumor ganas atau kanker  adanya sel-sel abnormal pada
seluruh bagian epithelium dan sel abnormal ini sampai
melewati membrane basal menembus jaringan di
bawahnya.
ï‚ž Secara klinis, tumor ganas dapat memiliki
gambaran :
ï‚— Gambaran tumor tidak uniform, kasar, bergranul.
ï‚— Penyebaran ke kelenjar limfe regional,
membesar, keras, sulit digerakkan.
ï‚— Gejala sistemik berat, dapat terjadi kaheksia.
ï‚— Metastasis
ï‚ž Kanker mempunyai karakteristik berbeda
dengan tumor jinak karena :
ï‚— Kanker / neoplasma ganas tidak berkapsul,
mengadakan invasi dan merusak jaringan
asalnya.
ï‚— Mempunyai kemampuan yang tidak terkendali
untuk berkembang tidak wajar/abnormal
dibanding pertumbuhan sel normal.
ï‚— Sel kehilangan sifat berdiferensiasi dan
cenderung menjadi sel primitif/muda.
ï‚— Dapat terjadi metastasis pada lokasi yang jauh
dari tumor induknya/primernya.
Lesi Pre kanker
ï‚ž Lesi pre kanker pada bahasan disini
terbagi menjadi:
ï‚— Lesi pre kanker
â—‹ Leukoplakia
â—‹ Eritriplakia
ï‚— Keadaan/kondisi pra kanker
â—‹ Liken planus
â—‹ Fibrosis submukosa
Lesi Pra Kanker
 Deteksi : Toluidine blue  nilai jaringan
ï‚ž Penilaian tergantung dari penglaman dan
pengetahuan penilai dan klinis.
ï‚ž Minimal, diketahui area yang akan dibiopsi
 Hasil positif  lesi inflamasi dan ulseratif
ï‚ž Hasil negatif palsu tidak umum
 Kontrol 14 hari beri waktu pada lesi
untuk mengecil atau menghilang.
Leukoplakia
ï‚ž Lesi putih pada mukosa mulut, tidak hilang
dengan digosok dan tidak dapat
diklasifikasikan sebagai lesi lain.
 Biasanya di mukosa bukal pola plak multipel
 Leukoplakia halus  penggunaan tembakau.
ï‚ž Oral Hairy Leukoplakia sering di pinggir lateral
lidah pada pasien dengan imunosupresi
kronik, infeksi virus Epstein- Barr.
Eritroplakia
ï‚ž Analog leukoplakia, beda warna
ï‚ž Risiko lebih besar untuk menjadi
displasia/ keganasan (4-7 kali)
Keadaan/ Kondisi Pra
Kanker
Liken Planus
ï‚ž Merupakan penyakit mukokutaneus yang
dimediasi secara imun,
ï‚ž Biasanya terjadi pada dewasa dan lebih
sering pada wanita.
ï‚ž Kronik liken planus menunjukkan resiko
kanker yang rendah namun dapat diukur
dan kanker mulut telah diidentifikasi
sebagai peninggian dari area liken planis
atropik yang kemerahan.
Keadaan/ Kondisi Pra
Kanker
Fibrosis submukosa
ï‚ž merupakan penyakit dari mukosa mulut,
ditandai dengan atrofi epitelial dan
fibrosis dari submukosa.
ï‚ž Etiologi dari fibrosis submukosa tidak
diketahui.
Tanda dan Gejala
ï‚ž Asimptomatik, teridentifikasi setelah parah
ï‚ž Massa di mulut dan leher, pembesaran KGB
ï‚ž Disfagia, bahkan odinofagia, otalgia
ï‚ž Gerakan mulut terbatas,gangguan/hilangnya
fungsi  lidah, pengaruhi bicara, menelan dan
makan.
ï‚ž Perdarahan di mulut (jarang)
ï‚ž Perubahan jaringan : warna, ulserasi
Klasifikasi Tumor Rongga Mulut dan
Orofaring (WHO)
1. Tumor epitel ganas
2. Lesi Prekusor Epitelial
3. Tumor jinak epithelial
4. Tumor kelenjar ludah
5. Tumor jaringan lunak
6. Tumor hematolimfoid
7. Melanoma mukosa ganas
8. Tumor sekunder
Tumor epitel ganas
1.Karsinoma sel
skuamosa
ï‚— Karsinoma verukosa
ï‚— Karsinoma sel
skuamosa basaloid
ï‚— Karsinoma sel
skuamosa papiler
ï‚— Karsinoma sel spindel
ï‚— Karsinoma sel
skuamosa akantoliltik
ï‚— Karsinoma
adenoskuamosa
ï‚— Karsinoma
kunikulatum
2.Karsinoma
Limfoepitelial
Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma Sel Skuamosa
Tumor jinak epithelial
1. Papiloma
ï‚ž Papiloma sel skuamosa dan veruka
vulgaris
ï‚ž Kondiloma akuminatum
ï‚ž Hyperplasia epithelial fokal
2. Tumor sel granular
3. Keratoakantoma
Tumor kelenjar ludah
1. Karsinoma kelenjar
ludah
ï‚ž Karsinoma sel asinus
ï‚ž Karsinoma
mukoepidermoid
ï‚ž Karsinoma kistik
adenoid
ï‚ž Adenokarsinoma
polimorfus low-grade
ï‚ž Adenokarsinoma sel
basal
ï‚ž Karsinoma epithelial-
myoepitelial
ï‚ž Karsinoma clear sel
ï‚ž Kistadenokarsinoma
ï‚ž Adenokarsinoma
musinus
ï‚ž Karsinoma onkositik
ï‚ž Karsinoma duktus
kelenjar ludah
Tumor kelenjar ludah
2. Adenoma kelenjar ludah
ï‚ž Adenoma pleomorfik
ï‚ž Myoepithelioma
ï‚ž Adenoma sel basal
ï‚ž Adenoma kanalikular
ï‚ž Papiloma duktus
ï‚ž Kistadenoma
Tumor jaringan lunak
1. Sarkoma Kaposi
2. Limfangioma
3. Tumor kondromiksoid ektomesenkimal
4. Musinosis oral fokal
5. Epulis sel granular congenital
Tumor hematolimfoid
1. Limfoma sel B besar
difus
2. Limfoma sel mantle
3. Limfoma folikular
4. Tipe MALT dari
limfoma sel
ekstranodal zona
marginal sel B
5. Limfoma Burkitt
6. Limfoma sel T
7. Plasmasitoma
ekstramedular
8. Histiositosis sel
Langerhans
9. Sarcoma
ekstrameduler
myeloid
10. Tumor/sarcoma
sel dendritik
folikular
STAGING
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
KLASIFIKASI STAGING
DIAGNOSIS
ï‚ž Prinsip utamanya adalah dengan
menegakkan diagnosis kanker secara
histopatologi dan menentukan apakah ada
keganasan juga di tempat lain
ï‚ž Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gambaran klinis dan pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan terpenting dan
diagnostiknya adalah dengan biopsi.
BIOPSI
ï‚ž Pada awal dapat dilakukan toluidin blue,
pemeriksaan ini juga dipakai untuk membantu
menentukan lokasi biopsi.
ï‚ž Pengambilan jaringan harus adekuat Jaringan
yang adekuat untuk pemeriksaan harus sampai
ke jaringan di bawah membran basal dan
mengikutsertakan jaringan normal.
ï‚ž Displasia atau atipia menggambarkan sejumlah
kelainan seluler yang termasuk perubahan
morfologi dan ukuran sel, peningkatan gambaran
mitosis, hiperkromatisme, perubahan dari
orientasi dan maturasi sel normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ï‚ž Pemeriksaan Darah termasuk : Tes fungsi hati, Darah Perifer
Lengkap, Ureum-creatinine dan elektrolit, Serum kalsium,
Serum ferritin, alpha-antitrypsin, dan alfa-antiglikoprotein
ï‚ž Radiografi intraoral & dental, untuk membantu melihat
keterlibatan tulang di sekitar tumor.
ï‚ž Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance
Imaging (MRI) digunakan untuk membantu evaluasi klinis
dan proses staging tumor primer dan kelenjar limfe regional
(perluasan lokal dari penyakit dan mengidentifikasi
metastasis ke kelenjar limfe)
ï‚ž CT scanning untuk mengevaluasi keterlibatan tulang kortikal,
sedangkan MRI untuk mengevaluasi perluasan ke jaringan
lunak dan keterlibatan neurovascular bundle.
ï‚ž Radiografi dada untuk melihat metastasis ke paru, karena
merupakan tempat metastasis yang sering
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt
DIAGNOSIS BANDING
ï‚ž Keratosis Aktinik
ï‚ž Kandidiasis Oral
ï‚ž Leukoplakia Oral
ï‚ž Lichen Planus
ï‚ž Dan lain-lain sesuai gambaran klinisnya
(plak/ulkus/massa)
Tatalaksana
ï‚ž Modalitas terapi :
ï‚— Terapi pembedahan tunggal
ï‚— Terapi radiasi tunggal
ï‚— Terapi kemoterapi tunggal
ï‚— Kombinasi diantara modalitas tersebut
ï‚ž Indikasi :
 Kanker stadium I & II  1 modalitas
(pembedahan/radioterapi)
 Kanker stadium III & IV  kombinasi modalitas
(pembedahan&radioterapi/pembedahan&kemoterapi/kombi
nasi 3 modalitas)
ï‚ž Pembedahan
ï‚— Terapi utama
ï‚— Indikasi :
â—‹ Tumor yang menginvasi jaringan tulang
â—‹ Jika ES pembedahan < radioterapi
â—‹ Tumor yang tidak sensitif terhadap radioterapi
â—‹ Tumor rekuren pada daerah yang telah menerima
radioterapi dengan dosis maksimal
â—‹ Terapi paliatif
ï‚— Diseksi leher radikal dapat merupakan bagian dari reseksi
pada tumor yang mengalami metastasis ke kGB dan dapat
dikombinasi radioterapi ketika tumor primer diobati dengan
radioterapi
ï‚ž Diseksi leher radikal dapat merupakan bagian dari
reseksi pada tumor yang mengalami metastasis ke kGB
dan dapat dikombinasi radioterapi ketika tumor primer
diobati dengan radioterapi
 Kemajuan dlm pembedahan  rekonstruksi (penutupan
vaskularisasi dan rekonstruksi mikrovaskular bebas).
ï‚ž Rekonstruksi dengan penggunaan implant
osseointegrated menawarkan kemampuan untuk
memberikan prostesis yang stabil dan meningkatkan
hasil fungsional
ï‚ž Kemoterapi
ï‚— Cara kerja obat :
â—‹ memisahkan sel kanker tersebut secara
cepat,
â—‹ menghambat pertumbuhan sel kanker,
â—‹ menghancurkan sel kanker tersebut.
 Efek obat tersebut bersifat sistemik 
digunakan untuk kanker sengan stadium
lanjut(metastasis)
ï‚ž Macam kemoterapi :
ï‚— Agen alkylating (contohnya : cisplatin)
ï‚— Antimetabolite (contohnya : 5-Fluorouasil/5FU)
ï‚— Antibiotik sitotoksik (contohnya : bleomisin)
ï‚— Alkaloid vinca (contohnya : vinblastin)
ï‚— Hormon steroid (contohnya : tamoxifen)
 Kemoterapi yang biasa digunakan  cisplatin & 5FU
Kemoterapi
ï‚ž Efek samping
ï‚— Lemah, mual, muntah,
ï‚— Diare atau konstipasi,
ï‚— Hilangnya rambut,
ï‚— Mukositis, dan
ï‚— Kemungkinan terjadinya infeksi
ï‚ž Radioterapi
ï‚— Radiasi yang digunakan :
â—‹ Sinar eksternal photon megavoltase. Sinar yang ideal
digunakan yaitu cobalt 60 (60Co) 4- hingga 6-
akselerator linear.
â—‹ Sinar x-ray memberikan dosis yang relatif rendah pada
permukaan kulit dan memberikan dosis pengeluaran
yang tinggi.
â—‹ Sinar electron memberikan dosis yang realtif tinggi
pada kulit dan jaringan subkutan dan memberikan
dosis pengeluaran yang rendah.
â—‹ Sinar x-ray orthovoltase memberikan dosis yang
maksimal pada permukaan kulit.
ï‚ž Radioterapi
 Brakiterapi 
â—‹ Terapi primer untuk tumor yang terlokalisir pada dua
pertiga anterior rongga mulut,
â—‹ Tambahan dosis dari radiasi pada letak spesifik,
atau
â—‹ Pengobatan pada tumor yang rekurensi.
â—‹ Isotop yang digunakan meliputi cesium, iridium, dan
emas
○ Keuntungan  dosis yang tinggi dapat dibatasi
pada volume jaringan yang kecil dan pengobatan
diberikan pada waktu yang singkat
Penelitian
ï‚ž Terapi gen
ï‚ž EFGR inhibitor :
ï‚— EGFR spesifik untuk antibodi monoklonal
(contohnya cetuximab),
ï‚— small molecule tyrosine kinase inhibitors
(TKIs) yang spesifik untuk EGFR (contohnya
iressa), imunotoksin (toksin yang berikatan
dengan antibodi atau growth factor) dan
strategi antisense
Komplikasi
ï‚ž Reaksi akut :
ï‚— mukositis ulserasi,
ï‚— Kandidiasis,
ï‚— Karies
ï‚ž Reaksi kronik :
ï‚— Perubahan suplai vaskular,
ï‚— Fibrosis jaringan ikat dan jaringan otot,
ï‚— Perubahan selularitas dari jaringan
Prognosis
ï‚ž Tumor yang terlokalisir : 70%
ï‚— Persentase 81% pada pasien yang melakukan terapi pembedahan,
ï‚— Persentase 70% pada pasien yang melakukan terapi kombinasi
pembedahan dan radiasi,
ï‚— Persentase sekitar 55% pada pasien yang hanya melakukan radioterapi.
ï‚ž Tumor bersifat regional : 46%.
ï‚— Persentase 60% pada pasien yang melakukan terapi pembedahan,
ï‚— Persentase kelangsungan hidup sebesar 58% pada pasien yang
melakukan terapi kombinasi pembedahan dan radioterapi,
ï‚— Persentase kelangsungan hidup sebesar 39% pada pasien yang
melakukan radioterapi.
ï‚ž Pada pasien kanker rongga mulut yang telah mengalami metastasis
persentase kelangsungan hidup secara keseluruhan sebesar 33%
DEFINISI
ï‚ž Kanker mulut adalah kanker yang
berlokasi di mulut. Bisa merupakan lesi
primer ataupun lesi sekunder dari
ekstensi kanker dari daerah (seperti
kavum nasal atau sinus maksilaris)
sekitar atau metastasis dari lokasi
kanker yang jauh.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
ï‚— Riwayat Kesehatan
â—‹ Memar dan rutinitas clossing
â—‹ Frekwensi kunjungan dokter gigi
â—‹ Kesadaran akan adanya lesi atau area iritasi pada mulu, lidah
atau tengorok.
â—‹ Kebutuhan menggunakan gigi palsu dan lempeng parsiel
â—‹ Riwayat baru sakit tenggorok atau sputum berdarah
â—‹ Katidaknyamanan yang disebabkan oleh makanan tertentu
â—‹ Masukan makanan setiap hari
â—‹ Penggunaan alkohol, tembakau, termasuk mengunyah
tembakau
ï‚— Pemeriksaan Fisik
Head to toe
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
ï‚— Nyeri berhubungan dengan lesi oral.
ï‚— Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrien
yang tidak adekuat akibat kondisi oral atau gigi.
ï‚— Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
fisik pada penampilan dan pengobatannya.
ï‚— Resiko jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
akumulasi secret, efek sekunder pemasangan trakeostomi.
ï‚— Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidak
mampuan menyampaikan informasi verbal sekunder dan
terpasang trakeostomi pascabedah
C. RENCANA INTERVENSI
Merujuk pada NIC
D. IMPLEMENTASI
Merujuk pada NIC
E. Evaluasi
SOAP
Daftar Pustaka
 Joel BE,DMD,MSD,FRCD. Oral Cancer. In: Burket’s Oral
Medicine:Diagnosis, & Treatment. 10th ed. Greenberg Martin S, Glick M,
editors. New Jersey : BC Decker Inc;2003.p195-227
ï‚ž Oliver RJ, Clarkson JE, Conway D, Glenny AM, Macluskey M, Pavitt S,
Sloan P, The CSORC Expert Panel, Worthington HV. Interventions for the
treatment of oral cancer : chemotherapy. (Protocol) Cochrane Database of
SystematicReviews 2007. Issue 1,January 24th, 2007. Availbale in :
www.thecochranelibrary.com. Cited : December 15th 2008.
ï‚ž Arlene AF,MD, Kie-Kian Ang,MD, David B,MD, Bruce E,MD, Barbara A,MD,
Anthony J,MD, Alexander D,MD, Frank D,MD, David W,MD, Helmuth G,MD,
Wesley L,MD, Merril S,MD, William M,MD, Ellie M,MD, Renato M,MD,
Thomas M,MD, Bharat B,MD, David G,MD, Harlan A,MD, Marshall R,MD,
John A,MD, Sandeep S,MD, David E,MD, Jatin P,MD, Sharon S,MD, Andy
T,MD, Randal S,MD, Gregory T,MD, Frank W,MD. Head and Neck Cancers.
NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Volume 2,2008. Available in
: www.nccn.org. Cited : December 15th 2008.
ï‚ž Muller, Susan. Oral Precancer. In: Oral cancer diagnosis, management, and
rehabilitation. Werning John W. New York: Thieme medical publisher; 2007.
hal 8-16
ï‚ž Oral cavity and Oropharynxs. In: World Health Organization Classification of
Tumours : Pathology ang Genetics of Head and Tumours. Barnes L, Eveson
JW, Reichart P, Sidransky D. IARC Press : Lyon 2005.p163-175

More Related Content

Similar to KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt (20)

Lp liposarcoma oleh siti khadijah
Lp liposarcoma oleh siti khadijahLp liposarcoma oleh siti khadijah
Lp liposarcoma oleh siti khadijah
siti_khadijee
Ìý
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
Fani Paulina
Ìý
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptxManajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Danielronadi
Ìý
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
Wayan Sutresna Yasa
Ìý
ONKOLOGI DASAR oleh dr. Haryasena, Sp.B(K)Onk
ONKOLOGI DASAR oleh dr. Haryasena, Sp.B(K)OnkONKOLOGI DASAR oleh dr. Haryasena, Sp.B(K)Onk
ONKOLOGI DASAR oleh dr. Haryasena, Sp.B(K)Onk
MuhammadFaudzil
Ìý
Makalah sik
Makalah sikMakalah sik
Makalah sik
Risdianawulandari
Ìý
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
MustikaRizkaAddawiya1
Ìý
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
ditasulastrin1
Ìý
Makalah SIK
Makalah SIKMakalah SIK
Makalah SIK
KristiLisdyani
Ìý
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Makalah Angka Kejadian Kanker Di IndonesiaMakalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
NandaIntan1
Ìý
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas namaTumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
RFFooraa
Ìý
Karsinoma Sinonasal.pptx
Karsinoma Sinonasal.pptxKarsinoma Sinonasal.pptx
Karsinoma Sinonasal.pptx
AldiPutra52
Ìý
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Tumor jalan-lahir
Tumor jalan-lahirTumor jalan-lahir
Tumor jalan-lahir
ririn95
Ìý
Neoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasanNeoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasan
ABD. RAHMAN
Ìý
SOFT TISSUE TUMORS PPT and its in depth explanation
SOFT TISSUE TUMORS PPT and its in depth explanationSOFT TISSUE TUMORS PPT and its in depth explanation
SOFT TISSUE TUMORS PPT and its in depth explanation
P3DArettiNapitupulu
Ìý
Tugas makalah biologi
Tugas makalah biologiTugas makalah biologi
Tugas makalah biologi
Rohman Efendi
Ìý
presentation referat kondiloma akuminata
presentation referat kondiloma akuminatapresentation referat kondiloma akuminata
presentation referat kondiloma akuminata
SK Sulistyaningrum
Ìý
Exo 2
Exo 2Exo 2
Exo 2
Nelly Harahap
Ìý
Lp liposarcoma oleh siti khadijah
Lp liposarcoma oleh siti khadijahLp liposarcoma oleh siti khadijah
Lp liposarcoma oleh siti khadijah
siti_khadijee
Ìý
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
Fani Paulina
Ìý
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptxManajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Manajemen Kanker Saluran Pernafasan dan Kegawatdaruratan Pada Pasien 2.pptx
Danielronadi
Ìý
ONKOLOGI DASAR oleh dr. Haryasena, Sp.B(K)Onk
ONKOLOGI DASAR oleh dr. Haryasena, Sp.B(K)OnkONKOLOGI DASAR oleh dr. Haryasena, Sp.B(K)Onk
ONKOLOGI DASAR oleh dr. Haryasena, Sp.B(K)Onk
MuhammadFaudzil
Ìý
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
MustikaRizkaAddawiya1
Ìý
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
ditasulastrin1
Ìý
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Makalah Angka Kejadian Kanker Di IndonesiaMakalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
NandaIntan1
Ìý
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas namaTumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
RFFooraa
Ìý
Karsinoma Sinonasal.pptx
Karsinoma Sinonasal.pptxKarsinoma Sinonasal.pptx
Karsinoma Sinonasal.pptx
AldiPutra52
Ìý
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Tumor jalan-lahir
Tumor jalan-lahirTumor jalan-lahir
Tumor jalan-lahir
ririn95
Ìý
Neoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasanNeoplasma, keganasan
Neoplasma, keganasan
ABD. RAHMAN
Ìý
SOFT TISSUE TUMORS PPT and its in depth explanation
SOFT TISSUE TUMORS PPT and its in depth explanationSOFT TISSUE TUMORS PPT and its in depth explanation
SOFT TISSUE TUMORS PPT and its in depth explanation
P3DArettiNapitupulu
Ìý
Tugas makalah biologi
Tugas makalah biologiTugas makalah biologi
Tugas makalah biologi
Rohman Efendi
Ìý
presentation referat kondiloma akuminata
presentation referat kondiloma akuminatapresentation referat kondiloma akuminata
presentation referat kondiloma akuminata
SK Sulistyaningrum
Ìý

Recently uploaded (20)

PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Ìý
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
Ìý
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Ìý
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
Ìý
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Ìý
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
Ìý
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Ìý
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Ìý
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
Ìý
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Ìý
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Ìý
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Ìý
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
Ìý
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Ìý
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
Ìý
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Ìý
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
Ìý
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Ìý
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Ìý
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
Ìý
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Ìý
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Ìý
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý

KONSEPTUAL MATA AJAR ASKEP RONGGA MULUT.ppt

  • 3. EPIDEMIOLOGI • Kanker rongga mulut merupakan salah satu kanker yang paling banyak prevalensinya di berbagai belahan dunia, dan merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian yang paling sering. • Di Amerika Serikat, tiap tahun terdiagnosis lebih dari 1 juta penderita baru kanker, penderita baru kanker mulut dan orofaring terdiagnosis mendekati 3% dari keseluruhan penderita baru.
  • 4. ï‚ž Pada laki-laki, kanker mulut menempati 4% dari seluruh kanker yang ada di tubuh dan 2% kematian akibat kanker. ï‚ž Sedangkan pada wanita, kanker mulut menempati 2% dari seluruh kanker yang ada di tubuh dan 1% kematian akibat kanker.
  • 5. • Kanker mulut merupakan kanker yang dihubungkan dengan peningkatan usia. 95% kasus muncul pada orang-orang dengan usia lebih dari 40 tahun, dengan rata-rata terjadi pada usia 60 tahun. • Pada umumnya kanker mulut melibatkan lidah, orofaring, dan dinding mulut. Lidah, gusi, lidah bagian dorsal, dan palatum jarang menjadi lokasi kanker mulut. • Jenis kanker mulut yang paling sering yaitu kanker sel skuamosa.
  • 6. Etiologi dan faktor resiko ï‚ž Usia > 40 tahun  penurunan imunitas  akumulasi perubahan genetik  durasi terekspos oleh inisiator dan promoter (termasuk iritan kimia, fisika, virus, efek hormon, penuaan sel, penurunan imunitas)
  • 7. ï‚ž Tembakau (rokok ataupun dikunyah)  Karsinogen : a. Nitrosamin (nikotin) b.Hidrokarbon aromatik polisiklik c. Nitrosodicthanolamine d.Nitrosoproline e.Polonium ï‚ž Alkohol Alkohol + tembakau  EFEK SINERGISTIK
  • 8. Patogenesis ï‚ž Sel normal  displasia  lesi maligna ï‚ž Lesi displasia (kriteria histomorfologi) ï‚— Ringan: sel yang mengalami displasia ringan terbatas pada lapisan basal epitelium ï‚— Sedang dan Parah perubahan morfologi seluler
  • 9. ï‚ž Karsinoma in situ : lesi yang meliputi seluruh lapisan epitel dengan sel-sel abnormal, tapi tanpa invasi ke membran basal ï‚ž Karsinoma didiagnosis jika lesi telah menginvasi membran basal dan menginvasi jaringan penyambung.
  • 11. TUMOR JINAK ATAU GANAS ? ï‚ž Biopsi : ï‚— Pada tumor jinak  gambaran berupa parakeratosis, ortokeratosis, hyperkeratosis, akartosis, hiperplasipedo, epitekomatus dan sel-sel radang akut serta kronis. ï‚— Tumor jinak yang cenderung berubah ke arah keganasan  gambaran sel epitel yang abnormal, mengalami perubahan ukuran, morfologi, orientasi dan kematangan. ï‚— Karsinoma in situ  bila sel mengenai membrane basal ï‚— Tumor ganas atau kanker  adanya sel-sel abnormal pada seluruh bagian epithelium dan sel abnormal ini sampai melewati membrane basal menembus jaringan di bawahnya.
  • 12. ï‚ž Secara klinis, tumor ganas dapat memiliki gambaran : ï‚— Gambaran tumor tidak uniform, kasar, bergranul. ï‚— Penyebaran ke kelenjar limfe regional, membesar, keras, sulit digerakkan. ï‚— Gejala sistemik berat, dapat terjadi kaheksia. ï‚— Metastasis
  • 13. ï‚ž Kanker mempunyai karakteristik berbeda dengan tumor jinak karena : ï‚— Kanker / neoplasma ganas tidak berkapsul, mengadakan invasi dan merusak jaringan asalnya. ï‚— Mempunyai kemampuan yang tidak terkendali untuk berkembang tidak wajar/abnormal dibanding pertumbuhan sel normal. ï‚— Sel kehilangan sifat berdiferensiasi dan cenderung menjadi sel primitif/muda. ï‚— Dapat terjadi metastasis pada lokasi yang jauh dari tumor induknya/primernya.
  • 14. Lesi Pre kanker ï‚ž Lesi pre kanker pada bahasan disini terbagi menjadi: ï‚— Lesi pre kanker â—‹ Leukoplakia â—‹ Eritriplakia ï‚— Keadaan/kondisi pra kanker â—‹ Liken planus â—‹ Fibrosis submukosa
  • 15. Lesi Pra Kanker ï‚ž Deteksi : Toluidine blue  nilai jaringan ï‚ž Penilaian tergantung dari penglaman dan pengetahuan penilai dan klinis. ï‚ž Minimal, diketahui area yang akan dibiopsi ï‚ž Hasil positif  lesi inflamasi dan ulseratif ï‚ž Hasil negatif palsu tidak umum ï‚ž Kontrol 14 hari beri waktu pada lesi untuk mengecil atau menghilang.
  • 16. Leukoplakia ï‚ž Lesi putih pada mukosa mulut, tidak hilang dengan digosok dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai lesi lain. ï‚ž Biasanya di mukosa bukal pola plak multipel ï‚ž Leukoplakia halus  penggunaan tembakau. ï‚ž Oral Hairy Leukoplakia sering di pinggir lateral lidah pada pasien dengan imunosupresi kronik, infeksi virus Epstein- Barr.
  • 17. Eritroplakia ï‚ž Analog leukoplakia, beda warna ï‚ž Risiko lebih besar untuk menjadi displasia/ keganasan (4-7 kali)
  • 18. Keadaan/ Kondisi Pra Kanker Liken Planus ï‚ž Merupakan penyakit mukokutaneus yang dimediasi secara imun, ï‚ž Biasanya terjadi pada dewasa dan lebih sering pada wanita. ï‚ž Kronik liken planus menunjukkan resiko kanker yang rendah namun dapat diukur dan kanker mulut telah diidentifikasi sebagai peninggian dari area liken planis atropik yang kemerahan.
  • 19. Keadaan/ Kondisi Pra Kanker Fibrosis submukosa ï‚ž merupakan penyakit dari mukosa mulut, ditandai dengan atrofi epitelial dan fibrosis dari submukosa. ï‚ž Etiologi dari fibrosis submukosa tidak diketahui.
  • 20. Tanda dan Gejala ï‚ž Asimptomatik, teridentifikasi setelah parah ï‚ž Massa di mulut dan leher, pembesaran KGB ï‚ž Disfagia, bahkan odinofagia, otalgia ï‚ž Gerakan mulut terbatas,gangguan/hilangnya fungsi  lidah, pengaruhi bicara, menelan dan makan. ï‚ž Perdarahan di mulut (jarang) ï‚ž Perubahan jaringan : warna, ulserasi
  • 21. Klasifikasi Tumor Rongga Mulut dan Orofaring (WHO) 1. Tumor epitel ganas 2. Lesi Prekusor Epitelial 3. Tumor jinak epithelial 4. Tumor kelenjar ludah 5. Tumor jaringan lunak 6. Tumor hematolimfoid 7. Melanoma mukosa ganas 8. Tumor sekunder
  • 22. Tumor epitel ganas 1.Karsinoma sel skuamosa ï‚— Karsinoma verukosa ï‚— Karsinoma sel skuamosa basaloid ï‚— Karsinoma sel skuamosa papiler ï‚— Karsinoma sel spindel ï‚— Karsinoma sel skuamosa akantoliltik ï‚— Karsinoma adenoskuamosa ï‚— Karsinoma kunikulatum 2.Karsinoma Limfoepitelial
  • 25. Tumor jinak epithelial 1. Papiloma ï‚ž Papiloma sel skuamosa dan veruka vulgaris ï‚ž Kondiloma akuminatum ï‚ž Hyperplasia epithelial fokal 2. Tumor sel granular 3. Keratoakantoma
  • 26. Tumor kelenjar ludah 1. Karsinoma kelenjar ludah ï‚ž Karsinoma sel asinus ï‚ž Karsinoma mukoepidermoid ï‚ž Karsinoma kistik adenoid ï‚ž Adenokarsinoma polimorfus low-grade ï‚ž Adenokarsinoma sel basal ï‚ž Karsinoma epithelial- myoepitelial ï‚ž Karsinoma clear sel ï‚ž Kistadenokarsinoma ï‚ž Adenokarsinoma musinus ï‚ž Karsinoma onkositik ï‚ž Karsinoma duktus kelenjar ludah
  • 27. Tumor kelenjar ludah 2. Adenoma kelenjar ludah ï‚ž Adenoma pleomorfik ï‚ž Myoepithelioma ï‚ž Adenoma sel basal ï‚ž Adenoma kanalikular ï‚ž Papiloma duktus ï‚ž Kistadenoma
  • 28. Tumor jaringan lunak 1. Sarkoma Kaposi 2. Limfangioma 3. Tumor kondromiksoid ektomesenkimal 4. Musinosis oral fokal 5. Epulis sel granular congenital
  • 29. Tumor hematolimfoid 1. Limfoma sel B besar difus 2. Limfoma sel mantle 3. Limfoma folikular 4. Tipe MALT dari limfoma sel ekstranodal zona marginal sel B 5. Limfoma Burkitt 6. Limfoma sel T 7. Plasmasitoma ekstramedular 8. Histiositosis sel Langerhans 9. Sarcoma ekstrameduler myeloid 10. Tumor/sarcoma sel dendritik folikular
  • 33. DIAGNOSIS ï‚ž Prinsip utamanya adalah dengan menegakkan diagnosis kanker secara histopatologi dan menentukan apakah ada keganasan juga di tempat lain ï‚ž Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan terpenting dan diagnostiknya adalah dengan biopsi.
  • 34. BIOPSI ï‚ž Pada awal dapat dilakukan toluidin blue, pemeriksaan ini juga dipakai untuk membantu menentukan lokasi biopsi. ï‚ž Pengambilan jaringan harus adekuat Jaringan yang adekuat untuk pemeriksaan harus sampai ke jaringan di bawah membran basal dan mengikutsertakan jaringan normal. ï‚ž Displasia atau atipia menggambarkan sejumlah kelainan seluler yang termasuk perubahan morfologi dan ukuran sel, peningkatan gambaran mitosis, hiperkromatisme, perubahan dari orientasi dan maturasi sel normal.
  • 35. PEMERIKSAAN PENUNJANG ï‚ž Pemeriksaan Darah termasuk : Tes fungsi hati, Darah Perifer Lengkap, Ureum-creatinine dan elektrolit, Serum kalsium, Serum ferritin, alpha-antitrypsin, dan alfa-antiglikoprotein ï‚ž Radiografi intraoral & dental, untuk membantu melihat keterlibatan tulang di sekitar tumor. ï‚ž Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) digunakan untuk membantu evaluasi klinis dan proses staging tumor primer dan kelenjar limfe regional (perluasan lokal dari penyakit dan mengidentifikasi metastasis ke kelenjar limfe) ï‚ž CT scanning untuk mengevaluasi keterlibatan tulang kortikal, sedangkan MRI untuk mengevaluasi perluasan ke jaringan lunak dan keterlibatan neurovascular bundle. ï‚ž Radiografi dada untuk melihat metastasis ke paru, karena merupakan tempat metastasis yang sering
  • 38. DIAGNOSIS BANDING ï‚ž Keratosis Aktinik ï‚ž Kandidiasis Oral ï‚ž Leukoplakia Oral ï‚ž Lichen Planus ï‚ž Dan lain-lain sesuai gambaran klinisnya (plak/ulkus/massa)
  • 39. Tatalaksana ï‚ž Modalitas terapi : ï‚— Terapi pembedahan tunggal ï‚— Terapi radiasi tunggal ï‚— Terapi kemoterapi tunggal ï‚— Kombinasi diantara modalitas tersebut ï‚ž Indikasi : ï‚— Kanker stadium I & II  1 modalitas (pembedahan/radioterapi) ï‚— Kanker stadium III & IV  kombinasi modalitas (pembedahan&radioterapi/pembedahan&kemoterapi/kombi nasi 3 modalitas)
  • 40. ï‚ž Pembedahan ï‚— Terapi utama ï‚— Indikasi : â—‹ Tumor yang menginvasi jaringan tulang â—‹ Jika ES pembedahan < radioterapi â—‹ Tumor yang tidak sensitif terhadap radioterapi â—‹ Tumor rekuren pada daerah yang telah menerima radioterapi dengan dosis maksimal â—‹ Terapi paliatif ï‚— Diseksi leher radikal dapat merupakan bagian dari reseksi pada tumor yang mengalami metastasis ke kGB dan dapat dikombinasi radioterapi ketika tumor primer diobati dengan radioterapi
  • 41. ï‚ž Diseksi leher radikal dapat merupakan bagian dari reseksi pada tumor yang mengalami metastasis ke kGB dan dapat dikombinasi radioterapi ketika tumor primer diobati dengan radioterapi ï‚ž Kemajuan dlm pembedahan  rekonstruksi (penutupan vaskularisasi dan rekonstruksi mikrovaskular bebas). ï‚ž Rekonstruksi dengan penggunaan implant osseointegrated menawarkan kemampuan untuk memberikan prostesis yang stabil dan meningkatkan hasil fungsional
  • 42. ï‚ž Kemoterapi ï‚— Cara kerja obat : â—‹ memisahkan sel kanker tersebut secara cepat, â—‹ menghambat pertumbuhan sel kanker, â—‹ menghancurkan sel kanker tersebut. ï‚— Efek obat tersebut bersifat sistemik  digunakan untuk kanker sengan stadium lanjut(metastasis)
  • 43. ï‚ž Macam kemoterapi : ï‚— Agen alkylating (contohnya : cisplatin) ï‚— Antimetabolite (contohnya : 5-Fluorouasil/5FU) ï‚— Antibiotik sitotoksik (contohnya : bleomisin) ï‚— Alkaloid vinca (contohnya : vinblastin) ï‚— Hormon steroid (contohnya : tamoxifen) ï‚ž Kemoterapi yang biasa digunakan  cisplatin & 5FU
  • 44. Kemoterapi ï‚ž Efek samping ï‚— Lemah, mual, muntah, ï‚— Diare atau konstipasi, ï‚— Hilangnya rambut, ï‚— Mukositis, dan ï‚— Kemungkinan terjadinya infeksi
  • 45. ï‚ž Radioterapi ï‚— Radiasi yang digunakan : â—‹ Sinar eksternal photon megavoltase. Sinar yang ideal digunakan yaitu cobalt 60 (60Co) 4- hingga 6- akselerator linear. â—‹ Sinar x-ray memberikan dosis yang relatif rendah pada permukaan kulit dan memberikan dosis pengeluaran yang tinggi. â—‹ Sinar electron memberikan dosis yang realtif tinggi pada kulit dan jaringan subkutan dan memberikan dosis pengeluaran yang rendah. â—‹ Sinar x-ray orthovoltase memberikan dosis yang maksimal pada permukaan kulit.
  • 46. ï‚ž Radioterapi ï‚— Brakiterapi  â—‹ Terapi primer untuk tumor yang terlokalisir pada dua pertiga anterior rongga mulut, â—‹ Tambahan dosis dari radiasi pada letak spesifik, atau â—‹ Pengobatan pada tumor yang rekurensi. â—‹ Isotop yang digunakan meliputi cesium, iridium, dan emas â—‹ Keuntungan  dosis yang tinggi dapat dibatasi pada volume jaringan yang kecil dan pengobatan diberikan pada waktu yang singkat
  • 47. Penelitian ï‚ž Terapi gen ï‚ž EFGR inhibitor : ï‚— EGFR spesifik untuk antibodi monoklonal (contohnya cetuximab), ï‚— small molecule tyrosine kinase inhibitors (TKIs) yang spesifik untuk EGFR (contohnya iressa), imunotoksin (toksin yang berikatan dengan antibodi atau growth factor) dan strategi antisense
  • 48. Komplikasi ï‚ž Reaksi akut : ï‚— mukositis ulserasi, ï‚— Kandidiasis, ï‚— Karies ï‚ž Reaksi kronik : ï‚— Perubahan suplai vaskular, ï‚— Fibrosis jaringan ikat dan jaringan otot, ï‚— Perubahan selularitas dari jaringan
  • 49. Prognosis ï‚ž Tumor yang terlokalisir : 70% ï‚— Persentase 81% pada pasien yang melakukan terapi pembedahan, ï‚— Persentase 70% pada pasien yang melakukan terapi kombinasi pembedahan dan radiasi, ï‚— Persentase sekitar 55% pada pasien yang hanya melakukan radioterapi. ï‚ž Tumor bersifat regional : 46%. ï‚— Persentase 60% pada pasien yang melakukan terapi pembedahan, ï‚— Persentase kelangsungan hidup sebesar 58% pada pasien yang melakukan terapi kombinasi pembedahan dan radioterapi, ï‚— Persentase kelangsungan hidup sebesar 39% pada pasien yang melakukan radioterapi. ï‚ž Pada pasien kanker rongga mulut yang telah mengalami metastasis persentase kelangsungan hidup secara keseluruhan sebesar 33%
  • 50. DEFINISI ï‚ž Kanker mulut adalah kanker yang berlokasi di mulut. Bisa merupakan lesi primer ataupun lesi sekunder dari ekstensi kanker dari daerah (seperti kavum nasal atau sinus maksilaris) sekitar atau metastasis dari lokasi kanker yang jauh.
  • 51. ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN ï‚— Riwayat Kesehatan â—‹ Memar dan rutinitas clossing â—‹ Frekwensi kunjungan dokter gigi â—‹ Kesadaran akan adanya lesi atau area iritasi pada mulu, lidah atau tengorok. â—‹ Kebutuhan menggunakan gigi palsu dan lempeng parsiel â—‹ Riwayat baru sakit tenggorok atau sputum berdarah â—‹ Katidaknyamanan yang disebabkan oleh makanan tertentu â—‹ Masukan makanan setiap hari â—‹ Penggunaan alkohol, tembakau, termasuk mengunyah tembakau ï‚— Pemeriksaan Fisik Head to toe
  • 52. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN ï‚— Nyeri berhubungan dengan lesi oral. ï‚— Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrien yang tidak adekuat akibat kondisi oral atau gigi. ï‚— Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik pada penampilan dan pengobatannya. ï‚— Resiko jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret, efek sekunder pemasangan trakeostomi. ï‚— Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidak mampuan menyampaikan informasi verbal sekunder dan terpasang trakeostomi pascabedah
  • 53. C. RENCANA INTERVENSI Merujuk pada NIC D. IMPLEMENTASI Merujuk pada NIC E. Evaluasi SOAP
  • 54. Daftar Pustaka ï‚ž Joel BE,DMD,MSD,FRCD. Oral Cancer. In: Burket’s Oral Medicine:Diagnosis, & Treatment. 10th ed. Greenberg Martin S, Glick M, editors. New Jersey : BC Decker Inc;2003.p195-227 ï‚ž Oliver RJ, Clarkson JE, Conway D, Glenny AM, Macluskey M, Pavitt S, Sloan P, The CSORC Expert Panel, Worthington HV. Interventions for the treatment of oral cancer : chemotherapy. (Protocol) Cochrane Database of SystematicReviews 2007. Issue 1,January 24th, 2007. Availbale in : www.thecochranelibrary.com. Cited : December 15th 2008. ï‚ž Arlene AF,MD, Kie-Kian Ang,MD, David B,MD, Bruce E,MD, Barbara A,MD, Anthony J,MD, Alexander D,MD, Frank D,MD, David W,MD, Helmuth G,MD, Wesley L,MD, Merril S,MD, William M,MD, Ellie M,MD, Renato M,MD, Thomas M,MD, Bharat B,MD, David G,MD, Harlan A,MD, Marshall R,MD, John A,MD, Sandeep S,MD, David E,MD, Jatin P,MD, Sharon S,MD, Andy T,MD, Randal S,MD, Gregory T,MD, Frank W,MD. Head and Neck Cancers. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Volume 2,2008. Available in : www.nccn.org. Cited : December 15th 2008. ï‚ž Muller, Susan. Oral Precancer. In: Oral cancer diagnosis, management, and rehabilitation. Werning John W. New York: Thieme medical publisher; 2007. hal 8-16 ï‚ž Oral cavity and Oropharynxs. In: World Health Organization Classification of Tumours : Pathology ang Genetics of Head and Tumours. Barnes L, Eveson JW, Reichart P, Sidransky D. IARC Press : Lyon 2005.p163-175