pppt diseminasi.pptx,aksi nyata budaya kUmiHafizah2
油
Selain itu, posisi Manajer mengacu pada restitusi yang dapat menjadikan murid sebagai manajer bagi dirinya sendiri sehingga dapat tercipta identitas
positif pada diri murid,Menstabilkan Identitas dilakukan berdasarkan prinsip bahwa membuat kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran, yang nantinya akan menggeser identitas gagal ke arah identitas sukses.
Validasi Tindakan yang Salah dilakukan berdasarkan prinsip bahwa setiap perilaku berupaya memenuhi suatu kebutuhan tertentu, sehigga guru atau orang tua akan bergeser dari pemikiran stimulus respon menjadi proaktif, serta akan lebih mengenali dan mengakui kebutuhan murid atau anak.
,Menanyakan Keyakinan dilakukan dengan memberi pertanyaan- pertanyaan bermakna kepada murid atau anak untuk memunculkan motivasi secara intrinsik sehingga mampu mengaitkan keyakinannya dengan tindakan yang salah.
,Apa nilai yang kita percaya di sekolah kita? Nilai-nilai apa yang telah kita sepakati?
Kelas yang ideal itu seperti apa sih? Kamu ingin jadi anak seperti apa?
Apa yang kamu rasakan?
Ketika kamu melakukan hal itu, kamu menjadi orang yang seperti apa?
PPT Aksi Nyata Budaya Positif calon guru penggerakKhristianNedi
油
Budaya positif di sekolah adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, menyenangkan, dan mendukung perkembangan siswa secara holistik. Dalam budaya positif, fokus utama adalah pada pengembangan karakter siswa, membangun hubungan yang positif antara guru dan siswa, serta menciptakan suasana sekolah yang inklusif dan menghargai perbedaan.
Pentingnya Budaya Positif di Sekolah
Meningkatkan prestasi akademik: Siswa yang merasa aman dan didukung cenderung lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai potensi terbaik mereka.
Mengembangkan karakter: Budaya positif menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, kerja sama, dan empati pada siswa.
Menciptakan iklim sekolah yang positif: Lingkungan sekolah yang positif dapat mengurangi masalah disiplin dan meningkatkan kesejahteraan siswa.
Mempersiapkan siswa untuk masa depan: Siswa yang tumbuh dalam budaya positif akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia nyata.
Contoh Penerapan Budaya Positif di Sekolah
Menciptakan kelas yang inklusif: Menghargai perbedaan individu, menciptakan suasana yang aman bagi semua siswa, dan melibatkan semua siswa dalam pembelajaran.
Membangun hubungan yang positif: Guru membangun hubungan yang kuat dengan siswa, menciptakan suasana yang hangat dan suportif.
Menggunakan bahasa yang positif: Guru dan staf sekolah menggunakan bahasa yang positif dan menghindari hukuman fisik atau verbal.
Menerapkan disiplin positif: Mengalihkan fokus dari hukuman ke solusi, mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Memberikan pengakuan dan penghargaan: Mengakui dan menghargai prestasi siswa, baik akademik maupun non-akademik.
Melaksanakan kegiatan yang membangun komunitas: Mengorganisir kegiatan ekstrakurikuler, proyek kelompok, atau acara sekolah yang melibatkan seluruh komunitas sekolah.
Manfaat Budaya Positif bagi Siswa
Meningkatkan rasa percaya diri: Siswa merasa lebih percaya diri dalam mengekspresikan pendapat dan ide-ide mereka.
Meningkatkan motivasi belajar: Siswa lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai tujuan mereka.
Meningkatkan kemampuan sosial: Siswa belajar untuk bekerja sama, berkolaborasi, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif.
Meningkatkan kesejahteraan emosional: Siswa merasa lebih bahagia dan puas dengan kehidupan sekolah mereka.
Ingin tahu lebih banyak tentang budaya positif di sekolah
Kasus ini membahas tentang upaya Kepala Sekolah Ibu Suti dalam menyelesaikan masalah antara murid bernama Dino dan Anto dengan menerapkan pendekatan restitusi dan memenuhi kebutuhan dasar kedua murid.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang budaya positif di sekolah dan perubahan paradigma dari kontrol eksternal menjadi kontrol internal.
2. Dokumen juga membedakan antara hukuman dan konsekuensi positif serta menjelaskan pentingnya memenuhi kebutuhan dasar manusia.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang 5 posisi kontrol yang dapat mendorong motivasi internal siswa.
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar dan油Knowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
More Related Content
Similar to PPT Aksi Nyata Budaya Positif dan disiplin positif (20)
Kasus ini membahas tentang upaya Kepala Sekolah Ibu Suti dalam menyelesaikan masalah antara murid bernama Dino dan Anto dengan menerapkan pendekatan restitusi dan memenuhi kebutuhan dasar kedua murid.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang budaya positif di sekolah dan perubahan paradigma dari kontrol eksternal menjadi kontrol internal.
2. Dokumen juga membedakan antara hukuman dan konsekuensi positif serta menjelaskan pentingnya memenuhi kebutuhan dasar manusia.
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang 5 posisi kontrol yang dapat mendorong motivasi internal siswa.
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar dan油Knowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
7. Disiplin Positif
Motivasi Perilaku Manusia
Keyakinan Sekolah/ Kelas
Kebutuhan Dasar Manusia
Posisi Kontrol Restitusi
Segitiga Restitusi
Seorang guru yang baik harus memiliki
kemampuan dalam mewujudkan budaya
positif di sekolah. Budaya positif tersebut
dapat dijalankan dengan menerapkan
konsep-konsep inti seperti:
1
2
3
4
5
6
9. DISIPLIN
POSITIF
Disiplin Positif merupakan suatu
cara penerapan disiplin yang
mengajarkan anak bertanggung
jawab dan menumbuhkan
kesadaran diri berdasarkan nilai-
nilai kebajikan
11. DISIPLIN
POSITIF
Disiplin Diri dapat membuat
murid memahami dan
menyadari berdasarkan motivasi
internal, bukan akibat paksaan,
pujian, ataupun hukuman.
14. Untuk menghindari
ketidaknyamanan
atau hukuman.
Untuk mendapatkan
imbalan atau penghargaan
dari orang lain.
Untuk menjadi orang yang
mereka inginkan dan
menghargai diri sendiri
dengan nilai-nilai yang
mereka percaya.
MOTIVASI
PERIAKU
MANUSIA
3
16. Guru berperan dalam mewujudkan
terbentuknya keyakinan sekolah atau
kelas dengan adanya kesepakatan
antara guru dan murid.
KEYAKINAN
SEKOLAH /
KELAS
17. Keyakinan sekolah atau kelas berupa
pernyataan-pernyataan universal
yang mudah diingat dan dipahami
dan harus diterapkan di lingkungan
sekolah.
KEYAKINAN
SEKOLAH /
KELAS
22. PERNYATAAN
Ketika seorang murid melakukan suatu
perbuatan yang bertentangan dengan
nilai-nilai kebajikan, atau melanggar
peraturan, hal itu sebenarnya
dikarenakan mereka gagal memenuhi
kebutuhan dasar mereka.
24. STUDI KASUS
Ibu Zulaikha, guru wali kelas kelas 9H,
sedang bingung menghadapi ulah salah
satu murid di kelasnya, Tomi. Beberapa
anak telah mengeluhkan Tomi yang
seringkali meminta bekal makan siang
mereka dengan paksa. Jika Anda
menghadapi situasi seperti Ibu Zulaikha,
apa yang akan anda lakukan? Menurut
anda, kira-kira apa alasan Doni
melakukan hal itu?
25. ALASAN TOMI #1
karena ia lapar dan orangtuanya
tidak membawakannya bekal
makan siang, maka kebutuhan
dasar yang sedang berusaha
dipenuhi oleh Tomi, adalah
kebutuhan untuk bertahan hidup
(survival).
26. ALASAN TOMI #2
karena dia merasa senang temannya
jadi memperhatikan dia. Ketika
temannya melaporkan tindakannya itu
pada gurunya, dan gurunya
memberitahu orang tuanya, sehingga
orang tuanya jadi memperhatikan dia,
maka kebutuhan dasar yang sedang
dipenuhi Tomi adalah kebutuhan akan
kasih sayang dan rasa diterima.
27. ALASAN TOMI #3
karena temannya jadi takut dengan
dia dan menuruti keinginannya,
maka sebetulnya Tomi sedang
berusaha memenuhi kebutuhan
dasarnya akan kekuasaan.
28. ALASAN TOMI #4
karena dia merasa bosan dengan bekal
makanan yang dibawakan ibunya dari
rumah, karena ibunya selalu
membawakan bekal yang sama, oleh
karena itu dia ingin mencoba makanan
teman-temannya yang beraneka
ragam, maka Tomi sedang berusaha
memenuhi kebutuhannya akan
kebebasan.
29. ALASAN TOMI #5
karena ia melakukannya karena iseng
saja dan ia menikmati ekspresi wajah
teman-temannya yang kesal karena
diambil makanannya dan menurut dia,
ekspresi teman-temannya itu lucu.
Maka berarti Tomi sedang berusaha
memenuhi kebutuhannya akan
kesenangan.
32. 5 POSISI KONTROL
MOTIVASI:
PENGHUKUM
(Kontrol dari Luar)
PEMBUAT RASA TEMAN
(Kontrol dari Luar)
PEMANTAU MANAJER
(Kontrol Diri)
IDENTITAS GAGAL
BERSALAH
IDENTITAS BERHASIL/SUKSES IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
Hasil:
Guru Berkata:
Guru Berbuat:
Dampak pada
Kaitan dengan
Dunia
Berkualitas
Murid Berkata:
Mengulangi kesalahan
Ah, biarkan saja. Nanti
juga marah-marah lagi.
Memberontak
Menyalahkan orang lain
Berbohong
Murid meletakkan guru
di luar Dunia Berkualitas
Menghardik
Menunjuk-nunjuk
Menyakiti
Menyindir
Kalau kamu tidak
melakukannya, awas ya!
Rasakan!
Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau
Ketergantungan pada Orang Lain
Menghargai Diri Sendiri
Berceramah dan
mengatakan,
Membuatkan alasan-alasan Menghitung dan mengukur Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
untuk muridnya.
Seharusnya
Ibu kecewa
Kamu seharusnya
kamu sudah tahu. Ibu
lelah sekali
mengatakannya. Ibu
Ayolah, lakukan demi Apa peraturannya? Apa yang kita yakini?
Apa yang bisa kau kerjakan untuk
Ibu
Masa kamu tidak mau,
ingat tidak Ibu pernah
memperbaiki masalah ini?
stress bantu
Ketergantungan
Menyembunyikan Menyesuaikan diri, bila Menguatkan pribadi
Menyangkal diawasi
Berbohong
Murid meletakkan
guru di dalam Dunia
Berkualitas
Murid meletakkan guru di
sebagai orang yang
sangat penting di Dunia
Berkualitas
Saya pikir Bapak/Ibu teman
Murid meletakkan guru
peraturan dan hukum di
dunia Berkualitas
Murid meletakkan dirinya sebagai
individu yang positif dalam Dunia
Berkualitas
Maafkan saya. Berapa banyak bintang Bagaimana caranya saya bisa
saya. Ternyata begitu. yang saya harus peroleh? memperbaiki keadaan?
Berapa halaman yang
harus saya tulis?
Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri, Menitikberatkan pada
sanksi atau hadiah untuk
Mengevaluasi diri, bagaimana cara
tergantung memperbaiki diri?
dirinya.
Murid:
35. POSISI
KONTROL
RESTITUSI
Sealin itu, posisi Manajer
mengacu pada restitusi yang
dapat menjadikan murid sebagai
manajer bagi dirinya sendiri
sehingga dapat tercipta identitas
positif pada diri murid
39. MENSTABILKAN
IDENTIAS
Berbuat salah itu hal yang manusiawi
Tidak ada manusia yang sempurna
Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini
Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu
siapa yang benar, siapa yang salah, Bapak/Ibu
lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah.
Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus
menerus, apakah kamu bersikap baik pada
dirimu sendiri?
40. VALIDASI
TINDAKAN
YANG SALAH
Validasi Tindakan yang Salah dilakukan
berdasarkan prinsip bahwa setiap
perilaku berupaya memenuhi suatu
kebutuhan tertentu, sehigga guru atau
orang tua akan bergeser dari pemikiran
stimulus respon menjadi proaktif, serta
akan lebih mengenali dan mengakui
kebutuhan murid atau anak.
41. VALIDASI TINDAKAN
YANG SALAH
Kamu pasti punya alasan mengapa
melakukannya.
Apa yang penting bagi kamu?
Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu,
tapi tambahkan sikap yang lain, yang baru.
Maukah kamu belajar cara lain untuk
mendapat yang kamu butuhkan tanpa harus
memukul?
42. MENANYAKAN
KEYAKINAN
Menanyakan Keyakinan dilakukan
dengan memberi pertanyaan-
pertanyaan bermakna kepada murid
atau anak untuk memunculkan
motivasi secara intrinsik sehingga
mampu mengaitkan keyakinannya
dengan tindakan yang salah.
43. MENANYAKAN
KEYAKINAN
Apa nilai yang kita percaya di sekolah kita?
Nilai-nilai apa yang telah kita sepakati?
Kelas yang ideal itu seperti apa sih?
Kamu ingin jadi anak seperti apa?
Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu
melakukan itu, kamu menjadi orang yang
seperti apa?
44. Disiplin Positif
Motivasi Perilaku Manusia
Keyakinan Sekolah/ Kelas
Kebutuhan Dasar Manusia
Posisi Kontrol Restitusi
Segitiga Restitusi
Seorang guru yang baik harus memiliki
kemampuan dalam mewujudkan budaya
positif di sekolah. Budaya positif tersebut
dapat dijalankan dengan menerapkan
konsep-konsep inti seperti:
1
2
3
4
5
6