Dokumen ini menjelaskan berbagai tekstur khusus yang dapat diamati secara mikroskopis pada batuan beku, diantaranya tekstur myrmekitic, subophitic, coronas, intergranular, intersertal, hyalopilitic, trachytic, poikilitik, porfiritik, mikroporfiritik, ofitik, serta perthite dan antiperthite.
1. Geologi struktur mempelajari bentuk dan arsitektur batuan akibat deformasi dari gaya yang bekerja di dalam bumi.
2. Gaya-gaya tersebut berasal dari pergerakan dan interaksi lempeng litosfer, yang mengakibatkan terbentuknya struktur geologi seperti lipatan, retakan, dan sesar pada batuan.
3. Pemahaman tentang geologi struktur dan mekanika batuan penting untuk mengungkap sejarah geolog
Piroksen adalah mineral penyusun batuan beku yang berwarna gelap. Ia merupakan senyawa silika oksida yang mengandung magnesia dan kalsium. Piroksen dapat ditemukan dalam batuan beku dan metamorfik dengan rumus umum XY(Si,Al)2O6.
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...Hidayat Muhammad
Ìý
Seminar geologi ini membahas studi mikrofasies dan diagenesis batuan karbonat Formasi Wonosari di daerah Nawungan, Gunungkidul. Topik ini membahas variasi fasies batuan karbonat, lingkungan pengendapan, dan proses diagenesis yang terjadi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang batuan beku, termasuk definisi, proses pembentukan, dan klasifikasi batuan beku berdasarkan genetik dan komposisi kimia.
2. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, dan dapat diklasifikasi menjadi batuan beku intrusif dan ekstrusif berdasarkan tempat pembentukannya.
3. Klasifikasi lainny
1. Kekar adalah struktur rekahan pada batuan yang terbentuk karena tidak ada atau relatif tanpa pergeseran pada bidang rekahannya
2. Terdapat beberapa jenis kekar seperti kekar lembar, kekar pengerutan, dan kekar akibat tektonik
3. Kekar diklasifikasikan berdasarkan bentuknya seperti sistematik dan non sistematik, serta berdasarkan genesanya seperti kekar gerus dan kekar tarikan
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogirezatambang
Ìý
Praktikum kristalografi dan mineralogi bertujuan untuk mempelajari bentuk kristal, sistem kristal, sifat fisik mineral, dan proses pembentukan mineral. Alat yang digunakan antara lain busur derajat, penggaris segitiga, loupe, dan skala kekerasan Mohs. Praktikum ini membantu mahasiswa memahami struktur kristal dan komposisi kimia mineral.
Makalah ini membahas tentang batuan dan mineral. Terdapat tiga jenis batuan yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Batuan terbentuk dari proses siklus batuan yang meliputi pembentukan, pelapukan, pengendapan, metamorfosis, dan pencairan kembali menjadi magma. Mineral merupakan komponen utama batuan yang memiliki karakteristik kimia dan fisik khas.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan tekstur endapan mineral. Terdapat beberapa bentuk endapan bijih seperti tubuh bijih diskordan, konkordan, dan sebaran. Juga dibahas tekstur bijih seperti pengisian, penggantian, dan eksolusi yang dapat memberikan petunjuk tentang proses pembentukan bijih.
Penyusun batuan karbonat menurut TuckerDiki Prasetya
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang penyusun batuan karbonat. Batuan karbonat memiliki fraksi karbonat lebih besar dari 50%. Penyusun batuan karbonat terdiri atas 4 komponen yaitu non skeletal grain (ooid, peloid, pellet, agregat), skeletal grain (cangkang fosil), mikrit (lumpur karbonat halus), dan semen (bahan pengikat antar butiran).
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kristal triklin. Sistem ini memiliki tiga sumbu simetri yang tidak sama panjangnya dan tidak saling tegak lurus. Sistem ini terbagi menjadi dua kelas, yaitu pedial dan pinakoidal, yang hanya memiliki satu elemen simetri berupa pusat. Contoh mineral dengan sistem kristal ini adalah felspar albit.
Batuan beku memiliki berbagai warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral yang beragam. Terdapat tiga jenis batuan beku utama yaitu batuan beku asam, intermediet, dan basa; serta variasi ultra basa. Masing-masing jenis batuan memiliki ciri khas yang berbeda sesuai dengan proses pembentukannya di dalam atau di permukaan bumi.
Dokumen ini membahas tentang tekstur khusus pada batuan beku. Ada beberapa tekstur khusus yang dijelaskan seperti tekstur diabasik dimana plagioklas berbentuk prismatik panjang tumbuh bersama dengan piroksen, tekstur trachitic dimana fenokris atau K-feldspar dan plagioklas dominan, tekstur intergranular dan intersertal dimana ruang antar plagioklas diisi oleh mineral lain, dan tekstur ophitic dimana plagioklas tert
Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)Estrela Bellia Muaja
Ìý
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai manifestasi panas bumi seperti mata air panas, solfatara, sinter silika, travertin, tanah hangat, tanah panas beruap, fumarol, mata air panas asam dan netral, kolam panas, kolam lumpur, danau panas, geyser, letusan hidrotermal, rembesan, batuan terubah, kawah dan endapan hidrotermal.
1. Komposisi magma ditentukan dengan mempelajari batuan beku yang berasal dari magma yang membeku dan aktivitas vulkanisme karena mengandung gas.
2. Komposisi kimia magma sangat kompleks dan terdiri atas 10 unsur utama, terutama SiO2.
3. Terdapat tiga jenis magma berdasarkan kandungan SiO2 yaitu basaltik, andesitik, dan riolitik yang memiliki sifat yang berbeda seperti temperatur
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Genesa bahan galian membahas proses pembentukan endapan primer, sekunder, dan sedimenter serta jenis-jenis endapan tersebut seperti endapan magmatis, metasomatik kontak, hidrotermal, vulkanik, dan pegmatit.
Dokumen ini membahas tentang batuan metamorf bernama sekis. Sekis terbentuk dari batuan sedimen atau beku yang mengalami tekanan dan pemanasan tinggi, memiliki struktur foliasi bergelombang, dan digunakan sebagai sumber mika penting untuk industri elektronik.
Kekar merupakan struktur rekahan pada batuan yang paling umum ditemukan dan banyak dipelajari. Kekar tidak atau sedikit mengalami pergeseran dan sulit dianalisis hubungannya. Kekar dapat ditemukan pada berbagai jenis batuan dan pola kekar rumit terdapat pada batuan lipatan dan kristalin pra-Tersier.
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogirezatambang
Ìý
Praktikum kristalografi dan mineralogi bertujuan untuk mempelajari bentuk kristal, sistem kristal, sifat fisik mineral, dan proses pembentukan mineral. Alat yang digunakan antara lain busur derajat, penggaris segitiga, loupe, dan skala kekerasan Mohs. Praktikum ini membantu mahasiswa memahami struktur kristal dan komposisi kimia mineral.
Makalah ini membahas tentang batuan dan mineral. Terdapat tiga jenis batuan yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Batuan terbentuk dari proses siklus batuan yang meliputi pembentukan, pelapukan, pengendapan, metamorfosis, dan pencairan kembali menjadi magma. Mineral merupakan komponen utama batuan yang memiliki karakteristik kimia dan fisik khas.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan tekstur endapan mineral. Terdapat beberapa bentuk endapan bijih seperti tubuh bijih diskordan, konkordan, dan sebaran. Juga dibahas tekstur bijih seperti pengisian, penggantian, dan eksolusi yang dapat memberikan petunjuk tentang proses pembentukan bijih.
Penyusun batuan karbonat menurut TuckerDiki Prasetya
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang penyusun batuan karbonat. Batuan karbonat memiliki fraksi karbonat lebih besar dari 50%. Penyusun batuan karbonat terdiri atas 4 komponen yaitu non skeletal grain (ooid, peloid, pellet, agregat), skeletal grain (cangkang fosil), mikrit (lumpur karbonat halus), dan semen (bahan pengikat antar butiran).
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kristal triklin. Sistem ini memiliki tiga sumbu simetri yang tidak sama panjangnya dan tidak saling tegak lurus. Sistem ini terbagi menjadi dua kelas, yaitu pedial dan pinakoidal, yang hanya memiliki satu elemen simetri berupa pusat. Contoh mineral dengan sistem kristal ini adalah felspar albit.
Batuan beku memiliki berbagai warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral yang beragam. Terdapat tiga jenis batuan beku utama yaitu batuan beku asam, intermediet, dan basa; serta variasi ultra basa. Masing-masing jenis batuan memiliki ciri khas yang berbeda sesuai dengan proses pembentukannya di dalam atau di permukaan bumi.
Dokumen ini membahas tentang tekstur khusus pada batuan beku. Ada beberapa tekstur khusus yang dijelaskan seperti tekstur diabasik dimana plagioklas berbentuk prismatik panjang tumbuh bersama dengan piroksen, tekstur trachitic dimana fenokris atau K-feldspar dan plagioklas dominan, tekstur intergranular dan intersertal dimana ruang antar plagioklas diisi oleh mineral lain, dan tekstur ophitic dimana plagioklas tert
Manifestasi panas bumi (estrela bellia muaja, geotermal b semester dua)Estrela Bellia Muaja
Ìý
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai manifestasi panas bumi seperti mata air panas, solfatara, sinter silika, travertin, tanah hangat, tanah panas beruap, fumarol, mata air panas asam dan netral, kolam panas, kolam lumpur, danau panas, geyser, letusan hidrotermal, rembesan, batuan terubah, kawah dan endapan hidrotermal.
1. Komposisi magma ditentukan dengan mempelajari batuan beku yang berasal dari magma yang membeku dan aktivitas vulkanisme karena mengandung gas.
2. Komposisi kimia magma sangat kompleks dan terdiri atas 10 unsur utama, terutama SiO2.
3. Terdapat tiga jenis magma berdasarkan kandungan SiO2 yaitu basaltik, andesitik, dan riolitik yang memiliki sifat yang berbeda seperti temperatur
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Genesa bahan galian membahas proses pembentukan endapan primer, sekunder, dan sedimenter serta jenis-jenis endapan tersebut seperti endapan magmatis, metasomatik kontak, hidrotermal, vulkanik, dan pegmatit.
Dokumen ini membahas tentang batuan metamorf bernama sekis. Sekis terbentuk dari batuan sedimen atau beku yang mengalami tekanan dan pemanasan tinggi, memiliki struktur foliasi bergelombang, dan digunakan sebagai sumber mika penting untuk industri elektronik.
Kekar merupakan struktur rekahan pada batuan yang paling umum ditemukan dan banyak dipelajari. Kekar tidak atau sedikit mengalami pergeseran dan sulit dianalisis hubungannya. Kekar dapat ditemukan pada berbagai jenis batuan dan pola kekar rumit terdapat pada batuan lipatan dan kristalin pra-Tersier.
Batuan beku terbentuk dari pembekuan magma baik di bawah maupun di atas permukaan bumi. Ada dua jenis batuan beku yaitu ekstrusif dan intrusif. Deret Bowen menjelaskan urutan terbentuknya mineral dalam batuan beku sesuai dengan penurunan suhu. Batuan beku diklasifikasi berdasarkan komposisi dan teksturnya.
Laporan ini menjelaskan prosedur pengenalan dan pengelasan tiga jenis batuan, yaitu batuan igneus, sedimen, dan metamorfik berdasarkan sifat fisikalnya. Mahasiswa mengumpulkan beberapa contoh batuan, memerhatikan ciri-cirinya, mengukur berat dan isipadu, lalu mengelaskannya ke dalam salah satu jenis batuan berdasarkan kriteria. Tiga jenis batuan yang teridentifikasi adalah batuan igne
Laporan praktikum ini membahas tentang sifat fisik mineral, dengan tujuan untuk mengenali genesa mineral halite, asosiasi mineral limonite, dan sifat fisik mineral kuarsa. Praktikan melakukan pengujian terhadap beberapa sampel mineral untuk mengetahui sifat fisiknya seperti bentuk, warna, kilauan, kekerasan, dan lain sebagainya.
Dokumen tersebut membahas tentang batuan dan mineral. Ia menjelaskan tentang struktur lapisan bumi, sifat dan komposisi kerak bumi, pengertian mineral beserta sifat fisiknya, jenis batuan beku dan sedimen, serta proses pembentukannya.
Cara Terbentuknya Berbagai Macam Sumber Daya MineralMira Micako
Ìý
Mineral dapat terbentuk melalui proses magmatis, pegmatisme, pneumatolitis, dan hidrotermal yang melibatkan aktivitas magma, larutan sisa magma, gas, dan larutan hidrotermal."
Teks tersebut membahas tentang tanah dan batuan, termasuk proses pembentukan dan komposisi berbagai jenis batuan serta ukuran partikel tanah. Dijelaskan pula tentang tiga jenis batuan utama (igneous, sedimentary, metamorphic) dan proses pelapukan yang menghasilkan berbagai jenis tanah.
Batuan penyusun kerak bumi terdiri atas tiga kelas utama yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf. Batuan beku terbentuk dari pemadatan magma, sedangkan batuan sedimen terbentuk dari akumulasi fragmen batuan dan mineral hasil erosi. Batuan metamorf terbentuk dari perubahan struktur dan komposisi batuan akibat pengaruh tekanan dan suhu tinggi.
Dokumen ini menjelaskan deskripsi batuan beku berdasarkan warna, komposisi kimia, tekstur, dan struktur. Warna batuan beku dapat menunjukkan sifat kimianya seperti asam, basa, atau ultra basa, sedangkan tekstur meliputi ukuran butir, derajat kristalisasi, bentuk kristal, dan relasi butir. Ada berbagai jenis struktur batuan beku seperti masif, vesikular, amigdaloidal, dan pillow lava.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk oleh hasil pembekuan magma, yang
tersusun oleh mineral atau kristal-kristal dalam bentuk agregasi yang kompak dan
saling interlocking. Kompak disini dapat diartikan sbagai susunan mineral atau
kristal-kristal yang saling tumbuh, sehingga tidak memperlihatkan adanya ruang
atau pori diantara mineral atau kristal-kristal penyusun batuan. Kalaupun
ditemukan pori-pori, itu hanya bekas-bekas gas yang keluar atau terjebak pada
waktu pembekuan magma.Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang
terbentuk secara alamiah dan bersifat mobile. Temperatur yang tinggi dari magma
(900-1600°C) memberikan suatu perkiraan bahwa magma berasal dari bagian yang
dalam di kerak bumi. Suatu magma biasanya terdiri dari unsure O, Si, Al, Fe, Ca,
Mg, Na, dan K tetapi juga mengandung senyawa H2O dan CO2 serta beberapa
komponen gas H2S, HCl, CH4 dan CO.
Jenis-jenis batuan beku yang terbentuk, masing-masing dicirikan oleh komposisi
mineral yang berbeda, sesuai dengan komposisi magma dan temperatur
pembekuannya. Komposisi mineral yang terjadi pada setiap jenis batuan beku yang
terbentuk bisa terdiri dari berbagai macam minerallogam maupun non logam.
Komposisi asal dari pada larutan magma serta kondisi-kondisi tertentu yang
mempengaruhi proses pendinginan magma dapatmenghasilkan jebakan endapan
mineral yang ekonomis
2. 2
I.2 MAKSUD PRAKTIKUM
Adapun maksud daripada praktikum ini adalah untuk dapat mengamati dan
mendeterminasi batuan beku berdasarkan warna, tekstur batuan, struktur batuan,
dan komposisi/komponen penyusun.
I.3 TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan daripada praktikum ini adalah agar praktikan dapat :
1. mengetahui cara mendeterminasi batuan beku berdasarkan sifat fisik dan
komponen penyusunnya.
2. menentukan jenis serta nama batuan berdasarkan sifat fisik dan komponen
penyusun yang telah diketahui
3. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 PROSES PEMBEKUAN BATUAN BEKU
Proses - proses dalam pembentukan batuan beku adalah :
Ø Diferensiasi magma
Diferensiasi magma yaitu proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi
dengan komposisi yang berbeda-beda
Ø Asimilasi
Asimilasi adalah proses reaksi atau pelarutan antara magma dengan batuan
sekitarnya. Umumnya terjadi pada intrusi magma basa terhadap batuan asam.
Ø Proses Pencampuran dari Magma
Proses pencampuran adalah reaksi yang terjadi antara kristal yang mula-mula
terbentuk dengan cairan magma, sehingga berubah komposisinya.
II.2 TEKSTUR BATUAN BEKU
Tekstur adalah sifat dan hubungan antar butir mineral yang satu dengan yang
lain dalam suatu batuan, meliputi hubungan antara kristalinitas, glanularitas, dan
fabrik.
ï‚· Kristalinitas, yaitu tingkat kristalisasi mineral dalam suatu batuan, meliputi :
Holokristalin, Hipokristalin, dan Holohyalin.
ï‚· Granulritas, yaitu derajat besar butir kristal dari mineral penyusun batuan,
yang meliputi : Fanerik, Porfiritik, dan Afanitik.
ï‚· Fabrik (kemas), yaitu susunan antara kristal-kristal yang satu dengan yang
lainnya, meliputi bentuk dan relasi.
4. 4
ï‚· Bentuk Kristal
Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat
batuan secara keseluruhan.
Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
- Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
- Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
- Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
- Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
- Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
- Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang
lain.
- Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi
yang lain.
- Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur.
ï‚· Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai hubungan
antara kristal atau mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan.
hubungan antar kritak dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain sebagai
berikut :
- Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk
batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka
equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri
dari mineral - mineral yang euhedral.
5. 5
b. Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri
dari mineral - mineral yang subhedral.
c. Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri
dari mineral - mineral yang anhedral.
- Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan
tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut
massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
II.3 STRUKTUR BATUAN
Struktur batuan beku merupakan kenampakan susunan dan bentuk pola mineral
dalam batuan beku sendiri, yang meliputi :
Ø Struktur Massive/Kompak, yaitu susunan mineral-mineral dalam batuan yang
tidak menunjukkan adanya pori-pori, penjajaran mineral atau bentuk aliran.
Ø Struktur akibat Pelepasan Bahan Volatile, terdiri dari : Vesicle, Scoriceus,
Pumiceous, dan Amygdaloidal.
Ø Struktur permukaan dari fase larutan, meliputi : Xenolith, Xenocrys, dan
Pillow.
Ø Struktur Permukaan, meliputi : Corona Structur, Flow Effects, dan Microlatic
Struktur.
Ø Struktur setelah terjadi pembentukan magma, meliputi : Perlitic Structur,
Spheurulitic Structure, dan Oblicular Structur.
6. 6
II.4 KLASIFIKASI BATUAN BEKU
Klasifikasi batuan beku dapat dibedakan berdasarkan tempat terbentuknya dan
sifat kimia dan komposisinya.
Ø Kalsifikasi berdasarkan tempat terbentuknya :
- Batuan Beku Dalam (Plutonic Rocks)
- Batuan Beku Korok (Hypabisal Rocks)
- Batuan Beku Lelehan (Vulcanic Rocks)
Ø Klasifikasi berdasarkan sifat kimia dan komposisi mineralnya :
- Batuan Beku Asam (SiO2 : > 66%)
- Batuan Beku Intermediet (SiO2 : 52 – 66%)
- Batuan Beku Basa (SiO2 : 45 – 52%)
- Batuan beku Ultrabasa (SiO2 : < 45%)
klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Ellis (1948) antara
lain sebagai berikut :Batuan beku Holofelsic, batuan beku dengan indeks warna
kurang dari 10%.Batuan beku Felsic, batuan beku dengan indeks warna 10%
sampai 40%. Batuan beku Mafelsic, batuan beku dengan indeks warna 40% sampai
70%. Batuan Beku Mafik, batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%
8. 8
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk oleh hasil pembekuan magma, yang
tersusun oleh mineral atau kristal-kristal dalam bentuk agregasi yang kompak dan saling
interlocking. Kompak disini dapat diartikan sbagai susunan mineral atau kristal-kristal
yang saling tumbuh, sehingga tidak memperlihatkan adanya ruang atau pori diantara
mineral atau kristal-kristal penyusun batuan. Kalaupun ditemukan pori-pori, itu hanya
bekas-bekas gas yang keluar atau terjebak pada waktu pembekuan magma
IV.2 SARAN
Kepada asisten sebaiknya sebelum dilaksanakan praktikum, batuan-batuan
disusun berdasarkan jenisnya masing-masing, agar praktikan dalam mengambil
sample batuan untuk dideterminasi tidak bercampur, antar jenis yang satu dengan
yang lain.
9. 9
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk melalui proses sedimentasi
baik secara fisika maupun secara kimia dan organic. Pada sebagian sedimen
organic dapat terbentuk melalui proses diagenesis langsung terhadap bahan-bahan
organisme seperti pada pembentukan batugamping terumbu. Proses fisika yang
berlangsung selama sedimentasi melalui proses perombakan batuan induk,
transportasi, perubahan-perubahan sifat fisik material rombakan, pengendapan,
kompaksi, dan untuk derajat litifikasi harus disertai dengan proses kimiawi, yaitu
proses diagenesis dan sementasi. Poses kimiawi dapat berlangsung bersamaan
dengan proses fisika dan dapat pula bekerja secara terpisah seperti pada
pembentukan mineral-mineral dari hasil proses fisika dan dapat pula bekerja secara
terpisah seperti pada pembentukan mineral-mineral dari hasil proses atau reaksi
kimia yang menyusun batuan sedimen. Batuan sedimen yang terbentuk melalui
proses sedimentasi mempunyai suatu kenampakan yang berbeda dengan batuan
lainnya. Bentuk dan coraknya memberikan kenampakan pencerminan adanya kesan
pengendapan selama pembentukannya. Pembentukannya secara pelan dan bertahap
dengan urutan susunan yang teratur dapat memberikan suatuciri yang khas dengan
struktur perlapisan yang bervariasi.
10. 10
I.2 MAKSUD PRAKTIKUM
Adapun maksud daripada praktikum ini adalah untuk mendeterminasi batuan
sedimen berdasarkan tekstur, struktur, dan komposisi mineral penyusunnya.
I.3 TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah agar dapat :
1. mendeterminasi batuan sedimen berdasarkan sifat fisik dan komponen
penyusunnya.
2. Menentukan jenis serta nama batuan berdasarkan sifat fisik dan komponen
penyusunnya.
11. 11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 PROSES DAN GANESA BATUAN SEDIMEN
II.1.1 PEMBENTUKAN SECARA MEKANIK
Batuan ini terbentuk dari akumulasi mineral-mineral dari fragmen-fragmen
batuan (allogenic).
Factor-faktor yang berperan sangat penting dalam pembentukan batuan secara
mekanik yaitu :
1. Sumber material batuan sedimen
Sifat dan komposisi dari batuan sedimen sangat dipengaruhi oleh material-material
asalnya. Komposisi mineral-mineral batuan sedimen dapat menentukan waktu dan
jarak transportasi, tergantung dari presentasi mineral-mineral stabil dan non stabil.
Sumber material sedimen berasal dari
- Aktivitas Vulkanisme
- Pelapukan Mekanik
- Larutan-larutan dalam air
- Material organik
- Evaporasi
2. Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pengendapan dapat diartikan sebagai suatu areal sedimentasi dimana
batuan sedimen terbentuk, yang melibatkan aspek fisika, kimiawi, dan biologi.
Secara umum lingkungan pengendapan dibedakan dalam 3 bagian :
- Lingkungan pengendapan darat
- lingkungan pengendapan transisi
- lingkungan pengendapan laut.
12. 12
3. Pengangkutan (transportasi)
Yaitu proses berpindahnya material-material sedimen dari sumber ke tempat
lingkungan pengendapan.
- Sedimentasi
Proses terendapkannya suatu material sedimen baik melalui pengaruh grafitasi,
presipitasi, maupun oleh proses reduksi.
- Kompaksi
Atau konsolidasi, yaitu proses pemadatan material sedimen akibat grafitasi dan
deformasi.
- Lithifikasi dan Sementasi
Yaitu proses pengikatan material-material sedimen menjadi batuan sedimen, baik
terhadap material terurai maupun pada material yang terikat atau sudah kompak
seperti terumbu karang.
II.1.2 PEMBENTUKAN SECARA KIMIA DAN ORGANIK
Merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh proses-proses kimia dan
kegiatan organisme atau akumulasi dari sisa skeletal organisme.
1. Secara Kimia
- Mingling of solution
- Ascape of carbondiokside from water
- Evaporation
2. Secara Organik:
- Akumulasi dari sisa-sisa skeletal organisme
- Kegiatan dari organisme
Setelah proses kimia dan organic berlangsung akan terjadi proses selanjutnya
yakni kompaksi hingga terbentuk batuan.
13. 13
II.2 TEKSTUR BATUAN SEDIMEN
Tekstur batuan sedimen dapat dibagi dalam 2 bagian :
1. Tekstur Klastik
Merupakan bentuk akumulasi dari mineral-mineral dan fragmen batuan yang
berukuran halus sampai kasar, Terbentuk secara akumulasi mekanik.
2. Tekstur Non Klastik
Merupakan bentuk interlocking dari agregasi kristal-kristal yang sangat kompak,
terjadi dari proses kimia dan organik
II.3 STRUKTUR
Struktur sedimen adalah kenampakan fisik dari susunan batuan sedimen dapat
berupa bidang-bidang perlapisan atau tidak berlapis.
II.4 SORTING ATAU PEMILAHAN
Adalah derajat keseragaman dari penyebaran partikel dalam batuan
sedimen. Terdiri dari :
1. Sortasi baik, apabila ukuran butir materialnya relatif sama besar 9seragam)
2. Sortasi sedang, apabila ukuran butir bervariasi dengan range butir relatif kecil.
3. Sortasi jelek, apabila ukuran butir material bervariasi dengan range butir
sangat besar
14. 14
II.5 PEMBUNDARAN ATAU ROUDNESS
Roudness adalah tingkat atau bentuk pembundaran dari pada butiran batuan
sedimen, meliputi :
- well rounded - sub angular
- sub rounded - angular
- rounded - very angular
II.6 FRAGMEN
Adalah komponen dalam batuan sedimen yang ukurannya lebih besar daripada
komponen lainnya.
15. 15
II.7 MATRIKS
Adalah komponen yang ukurannya relatif lebih kecil dari fragmen.
II.8 SEMEN
Adalah mineral atau unsur yang mengikat fragmen dan matriks pada batuan
sedimen.
II.9 KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN MENURUT GANESANYA
1. Batuan sedimen mekanik, merupakan akumulasi dari fragmen/hancuran
batuan yang telah ada, berbutir kasar-halus, terjadi oleh proses atau gaya-gaya
mekanik dalam sedimentasi, contoh : lempung, konglomerat.
2. Batuan sedimen vulkanik, merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh
kegiatan letusan gunungapi
3. Batuan sedimen tektonik, merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
hasil penghancuran atau penggerusan akibat deformasi (gaya tekonik)
4. Batuan sedimen kimia, adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh
pelarutan dan pengendapan kimia atau kristalisasi unsure-unsur kimia.
5. Batuan sedimen organic, merupakan batuan sedimen yang tersusun oleh
sisa-sisa organic dari hasil kegiatan organisme.
6. Batuan sedimen residuar, merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari
kombinasi antara sedimen kimia dan mekanik, dimana tidak mengalami
transportasi. Contoh : terrarosa/clay merah, laterit, bauksit dan lain-lain.
16. 16
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa :
1. Tekstur dan struktur yang dimiliki batuan sedimen menggambarkan proses
atau ganesa terbentuknya batuan sedimen.
2. Pada batuan sedimen klastik, ukuran butir mempengaruhi penamaan batuan.
3. Batuan sedimen mekanik, merupakan akumulasi dari fragmen/hancuran
batuan yang telah ada, berbutir kasar-halus, terjadi oleh proses atau gaya-gaya
mekanik dalam sedimentasi, contoh : lempung, konglomerat.
IV.2 SARAN
Kepada asisten sebaiknya sebelum dilaksanakan praktikum, batuan-batuan
disusun berdasarkan jenisnya masing-masing, agar praktikan dalam mengambil
sample batuan untuk dideterminasi tidak bercampur, antar jenis yang satu dengan
yang lain.
17. 17
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Batuan metamorf adalah batuan beku, sedimen ataupun metamorf, yang telah
mengalami metamorfisme, yaitu perubahan fisik, dan kimia batuan yang
diakibatkan oleh temperatur dan tekanan yang tinggi.
Perubahan fisik dalam wujud batuan atau kristal, yang mana berubah bentuk
diakibatkan oleh kenaikan tekanan. Perubahan kimia terjadi dari pengaruh kenaikan
temperatur, sehingga komposisi mineral-mineral akan berubah, baik dalam bentuk
ubahan, raplacemen, addisi dan lain-lain, seperti perubahan mineral-mineral
ferromagnesium menjadi klorit.
Perubahan yang terjadi dalam proses metamorfisme dapat diakibatkan oleh
kenaikan temperatur, tekanan dan aktifitas larutan kimia, melalui proses
rekristalisasi tanpa melalui fase cair. Karena apabila fase ini telah mencapai fase
cair, maka keadaan tersebut telah berubah menjadi proses kristalisasi dalam
pembentukan batuan beku.
Suatu kenampakan lapangan yang menarik pada batuan metamorf yaitu
memperlihatkan foliasi dan penjajaran mineral-mineral penyusuunnya yang
berbeda dengan batuan lainnya. Foliasi yang ditimbulkan oleh proses
metamorfisme, banyak dikontrol oleh tekanan yang kuat, sehingga terjadi
perubahan bentuk mineral menjadi pipih dan terarah membentuk bidang/lapisan
foliasi. Tanpa pngamatan seksama, maka seringkali terjadi kekeliruan terhadap
penentuan foliasi dengan struktur lapisan dan cermin sesar. Foliasi yang kuat dapat
lepas-lepas menjadi suatu bidang lembaran-lembaran batuan melalui arah
penjajaran mineral pipihnya yang berbeda dengan lapisan sedimen.
18. 18
I.2 MAKSUD PRAKTIKUM
Adapun maksud daripada praktikum ini adalah untuk mendeterminasi batuan
metamorf berdasarkan tekstur, struktur, dan perubahan yang terjadi pada mineral
penyusunnya.
I.3 TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah agar praktikan dapat :
1. Mendeterminasi batuan metamorf berdasarkan sifat fisik dan komponen
penyusunnya.
2. Menentukan jenis serta nama batuan berdasarkan sifat fisik dan komponen
penyusun yang telah diketahui.
19. 19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 PROSES METAMORFISME
Kenaikan temperatur dan tekanan dan akibat aktifitas larutan kimia, dapat
terjadi oleh pengaruh langsun dan tidak langsung oleh deformasi batuan yang dapat
diakibatkan oleh adanya gaya-gaya tektonik maupun bukan tektonik.
Gaya tektonik merupakan manifestasi dari gerakan lempeng-lempeng bumi
akibat gaya konveksi dalam bumi. Gaya non tektonik berasal daripengaruh grafitasi
bumi yang menimbulkan tekanan ke bawah, dan pengaruh yang ditimbulkan yaitu
kenaikan temperatur, dapat terjadi antara 350-1200°C dan kenaikan tekanan 0,986-
9869 atm tanpa mencapai pencairan massa batuan.
II.2 MACAM-MACAM METAMORFISME
Proses metamorfisme dapat dibagi menjadi tiga golongan, antara lain :
1. Metamorfisme Sentuh
Proses metamorfisme yang terjadi oleh penerobosan magma, dapat juga disebut
metamorfisme thermal atau kontak. Factor yang paling berpengaruh adalah panas
dari intrusi magma, sedang tekanan relatif rendah.
Metamorfisme sentuh dapat dibagi menjadi 3 golongan :
Ø Pyrometamorfisme, proses metamorfisme yang langsung berhubungan
dengan proses magmatisme.
Ø Pneumatolysa, terbentuk karena pengaruh gas-gas panas yang berasal dari
magma yang sedang yang dapat merubah sekelilingnya dan membentuk mineral-
mineral baru.
Ø Hydrothermal, metamorfisme yang terjadi akibat adanya larutan atau cairan
panas yang terjadi pada waktu intrusi.
20. 20
2. Metamorfisme Dinamo
Disebut juga metamorfisme kinetik atau dislokasi. Terbentuk oeh adanya proses
pergeseran lapisan bumi. Faktor yang paling berperan adalah tekanan, namun
karena tekanan yang sangat tinggi akan diikuti pula oleh kenaikan temperatur.
Contoh : milonit, phyllonit.
3. Metamorfisme Regional (daerah)
Metamorfisme regional berkembang pada daerah yang luas dan oleh pengaruh
tekanan dan temperatur yang tinggi, dapat berhubungan dengan gerakan-gerakan
lempeng. Pengaruh tekanan dan temperatur yang sangat tinggi dapat menyebabkan
terbentuknya mineral-mineral tekanan, seperti : serisit, muskovit, dll.
II.3 STRUKTUR BATUAN METAMORF
Struktur batuan metamorf adalah kenampakan dari bentuk susunan orientasi
mineral atau fragmentasi berupa, bidang atau garis dalam batuan metamorf, akibat
tekanan dan temperatur yang berpengaruh pada proses metamorfisme.
Struktur batuan metamorf dapat dibagi menjadi 3 antara lain :
1. Struktur Foliasi
Struktur foliasi ialah suatu kenampakan dari batuan yang pecah-pecah menurut
bidang yang sejajar dengan permukaan mineral, akibat perbedaan sifat dari mineral
itu sendiri. Struktur ini dapat dibedakan :
Ø Slaty cleavage : foliasi dari penjajaran mineral dalam suatu bidang tertentu,
rekristalisasi kecil
Ø Schistose : kenampakan dari foliasi dimana bentuk penjajaran mineral pipih
relatif jauh lebih banyakdaripada mineral butiran.
21. 21
Ø Geneiss struktur : struktur foliasi pada mineral butiran prismatic dan tabular
dimana mineral pipih dalam jumlah lebih kecil
2. Struktur Unfoliasi
Struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral, tetapi
menunjukkan agregasi dari butir-butir mineral, yaitu terdiri dari :
Ø Hornfelsik; kenampakan agregasi dari mineral-mineral equidimensional,
tanpa terjadi penjajaran mineral pipih.
Ø Granulose; merupakan mosaik yang terdiri dari mineral-mineral
ekuidimensional, sebagai struktur dari mineral equgranular.
3. Struktur Kataklastik
Struktur yang terbentuk sebagai akibat adanya penggerusan dari suatu dislokasi
batuan, yang merupakan manifestasi adanya gaya kinetik, dibagi atas 5 yaitu :
Ø Flaser, struktur yang terjadi oleh metamorfisme dinamik dimana butirannya
kasar berbentuk lensa, tanpa terjadi penghancuran material, adanya zona
bergelombang dari material-material halus.
Ø Boudinage Struktur, struktur deformasi dimana dalam batuan metamorf
ditemukan fragmen bentuk lensa atau bulat panjangyang diakibatkan oleh proses
tektonik, perlipatan, sesar, dll.
Ø Milonitik Struktur, struktur pada batuan milonet, biasanya terjadi pada zona
sesar, tanpa terjadi rekristalisasi, menunjukkan adanya foliasi yang halus.
Ø Augen Struktur, struktur lensa dimanamineral fenokrisnya terbentuk lensa
dalam tekstur porphyroblastik.
Ø Phyllonitik Struktur, struktur kataklastik yang lebih halus dari struktur
milonitik, sudah tampak adanya rekristalisasi.
22. 22
II.4 TEKTUR BATUAN METAMORF
Tekstur batuan metamorf diartikan sebagai kenampakn tingkat dan hubungan
antara komponen penyusun batuan metamorf. Dapat dikenal ada 4 macam, yaitu :
1. Kristaloblastik
Adalah tekstur yang memperlihatkan adanya perubahan bentuk/komposisi mineral
sehingga tekstur asal tiak terlihat lagi. Ini dibedakan menjadi :
Ø Idioblastik, sebagian besar mineral penyusunnya bersifat idiomorf
Ø Xenoblastik, sebagai mineral penyusunnya bersifat xenomorf
Ø Lepidoblastik, umumnya mineral penyusun berbentuk pipih.
Ø Nematoblastik, mineral penyusunnya berbentuk prismatic
Ø Granoblastik, mineral penyusunnya bersifat equidimensional
Ø Porphyroblastik, tekstur kristaloblastik yang bersifat porfiritik
Ø Mosaic Tekstur, tekstur equidimensional atau equigranular, mineral berbentk
poligon.
Ø Poikiloblastik, tekstur yang mineral penyusunnya bersifat poiklitik
Ø Decussate, tekstur kristaloblastik dari polimineral serabut dengan orientasi
kristal yang tidak teratur
2. Tekstur Sisa
Tekstur ini bisa juga disebut palimset/relik tekstur yaitu tekstur yang masih
memperlihatkan tekstur batuan asalnya
Ø Blastoporfiritik; tekstur sisa yang bersifat porfiritik.
Ø Blastoposefiritik; tekstur sisa yang bersifat paepfiritik.
Ø Blastofitik; tekstur sisa yang bersifat ofitik saling memasuki.
Ø Blastofilitik; tekstur sisa yang bersifat lempung.
Ø Blastosamatik; tekstur sisa yang bersifat pasir.
23. 23
3. Maculose Tekstur
Adalah tekstur pada batusabak yang memperlihatkan adanya bintik-bintik
4. Fokoidal Tekstur
Tekstur yang memperlihatkan adanya matriks yang berbentuk lensa/ellipsoidal.
II.5 KLASIFIKASI BATUAN METAMORF BERDASARKAN ATAS
STRUKTUR, TEKSTUR, DAN KOMPOSISI MINERAL.
1. Batuan Metamorf Foliasi
Batuan metamorf ini memperlihatkan foliasi atau pengelupasan baik pada
permukaannya maupun bagian dalam dari tubuh batuannya. Factor yang memegang
peranan penting adalah tekanan
2. Batuan Metamorf Unfoliasi
Batuan metamorf unfoliasi yaitu, batuan metamorf yang nampak tidak
memperlihatkan struktur foliasi, tapi tersusun dari mineral-mineral butiran atau
prismatic tanpa memperlihatkan orientasi yang teratur. Factor yang memegang
peranan penting adalah temperatur.
3. Batuan Metamorf Kataklastik
Batuan metamorf yang terbentuk oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang
ditimbulkan oleh proses dislokasi batuan penyusun bumi, sehingga penyebarannya
terbatas pada sona-sona sesar atau kompleks tektonik lainnya.
24. 24
4. Meta rocks
Adalah batuan yang hanya mengalami sedikit perubahan atau sama sekali
memberikan kenampakan adanya ubahan baik sifat fisik maupun sifat kimia.
Batuan ini dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
Ø Meta Igneous, perubahan sebagian dari sifat batuan beku akibat pengaruh
metamorfisme/intrusi batuan beku.
Ø Meta Sedimen, adalah gejala-gejala perubahan batuan sediment
25. 25
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Kenaikan temperatur dan tekanan dan akibat aktifitas larutan kimia, dapat
terjadi oleh pengaruh langsun dan tidak langsung oleh deformasi batuan yang dapat
diakibatkan oleh adanya gaya-gaya tektonik maupun bukan tektonik.
Gaya tektonik merupakan manifestasi dari gerakan lempeng-lempeng bumi
akibat gaya konveksi dalam bumi. Gaya non tektonik berasal daripengaruh grafitasi
bumi yang menimbulkan tekanan ke bawah, dan pengaruh yang ditimbulkan yaitu
kenaikan temperatur, dapat terjadi antara 350-1200°C dan kenaikan tekanan 0,986-
9869 atm tanpa mencapai pencairan massa batuan.
IV.2 SARAN
Kepada asisten sebaiknya sebelum dilaksanakan praktikum, batuan-batuan
disusun berdasarkan jenisnya masing-masing, agar praktikan dalam mengambil
sample batuan untuk dideterminasi tidak bercampur, antar jenis yang satu dengan
yang lain.