Askep ini membahas tentang kanker paru, termasuk pengertian, etiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaannya. Kanker paru disebabkan oleh berbagai faktor seperti merokok dan polusi udara, dan gejalanya berupa batuk, hemoptisis, dan penurunan berat badan. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan bronkoskopi dan biopsi, sedangkan penatalaksanannya meliputi bedah, kemoterapi, dan radioterapi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien kanker paru, meliputi pengertian kanker paru, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan pembagian stadium penyakit. Kanker paru disebabkan oleh faktor lingkungan seperti merokok dan polusi udara serta faktor genetik. Gejalanya berupa batuk, sesak napas, dan nyeri dada. Penatalaksanaannya meliputi diagnosis, staging, dan pengobatan sesu
Dokumen tersebut membahas tentang kanker paru-paru, mulai dari pengertian, patofisiologi, gejala, pencegahan, pengobatan, dan epidemiologi kanker paru-paru. Secara khusus, dibahas mengenai kanker paru-paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di paru-paru yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti merokok dan dapat menyebar ke organ lain."
Kanker paru adalah tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus. Faktor risikonya antara lain merokok dan paparan karsinogen. Pengobatannya meliputi bedah, radiasi, dan kemoterapi untuk mengobati, mencegah metastasis, atau memperpanjang harapan hidup. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan fisik, radiologi, sitologi, dan endoskopi.
Dokumen tersebut membahas tentang kanker paru, mulai dari anatomi dan fisiologi paru, definisi kanker paru, etiologi, faktor risiko, patofisiologi, klasifikasi, deteksi dini, gejala klinis, prosedur diagnostik, dan tindakan diagnostik kanker paru seperti pemeriksaan radiologi, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan invasif.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang disebabkan oleh faktor risiko seperti merokok dan polusi udara, dengan gejala utama seperti sesak napas dan batuk berdarah. Pencegahan melalui pengurangan merokok dan deteksi dini serta pengobatan seperti bedah dan kemoterapi dapat menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker paru.
Dokumen ini membahas diagnosis kanker paru, meliputi gejala klinis, pemeriksaan fisik, tes radiologi seperti rontgen dada dan CT scan, serta pemeriksaan spesifik seperti bronkoskopi dan biopsi untuk menentukan jenis histologi tumor, tingkat penyebaran (staging), dan kondisi pasien (performance status) guna menentukan pengobatan yang tepat seperti bedah, radioterapi, atau kemoterapi.
Tumor paru adalah neoplasma abnormal pada jaringan paru yang dapat berupa kanker. Kanker paru umumnya disebabkan oleh merokok, paparan asap rokok, dan zat karsinogen. Gejala klinisnya antara lain batuk kronis, sesak napas, dan batuk berdarah. Penanganannya meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi, serta perawatan suportif."
Kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di paru yang disebabkan oleh faktor lingkungan seperti merokok dan polusi udara serta faktor genetik. Gejalanya berupa batuk, darah dalam sputum, dan penurunan berat badan. Pemeriksaan diagnostik meliputi bronkoskopi dan biopsy jaringan. Penatalaksanaannya meliputi bedah, radioterapi, kemoterapi, dan terapi paliatif untuk mengurangi nyeri dan k
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di paru yang umumnya disebabkan oleh merokok dan polusi udara. Gejalanya berupa batuk, darah dalam sputum, dan penurunan berat badan. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan paru dan jaringan, sementara pengobatannya meliputi bedah, radioterapi, kemoterapi, dan terapi paliatif untuk mengurangi gejala.
Dokumen tersebut membahas tentang kanker paru-paru, termasuk definisi, faktor risiko utama yaitu merokok, gejala, diagnosis, pengobatan melalui bedah, kemoterapi, atau terapi target, serta pentingnya pola hidup sehat dan pemantauan kesehatan berkala bagi pasien.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan abses paru, termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan, dan penatalaksanaan abses paru. (2) Abses paru adalah kavitas berisi cairan purulen di jaringan paru yang disebabkan oleh infeksi dan nekrosis. (3) Gejala umum abses paru adalah demam, batuk berdah
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Ca Nasofaring, mulai dari pengertian Ca Nasofaring, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, dampak terhadap tubuh, tanda dan gejala, hingga penatalaksanaan dan komplikasinya."
Dokumen tersebut membahas tentang kanker paru, mulai dari anatomi dan fisiologi paru, definisi kanker paru, etiologi, faktor risiko, patofisiologi, klasifikasi, deteksi dini, gejala klinis, prosedur diagnostik, dan tindakan diagnostik kanker paru seperti pemeriksaan radiologi, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan invasif.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang disebabkan oleh faktor risiko seperti merokok dan polusi udara, dengan gejala utama seperti sesak napas dan batuk berdarah. Pencegahan melalui pengurangan merokok dan deteksi dini serta pengobatan seperti bedah dan kemoterapi dapat menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker paru.
Dokumen ini membahas diagnosis kanker paru, meliputi gejala klinis, pemeriksaan fisik, tes radiologi seperti rontgen dada dan CT scan, serta pemeriksaan spesifik seperti bronkoskopi dan biopsi untuk menentukan jenis histologi tumor, tingkat penyebaran (staging), dan kondisi pasien (performance status) guna menentukan pengobatan yang tepat seperti bedah, radioterapi, atau kemoterapi.
Tumor paru adalah neoplasma abnormal pada jaringan paru yang dapat berupa kanker. Kanker paru umumnya disebabkan oleh merokok, paparan asap rokok, dan zat karsinogen. Gejala klinisnya antara lain batuk kronis, sesak napas, dan batuk berdarah. Penanganannya meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi, serta perawatan suportif."
Kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di paru yang disebabkan oleh faktor lingkungan seperti merokok dan polusi udara serta faktor genetik. Gejalanya berupa batuk, darah dalam sputum, dan penurunan berat badan. Pemeriksaan diagnostik meliputi bronkoskopi dan biopsy jaringan. Penatalaksanaannya meliputi bedah, radioterapi, kemoterapi, dan terapi paliatif untuk mengurangi nyeri dan k
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di paru yang umumnya disebabkan oleh merokok dan polusi udara. Gejalanya berupa batuk, darah dalam sputum, dan penurunan berat badan. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan paru dan jaringan, sementara pengobatannya meliputi bedah, radioterapi, kemoterapi, dan terapi paliatif untuk mengurangi gejala.
Dokumen tersebut membahas tentang kanker paru-paru, termasuk definisi, faktor risiko utama yaitu merokok, gejala, diagnosis, pengobatan melalui bedah, kemoterapi, atau terapi target, serta pentingnya pola hidup sehat dan pemantauan kesehatan berkala bagi pasien.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan abses paru, termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan, dan penatalaksanaan abses paru. (2) Abses paru adalah kavitas berisi cairan purulen di jaringan paru yang disebabkan oleh infeksi dan nekrosis. (3) Gejala umum abses paru adalah demam, batuk berdah
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Ca Nasofaring, mulai dari pengertian Ca Nasofaring, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, dampak terhadap tubuh, tanda dan gejala, hingga penatalaksanaan dan komplikasinya."
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan abses paru. Abses paru adalah kavitas berisi cairan purulen di jaringan paru akibat proses nekrotik oleh infeksi. Gejala umumnya meliputi demam, batuk berdahak, dan nyeri dada. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan darah, radiologi, dan kultur bakteri. Pengobatan utamanya adalah antibiotik yang diarahkan berdasarkan hasil k
1. Dokumen tersebut membahas tentang karsinoma laring dan implantasi laring artifisial setelah operasi laringektomi total pada pasien karsinoma laring.
2. Karsinoma laring adalah keganasan yang sering terjadi pada saluran nafas dan penyebabnya belum diketahui secara pasti.
3. Implantasi laring artifisial merupakan salah satu terapi rehabilitasi bagi pasien karsinoma laring pasca operasi laringektomi total unt
Studi ini menemukan bahwa karsinoma sel skuamosa adalah tipe histopatologi kanker paru-paru yang paling umum di Bangalore, India. Abnormalitas hematologi tersering pada pasien kanker paru adalah anemia. Merokok tetap menjadi faktor risiko utama untuk penyakit ini.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan abses paru. Abses paru adalah kavitas berisi cairan purulen di jaringan paru akibat nekrosis oleh infeksi. Gejalanya meliputi demam, batuk berdahak berbau busuk, dan nyeri dada. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan bronkoskopi. Pengobatannya meliputi antibiotik seperti penicillin dan klindamisin. [/
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene m叩s de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. DOSEN : SAAD ABDUH, S.Kep, M.Kes
TUGAS : KMB II
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERNAPASAN BAWAH
( KELAINAN PADA PARENCYM PARU )
KANKER PARU
OLEH KELOMPOK IX:
EDDY SIHRUN
ANDRIADIN SURADI
ANDI SARMA
BATHAMIN
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2012/2013
1
2. KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya.
Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah KMB II. Adapun askep ini
membahas mengenai ASKEP KLIEN DENGAN KANKER PARU. Penyusun mengucapkan
terima kasih kepada pihak pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam
penyusunan askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka
penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan askep ini.
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima
kasih.
Raha, Februari 2013
Penyusun
2
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................
B. Tujuan Penulisan............................................................................................
C. Metode Penulisan...........................................................................................
D. Ruang Lingkup................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A. Konsep teori
Pengertian
Etiologi
Dampak terhadap tubuh .
Patofisiologi dan Penyimapangan KDM
Tanda dan Gejala.
Prosedur diagnosik..
Manajemen Medik
Komplikasi
B. Konsep Askep
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker paru (Ca Paru) merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria
dan wanita. Kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar pada wanita
dibandingkan pada pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagai penyebab paling
umum kematian akibat kanker pada wanita. Menurut hasil penelitian, hampir 70% pasien
kanker paru mengalami penyebaran ketempat limfatik regional dan tempat lain pada saat
didiagnosis. Beberapa bukti menunjukkan bahwa karsinoma cenderung untuk timbul di
tempat jaringan perut sebelumnya (tuberculosis fibrosis ) di dalam paru . Kanker paru
mengacu pada lapisan epithelium saluran napas. Kanker paru dapat timbul dimana saja di
paru dan kebanyakan kasus kanker paru dapat dicegah jika kebiasaan merokok dihilangkan.
Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru - paru yang
mengejutkan. America Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat 1.500.000 kasus baru
dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat
tinggi, di USA tahun 1993 dilaporkan 173.000/tahun, di Inggris 40.000/tahun, sedangkan di
Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanyak. Di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun
1998 tumor paru menduduki urutan ke 3 sesudah kanker payudara dan leher rahim. Namun,
karena sistem pencatatan kita yang belum baik, prevalensi pastinya belum diketahui tetapi
klinik tumor dan paru di rumah sakit merasakan benar peningkatannya. Sebagian besar kanker
paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini mendapatkan
informasi atau wawasaan mengenai Askep Klien dengan Kanker Paru.
4
5. C. Metode Penulisan
Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep ini,
penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil
referensi dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan askep ini sebagai
dasar untuk mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan.
D. Ruang Lingkup
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penyusun miliki, sesuai dengan
rujukan materi yang harus dibahas dalam askep ini, maka ruang lingkup makalah ini terbatas
pada pembahasan mengenai tinjauan teoritis kanker paru (pengertian, anatomi fisiologi,
etiologi, manifestasi klinis, patofisi, komplikasi, pemeriksaan penunjang,dan penatalaksanaan
medis) serta konsep askep kanker paru (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi).
5
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru
( underwood, patologi, 2000 ).
Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam
jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap
rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).
Kanker paru selama ini telah menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada laki-
laki maupun perempuan.Insidensi tertinggi terjadi pada usia antara 55-56
tahun.peningkatan ini diyakini berkaitan dengan makin tigginya kebiasan merokok yang
sebenarnya sebagian besar dapat dihindari. ( Sylvia A. Price Lorraine M.
Wilson,Patofisiologi Edisi 6 ).
2. Klasifikasi
Pada Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru paru (1977) :
1. Karsinoma Bronkogenik.
a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).
Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel
termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas
mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol
kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter
dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada
dan mediastinum.
b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).
Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki. Tumor
ini timbul dari sel sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus.
6
7. Terbentuk dari sel sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma
sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula
dengan penyebaran hematogen ke organ organ distal.
c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat
mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan
kadang kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru paru
dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah
dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala
gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.
d. Karsinoma sel besar.
Merupakan sel sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk
dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam macam. Sel sel ini
cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan
penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat tempat yang jauh
e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.
f. Lain lain.
1). Tumor karsinoid (adenoma bronkus).
2). Tumor kelenjar bronchial.
3). Tumor papilaris dari epitel permukaan.
4). Tumor campuran dan Karsinosarkoma
5). Sarkoma
6). Tak terklasifikasi.
7). Mesotelioma.
8). Melanoma.(Price, Patofisiologi, 1995).
7
8. 3. Etiologi
Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa
faktor yang bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru:
1. Merokok
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif
telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru
(karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderungan sepuluh kali lebih
besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah
meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar
10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika
dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.
2. Iradiasi
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan
penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan
dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen
etiologi operatif.
3. Kanker paru akibat kerja
Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur
nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru paru hematite) dan
orang orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan
insiden.
4. Polusi udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari
pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari
industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).
5. Genetik
8
9. Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :
a. Proton oncogen.
b. Tumor suppressor gene.
c. Gene encoding enzyme.
6. Diet
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin
menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).
4.Dampak Terhadap Berbagai Sistem Tubuh
a.Sistem Pernapasan
Batuk dengan sputum kental,napas pendek,serak,ada riwayat merokok,peningkatan
frenitus taktil,krekels/mengi menetap,nyeri dada,dispnoe,hemoptitis,perkusi dada
pekek,seanosis,bunyi nafas ronchi,sesak napas.
b.Sistem Kardiovaskuler
Bunyi jantung menunjukan efusi,takikardi,jarih tabuh,obstruksi vena kava
c.Sistem Pencernaan
Diareh hilang timbul,penurunan berat badan,nafsuh makan buruk,kesulitan
menelan,lesuh,kurus,dan pucat
d.Sistem persyarafan
Adanya penurunan fungsi sensorik,peningkatan suhu,nyeri dada,nyeri
ekstremitas,dan persendian,nyeri abdomen
e.Sitem Endokrin
Biasanya akan ditemukan pembesaran kelenjar tyroid,edema pada ekstremitas
bawah
f.Sistem Perkemihan
Peningkatan frekuensi urin,rasa haus,peningkatan masukan cairan
g.Sistem Musculoskeletal
9
10. Adanya kelemahan,kekakuan otot ekstremitas yanag mengakibatkan kesulitan
beraktifitas,refleks bisep,reflex trisep,refleks patella,dan refleks babinski
h.Sistem Integument
Adanya penurunan turgor kulit,muka pucat dan kemerahan
i.Sistem Pengindraan
Adanya kerusakan fungsi masing-masing indra akibat komplikasi dan keparahan
penyakit
5. Patofisiologi Dan Penyimpangan KDM
Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan
hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor. Permulaan
terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang merangasang
permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan
berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor.Initiati agen biasanya bisa
berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah
struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan
yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini
berlangsung lama meingguan sampai tahunan.
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. Empat
tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel skuamosa ). Karsinoma
sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel
skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial.
Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan
alveoli. Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai
progrosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang
elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik
karena pertumbuhan sel ini lambat.
10
12. 6. Manifestasi Klinis
1. Gejala awal
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.
2. Gejala umum
a. Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai
sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik
dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap
infeksi sekunder.
b. Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang
mengalami ulserasi.
c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.
7. Komplikasi
Adapun beberapa komplikasi dari ca.paru adalah :
- Hematorak
- Pneumotorak
- Empiema
- Endokarditis
- Abses paru
- Atelektasis
8. Pemeriksaan Diagnostik
- Bronskopi untuk memperoleh sampel besarnya karsinoma bronkogenik dapat terlihat
- Analisa sputum, pleural, atau nodus limfe untuk sitologi menyatakan tipe sel kanker
atau mengkaji adanya/tahap karsinoma
- Media stinoskopi untuk pertahapan karsinoma
12
13. - Aspirasi dengan jarum dan biopsy jaringan paru pada nidus skeln, nodus limfe halus
atau pleura untuk membuat diagnose.
9. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan ca.paru terbagi atas :
a. Pembedahan, memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik, namun hanya < 25% kasus
yang bisadioperasi dan hanya 25% diantaranya ( 5% dari semua kasus ) yang telah hidup
setelah 5 tahun.Tingkat mortalitas perioperatif sebesar 3% pada lobektomi dan 6% pada
pneumonektomi.
b. Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa
dioperasi.Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya
menyembuhklan sedikit diantaranya.
c. Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local
d. Kemoterapi, digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah
sesuai denganhistologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil
belum jelas.
e. Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat
memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang
signifikan.
f. Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid
membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan.
13
14. B. KONSEP ASKEP
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
Identitas Klien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Pendapatan :
Alamat :
Identitas penanggung jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Pendapatan :
Hub. dengan Klien :
Alamat :
14
15. b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama : sesak
Riwayat keluhan utama :
P : klien mengtakan sesak nafas yang semakin lama semakin berat
dirasakan,seperti ada yang menekan diparu-parunya.
Q: Hilang timbul
R: sifat keluhan menetap pada area dada
S: Nyeri berat skala 4 (0-5)
T: saat beraktifitas
2. Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah pasien pernah mempunyai riwayat penyakit hipertensi, arteri
koroner, dll.
3. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah ada keluarga pasien yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi,
arteri koroner,dll.
c. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/ istirahat.
Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin,
dispnea karena aktivitas.
Tanda : Kelesuan( biasanya tahap lanjut).
b. Sirkulasi.
Gejala : JVD (obstruksi vena kava).
Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukkan efusi).
Takikardi/ disritmia.
15
16. c. Integritas ego.
Gejala : Perasaan takut. Takut hasil pembedahan, menolak kondisi yang berat/
potensi keganasan.
Tanda : Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang ulang.
d. Eliminasi.
Gejala : Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil).
Peningkatan frekuensi/ jumlah urine (ketidakseimbangan
hormonal, tumor epidermoid)
e. Makanan/ cairan.
Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan
makanan.,Kesulitan menelan,Haus/ peningkatan masukan cairan.
Tanda : Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut)
Edema wajah/ leher, dada punggung (obstruksi vena kava), edema
wajah/ periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
Glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor
epidermoid).
f. Nyeri/ kenyamanan.
Gejala : Nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu
pada tahap lanjut) dimana dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh
perubahan posisi.
Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma)
Nyeri abdomen hilang timbul.
g. Pernafasan.
Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau
produksi sputum,Nafas pendek,Pekerja yang terpajan polutan, debu
industry,Serak, paralysis pita suara.
Riwayat merokok
16
17. Tanda : Dispnea, meningkat dengan kerja,Peningkatan fremitus taktil
(menunjukkan konsolidasi)Krekels/ mengi pada inspirasi atau ekspirasi
(gangguan aliran udara), krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea
( area yang mengalami lesi).
h. Keamanan.
Tanda : Demam mungkin ada (sel besar atau karsinoma)Kemerahan, kulit
pucat(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
i. Seksualitas.
Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel
besar)Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma
sel kecil).
Klasifikasi Data
Data Subjektif
Klien mengatakan batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan
atau sputum
Klien mengatakan nyeri pada dada, bahu, tulang/sendi,punggung
Kien mengatakan lemah
Klien mengatakan kurang nafsu makan
Klien mengatakan sering BAK
Klien mengatakan merasa takut
Data objektif
Krekels/mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi
Adanya edema pada dada,bahu,tulang/sendi,punggung
17
18. Adanya penurunan intoleransi aktifitas
BB klien menurun
Peningkatan frekuensi/jumlah urine
Klien nampak gelisah
Analisa data
No Symptom Etiologi Problem
1. DS : Klien batuk ringan atau
perubahan pola batuk dari
biasanya dan atau sputum
DO : Krekels/mengi pada saat
inspirasi dan ekspirasi
Adanya pembesaran tumor
paru
Menggeser dan menekan
organ paru
Sebagian bronkus tertutup
oleh oleh luasan tumor
Gangguan pertukaran gas
Gangguan pola napas
Gangguan pola nafas
2. DS : Klien mengatakan nyeri
pada dada, bahu,
tulang/sendi,punggung
DO : Adanya edema pada
dada,bahu,tulang/sendi,punggung
Adanya pembesaran
karsinoma paru
Menekan organ sekitarnya
Nyeri
18
19.
Terjadi iritasi jaringan
sekitar
Mengeluarkan mediator
kimia histamine,
bradikinin, dan
prostaglandin
Merangsang saraf-saraf
perifer sekitarnya
Korteks serebral
Nyeri dipersepsikan
3. DS : Kien mengatakan lemah
DO:Adanya penurunan intoleransi
aktifitas
Adanya pembesaran
karsinoma paru
Menggeser dan menekan
organ disekitarnya
sebagian bronkus
Terhalang oleh masa tumor
Pertukaran CO2 DAN O2
Intoleransi aktivitas
19
20. tidak efektif
Sesak nafas/dispnea
Anoreksia
Intake nutrisi kurang dari
kebutuhan kurang
Energy yang terbentuk
kurang
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
4. DS : Klien mengatakan merasa
takut
DO : Klien nampak gelisah
Perubahan status kesehatan
Klien terdiagnosa Ca. Paru
Kurang terpapar informasi
tentang penyakit dan
penatalaksanaan
Kurang pengetahuan
Ansietas
20
21.
Ansietas
Prioritas Masalah
1. Gangguan pola napas
2. Nyeri
3. Intoleransi aktivitas
4. Ansietas
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penutupan parsial bronkus oleh kanker paru,
ditandai dengan:
DS : Klien batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau
sputum
DO : Krekels/mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi
2. Nyeri b/d adanya iritasi jaringan paru, ditandai dengan:
DS : Klien mengatakan nyeri pada dada, bahu, tulang/sendi,punggung
DO : Adanya edema pada dada,bahu,tulang/sendi,punggung
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ditandai dengan:
DS : Kien mengatakan lemah
DO:Adanya penurunan intoleransi aktifitas
4. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan, ditandai dengan:
DS : Kien mengatakan lemah
DO:Adanya penurunan intoleransi aktifitas
3. RENCANA KEPERAWATAN
N
o
Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. TUPAN: Setelah diberikan 1. Pantau: 1. Untuk mengidentifikasi
21
22. tindakan
keperawatan
selama 1
minggu,
gangguan
pertukaran gas
normal
TUPEN: Setelah diberikan
tindakan
keperawatan
selama 2 hari,
gangguan
pertukaran gas
berangsur-angsur
membaik, dengan
kriteria hasil:
AGD dalam
batas normal
warna kulit
normal
frekuensi nafas
12-24x/menit
bunyi paru
bersih
tidak ada
hemoptoe, tidak
menggunakan
otot sensori
untuk bernafas.
Status pernafasan
(Apendiks A) tiap 8
jam.
Hasil pemeriksaan fungsi
paru paru dan AGD
2. Ketika terjadi episode
dispnea:
Berikan oksigen lembab
tambahan
Implementasikan
tindakan untuk
menurunkan tingkat
ansietas dengan
membantu pasien agar
merasa dalam keadaan
terkontrol.
Tetaplah melakykan
pendekatan dengan
tenang dan penuh
percaya diri . temani
pasien dan instruksikan
pasien untuk bernafas
perlahan dan dalam
Pertahankan posisi tegak
3. Kkonsul kedokter untuk
rujukan kebagian terapi
pernapasan untuk tindakan
perkembangan dan
penyimpangan dari
hasil yang diharapkan.
2. Pemberian oksigen
tambahan membantu
menurunannya upaya
untuk napas dengan
meningkatkan jumlah
oksigen yang tersedia
kejaringan . perasan
tercekik seringkali
muncul ketika terjadi
periode dispneu. Hal
tersebut dapat
mencetuskan ansietas
dan ansietas dapat
diturunkan jika pasien
merasa terkontrol dan
berinteraksi dengan
pemberi perawatan
yang tenang dan
meyakinkan . posisi
tegak memungkinkan
ekspansi paru lebih
penuh dengan
nenurunkan tekanan
abdomen pada
diafragma.
3. Ahli terapi pernafasan
adalah spesialis adalah
spesialis dalam
pemeriksaan fungsi
22
23. nobulizer atau pernafasan
positif intermiten ( PTPI)
bila kongesti paru menetap.
4. Siapkanb pasien untuk
teransitesis jika dipesankan
sesuai dengan kebijakan
dan prosedur pelayanan
yang ada.
5. Siapkan pasien untuk bedah
paru sesuai pesanan , pre
off.
6. Jika mobilitas terganggu ,
implementasi tindakan
untuk mencegah komplikasi
harusnya masuk di
intolerasikasn ansietas.
paru dan modalitas
ferapi
4. teransitesis dilakukan
oleh dokter . teransitesis
meliputi memasukan jarum
dengan diameter besar
keruang pleura , untuk
mengeluarkan kelebihan
cairan di rongga pleura
sehingga memungkinkan
pengembangan paru lebih
baik.
5. Pneumonektomi atau
labektomi dapat
dilakukan untuk
melokalisasi kanker
seperti stadium I dan II.
Bedah reaksi tidak
digunakan untuk
kanker stadium II dan
IV atau karsinoma sel-
selkecil (seloat) karena
metastase luas lebih
terjadi pada saat
diagnose ditegakan .
6. Pasien dengan kanker
mempunyai daya tahan
tubuh yang rendah
karena terapi modalitas
( kemoterapi, terapi
radiasi dan opersi
redikal ) infeksi
nasokomial dapat
23
24. 7. Pertahankan cairan
sedikitnya 2-3 liter/ hari
kecuali jika ada kontra
indikasi.
8. Berikan dokter jika gejala-
gejala distress pernafasan
menetap atau memburuk.
meluas melalui petugas
kesehatan.
7. Untuk membantu
mengencerkansekresi
paru- paru dan
memudahkan pasien
untuk batuk dan
mengeluarkan secret
tersebut.
8. Hal tersebut merupakan
tanda berkembangnya
infeksi saluran
pernafasan at5au
bertambah luasnya
jaringan paru yang
terkena.
2. TUPAN: Setelah diberikan
tindakan
keperawatan
selama 1
minggu nyeri
hilang.
TUPEN: Setelah diberikan
tindakan
keperawatan
selama 3 hari
nyeri berkurang
dengan kriteria:
Ekspresi
wajah rileks.
1. Berikan analgesic dan
keefektifanya. Konsul
dokter jika anal yang
diberikan tidak efektif
untuk mengontrol nyeri.
2. Untuk meminimalkan nyeri
tulang :
Membalik dengan hati-
hati dan beri dukungan
Hindari menarik
ekstremitas
Berikan matras yang
lembut
Ubah posisi setiap 2
1. Rasa nyaman
merupakan prioritas
dalam memberikan
perawatan kepada
pasien dengan kanker
2. Metastase ketulang
menyebabkan nyeri
hebat. Pada banyak
pasien, bahkan hanya
sentuhan ringan dapat
menimbulkan rasa
nyeri
24
25. Pengembang
an paru
penuh
Peningkatan
tingkat
aktifitas
jam.
3. Untuk meminimalkan nyeri
pleuretik:
Instruksikan pasien
untuk menahan dada
dengan kedua
tangannya/dengan
bantal saat batuk
Dorong pasien untuk
berhenti merokok
Berikan humidifier
(pelembab) udara
sesuai pesanan
Berikan obat antitusif
bila diresepkan
3. Nafas dalam dan batuk
kuat meregangkan
membrane pleura dan
menimbulkan nyeri dan
dada pleuretik. Nikotin
dari produk tembakau
dapat mengakibatkan
kontriksi bronchial dan
menurunkan gerakan
silia yang melapisi
saluran pernapasan
bagian bawah. Anti
batuk menekan pusat
batuk diotak.
3. TUPAN : Setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 2 hari
intoleransi aktivitas
teratasi
TUPEN: Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari intoleransi
aktivitas berangsur-angsur
membaik dengan kriteria:
Klien sudah bisa
melakukan
aktivitas ringan
Tidak lelah lagi
1. Evaluasi respon pasien
terhadap aktivitas
kehidupan sehari-hari.
Berikan bantuan dalam
pelaksanaan aktivitas
kehidupan sehari-hari
sesuai kebutuhan. Ajarkan
pasien bagaimana
menghadapi aktivitas untuk
menghindari kelelahan.
Berikan periode istirahat
tampa gangguan diantara
aktivitas.
2. Berikan lingkungan yang
hangat, tenang selama
periode istirahat.
3. Bantu pasien dalam
1. Melakukan aktivitas
dapat membantu daya
tahan. Belajar
bagaimana
meningkatkan rasa
terkontrol dan mandiri
dengan kondisi kronis
dan ketidakmampuan
membantu
meningkatkan harga
diri. Istirahat
memungkinkan tubuh
memperbaiki enerrgi
yang digunakan selama
aktivitas.
2. Untuk meningkatkan
istirahat.
3. Berlanjutnya menikmati
25
26. mengidentifikasi aktivitas
menyenangkan yang
memerlukan penggunaan
energy minimal yang dapat
dimasukkan kedalam pola
hidup (membaca, m,enulis,
permainan). Jelaskan bahwa
kunci menikmati aktivitas
tanpa menjadi sangat lelah
adalah periode istirahat
yang sering selama
aktivitas.
hidup seluas-luasnya
seperti yang diterima
individu membantu
memudahkan koping.
4. TUPAN : Setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari
ansietas teratasi
TUPEN: Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari ansietas
berangsur-angsur
membaik dengan kriteria:
Klien tidak lagi
menanyakan
tentang
penyakitnya.
1. Berikan informasi tentang:
a. Sifat penyakit. Jelaskan
jumlah darah disputum
tidak terlalu
mengidentifikasi
beratnya penyakit dan
bagaimana
meminimalkannya.
b. Tindakan yang
diprogramkan,
meliputikemungkinan
efek samping.
c. Pemeriksaan diagnostic
meliputi:
- Tujuan
- Gambaran singkat
- Persiapan sebelum
pemeriksaan
- Perawatan setelah
pemeriksaan
2. Persiapkan control nyeri
yang efektif
1. Mengetahui apayang
diharapkan dari
tindakan medis dapat
membantu kepatuhan
pasien dan membantu
menurunkan ansietas
yang berhubungan
dengan tindakan medis.
2. Nyeri dapat
mencetusakan ansietas
26
27. 3. Ikut sertakan orang-orang
yang berarti bagi pasien
setiap tahap penyuluhan
kesehatan dan dorong
dukungan mereka terhadap
pasien.
yang akan
meningkatkan rasa
nyeri.
3. Sistem pendukung yang
kuat penting dalam
membantu individu
secara efektif
mengatasi masalah
dengan penyakit kronis
atau penyakit terminal.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi tindakan keperawatan di sesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan.Pada situasi yang nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana.Pada
saat akan di laksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan pasien di laksanakan
dengan menjelaskan apa yang akan di kerjakan serta peran serta pasien yang di
harapkan.Setelah semua tindakan di laksanakan beserta respon pasien kemudian data tindakan
tersebut di dokumentasikan.
5. Evaluasi tindakan keperawatan
Evaluasi yaitu suatu proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada pasien. Evaluasi di lakukan secara terus menerus pada respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah di laksanakan. Evaluasi dapat di bagi menjadi dua
yaitu,Evaluasi hasil atau sumatik di lakukan dengan membandingskan respon pasien pada
tujuan khusus dan umum yang telah di tentukan.
27
28. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam
jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok.
Diagnosa keperawatan yang pada ca.paru adalah:
1. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penutupan parsial bronkus oleh kanker paru.
2. Nyeri b/d adanya iritasi jaringan paru.
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
4. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan.
B. Saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya
referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari
dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan askep ini kedepannya.
28
29. DAFTAR PUSTAKA
Kapita Selekta Kedokteran, edisi Kedua Editor Junaedi Purnawan dan Kawan-Kawan,
Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 1982.
Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care, edisiketiga,
Alih Bahasa: I Made Kariasa, SKp. Dan Ni Made Sumarwati, SKp. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2000.
Satriaperwira. Wordpress. com/kanker paru
29