Materi ini berisi tentang pengaruh kondisi dan keadaan penyakit pasien yakni kondisi pediatrik (bayi), geriatrik (lansia) dan penderita obesitas terhadap parameter farmakokinetik dan penyesuaian dosis
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan dosis obat untuk mencapai kadar dalam rentang terapeutik. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa (1) tujuan penetapan dosis adalah mencapai kadar dalam rentang terapeutik, (2) asumsi farmakokinetik diperlukan bila informasi terbatas, dan (3) pemberian obat jangka panjang harus menjaga kadar steady state dalam rentang tersebut.
Farmakokinetik klinik digoksin, pengaruh kondisi dan keadaan penyakit gagal ginjal, hati, gagal jantung dan obesitas pada parameter farmakokinetik dan pengaturan dosis digoksin
Biofarmasetika mempelajari hubungan antara sifat fisika kimia obat, bentuk sediaan, dan rute pemberian yang mempengaruhi kecepatan dan derajat absorpsi obat. Faktor-faktor seperti kelarutan, hidrofilisitas, bentuk garam, dan polimorfisme mempengaruhi proses disolusi dan absorpsi obat. Uji biofarmasetika penting untuk memprediksi bioavailabilitas dan memilih formulasi terbaik.
Dokumen tersebut membahas tentang Biofarmasetika yang mempelajari hubungan antara sifat kimia fisika obat dengan absorbsi dan efek farmakologisnya. Dibahas pula korelasi percobaan in vitro-in vivo, pengaturan dosis ganda baik secara oral maupun intra vena, serta beberapa rumus untuk menghitung kadar obat dalam plasma.
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria uji ekuivalensi untuk produk obat generik. Terdapat tiga jenis uji ekuivalensi yaitu uji invivo, uji in vitro, dan produk-produk yang tidak memerlukan uji ekuivalensi. Dokumen ini juga menjelaskan metode penilaian bioavailabilitas absolut dan relatif serta rancangan studi uji bioekivalensi seperti jumlah dan kriteria subyek, prosedur klinis, serta pertimb
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan larutan isotonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotis sama dengan cairan tubuh. Terdapat beberapa cara untuk menghitung larutan isotonis yakni menggunakan penurunan titik beku air, ekivalensi NaCl, dan volume isotonik. Dokumen juga menjelaskan cara menghitung larutan isotonis dengan memperhatikan faktor pH tertentu.
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang penyerapan obat yang diberikan melalui rektum, termasuk cara kerja dan faktor yang mempengaruhinya. Pemberian obat melalui rektum dapat mendapatkan efek lokal atau sistemik, tergantung jenis obatnya. Absorpsi terjadi lewat pembuluh darah secara langsung, getah bening, atau tidak langsung, namun bioavailabilitasnya relatif rendah.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus, termasuk pengertian, jenis, gejala, diagnosis, dan pengobatan diabetes melitus. Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kadar glukosa darah yang tinggi akibat produksi insulin yang tidak normal. Terdapat beberapa jenis diabetes melitus seperti tipe 1, tipe 2, dan gestasional. Gejala dan diagnosis diabetes melitus ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah. Pengobatan
Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi farmakokinetika klinis dalam merancang aturan dosis obat secara individual untuk mencapai respon terapeutik optimal dan meminimalkan efek samping, dengan mempertimbangkan variasi antar individu dalam farmakokinetika dan farmakodinamika."
1. Tabel memberikan volume maksimum larutan uji yang dapat diberikan pada hewan untuk berbagai jalur pemberian dan jenis hewan.
2. Tabel konversi dosis antara berbagai jenis hewan dan manusia.
3. Contoh perhitungan dosis obat Glibenklamid dan ekstrak etanol kulit buah manggis untuk diuji pada mencit berdasarkan berat badan dan volume maksimum yang dianjurkan.
Ekskresi obat melalui ginjal melibatkan tiga proses: filtrasi glomerulus, sekresi tubular aktif, dan reabsorpsi tubular. Parameter klirens berguna untuk mengukur kemampuan tubuh mengeliminasi obat. Faktor seperti usia, pH urin, dan ikatan protein plasma dapat mempengaruhi ekskresi ginjal.
Biofarmasetika mempelajari hubungan antara sifat fisika kimia obat, bentuk sediaan, dan rute pemberian yang mempengaruhi kecepatan dan derajat absorpsi obat. Faktor-faktor seperti kelarutan, hidrofilisitas, bentuk garam, dan polimorfisme mempengaruhi proses disolusi dan absorpsi obat. Uji biofarmasetika penting untuk memprediksi bioavailabilitas dan memilih formulasi terbaik.
Dokumen tersebut membahas tentang Biofarmasetika yang mempelajari hubungan antara sifat kimia fisika obat dengan absorbsi dan efek farmakologisnya. Dibahas pula korelasi percobaan in vitro-in vivo, pengaturan dosis ganda baik secara oral maupun intra vena, serta beberapa rumus untuk menghitung kadar obat dalam plasma.
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria uji ekuivalensi untuk produk obat generik. Terdapat tiga jenis uji ekuivalensi yaitu uji invivo, uji in vitro, dan produk-produk yang tidak memerlukan uji ekuivalensi. Dokumen ini juga menjelaskan metode penilaian bioavailabilitas absolut dan relatif serta rancangan studi uji bioekivalensi seperti jumlah dan kriteria subyek, prosedur klinis, serta pertimb
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan larutan isotonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotis sama dengan cairan tubuh. Terdapat beberapa cara untuk menghitung larutan isotonis yakni menggunakan penurunan titik beku air, ekivalensi NaCl, dan volume isotonik. Dokumen juga menjelaskan cara menghitung larutan isotonis dengan memperhatikan faktor pH tertentu.
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang penyerapan obat yang diberikan melalui rektum, termasuk cara kerja dan faktor yang mempengaruhinya. Pemberian obat melalui rektum dapat mendapatkan efek lokal atau sistemik, tergantung jenis obatnya. Absorpsi terjadi lewat pembuluh darah secara langsung, getah bening, atau tidak langsung, namun bioavailabilitasnya relatif rendah.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus, termasuk pengertian, jenis, gejala, diagnosis, dan pengobatan diabetes melitus. Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kadar glukosa darah yang tinggi akibat produksi insulin yang tidak normal. Terdapat beberapa jenis diabetes melitus seperti tipe 1, tipe 2, dan gestasional. Gejala dan diagnosis diabetes melitus ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah. Pengobatan
Dokumen tersebut membahas tentang aplikasi farmakokinetika klinis dalam merancang aturan dosis obat secara individual untuk mencapai respon terapeutik optimal dan meminimalkan efek samping, dengan mempertimbangkan variasi antar individu dalam farmakokinetika dan farmakodinamika."
1. Tabel memberikan volume maksimum larutan uji yang dapat diberikan pada hewan untuk berbagai jalur pemberian dan jenis hewan.
2. Tabel konversi dosis antara berbagai jenis hewan dan manusia.
3. Contoh perhitungan dosis obat Glibenklamid dan ekstrak etanol kulit buah manggis untuk diuji pada mencit berdasarkan berat badan dan volume maksimum yang dianjurkan.
Ekskresi obat melalui ginjal melibatkan tiga proses: filtrasi glomerulus, sekresi tubular aktif, dan reabsorpsi tubular. Parameter klirens berguna untuk mengukur kemampuan tubuh mengeliminasi obat. Faktor seperti usia, pH urin, dan ikatan protein plasma dapat mempengaruhi ekskresi ginjal.
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai dislipidemia. Ringkasannya adalah: Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Penanganannya meliputi terapi diet, latihan fisik, dan obat-obatan. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pasien dislipidemia antara lain tingkat pengetahuan dan pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang endokrin dan pulmonologi, termasuk diabetes melitus, hipertiroidisme, hipotiroidisme, dan pengobatan diabetes melalui diet, latihan, dan obat-obatan seperti sulfonilurea.
Sindrom metabolik adalah kelompok gejala yang terdiri dari obesitas sentral, resistensi insulin, dislipidemia, dan hipertensi. Sindrom ini merupakan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular dan diabetes. Tatalaksananya meliputi perubahan gaya hidup seperti diet seimbang dan latihan fisik, serta pengobatan farmasi sesuai kondisi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang produk pelangsing bernama Langsingin yang terbuat dari ekstrak herbal alami untuk menurunkan berat badan dengan meluruhkan lemak tubuh, memperlancar buang air besar, dan membersihkan darah. Dokumen juga menjelaskan komposisi dan manfaat masing-masing bahan herbal penyusun Langsingin.
Dokumen tersebut membahas tentang produk pelangsing bernama Langsingin yang terbuat dari ekstrak herbal alami untuk menurunkan berat badan dengan meluruhkan lemak tubuh, memperlancar buang air besar, dan membersihkan darah. Dokumen juga menjelaskan komposisi dan manfaat medik dari berbagai tanaman obat yang digunakan dalam produk tersebut.
Diabetes adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh kekurangan produksi insulin sehingga menyebabkan kadar gula darah meningkat. Terdapat tiga jenis diabetes yaitu tipe 1, tipe 2, dan gestasional. Penderita diabetes perlu mengatur pola makan dan asupan gizi untuk menjaga kadar gula darah serta mencegah komplikasi penyakit.
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang menyebabkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan produksi atau kerja insulin yang tidak memadai sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi. Gejalanya antara lain sering buang air kecil, dahaga, selalu lapar, dan penurunan berat badan. Diagnosanya didasarkan pada gejala klinis dan hasil pemeriksaan kadar gula dar
Dokumen tersebut membahas tentang farmakokinetik nonlinier yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenuhnya sistem enzim dan pembawa, serta adanya perubahan patologis dalam proses absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa contoh perhitungan waktu eliminasi obat dengan menggunakan persamaan Michaelis-Menten dan kapasitas terbatas.
Dokumen tersebut membahas farmakokinetika klinik dari carbamazepine, obat antiepilepsi. Secara ringkas:
1) Carbamazepine terutama dihilangkan melalui metabolisme hati dan menginduksi metabolisme dirinya sendiri.
2) Kisaran konsentrasi serum terapeutik adalah 4-12 μg/mL, dengan efek samping mungkin terjadi di atas 8 μg/mL.
3) Pemantauan pasien perlu dilakukan untuk mendeteksi efe
Dokumen tersebut membahas tentang konversi dosis infusi intravena menjadi dosis oral. Terdapat dua metode untuk menghitung dosis oral yang sesuai, yaitu dengan mempertimbangkan konsentrasi tunak obat dalam plasma harus sama antara infusi dan oral, atau dengan menyamakan kecepatan infusi dengan kecepatan dosis oral. Metode tersebut dijelaskan lewat contoh kasus pasien asma yang semula mendapat infusi aminofilin kemudian dik
A group of frogs held a climbing competition to reach the top of a tall tower. Many frogs got tired and gave up along the way. Only one frog continued climbing higher and higher until it reached the top, while all the others gave up. It was then revealed that the winning frog was deaf, so it could not hear the other frogs saying it would not succeed. The story's message is to not listen to negative people who say you cannot achieve your dreams, and to instead focus on fulfilling what is in your own heart.
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaDadang Solihin
Ìý
Tujuan penyusunan naskah masukan untuk peta jalan strategis keangkasaan Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional dan Visi Indonesia Emas 2045.
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasDadang Solihin
Ìý
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan kebijakan strategis dalam rangka memperkuat kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia demi kesejahteraan bangsa. Sebagai aset strategis, wilayah angkasa memiliki peran krusial dalam pertahanan, keamanan, ekonomi, serta pembangunan nasional. Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya aktivitas luar angkasa, Indonesia memerlukan kebijakan komprehensif untuk mengatur, melindungi, dan mengoptimalkan pemanfaatannya. Saat ini, belum ada regulasi spesifik terkait pengelolaan wilayah angkasa, padahal potensinya besar, mulai dari komunikasi satelit, observasi bumi, hingga eksplorasi antariksa.
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
Ìý
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Kanaidi ken
Ìý
bagi Para Karyawan *PT. Tri Hasta Karya (Cilacap)* yang diselenbggarakan di *Hotel H! Senen - Jakarta*, 24-25 Februari 2025.
-----------
Narasumber/ Pemateri Training: Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CBCM
HP/Wa Kanaidi: 0812 2353 284,
e-mail : kanaidi63@gmail.com
----------------------------------------
2. Perbedaan Bayi dan Dewasa
• Sumber perbedaan :
– komposisi tubuh
– Kesempurnaan pertumbuhan hati dan fungsi
ginjal
• Bayi : 0-2 tahun
• Kelompok bayi khusus : dibawah 4 minggu
(memerlukan penanganan lebih khusus)
3. Kondisi Bayi
• Fungsi hepatik belum tercapai sampai minggu
ketiga
• Proses oksidasi pada bayi berkembang cukup
baik, tetapi ada kekurangan enzim konjugasi
• Beberapa obat menunjukkan penurunan
ikatan dengan albumin plasma.
• Bayi baru lahir (newborn) : aktivitas ginjal
hanya 30-50% dari dewasa
6. Contoh kasus
• Waktu paruh eliminasi penisilin G adalah 0,5 jam
pada dewasa dan 3,2 jam pada bayi (usia 0-7 hari).
Dosis Penisilin G untuk dewasa normal adalah 4
mg/kg setiap 4 jam. Hitunglah dosis Penisilin G pada
bayi seberat 11 pon (pound =lb)?
Ï„.
..44,1 2/1
Vd
FtD
Cav =∞
8. Perhitungan lain :
• Rumus Clark :
DewasaDosisx
150
BB(pon)
anakDosis =
Contoh Penisilin G sebelumnya, dosis untuk orang dewasanya untuk
BB 75 kg
mg22300x
150
11
anakDosis ==
9. • Rumus Young : (anak 2 tahun ke atas)
DewasaDosisx
12(tahun)umur
(tahun)umur
anakDosis
+
=
11. Kondisi geriatric :
• Perubahan fisiologik karena umur
• Komposisi tubuh berubah
• Jaringan lemak naik
Contoh :
– Obat-obat yang larut lemak dapat mengalami
kenaikan Vd karena bertambahnya jaringan lemak
• Proses metabolisme lambat
• Perfusi darah ke daerah usus berkurang,
absorpsi makin lambat
12. • Laju filtrasi glomerulus berkurang secara
bermakna
• t1/2 naik
• Akumulasi obat dapat terjadi
• Akhirnya kepekaan/respon reseptor juga akan
berubah
Sehingga :
– Beberpa obat dapat menimbukan efek samping
13. Contoh kasus :
• Suatu aminoglikosida memiliki waktu paruh 107
menit pada dewasa muda. Pada pasien berusia
antara 70-90, waktu paruh obat ini menjadi 282
menit. Dosis normal aminoglikosida adalah 15 mg/kg
per hari yang dibagi ke dalam dua kali pemberian
dosis. Berapakah dosis obat tersebut untuk pasien
berusia 75 tahu (Vd diasumsikan tidak berubah)?
14. Dengan menjada dosis tetap
DN = Dosis baru
D0 = Dosis awal
Jadi dosis yang sama dapat diberikan setiap 32 jam
Atau : 7,5 mg/kg per 32 jam
Sehari : (24/32) x 7,5 = 5,6 mg/kg BB
15. Contoh kasus 2 :
• Lithium memiliki klirens (Cl) sebesar 41, 5 mL/menit
pada kelompok pasien usia rata-rata 25 tahun.
Sedangkan pada kelompok pasien lanjut usia (rata-rata
usia 63 tahun) klirens Lithium adalah 7.7 mL/menit.
Berapa % dari dosis normal lithium yang seharusnya
diberikan kepada pasien usia 65 tahun?
(7,7/41,5) x 100% dosis = 20% dosis
16. Contoh Klinis :
• Hipertensi merupakan penyakit yang umum terjadi pada
pasien usia lanjut. Dikaji penggunaan felodipine
(Plendil), suatu antagonis channel Ca pada subyek
orang muda dan usia lanjut. Setelah pemberian dosis
oral felodipine 5 mg, AUC and C max pada pasien usia
lanjut (67–79 years of age, mean weight 71 kg ) adalah
tiga kali subyek org muda (20–34 years of age, mean
weight 75 kg)
18. • Effect samping dari felodipine pada pasien
usia lanjut berupa flushing (9 dari 11
subjects), and palpitation (3 dari 11 subjects),
sedangkan pada pasien muda hanya 1 orang .
• Systemic clearance pd LANSIA 248 ± 108 L/hr
dan 619 ± 214 L/hr pada subyek muda.
• F pada lansia = 15.5% dan pada subyek muda
= 15.3% (Concomitant medications included a
diuretic and α -blocker)
19. a. Apakah penyebab dari perbedaan AUC antara
subyek usia lanjut dan anak muda?
b. Berapakah kadar felodipin pada keadaan
tunak (ss) pada pasien usia lanjut apabila
dosis dan interval dosis tidak berubah?
c. Dapatkah felodipine diberikan dengan aman
pada pasien usia lanjut?
20. Jawaban
a. AUC pada usial lanjut menjadi lebih tinggi
karena adanya penurunan Cl pada usia lanjut
tsb.
b.
21. c. Pasien usia lanjut mempunyai efek samping
yang lebih banyak dibandingkan pada orang
dewasa muda. Faktor-faktor yang
menyebabkan peningkatan efek samping
adalah :
(1) penurunan aliran darah ke hati
(2) penurunan kalium pada tubuh
(3) peningkatan bioavailabilitas atau
(4) penurunan klirens
22. PENGATURAN DOSIS PADA PENDERITA OBESITAS
• Obesitas merupakan masalah besar hampir di
setiap negara.
• Obesitas dikaitkan dengan meningkatnya
mortalitas dikarenakan :
– insiden Hipertensi
– aterosklerosis
– CAD (coronary atery disease)
– Diabet
– keadaan2 lain
23. Batasan Obesitas
• Seorang pasien dianggap obesitas jika berat badan aktual
melebihi berat badan ideal atau yg diinginkan sebesar 30%
• Berat badan ideal atau yg diinginkan didasarkan pada berat dan
tinggi badan rata-rata untuk pria dan wanita dengan
mempertimbangkan usia.
• Atlet yang memiliki berat badan lebih besar karena massa otot
lebih besar tidak dianggap mengalami obesitas.
• Obesitas sering didefinisikan oleh indeks massa tubuh (BMI),
nilai yang menormalkan berat badan berdasarkan tinggi badan.
• BMI dinyatakan sebagai berat badan (kg) dibagi dengan kuadrat
tinggi orang (meter) atau kg/m2
25. Efek Obesitas
BMI berkorelasi kuat dengan total lemak tubuh pada orang
dewasa yang bukan lansia; umumnya digunakan sebagai
ukuran total lemak tubuh
Kelebihan lemak tubuh meningkatkan risiko kematian dan
komorbiditas utama seperti :
• diabetes tipe 2,
• hipertensi,
• dislipidemia,
• penyakit kardiovaskular,
• osteoartritis lutut,
• sleep apnea, dan
• beberapa jenis kanker
26. Seorang pasien obesitas
(BMI> 30) memiliki
akumulasi jaringan lemak
yang lebih besar daripada
yang diperlukan untuk fungsi
tubuh normal.
Jaringan adiposa (lemak)
memiliki proporsi air yang
lebih kecil dibandingkan
jaringan otot.
Dengan demikian, pasien
obesitas memiliki proporsi
total air tubuh/ total berat
badan yang lebih kecil
dibandingkan pasien yang
berat badannya ideal, yang
dapat berpengaruh pada Vd
obat
28. catatan
BMI bukanlah ukuran adipositas yang sangat akurat pada
pasien individu tertentu, terutama pada orang dengan
peningkatan massa tubuh tanpa lemak, seperti atlet, dan
pada anak-anak.
Pendekatan lain telah digunakan untuk memprediksi
hubungan obesitas dengan kardiovaskular risiko, seperti
lingkar pinggang, rasio pinggang-ke-pinggul, dan indeks
pinggang ke pinggul ke tinggi badan
Lean body weight
29. Selain perbedaan dalam total air tubuh per kilogram berat badan
pada pasien obesitas, proporsi lemak tubuh yang lebih besar
pada pasien ini dapat menyebabkan perubahan distribusi dalam
farmakokinetik obat karena pembagian obat antara komponen
lipid dan air.
30. Obat-obatan seperti digoxin dan gentamicin sangat polar dan
cenderung didistribusikan ke dalam air daripada ke jaringan
lemak.
Meskipun obat lipofilik dikaitkan dengan volume distribusi yang
lebih besar pada pasien obesitas dibandingkan dengan obat
hidrofilik, ada pengecualian dan efek obesitas pada obat tertentu
harus dipertimbangkan untuk strategi dosis yang akurat.
31. Parameter farmakokinetik lainnya dapat berubah pada pasien
obesitas sebagai akibat dari perubahan fisiologis, seperti
infiltrasi lemak hati yang mempengaruhi biotransformasi dan
perubahan kardiovaskular yang dapat mempengaruhi aliran
darah ginjal dan ekskresi ginjal.
32. Pendosisan berdasarkan berat badan aktual dapat menyebabkan
overdosis pada obat-obatan seperti aminoglikosida (misalnya,
gentamicin), yang sangat polar dan didistribusikan dalam cairan
ekstraseluler.
Pendosisan obat-obat ini
didasarkan pada berat badan ideal.
33. Berat badan tanpa lemak (LBW) telah diperkirakan oleh beberapa
persamaan empiris berdasarkan tinggi badan pasien dan berat
aktual (total) tubuh
Rumus LBW :
34. EFEK OBESE thd Parameter PK
OBESE
LEMAK
HIPERTROPI
OBAT
LIPOFILIK
OBAT
HIDROFILIK
Vd
Cth : Diazepam,
Carbamazepin, trazodone
Cth : Digoxin, Ranitidin dan
Cimetidine
Vd TETAP
Obar ber-Vd
rendah
Obat ber-Vd
sedang-Tinggi
Vd
Cth : Aminoglikosida
Cth : Digoksin
Vd TETAP
GFR-METABOLISME-HALF LIFE
???
36. Hubungan Obesitas dan T ½
t ½ = 0,693 x Vd/Cl
Ada 3 kemungkinan :
1) Jika perubahan Vd sebanding dengan perubahan Cl maka
t ½ akan tetap (tidak berubah), contoh : Aminoglikosida
2) Jika Vd naik, tetapi Cl tetap, maka t ½ akan meningkat
Contoh : Carbamazepin
3) Jika Cl berubah, namun Vd tetap, maka t ½ akan berubah
Contoh : Metilprednisolon