Dokumen tersebut membahas tentang subnetting, yaitu proses membagi satu alamat IP menjadi beberapa subnet untuk memperbanyak jumlah network ID. Dibahas pula cara menentukan subnet mask, contoh pembagian subnet, dan alternatif penyelesaian subnetting."
Dokumen menjelaskan tentang subnetting pada alamat IP kelas C dengan mengorbankan sebagian bit host ID untuk membuat network ID tambahan, termasuk cara menghitung jumlah subnet, netmask, dan range alamat setiap subnet.
1. Dokumen menjelaskan tentang subnetting pada IP address. Teknik ini digunakan untuk membagi network ID menjadi beberapa subnet guna memperbanyak jumlah alamat IP yang tersedia.
Modul ini membahas subnetting dan pengaturan IP pada jaringan lokal. Tujuannya adalah memahami format alamat IP versi 4, subnetting classful dan classless, serta mengkonfigurasi IP pada jaringan lokal. Subnetting dilakukan untuk mengurangi lalu lintas jaringan, meningkatkan kinerja, dan menghemat alamat IP. CIDR dan VLSM merupakan metode subnetting classless yang memberikan fleksibilitas dalam pembagian alamat IP.
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting dan pengalokasian IP address. Secara singkat, subnetting melibatkan pembagian alamat IP kelas A, B, atau C menjadi subnet lebih kecil untuk tujuan manajemen jaringan dan pembagian sumber daya. Proses ini melibatkan penentuan subnet mask, jumlah host dan alamat broadcast.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan komputer dan subnetting. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa setiap host dalam jaringan membutuhkan alamat IP dan subnet mask untuk mengidentifikasi network dan host ID-nya. Dokumen juga menjelaskan konsep subnetting untuk membagi jaringan besar menjadi subnet-subnet kecil guna meningkatkan efisiensi dan mengurangi lalu lintas jaringan. Cara menghitung subnetting dengan menggunakan notasi C
Dokumen tersebut membahas tentang subnetting dan cara membuat subnet baru dari IP address yang telah dimiliki. Metode subnetting dilakukan dengan mengorbankan sebagian bit host ID untuk digunakan sebagai bagian dari subnet mask baru. Dengan demikian dapat diperoleh beberapa subnet baru dan pembagian alamat IP.
Tiga poin utama dokumen ini adalah:
1. Membahas subnetting dan supernetting untuk mengelompokkan alamat IP dan menghemat penggunaan alamat.
2. Menghitung subnet dan host dengan menggunakan operasi bitwise dan netmask.
3. Classless Inter-Domain Routing (CIDR) memperkenalkan sistem blok alamat fleksibel untuk mengalokasikan ruang alamat secara lebih efisien.
Dokumen tersebut menjelaskan cara melakukan subnetting pada alamat IP kelas C dan kelas B dengan mengorbankan bit tertentu pada host ID untuk membentuk ID jaringan baru. Metode ini digunakan untuk membagi jaringan menjadi beberapa subnet. Contoh yang diberikan mendemonstrasikan proses konversi antara sistem biner dan desimal selama penentuan rentang alamat dan mask subnet.
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkombalahong
油
Dokumen tersebut membahas tentang IP address, format penulisan IP address, pembagian kelas IP address, address khusus, aturan pemilihan network ID dan host ID, subnetting, dan router. Secara ringkas, IP address digunakan untuk mengidentifikasi setiap perangkat di internet dan terdiri dari empat oktet yang dipisahkan titik. Ada lima kelas IP address yang berbeda berdasarkan jumlah bit untuk network ID dan host ID.
Universitas Komputer Indonesia - Sistem Komputer (S1)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
Rizal Yonansyah (10216050)
Dokumen tersebut membahas tentang subnet mask dan subnetting. Subnet mask digunakan untuk membedakan bagian jaringan dan host dari suatu alamat IP, sedangkan subnetting digunakan untuk membagi ruang alamat IP menjadi subruang alamat yang lebih kecil. Teknik subnetting memungkinkan pembagian jaringan kelas A atau B menjadi segmen-segmen lebih kecil dengan jumlah host yang lebih fleksibel.
Ringkasan Pengalamatan Internet Protocol (IP) Versi 4I Putu Hariyadi
油
IPv4 menggunakan 32 bit untuk alamatnya yang dibagi menjadi kelas berdasarkan bit jaringan dan host. Kelas A memiliki 8 bit jaringan, B 16 bit, dan C 24 bit. Alamat dapat ditentukan publik atau privat, dengan privat untuk kelas A antara 10.0.0.0-10.255.255.255, B 172.16.0.0-172.31.255.255, dan C 192.168.0.0-192.168.255.255.
Subnetting dan sistem pengalamatan jaringan taufiknurhuda
油
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Sistem pengalamatan pada jaringan TCP/IP dan metode pengalamatannya.
2. Kelas IP address dan pembagiannya.
3. Penghitungan subnetting untuk mendapatkan jumlah subnet, host per subnet, dan host valid.
Dokumen membahas tentang subnetting dan konfigurasi jaringan IP, termasuk konsep subnet mask, subnet ID, jumlah host per subnet, dan contoh kasus penerapan subnetting.
Dokumen tersebut menjelaskan cara melakukan subnetting pada alamat IP kelas C dan kelas B dengan mengorbankan bit tertentu pada host ID untuk membentuk ID jaringan baru. Metode ini digunakan untuk membagi jaringan menjadi beberapa subnet. Contoh yang diberikan mendemonstrasikan proses konversi antara sistem biner dan desimal selama penentuan rentang alamat dan mask subnet.
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkombalahong
油
Dokumen tersebut membahas tentang IP address, format penulisan IP address, pembagian kelas IP address, address khusus, aturan pemilihan network ID dan host ID, subnetting, dan router. Secara ringkas, IP address digunakan untuk mengidentifikasi setiap perangkat di internet dan terdiri dari empat oktet yang dipisahkan titik. Ada lima kelas IP address yang berbeda berdasarkan jumlah bit untuk network ID dan host ID.
Universitas Komputer Indonesia - Sistem Komputer (S1)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
Rizal Yonansyah (10216050)
Dokumen tersebut membahas tentang subnet mask dan subnetting. Subnet mask digunakan untuk membedakan bagian jaringan dan host dari suatu alamat IP, sedangkan subnetting digunakan untuk membagi ruang alamat IP menjadi subruang alamat yang lebih kecil. Teknik subnetting memungkinkan pembagian jaringan kelas A atau B menjadi segmen-segmen lebih kecil dengan jumlah host yang lebih fleksibel.
Ringkasan Pengalamatan Internet Protocol (IP) Versi 4I Putu Hariyadi
油
IPv4 menggunakan 32 bit untuk alamatnya yang dibagi menjadi kelas berdasarkan bit jaringan dan host. Kelas A memiliki 8 bit jaringan, B 16 bit, dan C 24 bit. Alamat dapat ditentukan publik atau privat, dengan privat untuk kelas A antara 10.0.0.0-10.255.255.255, B 172.16.0.0-172.31.255.255, dan C 192.168.0.0-192.168.255.255.
Subnetting dan sistem pengalamatan jaringan taufiknurhuda
油
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Sistem pengalamatan pada jaringan TCP/IP dan metode pengalamatannya.
2. Kelas IP address dan pembagiannya.
3. Penghitungan subnetting untuk mendapatkan jumlah subnet, host per subnet, dan host valid.
Dokumen membahas tentang subnetting dan konfigurasi jaringan IP, termasuk konsep subnet mask, subnet ID, jumlah host per subnet, dan contoh kasus penerapan subnetting.
Dokumen tersebut membahas tentang subnet mask dan subnetting. Subnet mask digunakan untuk membedakan bagian jaringan dan host dari suatu alamat IP, sedangkan subnetting digunakan untuk membagi ruang alamat IP menjadi subruang alamat yang lebih kecil. Teknik subnetting memungkinkan pembagian jaringan kelas A atau B menjadi segmen-segmen lebih kecil dengan jumlah host yang lebih fleksibel.
Dokumen tersebut membahas tentang alamat IP dan subnetting. Secara ringkas:
1. Alamat IP terdiri dari network ID dan host ID yang membedakan masing-masing komputer dalam jaringan.
2. Teknik subnetting memperbanyak jumlah subnet dengan meminjam bagian host untuk dijadikan bagian network.
3. Proses subnetting melibatkan penentuan jumlah subnet, host per subnet, dan blok alamat subnet.
Perusahaan swasta membutuhkan desain IP address untuk 5 divisinya dengan jumlah user berbeda menggunakan metode VLSM dari alamat IP 192.168.1.0/24.
[/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang topologi jaringan, alamat IP, dan teknik subnetting secara cepat untuk kelas C. Secara ringkas, dibahas tentang struktur jaringan yang ada, pengalokasian dan pengelolaan alamat IP, serta cara menghitung subnet baru dengan mengorbankan bit host ID untuk memperbanyak network ID menggunakan netmask.
1. Dokumen membahas konsep subnetting dan cara pembentukannya. Subnetting digunakan untuk membagi jaringan besar menjadi jaringan kecil-kecil berdasarkan jumlah jaringan atau jumlah host. 2. Ada dua cara pembentukan subnet, yaitu berdasarkan jumlah jaringan dan berdasarkan jumlah host. Kedua cara melibatkan pengubahan IP address dan netmask menjadi biner. 3. Beberapa contoh pembentukan subnet dan penyelesaian mas
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis data storage. Terdapat dua jenis utama storage yaitu primary storage seperti RAM dan ROM, serta secondary storage seperti magnetic disk, tape, dan optical disk yang berfungsi sebagai penyimpanan data dalam jumlah besar.
Dokumen tersebut membahas tentang memori komputer, yang terdiri atas memori internal dan eksternal. Memori internal terdiri dari ROM, RAM, dan cache memory, sedangkan memori eksternal terdiri dari hard disk, floppy disk, dan drive optik seperti CD dan DVD. Dokumen juga membedah perbedaan antara SRAM, DRAM, dan SDRAM.
Motherboard adalah komponen utama dalam komputer yang berfungsi sebagai tempat pemasangan semua komponen lainnya seperti prosesor, memori, dan perangkat tambahan. Jenis motherboard ditentukan oleh jenis prosesornya dan memiliki slot untuk memori, grafis, dan perangkat input/output seperti USB, jaringan, dan suara. BIOS berperan mengontrol interaksi antara perangkat keras dan perangkat lunak.
Dokumen tersebut membahas tentang pertemuan ketiga mengenai input dan output device. Terdapat berbagai jenis perangkat masukan seperti keyboard, mouse, touch screen, barcode reader, scanner, voice recognizer, dan perangkat keluaran seperti monitor, speaker, serta printer jenis dot matrix, inkjet dan laser jet.
Dokumen tersebut merangkum kontrak perkuliahan mata kuliah Perangkat Keras (Hardware). Mata kuliah ini akan berlangsung selama 16 pertemuan dengan 1 kali UAS dan UTS. Mahasiswa diwajibkan hadir minimal 75% dan akan dievaluasi berdasarkan sikap selama perkuliahannya, bukan hanya hasil ujian. Dokumen tersebut juga menjelaskan tata tertib kelas yang harus dipatuhi mahasiswa.
Dokumen tersebut membahas tentang komputer dan komponen-komponennya. Dijelaskan bahwa komputer adalah alat elektronik yang dapat menerima input, memprosesnya, menyimpan hasilnya dan menghasilkan output. Kemudian dibahas mengenai komponen utama komputer seperti prosesor, memori, harddisk, mainboard, VGA dan perangkat pendukung lainnya seperti floppy disk, optical drive, kase dan power supply. Juga dise
Dokumen ini membahas tentang perangkat keras optik seperti CD dan DVD. Terdapat dua jenis teknologi optical disk yaitu phase-change disk dan dye-polimer disk. Perkembangan optical disk meliputi CD, DVD, Blue-Ray Disk, dan Holographic Versatile Disk. Jenis-jenis perangkat optik mencakup CD-ROM, CD-RW, DVD-ROM, DVD-Combo, dan DVD-RW.
Proses adalah program yang sedang berjalan. Proses meliputi kode program, status saat ini, dan informasi lainnya seperti nilai register prosesor. Suatu proses diwakili oleh Process Control Block yang berisi informasi tentang proses tersebut seperti status, register CPU, dan informasi manajemen memori dan I/O. Sistem operasi modern mendukung eksekusi multithread dimana satu proses dapat melakukan beberapa tugas sekaligus.
This document discusses a 16th meeting led by Sartini Maisarah. It mentions the topic of the meeting was PTIK A and includes the copyright notice of Wondershare Software twice.
This document discusses a 12th meeting. It was written by Sartini Maisarah with the student ID 092904002 who is studying PTIK A. The document mentions a quiz and ends with a thank you message.
1. KOMUNIKASI DATA & JARINGAN
KOMPUTER
PERTEMUAN 11
SUBNETTING
Oleh :
Sartini Maisarah
092904002
PTIK A
2. SUBNET MASK
Sebuah Subnet Mask adalah sebuah nilai 32-bit
yang memungkinkan penerima paket IP
membedakan bagian ID network dari sebuah
alamat IP dengan bagian ID host dari alamat IP
tersebut.
Administrator jaringan menciptakan sebuah
Subnet Mask 32-bit yang terdiri dari bit 1 dan 0.
Bit 1 di Subnet Mask mewakili posisi yang
ditempati oleh alamat network atau Subnet
tersebut.
3. SUBNET MASK DEFAULT
IP Address Class Default Subnet Mask Number of Hosts per Network
Class A 255.0.0.0 16,777,214
Class B 255.255.0.0 65,534
Class C 255.255.255.0 254
4. SUBNETTING (1)
Apabila suatu organisasi memiliki IP Address dengan
Network ID: 222.124.14.0 memerlukan lebih dari satu
Netwok ID, maka organisasi tersebut harus mengajukan
permohonan ke Internet Assigned Number Authority
(IANA) untuk mendapatkan IP Address baru.
Permasalahan saat ini adalah persediaan IP Address
sangat terbatas, karena banyaknya perusahan dotcom
yang membuat situs-situs di Internet
5. SUBNETTING (2)
Untuk mengatasi permasalahan yang ada dan
menghindari mengajukan IP Address yang baru ke
IANA, dibuatlah suatu metode untuk memperbanyak
Network ID dari suatu Network ID yang telah dimiliki
sebelumnya
Metode ini sering disebut dengan istilah Subnetting, yaitu
mengorbankan sebagian Host ID untuk digunakan dalam
membuat Network ID tambahan
6. SUBNETTING (3)
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting
akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet,
Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat
Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah seperti berikut:
192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24, Artinya bahwa IP address 192.168.1.2
dengan subnet mask 255.255.255.0. /24 diambil dari
penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung
dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya
adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0).
Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-
Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun
1992 oleh IEFT.
7. CLASSES INTER-DOMAIN ROUTING (CIDR)
CIDR pada dasarnya adalah metode yang digunakan ISP
(Internet Service Providers) untuk mengalokasikan sejumlah
alamat pada suatu perusahaan, ke rumah pelanggang.
ISP menyediakan alamat dalam ukuran blok (block size)
tertentu.
Ketika anda menerima sebuah blok alamat dari sebuah ISP,
yang akan terlihat adalah, seperti: 192.168.10.2 /28.
Notasi (/) berarti berapa jumlah bit yang bernilai 1 (pada
contoh di atas: /28, berarti ada 28 bit bernilai 1)
Nilai CIDR yang tersedia dan valid adalah: /8, /9, /10, , /30
8. Subnet Mask yang bisa digunakan untuk melakukan
Subnetting dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Subnet Mask Nilai CIDR Subnet Mask Nilai CIDR
255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20
255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21
255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22
255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23
255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24
255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25
255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26
255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27
255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28
255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29
255.255.224.0 /19 255.255.255.252 /30
9. SUBNETTING (4)
Subnetting memungkinkan kita membagi network yang besar
menjadi sejumlah network yang lebih kecil.
Keuntungan SUBNETTING adalah:
Berkurangnya lalu-lintas jaringan, penggunaan Router akan
membuat hanya paket yang ditujukan ke network lain yang
akan melalui router
Teroptimasinya unjuk kerja jaringan, karena berkurangnya
lalu-lintas jaringan
Pengelolaan yang disederhanakan, lebih mudah
mengidentifikasi dan mengisolasi masalah dalam jaringan.
Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang
jauh, karena link-link WAN jauh lebih lambat dan mahal
daripada link-link LAN.
10. CONTOH SUBNETTING
Membagi network ke beberapa subnetwork
untuk membagi jaringan kedalam bentuk
hierarchy.
11. LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT SUBNET
1. Tentukan jumlah ID Network yang diperlukan:
* Satu untuk setiap Subnet
* Satu untuk setiap koneksi WAN
2. Tentukan jumlah ID host yang diperlukan per Subnet:
* Satu untuk setiap host TCP/IP
* Satu untuk setiap interface router
3. Berdasarkan kebutuhan di atas, buatlah:
* Satu Subnet Mask untuk semua network anda
* Satu ID Subnet yang unik untuk setiap segmen fisikal
* Satu range dari ID host untuk setiap Subnet
12. CONTOH-1 SUBNETING (1)
IP Address : Kelas C
IP Address : 222.124.14.0
Subnet Mask : 255.255.255.0
IP Address & Subnet Mask ditulis dalam bentuk angka biner :
13. CONTOH-1 SUBNETING (2)
Cara membuat Subnet-Subnet baru dari IP Address
yang sudah anda miliki, misalnya mengorbankan dua bit
teratas dari Host ID untuk dipakai oleh Network ID
sebagai bagian Subnet Mask baru, maka akan terlihat
kombinasi IP Address dalam bentuk angka biner berikut
ini :
14. CONTOH-1 SUBNETING (3)
Subnetting dengan menggunakan dua bit Subnet mask
ini akan memberikan kombinasi 00, 01, 10 dan 11
seperti tampak pada tabel berikut ini :
15. CONTOH-1 SUBNETING (4)
Apabila kedua Subnet baru tersebut ditulis dalam angka
desimal, maka akan tampak seperti pada tabel berikut.
16. CONTOH-1 SUBNETING (5)
Informasi mengenai hasil dari Subnetting terhadap IP
Address 222.124.14.0 dengan melakukan Subnetting
pada dua bit Host ID sebagai berikut :
17. CONTOH-2 SUBNETING (1)
IP Address : Kelas B
IP Address : 150.130.0.0
Subnet Mask : 255.255.0.0
IP Address dan Subnet mask ini apabila dituliskan dalam
bentuk angka biner, maka akan tampak seperti tabel berikut
ini.
18. CONTOH-2 SUBNETING (1)
IP Address : Kelas B
IP Address : 150.130.0.0
Subnet Mask : 255.255.0.0
IP Address dan Subnet mask ini apabila dituliskan dalam
bentuk angka biner, maka akan tampak seperti tabel berikut
ini.
20. CONTOH-2 SUBNETING (4)
Informasi mengenai hasil dari Subneting terhadap IP
Address 150.130.0.0 dengan melakukan Subnetting pada
dua bit Host ID sebagai berikut :
21. Alternatif penyelesaian Subnetting (1)
Kasus Contoh-2:
Gunakanlah Network ID 150.130.0.0 & Subnet Mask
255.255.192.0 yang kita gunakan pada perhitungan
sebelumnya.
Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah :
22. Alternatif penyelesaian Subnetting (2)
Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah :
1. Dari oktet pertama IP Address 150.130.0.0 (W) dapat
kita ketahui bahwa IP Address tersebut adalah Kelas B
(karena IP Address tersebut berada dalam range angka
128-191) dengan oktet ketiga dari Subnet Mask (Host ID)
diselubungkan dengan angka 192 (2 bit)
2. Pergunakanlah rumus (256 dikurang Angka oktet yang
diselubungkan), jadi : 256 - 192 = 64
3. Maka didapatkan kelompok subnet baru yang dapat
digunakan adalah kelipatan angka 64 dan tidak boleh
melebihi angka 192, yaitu 64 dan 128
23. Alternatif penyelesaian Subnetting (3)
Subnet baru yang dapat dipergunakan adalah :
150.130.64.0 & 150.130.128.0. Sedangkan kelompok IP
Address yang dapat digunakan :
Network ID : 150.130.64.0 (Subnet-1)
IP Address : 150.130.64.1-150.130.127.254
IP Add Broad. : 150.130.127.255
Subnet Mask : 255.255.192.0
Network ID : 150.130.128.0 (Subnet-2)
IP Address : 150.130.128.1-150.130.191.254
IP Addr Broad. : 150.130.191.255
Subnet Mask : 255.255.192.0
24. Alternatif penyelesaian Subnetting (1)
Kasus Contoh-1:
Gunakanlah Network ID 192.168.0.0 & Subnet Mask
255.255.225.224 yang kita gunakan pada perhitungan
sebelumnya.
Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah :
25. Alternatif penyelesaian Subnetting (2)
Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah :
1. Dari oktet pertama IP Address 192.168.0.0 (W) dapat
kita ketahui bahwa IP Address tersebut adalah Kelas C
(karena IP Address tersebut berada dalam range angka
192-223) dengan oktet keempat dari Subnet Mask (Host
ID) diselubungkan dengan angka 224 (3 bit)
2. Pergunakanlah rumus (256 dikurang Angka oktet yang
diselubungkan), jadi : 256 - 224 = 32
3. Maka didapatkan kelompok subnet baru yang dapat
digunakan adalah kelipatan angka 32 dan tidak boleh
melebihi angka 224, yaitu: 32, 64, 96, 128, 160 dan 192.
26. Alternatif penyelesaian Subnetting (3)
Dengan demikian maka Subnet baru yang dapat
dipergunakan adalah : 192.168.0.32, 192.168.0.64,
192.168.0.96, 192.168.0.128, 192.168.0.160 dan
192.168.0.192.
Sedangkan kelompok IP Address yang dapat dipergunakan
adalah sebagai berikut :
Network ID : 192.168.0.32 (Subnet-1)
IP Address : 192.168.0.33-192.168.0.62
IP Add Broad. : 192.168.0.63
Subnet Mask : 255.255.255.224
Network ID : 192.168.0.64 (Subnet-2)
IP Address : 192.168.0.65-192.168.0.94
IP Add Broad. : 192.168.0.95
Subnet Mask : 255.255.255.224
27. Alternatif penyelesaian Subnetting (4)
Dengan demikian maka Subnet baru yang dapat
dipergunakan adalah :
192.168.0.32, 192.168.0.64, 192.168.0.96, 192.168.0.128,
192.168.0.160 dan 192.168.0.192.
Sedangkan kelompok IP Address yang dapat dipergunakan
adalah sebagai berikut :
Network ID : 192.168.0.96 (Subnet-3)
IP Address : 192.168.0.97-192.168.0.126
IP Add Broad. : 192.168.0.127
Subnet Mask : 255.255.255.224
Network ID : 192.168.0.128 (Subnet-4)
IP Address : 192.168.0.129-192.168.0.158
IP Add Broad. : 192.168.0.159
Subnet Mask : 255.255.255.224
28. Alternatif penyelesaian Subnetting (4)
Dengan demikian maka Subnet baru yang dapat
dipergunakan adalah : 192.168.0.32, 192.168.0.64,
192.168.0.96, 192.168.0.128, 192.168.0.160 dan
192.168.0.192.
Sedangkan kelompok IP Address yang dapat dipergunakan
adalah sebagai berikut :
Network ID : 192.168.0.160 (Subnet-5)
IP Address : 192.168.0.161-192.168.0.190
IP Add Broad. : 192.168.0.191
Subnet Mask : 255.255.255.224
Network ID : 192.168.0.192 (Subnet-6)
IP Address : 192.168.0.193-192.168.0.222
IP Add Broad. : 192.168.0.223
Subnet Mask : 255.255.255.224
29. Catatan Penting yang Harus Dipahami
1. Anda dapat menyelubungkan dua atau lebih bit-bit
Host ID untuk mendapatkan Network ID baru
selama masih tersedia bit Host ID yang dapat anda
selubungkan.
2. Apabila semakin sedikit bit Host ID yang anda
selubungkan, maka akan didapatkan jumlah
Network ID yang sedikit (semakin kecil) &
sebaliknya apabila semakin banyak bit Host ID
yang anda selubungkan, maka akan didapatkan
jumlah Network ID yang semakin banyak (semakin
besar)
30. Penyelesaian Subnetting
1. Blok Subnet
Pergunakanlah rumus (256 Angka oktet yang
diselubungkan), mis : Subnet mask : 255.255.224.0
256 224 = 32, Subnet berikutnya adalah 32+32 = 64,
64+32 = 96, 96+32 = 128, 128+32 =160 dan 160+32=192.
Jadi subnet lengkapnya adalah 32, 64, 96, 128, 160 dan
192.
2. Menghitung banyaknya jumlah Network ID / Subnet :
2N 2, dimana N adalah banyaknya binari 1 pada oktet
terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3
oktet terakhir untuk kelas A)
3. Menghitung banyaknya jumlah Host per Network ID / Subnet
2n 2, dimana n adalah banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir subnet mask