Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komunitas klimaks adalah komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan ekosistem.
2. Terdapat 3 teori klimaks yaitu teori monoklimaks, teori poliklimaks dan teori informasi.
3. Sifat fasa klimaks antara lain komposisi jenis pada fasa klimaks relatif tetap, tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dan fasa klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.
4. Komunitas klimaks dipengaruhi oleh faktor yaitu musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan.
5. Proses terjadinya komunitas klimaks terjadi dalam 3 tahapan yaitu tahap perintis, tahap intermediet dan tahap klimaks.
Biota tanah meliputi berbagai makhluk hidup seperti fungi, protozoa, bakteri, dan lainnya yang menghabiskan sebagian siklus hidupnya di tanah. Biota tanah memainkan peran penting dalam siklus nutrien, struktur tanah, dan kesehatan tanaman. Fungsi utama biota tanah adalah sebagai decomposer untuk menguraikan bahan organik menjadi unsur hara yang dapat dimanfaatkan tanaman, serta sebagai transformer untuk mensinergikan
Dokumen tersebut membahas tentang sumber daya genetika ternak, yaitu material genetik binatang yang mengandung unit pembawa sifat keturunan yang berpotensi diciptakan untuk menciptakan rumpun atau galur baru. Dokumen juga menjelaskan peraturan terkait sumber daya genetika ternak dan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan sumber daya genetika ternak melalui pembuatan perundang-undangan, pemberdayaan le
Website SMA Negeri 6 Bogor dianalisis terkait tampilan, navigasi, dan isi konten. Beberapa poin yang perlu diperbaiki antara lain ukuran logo yang kecil, bahasa yang bercampur, menu pulldown di beberapa tempat, dan konten yang kurang update.
Dokumen tersebut membahas tentang penyerapan dan pengangkutan air pada tanaman. Penyerapan air dapat terjadi secara aktif maupun pasif, sedangkan pengangkutannya dipengaruhi oleh tekanan akar, transpirasi, dan kohesi air. Penyerapan pasif lebih penting dibanding aktif karena beberapa keterbatasan penyerapan aktif.
Makalah ini membahas tentang erosi dan konservasi lahan. Erosi adalah hilangnya tanah akibat proses alami maupun dipercepat oleh aktivitas manusia. Ada berbagai jenis erosi seperti erosi air, angin, gletser dan abrasi. Faktor penyebab erosi antara lain iklim, topografi, vegetasi dan aktivitas manusia. Untuk menanggulangi erosi perlu dilakukan konservasi lahan.
Dokumen tersebut membahas tentang lima syarat tumbuh utama tanaman hortikultura yaitu karakteristik tanah, ketersediaan air, suhu udara, intensitas cahaya, dan panjang hari. Dokumen tersebut menjelaskan pengaruh masing-masing faktor lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dan cara untuk mengoptimalkannya agar dapat memaksimalkan hasil produksi tanaman hortikultura.
Dokumen tersebut membahas dua sistem pertanian yaitu HEIA (High External Input Agriculture) yang sangat bergantung pada pupuk kimia dan pestisida serta LEIA (Low External Input Agriculture) yang lebih banyak mengandalkan sumber daya lokal. Kedua sistem memiliki kelemahan masing-masing seperti ketergantungan yang tinggi terhadap impor dan kerusakan lingkungan. Dokumen ini menganjurkan penerapan sistem LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) yang me
Paparan Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan oleh Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS, Dosen Fakultas Ekologi Manusia, IPB University dalam Kuliah Online Akademi Desa #34 24 Juli 2020
1. Sistem Agribisnis Komoditas Stroberi
-Subsistem Hulu
-Subsistem Onfarm
-Subsistem Pengolahan
-Subsistem Pemasaran
-Subsistem Jasa dan Penunjang
Integrasi secara vertikal dan horizontal, serta
Backward linkage dan forward linkage
2. Perkembangan Sistem Agribisnis Komoditas Stroberi
3. Manfaat Pembangunan Sistem Agribisnis
Dokumen ini membahas tentang resistensi pertahanan tanaman terhadap serangga. Ada dua jenis mekanisme pertahanan tanaman, yaitu pertahanan pasif yang tidak tergantung infeksi patogen dan terdiri atas mekanisme fisik dan biokimia, serta pertahanan aktif yang hanya muncul saat tanaman diinfeksi. Faktor tanaman, serangga, dan lingkungan mempengaruhi ketahanan tanaman, yang dapat berupa ketahanan ekologis, genetis
Makalah ini membahas tentang tanaman talas, mulai dari latar belakang pentingnya tanaman talas sebagai sumber karbohidrat, sejarah, botani, syarat tumbuh, dan teknik budidayanya. Secara ringkas, makalah ini menjelaskan bahwa talas berasal dari Asia Tenggara dan memiliki potensi besar sebagai sumber pangan alternatif.
Erosi adalah proses pelepasan material padat dari batuan induknya oleh berbagai faktor seperti air, angin, es, gravitasi, dan organisme. Faktor-faktor seperti curah hujan, sifat tanah, lereng, dan tutupan tanah mempengaruhi tingkat erosi. Erosi dapat berdampak merusak lingkungan seperti penipisan tanah pertanian dan pendangkalan perairan. Untuk mencegah erosi berlebihan perlu dilakukan berbagai
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1. Survei tingkat penggunaan pestisida dilakukan pada petani sayuran di Desa Neglasari.
2. Hasilnya menunjukkan petani kacang panjang sangat tergantung pestisida kimia untuk mengendalikan hama, sedangkan petani komoditas lain lebih banyak menggunakan bahan organik.
3. Pengetahuan petani tentang penggunaan pestisida masih kurang memadai.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas perilaku petani dalam penggunaan pestisida pada budidaya bawang merah di Kabupaten Brebes, di mana petani cenderung bergantung pada pestisida untuk menghindari gagal panen akibat hama dan penyakit, namun penggunaan pestisida secara berlebihan dapat merusak lingkungan.
Makalah ini membahas tentang erosi dan konservasi lahan. Erosi adalah hilangnya tanah akibat proses alami maupun dipercepat oleh aktivitas manusia. Ada berbagai jenis erosi seperti erosi air, angin, gletser dan abrasi. Faktor penyebab erosi antara lain iklim, topografi, vegetasi dan aktivitas manusia. Untuk menanggulangi erosi perlu dilakukan konservasi lahan.
Dokumen tersebut membahas tentang lima syarat tumbuh utama tanaman hortikultura yaitu karakteristik tanah, ketersediaan air, suhu udara, intensitas cahaya, dan panjang hari. Dokumen tersebut menjelaskan pengaruh masing-masing faktor lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dan cara untuk mengoptimalkannya agar dapat memaksimalkan hasil produksi tanaman hortikultura.
Dokumen tersebut membahas dua sistem pertanian yaitu HEIA (High External Input Agriculture) yang sangat bergantung pada pupuk kimia dan pestisida serta LEIA (Low External Input Agriculture) yang lebih banyak mengandalkan sumber daya lokal. Kedua sistem memiliki kelemahan masing-masing seperti ketergantungan yang tinggi terhadap impor dan kerusakan lingkungan. Dokumen ini menganjurkan penerapan sistem LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) yang me
Paparan Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan oleh Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS, Dosen Fakultas Ekologi Manusia, IPB University dalam Kuliah Online Akademi Desa #34 24 Juli 2020
1. Sistem Agribisnis Komoditas Stroberi
-Subsistem Hulu
-Subsistem Onfarm
-Subsistem Pengolahan
-Subsistem Pemasaran
-Subsistem Jasa dan Penunjang
Integrasi secara vertikal dan horizontal, serta
Backward linkage dan forward linkage
2. Perkembangan Sistem Agribisnis Komoditas Stroberi
3. Manfaat Pembangunan Sistem Agribisnis
Dokumen ini membahas tentang resistensi pertahanan tanaman terhadap serangga. Ada dua jenis mekanisme pertahanan tanaman, yaitu pertahanan pasif yang tidak tergantung infeksi patogen dan terdiri atas mekanisme fisik dan biokimia, serta pertahanan aktif yang hanya muncul saat tanaman diinfeksi. Faktor tanaman, serangga, dan lingkungan mempengaruhi ketahanan tanaman, yang dapat berupa ketahanan ekologis, genetis
Makalah ini membahas tentang tanaman talas, mulai dari latar belakang pentingnya tanaman talas sebagai sumber karbohidrat, sejarah, botani, syarat tumbuh, dan teknik budidayanya. Secara ringkas, makalah ini menjelaskan bahwa talas berasal dari Asia Tenggara dan memiliki potensi besar sebagai sumber pangan alternatif.
Erosi adalah proses pelepasan material padat dari batuan induknya oleh berbagai faktor seperti air, angin, es, gravitasi, dan organisme. Faktor-faktor seperti curah hujan, sifat tanah, lereng, dan tutupan tanah mempengaruhi tingkat erosi. Erosi dapat berdampak merusak lingkungan seperti penipisan tanah pertanian dan pendangkalan perairan. Untuk mencegah erosi berlebihan perlu dilakukan berbagai
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1. Survei tingkat penggunaan pestisida dilakukan pada petani sayuran di Desa Neglasari.
2. Hasilnya menunjukkan petani kacang panjang sangat tergantung pestisida kimia untuk mengendalikan hama, sedangkan petani komoditas lain lebih banyak menggunakan bahan organik.
3. Pengetahuan petani tentang penggunaan pestisida masih kurang memadai.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas perilaku petani dalam penggunaan pestisida pada budidaya bawang merah di Kabupaten Brebes, di mana petani cenderung bergantung pada pestisida untuk menghindari gagal panen akibat hama dan penyakit, namun penggunaan pestisida secara berlebihan dapat merusak lingkungan.
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdfdewioktavianti4
油
Laporan praktikum ini menguji keefektifan pestisida nabati seperti bawang putih, lengkuas, daun sirih dan daun ketapang sebagai fungisida dan bakterisida alami. Hasilnya menunjukkan bahwa keempat bahan tersebut mampu menghambat pertumbuhan jamur penyebab antraknosa pada cabai dan bakteri penyebab busuk basah pada wortel. Lengkuas dan daun ketapang terbukti paling efektif sebagai fung
1. PGPR (bakteri perakaran pemicu pertumbuhan tanaman) dapat digunakan sebagai agen pengendali organisme pengganggu tumbuhan secara hayati melalui berbagai mekanisme seperti fiksasi nitrogen, pelarutan fosfat, produksi hormon pertumbuhan, dan induksi ketahanan tanaman;
2. Perlindungan tanaman di Indonesia dilakukan secara terpadu sesuai undang-undang, termasuk menggunakan cara budidaya, biologi, dan
Budidaya bawang merah dilaksanakan oleh kelompok tani Tani Makmur di lahan seluas 1 ha. Hasil panen mencapai 9,669 ton/ha dengan nilai Rp. 193,380,000, menghasilkan laba Rp. 104,617,500. Kegiatan ini meningkatkan pengetahuan petani tentang diversifikasi tanaman dan budidaya bawang merah, meskipun masih dibutuhkan prasarana penunjang.
Makalah ini membahas dampak penggunaan pestisida terhadap kesehatan dan lingkungan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keracunan pestisida dan solusi untuk mencegah pencemaran akibat pestisida."
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, sejarah, jenis, dampak, dan alternatif pestisida. Pestisida didefinisikan sebagai zat kimia atau bahan lain yang digunakan untuk membasmi hama tanaman dan gulma. Sejarahnya dimulai setelah PD1 dengan diperkenalkannya pestisida kimia untuk peningkatan hasil pertanian. Jenis pestisidanya meliputi insektisida, fungisida, dst. Dampak negatifnya antara
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYAJosua Sitorus
油
Workshop dan seminar Perhimpunan Entomologi Indonesia Cabang Bandung membahas identifikasi dan pengendalian lalat buah, termasuk teknik-teknik seperti sanitasi, karantina, pengasapan, dan perangkap lem. Diskusi juga menyentuh implikasi perdagangan internasional terhadap persyaratan kesehatan tanaman seperti yang diatur dalam SPS-WTO serta upaya memenuhi standar tersebut agar akses pasar produk hortikultura dapat terbuka."
1. Dokumen ini membahas tentang perusahaan pupuk organik Dewi Samudra Sejahtera yang memproduksi pupuk organik berkualitas tinggi dari bahan organik alami untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
2. Pupuk organik ini kaya akan unsur hara dan mikroba yang bermanfaat untuk tanaman serta ramah lingkungan.
3. Perusahaan ini memiliki prospek usaha yang baik karena kebutuhan
Dokumen tersebut membahas tentang potensi tanaman kluwak (Pangium edulis Reinw) sebagai insektisida nabati yang ramah lingkungan. Tanaman kluwak mengandung asam sianida yang berpotensi sebagai pestisida alami karena dapat membunuh hama secara cepat. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan insektisida dari ekstrak biji kluwak untuk mengendalikan hama secara alami dan ramah lingkungan
1. Dokumen ini membahas penerapan sistem pertanian terpadu (PHT) dalam dua sistem yaitu SRI (System of Rice Intensification) dan agroforestri.
2. SRI menerapkan prinsip-prinsip seperti pengolahan tanah yang sempurna, jarak tanam lebar, penggunaan pupuk organik, dan pengaturan pengairan untuk mengendalikan hama secara alami.
3. Agroforestri mencampurkan tanaman tahunan dan semusim unt
Dokumen tersebut merangkum peristiwa penting terkait perkembangan internet, mulai dari konsep awalnya pada tahun 1960an yang diajukan oleh J.C.R Licklider hingga pertumbuhan pesat internet pada tahun 2000an beserta teknologi dan layanannya seperti website dan bisnis digital.
Golden Rice adalah varietas padi rekayasa genetika yang dikembangkan untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A. Padi ini dibuat dengan memasukkan gen-gen tertentu sehingga mampu mensintesis beta karoten, sumber provitamin A. Golden Rice diharapkan dapat menyediakan kebutuhan harian vitamin A dari konsumsi 100-200 gram beras. Namun demikian, ada juga kekhawatiran terkait dampak lingkungan dan keamanan pangan dari pen
- Pada tahun 1990-an, ilmuwan Jepang berhasil mengisolasi gen crt1 yang menghasilkan enzim fitoena desaturase dari bakteri Erwinia uredovora, yang dapat mengubah fitoena menjadi likopena. Mereka kemudian menyisipkan gen crt1 dan gen psy yang menghasilkan enzim fitoena sintase dari tanaman Narcissus ke dalam genom padi untuk menghasilkan beta-karoten di dalam endosperma padi, sehingga men
Praktikum ini bertujuan menguji keefektifan insektisida racun perut Curacron dan Bactospene WP terhadap ulat Spodoptera litura. Uji dilakukan dengan mencelupkan daun kedelai ke dalam larutan insektisida dengan berbagai konsentrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa LC50 Curacron untuk 24 jam adalah 0,33% dan Bactospene untuk 48 jam adalah 1,3%. Semakin tinggi konsentrasi dan lama waktu
Praktikum ini menguji efektivitas insektisida racun kontak Dursban terhadap lipas dan Tribolium castaneum. Hasilnya menunjukkan bahwa LC50 Dursban untuk lipas adalah 0,1-0,05% dalam 24-48 jam dan 0,05-0,1% untuk Tribolium castaneum dalam 24-72 jam. LC95 untuk lipas 0,5-0,4% dalam 24 jam dan Tribolium castaneum 0,4-0,1% dalam 24-72 jam.
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraDadang Solihin
油
Banyak pertanyaan tentang bagaimana nasib Jakarta setelah tidak menjadi Ibu Kota Negara lagi. Sebagian besar masyarakat berkomentar bahwa Jakarta akan menjadi pusat bisnis. Jakarta diproyeksikan akan menjadi pusat ekonomi nasional pasca pemindahan ibu kota negara. Tentunya hal ini akan membuat Jakarta tetap akan menjadi magnet bagi investor, masyarakat ataupun pemerintah. Kawasan penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diproyeksikan akan menjadi kawasan aglomerasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar dan油Knowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
1. PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN
TINGKAT PENGGUNAAN PESTISIDA PADA PETANI
SAYURAN DI DESA NEGLASARI
KECAMATAN DRAMAGA
(PTN 306)
PRAKTIKUM VII :
KELOMPOK 5
(Kelas Paralel 2)
1. Ricko Baharudin A24130046
2. Ulfah Fahriani A34120004
3. M. Yusuf Al Anshori A34120028
4. Ilmi Hamidi A34120059
5. Nurul Farida Efriani A34120091
Dosen :
Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
2. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persepsi petani tentang serangan hama penyakit sebagai penyebab utama
kegagalan panen. Sementara itu pestisida kimia merupakan input yang dianggap
paling efektif dalam mengendalikan hama penyakit oleh sebagian besar petani.
Hal tersebut telah mendorong penggunaan pestisida secara berlebihan (Adiyoga et
al 1999).
Petani sayuran sering menggunakan pestisida sebagai tindakan preventif,
dengan cara melakukan penyemprotan 1-7 hari setelah tanam di lapangan. Selain
itu petani juga melakukan strategi lainnya, di antaranya penambahan konsentrasi,
dan frekuensi penyemprotan pada saat serangan berat serta mengganti jenis
pestisida dan pencampuran pestisida. Dari sisi biaya produksi penggunaan
pestisida pada usahatani sayuran mencapai 20- 30% dari total biaya dan
merupakan pengeluaran kedua terbesar setelah biaya tenaga kerja (Nurmalinda et
al. 1994).
Penggunaan pestisida secara tidak bijaksana dapat menimbulkan berbagai
dampak negatif baik bagi manusia maupun lingkungan. Di dalam lingkungan
pestisida diserap oleh berbagai komponen lingkungan yang mengubahnya menjadi
bahan-bahan lain yang tidak beracun atau masih beracun. Dalam jangka panjang
aplikasi yang sangat intensif, dapat meningkatkan probabilitas organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) sekunder atau meningkatkan resistensi hama (Lohr
et al 2000).
Penggunaan pestisida dapat menekan serangan OPT sehingga kehilangan
hasil dapat diminimalkan. Pengurangan pestisida walaupun di satu sisi dapat
mengurangi biaya produksi, tetapi di sisi lain dapat meningkatkan intensitas
serangan OPT sehingga risiko kehilangan hasil lebih besar (Ameriana et 2000).
Tujuan
Untuk mengetahui tingkat penggunaan serta pengetahuan mengenai
pestisida pada petani sayuran di desa Neglasari kecamatan Dramaga
3. BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Survey ke lahan pertanian desa Neglasari dilakukan hari sabtu tanggal 18
April pukul 07.00 pagi
Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang diperlukan untuk survei adalah kertas survei dengan
berisi beberapa pertanyaan, kamera, tape recorder, dan alat tulis.
Metode
Survei dilakukan dengan mewawancarai petani yang mengelola tiga
macam lahan sayuran di desa Neglasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat. Petani diwawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah
disiapkan mengenai tingkat penggunaan pestisida. Hasil survei dicatat pada kertas
dan proses wawancara direkam dengan tape recorder yang telah disiapkan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1 Hasil survei penggunaan pestisida pada petani sayuran di desa Neglasari
Indikator Singkong Kacang Panjang Ubi Bengkoang
Sistem
budidaya
Organik Non-Organik Organik Organik
Hama utama Tetranychus
cinnabarinus
Kutu Daun Cylas formicarius Tungau merah
Cara
pengendalian
Tanpa
perlakuan
pestisida
Pestisida kimia Tanpa perlakuan
pestisida
Tanpa perlakuan
pestisida
Intensitas
penggunaan
Tidak ada
aplikasi
Sering Tidak ada aplikasi Tidak ada
aplikasi
Pemantauan
hama/penyak
it
Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Ketergantung
an pestisida
Tidak
tergantung
Sangat
tergantung
Tidak tergantung Tidak
tergantung
Kesesuaian
penggunaan
pestisida
Tidak sesuai
dosis
Tidak ada
aplikasi
Tidak sesuai dosis
Keamanan
aplikasi
Tidak ada
aplikasi
Sangat Kurang Tidak ada aplikasi Tidak ada
aplikasi
Pestisida
yang
digunakan
Bahan
organik
(larutan
cabai)
Decis, Lannate,
Mikcin,
Confidor
Bahan organik
(larutan cabai)
Bahan organik
(larutan cabai)
5. Pembahasan
Petani yang menjadi narasumber dari wawancara yang telah dilakukan
bernama Bapak H. Mahfudin. Beliau merupakan salah satu petani asli di daerah
Neglasari Kecamatan Dramaga, Bogor. Beliau menggarap lahan seluas 3300 m2
.
Tanaman yang ditanam dilahan tersebut bervariasi seperti tanaman kacang
panjang, ubi, singkong, dan bengkuang.
Dalam sistem budidayanya petani di daerah Neglasari sering
menggunakan pestisida untuk mengatasi permasalahan hama dan penyakit yang
menyerang pertanaman yang digarapnya. Pestisida yang dipakai petani tersebut
diantaranya dengan merk dagang DECIS, LANATE, CONFIDOR, dan MIKCIN.
Penggunaan pestisida hanya dilakukan untuk komoditas kacang panjang.
Komoditas lain seperti bengkoang, singkong, dan ubi tidak menggunakan
pestisida. Alasan yang dikemukakan petani adalah bahwa buah bengkoang dan ubi
berlokasi di bawah tanah, sehingga pasti akan terhindar dari serangan hama
penyakit. Sementara itu, penggunaan pestisida tidak dilakukan pada tanaman
singkong karena komoditas singkong yang dipanen adalah bagian daun yang
diperuntukkan kebutuhan sayuran. Sebagai pengganti pestisida kimia, petani
menggunakan bahan organik seperti larutan cabai yang disemprotkan pada
permukaan daun tanaman saat diketahui invasi hama tanaman.
Umumnya hama yang sering mengganggu dan menyebabkan kerusakan
adalah kutu daun terutama menjadi masalah serius pada tanaman kacang panjang.
Petani sering menganggap kutu daun tersebut dengan istilah endog sireum yang
artinya telur semut meskipun sebenarnya kutu daun bukanlah telur semut.
Sepengetahuan petani gejala yang ditimbulkan dari serangan hama ini
menyebabkan bunga tanaman kacang panjang menjadi rontok dan pada polong
kutu daun menutupi permukaan.
Penyemprotan pestisida biasanya dilakukan pada pagi hari dan untuk
hama tertentu seperti ulat grayak dilakukan pada waktu sore hari. Intensitas
aplikasi pestisida dilakukan secara rutin satu minggu sekali, tidak ada batasan
mengenai ambang ekonomi yang diperhitungkan, bagi petani yang penting hama
tidak ada dilahan pertanaman. Dosis yang digunakan untuk satu kali
penyemprotan adalah 10cc DECIS, 1 sendok MIKCIN, 1 sendok CONFIDOR,
6. dan 1 sendok LANATE. Menurut Bapak H.Mahfudin apabila tidak dilakukan
penyemprotan secara rutin atau penyemprotan telat dari waktu yang biasanya
maka bunga dari tanaman kacang panjang akan rontok akibat serangan hama.
Selain menggunakan empat merk dagang tersebut petani juga memakai
REGEN dan PITARKO meskipun penggunaannya sangat jarang. Petani didaerah
Neglasari membeli pestisida-pestisida tersebut didekat daerah tempat tinggalnya
di toko Bapak Uding atau kadang-kadang membeli ke Pasar Dramaga.
Pada musim penghujan aplikasi pestisida diminimalisir karena pada
musim hujan pestisida mudah tercuci dan biasanya aplikasi pestisida pada musim
penghujan ditambahkan bahan perekat yang bisa didapatkan di toko pestisida.
Dalam sistem budidayanya para petani di daerah Neglasari sangat bergantung
pada penggunaan pestisida dan tidak pernah dilakukan pengendalian hama lain
selain dengan pestisida.
Namun meskipun demikian lahan yang ditanam setiap musimnya ditanami
tanaman yang berbeda-beda dan sering kali petani menerapkan sistem budidaya
tumpang sari yang dapat memungkinkan populasi hama yang menyerang tidak
terlalu tinggi. Di daerah tersebut pada awalnya terdapat Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan), tetapi sekarang sudah bubar. Pada musim tanam tahun lalu lahan
seluas 3300 m2
dapat menghasilkan 7 ton bengkuang dengan harga jual 10 juta
lebih. Benih yang diperluka dalam sekali tanam adalah 7 liter dengan harga Rp
60.000 per liter. Biasanya Bapak H. Mahfudin melakukan kegiatan dilahan mulai
dari pukul 07.00 WIB sampai waktu Dzuhur.
7. SIMPULAN
Menurut keterangan petani desa Neglasari, rata-rata petani masih sangat
tergantung dengan penggunaan pestisida, dan hanya sedikit saja yang tidak
tergantung dengan penggunaan pestisida. Pestisida dianggap cepat dan efisien
untuk mengendalikan hama. Selain itu, biaya aplikasi dan cara aplikasi sudah
tertera pada label pestisida sehingga dapat diikuti oleh petani. Namun,
pengetahuan petani akan berbagai macam jenis pestisida dan bagaimana cara
penggunaannya masih kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Adiyoga, W., R. Sinung-Basuki., Y. Hilman dan B. K. Udiarto. 1999. Studi Lini
Dasar Pengembangan Teknologi Hama Terpadu pada Tanaman Cabai di
Jawa Barat. J. Hort 9(1):67-83.
Ameriana. M., R. Sinung-Basuki., E. Suryaningsih dan W. Adiyoga. 2000.
Kepedulian Konsumen terhadap Sayuran Bebas Residu Pestisida. J. Hort .
9(4):377-377.
Lohr, L., T. Park, and L. Higley. 2000. Farmer Risk Assessment for Voluntary
Insecticide Reduction. Ecol. Econ. 30(2000):121-130.
Nurmalinda., R. Madjawisastra dan N. Nurtika. 1994. Analisis Biaya dan
Penerimaan Usahatani Tomat di Tingkat Petani. Bul. Penel. Hort.
XXVI(2):57- 64.
8. LAMPIRAN
Pertanyaan yang diajukan terhadap petani dan jawaban yang dikemukakan oleh
petani:
1. Kalo pakai DECIS dan pestisida yang dipakai. Bapak dapat informasi dari
mana? Apakah coba-coba atau ada penyuluhan untuk memakai pestisida
tersebut?
Jawaban : melihat dari label pestisida tersebut dan kebiasaan dalam
memakainya
2. Bagaimana pestisida tersebut dipakai? Apakah spesifik dalam
pemakaianyya?
Jawaban : Untuk tanaman kacang panjang digunakan 10cc DECIS,
MIKCIN 1 sendok, KOMPIDOR 1 sendok, LANATE 1 sendok, yang jelas
serangga harus mati. Jenis serangga yang menyerang tanaman seperti ulat
biasanya mati
3. Untuk melihat pengaruh terhadap hama biasanya memerlukan waktu berapa
lama setelah aplikasi?
Jawaban : Biasanya besok juga dapat dilihat, dan hama tersebut mati
4. Apakah dalam penyemprotan dilakukan secara berkala?
Jawaban : Penyemprotan dilakukan seminggu sekali secara rutin, kalo tidak
tepat waktu atau lebih dari seminngu biasanya kacang panjang bunga nya
rontok akibat serangan ulat
5. Apakan setelah dilakukan penyemprotan dilakukan pemantauan terhadap
hama?
Jawaban : Dilakukan pemantauan, dan biasanya ketika dicek bunganya
segar tanamannya segar, tetapi apabila tidak dilakukan penyemprotan
bunganya jatuh/berguguran.
Menurut petani bunga yang rusak akibat serangan larva dari lalat sehingga
menyebabkan busuk.
Para petani tidak pernah bisa lepas dari penggunaan pestisida. Petani juga
biasanya pakai Regen atau pitarko
6. Biasanya pestisida diperoleh dari mana ?
Jawaban : Beli disekitar tempat tinggal(di toko Pa Udiing), atau beli ke
Dramaga jurusan ke Ciherang. Petani mendapatkan pestisida dikampung
tersebut tidak susah.
7. Apakah dalam penyemprotan dilihat terlebih dahulu waktu atau kondisi
seperti musim hujan atau kemarau?
9. Jawaban : Biasanya jika musim penghujan penyemprotan berhenti dulu dan
biasanya ditambahkan perekat agar tidak mudah terbilas, dan jika musim
panas/ kemarau perekat tidak dibutihkan
8. Apakah pernah dilakukan penmgendalian lain selain penggunaan pestisida ?
Jawaban : Belum pernah
9. Apakah lahan yang ditanami musim selanjutnya ditanami kembali dengan
tanaman yang sama?
Jawaban : Diganti-ganti, atau tumpang sari,
10. Apakah didaerah tersebut ada GAPOKTAN ?
Jawaban: Dulu pernah da tapi bubar,karena dianggap sudah pintar-pintar
(terbiasa) dalam bertani
11. Faktor apa yang menyebabkan turunnya produktifitas tanaman yang
ditanam dilahan tersebut (Pare, kcang panjang, ketimun, bengkoang)?
Jawaban: Masalah hama tidak terlalu, kecuali pada musim penghujan bunga
nya pada rontok.Tidak pernah Rugi diakibat kan oleh srangan hama. Untuk
hasil panen biasanya dikumpulkan oleh tengkulak
12. Apakah bapak jadi petani sudah lama ?
Jawaban: sudah lama soalnya orang tua saya juga petani
13. Apakah bapak tidak mau menanam padi?
Jawaban : untuk masalah pembuatan pengairan tidak ada yang ngurus
14. Apakah ada penurunan hasil apabila lahan yang ditanam, ditanami tanaman
yang sama musim berikutnya ?
Jawaban :kadangkadang ada penurunan.
15. Luas lahan berapa?
Jawaban: 3300m persegi. Menghasilkan 7 ton bengkoang sekali panen dapat
dijual dengan harga 10 jutaan. Benih 7 liter, 1 liter seharga 60.000 rupiah.
Bengkoang tidak disemprot tetapi digunting saja bunganya.
Petani menyebut hama kutu daun sebagai telur semut (endog sireum ),
disemprot pake lanate, kompidor, Mikcin.
Dulu pernah ada dari IPB yang mencoba mengaplikasikan perangkap
berferomon tetapi katanya tidak mempan atau kurang efektif. Tetapi petani
tidak ingin melakukannya soalnya ribet dan umumnya petani ingin yang
praktis.
Petani ada dilahan biasanya sampai Dzhuhur.
16. Bapak Tau ulat grayak?
10. Jawaban: tau
Kapan waktu diilakukan penyemprotannya?
Jawaban: Biasanya pagi hari tidak dilakukan sore hari soalnya dikejar-kejar
waktu juga apabila dilakukan pada sore hari.