Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kajian InfografisIWAN SUKMA NURICHT
油
Infografis Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), sesuai dalam
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter hadir dengan pertimbangan bahwa dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab, pemerintah memandang perlu penguatan pendidikan karakter. Maka atas dasar pertimbangan tersebut, pada tanggal 6 September 2017, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Perpres 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter disebutkan, Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Dokumen tersebut membahas dinamika perkembangan kurikulum 2013 di Indonesia, termasuk kebijakan kurikulum, kerangka pengembangan kurikulum, perbaikan dokumen kurikulum, dan ide dasar pengembangan kurikulum 2013."
Dokumen tersebut membahas dinamika perkembangan kurikulum 2013 di Indonesia, termasuk kebijakan kurikulum, kerangka pengembangan kurikulum, ide kurikulum, dan perbaikan dokumen kurikulum 2013."
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter dan tantangan guru masa kini. Ia menjelaskan pentingnya pendidikan karakter untuk membentuk siswa yang berkarakter dan berkompetensi abad 21 serta perlunya mempersiapkan guru agar mampu menghadapi tantangan globalisasi dan generasi muda saat ini."
Peraturan Presiden ini mengatur tentang penguatan pendidikan karakter di Indonesia melalui penyelenggaraan program penguatan pendidikan karakter di berbagai jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan melibatkan satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat.
Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk siswa menjadi manusia yang baik melalui penanaman nilai-nilai utama seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, ingin tahu, dan semangat kebangsaan. Nilai-nilai tersebut ditanamkan secara terpadu melalui kurikulum akademik dan kegiatan sekolah. Guru berperan mengintegrasikan pendidikan karakter dalam
Dokumen ini membahas strategi pendidikan karakter bangsa di sekolah, termasuk 18 pilar karakter utama, prinsip penerapannya melalui seluruh mata pelajaran dan kegiatan sekolah, serta evaluasi berkelanjutan untuk mengukur pencapaian siswa. Dokumen ini juga menyarankan perubahan kurikulum dan pengajaran di sekolah untuk lebih menekankan pendidikan karakter.
Dokumen tersebut membahas strategi pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia, mulai dari tingkat nasional hingga satuan pendidikan. Strateginya mencakup sosialisasi, pengembangan regulasi, peningkatan kapasitas, implementasi, kerjasama, dan monitoring evaluasi. Pendidikan karakter akan diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar, pengembangan budaya sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan di rumah dan masyarakat. Satuan p
Dokumen tersebut membahas strategi pendidikan karakter yang diusung Kementerian Pendidikan Nasional untuk membentuk karakter peserta didik melalui pengembangan kecerdasan hati, pikir, rasa, dan raga secara berimbang dan terintegrasi di sekolah, keluarga, dan masyarakat."
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan LokalIndra Lasmana
油
Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dianggap penting untuk membentuk karakter anak bangsa. Kearifan lokal merupakan nilai-nilai kebaikan yang telah mengakar dalam suatu daerah dan dapat dijadikan pedoman untuk membangun karakter anak. Integrasi nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran di sekolah dasar diharapkan dapat membentuk karakter anak secara positif.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tiga basis pendekatan implementasi pendidikan karakter yaitu berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat. Dokumen juga menjelaskan pengintegrasian nilai-nilai utama pendidikan karakter dalam kurikulum melalui intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Peraturan Presiden ini mengatur tentang penguatan pendidikan karakter di Indonesia melalui penyelenggaraan program penguatan pendidikan karakter di berbagai jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan melibatkan satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat.
Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk siswa menjadi manusia yang baik melalui penanaman nilai-nilai utama seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, ingin tahu, dan semangat kebangsaan. Nilai-nilai tersebut ditanamkan secara terpadu melalui kurikulum akademik dan kegiatan sekolah. Guru berperan mengintegrasikan pendidikan karakter dalam
Dokumen ini membahas strategi pendidikan karakter bangsa di sekolah, termasuk 18 pilar karakter utama, prinsip penerapannya melalui seluruh mata pelajaran dan kegiatan sekolah, serta evaluasi berkelanjutan untuk mengukur pencapaian siswa. Dokumen ini juga menyarankan perubahan kurikulum dan pengajaran di sekolah untuk lebih menekankan pendidikan karakter.
Dokumen tersebut membahas strategi pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia, mulai dari tingkat nasional hingga satuan pendidikan. Strateginya mencakup sosialisasi, pengembangan regulasi, peningkatan kapasitas, implementasi, kerjasama, dan monitoring evaluasi. Pendidikan karakter akan diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar, pengembangan budaya sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan di rumah dan masyarakat. Satuan p
Dokumen tersebut membahas strategi pendidikan karakter yang diusung Kementerian Pendidikan Nasional untuk membentuk karakter peserta didik melalui pengembangan kecerdasan hati, pikir, rasa, dan raga secara berimbang dan terintegrasi di sekolah, keluarga, dan masyarakat."
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan LokalIndra Lasmana
油
Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dianggap penting untuk membentuk karakter anak bangsa. Kearifan lokal merupakan nilai-nilai kebaikan yang telah mengakar dalam suatu daerah dan dapat dijadikan pedoman untuk membangun karakter anak. Integrasi nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran di sekolah dasar diharapkan dapat membentuk karakter anak secara positif.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tiga basis pendekatan implementasi pendidikan karakter yaitu berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat. Dokumen juga menjelaskan pengintegrasian nilai-nilai utama pendidikan karakter dalam kurikulum melalui intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
1. Dokumen tersebut membahas kebijakan pemerintah terkait penguatan pendidikan karakter dan pengembangan kurikulum 2013 di Indonesia.
2. Termasuk di dalamnya adalah arahan khusus presiden untuk meningkatkan pendidikan vokasi dan program KIP serta gerakan penguatan pendidikan karakter.
3. Dokumen ini juga menjelaskan regulasi pendukung, definisi, tujuan, dan implementasi penguatan pendidikan karakter di sekolah beserta pra
Dokumen tersebut membahas tentang penguatan pendidikan karakter di Indonesia, yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental. Pendidikan karakter dipandang penting untuk membangun karakter generasi muda Indonesia agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas peningkatan pendidikan karakter bangsa berbasis nilai-nilai agama di Indonesia.
2. Tujuannya adalah membentuk generasi emas 2045 dengan karakter yang kuat melalui pengintegrasian pendidikan karakter di berbagai aspek sekolah.
3. Metode yang digunakan adalah pengembangan kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan keterlibatan masyarakat.
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) bertujuan untuk memperkuat karakter siswa melalui pengembangan empat dimensi, yaitu olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga. PPK akan dilaksanakan secara bertahap di sekolah-sekolah untuk membentuk siswa memiliki karakter dan kompetensi abad ke-21.
TUGAS KELOMPOK 2_EKSPLORASI SOSIO-KULTURAL_MODUL 1.1.pptxOmahSinaoe
油
Dokumen tersebut membahas tentang konteks sosio-kultural dalam pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Terdapat diskusi mengenai kekuatan konteks sosio-kultural di beberapa daerah seperti Kebumen dan Karanganyar yang sejalan dengan pemikiran KHD, seperti gotong royong, budaya 5S, dan kegiatan jumat pembiasaan. Juga dibahas mengenai penerapan sistem Among untuk menguatkan karakter murid.
1. Dokumen tersebut membahas kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
2. Penguatan Pendidikan Karakter bertujuan untuk menyiapkan generasi emas Indonesia 2045 yang memiliki karakter dan kecakapan abad 21.
3. Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter dilakukan melalui pendidikan karakter di sekolah, keluarga, dan masyarakat berdasarkan nilai-nilai Pancas
1. Kebijak & Dinamika Perkemb Kur 2013.pptxYuhanidhaSiti
油
Kurikulum 2013 terus mengalami perbaikan untuk meningkatkan implementasinya. Perbaikan terakhir pada 2016 memperbaiki koherensi antar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar serta menata ulang pengembangan sikap spiritual dan sosial di semua mata pelajaran.
Kamus Bergambar Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Bahasa ArabEko Supriyadi
油
Pemerintah mengumumkan paket stimulus ekonomi baru untuk menyelamatkan bisnis dan pekerjaan. Stimulus ini meliputi insentif pajak, bantuan langsung untuk UMKM, serta subsidi upah bagi perusahaan yang menahan PHK.
Buku pegangan ini memberikan panduan kepada guru dalam melaksanakan penilaian berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yang mencakup penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Permendikbud nomor 16 tahun 2019 salinanEko Supriyadi
油
Dokumen tersebut merupakan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan tentang perubahan atas peraturan sebelumnya mengenai penataan linieritas guru bersertifikat. Peraturan baru ini mengubah lampiran pada peraturan sebelumnya dan mulai berlaku sejak diundangkan dengan daya laku surut sejak tanggal tertentu.
1. menguasai karakteristik peserta didikEko Supriyadi
油
Dokumen tersebut membahas tentang kompetensi pedagogik guru yang terdiri dari tujuh aspek dan empat puluh lima indikator. Aspek-aspek tersebut adalah menguasai karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran, pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran, pengembangan potensi peserta didik, komunikasi dengan peserta didik, dan penilaian serta evaluasi.
Jabatan fungsional guru dan angka kreditnyaEko Supriyadi
油
Dokumen tersebut membahas tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dokumen ini menjelaskan tentang pengertian jabatan fungsional guru dan angka kredit, rumpun jabatan, jenis guru, kedudukan dan tugas utama guru, kewajiban, tanggung jawab dan kewenangan guru, unsur dan sub unsur kegiatan yang dinilai angka kreditnya, jenjang jabatan dan pangkat guru, serta rincian tugas guru kelas, g
Teori X dan Y menjelaskan dua pandangan manajer terhadap pegawai. Teori X menganggap pegawai pemalas yang menghindari pekerjaan, sementara Teori Y meyakini pegawai dapat bekerja dengan baik tanpa pengawasan ketat. Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor untuk membedakan pemimpin dan bukan pemimpin.
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah dasar melalui pengembangan soal-soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi (HOTS). Termasuk di dalamnya adalah latar belakang perlunya pengembangan HOTS, konsep soal HOTS, dan langkah-langkah menyusun soal HOTS.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang 4 tipe kepribadian menurut teori Myers-Briggs yaitu:
1. Melankolis yang pemikir, pesimis dan menyukai kesempurnaan
2. Sanguin yang mudah bergaul, gembira dan banyak bicara
3. Koleris yang optimis, pemimpin dan pelaku
4. Plegmatis yang pengamat dan damai
Lembar kerja ini digunakan untuk menelaah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan memeriksa berbagai aspek seperti identitas, kompetensi inti dan dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi, langkah pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Penelaah akan memberikan penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Format pengamatan praktik pelaksanaan pembelajaran dan penilaian terdiri dari aspek pendahuluan, kegiatan inti, penilaian, dan penutup. Aspek-aspek tersebut dinilai berdasarkan kriteria sangat baik, baik, cukup, dan perlu bimbingan. Format ini digunakan untuk menilai pelaksanaan pembelajaran dan penilaian guru model.
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraDadang Solihin
油
Banyak pertanyaan tentang bagaimana nasib Jakarta setelah tidak menjadi Ibu Kota Negara lagi. Sebagian besar masyarakat berkomentar bahwa Jakarta akan menjadi pusat bisnis. Jakarta diproyeksikan akan menjadi pusat ekonomi nasional pasca pemindahan ibu kota negara. Tentunya hal ini akan membuat Jakarta tetap akan menjadi magnet bagi investor, masyarakat ataupun pemerintah. Kawasan penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diproyeksikan akan menjadi kawasan aglomerasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Kanaidi ken
油
bagi Para Karyawan *PT. Tri Hasta Karya (Cilacap)* yang diselenbggarakan di *Hotel H! Senen - Jakarta*, 24-25 Februari 2025.
-----------
Narasumber/ Pemateri Training: Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CBCM
HP/Wa Kanaidi: 0812 2353 284,
e-mail : kanaidi63@gmail.com
----------------------------------------
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaDadang Solihin
油
Tujuan penyusunan naskah masukan untuk peta jalan strategis keangkasaan Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional dan Visi Indonesia Emas 2045.
3. DefinisiGerakan pendidikan di sekolah
untuk memperkuat karakter
siswa melalui harmonisasi olah
hati (etik), olah rasa (estetik),
olah pikir (literasi), dan olah
raga (kinestetik) dengan
dukungan pelibatan publik dan
kerja sama antara sekolah,
keluarga, dan masyarakat yang
merupakan bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental
(GNRM)
Urgensi
1. Pembangunan SDM
merupakan pondasi
pembangunan bangsa.
2. Menuju Generasi Emas 2045
dengan dibekali Keterampilan
abad 21 : Kualitas Karakter,
Literasi Dasar, dan Kompetensi
4C (Critical thinking, Creativity,
Communication, and
Collaboration).
3. Membekali siswa menghadapi
kondisi degradasi moral, etika,
dan budi pekerti.
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)
4. 4
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi dan Tujuan
Pendidikan Nasional.pptx
b. Agenda Nawacita No. 8
Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian
dari revolusi mental.
c. Trisakti
Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.
d. RPJMN 2015-2019
Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-
nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam
mata pelajaran
e. Mempersiapkan Generasi Emas 2045
yang bertaqwa, nasionalis, tangguh, mandiri, dan memiliki keunggulan bersaing secara global.
f. Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud untuk memperkuat pendidikan karakter.
4
Rasional
5. 55
Tantangan
a. Optimalisasi pengembangan potensi siswa secara harmonis
melalui keseimbangan olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah raga (kinestetik)
b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia
c. Membangun sinergi dan tanggungjawab terhadap pendidikan karakter anak
antara sekolah, orang tua dan masyarakat
d. Tantangan globalisasi
Memperkuat kemampuan beradaptasi terhadap perubahan melalui penumbuhan nilai-nilai religiusitas dan kearifan lokal
bangsa
e. Terbatasnya pendampingan orang tua
Perlu peningkatan kualitas hubungan orang tua dengan anak di rumah dan lingkungannya
f. Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur
Prasana dan sarana sekolah, aksesibilitas dan sarana transportasi ke sekolah (jalur lembah, hutan, sungai, dan laut),
sehingga PPK perlu diimplementasikan bertahap.
6. Religius
Jujur
Toleransi
Disiplin
Kerja Keras
Kreatif
Mandiri
Demokratis
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah Air
Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Cinta Damai
Gemar Membaca
Peduli Lingkungan
Peduli Sosial
Tanggung Jawab
(dan lain-lain)
Nilai-nilai Karakter
Olah Hati
Olah
Pikir
Olah
Karsa
Olah
Raga
Filosofi Pendidikan Karakter
Ki Hajar Dewantara
Kristalisasi Nilai-Nilai
6
(Etika)
(Literasi)(Kinestetika)
(Estetika)
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter
UTAMA
7. FOKUS PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
1. Struktur Program
Jenjang dan Kelas
Ekosistem Sekolah
Penguatan kapasitas guru
2. Struktur Kurikulum
PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan ko-
kurikuler
PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler
PPK melalui kegiatan non-kurikuler
3. Struktur Kegiatan
Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter di
lingkungan sekolah berdasarkan 4 dimensi
pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara
(Olah pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah
raga)
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS
Integrasi dalam mata pelajaran
Optimalisasi muatan lokal
Manajemen kelas
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT
Orang tua
Komite Sekolah
Dunia usaha
Akademisi, pegiat pendidikan,
Pelaku Seni & Budaya, Bahasa & Sastra
Pemerintah & Pemda
KELUARAN
Pembentukan individu yang memiliki
karakter dan kompetensi abad 21
HASIL
Olah pikir: Individu yang memiliki
keunggulan akademis sebagai hasil
pembelajaran dan pembelajar
sepanjang hayat
Olah hati: Individu yang memiliki
kerohanian mendalam, beriman dan
bertakwa
Olah rasa dan karsa: Individu yang
memiliki integritas moral, rasa
berkesenian dan berkebudayaan
Olah raga: Individu yang sehat dan
mampu berpartisipasi aktif sebagai
warga negara
PELIBATAN PUBLIK
Orang tua Komite Sekolah Dunia Usaha Akademisi/Pegiat Pendidikan Pelaku Seni & Budaya Pemerintah & Pemda
Komunikasi Mediasi CSR Partisipasi Sumber belajar Kolaborasi sumber daya:
Komitmen Mobilisasi sumber daya Sumber Belajar Advokasi ABK/kelompok Marjinal Komunitas Bahasa Kemdagri, Kemenag,
Konsistensi Pengawasan Media Massa Literasi Taman Budaya Kemenkes, Kemenhan,
Finansial Program inovasi Sanggar Seni Kemendes, TNI/Polri
Berbagi Pengetahuan Museum Pemprov/Kota/Kab
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
BUDAYA SEKOLAH
Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian
sekolah
Keteladanan pendidik
Ekosistem sekolah
Norma, peraturan, dan tradisi sekolah
KONSEP DASAR PPK
7
8. SIMULASI MODEL IMPLEMENTASI PPK
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Nilai Karakter**
Waktu
Penguatan Nilai Utama:
Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas
Kegiatan PPK
bersama orang tua:
Interaksi dengan
orang tua dan
lingkungan / sesama
Waktu
Belajar*
Kegiatan Pembiasaan:
Memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu
Nasional, dan berdoa bersama, kegiatan literasi.
Kegiatan Intra-Kurikuler:
Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler:
Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan
orang tua & masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, Kesenian, Bahasa &
Sastra, KIR, Jurnalistik, Olahraga, dsb.
Kegiatan Pembiasaan:
Sebelum menutup hari Siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa
bersama.
*Durasi waktu tidak mengikat dan disesuaikan dengan kondisi sekolah
** Nilai-nilai karakter disesuaikan dengan GNRM, kreativitas sekolah, dan kearifan lokal
8
9. 9
ILUSTRASI IMPLEMENTASI PPK
Menghargai religiusitas dan
keberagaman (Yayasan Sultan
Iskandar Muda, Medan)
Pramuka dapat mengajarkan nilai-nilai
mandiri, kerja keras dan gotong
royong.
Persatuan Indonesia dengan
mencintai dan menghormati
keberagaman budaya di Indonesia.
Foto: internet, Flickr I Gede L. Kantiana & awr05, Antara
Upacara
bendera setiap
hari Senin di
sekolah menjadi
salah satu
aktualisasi
nilai-nilai
nasionalisme.
9
10. Tujuan PPK
Implementasi nilai
GNRM
Isi Modul PPK
Olah raga
Olah pikir
Olah rasa
Olah hati
Pengembangan
kapasitas pelaku
PPK
4 Dimensi
pengembangan
1. Kebijakan & Konsep
Dasar PPK
2. Kepemimpinan dan
Manajemen Sekolah
3. PPK Berbasis Kelas
Pengelolaan kelas
Metode pengajaran
Pembelajaran tematik
Pembelajaran dalam mata
pelajaran
4. PPK Berbasis Budaya
Sekolah
pembisasaan-pembiasaan,
Ekstrakurikuler, norma dan
peraturan sekolah.
5. PPK Berbasis
Masyarakat
Peranan orang tua,
Komite Sekolah dan
masyarakat
6. Asesment, Monitor
dan Evaluasi PPK
7. Desain Rencana
Tindak Lanjut (RTL)
Pelatihan langsung (on site)
Pendampingan langsung
Penyediaan sumber-sumber pelatihan di
dunia maya, modul pelatihan, video
pembelajaran, dll (dalam jaringan/daring)
Religius
Nasionalis
Mandiri
Gotong royong
Integritas
Kepala Sekolah
Guru
Komite Sekolah
Orang tua
Metode Pelatihan
Konsep Pelatihan PPK
11. 11
KONKLUSI
11
MANFAAT ASPEK PENGUATAN
1. Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan
daya saing siswa dengan kompetensi abad 21, yaitu:
berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi
1. Revitalisasi manajemen berbasis sekolah melalui
Broad Based Education (BBE)
2. Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di
luar sekolah dengan pengawasan guru
2. Sinkronisasi intra kurikuler, ko kurikuler, ekstra
kurikuler, dan non kurikuler, serta sekolah terintegrasi
dengan kegiatan komunitas seni budaya, bahasa dan
sastra, olahraga, sains, serta keagamaan
3. Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manager
dan Guru sebagai inspirator PPK
3. Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban
Kepala Sekolah/Guru dan pelatihan secara
berkelanjutan
4. Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong
royong sekolah dan partisipasi masyarakat
4. Penyiapan prasarana/sarana belajar (misal:
pengadaan buku, konsumsi, peralatan kesenian, alat
peraga, dll) melalui pembentukan jejaring kolaborasi
pelibatan publik
5. Penguatan peran keluarga melalui kebijakan
pembelajaran 5 (lima) hari
5. Implementasi bertahap dengan mempertimbangkan
kondisi infrastruktur dan keberagaman kultural
daerah/wilayah
6. Kolaborasi antar K/L, Pemda, lembaga masyarakat,
penggiat pendidikan dan sumber-sumber belajar
lainnya
6. Pengorganisasian dan sistem rentang kendali
pelibatan publik yang transparan dan akuntabel
12. PETA JALAN IMPLEMENTASI PPK
Implementasi
Mandiri dan Bertahap
Tahun 2017
SD dan SMP
dari 34 Provinsi
Jumlah = 1.626 sekolah
Tahun 2018
SD dan SMP
dari 34 Provinsi
Jumlah = 3.252 sekolah
#13: Input Pak James: Tahun ajaran baru 2017/2018 launching nasional, tidak perlu keluar angka-angka
Evaluasi ketercapaian program, yang nilainya bagus mendapat badge School of Character