Dokumen tersebut membahas tentang penyakit yang ditularkan oleh lalat dan tindakan pengendaliannya. Lalat dapat menularkan penyakit seperti kolera, tipus, dan disentri melalui kontak dengan kotoran manusia atau hewan yang terinfeksi. Untuk mengendalikan penyakit ini perlu dilakukan survei kepadatan lalat, perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan, serta pemberantasan lalat secara langsung menggunak
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang kriteria inspeksi sanitasi untuk tempat-tempat umum seperti bioskop, terminal angkutan udara, dan pangkas rambut. Terdapat 10 item tempat yang dicakup beserta komponen-komponen yang dinilai untuk memastikan terpenuhinya standar kesehatan lingkungan."
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...Muhamad Imam Khairy
油
Standar Nasional Indonesia ini menjelaskan metode pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan yang meliputi prinsip, peralatan, prosedur, dan perhitungan kadar debu. Metode pengukuran menggunakan alat penghisap udara yang dipasang pada pekerja untuk mengambil sampel debu selama 6 jam. Kadar debu kemudian dihitung berdasarkan perbedaan berat filter sebelum dan sesudah pengambilan samp
Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis jamur, yaitu Penicillium, Paecilomyces, dan Aspergillus. Penicillium adalah jamur yang membentuk konidium dan digunakan untuk memproduksi antibiotik penicillin. Paecilomyces adalah jamur filamen yang ditemukan di tanah dan tanaman busuk, sementara Aspergillus adalah jamur yang membentuk filamen dan konidiospora yang dapat ditemukan di berbagai lingkungan.
Pengertian entomologi, hubungan serangga dengan manusia, keanekaragaman serangga, karakteristik serangga, kerugian dan keuntungan yang ditimbulkan serangga, asal mula serangga.
Dokumen tersebut membahas mengenai vektor penyakit dan pengendaliannya. Terdapat berbagai jenis vektor seperti nyamuk, pinjal, dan caplak yang dapat menularkan penyakit kepada manusia. Dokumen juga menjelaskan tentang siklus hidup vektor, faktor epidemiologi penyakit, dan berbagai metode pengendalian vektor secara terpadu dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang parameter fisik kualitas udara seperti suhu, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, dan partikulat debu. Parameter-parameter tersebut perlu dipantau dan dipenuhi standarnya agar tidak berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Alat pengukuran yang tepat digunakan untuk memantau setiap parameter.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan lingkungan yang merupakan ilmu yang mempelajari berbagai masalah kesehatan akibat hubungan antara lingkungan dengan manusia. Faktor lingkungan seperti biologis, fisik, dan sosial ekonomi dapat mempengaruhi kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang fasilitas kesehatan lingkungan seperti perumahan, air bersih, pengelolaan limbah, dan dampak jika tid
Laporan ini menjelaskan 7 jenis penyakit tanaman yang diamati pada berbagai tanaman seperti kakao, cabai, pisang, tomat dan singkong. Jenis penyakitnya meliputi busuk buah, mosaik, antraknosa, bercak daun, nematoda bengkak akar, dan bercak coklat. Gejala dan penyebab masing-masing penyakit dijelaskan beserta gambar atau foto ilustrasi.
Dokumen tersebut membahas berbagai klasifikasi xenobiotik (bahan asing bagi tubuh) berdasarkan sumber, wujud, sifat kimia-fisika, proses terbentuknya, efek kesehatan, organ target, dan status hidup/matinya. Jenis xenobiotik yang dijelaskan meliputi racun alami, mikroba, tanaman, dan jamur yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kolera, botulisme, dan kanker.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran indeks lalat, indeks tungau/pinjal, dan kepadatan nyamuk. Terdapat cara kerja dan alat yang digunakan untuk masing-masing pengukuran serta interpretasi hasilnya. Juga dibahas siklus hidup lalat dan penyakit onchocerciasis yang disebabkan oleh cacing Onchocerca volvulus dan disampaikan melalui gigitan nyamuk.
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganNur Angraini
油
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi umum dan lingkungan. Secara umum membahas prinsip toksikologi, pengertian dan konsep dasar toksikologi lingkungan, sejarah perkembangan toksikologi dan hubungannya dengan ilmu lain, serta aspek umum toksikologi dalam pendekatan dampak polutan terhadap sistem hidup.
Teks tersebut merupakan makalah tentang pengujian hewan coba pada mencit, tikus putih, kelinci dan marmut. Makalah ini membahas tentang definisi, klasifikasi, morfologi, karakteristik dan cara penanganan serta pemberian obat pada keempat jenis hewan coba tersebut.
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...Muhamad Imam Khairy
油
Standar Nasional Indonesia ini menjelaskan metode pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan yang meliputi prinsip, peralatan, prosedur, dan perhitungan kadar debu. Metode pengukuran menggunakan alat penghisap udara yang dipasang pada pekerja untuk mengambil sampel debu selama 6 jam. Kadar debu kemudian dihitung berdasarkan perbedaan berat filter sebelum dan sesudah pengambilan samp
Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis jamur, yaitu Penicillium, Paecilomyces, dan Aspergillus. Penicillium adalah jamur yang membentuk konidium dan digunakan untuk memproduksi antibiotik penicillin. Paecilomyces adalah jamur filamen yang ditemukan di tanah dan tanaman busuk, sementara Aspergillus adalah jamur yang membentuk filamen dan konidiospora yang dapat ditemukan di berbagai lingkungan.
Pengertian entomologi, hubungan serangga dengan manusia, keanekaragaman serangga, karakteristik serangga, kerugian dan keuntungan yang ditimbulkan serangga, asal mula serangga.
Dokumen tersebut membahas mengenai vektor penyakit dan pengendaliannya. Terdapat berbagai jenis vektor seperti nyamuk, pinjal, dan caplak yang dapat menularkan penyakit kepada manusia. Dokumen juga menjelaskan tentang siklus hidup vektor, faktor epidemiologi penyakit, dan berbagai metode pengendalian vektor secara terpadu dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang parameter fisik kualitas udara seperti suhu, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, dan partikulat debu. Parameter-parameter tersebut perlu dipantau dan dipenuhi standarnya agar tidak berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Alat pengukuran yang tepat digunakan untuk memantau setiap parameter.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan lingkungan yang merupakan ilmu yang mempelajari berbagai masalah kesehatan akibat hubungan antara lingkungan dengan manusia. Faktor lingkungan seperti biologis, fisik, dan sosial ekonomi dapat mempengaruhi kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang fasilitas kesehatan lingkungan seperti perumahan, air bersih, pengelolaan limbah, dan dampak jika tid
Laporan ini menjelaskan 7 jenis penyakit tanaman yang diamati pada berbagai tanaman seperti kakao, cabai, pisang, tomat dan singkong. Jenis penyakitnya meliputi busuk buah, mosaik, antraknosa, bercak daun, nematoda bengkak akar, dan bercak coklat. Gejala dan penyebab masing-masing penyakit dijelaskan beserta gambar atau foto ilustrasi.
Dokumen tersebut membahas berbagai klasifikasi xenobiotik (bahan asing bagi tubuh) berdasarkan sumber, wujud, sifat kimia-fisika, proses terbentuknya, efek kesehatan, organ target, dan status hidup/matinya. Jenis xenobiotik yang dijelaskan meliputi racun alami, mikroba, tanaman, dan jamur yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kolera, botulisme, dan kanker.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran indeks lalat, indeks tungau/pinjal, dan kepadatan nyamuk. Terdapat cara kerja dan alat yang digunakan untuk masing-masing pengukuran serta interpretasi hasilnya. Juga dibahas siklus hidup lalat dan penyakit onchocerciasis yang disebabkan oleh cacing Onchocerca volvulus dan disampaikan melalui gigitan nyamuk.
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganNur Angraini
油
Dokumen tersebut membahas tentang toksikologi umum dan lingkungan. Secara umum membahas prinsip toksikologi, pengertian dan konsep dasar toksikologi lingkungan, sejarah perkembangan toksikologi dan hubungannya dengan ilmu lain, serta aspek umum toksikologi dalam pendekatan dampak polutan terhadap sistem hidup.
Teks tersebut merupakan makalah tentang pengujian hewan coba pada mencit, tikus putih, kelinci dan marmut. Makalah ini membahas tentang definisi, klasifikasi, morfologi, karakteristik dan cara penanganan serta pemberian obat pada keempat jenis hewan coba tersebut.
Pulex irritans/ human flea/ pinjal manusia/ kutu kepala adalah adalah sejenis parasit penghisap darah yang biasanya hidup di bagian kepala. Kutu kepala menyebar dengan cepat melalui sentuhan dengan rambut yang bermasalah. Ia juga dapat melompat ke kepala melalui sisir, topi, bantal dan handuk.
Artikel ilmiah didi yudha p. 061211133046 (1)Didi Yudha
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi Insulin Transferin Selenium pada media vitrifikasi embrio mencit tahap morula terhadap viabilitas sel blastomer dengan teknik fluorescence.
2. Embrio morula dikelompokkan menjadi tanpa ITS, ITS 5 亮g/100 ml, 10 亮g/100 ml, dan 15 亮g/100 ml. Embrio diperiksa viabilitas sel blastomer pasca pewarnaan fluorescence.
3. Has
Praktikum anatomi dan fisiologi manusia melibatkan penanganan hewan coba mencit. Laporan ini membahas tentang latar belakang, tujuan, dan prosedur penanganan mencit sebagai hewan percobaan, termasuk cara memegang dan memberikan obat secara oral, intravena, intramuscular, subkutan, dan intraperitoneal.
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
油
BAB 1 PENDAHULUAN memberikan tujuan percobaan untuk membantu mahasiswa mempelajari prinsip farmakologi secara praktis dan menghargai peran hewan percobaan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang penanganan hewan percobaan seperti mencit dan tikus serta cara-cara pemberian obat secara oral, subkutan, intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.
Pes cavus and pes planus are foot deformities characterized by high and low arches, respectively. Pes cavus, or a high arched foot, can be congenital or acquired and results in clawing of the toes. Pes planus, or a flat foot, is caused by the collapse of the medial longitudinal arch. Both conditions can cause foot, ankle, and leg pain and abnormal shoe wear. Treatment involves orthotics, physical therapy, and sometimes surgery to correct muscle imbalances and bony deformities.
Dokumen tersebut membahas tentang entomologi, ilmu yang mempelajari vektor, penyakit, dan siklus hidup serangga. Ia menjelaskan peran serangga sebagai vektor penularan penyakit protozoa, cacing, virus, bakteri, serta parasit dan toksin yang disebabkannya. Juga dibahas tentang morfologi nyamuk vektor malaria dan filariasis serta epidemiologi dan pengendalian penyakit-penyakit tersebut.
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit agar terhindar dari risiko penularan penyakit dan pencemaran lingkungan. Persyaratan tersebut meliputi penataan ruang bangunan, konstruksi, dan fasilitas yang harus memenuhi standar kebersihan dan kesehatan. Rumah sakit juga diwajibkan mengelompokkan ruangan berdasarkan tingkat risiko penularan penyakit.
The document discusses MPEG-2 transport streams, including their structure, semantics, and how they are used to multiplex packetized elementary streams. Transport stream packets have a fixed 188-byte size and contain synchronization and multiplexing information. Program specific information in the transport stream allows synchronized presentation of elementary streams within a program.
Makalah ini membahas tentang jenis-jenis, penyakit, dan pengendalian tikus. Jenis-jenis tikus yang dijelaskan meliputi tikus rumah, tikus got, tikus ladang, tikus sawah, tikus wirok, dan mencit. Makanan utama tikus adalah biji-bijian seperti gabah dan beras. Penyakit yang dapat ditularkan tikus ke manusia diantaranya pes, salmonelosis, dan leptospirosis.
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman makhluk hidup dan klasifikasinya. Terdapat ciri-ciri makhluk hidup, keanekaragaman hewan, tumbuhan, dan antar spesies, serta penjelasan mengenai sistem klasifikasi lima kingdom dan cara pemberian nama ilmiah.
Modul ini membahas parasitologi khususnya tentang helmintiasis. Terdapat penjelasan tentang pengertian helmintologi, klasifikasi cacing, gangguan yang ditimbulkan nematoda (cacing bulat) seperti Ascaris lumbricoides, Ancylostoma braziliense, dan Trichuris trichiura, serta gangguan yang ditimbulkan trematoda dan cestoda (cacing pipih). Modul ini bertujuan memberikan pemahaman tentang klasifikasi, siklus hidup, infeksi dan pence
Modul ini membahas parasitologi khususnya tentang helmintiasis. Terdapat penjelasan tentang pengertian helmintologi, klasifikasi cacing ke dalam nematoda dan platyhelminthes, gangguan yang ditimbulkan oleh nematoda seperti Ascaris lumbricoides, Ancylostoma sp., dan Trichuris trichiura, serta gambaran umum tentang siklus hidup, gejala, diagnosis, dan pencegahannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan tikus secara umum, meliputi definisi rodensia dan tikus, klasifikasi tikus, karakteristik fisik tikus, habitat tikus, dan deskripsi beberapa jenis tikus yang sering ditemukan di lingkungan rumah."
PT Sekapur Sirih adalah perusahaan jasa penanggulangan hama yang bergerak di bidang pest control. Perusahaan ini menawarkan berbagai layanan seperti pengendalian rayap, tikus, nyamuk, kecoa, dan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis hama dan penyakit yang ditularkannya, serta metode penanganannya.
Makalah ini membahas tentang penyakit rabies. Rabies pertama kali ditemukan pada 2000 SM dan Louis Pasteur berhasil membuat vaksin rabies pada 1885. Rabies disebabkan oleh virus Rhabdovirus dan menyerang sistem saraf pusat. Virus rabies memiliki struktur berbentuk batang dan siklus hidupnya meliputi penetrasi, replikasi, ensidasi, dan keluar dari sel inang.
Teks tersebut membahas tentang pengertian ekologi hewan dan ruang lingkupnya, serta manfaat ekologi hewan bagi manusia. Ekologi hewan mempelajari interaksi antara hewan dengan lingkungan biotik dan abiotik, meliputi sebaran dan kelimpahan hewan. Ruang lingkup ekologi hewan terbagi menjadi sinekologi yang mempelajari komunitas hewan, dan autekologi yang mempelajari satu spesies hewan. Manfaat ekolog
Hama yang menyerang tanaman cabai di Desa Tambak Sogra adalah belalang dan kutu daun. Belalang menyebabkan bekas gigitan pada daun sedangkan kutu daun menyebabkan daun mengeriting dan mengundang semut.
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANJosua Sitorus
油
1. Serangga dapat menjadi vektor penyakit tanaman melalui penularan patogen seperti jamur.
2. Jenis serangga vektor penyakit antara lain nyamuk dan lalat. Serangga ini dapat menularkan penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan penyakit lainnya.
3. Jamur dapat hidup sebagai parasit atau saprofit pada tanaman atau hewan lain, dan berperan sebagai patogen penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa topik parasitologi veteriner, termasuk endoparasit seperti Balantidium coli, Entamoeba histolytica, Babesia sp, serta hubungan ekologi antara parasit dan inangnya seperti mutualisme, komensalisme, dan parasitisme.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang standar kompetensi lulusan 1 dan 2 untuk mata pelajaran biologi SMA berdasarkan indikator kisi-kisi UN 2013. Ringkasan mencakup penjelasan tentang virus, keanekaragaman hayati, klasifikasi protista dan alga, serta ciri-ciri kelompok tumbuhan dan hewan.
Dokumen tersebut membahas strategi pengendalian hama tikus di perkebunan tebu melalui pendekatan terpadu. Strategi ini melibatkan berbagai pihak, menerapkan berbagai teknik seperti sanitasi, pengendalian mekanis, biologis dan kimiawi, serta dilakukan secara terkoordinasi berdasarkan pemantauan populasi tikus. Pendekatan ini bertujuan mengendalikan tikus secara efektif dan berwawasan lingkungan.
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025BangZiel
油
Materi ini membahas hukum bacaan Mad (panjang) dalam ilmu tajwid, yang terjadi ketika ada huruf mad (悋, , ) dalam bacaan Al-Qur'an. Pembahasan mencakup jenis-jenis mad, hukum bacaan, serta panjangnya dalam harakat.
1. LAPORAN PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI TIKUS
Dosen mata kuliah : H.Sardjito Eko Widarso, SKM, MP
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian Vektor dan
Binatang Pengganggu
Disusun oleh :
Dani Novita Putri
P07133114052
Semester II / Regular B
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN D III KESEHATAN LINGKUNGAN
2015
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini.
Saya ucapkan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dan arahan kepada semua
pihak yang telah membantu, antara lain :
Bapak H. Sardjito Eko Widarso SKM, MP selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
Orang tua yang telah mendukung
Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Saya selaku penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk perbaikan laporan praktikum saya selanjutnya dari semua pihak.
Saya berharap laporan praktikum yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Dan semoga, ilmu yang saya peroleh ini dapat saya terapkan dalam
kehidupan. Aamiin.
Yogyakarta, 7 Juni 2015
penyusun
3. DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................... 1
BAB II. DASAR TEORI......................................................................................... 2
BAB III. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Praktikum ............................................................................ 5
B. Alat dan Bahan ................................................................................................... 5
C. Cara Kerja ........................................................................................................... 6
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .................................................................................................................... 7
B. Pembahasan ......................................................................................................... 7
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tikus dapat dikatakan sebagai hewan yang paling dekat dengan manusia, karena
mereka tinggal disekitar bahkan serumah dengan manusia, makan makanan yang
dimakan oleh manusia bahkan berbagi penyakit dengan manusia sehingga dapat
merugikan manusia.
Kerugian yang ditimbulkan oleh tikus dapat dilihat dari segi ekonomi, sosial
budaya, dan kesehatan.Dari segi ekonomi, tikus dapat merusak tanaman petani dan
bahkan merusak bangunan kediaman manusia.Dari segi sosial budaya dapt menurunkan
martabat manusia karena dengan banyaknya tikus menandakan bahwa nilai kesehatan
penghuninya rendah. Sedangkan dari segi kesehatan yaitu dapat menimbulkan berbagai
jenis penyakit yang ditularkan melalui tikus tersebut salah satunya adalah tyfus, pes,
leptospirosis dan lain-lain.
Oleh karena itu, tikus perlu diberantas agar tidak menimbulkan penyakit dan
kerugian material. Adapu cara pemberantasa tikus itu sendiri perlu diadakan survey dan
identifikasi tikus.
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum identifikasi tikus ini adalah untuk mengetahui cara
identifikasi dan jenis tikus
5. BAB II
DASAR TEORI
Insect dan rodent, baik disadari atau tidak, kenyataanya telah menjadi saingan
bagi manusia. Lebih dari itu insect dan rodent, pada dasarnya dapat mempengaruhi
bahkan mengganggu kehidupan manusia dengan berbagai cara. Dalam hal jumlah
kehidupan yang terlibat dalm gangguan tersebut, erat kaitanya dengan kejadian/penularan
penyakit. Hal demikian dapat dilihat dari pola penularan penyakit pest yang melibatkan
empat faktor kehidupan, yakni Manusia, pinjal , kuman dan tikus.
Upaya untuk mempelajari kehidupan tikus menjadi sangat relefan. Salah satunya
adalah mengetahui jenis atau spesies tikus yang ada, melalui identifikasi maupun
deskripsi. Untuk keperluan ini dibutuhkan kunci identifikasi tikus atau tabel deskripsi
tikus, yang memuat ciricirri morfologi masing masimg jenis tikus. Ciriciri morfologi
tikus yang lazim dipakai untuk keperluan tersebut di antaranya adalah : berat badan ( BB
), panjang kepala ditambah badan (H&B), ekor (T), cakar (HF), telinga (E), tengkorak
(SK) dan susunan susu (M). Disamping itu, lazim pula untuk diketahui bentuk
moncong,warna bulu, macam bulu ekor, kulit ekor, gigi dan lain-lain.
Klasisifikasi Tikus :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Bandicota
Ordo Rodentia merupakan ordo dari kelas Mammalia yang terbesar karena
memiliki jumlah spesies terbanyak yaitu 2.000 spesies (40 %) dari 5.000 spesies untuk
seluruh kelas Mammalia. Dari 2.000 spesies Rodentia, hanya kurang lebih 150 spesies
tikus yang ada di Indonesia dan hanya 8 spesies yang paling berperan sebagai host
(vektor) dari agent patogen terhadap manusia dan hama pertanian. Delapan spesies tsb :
Rattus norvegicus (tikus riol/got/selokan/kota), Rattus-rattus diardii (tikus rumah/atap),
6. Mus musculus (mencit rumah), Rattus exulans (tikus ladang), Bandicota indica (tikus
wirok), Rattus tiomanicus (tikus pohon), Rattus argentiventer (tikus sawah), Mus caroli
(mencit ladang).
No Morfologi Tikus roil Tikus atap Mencit rumah
Tikus
ladang
1. Tekstur rambut Kasar dan
agak
panjang
Agak kasar Lembut dan
halus
Lembut
dan halus
2. Bentuk hidung Kerucut
terpotong
Kerucut Kerucut Kerucut
3. Bentuk badan Silindris,
membesar
kebelakang
Silindris Silindris Silindris
4. Warna badan
bagian
punggung
Coklat
hitam
kelabu
Coklat
hitam
kelabu
Coklat hitam
kelabu
Coklat
kelabu
5. Warna badan
bagian perut
Coklat
kelabu
(pucat)
Coklat
hitam
kelabu
Coklat hitam
kelabu
Putih
kelabu
6. Warna ekor
bagian atas
Cokelat
hitam
Cokelat
hitam
Cokelat hitam Cokelat
hitam
7. Habitat Gudang,
selokan,
rumah
Rumah,
gudang
Rumah, gudang Sawah,
ladang
8. Bobot tubuh
(gr)
150-600 60-300 8-30 30-85
7. 9. Panjang kepala
+ badan (mm)
150-250 100-210 55-100 80-150
10. Panjang ekor
(mm)
160-210 120-250 70-110 110-180
11. Lebar daun
telinga (mm)
18-24
(berambut)
19-23 9-12 16-20
12. Panjang telapak
kaki belakang
(mm)
40-47 30-37 12-18 22-28
R.norvegicus, R.rattus dan M.musculus mempunyai distribusi geografi yg
menyebar diseluruh dunia sehingga disebut sebagai hewan kosmopolit. Sisanya hanya
sekitar Asia dan Asia Tenggara saja. Tikus wirok, tikus riul, tikus sawah dan mencit
ladang termasuk hewan terestrial yg dicirikan dengan ekor relatif pendek thdp kepala dan
badan serta tonjolan pada telapak kaki yg relatif kecil dan halus. Tikus pohon, tikus
rumah (atap), tikus ladang dan mencit rumah termsuk hewan arboreal yg dicirikan dgn
ekor yg panjang serta tonjolan pada telapak kaki yg besar dan kasar.
Salah satu ciri terpenting dari Ordo Rodentia (hewan pengerat) adalah
kemampuannya untuk mengerat benda-benda yg keras. Maksud mengerat untuk
mengurangi pertumbuhan gigi serinya terus menerus. Pertumbuhan gigi seri yg terus
menerus disebabkan oleh tidak adanya penyempitan pada bagian pangkalnya sehingga
terdapat celah yg disebut diastema. Diastema berfungsi untuk membuang kotoran yg ikut
terbawa dgn pakannya masuk kedalam mulut. Rodentia tidak mempunyai gigi taring,
sehingga ada cekah antara geraham dan gigi seri (diastema).
8. BAB III
METODOLOGI
A. WAKTU DAN LOKASI PRAKTIKUM
Hari : Rabu
Tanggal : 27 Mei 2015
Tempat : Laboratorium Rekayasa
B. ALAT DAN BAHAN
Alat
No Nama Alat Jumlah
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Masker 1 buah
3. Timbanngan 1 buah
4. Penggaris 1 buah
5. Sisir tikus 1 buah
6. Karung tepung 1 buah
7. Toples 1 buah
8. Alat tulis secukupnya
Bahan
No Nama Alat Jumlah
1. Tikus hidup 1 ekor
2. Chloroform secukupnya
3. Kapas secukupnya
4. Kertas putih 1 lembar
9. C. CARA KERJA
1. Mengambil tikus dari perangkap
Menyiapkan karung gandum untuk mengambil tikus dari perangkap.
Membuka kait pengunci perangkap
Memasukkan setengah bagian perangkap ke dalam karung sambil dibuka
tangkai pemegang dengan menarik tangkai sampai ke bawah.
Menggiring tikus dari perangkap masuk ke dalam karung gandum.
Memegang ujung karung yang sudah ada tikus dengan agak renggang.
2. Mematikan tikus
Memasukkan tikus dari karung gandum kedalam toples , dengan cara
memasukkan ujung karung ke dalam toples kemudian tikus digiring hingga
masuk ke dalam toples.
Memasukkan kapas yang sudah dibasahi dengan cairan klorofoam ke dalam
toples.
Menunggu beberapa saat sampai tikus sudah mati, memastikan dengan cara
membolakbalikkan toples . apabila tidak ada gerakan pada tikus berarti sudah
mati.
3. Menyisir tikus
Mengambil Tikus dalam toples kemudian diletakkan pada kertas HVS.
Menyisir tikus dengan sisir tikus dari ujung kepala sampai ujung ekor.
4. Menimbang tikus
Menyetarakan timbangan , dengan bantuan kertas.
Meletakkan tikus ke sisi timbangan
Membaca hasil timbangan.
5. Mengukur tikus
Menyiapkan penggaris , kertas HVS dan alat tulis
Meletakkan tikus pada kertas HVS
Mengukur tikus per bagian sesuai dengan ukururan tubuh yang dibutuhkan.
Mencatat hasil pengukuran.
10. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Setelah melakukan praktikum, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Tekstur rambut : Lembut dan halus
2. Bentuk hidung : kerucut
3. Bentuk badan : Silindris
4. Warna bulu badan : Putih
5. Bobot tubuh : 13,8 gram
6. Panjang keseluruhan (TL) : 150 mm
7. Panjang badan + kepala ( H&B) : 70 mm
8. Panjang Ekor (T) : 80 mm
9. Tengkorak (SK) : 2 mm
10. Panjang telinga (E) : 15 mm
11. Panjang Telapak Kaki (HF) : 10 mm
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa jenis tikus yang
diamati termasuk ke dalam spesies Mus musculus atau mencit rumah. Dimana pada saat
penyisiran tikus tidak didapatkan ektoparasit pada tikus tersebut.
Spesies Mus musculus ini dapat dilihat dari ciri bentuk badan yang silindris,
bentuk hidung kerucut, dan tekstur rambut yang lembut dan halus dan proporsi tubuh
(berat badan, panjang TL, H&B, T, SK, E dan HF) yang lebih kecil dibanding spesies
yang lainnya . Walaupun terdapat hasil pengukuran yang tidak sesuai dengan ukuran
standarnya yaitu pada hasil pengukuran HF (hand Foot) atau panjang kaki belakang dan
E (ear) atau panjang telinga. Hasil penggukuran panjang HF yang telah dilakukan yaitu
10 mm. sedangkan panjang HF pada species Mus musculus pada umumnya berkisar 12-
18 mm. dan panjang E hasil penguurang yaitu 15 mm, sedangkan panjang E pada species
Mus musculus pada umumnya berkisar 9-12 mm. Hal ini mungkin disebabkan pengkuran
yang dilakukan kurang akurat atau kurang teliti karena keterbatasan waktu .
11. Meskipun demikian, hasil pengukuran yang telah ditunjukan menunjukan bahwa
spesies tius yang diidentifikasi mengarah pada ciri ciri yang dimiliki oleh Mus
musculus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis tikus yang telah diidentifikasi
merupakan tikus dengan species Mus musculus yang tidak membawa ektoparasit.
12. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jenis tikus yang telah teridentifikasi yakni spesies Mus musculus
2. Metode identifikasi yang digunakan yaitu metode pengamatan dan pengukuran.
B. Saran
1. Pada tahap pengukuran bagian tubuh tikus dilakukan dengan cermat dan teliti.
2. Tidak terburu-buru dalam melakukan identifikasi dan/atau pengukuran, sehingga
dihasilkan hasil identifikasi dan/atau pengukuran yang akurat.