Dokumen tersebut membahas latar belakang reformasi Orde Baru di Indonesia pada akhir 1990-an yang meliputi bidang politik, hukum, sosial, dan ekonomi. Reformasi diminta karena adanya ketidakadilan dan masalah sosial yang muncul akibat sistem otoriter dan krisis ekonomi pada masa Orde Baru.
2. Latar Belakang
Dalam UUD 1945 Pasal 2 disebutkan bahwa
Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR.
Secara de jure kedaulatan tersebut
dilakukan oleh MPR sebagai wakil-wakil dari
rakyat, tetapi secara de facto anggota MPR
sudah diatur dan direkayasa, sehingga
sebagian anggota MPR itu diangkat
berdasarkan ikatan kekeluargaan (nepotisme).
A. Bidang Politik
3. Latar Belakang
Menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap
lima paket UU politik yang dianggap menjadi sumber
ketidakadilan, di antaranya:
UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum.
UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan,
Kedudukan, Tugas dan Wewenang DPR/MPR.
UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan
Golongan Karya.
UU No. 5 Tahun 1985 tentang Referendum.
UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa
A. Bidang Politik
4. Latar Belakang
Salah satu ketidakadilan pada masa orde
baru:
Kekuasaan kehakiman yang dinyatakan
pada pasal 24 UUD 1945 bahwa kehakiman
memiliki kekuasaan yang merdeka dan
terlepas dari kekuasaan pemerintah
(eksekutif). Namun pada kenyataannya
kekuasaan kehakiman di bawah kekuasaan
eksekutif.
B. Bidang Hukum
5. Latar Belakang
Muncul peristiwa pembunuhan dukun
santet di Situbondo, perang saudara di
Ambon, peristiwa Sampit, beredar luasnya
narkoba, meningkatnya kejahatan,
pembunuhan, pelacuran. Hal tersebut
membuat diperlukannya tindakan yang
cepat dan tepat.
C. Bidang Sosial
6. Latar Belakang
Krisis finansial Asia pada Masa Orde Baru
menyebabkan ekonomi Indonesia melemah
sehingga terjadi aksi demonstrasi besar-besaran
yang dilakukan berbagai organisasi mahasiswa di
berbagai daerah di Indonesia.
Adanya sistem monopoli di bidang perdagangan,
jasa, dan usaha
Krisis moneter, sehingga banyak terjadi PHK dan
menyebabkan pengangguran merajalela.
D. Bidang Ekonomi
7. Sistem Tata Negara
1) Negara Indonesia adalah negara hukum
2) Sistem konstitusional berdasarkan Check and Balances,
yaitu pembatasan kekuasaan setiap lembaga negara
3) Kekuasaan tertinggi berada di tangan MPR
4) Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara
tertinggi menurut UUD
5) Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR
6) Menteri negara ialah pembantu presiden dan tidak
bertanggungjawab kepada DPR
7) Kekuasaan negara tidak terbatas
8) Sistem kepartaian menggunakan sistem multipartai
A. Berdasarkan Amandemen UUD 1945
8. Sistem Tata Negara
Otonomi daerah adalah wewenang untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga
daerah.
Pelaksanaannya berlandaskan pada acuan
hukum.
B. Otonomi Daerah
9. Sistem Tata Negara
Dampak Positif Otonomi
Daerah
1) Memunculkan identitas
lokal masyarakat daerah
2) Berkurangnya
wewenang dan kendali
pemerintah pusat
3) Dana yang diperoleh
lebih banyak daripada
yang didapat dari jalur
birokrasi dari
pemerintah pusat
Dampak Negatif Otonomi
Daerah
1) Muncul kesempatan bagi
oknum-oknum di tingkat
daerah untuk melakukan
pelanggaran
2) Muncul pertentangan
antara pemerintah
daerah dengan pusat
3) Timbul kesenjangan
antara daerah
berdapatan tinggi
dengan daerah yang
masih berkembang
10. Sistem Tata Negara
Pemilu 1999 (7 Juni 1999) diikuti 48 partai
Pemilu 2004 (5 April 2004) diikuti 24 partai
Pemilu 2009 (9 April 2009) diikuti 44 partai
C. Pemilu
11. Sistem Tata Negara
: Langsung, Umum, BEbas, Rahasia,
JUjur, aDIL
: UU Nomor 32 Tahun 2004, PP Nomor 6
Tahun 2005, UU Nomor 22 Tahun 2007
: KPU Provinsi untuk pemilihan gubernur
dan KPU Kabupaten/Kota untuk
pemilihan Bupati atau Walikota
: pasangan calon dari partai politik atau
gabungan partai politik, dan
perseorangan yang telah memenuhi
persyaratan
D. Pemilu Kepala Daerah
Asas
Dasar
hukum
Badan
penyeleng-
gara
Peserta
12. Perkembangan Pemerintahan
Diangkat pada 21 Mei 1998
setelah pernyataan
pengunduran diri oleh
Soeharto
Terjadi perdebatan rakyat
antara pihak yang pro dengan
yang kontra atas
pengangkatan Habibie
A. Presiden: B.J. Habibie
13. Perkembangan Pemerintahan
Kebijakan-kebijakan:
Membentuk Kabinet Reformasi
Pembangunan
Mengadakan Reformasi di bidang politik
Kebebasan menyampaikan pendapat
Reformasi di bidang hukum
Mengatasi masalah Dwifungsi ABRI
Mengadakan sidang istimewa
Mengadakan pemilu tahun 1999
Memotong nilai tukar rupiah terhadap
dolar berkisar antara Rp 10.000 - Rp
A. Presiden: B.J. Habibie
14. Perkembangan Pemerintahan
Masa Kepresidenan mulai 20
Oktober 1999 dan berakhir pada
Sidang Istimewa MPR (23 Juli 2001)
karena Presiden dinilai tidak
menanggapi memorandum yang
dikirim DPR
28 Maret 2001 Gus Dur menjawab
memorandum I DPR. Dalam
jawabannya melalui Menteri
Kehakiman Baharuddin Lopa,
presiden menolak Memorandum I dan
membantah terlibat dalam kasus
penyalahgunaan Bulog dan bantuan
Sultan Brunei dan bebas KKN.
B. Presiden: KH. Abdurrahman Wahid (Gus
Dur)
15. Perkembangan Pemerintahan
30 April 2001 DPR menjatuhkan
Memorandum II karena tidak puas dengan
jawaban presiden pada Memorandum
sebelumnya. Memorandum tersebut
dikeluarkan berdasarkan Pasal 7 TAP MPR No.
3/MPR/1978, yang menyebutkan bahwa DPR
RI dapat menyampaikan memorandum untuk
mengingatkan kepada presiden. Dalam hal ini,
menurut penilaian DPR, Presiden Abdurrahman
Wahid sunguh melanggar haluan negara, yaitu
Pasal 9 UUD 1945 tentang sumpah jabatan,
dan melanggar TAP 11/MPR/1998 tentang
penyelenggaraan negara yang bersih dan
bebas KKN.
B. Presiden: KH. Abdurrahman Wahid (Gus
Dur)
16. Perkembangan Pemerintahan
Kebijakan-kebijakan:
Meneruskan kehidupan yang
demokratis seperti
pemerintahan sebelumnya
Merestrukturisasi lembaga
pemerintahan
Kondisi perekonomian mulai
menunjukkan adanya
perbaikan daripada tahun lalu
Hubungan pemerintah dengan
IMF kurang baik
B. Presiden: KH. Abdurrahman Wahid (Gus
Dur)
18. Perkembangan Pemerintahan
Kebijakan-kebijakan:
Meminta penundaan pembayaran
utang sebesar US$ 5,8 milyar
pada pertemuan Paris Club ke-3
dan mengalokasikan pembayaran
utang luarnegeri sebesar Rp 116,3
triliun
Kebijakan privitasi BUMN.
(Penjualan Indosat)
Kebijakan pemulihan keamanan
situasi Indonesia untuk menaikkan
pendapatan perkapita.
Berdirinya KPK
C. Presiden: Megawati Soekarno Putri
19. Perkembangan Pemerintahan
Kebijakan-kebijakan:
Mengurangi subsidi BBM. Kebijakan ini
dilatar belakangi oleh naiknya harga
minyak dunia
Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi
masyarakat miskin
Mengandalkan pembangunan infrastruktur
massal untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi
Diadakannya Indonesian Infrastructure
Summit untuk mengundang investor asing
dengan janji memperbaiki iklim investasi.
D. Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono
Jilid I
20. Perkembangan Pemerintahan
Kebijakan-kebijakan:
...
Pada pertengahan bulan Oktober
2006, Indonesia melunasi seluruh
sisa utang pada IMF sebesar 3,2
miliar dolar AS
Inflasi berhasil ditekan pada single
digit. Dari 17,11% pada tahun 2005
menjadi 6,96% pada tahun 2009
Master plan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3 EI)
D. Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono
Jilid I
21. Perkembangan Pemerintahan
Kebijakan-kebijakan:
Empat kebijakan untuk
meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional negara yaitu :
BI rate
Nilai tukar
Operasi moneter
Kebijakan makroprudensial
untuk pengelolaan likuiditas
dan makroprudensial lalu
lintas modal.
D. Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono
Jilid II
22. Perkembangan Pemerintahan
Krisis global yang terjadi
pada tahun 2008 semakin
membuktikan ketangguhan
perekonomian Indonesia. Di saat
negara-negara superpower
seperti Amerika Serikat dan
Jepang berjatuhan, Indonesia
justru mampu mencetak
pertumbuhan yang positif
sebesar 4,5% pada tahun 2009.
D. Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono
Jilid II
23. Perkembangan Pemerintahan
Gemilangnya fondasi
perekonomian Indonesia direspon dunia
internasional dengan menjadikan
Indonesia sebagai salah satu negara
pilihan tempat berinvestasi. Dua efeknya
yang sangat terasa adalah Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) mencapai
rekor tertingginya sepanjang sejarah
dengan berhasil menembus angka 3.800.
Bahkan banyak pengamat yang
meramalkan sampai akhir tahun ini IHSG
akan mampu menembus level 4000.
D. Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono
Jilid II
24. Perkembangan Pemerintahan
Indonesia saat ini menjadi
ekonomi nomor 17 terbesar di
dunia. Tujuan kami adalah untuk
menduduki 10 besar. Kami
sangat optimistis karena IMF pun
memprediksi ekonomi Indonesia
akan mengalahkan Australia
dalam waktu kurang dari satu
dekade ke depan, tutur SBY
dalam sebuah acara.
D. Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono
Jilid II