ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU
   BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN
        (Studi Kasus Kota Semarang)



            Hanifah Nurhayati
               G24080013


             Dibimbing oleh
          Yon Sugiarto, S.Si, M.Sc
Pendahuluan

Outline   Metodologi

          Kondisi Umum
           Semarang
            Hasil dan
          Pembahasan

           Kesimpulan
Pendahuluan
 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2007 → RTH
  perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan
  perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna
  mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan
  estetika.
ï‚› Semarang mengalami perkembangan pesat dalam bidang
  pembangunan. Sejalan dengan itu pertambahan penduduk juga
  meningkat. Adanya tekanan penduduk terhadap kebutuhan
  lahan menyebabkan perubahan penggunaan lahan.
ï‚› Perubahan penggunaan lahan cenderung mengurangi luas RTH
  di Semarang, sehingga kualitas lingkungan kota Semarang
  menurun
Tujuan
             Menentukan luas ruang
               terbuka hijau yang
           dibutuhkan kota Semarang
          tahun 2015, tahun 2020 dan
         tahun 2025 yang akan datang
             berdasarkan kebutuhan
                    oksigen




              Mengkaji pengaruh
         perubahan luas ruang terbuka
              hijau kota Semarang
            terhadap keadaan iklim
Metodologi

        • Seperangkat komputer
        • Software Er Mapper, dan Software ArGIS.

Alat
        • Alat tulis




        • Peta kota Semarang, Revisi Rencana Umum Tata Ruang
          Kota (RUTRK) Semarang tahun 2010-2030
        • Data iklim kota Semarang tahun 1990-2007

Bahan
        • Data jumlah penduduk, ternak dan kendaraan bermotor
          kota Semarang tahun 1990-2010
Langkah Penelitian
Penetuan Luas RTH dari
  kebutuhan oksigen                   Disempurna oleh
                                      Wijayanti (2003)
    (Gerarkis 1974)




    54       :   Konstanta    yang     Lt      : Luas RTH pada tahun
                                       t (m2)
    menunjukkan 1m    2 luas lahan
    menghasilkan 54 gram      berat    Xt, Pt : Jumlah kebutuhan
    kering tanaman perhari             oksigen bagi penduduk pada
    0,9375 :     Konstanta    yang     tahun t
    menunjukkan bahwa 1 gram berat     Yt, Kt : Jumlah kebutuhan
    kering tanaman adalah setara       oksigen     bagi      kendaraan
    dengan produksi oksigen 0,9375     bermotor pada tahun t
    gram.                              Tt      : Jumlah kebutuhan
                                       oksigen bagi ternak pada tahun t
Rata-rata persentase
 Rumus bunga berganda                  pertambahan jumlah
   untuk menghitung                    penduduk,kendaraan
populasi masa mendatang
                                         bermotor, ternak


        Pt+x = Pt (1+r)x


    Pt+x    : Jumlah (penduduk,
    kendaraan, ternak) pada tahun        t1 : Jumlah (penduduk,
    (t+x)                                kendaraan,ternak) tahun
    Pt      : Jumlah (penduduk,          ke-1
    kendaraan,ternak) pada tahun (t)     t2 : Jumlah (penduduk,
    r       : Rata-rata persentase       kendaraan, ternak) tahun
    pertambahan jumlah (penduduk ,       ke-2
    kendaraan, ternak)
    x       : Selisih tahun
Asumsi:
a.   Pengguna oksigen hanya manusia, ternak dan kendaraan bermotor, sedangkan
     jumlah hewan peliharaan dan ternak yang relatif kecil diabaikan dalam perhitungan.
b.   Jumlah kendaraan yang keluar dan masuk dalam wilayah kota Semarang dianggap
     sama setiap hari.
c.   Kebutuhan oksigen per hari tiap orang adalah sama yaitu sebesar 0,864 kg/hari
     (White, Handler dan Smith 1959 dalam Nugraha 1991).
d.   Kebutuhan oksigen oleh kendaraan bermotor yaitu 58,15 kg/hari untuk kendaraan
     penumpang, 228,80 kg/hari untuk kendaraan bus, 114,40 kg/jam untuk kendaraan
     beban dan 2,90 kg/jam untuk sepeda motor (Arismunandar 1980 dalam Muis
     2005).
e.   Kebutuhan oksigen oleh hewan ternak yaitu 1,70 kg/hari untuk sapi dan kerbau,
     2,85 kg/hari untuk kuda, 0.31 kg/hari untuk kambing dan domba, serta 0,17 kg/hari
     untuk unggas (Muis, 2005).
f.   Waktu beroperasi tiap jenis kendaraan adalah sama yaitu 5 jam/hari (Agustin, 1995)
g.   Suplai oksigen hanya dilakukan oleh tanaman dan kota merupakan suatu sistem
     tertutup
h.   Persentase pertumbuhan jumlah penduduk, ternak dan kendaraan bermotor konstan.
Kondisi Umum Semarang
ï‚›   Letak Geografis                        ï‚› Topografi
         6 50’ - 7 10’ LS                 - Bagian Selatan:
         109 50’ - 110 35’ BT             Daerah perbukitan (Kota-kota
                                          atas), dengan sudut kemiringan
ï‚›   Batas Wilayah                         15-40%
-   Sebelah Selatan       : Kab. Semarang - Bagian Utara:
-   Sebelah Barat         : Kab. Kendal   Dataran rendah (kota-kota
                                          bawah), sudut kemiirngan 0-2%
-   Sebelah Timur         : Kab. Demak
                                          - Ketinggian:
-   Sebelah Utara         : Laut Jawa
                                          Dataran Rendah 5 m dpl
                                          Dataran Tinggi 50-250 m dpl
ï‚›   Luas Wilayah :    37.370 Ha
Peta topografi kota Semarang tahun 1999 (Sumber: RIWRD 2001).
Hasil dan Pembahasan

1.   Kebutuhan    Luas    RTH     berdasarkan
     Kebutuhan Oksigen Kota Semarang

2.   Pengaruh RTH terhadap Keadaan Iklim Kota
     Semarang
Penggunaan Lahan Kota Semarang
Wilayah konservasi kota Semarang




    RTH Kawasan hutan konservasi mendominasi di wilayah kota Semarang yaitu :
1. Kecamatan Tembalang 806 Ha               4. Kecamatan Mijen 5115 Ha
2. Kecamatan Banyumanik 960 Ha              5. Kecamatan Ngaliyan 976 Ha
3. Kecamatan Gunungpati 5214 Ha    (Bapeda kota Semarang 2010)
RTH Kota Semarang
ï‚› Berdasarkan   Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun
  1988, standar RTH yang didasarkan atas persentase luas area
  dan jumlah penduduk suatu wilayah yaitu 40-60% dari total
  wilayah harus dihijaukan.
ï‚› Penentuan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan
  kebutuhan oksigen di kota Semarang sangat bergantung pada
  kondisi RTH di kota Semarang saat ini dan Rencana Umum
  Tata Ruang Kota (RUTRK) kota Semarang.
ï‚› Sesuai dengan RUTRK kota Semarang tahun 2010 ditetapkan
  bahwa RTH di kota Semarang sebesar ±15621 hektar (42%)
  terdiri dari RTH privat ±1562 hektar (10%) dan RTH publik
  ±14059 hektar (31%).
Proyeksi jumlah penduduk kota Semarang
                 tahun 1990-2025
        Jumlah Penduduk      Pengkonsumsian oksigen oleh
Tahun                         manusia dan hewan ternak yaitu
            (Jiwa)
                              untuk proses metabolisme dan
1985       1.096.271          pembakaran zat-zat makanan dalam
1990       1.146.931          tubuh,   sedangkan     kendaraan
                              bermotor mengkonsumsi oksigen
1995       1.232.931          untuk proses pembakaran bahan
2000       1.309.667          bakarnya
2005       1.419.478
                             Rata-rata persentase pertambahan
2010       1.527.433
                              penduduk kota Semarang 1,6% per
2015       1.635.237
                              tahun

2020       1.750.649

2025       1.874.207
Proyeksi jumlah kendaraan bermotor kota Semarang tahun
                       1990-2025

     Tahun   Bus    Kendaraan Beban Kendaraan Penumpang Sepeda Motor

      1990   240         902               10.950          48.109

      1995   769         1.217             19.090          74.580

      2000   244         904               22.353          82.490

      2005   530         732               22.190          93.073

      2010   443         913               46.784          119.019

      2015   804         948               75.609          154.207

      2020   1457        983              122.195          199.798

      2025   2644        1021             197.484          258.869

ï‚›   Rata-rata persentase pertambahan jumlah kendaraan bermotor per
    tahun di kota Semarang lebih besar dari 10%
Proyeksi jumlah hewan ternak kota Semarang tahun 1990-2025

     Tahun      Kerbau dan Sapi     Kuda     Kambing dan Domba    Unggas


      1990          11.470           164           30.076         782.591

      1995          10.132           186           27.355        2.169.933

      2000          10.674           203           32.439        5.108.257

      2005           5.965           79            20.239         787.463

      2010           2.951            0            27.783        1.309.801

      2015           2.278            0            28.428        2.602.752

      2020           1.758            0            29.088        5.172.020

      2025           1.357            0            29.764        10.277.504

ï‚›   Rata-rata persentase pertambahan jumlah hewan ternak per tahun di kota
    Semarang lebih besar dari 3,2%
Kebutuhan Oksigen dan RTH Kota Semarang
                                                                 Luas RTH yang
                                                                dibutuhkan untuk
                                                                                  Luas RTH yang
                     Kebutuhan Oksigen (kg/hari)                   memenuhi
                                                                                     tersedia
Tahun                                                           kebutuhan oksigen
                                                                      kota
                       Kendaraan       Hewan
        Penduduk                                     Total       (Ha)     (%)     (Ha)    (%)
                       Bermotor        Ternak

1990    0,99 x 106      0,93 x 106    0,16 x 106   2,08 x 106    4.116    11%    21.847   65%

1995    1,07 x 106      1,64 x 106    0,39 x 106   3,09 x 106    6.103    16%    21.732   58%

2000    1.13 x 106      1,70 x 106    0,88 x 106   3,71 x 106    7.329    20%    21.469   57%

2005    1,23 x 106      1,76 x 106    0,15 x 106   3,14 x 106    6.195    17%    18.786   50%

2010    1,32 x 106      3,27 x 106    0,23 x 106   4,82 x 106    9.522    20%    15.621   42%

2015    1.4 x 106       5,13 x 106    0,45 x 106   6,99 x 106   13.809    37%    15.207   41%

2020    1.51 x 106      8,12 x 106    0,88 x 106   1,05 x 107   20.759    56%    14.804   40%

2025    1,62 x 106      12,94 x 106   1,73 x 106   1,63 x 107   32.167    86%    14.412   39%
Solusi:
   Menekan laju pertambahan jumlah kendaraan bermotor di
    kota Semarang mulai saat ini. Akan tetapi hal tersebut akan
    sulit dilakukan karena belum adanya peraturan dalam hal
    pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor.
   Mengoptimalkan fungsi RTH terutama di lokasi-lokasi yang
    padat kegiatan seperti pusat kota.
   Upaya pengoptimalan fungsi RTH dapat dilakukan melalui
    pembangunan ruang terbuka hijau dengan jenis tanaman
    yang memiliki produksi oksigen tinggi dan mampu meredam
    polutan yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor serta
    menentukan bentuk dan tipe ruang terbuka hijau yang sesuai
    dengan rencana pengembangan wilayah kota.
Pengaruh RTH terhadap kondisi iklim
              kota Semarang
ï‚› Kota Semarang berdasarkan data iklim
  selama 17 tahun yaitu dari 1990-2007:

 suhu udara rata-rata cenderung mengalami
  peningkatan disetiap tahunnya
 kelembaban relatif, curah hujan dan radiasi
  matahari rata-rata cenderung mengalami
  penurunan disetiap tahunnya.
Grafik Suhu Udara Rata-Rata (°C) Kota Semarang Tahun 1990-2007
Grafik Kelembaban Udara Rata-Rata (%) Kota Semarang Tahun 1990-2007
Grafik Curan Hujan Rata-Rata (mm) Kota Semarang Tahun 1990-2007
Grafik Radiasi Matahari Rata-Rata (%) Kota Semarang Tahun 1990-2007
kesimpulan
     Berdasarkan perhitungan dengan persamaan Gerarkis maka:
 1.    Tahun 2015 luas RTH kota Semarang masih mencukupi kebutuhan oksigen
       kota yaitu RTH yang dibutuhkan 13809 Ha dan luas RTH yang tersedia
       15207 Ha
 2.    Tahun 2020 dan 2025, RTH di kota Semarang sudah tidak mampu lagi
       memenuhi kebutuhan oksigen kota. RTH kota Semarang yang seharusnya
       seluas 20759 Ha pada tahun 2020 kota Semarang hanya mampu
       menyediakan seluas 14804 Ha. Dan RTH kota Semarang yang seharusnya
       seluas 32167 Ha pada tahun 2025 kota Semarang hanya mampu
       menyediakan seluas 14412 Ha

     Berkurangnya luasan RTH dari tahun 1990 hingga 2010 berdampak pada
      iklim kota Semarang yaitu terjadinya peningkatan suhu udara rata-
      rata, penurunan kelembaban relatif udara rata-rata tahunan, penurunan
      intensitas curah hujan rata-rata tahunan dan penurunan radiasi surya rata-rata
      tahunan yang sampai ke permukaan kota Semarang. Ini menunjukkan bahwa
      keberadaan RTH dapat mempengaruhi kondisi iklim kota.
Terima Kasih

More Related Content

What's hot (20)

Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
infosanitasi
Ìý
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Yogan Daru Prabowo
Ìý
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahan
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahanKebijakan dan strategi pengelolaan persampahan
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahan
Joy Irman
Ìý
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Andes Asmuni
Ìý
Dasar-dasar Sanitasi Permukiman
Dasar-dasar Sanitasi PermukimanDasar-dasar Sanitasi Permukiman
Dasar-dasar Sanitasi Permukiman
infosanitasi
Ìý
Semarang 30% rth final
Semarang 30% rth finalSemarang 30% rth final
Semarang 30% rth final
Shahnaz Acrydiena
Ìý
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Ardita Putri Usandy
Ìý
Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Persampahan dengan Menerapkan PPK BLU
Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Persampahan dengan Menerapkan PPK BLUPedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Persampahan dengan Menerapkan PPK BLU
Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Persampahan dengan Menerapkan PPK BLU
infosanitasi
Ìý
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2018
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2018Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2018
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2018
Lestari Moerdijat
Ìý
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kotaPanduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
infosanitasi
Ìý
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rthPermen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
jamestravolta
Ìý
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Joy Irman
Ìý
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
santy_wahyuni
Ìý
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
infosanitasi
Ìý
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota Semarang
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota SemarangKajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota Semarang
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota Semarang
Nurlina Y.
Ìý
Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah TanggaKebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Joy Irman
Ìý
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
Agus Dwi Wicaksono
Ìý
Presentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaPresentation rdtr kota
Presentation rdtr kota
Ary Ajo
Ìý
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Penataan Ruang
Ìý
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
infosanitasi
Ìý
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Yogan Daru Prabowo
Ìý
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahan
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahanKebijakan dan strategi pengelolaan persampahan
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahan
Joy Irman
Ìý
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Andes Asmuni
Ìý
Dasar-dasar Sanitasi Permukiman
Dasar-dasar Sanitasi PermukimanDasar-dasar Sanitasi Permukiman
Dasar-dasar Sanitasi Permukiman
infosanitasi
Ìý
Semarang 30% rth final
Semarang 30% rth finalSemarang 30% rth final
Semarang 30% rth final
Shahnaz Acrydiena
Ìý
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaanSni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Sni 03 1733-2004 v.2 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Ardita Putri Usandy
Ìý
Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Persampahan dengan Menerapkan PPK BLU
Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Persampahan dengan Menerapkan PPK BLUPedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Persampahan dengan Menerapkan PPK BLU
Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Persampahan dengan Menerapkan PPK BLU
infosanitasi
Ìý
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2018
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2018Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2018
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2018
Lestari Moerdijat
Ìý
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kotaPanduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
infosanitasi
Ìý
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rthPermen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
jamestravolta
Ìý
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Joy Irman
Ìý
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
santy_wahyuni
Ìý
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
infosanitasi
Ìý
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota Semarang
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota SemarangKajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota Semarang
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota Semarang
Nurlina Y.
Ìý
Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah TanggaKebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Kebijakan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Joy Irman
Ìý
Presentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaPresentation rdtr kota
Presentation rdtr kota
Ary Ajo
Ìý
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Penataan Ruang
Ìý

Similar to PPT ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi Kasus Kota Semarang) (20)

79823749823749328479324329472394873294872394823749237923874
7982374982374932847932432947239487329487239482374923792387479823749823749328479324329472394873294872394823749237923874
79823749823749328479324329472394873294872394823749237923874
Prasetyo Katon
Ìý
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Bos Ariadi Muis
Ìý
Presentasi konsep MasterPlan Persampahan.pptx
Presentasi konsep MasterPlan Persampahan.pptxPresentasi konsep MasterPlan Persampahan.pptx
Presentasi konsep MasterPlan Persampahan.pptx
beppeda1571
Ìý
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
infosanitasi
Ìý
Proposal aa
Proposal aaProposal aa
Proposal aa
Moh TP
Ìý
PRESENTASE TPA.ppt
PRESENTASE TPA.pptPRESENTASE TPA.ppt
PRESENTASE TPA.ppt
RizalFariid
Ìý
11937724.ppt
11937724.ppt11937724.ppt
11937724.ppt
KMBBINDONESIA
Ìý
SULTRA_KOTA KENDARI CC7.pptx
SULTRA_KOTA KENDARI CC7.pptxSULTRA_KOTA KENDARI CC7.pptx
SULTRA_KOTA KENDARI CC7.pptx
SadarudinMuhamad
Ìý
Penyusunan KSCT Kabupaten Pamekasan
Penyusunan KSCT Kabupaten PamekasanPenyusunan KSCT Kabupaten Pamekasan
Penyusunan KSCT Kabupaten Pamekasan
Vorata Alvorata
Ìý
Bahan paparan Dirpras Perkembangan Kawasan TOD di Jabodetabek.pptx
Bahan paparan Dirpras Perkembangan Kawasan TOD di Jabodetabek.pptxBahan paparan Dirpras Perkembangan Kawasan TOD di Jabodetabek.pptx
Bahan paparan Dirpras Perkembangan Kawasan TOD di Jabodetabek.pptx
PhardhameanDavid
Ìý
Paparan Kaban FGD Perubahan Iklim Kemenkeu 24_editt.pptx
Paparan Kaban FGD Perubahan Iklim Kemenkeu 24_editt.pptxPaparan Kaban FGD Perubahan Iklim Kemenkeu 24_editt.pptx
Paparan Kaban FGD Perubahan Iklim Kemenkeu 24_editt.pptx
DesianaRahmawati1
Ìý
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energi
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energiPresentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energi
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energi
Wijayanto Soehadi
Ìý
Pola Pengeloaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Akuaman
Pola Pengeloaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai AkuamanPola Pengeloaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Akuaman
Pola Pengeloaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Akuaman
binnolabs
Ìý
1. Pra RAKERNAS IATPI Bali - NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf
1. Pra RAKERNAS IATPI Bali -  NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf1. Pra RAKERNAS IATPI Bali -  NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf
1. Pra RAKERNAS IATPI Bali - NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf
NgakanKetutAcwinDwij
Ìý
Studi Daya Tampung Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bukit Tunggal Pasca Penambah...
Studi Daya Tampung Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bukit Tunggal Pasca Penambah...Studi Daya Tampung Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bukit Tunggal Pasca Penambah...
Studi Daya Tampung Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bukit Tunggal Pasca Penambah...
rudyyogalesmana
Ìý
KONSEP PENGEMBANGAN SANITASI KOTA TANGERANG
KONSEP PENGEMBANGAN SANITASI  KOTA TANGERANGKONSEP PENGEMBANGAN SANITASI  KOTA TANGERANG
KONSEP PENGEMBANGAN SANITASI KOTA TANGERANG
Anton Riyanto
Ìý
Draft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning ok
Draft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning okDraft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning ok
Draft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning ok
Kotjo Negoro
Ìý
Profil Kabupaten Pelalawan
Profil Kabupaten PelalawanProfil Kabupaten Pelalawan
Profil Kabupaten Pelalawan
stst3p
Ìý
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklim
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklimkebijakan nasional mitigasi perubahan iklim
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklim
Zulhamidi Zulhamidi
Ìý
79823749823749328479324329472394873294872394823749237923874
7982374982374932847932432947239487329487239482374923792387479823749823749328479324329472394873294872394823749237923874
79823749823749328479324329472394873294872394823749237923874
Prasetyo Katon
Ìý
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Bos Ariadi Muis
Ìý
Presentasi konsep MasterPlan Persampahan.pptx
Presentasi konsep MasterPlan Persampahan.pptxPresentasi konsep MasterPlan Persampahan.pptx
Presentasi konsep MasterPlan Persampahan.pptx
beppeda1571
Ìý
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
infosanitasi
Ìý
Proposal aa
Proposal aaProposal aa
Proposal aa
Moh TP
Ìý
PRESENTASE TPA.ppt
PRESENTASE TPA.pptPRESENTASE TPA.ppt
PRESENTASE TPA.ppt
RizalFariid
Ìý
SULTRA_KOTA KENDARI CC7.pptx
SULTRA_KOTA KENDARI CC7.pptxSULTRA_KOTA KENDARI CC7.pptx
SULTRA_KOTA KENDARI CC7.pptx
SadarudinMuhamad
Ìý
Penyusunan KSCT Kabupaten Pamekasan
Penyusunan KSCT Kabupaten PamekasanPenyusunan KSCT Kabupaten Pamekasan
Penyusunan KSCT Kabupaten Pamekasan
Vorata Alvorata
Ìý
Bahan paparan Dirpras Perkembangan Kawasan TOD di Jabodetabek.pptx
Bahan paparan Dirpras Perkembangan Kawasan TOD di Jabodetabek.pptxBahan paparan Dirpras Perkembangan Kawasan TOD di Jabodetabek.pptx
Bahan paparan Dirpras Perkembangan Kawasan TOD di Jabodetabek.pptx
PhardhameanDavid
Ìý
Paparan Kaban FGD Perubahan Iklim Kemenkeu 24_editt.pptx
Paparan Kaban FGD Perubahan Iklim Kemenkeu 24_editt.pptxPaparan Kaban FGD Perubahan Iklim Kemenkeu 24_editt.pptx
Paparan Kaban FGD Perubahan Iklim Kemenkeu 24_editt.pptx
DesianaRahmawati1
Ìý
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energi
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energiPresentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energi
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energi
Wijayanto Soehadi
Ìý
Pola Pengeloaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Akuaman
Pola Pengeloaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai AkuamanPola Pengeloaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Akuaman
Pola Pengeloaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Akuaman
binnolabs
Ìý
1. Pra RAKERNAS IATPI Bali - NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf
1. Pra RAKERNAS IATPI Bali -  NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf1. Pra RAKERNAS IATPI Bali -  NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf
1. Pra RAKERNAS IATPI Bali - NK Acwin Dwijendra-Ketua IATPI Bali.pdf
NgakanKetutAcwinDwij
Ìý
Studi Daya Tampung Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bukit Tunggal Pasca Penambah...
Studi Daya Tampung Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bukit Tunggal Pasca Penambah...Studi Daya Tampung Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bukit Tunggal Pasca Penambah...
Studi Daya Tampung Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bukit Tunggal Pasca Penambah...
rudyyogalesmana
Ìý
KONSEP PENGEMBANGAN SANITASI KOTA TANGERANG
KONSEP PENGEMBANGAN SANITASI  KOTA TANGERANGKONSEP PENGEMBANGAN SANITASI  KOTA TANGERANG
KONSEP PENGEMBANGAN SANITASI KOTA TANGERANG
Anton Riyanto
Ìý
Draft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning ok
Draft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning okDraft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning ok
Draft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning ok
Kotjo Negoro
Ìý
Profil Kabupaten Pelalawan
Profil Kabupaten PelalawanProfil Kabupaten Pelalawan
Profil Kabupaten Pelalawan
stst3p
Ìý
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklim
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklimkebijakan nasional mitigasi perubahan iklim
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklim
Zulhamidi Zulhamidi
Ìý

More from Hanifah Nurhayati (20)

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...
Hanifah Nurhayati
Ìý
GFM 45
GFM 45GFM 45
GFM 45
Hanifah Nurhayati
Ìý
SISTEM ASURANSI INDEKS IKLIM
SISTEM ASURANSI INDEKS IKLIMSISTEM ASURANSI INDEKS IKLIM
SISTEM ASURANSI INDEKS IKLIM
Hanifah Nurhayati
Ìý
KONTRIBUTOR PENCEMAR UDARA
KONTRIBUTOR PENCEMAR UDARAKONTRIBUTOR PENCEMAR UDARA
KONTRIBUTOR PENCEMAR UDARA
Hanifah Nurhayati
Ìý
PPT PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...
PPT PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...PPT PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...
PPT PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...
Hanifah Nurhayati
Ìý
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
Hanifah Nurhayati
Ìý
PELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SST
PELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SSTPELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SST
PELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SST
Hanifah Nurhayati
Ìý
ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...
ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...
ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...
Hanifah Nurhayati
Ìý
IDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIR
IDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIRIDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIR
IDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIR
Hanifah Nurhayati
Ìý
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Hanifah Nurhayati
Ìý
Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)
Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)
Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)
Hanifah Nurhayati
Ìý
Praktikum 4 anhid (ANALISIS KURVA DEPTH DURATION FREQUENCY (DDF) DAN INTENSIT...
Praktikum 4 anhid (ANALISIS KURVA DEPTH DURATION FREQUENCY (DDF) DAN INTENSIT...Praktikum 4 anhid (ANALISIS KURVA DEPTH DURATION FREQUENCY (DDF) DAN INTENSIT...
Praktikum 4 anhid (ANALISIS KURVA DEPTH DURATION FREQUENCY (DDF) DAN INTENSIT...
Hanifah Nurhayati
Ìý
Praktikum 3 cover
Praktikum 3 coverPraktikum 3 cover
Praktikum 3 cover
Hanifah Nurhayati
Ìý
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Hanifah Nurhayati
Ìý
Praktikum 2 cover
Praktikum 2 coverPraktikum 2 cover
Praktikum 2 cover
Hanifah Nurhayati
Ìý
Analisis siklon tropis
Analisis siklon tropisAnalisis siklon tropis
Analisis siklon tropis
Hanifah Nurhayati
Ìý
Laporan front kelompok 4
Laporan front kelompok 4Laporan front kelompok 4
Laporan front kelompok 4
Hanifah Nurhayati
Ìý
Meteo penerbangan
Meteo penerbanganMeteo penerbangan
Meteo penerbangan
Hanifah Nurhayati
Ìý
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...
Hanifah Nurhayati
Ìý
SISTEM ASURANSI INDEKS IKLIM
SISTEM ASURANSI INDEKS IKLIMSISTEM ASURANSI INDEKS IKLIM
SISTEM ASURANSI INDEKS IKLIM
Hanifah Nurhayati
Ìý
KONTRIBUTOR PENCEMAR UDARA
KONTRIBUTOR PENCEMAR UDARAKONTRIBUTOR PENCEMAR UDARA
KONTRIBUTOR PENCEMAR UDARA
Hanifah Nurhayati
Ìý
PPT PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...
PPT PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...PPT PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...
PPT PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...
Hanifah Nurhayati
Ìý
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
Hanifah Nurhayati
Ìý
PELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SST
PELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SSTPELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SST
PELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SST
Hanifah Nurhayati
Ìý
ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...
ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...
ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...
Hanifah Nurhayati
Ìý
IDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIR
IDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIRIDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIR
IDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIR
Hanifah Nurhayati
Ìý
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Hanifah Nurhayati
Ìý
Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)
Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)
Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)
Hanifah Nurhayati
Ìý
Praktikum 4 anhid (ANALISIS KURVA DEPTH DURATION FREQUENCY (DDF) DAN INTENSIT...
Praktikum 4 anhid (ANALISIS KURVA DEPTH DURATION FREQUENCY (DDF) DAN INTENSIT...Praktikum 4 anhid (ANALISIS KURVA DEPTH DURATION FREQUENCY (DDF) DAN INTENSIT...
Praktikum 4 anhid (ANALISIS KURVA DEPTH DURATION FREQUENCY (DDF) DAN INTENSIT...
Hanifah Nurhayati
Ìý
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Hanifah Nurhayati
Ìý
Analisis siklon tropis
Analisis siklon tropisAnalisis siklon tropis
Analisis siklon tropis
Hanifah Nurhayati
Ìý
Laporan front kelompok 4
Laporan front kelompok 4Laporan front kelompok 4
Laporan front kelompok 4
Hanifah Nurhayati
Ìý

PPT ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi Kasus Kota Semarang)

  • 1. ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi Kasus Kota Semarang) Hanifah Nurhayati G24080013 Dibimbing oleh Yon Sugiarto, S.Si, M.Sc
  • 2. Pendahuluan Outline Metodologi Kondisi Umum Semarang Hasil dan Pembahasan Kesimpulan
  • 3. Pendahuluan ï‚› Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2007 → RTH perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. ï‚› Semarang mengalami perkembangan pesat dalam bidang pembangunan. Sejalan dengan itu pertambahan penduduk juga meningkat. Adanya tekanan penduduk terhadap kebutuhan lahan menyebabkan perubahan penggunaan lahan. ï‚› Perubahan penggunaan lahan cenderung mengurangi luas RTH di Semarang, sehingga kualitas lingkungan kota Semarang menurun
  • 4. Tujuan Menentukan luas ruang terbuka hijau yang dibutuhkan kota Semarang tahun 2015, tahun 2020 dan tahun 2025 yang akan datang berdasarkan kebutuhan oksigen Mengkaji pengaruh perubahan luas ruang terbuka hijau kota Semarang terhadap keadaan iklim
  • 5. Metodologi • Seperangkat komputer • Software Er Mapper, dan Software ArGIS. Alat • Alat tulis • Peta kota Semarang, Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Semarang tahun 2010-2030 • Data iklim kota Semarang tahun 1990-2007 Bahan • Data jumlah penduduk, ternak dan kendaraan bermotor kota Semarang tahun 1990-2010
  • 6. Langkah Penelitian Penetuan Luas RTH dari kebutuhan oksigen Disempurna oleh Wijayanti (2003) (Gerarkis 1974) 54 : Konstanta yang Lt : Luas RTH pada tahun t (m2) menunjukkan 1m 2 luas lahan menghasilkan 54 gram berat Xt, Pt : Jumlah kebutuhan kering tanaman perhari oksigen bagi penduduk pada 0,9375 : Konstanta yang tahun t menunjukkan bahwa 1 gram berat Yt, Kt : Jumlah kebutuhan kering tanaman adalah setara oksigen bagi kendaraan dengan produksi oksigen 0,9375 bermotor pada tahun t gram. Tt : Jumlah kebutuhan oksigen bagi ternak pada tahun t
  • 7. Rata-rata persentase Rumus bunga berganda pertambahan jumlah untuk menghitung penduduk,kendaraan populasi masa mendatang bermotor, ternak Pt+x = Pt (1+r)x Pt+x : Jumlah (penduduk, kendaraan, ternak) pada tahun t1 : Jumlah (penduduk, (t+x) kendaraan,ternak) tahun Pt : Jumlah (penduduk, ke-1 kendaraan,ternak) pada tahun (t) t2 : Jumlah (penduduk, r : Rata-rata persentase kendaraan, ternak) tahun pertambahan jumlah (penduduk , ke-2 kendaraan, ternak) x : Selisih tahun
  • 8. Asumsi: a. Pengguna oksigen hanya manusia, ternak dan kendaraan bermotor, sedangkan jumlah hewan peliharaan dan ternak yang relatif kecil diabaikan dalam perhitungan. b. Jumlah kendaraan yang keluar dan masuk dalam wilayah kota Semarang dianggap sama setiap hari. c. Kebutuhan oksigen per hari tiap orang adalah sama yaitu sebesar 0,864 kg/hari (White, Handler dan Smith 1959 dalam Nugraha 1991). d. Kebutuhan oksigen oleh kendaraan bermotor yaitu 58,15 kg/hari untuk kendaraan penumpang, 228,80 kg/hari untuk kendaraan bus, 114,40 kg/jam untuk kendaraan beban dan 2,90 kg/jam untuk sepeda motor (Arismunandar 1980 dalam Muis 2005). e. Kebutuhan oksigen oleh hewan ternak yaitu 1,70 kg/hari untuk sapi dan kerbau, 2,85 kg/hari untuk kuda, 0.31 kg/hari untuk kambing dan domba, serta 0,17 kg/hari untuk unggas (Muis, 2005). f. Waktu beroperasi tiap jenis kendaraan adalah sama yaitu 5 jam/hari (Agustin, 1995) g. Suplai oksigen hanya dilakukan oleh tanaman dan kota merupakan suatu sistem tertutup h. Persentase pertumbuhan jumlah penduduk, ternak dan kendaraan bermotor konstan.
  • 9. Kondisi Umum Semarang ï‚› Letak Geografis ï‚› Topografi 6 50’ - 7 10’ LS - Bagian Selatan: 109 50’ - 110 35’ BT Daerah perbukitan (Kota-kota atas), dengan sudut kemiringan ï‚› Batas Wilayah 15-40% - Sebelah Selatan : Kab. Semarang - Bagian Utara: - Sebelah Barat : Kab. Kendal Dataran rendah (kota-kota bawah), sudut kemiirngan 0-2% - Sebelah Timur : Kab. Demak - Ketinggian: - Sebelah Utara : Laut Jawa Dataran Rendah 5 m dpl Dataran Tinggi 50-250 m dpl ï‚› Luas Wilayah : 37.370 Ha
  • 10. Peta topografi kota Semarang tahun 1999 (Sumber: RIWRD 2001).
  • 11. Hasil dan Pembahasan 1. Kebutuhan Luas RTH berdasarkan Kebutuhan Oksigen Kota Semarang 2. Pengaruh RTH terhadap Keadaan Iklim Kota Semarang
  • 13. Wilayah konservasi kota Semarang RTH Kawasan hutan konservasi mendominasi di wilayah kota Semarang yaitu : 1. Kecamatan Tembalang 806 Ha 4. Kecamatan Mijen 5115 Ha 2. Kecamatan Banyumanik 960 Ha 5. Kecamatan Ngaliyan 976 Ha 3. Kecamatan Gunungpati 5214 Ha (Bapeda kota Semarang 2010)
  • 14. RTH Kota Semarang ï‚› Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988, standar RTH yang didasarkan atas persentase luas area dan jumlah penduduk suatu wilayah yaitu 40-60% dari total wilayah harus dihijaukan. ï‚› Penentuan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan kebutuhan oksigen di kota Semarang sangat bergantung pada kondisi RTH di kota Semarang saat ini dan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) kota Semarang. ï‚› Sesuai dengan RUTRK kota Semarang tahun 2010 ditetapkan bahwa RTH di kota Semarang sebesar ±15621 hektar (42%) terdiri dari RTH privat ±1562 hektar (10%) dan RTH publik ±14059 hektar (31%).
  • 15. Proyeksi jumlah penduduk kota Semarang tahun 1990-2025 Jumlah Penduduk  Pengkonsumsian oksigen oleh Tahun manusia dan hewan ternak yaitu (Jiwa) untuk proses metabolisme dan 1985 1.096.271 pembakaran zat-zat makanan dalam 1990 1.146.931 tubuh, sedangkan kendaraan bermotor mengkonsumsi oksigen 1995 1.232.931 untuk proses pembakaran bahan 2000 1.309.667 bakarnya 2005 1.419.478  Rata-rata persentase pertambahan 2010 1.527.433 penduduk kota Semarang 1,6% per 2015 1.635.237 tahun 2020 1.750.649 2025 1.874.207
  • 16. Proyeksi jumlah kendaraan bermotor kota Semarang tahun 1990-2025 Tahun Bus Kendaraan Beban Kendaraan Penumpang Sepeda Motor 1990 240 902 10.950 48.109 1995 769 1.217 19.090 74.580 2000 244 904 22.353 82.490 2005 530 732 22.190 93.073 2010 443 913 46.784 119.019 2015 804 948 75.609 154.207 2020 1457 983 122.195 199.798 2025 2644 1021 197.484 258.869 ï‚› Rata-rata persentase pertambahan jumlah kendaraan bermotor per tahun di kota Semarang lebih besar dari 10%
  • 17. Proyeksi jumlah hewan ternak kota Semarang tahun 1990-2025 Tahun Kerbau dan Sapi Kuda Kambing dan Domba Unggas 1990 11.470 164 30.076 782.591 1995 10.132 186 27.355 2.169.933 2000 10.674 203 32.439 5.108.257 2005 5.965 79 20.239 787.463 2010 2.951 0 27.783 1.309.801 2015 2.278 0 28.428 2.602.752 2020 1.758 0 29.088 5.172.020 2025 1.357 0 29.764 10.277.504 ï‚› Rata-rata persentase pertambahan jumlah hewan ternak per tahun di kota Semarang lebih besar dari 3,2%
  • 18. Kebutuhan Oksigen dan RTH Kota Semarang Luas RTH yang dibutuhkan untuk Luas RTH yang Kebutuhan Oksigen (kg/hari) memenuhi tersedia Tahun kebutuhan oksigen kota Kendaraan Hewan Penduduk Total (Ha) (%) (Ha) (%) Bermotor Ternak 1990 0,99 x 106 0,93 x 106 0,16 x 106 2,08 x 106 4.116 11% 21.847 65% 1995 1,07 x 106 1,64 x 106 0,39 x 106 3,09 x 106 6.103 16% 21.732 58% 2000 1.13 x 106 1,70 x 106 0,88 x 106 3,71 x 106 7.329 20% 21.469 57% 2005 1,23 x 106 1,76 x 106 0,15 x 106 3,14 x 106 6.195 17% 18.786 50% 2010 1,32 x 106 3,27 x 106 0,23 x 106 4,82 x 106 9.522 20% 15.621 42% 2015 1.4 x 106 5,13 x 106 0,45 x 106 6,99 x 106 13.809 37% 15.207 41% 2020 1.51 x 106 8,12 x 106 0,88 x 106 1,05 x 107 20.759 56% 14.804 40% 2025 1,62 x 106 12,94 x 106 1,73 x 106 1,63 x 107 32.167 86% 14.412 39%
  • 19. Solusi:  Menekan laju pertambahan jumlah kendaraan bermotor di kota Semarang mulai saat ini. Akan tetapi hal tersebut akan sulit dilakukan karena belum adanya peraturan dalam hal pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor.  Mengoptimalkan fungsi RTH terutama di lokasi-lokasi yang padat kegiatan seperti pusat kota.  Upaya pengoptimalan fungsi RTH dapat dilakukan melalui pembangunan ruang terbuka hijau dengan jenis tanaman yang memiliki produksi oksigen tinggi dan mampu meredam polutan yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor serta menentukan bentuk dan tipe ruang terbuka hijau yang sesuai dengan rencana pengembangan wilayah kota.
  • 20. Pengaruh RTH terhadap kondisi iklim kota Semarang ï‚› Kota Semarang berdasarkan data iklim selama 17 tahun yaitu dari 1990-2007:  suhu udara rata-rata cenderung mengalami peningkatan disetiap tahunnya  kelembaban relatif, curah hujan dan radiasi matahari rata-rata cenderung mengalami penurunan disetiap tahunnya.
  • 21. Grafik Suhu Udara Rata-Rata (°C) Kota Semarang Tahun 1990-2007
  • 22. Grafik Kelembaban Udara Rata-Rata (%) Kota Semarang Tahun 1990-2007
  • 23. Grafik Curan Hujan Rata-Rata (mm) Kota Semarang Tahun 1990-2007
  • 24. Grafik Radiasi Matahari Rata-Rata (%) Kota Semarang Tahun 1990-2007
  • 25. kesimpulan  Berdasarkan perhitungan dengan persamaan Gerarkis maka: 1. Tahun 2015 luas RTH kota Semarang masih mencukupi kebutuhan oksigen kota yaitu RTH yang dibutuhkan 13809 Ha dan luas RTH yang tersedia 15207 Ha 2. Tahun 2020 dan 2025, RTH di kota Semarang sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan oksigen kota. RTH kota Semarang yang seharusnya seluas 20759 Ha pada tahun 2020 kota Semarang hanya mampu menyediakan seluas 14804 Ha. Dan RTH kota Semarang yang seharusnya seluas 32167 Ha pada tahun 2025 kota Semarang hanya mampu menyediakan seluas 14412 Ha  Berkurangnya luasan RTH dari tahun 1990 hingga 2010 berdampak pada iklim kota Semarang yaitu terjadinya peningkatan suhu udara rata- rata, penurunan kelembaban relatif udara rata-rata tahunan, penurunan intensitas curah hujan rata-rata tahunan dan penurunan radiasi surya rata-rata tahunan yang sampai ke permukaan kota Semarang. Ini menunjukkan bahwa keberadaan RTH dapat mempengaruhi kondisi iklim kota.