Melati mengalami kecemasan dan gelisah saat menghadapi ujian. Dia sering tidak fokus di kelas karena takut akan prestasinya. Konselor melakukan diagnosis dan menemukan gejala kecemasan seperti keringat dingin dan sulit tidur. Teknik restrukturisasi kognitif dan motivasi diberikan untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif agar Melati bisa belajar dengan baik dan siap menghadapi ujian.
REBT adalah pendekatan kognitif-behavioral yang menekankan hubungan antara pikiran, perasaan, dan tingkah laku. Tujuannya membantu mengubah pikiran irasional menjadi rasional melalui teori ABCDE. Pendekatan ini dikembangkan oleh Albert Ellis dengan fokus mengubah pemikiran untuk mengubah tingkah laku.
1. Dokumen ini merupakan rencana pelaksanaan layanan konseling kelompok untuk siswa kelas XI MIPA 2 di SMA XYZ.
2. Layanan ini akan membahas tentang pemahaman dan penjelasan konseling kelompok dan diselengrkan oleh Nur Arifaizal Basri.
3. Tujuan layanan ini adalah agar siswa memahami fungsi BK dan konseling kelompok serta dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan konseling Adlerian, mulai dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, biografi Adler hingga konsep-konsep utama pendekatan konseling Adlerian.
2. Pendekatan konseling Adlerian didasarkan pada pandangan bahwa manusia memiliki dorongan sosial untuk mencapai superioritas dan mengatasi rasa inferioritas.
3. Perilaku manusia
RPL BK FORMAT KLASIKAL ( POLA HIDUP SEHAT )izar jk
油
Pola hidup sehat adalah suatu konsep hidup yang mengedepankan upaya-upaya dan kegiatan-kegiatan hidup yang sehat. ya tentu saja kita harus menjaga tubuh agar sehat selalu dari segi jasmani maupun rohani.
cara menerapkannya pun sangan mudah kita mengatur pola makan yang sehat, berolahraga, istirahat cukup dan menjaga kebersihan diri.
semoga materi ini akan bermaaf bagi pembaca
TERIMAKASIH
Pendekatan konseling analisis transaksional dan realitas memberikan pandangan tentang hakikat manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk menentukan dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas keputusannya. Kedua pendekatan ini berfokus pada perilaku saat ini untuk memenuhi kebutuhan dasar secara konstruktif.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan konseling Solution Focused Brief Therapy (SFBT). SFBT didasarkan pada pandangan filsafat postmodern dan berfokus pada solusi daripada masalah. SFBT memandang manusia mampu membangun solusi dan tidak terpaku pada masalah.
Terapi client-centered berlandaskan pandangan bahwa manusia memiliki dorongan untuk aktualisasi diri. Menurut Rogers, manusia menyusun diri berdasarkan persepsinya sendiri tentang kenyataan. Klien memiliki kemampuan untuk memahami penyebab ketidakbahagiaan dan melakukan perubahan diri. Perubahan akan terjadi jika terapis membangun hubungan yang ditandai kehangatan, penerimaan, dan empati.
Dokumen tersebut membahas berbagai teknik dasar yang digunakan dalam proses konseling, seperti teknik acceptance untuk menerima konseli, opening untuk memulai komunikasi, dan refleksi perasaan untuk memantulkan emosi konseli. Dokumen ini juga menjelaskan teknik-teknik lain seperti klarifikasi, ringkasan, dan konfrontasi untuk mengungkap kesenjangan pandangan antara konselor dan konseli.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Konseling realitas adalah pendekatan yang menekankan tanggung jawab individu atas tingkah lakunya dan membantu mereka mencapai identitas keberhasilan dengan memenuhi kebutuhan dasar melalui perilaku yang sesuai dengan realitas. Pendekatan ini dikembangkan oleh William Glasser pada tahun 1960-an dan berfokus pada teknik seperti permainan peran dan memberikan hadiah untuk perilaku yang bertanggung jawab.
Makalah ini membahas pendekatan konseling client centered yang dikembangkan oleh Carl Rogers. Client centered merupakan pendekatan humanistik yang berfokus pada pertumbuhan pribadi klien dengan membantu klien menemukan solusi masalahnya sendiri. Proses konseling client centered didasarkan pada empati, penerimaan, dan hubungan antara konselor dan klien.
IPBI
ABKIN
MGBKN
Organisasi油adalah suatu油wadah perkumpulan油orang-orang yang memiliki tujuan bersama.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut kealian dari para pekerja nya.
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
Dokumen tersebut membahas tentang penstrukturan dalam proses konseling. Penstrukturan digunakan untuk memberikan batasan agar proses konseling berjalan sesuai tujuan. Terdapat beberapa bentuk penstrukturan seperti batasan waktu, tindakan, peran, dan masalah. Fungsi penstrukturan adalah memfasilitasi tanggung jawab klien, memecahkan masalah, dan melindungi klien. Tujuan penstrukturan adalah menjelaskan peran
Dokumen tersebut membahas tentang eksistensialisme humanistik dalam konseling. Secara garis besar, dokumen menjelaskan konsep dasar eksistensialisme humanistik, pandangan manusia, tujuan, karakteristik, peran konselor, tahapan dan teknik konseling eksistensialisme humanistik. Dokumen juga membahas asumsi perilaku bermasalah dan contoh kasus penerapannya.
Dokumen tersebut merupakan verbatim dari sesi konseling kelompok tahap awal yang membahas tentang pengenalan anggota kelompok, penentuan aturan dan kesepakatan dalam kelompok konseling seperti jenis kelompok (tertutup atau terbuka), frekuensi pertemuan, durasi dan tempat pertemuan, serta komitmen untuk menjaga kerahasiaan.
1. AUM PTSDL adalah alat untuk mengungkapkan masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan upaya dan penyelenggaraan kegiatan belajar. Alat ini terdiri dari beberapa format untuk mahasiswa dan siswa SD sampai SLTA.
2. Alat ini digunakan untuk mengungkap masalah belajar terkait prasyarat materi, keterampilan, sarana, kondisi pribadi, dan lingkungan belajar. Hasilnya digunakan se
Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pamekasan tentang etika pergaulan dengan teman sebaya. Rencana ini mencakup tujuan, sasaran, metode, waktu, dan tahapan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok beserta evaluasinya.
Hairshop studio servicios de coloraci坦nCarolina Diaz
1. The document outlines a lesson plan for a Year 2 class about appreciating one's body parts.
2. The lesson includes singing a song about different body parts, dividing students into groups to act out parts of the song, and having students draw and color their favorite body part.
3. The goals are for students to be able to sing the song correctly, perform an action song in groups, and illustrate their favorite body part.
Pendekatan konseling analisis transaksional dan realitas memberikan pandangan tentang hakikat manusia sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk menentukan dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas keputusannya. Kedua pendekatan ini berfokus pada perilaku saat ini untuk memenuhi kebutuhan dasar secara konstruktif.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan konseling Solution Focused Brief Therapy (SFBT). SFBT didasarkan pada pandangan filsafat postmodern dan berfokus pada solusi daripada masalah. SFBT memandang manusia mampu membangun solusi dan tidak terpaku pada masalah.
Terapi client-centered berlandaskan pandangan bahwa manusia memiliki dorongan untuk aktualisasi diri. Menurut Rogers, manusia menyusun diri berdasarkan persepsinya sendiri tentang kenyataan. Klien memiliki kemampuan untuk memahami penyebab ketidakbahagiaan dan melakukan perubahan diri. Perubahan akan terjadi jika terapis membangun hubungan yang ditandai kehangatan, penerimaan, dan empati.
Dokumen tersebut membahas berbagai teknik dasar yang digunakan dalam proses konseling, seperti teknik acceptance untuk menerima konseli, opening untuk memulai komunikasi, dan refleksi perasaan untuk memantulkan emosi konseli. Dokumen ini juga menjelaskan teknik-teknik lain seperti klarifikasi, ringkasan, dan konfrontasi untuk mengungkap kesenjangan pandangan antara konselor dan konseli.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Konseling realitas adalah pendekatan yang menekankan tanggung jawab individu atas tingkah lakunya dan membantu mereka mencapai identitas keberhasilan dengan memenuhi kebutuhan dasar melalui perilaku yang sesuai dengan realitas. Pendekatan ini dikembangkan oleh William Glasser pada tahun 1960-an dan berfokus pada teknik seperti permainan peran dan memberikan hadiah untuk perilaku yang bertanggung jawab.
Makalah ini membahas pendekatan konseling client centered yang dikembangkan oleh Carl Rogers. Client centered merupakan pendekatan humanistik yang berfokus pada pertumbuhan pribadi klien dengan membantu klien menemukan solusi masalahnya sendiri. Proses konseling client centered didasarkan pada empati, penerimaan, dan hubungan antara konselor dan klien.
IPBI
ABKIN
MGBKN
Organisasi油adalah suatu油wadah perkumpulan油orang-orang yang memiliki tujuan bersama.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut kealian dari para pekerja nya.
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
Dokumen tersebut membahas tentang penstrukturan dalam proses konseling. Penstrukturan digunakan untuk memberikan batasan agar proses konseling berjalan sesuai tujuan. Terdapat beberapa bentuk penstrukturan seperti batasan waktu, tindakan, peran, dan masalah. Fungsi penstrukturan adalah memfasilitasi tanggung jawab klien, memecahkan masalah, dan melindungi klien. Tujuan penstrukturan adalah menjelaskan peran
Dokumen tersebut membahas tentang eksistensialisme humanistik dalam konseling. Secara garis besar, dokumen menjelaskan konsep dasar eksistensialisme humanistik, pandangan manusia, tujuan, karakteristik, peran konselor, tahapan dan teknik konseling eksistensialisme humanistik. Dokumen juga membahas asumsi perilaku bermasalah dan contoh kasus penerapannya.
Dokumen tersebut merupakan verbatim dari sesi konseling kelompok tahap awal yang membahas tentang pengenalan anggota kelompok, penentuan aturan dan kesepakatan dalam kelompok konseling seperti jenis kelompok (tertutup atau terbuka), frekuensi pertemuan, durasi dan tempat pertemuan, serta komitmen untuk menjaga kerahasiaan.
1. AUM PTSDL adalah alat untuk mengungkapkan masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan upaya dan penyelenggaraan kegiatan belajar. Alat ini terdiri dari beberapa format untuk mahasiswa dan siswa SD sampai SLTA.
2. Alat ini digunakan untuk mengungkap masalah belajar terkait prasyarat materi, keterampilan, sarana, kondisi pribadi, dan lingkungan belajar. Hasilnya digunakan se
Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pamekasan tentang etika pergaulan dengan teman sebaya. Rencana ini mencakup tujuan, sasaran, metode, waktu, dan tahapan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok beserta evaluasinya.
1. The document outlines a lesson plan for a Year 2 class about appreciating one's body parts.
2. The lesson includes singing a song about different body parts, dividing students into groups to act out parts of the song, and having students draw and color their favorite body part.
3. The goals are for students to be able to sing the song correctly, perform an action song in groups, and illustrate their favorite body part.
Este documento describe el rol del estudiante en l鱈nea en un curso de desarrollo de software. Explica que el estudiante en l鱈nea debe ser proactivo y responsable en sus actividades de aprendizaje, participando activamente y manejando su propio ritmo de estudio de forma autogestiva sin limitaciones de tiempo o espacio. Tambi辿n describe c坦mo el estudiante puede interactuar con compa単eros y el docente, as鱈 como utilizar recursos en internet para enriquecer su aprendizaje. Finalmente, ofrece recomendaciones interpersonales y retos para el estudiante en
El documento habla sobre los t鱈tulos uniformes y c坦mo se usan en catalogaci坦n bibliogr叩fica. Explica que los t鱈tulos uniformes se usan para agrupar todas las manifestaciones de una obra bajo un 炭nico t鱈tulo, ya sea cuando una obra se publica con t鱈tulos variables o cuando el t鱈tulo difiere del nombre por el que es m叩s conocida la obra. Adem叩s, los t鱈tulos uniformes ayudan a diferenciar obras con el mismo t鱈tulo y organizan el cat叩logo de una biblioteca.
This document provides a job performance evaluation form for evaluating the performance of a workflow coordinator. It includes sections for reviewing performance factors, identifying employee strengths and areas for improvement, setting a plan for improved performance, and obtaining signatures. It also lists additional resources on performance appraisal phrases and methods that can be used when filling out the evaluation form.
"Knowing Your Customers Before It's Too Late" SEMA Education Days 2014Tim Hayden
油
The document discusses the mobile commerce revolution and how businesses can leverage mobile commerce. It recommends that businesses understand their customers, develop a mobile strategy before focusing on technology, test strategies, follow customers and data, build relationships, explore payment options, and engage customers where they are through triggers and rich media content. The key is converting mobile users into long-term relationships.
Hyatt Regency Transforms Guest Experiences and Bottom Line with Cisco Wi-Fi a...Cisco Mobility
油
Hyatt Regency Santa Clara transforms guest experiences and grows its bottom line with
Cisco enhanced Wi-Fi and analytics.
Cisco速 Connected Mobile Experiences(CMX) solution detects, connects, and
engages users anywhere in the hotel.
Learn more: http://www.cisco.com/c/en/us/products/wireless/wireless-case-study-hyatt.html
La narracion y descripcion .. lenguaje y comunicacionMaxicar
油
Este documento compara la narraci坦n y la descripci坦n. Explica que la narraci坦n es el relato de acontecimientos de personajes en un lugar y tiempo, mientras que la descripci坦n representa verbalmente un objeto, persona o emoci坦n. Tambi辿n describe las caracter鱈sticas de cada uno, como la estructura de la narraci坦n con introducci坦n, nudo y desenlace, y el proceso de descripci坦n en tres etapas: observaci坦n, ordenamiento e interpretaci坦n.
Este documento discute la falta de responsabilidad de los padres en la educaci坦n de sus hijos. Explica que aunque la ley ecuatoriana establece claramente las obligaciones de los padres, muchos no cumplen con ellas. Realiza una encuesta que muestra que la mayor鱈a de padres no asiste a reuniones convocadas por los maestros y la mitad no participa en resolver problemas de la escuela. A pesar de que todos dicen conocer sus responsabilidades, no todos las aplican, lo que perjudica el aprendizaje de los estudiantes.
Presentasi ini menyajikan pendekatan konseling melalui pendekatan client centred
Penggunaan presentasi ini sebagai referensi dalam penulisan ilmiah (seperti makalah, skripsi) dan populer (majalah, blog), mohon dicantumkan dalam daftar pustaka / referensi sebagai berikut :
Wiyadnya, I Gde. dkk. 2012. "Pendekatan Konseling Client Centred", Presentasi tidak dipublikasikan, Jakarta: STAH Dharma Nusantara.
Buku psikologi konseling ini membahas berbagai konsep dasar dan teknik-teknik dalam konseling, mulai dari definisi, peran klien dan konselor, hingga model-model dan pendekatan konseling. Bab-babnya menjelaskan pentingnya komunikasi, motivasi, dan manajemen waktu dalam proses konseling untuk membantu klien memecahkan masalahnya.
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
油
Konseling Menurat Pendekatan Humanistik memberikan fokus pada potensi individu untuk memilih dan membuat keputusan sendiri serta menerima diri apa adanya. Pendekatan ini menggunakan teknik client-centered counseling dan memberikan penerimaan, penghargaan, serta pemahaman tanpa syarat untuk membantu klien menemukan solusi masalahnya sendiri.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar Gestalt tentang sifat manusia yang harus dipahami secara keseluruhan dan integral, serta tujuan dan proses konseling Gestalt yang berfokus pada membantu klien menghadapi kenyataan sekarang dan mengembangkan kemandirian."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam konseling seperti non-direktif, rasional emotif, analisis transaksional, dan klinikal.
2. Pendekatan non-direktif menekankan peran sentral klien dan konselor sebagai pendukung pertumbuhan pribadi klien.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam konseling seperti non-direktif, rasional emotif, analisis transaksional, dan klinikal.
2. Pendekatan non-direktif menekankan peran sentral klien dan konselor sebagai pendukung pertumbuhan pribadi klien.
Proses kaunseling melibatkan interaksi antara kaunselor dan klien untuk membantu klien menyelesaikan masalahnya. Ia terdiri daripada 6 peringkat utama: membina hubungan, pengukuran dan diagnosis, membina matlamat, intervensi dan penyelesaian masalah, penamatan dan susulan, serta penyelidikan dan penilaian. Kemahiran mendengar merupakan aspek penting dalam membina hubungan dan memahami klien melal
Dokumen tersebut merangkum pendekatan konseling berpusat pada klien (client centered) yang dikembangkan oleh Carl Rogers. Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi dirinya sendiri dengan menerima diri apa adanya. Peran konselor adalah mendengarkan secara aktif, memberikan empati, dan menerima klien tanpa syarat untuk membantu klien mengeksplorasi di
Modul3 kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatanpjj_kemenkes
油
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatan. Ia menjelaskan bahwa konseling keperawatan merupakan salah satu peran penting perawat dalam memberikan asuhan kesehatan kepada pasien. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip, tujuan, teknik directive dan non-directive dalam melaksanakan konseling keperawatan.
Modul3 kb3 penerapan komunikasi terapeutik dalam konseling keperawatanpjj_kemenkes
油
Pendekatan konseling client centered
1. 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis masih diberi kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini, tanpa suatu halangan apapun.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kepada kita semua menuju jalan
keselamatan, yakni Dinul Islam.
Adapun makalah ini dengan judul Pendekatan konseling Client
Centered merupakan suatu tugas dari mata kuliah Model model Konseling I
dengan tujuan agar pembaca dapat benar-benar mengerti dan memahami isi dari
makalah ini.
Kemudian tentunya dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan.
Dan mudah-mudahan makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita semua,
Amin
25 Maret 2015
Penulis
2. 2
DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................................i
Daftar isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep dasar pendekatan konseling Client Center...........................................3
B. Asumsi perilaku bermasalah pendekatan konseling Client Center..................3
C. Ciri-ciri konseling pendekatan konselingClient Center..................... ............4
D. Tujuan konselor pendekatan konseling Client Center......................................4
E. Peran konselor pendekatan konseling Client Center.......................................5
F. Deskripsi proses konseling pendekatan konseling Client Center....................5
G. Teknik konseling pendekatan konseling Client Center....................................6
H. Kelebihan dan keterbatasan pendekatan Client Center....................................7
I. Contoh penerapan pendekatan Client Center....................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................10
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................iii
3. 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-centered sebagai reaksi
terhadap apa yang disebutkannya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari
psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan client-centered adalah cabang
khusus dari terapi humanistik yang menggaris bawahi tindakan mengalami
klien berikutnya dunia subjektif dan fenomenalnya. Terapis berfungsi
terutarna sebagai penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan jalan
membantu kliennya itu dalam menemukan kesanggupan kesanggupan untuk
memecahkan masalah-masalah. Pendekatan client-centered manaruh
kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi
dan menemukan arahnya sendiri. Hubungan terapeutik antara terapis dan
klien merupakan katalisator bagi perubahan; klien menggunakan hubungan
yang unik sebagai alat unuk meningkatkan kesadaran dan untuk menernukan
sumber-sumber terpendam yang bisa digunakan secara konstruktif dalam
pengubahan hidupnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar pendekatan konseling client centered?
2. Apa asumsi bermasalah pendekatan konseling client centered?
3. Apa ciri-ciri pendekatan konseling client centered?
4. Apa tujuan pendekatan konseling client centered?
5. Apa peran pendekatan konseling client centered?
6. Apa deskripsi pendekatan konseling client centered?
7. Apa teknik pendekatan konseling client centered?
8. Apa kelebihan dan kelemahan pendekatan konseling client centered?
9. Bagaimana contoh pendekatan konseling client centered?
4. 4
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar pendekatan konseling client centered.
2. Mengetahui asumsi bermasalah pendekatan konseling client centered.
3. Mengetahui ciri-ciri pendekatan konseling client centered.
4. Mengetahui tujuan pendekatan konseling client centered.
5. Mengetahui peran pendekatan konseling client centered.
6. Mengetahui deskripsi pendekatan konseling client centered.
7. Mengetahui teknik pendekatan konseling client centered.
8. Mengetahui kelebihan dan kelemahan pendkatan konseling client
centered.
9. Mengetahui contoh penerapan dalam pendekatan konseling client
centered.
5. 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar
Model konseling client centered ini berpusat pada pribadi yang
dikembangkan oleh Carl R. Rogers. Sebagai cabang dari psikologi
humanistik yang menekankan model fenomenologis. Konseling person-
centered mula-mula dikembangkan pada 1940 an sebagai reaksi terhadap
konseling psychoanalytic. Semula dikenal sebagai model nondirektif,
kemudian diubah menjadi client-centered. Carl R. Rogers mengembangkan
terapi client-centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya
keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Terapis berfugsi
terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi seseorang dengan jalan
membantunya dalam menemukan kesanggupan-kesanggupan untuk
memecahkan masalah-masalah. Pendekatan client centered ini menaruh
kepercayaan yang besar pada kesanggupan seseorang untuk mengikuti jalan
terapi dan menemukan arahnya sendiri.
2.2 Asumsi Dasar Pendekatan Konseling Client Centered
Individu memiliki kapasitas untuk membimbing, mengatur,
mengarahkan, dan mengendalikan dirinya sendiri apabila ia diberikan
kondisi tertentu yang mendukung
Individu memiliki potensi untuk memahami apa yang terjadi dalam
hidupnya yang terkait dengan tekanan dan kecemasan yang ia rasakan.
Individu memiliki potensi untuk mengatur ulang dirinya sedemikian rupa
sehingga tidak hanya untuk menghilangkan tekanan dan kecemasan yang
ia rasakan, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan diri dan mencapai
kebahagiaan.
6. 6
2.3 Ciri - Ciri Pendekatan Client Centered
Berikut ini uraian ciri-ciri pendektan Client Centered dari Rogers :
1. Client dapat bertanggungjawab, memiliki kesanggupan dalam
memecahkan masalah dan memilih perliku yang dianggap pantas bagi
dirinya.
2. Menekankan dunia fenomenal client. Dengan empati dan pemahaman
terhadap client, terapis memfokuskan pada persepsi diri client dan
persepsi client terhadap dunia.
3. Prinsip-prinsip psikoterapi berdasarkana bahwa hasrat kematangan
psikologis manusia itu berakar pada manusia sendiri. Maka psikoterapi
itu bersifat konstrukstif dimana dampak psikoteraputik terjadi karena
hubungan konselor dan client. Karena hal ini tidak dapat dilakukan
sendirian (client).
4. Efektifitas teraputik didasarkan pada sifat-sifat ketulusan, kehangatan,
penerimaan nonposesif dan empati yang akurat.
5. Pendekatan ini bukanlah suatu sekumpulan teknik ataupun dogma. Tetapi
berakar pada sekumpulan sikap dan kepercayaan dimana dalam proses
terapi, terapis dan client memperlihatkan kemanusiawiannya dan
partisipasi dalam pengalaman pertumbuhan.
2.4 Tujuan Konseling Client Centered
1. Menciptakan suasana yang kondusif bagi klien untuk mengeksplorasi diri
sehingga dapat mengenal hambatan pertumbuhannya .
2. Membantu klien agar dapat bergerak ke arah keterbukaan, kepercayaan
yang lebih besar kepada dirinya, keinginan untuk menjadi pribadi yang
mandiri dan meningkatkan spontanitas hidupnya.
3. Menyediakan iklim yang aman dan percaya dalam pengaturan konseling
sedemikian sehingga konseli, dengan menggunakan hubungan konseling
untuk self-exploration, menjadi sadar akan blok/hambatan ke
pertumbuhan.
7. 7
2.5 Peran Konselor dalam Teknik Clien Centered
1. Konselor berperan sebagai fasilitator, yaitu konselor hanya mengarahkan
klien agar mereka dapat mengambil keputusan dan memecahkan
masalahnya sendiri dengan tepat sesuai keinginan klien dan tentunya
dengan arahan yang tepat pula.
2. Konselor merefleksikan perasaan-perasaan klien, sedangkan arah
pembicaraan ditentukan oleh klien.
3. Konselor menerima individu dengan sepenuhnya dalam keadaan atau
kenyataan yang bagaimanapun.
4. Konselor memberi kebebasan kepada klien untuk mengekspresikan
perasaan sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya.
5. Konselor harus dapat membuat klien merasa nyaman, menghormati klien,
dan menghargai klien apa adanya.
6. Konselor tidak membiarkan klien berjalan sendiri jika pada suatu ketika
menemukan sendiri apa yang ingin dicapai, tetapi konselor tetap mengatur
proses konseling menurut fase-fase tertentu dengan mengambil pula
langkah-langkah kerja tertentu.
2.6 Deskripsi Proses Konseling
Proses-proses yang terjadi dalam konseling dengan menggunakan
pendekatan Client Centered adalah sebagai berikut :
1. Konseling memusatkan pada pengalaman individual.
2. Konseling berupaya meminimalisir perasaan terancam, dan
memaksimalkan serta menopang eksplorasi diri. Perubahan perilaku
datang melalui pemanfaatan potensi individu untuk menilai
pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan mendapat tilikan
perasaan yang mengarah pada pertumbuhan.
3. Melalui penerimaan terhadap klien, konselor membantu untuk
menyatakan, mengkaji dan memadukan pengalaman-pengalaman
sebelumnya ke dalam konsep diri.
8. 8
4. Dengan redefinisi dan pengalaman maka individu mencapai penerimaan
diri dan menjadi orang yang berkembang penuh.
2.7 Teknik Konseling Client Centered
Dalam penerapannya, konseling dengan teknik client-centered
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Congruence yaitu keselarasan antara pikiran dan perilaku konselor dengan
klien. Ketika seorang klien mengatakan keengganannya mengunjungi
konselor karena baginya membuang-buang waktu konselor, maka sikap
konselor yang ditunjukkan bahwa bagi konselor hal ini tidak akan
mebuang-buang waktunya dan mengungkapkan bahwa konselor ingin
bertemu dengan klien dilain waktu lagi jika konselor bersedia.
2. Unconditional positive regard yaitu penerimaan dan penghargaan tanpa
syarat. Ketika klien mengatakan bahwa masalahnya tidak akan berhasil
diselesaikan maka konselor dapat bersikap dengan memberikan percayaan
pada klien bahwa ia dapat menyelesaikan masalahnya dan konselor akan
menerima klien apabila ia bersedia datang kembali.
3. Empathic understanding yaitu menyelami alam perasaan konseli/seolah-
olah konselor mengenakan kepribadian konseli. Saat klien menceritakan
suatu kejadian, maka konselor mencoba memahami situasi saat itu yang
terjadi pada klien dan mencoba mendapatkan tanggapan kembali dari klien
dengan lebih banyak informasi.
4. Relationship yaitu konselor menjalin hubungan yang baik dengan konseli.
Artinya bahwa hubungan antarpribadi konselor dan klien yang saling
berkomunikasi menjadi kunci sukses atau gagalnya proses wawancara
konseling.
2.8 Kelebihan dan Kelemahan Teknik Konseling Client Centered
Kelebihan
a. Menekankan pada peranan klien sendiri sebagai pihak yang akhirnya
menentukan keberhasilan atau kegagalan proses konseling sesuai
dengan keinginan klien.
9. 9
b. Klien diberi kebebasan untuk menentukan apa yang akan diubahnya
pada diri sendiri.
c. Lebih mementingkan hubungan antarpribadi.
d. Lebih mementingkan konsep diri (penghayatan dan kesadaran tentang
dirinya sendiri).
e. Konselor menunjukkan sikap penuh pemahaman dan penerimaan.
f. Tingginya rasa menghargai terhadap apa yang menjadi keputusan
klien.
g. Lebih pada penekanan emosi, perasaan dan afektif dalam konseling
Kelemahan
a. Tidak semua klien dapat menangkap makna dari apa yang diterapkan
oleh konselor, sehingga mereka merasa seolah-olah dibiarkan
berputar-putar dalam dirinya sendiri tanpa ada tujuan dan arah yang
jelas.
b. Teknik client-centered counseling kurang tepat untuk diterapkan pada
klien yang memiliki tingkat kecerdasan yang biasa-biasa saja , karena
bisa menimbulkan kebingungan daripada klien untuk berbuat apa dan
harus bagaimana.
c. Tidak semua konselor bisa mempraktekan terapi Client-Centered,
sebab banyak konselor yang tidak mempercayai filsafat yang
melandasinya
2.9 Contoh Penerapan Terapi Client Centered di Sekolah
Dalam proses belajar mengajar
Filsafat yang mendasari teori client centered memiliki penerapan
langsung pada proses belajar. Seperti pandangannya terhadap terapis dan
client, guru berperan sebagai alat yang menciptakan atmosfer yang
positif dan siswa dipandang sebagai manusi yang dapat
bertanggungjawab dan menemukan masalah-masalah yang penting yang
berkaitan dengan keberadaan dirinya. Siswa bisa terlibat dalam kegiatan
belajar bermakna, jika guru menciptakan iklim kebebasan dan
kepercayaan. Fungsi guru seperti yang dijalankan terapis kesejatian,
10. 10
ketulusan, keterbukaan, penerimaan, pengertian, empati dan kesediaan
untuk membiarkan para siswa untuk mengeksplorasi materi yang
bermakna menciptakan atmosfer dimana kegiatan belajar yang signifikan
bisa berjalan.
11. 11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi client-centered berlandaskan suatu filsafat tentang manusia yang
menekankan bahwa kita memiliki dorongan bawaan kepada aktualisasi diri.
Selain itu, Rogers memandang manusia secara fenomenologis, yakni ia
baranggapan bahwa manusia menyusun dirinya sendiri menurut persepsinya-
persepsinya tentang kenyataan. Orang termotivasi untuk mengaktualkan diri
dalam kenyataan yang dipersepsinya. Teori Rogers berlandaskan dalil bahwa
klien memiliki kesanggupan untuk memahami faktor-faktor yang ada dalam
hidupnya yang menjadi penyebab ketidak bahagiaan. Klien juga memiliki
kesanggupan untuk mengarahka diri dan melakukan perubahan pribadi yang
konstruktif.
Perubahan pribadi akan timbul jika terapis yang selaras bisa
membangun hubungan dengan kliennya, suatu hubungan yang ditandai oleh
kehangatan, penerimaan, dan pengertian empatik yang akurat. Terapi client-
centered menempatkan tanggung jawab utama terhadap arah terapi pada
klien. Tujuan-tujuan umumnya ialah: menjadi lebih terbuka kapada
pengalaman, mempercayai organismenya sendiri, mengembangkan evaluasi
ineternal, kesediaan untuk menjadi suatu proses, dan dengan cara-cara lain
bergerak menuju taraf-taraf yang lebih tinggi dari aktualisasi diri. Terapis
tidak mengajukan tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang spesifik kepada klien.
Terapi client-centered menitikberatkan hubungan pribadi antara klien dan
terapis. Sikap-sikap terapis lebih penting dari pada teknik-teknik,
pengetahuan atau teori. Jika terapis menunjukkan dan mengomunikasikan
kepada kliennya bahwa terapis adalah pribadi yang selaras, secara hangat dan
tak bersyarat menerima perasaan-perasaan dan kepribadian klien, dan mampu
mempersepsi secara peka.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui paling tidak sedikit
tentang apa itu Pendekatan Konseling Client Centered? Akan tetapi, karena
12. 12
setiap manusia memiliki keterbatasan dan kekurangan maka penulis
mengharapkan kritik dan dan saran dari dosen pembimbing mata kuliah ini
serta dari temanteman seperjuangan juga. Sebab jalan menuju kesempurnaan
adalah dengan saling mengisi. Seperti halnya dengan makalah ini dengan
adanya kritikan serta saran dari pihak yang terkait maka makalah ini menuju
jalan kesempurnaan.
13. 13
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Winkel.1994. Bimbingan dan Konseling diIntitusi Pendidikan. Grasindo. Jakarta.