Ponencia presentada por el Dr. Javier de Castro Carpe単o en el directo online 'Realidades y retos en inmunoterapia. Registro SIR-CVT', celebrado el 11 de mayo de 2021
Nuovi Target nella cura delle neoplasie dell'anzianoASMaD
油
Presentazione a cura del Dottor Antonio Gambardella - XII属 Congresso Nazionale FIMeG 2018 - The Silver Tsunami: l'anziano fra appropriatezza e farmaeconomia
El documento resume la etiolog鱈a del c叩ncer, incluyendo factores end坦genos como genes y hormonas, y factores ex坦genos como tabaco, alcohol, dieta, radiaciones, factores ocupacionales y virus. Se describen los principales factores de riesgo para varios tipos de c叩ncer y se discuten estudios epidemiol坦gicos sobre la relaci坦n entre la dieta, el estilo de vida y el riesgo de c叩ncer.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien kanker paru, meliputi pengertian kanker paru, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan pembagian stadium penyakit. Kanker paru disebabkan oleh faktor lingkungan seperti merokok dan polusi udara serta faktor genetik. Gejalanya berupa batuk, sesak napas, dan nyeri dada. Penatalaksanaannya meliputi diagnosis, staging, dan pengobatan sesu
Kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di paru yang disebabkan oleh faktor lingkungan seperti merokok dan polusi udara serta faktor genetik. Gejalanya berupa batuk, darah dalam sputum, dan penurunan berat badan. Pemeriksaan diagnostik meliputi bronkoskopi dan biopsy jaringan. Penatalaksanaannya meliputi bedah, radioterapi, kemoterapi, dan terapi paliatif untuk mengurangi nyeri dan k
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di paru yang umumnya disebabkan oleh merokok dan polusi udara. Gejalanya berupa batuk, darah dalam sputum, dan penurunan berat badan. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan paru dan jaringan, sementara pengobatannya meliputi bedah, radioterapi, kemoterapi, dan terapi paliatif untuk mengurangi gejala.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang disebabkan oleh faktor risiko seperti merokok dan polusi udara, dengan gejala utama seperti sesak napas dan batuk berdarah. Pencegahan melalui pengurangan merokok dan deteksi dini serta pengobatan seperti bedah dan kemoterapi dapat menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker paru.
Dokumen tersebut membahas tentang askep klien dengan gangguan sistem pernapasan bawah khususnya kanker paru. Dibahas pengertian, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, diagnosa, dan penatalaksanaan kanker paru."
Dokumen tersebut membahas tentang kanker paru-paru, mulai dari pengertian, patofisiologi, gejala, pencegahan, pengobatan, dan epidemiologi kanker paru-paru. Secara khusus, dibahas mengenai kanker paru-paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di paru-paru yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti merokok dan dapat menyebar ke organ lain."
Askep ini membahas tentang kanker paru, termasuk pengertian, etiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaannya. Kanker paru disebabkan oleh berbagai faktor seperti merokok dan polusi udara, dan gejalanya berupa batuk, hemoptisis, dan penurunan berat badan. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan bronkoskopi dan biopsi, sedangkan penatalaksanannya meliputi bedah, kemoterapi, dan radioterapi.
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit sistem ekskresi manusia khususnya yang menyerang organ paru-paru seperti TBC, pneumonia, asma, kanker paru-paru, empisema, dan bronkitis beserta gejala-gejala dan penyebab masing-masing penyakit.
Kanker paru-paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di jaringan paru yang dapat menyebabkan gejala seperti batuk, sesak napas, dan darah dalam sputum. Faktor risiko utama penyakit ini adalah merokok.
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
油
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang disebabkan oleh faktor risiko seperti merokok dan polusi udara, dengan gejala utama seperti sesak napas dan batuk berdarah. Pencegahan melalui pengurangan merokok dan deteksi dini serta pengobatan seperti bedah dan kemoterapi dapat menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker paru.
Dokumen tersebut membahas tentang askep klien dengan gangguan sistem pernapasan bawah khususnya kanker paru. Dibahas pengertian, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, diagnosa, dan penatalaksanaan kanker paru."
Dokumen tersebut membahas tentang kanker paru-paru, mulai dari pengertian, patofisiologi, gejala, pencegahan, pengobatan, dan epidemiologi kanker paru-paru. Secara khusus, dibahas mengenai kanker paru-paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di paru-paru yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti merokok dan dapat menyebar ke organ lain."
Askep ini membahas tentang kanker paru, termasuk pengertian, etiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaannya. Kanker paru disebabkan oleh berbagai faktor seperti merokok dan polusi udara, dan gejalanya berupa batuk, hemoptisis, dan penurunan berat badan. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan bronkoskopi dan biopsi, sedangkan penatalaksanannya meliputi bedah, kemoterapi, dan radioterapi.
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit sistem ekskresi manusia khususnya yang menyerang organ paru-paru seperti TBC, pneumonia, asma, kanker paru-paru, empisema, dan bronkitis beserta gejala-gejala dan penyebab masing-masing penyakit.
Kanker paru-paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di jaringan paru yang dapat menyebabkan gejala seperti batuk, sesak napas, dan darah dalam sputum. Faktor risiko utama penyakit ini adalah merokok.
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
油
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
油
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
1. LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian
Karsinoma bronkogenik atau yang biasa disebut kanker paru adalah tumor
maligna yang timbul dari bronkus, tumor seperti ini adalah epidermoid, biasanya
terletak dalam bronki yang besar atau mungkin adenokarsinoma yang timbul jauh
diluar paru (Rahayu, 2012).
Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak
terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel
bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada
masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan
bentuk epitel dan menghilangnya silia. Kanker paru merupakan abnormalitas dari
sel sel yang mengalami proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi (2000)
dikutip dari blog Purwono Ndjawa, 2010).
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam
jaringan paru-paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan,
terutama asap rokok (Suryo, 2010).
Menurut World Health Organization(WHO), kanker paru-paru merupakan
penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita.
Sebagaian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi
bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lain yang menyebar ke paru-paru
(Suryo,2010).
Karsinoma bronkogenik atau kanker paru dapat berupa metastasis atau lesi
primer. Kebanyakan tumor ganas primer dari sistem pernapasan bawah bersifat
epithelial dan berasal dari mukosa percabangan bronkhus (Muttaqin, 2008)
B. Etiologi
2. 1. Merokok
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang
defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang
sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini
mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan.
Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan
kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu
sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari
tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.
2. Perokok Pasif
Semakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok pasif,
atau mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di dalam ruang
tertutup, dengan risiko terjadinya kanker paru. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa pada orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap
asap dari orang lain, risiko mendapat kanker paru meningkat dua kali.
3. Polusi Udara
Kematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi
pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok kretek. Kematian
akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan
dibandingkan dengan daerah pedesaan. Bukti statistik juga menyatakan
bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas
tingkat sosial ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada mereka
dengan kelas yang lebih tinggi.
Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari kenyataan bahwa kelompok sosial
ekonomi yang lebih rendah cenderung hidup lebih dekat dengan tempat
pekerjaan mereka, tempat udara kemungkinan besar lebih tercemar oleh
polusi. Suatu karsinogen yang ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan
pada asap rokok) adalah 3,4 benzpiren.
4. Paparan Zat Karsinogen
3. Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen, kromium,
nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker
paru.
Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh
kali lebih besar daripada masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat
kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga
merokok.
5. Diet
Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap
betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena
kanker paru.
6. Genetik
Terdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih
besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler
memperlihatkan bahwa mutasi pada protoonkogen dan gen-gen penekan
tumor memiliki arti penting dalam timbul dan berkembangnya kanker paru.
Tujuan khususnya adalah pengaktifan onkogen (termasuk juga gen-gen K-
ras dan myc)dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor (termasuk gen rb,
p53, dan CDKN2) (Wilson, 2005).Terdapat mutasi beberapa gen yang
berperan dalam kanker paru, yakni :
a. Proton onkogen.
b. Tumor suppressor gene.
c. Gene encoding enzyme.
7. Penyakit paru
Penyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga
dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru obstruktif
kronik berisiko empat sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru
ketika efek dari merokok dihilangkan.
8. Iridasi
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg
dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat
4. kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon.
Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.
C. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh
metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi
pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang
letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini
menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di
bagian distal. Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis,
dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya
metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur
struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak,
tulang rangka.
Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor
lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko
terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang
bersifat intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan sel.
Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu
timbulnya penyakit tumor.
Initiati agen biasanya bisa berupa nunsur kimia, fisik atau biologis yang
berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen
genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama
ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini
berlangsung lama meingguan sampai tahunan.
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan
pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma
5. epidermoid ( sel skuamosa ). Karsinoma sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar
( tak terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel kecil
umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel kecil umumnya
terbentuk dijalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma
umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan alveoli. Karsuinoma sel besar dan
karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai progrosis buruk.
Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang elastis,
berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis
baik karena pertumbuhan sel ini lambat.
D. Klasifikasi Kanker Paru
6. Kanker paru-paru secara luas diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu small
cell lung cancer (SCLC) dan non-small cell lung cancer (NSCLC). Klasifikasi ini
didasarkan pada gambaran sel-sel tumor di bawah mikroskop. 2 jenis kanker paru-
paru ini berkembang, menyebar, dan ditangani dengan cara yang
berbeda (Anonim, 2013). Oleh karena itu penting untuk membedakan kedua jenis
ini.
1. Small Cell lung Cancer (SCLC)
SCLC terjadi sekitar 20% dari seluruh kasus kanker paru-paru. SCLC
merupakan jenis kanker paru-paru yang paling agresif dan berkembang cepat.
SCLC berhubungan erat dengan kebiasaan merokok, dengan hanya 1% dari
seluruh kasus terjadi pada penderita yang bukan perokok. SCLC cepat
menyebar ke beberapa area dalam tubuh dan paling sering ditemukan
setelah kankermenyebar luas.
2. Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC)
NSCLC merupakan jenis kanker paru-paru yang paling umum terjadi, yaitu
terhitung sekitar 80% dari seluruh kasus kanker paru-paru. NSCLC memiliki
3 jenis utama yang diberi nama berdasarkan jenis sel yang ditemukan dalam
tumor.
a. Adenocarcinomas
Merupakan jenis NSCLC yang paling umum terjadi, sekitar 3040 % dari
seluruh kasus NSCLC. Jenis ini terutama terjadi pada wanita dan mereka
yang tidak merokok. Sebagian besar kasus adenocarcinomas tumbuh di
daerah tepi atau bagian luar paru-paru. Jenis ini memiliki kecenderungan
untuk menyebar ke limfe (kelenjar getah bening) dan daerah yang jauh
dari paru-paru. Bronchioloalveolar carcinoma merupakan sub jenis dari
adenocarcinoma yang sering terjadi pada beberapa tempat dalam paru-
paru dan menyebar ke dinding alveolus (gelembung tipis yang
merupakan bagian akhir dari saluran pernfasan dan merupakan tempat
terjadinya pertukaran udara). Pada thorax X-ray (foto roentgen dada)
gambarannya terlihat seperti pneumonia (peradangan pada paru-paru,
dimana alveolus yang berfungsi menyerap oksigen terisi dengan cairan).
7. b. Squamous cell carcinomas
Jenis ini awalnya lebih umum terjadi dibandingkan dengan
adenocarcinomas, saat ini terhitung sekitar 30% dari seluruh kasus
NSCLC. Squamous cell carcinomas dikenal juga dengan nama
epidermoid carcinomas. Squamous cell carcinomas paling sering tumbuh
di daerah pusat paru-paru, yaitu bronkus (percabangan terbesar dari
trakea (batang tenggorok) yang menuju ke paru-paru), paling sering
menyebar ke seluruh bagian paru-paru, berkembang cukup besar dan
membentuk lubang.
c. Large cell carcinomas
Terkadang disebut juga undifferentiated carcinomas, merupakan jenis
NSCLC yang paling jarang terjadi, terhitung 10%-15% dari seluruh
kasus kanker paru-paru. Jenis ini memiliki kecenderungan yang tinggi
untuk menyebar ke limfe (kelenjar getah bening) dan daerah yang jauh
dari paru-paru.
d. Mixed tumor (tumor campur)
Pada jenis ini tampak campuran dari beberapa jenis NSCLC yang
berbeda.
Beberapa jenis kanker lainnya dapat tumbuh dalam paru-paru. Jenis ini lebih
jarang terjadi dibandingkan dengan SCLC dan NSCLC, dengan total keseluruhan
hanya 5 10 % dari seluruh kasus kanker paru-paru.
a. Bronchial carcinoids
Tumor ini umumnya berukuran kecil (3 4 cm) ketika didiagnosis dan paling
sering terjadi di bawah usia 40 tahun, dan tidak berhubungan dengan
kebiasaan merokok. Carcinoid dapat bermetastasis dan sebagian kecil dari
tumor ini mengeluarkan substansi yang menyerupai hormon. Carcinoid
umumnya berkembang dan menyebar lebih lambat dibandingkan dengan
bronchogenic cancers (SCLC dan NSCLC). Sebagian diantaranya dideteksi
dini sehingga cukup memungkinkan untuk dibuang dengan cara operasi.
8. b. Kanker pada jaringan ikat paru-paru, seperti otot polos atau pembuluh darah,
serta sel-sel yang terlibat dalam respon imun tubuh.
Seperti yang pernah didiskusikan dalam topik-topik sebelumnya, penyebaran
kanker yang berasal dari bagian tubuh lainnya sering ditemukan pada paru-
paru. Tumor ini dapat menyebar ke paru-paru melalui aliran darah, kelenjar
limfe, atau secara langsung dari organ terdekat. Tumor ini biasanya multipel,
tersebar di seluruh bagian paru-paru, dan lebih terkonsentrasi di bagian luar
daripada di pusat paru-paru.
E. Stadium Kanker Paru
Stadium kanker paru-paru mengacu pada tingkatan seberapa jauh tumor
menyebar dalam tubuh. Penentuan stadiumkanker paru-paru melibatkan evaluasi
ukuran tumor serta ada tidaknya metastasis pada limfe (kelenjar getah bening)
atau organ lain. Penentuan stadium sangat penting untuk menentukan bagaimana
tumor tertentu harus ditangani. Penentuan stadium juga sangat penting untuk
memperkirakan prognosis, dimana stadium yang lebih tinggi memiliki prognosis
yang lebih buruk dibandingkan dengan stadium yang lebih rendah. (Anonim,
2013)
Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC), stadium ditentukan berdasarkan
keparahannya:
1. Stadium I, kanker terbatas pada paru-paru
2. Stadium II dan III, kanker mungkin telah menyebar ke limfe (kelenjar getah
bening)
3. Stadium IV, kanker telah menyebar keluar dari paru-paru ke bagian tubuh
lainnya.
Small Cell Lung Cancer (SCLC), stadium menggunakan sistem berjenjang :
9. 1. Limited Stage (LS), kanker terbatas pada daerah asalnya dalam paru-paru dan
menyebar ke limfe (kelenjar getah bening)
2. Extensive Stage (ES), kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang jauh dari
paru-paru
F. Manifestasi Klinis
1. Gejala awal
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi
bronkus.
2. Gejala umum.
a. Lokal (tumor tumbuh setempat) :
1) Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor.
Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi
berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen
dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
2) Hemoptisis (batuk darah)
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor
yang mengalami ulserasi.
3) Mengi (wheezing, stridor)
Kanker bisa menyebabkan bunyi mengi karena terjadi penyempitan
saluran udara di dalam atau di sekitar tempat tumbuhnya kanker. Obstruksi
bronkus bisa menyebabkan kolaps pada bagian paru-paru yang merupakan
percabangan dari bronkus tersebut, keadaan ini disebut ateleksis. Akibat
lainnya adalah pnemonia dengan gejala berupa batuk, demam, nyeri dada
dan sesak nafas.
4) Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
Orang dengan kanker paru-paru dapat mengalami sesak napas jika
kanker berkembang untuk menutup saluran udara yang utama.
5) Atelaksis
10. Pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan
saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang
dangkal.
2. Invasi lokal :
1) Nyeri dada
Jika dinding tumbuh ke dalam dinding dada, dapat menyebabkan
nyeri dada yang menetap.
2) Dispnea karena efusi pleura
Hal ini dapat menyebabkan cairan menumpuk di ruang yang
mengelilingi paru-paru di rongga dada (ruang pleura).
3) Invasi ke perikardium
terjadi tamponade atau aritmia
4) Sindrom vena cava superior
Obstruksi dan aliran yang lambat menyebabkan tekanan vena
meningkat dan inilah yang menyebabkan timbulnya edema
interstisial dan alirandarah kolateral membalik (retrograde
collateral flow). Obstruksi dapat disebabkan oleh proses dari luar
yang menyebabkan terjadinyapenekanan (kompresi) terhadap vena
tetapi dapat juga terjadi karena proses didalam vena, misalnya
munculnya trombosis.
5) Suara serak
Peningkatan penekanan pada saluran udara di dalam atau disekitar
tempat timbulnya kanker. Kanker bisa tumbuh di puncak paru-paru
sehingga kerusakan juga bisa terjadi pada saraf termasuk saraf pita
suara sehingga suara penderita menjadi serak.
6) Sulit / sakit menelan
Kanker bisa tumbuh secara langsung ke dalam kerongkongan, atau
tumbuh didekat kerongkongan, sehingga terjadi gangguan
menelan.
7) Benjolan di pangkal leher
11. 8) Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan
dengan rasa nyeri yang hebat.
3. Gejela Penyakit Matestatis
1) Pada otak, tulang, hati, adrenal
Melebarnya kanker paru kebagian otak, tulang, hati dan adrenal
menyebabkan gangguan pada daerah tersebut seperti Limfadenopati
servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis)
2) Sindrom Paraneoplastik : terdapat 10% kanker paru dengan gejala :
1) Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
2) Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
3) Hipertrofi osteoartropati
4) Neurologik : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
5) Neuromiopati
6) Endokrin : sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia)
7) Dermatologik : eritema multiform, hiperkeratosis, jari tabuh
8) Renal : syndrome of inappropriate antidiuretic hormone
5. Asimtomatik dengan kelainan radiologis
1) Sering terdapat pada perokok dengan COPD yang terdeteksi secara
radiologis.
2) Kelainan berupa nodul soliter.
G. Komplikasi
Paru- paru komplikasi kanker adalah kondisi gejala sekunder atau gangguan
lain yang disebabkan oleh penyakit. Dalam banyak kasus perbedaan antara gejala
dan komplikasi dari penyakit ini tidak jelas. Komlikasi mungkin karena penyakit
itu sendiri atau efek samping dari salah satu perawatan. Menurut Novit Widya
Rahayu (2012) kanker paru-paaru dapat menyebabkan beberapa komplikasi,
misalnya:
1. Sesak napas
Orang dengan kanker paru-paru dapat mengalami sesak napas jika kanker
berkembang untuk menutup saluran udara yang utama.
12. 2. Batuk darah
Penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan di saluran napas, yang dapat
membuat Anda batuk darah (hemoptisis).
3. Nyeri
Kanker paru-paru yg hebat meluas ke lapisan paru-paru atau bagian lain dari
tubuh dapat menyebabkan rasa sakit.
4. Cairan di dada (efusi pleura)
Hal ini dapat menyebabkan cairan menumpuk di ruang yang mengelilingi
paru-paru di rongga dada (ruang pleura).
5. Kanker yang menyebar ke bagian lain dari tubuh (metastasis)
Ini sering menyebar (bermetastasis) ke area lain dari tubuh, biasanya
berlawanan dengan paru paru, seperti tulang, otak, hati dan kelenjar adrenal.
Kanker yang meluas dapat menyebabkan rasa sakit, sakit kepala, mual, `tau
tanda-tanda dan gejala lain bergantung pada organ yang terkena.
6. Kematian
Tingkat ketahanan hidup untuk orang didiagnosis dengan penyakit ini sangat
rendah. Dalam kasus mayoritas, penyakit ini mematikan.
Komplikasi komplikasi kanker paru-paru bergantung pada lokasi, ukuran,
jenis, dalam paru-paru, dan penyebaran kanker. Suatu tumor dapat
menyebabkan penyumbatan salah satu tabung pernapasan utama,
menyebabkan runtuhnya daerah paru-paru, atau peningkatan cairan di rongga
paru-paru mungkin akan berkembang.
Penyebaran kanker ke tulang atau tekanan pada saraf dari tumor dapat
menyebabkan rasa sakit, dan beberapa jenis kanker paru-paru menghasilkan
hormon yang dapat menyebabkan gejala seperti memerah dan diare.
13. H. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi
a. Foto thorax posterior anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya
kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat
menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi
tulang rusuk atau vertebra.
b. Bronkhografi
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
c. CT-Scanning
Untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
d. MRI
Untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
2. Laboratorium.
a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan
ventilasi
c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker
paru).
3. Histopatologi.
a. Bronkoskopi
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi
(besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
b. Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan
ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 95 %.
c. Torakoskopi
14. Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
torakoskopi.
d. Mediastinosopi
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang
terlibat.
e. Torakotomi
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam macam
prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
I. Penatalaksanaan Medis
Menururt Fandik Prasetiyawan (2011) penatalaksaaan medis untuk klien
kanker paru adalah sebagai berikut:
1. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain,
untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan
sebanyak mungkin fungsi paru paru yang tidak terkena kanker.
2. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas
serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
3. Radioterapi radikal
Radioterapi radikal digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang
tidak bisa dioperasi. Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal
dan hanya menyembuhklan sedikit.
5. Terapi endobronkia
Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent
dapat memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit
endobronkial yang signifikan
15. 6. Perawatan faliatif
Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea.
Steroid membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera
makan.
16. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Ca Bronkogenik
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan,tanggal masuk, no. RM, diagnosa medis.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama klien dengan ca bronkogenik biasanya bervariasi seperti
keluhan batuk, batuk produktif, batuk darah, dan sesak napas.
b. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya keluhan hampir sama dengan jenis penyakit paru lainnya dan
tidak mempunyai awitan (onset) yang khas. Seringkali karsinoma ini
menyerupai pneumonitis yang tidak ditanggulangi. Batuk merupakan
gejala umum yang sering kali diabaikan oleh klien dengan bronkhitis
kronis, batuk akan timbul lebih sering dan volume sputum bertambah.
c. Riwayat penyakit sebelumnya
Walaupun tidak terlalu spesifik, biasanya akan didapatkan adanya keluhan
batuk jangka panjang dan penurunan berat badan secara signifikan.
d. Riwayat penyakit keluarga
Terdapat juga bukti bahawa anggota keluarga dari kliaen dengan kanker
paru beresiko lebih besar mengalami penyakit ini, walaupun masih belum
dapat dipastikan apakah hal ini benar-benar karena faktor herediter atau
karena faktor-faktor familial
3. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
a. Keadaan Umum
Kesadaran klien composmentis, Vital Sign TD 130/90 mmHg, Nadi
112x/menit, Respirasi 36x/menit, Suhu 390
C
b. Aktivitas/ istirahat
17. Gejala : Ketidakmampuan melakukan aktifitas kebiasaan secara rutin,
sesak nafas karna melakukan aktifitas.
Tanda: Pasien lesu
c. Sirkulasi
Gejala : Terdapat sindrom vena kava superior (cubbing finger), terjadi
aritmia, Takikardi, Jari tabuh.
d. Integritas Ego
Gejala : perasaan takut, menolak kondisi yang berat atau potensial
keganasan
Tanda : kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang ulang
e. Eliminasi
Gejala : di area yang hilang timbul (ketidakseimbangan hormonal
karsinoma sel kecil), peningkatan sekresi jumlah urin.
f. Makanan / Cairan
Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan
makanan, kesulitan menelan, haus atau peningkatan masukan cairan.
Tanda : kurus, kerempeng atau penampilan kurang bobot, edema wajah
atau leher, dada, punggung ( obstruksi vena kava), edema wajah atau
periordital ( ketikaseimbangan hormonal, kalsinoma sel kecil )
g. Nyeri
Gejala : Nyeri dada(tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu
pada tahap lanjut) dimana dapat atau tidak dapat dipengaruhi oleh
perubahan posisi, nyeri bahu atau tangan( khususnya pada sel besar atau
adenokalsioma), nyeri tulang atau sendi: erosi kapilago sekunder terhadap
peningkatan hormone pertumbuhan ( sel besar atau adenokarsinoma),
nyeri abdomen hilang timbul.
h. Pernafasan
Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan
produksi sputum, napas pendek, pekerja yang terpajan polutan, debu
industry, serak, paralisis pita suara, riwayat merokok
18. Tanda : Dipsnea, meningkat dengan kerja, peningkatan fremitus
taktil(menunjukan konsuladisasi), krekels atau mengik pada
inspirasi/ekspirasi(gangguan aliran udara), krekels atau mengik menetap,
penyimpanan trakeal (area yang mengalami lesi), hemoptisis
i. Keamanan
Tanda : Demam mungkin ada(sel besar atau adenokarsinoma), kemerahan,
kulit pucat(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
j. Seksualitas
Tanda : Dinekomastia(perubahan horman neopplastik, karsinoma sel
besar), Amenorea/Impoten(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel
kecil)
k. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga:kanker atau khususnya paru,
tuberculosis,kegagalan untuk membaik.
4. Pola Fungsional Gordon
a) Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Klien mengeluh batuk yang berkepanjangan,dengan /tidak disertai
sekret,nyeri pada dada ,malaise dan keletihan fisik.
b) Pola aktivitas dan latihan
Klien memiliki kesulitan pada aktifitasnya karena klien merasa lemah dan
keletihan fisik.
c) Pola nutrisi dan metabolik
Pemenuhan nutrisi pada klien kanker paru-paru menurun dikarena
biasanya nafsu makan buruk dan intake nutrisi yang tidak adekuat.
d) Pola eliminasi
Eleminasi alvi: sukar BAB ,dikarnakan gerak peristaltik usus menurun.
Eliminasi urin: pengukuran volume output urin dilakukan dalam hubungan
intake cairan
e) Pola tidur dan istirahat
19. Kesukaran untuk istirahat karena batuk , penumpukan sputum serta nyeri
dada yang menyebabkan gangguan kenyamanan pada klien.
f) Pola kognitif dan perseptual
Klien dan keluarganya biasanya tidak terlalu mengerti tentang penyakit
yang diderita (kanker paru-paru) ini.
g) Pola konsep diri
Adanya perasaan takut dan cemas terhadap penyakit yang diderita.
h) Pola koping
Mekanisme koping biasanya mal adaptif yang diikuti perubahan
mekanisme peran dalam keluarga, kemampuan ekonomi untuk
pengobatan, serta prognosis yang tidak jelas merupakan faktor-faktor
pemicu kecemasan dan ketidakefektifan koping individu dan keluarga.
i) Pola seksual dan reproduksi
Pola seksualnya kurang terpenuhi karena kondisinya tersebut.
j) Pola peran hubungan
Hubungan klien dengan keluarganya terganggu karena klien tidak dapat
menjalankan aktifitasnya seperti biasa.
k) Pola nilai kepercayaan
Pemenuhan aspek spiritual seperti ibadah biasanya tidak dapat terpenuhi
secara lengkap karena nyeri dada, batuk dan kelemahan fisik yang
dirasakan.
4. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Secara umum biasanya klien tampak kurus, terlihat batuk, dengan/tanpa
peningkatan produksi sekret. Pergerakan dada biasanya asimetris apabila
terjadi komplikasi efusi pleura dengan hemoragi. Nyeri dada dapat timbul
dalam berbagai bentuk tapi biasanya sebagai rasa sakit atau tidak nyaman
akibat penyebaran neoplastik ke mediastinum. Selain itu, dapat pula timbul
20. nyeri pleuritis bila terjadi serangan sekunder pada pleura akibat penyebaran
neoplastik atau pneumonia. Gejala-gejala umum seperti anoreksia, lelah, dan
berkurangnya berat badan merupakan gejala-gejala lanjutan.
Palpasi
Pada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya menurun.
Perkusi
Pada perkusi, didapatkan suara normal sampai hipersonor.
Auskultasi
Didapatkan bunyi stidor lokal, wheezing unilateral didapatkan apabila
karsinoma melibatkan penyempitan bronkun dan ini merupakan tanda khas
pada tumor bronkhus. Penyebaran lokal tumor ke struktur mediastinum dapat
menimbulkan suara serak akibat terangsangnya saraf rekuren, terjadi disfagia
akibat keterlibatan esofagus, dan paralisis hemidiafragma akibat keterlibatan
saraf frenikus.
(Alsagaff, 1996 dalam Muttaqin,A, 2008)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
2. Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia kronik pada jaringan
paru.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara umum.
5. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor
paru.
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelelahan dan dispneu.
21. NANDA NOC NIC
No NANDA NOC NIC
1 Ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru
Definisi : Inspirasi atau ekspirasi
yang tidak memberi ventilasi
Batasan Karakteristik:
- Perubahan kedalaman bernafas
- Perubaham ekskursi dada
- Mengambil posisi tiga titik
- Bradipneu
- Penurunan tekanan ekspirasi
- Penurunan ventilasi se menit
- Penurunan kapsitas vital
- Dipneu
- Peningkatan diameter anterior
posterior
- Pernapasan cuping hidung
- Ortopneu
- Fese ekspirassi memanjang
- Pernapasan bibir
- Takipneu
- Penggunaan otot eksesorius
untuk bernapas
Faktor faktor yang berhubungan :
- Ansietas
NOC :
v Respiratory status: ventiolation
v Respiratory status: Airway patency
v Vital sign status
Kriteria Hasil :
v Mendemonstrasikan batuk efektif dengan
suara nafas yang besih, tidak ada sianosis
dan dyspneu ( mamou mengeluarkan
septum,mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips)
v Menunjukkan jalan nafas yang paten
( klien tidak merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang normal,
tidak ada suara abnormal)
v Tanda- tanda vital dalam rentang
normal(tekanan darah, nadi, pernafasan)
NIC :
Airway Management
揃 Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw thrust bila
perlu
揃 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
揃 Identivikassi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan
揃 Pasang mayo bila perlu
揃 Lakukan fisioterapi bila perlu
揃 Kluarkan sekret dengan batuk atau suction
揃 Auskultassi suara nafas, catat adanya suara tambahan
揃 Lakulkan suction pada mayo
揃 Berikan brinkodilator bila perlu
揃 Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
揃 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
揃 Monitor respirasi dan status O2
Oxygen Therapy
揃 Bersihkan mulut, hidung dan sekret trakea
揃 Pertahankan jalan nafas yang paten
揃 Atur peralatan oksigen
揃 Monitor aliran oksigen
揃 Pertahankan posisi pasien
揃 Observasi adanya tanda tanda hiperventilasi
揃 Monitor adanya kecemasan pasien terhadan oksigenasi
Vital Sign Monitoring
揃 Monitor TD,nadi,suhu,dan RR
22. - Posisi tubuh
- Defomitas tulang
- Defomitas dinding dada
- Keletihan
- Hiperventilasi
- Sindrom hipoventilasi
- Gangguan muskuloskeletal
- Kerusakan neurologis
- Imaturitas neurologis
- Disfungsi neuromuskular
- Obesitas
- Nyeri
- Keletihan otot pernafasan cedera
medula spinalis
揃 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
揃 Monitor Vs saat pasien berbaring, duduk n, atau berdiri
揃 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
揃 Monitor TD, nadi, RR,sebelum,selama,dan setelah aktivitass
揃 Monitor kualitas dari nadi
揃 Monitor frekuensi dan irama pernafasan
揃 Monitor suara paru
揃 Monitor pola pernafasan abnormal
揃 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
揃 Monitor sianosis perifer
揃 Monitor adanya cushing triad(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi,peningkatan sistolik)
揃 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2 Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas berhubungan dengan
obstruksi jalan nafas.
Definisi : Ketidakmampuan untuk
membersihkan sekresi atau
obstruksi dari saluran pernafasan
untuk mempertahankan
kiebersihan jalan nafas.
Batasan Karakteristik :
- Tidak ada batuk
- Suara napas tambahan
- Perubahan frekuensi napas
- Perubahan irama napas
- Sianosis
- Kesulitan berbicara atau
NOC:
v Respiratory Status: Ventilation
v Respiratory status: Airway patency
Kriteria Hasil:
v Mendemonstrasikan batuk efektif dan
suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis
dan dyspneu(mampu mengelurkan
sputum,mampu bernafas dengan
mudah,tidak ada suara nafas abnormal)
v Menunjukkan jalan nafas yang paten
( klien tidak merasa tercekik, irama
nafas,frekuensi pernafasan dalam rentang
normal,tidak ada suara nafas abnormala)
v Mampu mengidentifikasikan dan
mencegah faktor yang dapat menghambat
NIC:
Airway Suction
揃 Pastikan kebutuhan oral / trakeal suctioning
揃 Auskultassi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
揃 Informasikan pada klien dan kluarga tentang suctioning
揃 Minta pasien nafas dalam sebelum suction dilakukan
揃 Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitassi
suction nasotrakeal
揃 Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
揃 Anjurkan passien untuk istirahat dan nafass dalam setelah
kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
揃 Monitor status oksigen pasien
揃 Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suction
揃 Hentikan suction dan berikan oksigen apabila pasien
menunjukkan bradikardi,peningkatan saturassi O2 ,dll.
23. mengeluarakan suara
- Penurunan bunyi napas
- Dipsneu
- Sputum dalam jumlah yang
berlebihan
- Batuk yang tidak efektif
- Orthopneu
- Gelisah
- Mata terbuka lebar
Faktor Yang berhubungan:
Lingkungan:
- Perokok pasif
- Pengisap asap
- Merokok
Obstruksi jalan nafas:
- Spasme jalan nafas
- Mokus dalam jumlah berlebihan
- Eksudat dalam jalan alveoli
- Mareti asing dalam jalan nafas
- Adanya jalan nafas buatan
- Sekresi bertahan/sisa sekresi
- Sekresi dalam bronki
Fisiologis:
- Jalan nafas alergik
- Asma
- Penyakit paru obstruktif kronik
- Hiperplasihiperplasi dinding
bjalan nafas Airway Management
揃 Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
perlu
揃 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
揃 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
揃 Pasang mayo bila perlu
揃 Lakukan fisioterapi dada jika perlu
揃 Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
揃 Auskultassi suara nafass , catat adanya suara tambahan
揃 Lakukan suction pada mayo
揃 Berikan bronkodilator bila perlu
揃 Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
揃 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
揃 Monitor rspirasi dan status O2
24. bronkial
- Infeksi
- Disfungsi neuromuskular
3 Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan hipoksia
kronik pada jaringan paru.
Definisi : Kelebihan atau defisit
pada oksigenasi atau eleminassi
karbon dioksida pada membran
alveolar - kapiler
Batasan karakteristik :
- PH darah arteri abnormal
- PH arteri abnormal
- Pernafasan
abnormal(mis,pucat,kehitaman)
- Konfusi
- Sianosis(pada neonatus saja)
- Penurunan karbondioksida
- Diaforesis
- Dispneu
- Sakit kepala saat bangun
- Hiperkapnia
- Hipoksemia
- Hipoksia
- Iritabilitas
- Nafas cuping hidung
- Gelisah
- Samnolen
- Takikardi
NOC :
v Respiratory Status:Gas exchange
v Respiratory status: Ventilation
v Vital Sign status
Kriteria Hasil :
v Mendemonstrasikan peningkatan
ventilassi dan oksigenassi yang adekuat
v Memelihara kebersihan paru paru dan
bebas dari tanda tanda distress pernafasan
v Mendemonstrasikan batuk efektif dan
suara nafas yang bersih,tidak ada sianosis
dan dyspneu ( mampu mengeluarkan
sputum, mampu bernafas dengan
mudah,tidak ada pursed lips)
v Tanda tanda vital dalam rentang
normal
NOC:
Airway Management
揃 Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
perlu
揃 Posisikan passien untuk mamaksimalkan ventilasi
揃 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
揃 Pasang mayo bila perlu
揃 Lakukan fisioterapi dada jika perlu
揃 Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
揃 Auskultassi suara nafass , catat adanya suara tambahan
揃 Lakukan suction pada mayo
揃 Berikan bronkodilator bila perlu
揃 Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
揃 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
揃 Monitor rspirasi dan status O2
Respiratory Monitoring
揃 Monitor rata rata ,kedalaman, irama, dan usaha respirasi
揃 Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan,pengguanaan otot
tambahan,retraksi otot supraclavicular dan intercostal
揃 Monitor suara nafas,seperti dengkur
揃 Monitor pola nafas:bradipneu,takipneu, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes, biot
揃 Catat lokassi trakea
揃 Monitor kelelahan otot diafragma(gerakan paradoksis)
揃 Auskultassi suara nafas ,catat area penurunan/ tidak
adaventilasi dan suara nafas tambahan
25. gangguan penglihatan
Faktor-faktor yang berhubungan :
- Perubahan membran alveolar
kapiler
- Ventilasi - perfusi
揃 Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles
dan rocki pada jalan nafs trauma
揃 Auskultassi suara paru setelah tindakan untuik mengetahui
hasilnya.
4 Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan secara umum.
NOC:
v Energy Consevation
v Activity tolerance
v SelfCare: ADls
Kriteria Hasil :
- Berpartisipassi dalam aktifitas fisik tanpa
disertai peningkatan tekanan darah , nadi
dan RR
- Mampu melakukan aktifitass sehari -
harib (ADLs)secara mandiri
- Tanda tanda vital normal
- Energy psikomotor
- Level kelemahan
- Mampu berpindah:dengan atau tanpa
bantuan alat
- Status kardiopulmonari adekuat
- Sirkulassi status baik
- Status respirasi: pertukaran gas dan
ventilasi adekuat
NIC :
Activity Therapy
揃 Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam
merencanakan program terapi yang tepat
揃 Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
dilakukan
揃 Bantu untuk memilih aktivitas yang konsisten yang sesuai
dengan kemampuan fisik , psikologi dan sosial
揃 Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang di inginkan
揃 Banytu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi
roda, krek,
揃 Bantu untuk mengidentivikasi kegiatan yang disukai
揃 Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
揃 Bantu pasien / keluarga untuk ,mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktifitas
揃 Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diridan
penguatan
揃 Monitor respon fisik,emosi,sosial dan spiritual
26. Daftar Pustaka
Carpenito Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Wahid Abd dan Imam Suprapto.2013.Keperawatan Medikal Bedah Asuhan
Keperawatan Pada Gangguan Sistem Respirasi.Jakarta:CV. Trans Info Media
Suryo Joko. 2010. HERBALPenyembuh Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta.
Penerbit B First(PT Bentang Pustaka)
Sudoyo Aru, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta