Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
Ìý
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Batang Tubuh RDTR
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep manajemen lahan seperti konsolidasi lahan, land sharing, land acquisition, land pooling, land banking, dan transfer of development rights. Juga membahas tahapan pengadaan tanah untuk kepentingan umum dan studi kasus pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol di Kabupaten Semarang.
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPenataan Ruang
Ìý
Pedoman ini mengatur tentang penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dengan tujuan mewujudkan RTRW kabupaten yang sesuai dengan UU Penataan Ruang. Pedoman ini mencakup ketentuan teknis muatan RTRW kabupaten dan proses penyusunannya, serta menjadi acuan bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam penyusunan RTRW kabupaten.
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan. Mencakup pedoman tentang operasi, pemeliharaan, pembiayaan dan kelembagaan beserta personalianya. Juga menjelaskan berbagai prasarana dan sarana drainase perkotaan seperti saluran, bangunan persilangan, kolam retensi, dan pompa yang memerlukan operasi dan pemeliharaan berkala.
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
Ìý
Rangkuman dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan rencana tata ruang wilayah dan kebijakannya, (2) Materi yang dibahas antara lain kedudukan rencana tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota serta prosedur persetujuan rencana tata ruang, (3) Dokumen ini juga membahas tentang perspektif anggaran berbasis kinerja dan rencana pembang
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...infosanitasi
Ìý
Pedoman ini membahas analisis aspek fisik dan lingkungan dalam penyusunan rencana tata ruang, meliputi pengumpulan data klimatologi, topografi, geologi, hidrologi, sumber daya mineral, bencana alam, penggunaan lahan, studi lingkungan yang pernah dilakukan, dan analisis kemampuan lahan berdasarkan morfologi, kemudahan dikerjakan, kestabilan lereng, dan kesuburan tanah.
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahanJoy Irman
Ìý
Dokumen tersebut membahas kebijakan dan strategi pengelolaan persampahan di Indonesia dengan sasaran membersihkan lingkungan kota, mengurangi sampah sebesar 20%, meningkatkan cakupan pelayanan kepada 60% penduduk, meningkatkan kualitas TPA menjadi sanitary landfill, dan meningkatkan kinerja lembaga pengelola persampahan. Strateginya meliputi peningkatan kesadaran masyarakat akan 3R, meningkatkan peran masyarakat dan sw
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Andes Asmuni
Ìý
Dokumen tersebut membahas arahan implementasi kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang di Provinsi Banten untuk mewujudkan tertib tata ruang. Dibahas pula tantangan pengendalian pemanfaatan ruang, instrumen pengendalian seperti peraturan zonasi dan perizinan, serta pelaksanaan pengawasan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Dasar-dasar Sanitasi Permukiman menjelaskan mengenai apa dan mengapa permasalahan sanitasi, dan bagaimana memperbaiki kualitas lingkungan permukiman khususnya melalui pengelolaan sistem air limbah, persampahan dan drainase lingkungan yang lebih baik.
Program perwujudan luasan RTH sesuai amanat UU PR 26/2007 di Kota Semarang meliputi (1) penyusunan kebijakan hijau, (2) implementasi penyediaan RTH sesuai Perda Kota Semarang, (3) pembangunan RTH baru, (4) peningkatan kualitas RTH eksisting melalui refungsi, dan (5) pengembangan koridor hijau kota. Program-program tersebut bertujuan meningkatkan luasan RTH Kota Semarang menj
Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Persampahan dengan Menerapkan PPK BLUinfosanitasi
Ìý
Dokumen ini memberikan pedoman untuk pembentukan dan pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah Unit Pengelola Teknis Daerah (BLUD-UPTD) bidang persampahan dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Dokumen ini menjelaskan tentang asas, ketentuan umum dan teknis, tata cara pembentukan BLUD-UPTD, penyiapan rencana bisnis dan anggaran, serta penyelenggaraan dan pengawasan
Indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara Nasional, dimana IKLH merupakan generalisasi dari indeks kualitas lingkungan hidup seluruh Kabupaten/Kota dan Provinsi di Indonesia. IKLH terdiri dari 3 indikator yaitu Indikator Indeks Kualitas Air (IKA), parameter yang diukur 7 yaitu TSS, DO, BOD, COD, Total Fosfat, Fecal Coli, dan Total Coliform, Indeks Kualitas Udara (IKU), parameter yang diukur yaitu: SO2 dan NO2; dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) yang diukur berdasarkan luas tutupan lahan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum ini mengatur tentang pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan. Secara ringkas, peraturan ini bertujuan untuk:
1. Mengatur penyediaan dan pemanfaatan RTH di perkotaan agar lingkungan menjadi lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan
2. Memberikan pedoman teknis kepada pemangku kepentingan tentang perencanaan, pembangunan
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Ìý
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Dokumen tersebut membahas panduan penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP). RP2KPKP merupakan dokumen perencanaan yang digunakan untuk menangani permukiman kumuh perkotaan secara terintegrasi dan berkelanjutan. Panduan ini memberikan pemahaman dasar mengenai RP2KPKP dan tahapan penyusunannya, mulai dari persiapan, verifikasi, perumusan
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota SemarangNurlina Y.
Ìý
Disusun Oleh:
Kevin Daniel Mangasi
Naufal Farhan
Nurlina Yustiningrum
Desember, 2021
Mata Kuliah Hukum Perencanaan Kota
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Indonesia
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Ìý
Dokumen tersebut membahas kriteria pengklasifikasian zona dan subzona kawasan lindung serta kawasan budi daya. Terdapat empat kriteria utama pengklasifikasian yaitu definisi, tujuan penetapan, kriteria kinerja, dan kriteria perencanaan untuk masing-masing zona.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai perencanaan pembangunan Material Recovery Facility (MRF) di Kelurahan Tebel, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo. MRF direncanakan untuk mengelola sampah rumah tangga di wilayah tersebut secara lebih teratur dengan melakukan pemilahan, kompos, dan daur ulang sampah. Dokumen ini membahas perhitungan komposisi, volume, dan berat sampah, serta merancang tahapan dan fasilitas yang dib
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Bos Ariadi Muis
Ìý
Teks tersebut membahas analisis kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) berdasarkan penyediaan oksigen dan air di Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini menganalisis kebutuhan luas RTH untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan air masyarakat hingga tahun 2015, serta mengetahui preferensi masyarakat terhadap prioritas pembangunan di kota tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa luas RTH saat ini belum
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...infosanitasi
Ìý
Pedoman ini membahas analisis aspek fisik dan lingkungan dalam penyusunan rencana tata ruang, meliputi pengumpulan data klimatologi, topografi, geologi, hidrologi, sumber daya mineral, bencana alam, penggunaan lahan, studi lingkungan yang pernah dilakukan, dan analisis kemampuan lahan berdasarkan morfologi, kemudahan dikerjakan, kestabilan lereng, dan kesuburan tanah.
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Kebijakan dan strategi pengelolaan persampahanJoy Irman
Ìý
Dokumen tersebut membahas kebijakan dan strategi pengelolaan persampahan di Indonesia dengan sasaran membersihkan lingkungan kota, mengurangi sampah sebesar 20%, meningkatkan cakupan pelayanan kepada 60% penduduk, meningkatkan kualitas TPA menjadi sanitary landfill, dan meningkatkan kinerja lembaga pengelola persampahan. Strateginya meliputi peningkatan kesadaran masyarakat akan 3R, meningkatkan peran masyarakat dan sw
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Andes Asmuni
Ìý
Dokumen tersebut membahas arahan implementasi kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang di Provinsi Banten untuk mewujudkan tertib tata ruang. Dibahas pula tantangan pengendalian pemanfaatan ruang, instrumen pengendalian seperti peraturan zonasi dan perizinan, serta pelaksanaan pengawasan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Dasar-dasar Sanitasi Permukiman menjelaskan mengenai apa dan mengapa permasalahan sanitasi, dan bagaimana memperbaiki kualitas lingkungan permukiman khususnya melalui pengelolaan sistem air limbah, persampahan dan drainase lingkungan yang lebih baik.
Program perwujudan luasan RTH sesuai amanat UU PR 26/2007 di Kota Semarang meliputi (1) penyusunan kebijakan hijau, (2) implementasi penyediaan RTH sesuai Perda Kota Semarang, (3) pembangunan RTH baru, (4) peningkatan kualitas RTH eksisting melalui refungsi, dan (5) pengembangan koridor hijau kota. Program-program tersebut bertujuan meningkatkan luasan RTH Kota Semarang menj
Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Persampahan dengan Menerapkan PPK BLUinfosanitasi
Ìý
Dokumen ini memberikan pedoman untuk pembentukan dan pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah Unit Pengelola Teknis Daerah (BLUD-UPTD) bidang persampahan dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Dokumen ini menjelaskan tentang asas, ketentuan umum dan teknis, tata cara pembentukan BLUD-UPTD, penyiapan rencana bisnis dan anggaran, serta penyelenggaraan dan pengawasan
Indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) merupakan indeks kinerja pengelolaan lingkungan hidup secara Nasional, dimana IKLH merupakan generalisasi dari indeks kualitas lingkungan hidup seluruh Kabupaten/Kota dan Provinsi di Indonesia. IKLH terdiri dari 3 indikator yaitu Indikator Indeks Kualitas Air (IKA), parameter yang diukur 7 yaitu TSS, DO, BOD, COD, Total Fosfat, Fecal Coli, dan Total Coliform, Indeks Kualitas Udara (IKU), parameter yang diukur yaitu: SO2 dan NO2; dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) yang diukur berdasarkan luas tutupan lahan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum ini mengatur tentang pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan. Secara ringkas, peraturan ini bertujuan untuk:
1. Mengatur penyediaan dan pemanfaatan RTH di perkotaan agar lingkungan menjadi lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan
2. Memberikan pedoman teknis kepada pemangku kepentingan tentang perencanaan, pembangunan
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Ìý
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Dokumen tersebut membahas panduan penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP). RP2KPKP merupakan dokumen perencanaan yang digunakan untuk menangani permukiman kumuh perkotaan secara terintegrasi dan berkelanjutan. Panduan ini memberikan pemahaman dasar mengenai RP2KPKP dan tahapan penyusunannya, mulai dari persiapan, verifikasi, perumusan
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota SemarangNurlina Y.
Ìý
Disusun Oleh:
Kevin Daniel Mangasi
Naufal Farhan
Nurlina Yustiningrum
Desember, 2021
Mata Kuliah Hukum Perencanaan Kota
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Indonesia
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
Ìý
Dokumen tersebut membahas kriteria pengklasifikasian zona dan subzona kawasan lindung serta kawasan budi daya. Terdapat empat kriteria utama pengklasifikasian yaitu definisi, tujuan penetapan, kriteria kinerja, dan kriteria perencanaan untuk masing-masing zona.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai perencanaan pembangunan Material Recovery Facility (MRF) di Kelurahan Tebel, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo. MRF direncanakan untuk mengelola sampah rumah tangga di wilayah tersebut secara lebih teratur dengan melakukan pemilahan, kompos, dan daur ulang sampah. Dokumen ini membahas perhitungan komposisi, volume, dan berat sampah, serta merancang tahapan dan fasilitas yang dib
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Bos Ariadi Muis
Ìý
Teks tersebut membahas analisis kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) berdasarkan penyediaan oksigen dan air di Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini menganalisis kebutuhan luas RTH untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan air masyarakat hingga tahun 2015, serta mengetahui preferensi masyarakat terhadap prioritas pembangunan di kota tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa luas RTH saat ini belum
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019infosanitasi
Ìý
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015 2019. Air Limbah dan Persampahan, Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
[1] Dokumen tersebut merangkum rencana pengembangan sistem prasarana wilayah di Kabupaten Pamekasan, termasuk jaringan energi, telekomunikasi, air bersih, persampahan, dan air limbah untuk periode 2017-2037. [2] Rencananya mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dan uap, perluasan jaringan telekomunikasi dan air bersih, serta pengembangan sistem pengelolaan sampah dan limbah. [3] Tujuann
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energiWijayanto Soehadi
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi kebijakan dan program konservasi energi di Indonesia. Dokumen menjelaskan bahwa kebutuhan energi akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan penduduk, namun sumber daya energi fosil bersifat terbatas. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi energi dan peningkatan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Dokumen juga menjelaskan kerangka regulasi yang
KONSEP PENGEMBANGAN SANITASI KOTA TANGERANGAnton Riyanto
Ìý
Dokumen tersebut memberikan gambaran umum tentang kondisi sanitasi di Kota Tangerang pada tahun 2011. Analisis menunjukkan tingkat pelayanan sarana sanitasi masih rendah, seperti tingkat pelayanan IPLT hanya 6,67-19,42% dan IPAL 2,11%. Dokumen ini menganalisis berbagai aspek sanitasi termasuk volume limbah, sarana prasarana, dan daerah berisiko.
Dokumen tersebut memberikan gambaran umum tentang Kabupaten Pelalawan di Riau. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1,38 juta hektar dengan sebagian besar wilayahnya berupa hutan dan perkebunan sawit. Ekonomi utamanya berasal dari sektor kehutanan dan perkebunan. Infrastruktur transportasi sedang dikembangkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Dokumen tersebut membahas kebijakan nasional Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim, termasuk target penurunan emisi, pelaksanaan kebijakan di tingkat nasional dan peran non-party stakeholders."
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...Hanifah Nurhayati
Ìý
Skripsi ini membahas analisis kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Semarang berdasarkan kebutuhan oksigen. Penelitian ini menganalisis kebutuhan oksigen penduduk, kendaraan bermotor, dan hewan ternak di Kota Semarang hingga tahun 2025. Hasilnya menunjukkan bahwa luas ruang terbuka hijau yang dibutuhkan akan menurun dari tahun ke tahun namun masih lebih besar dari luas ruang terbuka
Dokumen tersebut membahas tentang sistem asuransi indeks iklim berdasarkan data curah hujan di empat stasiun iklim Indonesia antara tahun 2002-2006. Sistem ini menggunakan indeks curah hujan untuk menentukan peluang terjadinya kekeringan atau banjir serta memberikan jaminan bagi petani apabila terjadi gagal panen akibat perubahan iklim. Beberapa negara seperti Australia, Filipina, Bolivia, dan India telah mengembangkan sistem asuransi
ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...Hanifah Nurhayati
Ìý
Dokumen tersebut membahas analisis hama ulat bawang (Spodoptera exigua) pada tanaman bawang merah (Allium cepa). Ia menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, rumusan masalah, tinjauan umum tentang tanaman bawang merah dan hama ulat bawang, serta teknik budidaya bawang merah.
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)Hanifah Nurhayati
Ìý
Hidrograf merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara debit dan waktu. Analisis kurva hidrograf dan resesi digunakan untuk mempelajari komponen-komponen aliran dan sifat aliran pada DAS. Metode pemisahan aliran digunakan untuk menentukan besarnya aliran langsung dengan memisahkan baseflow dan direct runoff dari hidrograf.
Praktikum 4 anhid (ANALISIS KURVA DEPTH DURATION FREQUENCY (DDF) DAN INTENSIT...Hanifah Nurhayati
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kurva Depth Duration Frequency (DDF) dan Intensity Duration Frequency (IDF) untuk menentukan kedalaman dan intensitas hujan berdasarkan durasi dan periode ulang. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain menganalisis kurva probabilitas hujan, menentukan kurva DDF, dan membuat kurva IDF untuk memperoleh hubungan antara parameter-parameter hujan. Hasilnya menunjukkan pola hubungan yang sama namun nilai ber
Laporan ini merangkum hasil analisis morfometri daerah aliran sungai (DAS) Manganten di Institut Pertanian Bogor. Metode penelitian meliputi pengukuran kelerengan lereng, perhitungan parameter morfometri, dan analisis pola aliran sungai. Hasilnya menunjukkan karakteristik DAS Manganten dan parameter morfometrinya seperti luas drainase, panjang sungai utama, dan tingkat kelerengan lereng."
Dokumen tersebut membahas tentang analisis meteorologi siklon tropis. Secara umum dibahas tentang pengertian, syarat terbentuknya, tahap-tahap pertumbuhan, dan cara meramal siklon tropis menggunakan satelit dan radar meteorologi.
Berdasarkan analisis data dari tiga stasiun cuaca, terjadi front dingin yang bergerak ke arah barat daya. Front dingin ini ditandai oleh perbedaan suhu udara yang tajam dan hujan lebat di sepanjang garis front.
Dokumen tersebut merangkum langkah-langkah analisis kondisi cuaca untuk rute penerbangan Padang-Medan pada tanggal 7 Juli 2007 menggunakan data satelit, termasuk menentukan suhu udara, kontur suhu, fluktuasi suhu, visibility, dan fluktuasi visibility di sepanjang rute tersebut.
PPT ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi Kasus Kota Semarang)
1. ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU
BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN
(Studi Kasus Kota Semarang)
Hanifah Nurhayati
G24080013
Dibimbing oleh
Yon Sugiarto, S.Si, M.Sc
2. Pendahuluan
Outline Metodologi
Kondisi Umum
Semarang
Hasil dan
Pembahasan
Kesimpulan
3. Pendahuluan
 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 Tahun 2007 → RTH
perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan
perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna
mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan
estetika.
ï‚› Semarang mengalami perkembangan pesat dalam bidang
pembangunan. Sejalan dengan itu pertambahan penduduk juga
meningkat. Adanya tekanan penduduk terhadap kebutuhan
lahan menyebabkan perubahan penggunaan lahan.
ï‚› Perubahan penggunaan lahan cenderung mengurangi luas RTH
di Semarang, sehingga kualitas lingkungan kota Semarang
menurun
4. Tujuan
Menentukan luas ruang
terbuka hijau yang
dibutuhkan kota Semarang
tahun 2015, tahun 2020 dan
tahun 2025 yang akan datang
berdasarkan kebutuhan
oksigen
Mengkaji pengaruh
perubahan luas ruang terbuka
hijau kota Semarang
terhadap keadaan iklim
5. Metodologi
• Seperangkat komputer
• Software Er Mapper, dan Software ArGIS.
Alat
• Alat tulis
• Peta kota Semarang, Revisi Rencana Umum Tata Ruang
Kota (RUTRK) Semarang tahun 2010-2030
• Data iklim kota Semarang tahun 1990-2007
Bahan
• Data jumlah penduduk, ternak dan kendaraan bermotor
kota Semarang tahun 1990-2010
6. Langkah Penelitian
Penetuan Luas RTH dari
kebutuhan oksigen Disempurna oleh
Wijayanti (2003)
(Gerarkis 1974)
54 : Konstanta yang Lt : Luas RTH pada tahun
t (m2)
menunjukkan 1m 2 luas lahan
menghasilkan 54 gram berat Xt, Pt : Jumlah kebutuhan
kering tanaman perhari oksigen bagi penduduk pada
0,9375 : Konstanta yang tahun t
menunjukkan bahwa 1 gram berat Yt, Kt : Jumlah kebutuhan
kering tanaman adalah setara oksigen bagi kendaraan
dengan produksi oksigen 0,9375 bermotor pada tahun t
gram. Tt : Jumlah kebutuhan
oksigen bagi ternak pada tahun t
7. Rata-rata persentase
Rumus bunga berganda pertambahan jumlah
untuk menghitung penduduk,kendaraan
populasi masa mendatang
bermotor, ternak
Pt+x = Pt (1+r)x
Pt+x : Jumlah (penduduk,
kendaraan, ternak) pada tahun t1 : Jumlah (penduduk,
(t+x) kendaraan,ternak) tahun
Pt : Jumlah (penduduk, ke-1
kendaraan,ternak) pada tahun (t) t2 : Jumlah (penduduk,
r : Rata-rata persentase kendaraan, ternak) tahun
pertambahan jumlah (penduduk , ke-2
kendaraan, ternak)
x : Selisih tahun
8. Asumsi:
a. Pengguna oksigen hanya manusia, ternak dan kendaraan bermotor, sedangkan
jumlah hewan peliharaan dan ternak yang relatif kecil diabaikan dalam perhitungan.
b. Jumlah kendaraan yang keluar dan masuk dalam wilayah kota Semarang dianggap
sama setiap hari.
c. Kebutuhan oksigen per hari tiap orang adalah sama yaitu sebesar 0,864 kg/hari
(White, Handler dan Smith 1959 dalam Nugraha 1991).
d. Kebutuhan oksigen oleh kendaraan bermotor yaitu 58,15 kg/hari untuk kendaraan
penumpang, 228,80 kg/hari untuk kendaraan bus, 114,40 kg/jam untuk kendaraan
beban dan 2,90 kg/jam untuk sepeda motor (Arismunandar 1980 dalam Muis
2005).
e. Kebutuhan oksigen oleh hewan ternak yaitu 1,70 kg/hari untuk sapi dan kerbau,
2,85 kg/hari untuk kuda, 0.31 kg/hari untuk kambing dan domba, serta 0,17 kg/hari
untuk unggas (Muis, 2005).
f. Waktu beroperasi tiap jenis kendaraan adalah sama yaitu 5 jam/hari (Agustin, 1995)
g. Suplai oksigen hanya dilakukan oleh tanaman dan kota merupakan suatu sistem
tertutup
h. Persentase pertumbuhan jumlah penduduk, ternak dan kendaraan bermotor konstan.
9. Kondisi Umum Semarang
ï‚› Letak Geografis ï‚› Topografi
6 50’ - 7 10’ LS - Bagian Selatan:
109 50’ - 110 35’ BT Daerah perbukitan (Kota-kota
atas), dengan sudut kemiringan
ï‚› Batas Wilayah 15-40%
- Sebelah Selatan : Kab. Semarang - Bagian Utara:
- Sebelah Barat : Kab. Kendal Dataran rendah (kota-kota
bawah), sudut kemiirngan 0-2%
- Sebelah Timur : Kab. Demak
- Ketinggian:
- Sebelah Utara : Laut Jawa
Dataran Rendah 5 m dpl
Dataran Tinggi 50-250 m dpl
ï‚› Luas Wilayah : 37.370 Ha
13. Wilayah konservasi kota Semarang
RTH Kawasan hutan konservasi mendominasi di wilayah kota Semarang yaitu :
1. Kecamatan Tembalang 806 Ha 4. Kecamatan Mijen 5115 Ha
2. Kecamatan Banyumanik 960 Ha 5. Kecamatan Ngaliyan 976 Ha
3. Kecamatan Gunungpati 5214 Ha (Bapeda kota Semarang 2010)
14. RTH Kota Semarang
ï‚› Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun
1988, standar RTH yang didasarkan atas persentase luas area
dan jumlah penduduk suatu wilayah yaitu 40-60% dari total
wilayah harus dihijaukan.
ï‚› Penentuan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan
kebutuhan oksigen di kota Semarang sangat bergantung pada
kondisi RTH di kota Semarang saat ini dan Rencana Umum
Tata Ruang Kota (RUTRK) kota Semarang.
ï‚› Sesuai dengan RUTRK kota Semarang tahun 2010 ditetapkan
bahwa RTH di kota Semarang sebesar ±15621 hektar (42%)
terdiri dari RTH privat ±1562 hektar (10%) dan RTH publik
±14059 hektar (31%).
15. Proyeksi jumlah penduduk kota Semarang
tahun 1990-2025
Jumlah Penduduk  Pengkonsumsian oksigen oleh
Tahun manusia dan hewan ternak yaitu
(Jiwa)
untuk proses metabolisme dan
1985 1.096.271 pembakaran zat-zat makanan dalam
1990 1.146.931 tubuh, sedangkan kendaraan
bermotor mengkonsumsi oksigen
1995 1.232.931 untuk proses pembakaran bahan
2000 1.309.667 bakarnya
2005 1.419.478
 Rata-rata persentase pertambahan
2010 1.527.433
penduduk kota Semarang 1,6% per
2015 1.635.237
tahun
2020 1.750.649
2025 1.874.207
16. Proyeksi jumlah kendaraan bermotor kota Semarang tahun
1990-2025
Tahun Bus Kendaraan Beban Kendaraan Penumpang Sepeda Motor
1990 240 902 10.950 48.109
1995 769 1.217 19.090 74.580
2000 244 904 22.353 82.490
2005 530 732 22.190 93.073
2010 443 913 46.784 119.019
2015 804 948 75.609 154.207
2020 1457 983 122.195 199.798
2025 2644 1021 197.484 258.869
ï‚› Rata-rata persentase pertambahan jumlah kendaraan bermotor per
tahun di kota Semarang lebih besar dari 10%
17. Proyeksi jumlah hewan ternak kota Semarang tahun 1990-2025
Tahun Kerbau dan Sapi Kuda Kambing dan Domba Unggas
1990 11.470 164 30.076 782.591
1995 10.132 186 27.355 2.169.933
2000 10.674 203 32.439 5.108.257
2005 5.965 79 20.239 787.463
2010 2.951 0 27.783 1.309.801
2015 2.278 0 28.428 2.602.752
2020 1.758 0 29.088 5.172.020
2025 1.357 0 29.764 10.277.504
ï‚› Rata-rata persentase pertambahan jumlah hewan ternak per tahun di kota
Semarang lebih besar dari 3,2%
18. Kebutuhan Oksigen dan RTH Kota Semarang
Luas RTH yang
dibutuhkan untuk
Luas RTH yang
Kebutuhan Oksigen (kg/hari) memenuhi
tersedia
Tahun kebutuhan oksigen
kota
Kendaraan Hewan
Penduduk Total (Ha) (%) (Ha) (%)
Bermotor Ternak
1990 0,99 x 106 0,93 x 106 0,16 x 106 2,08 x 106 4.116 11% 21.847 65%
1995 1,07 x 106 1,64 x 106 0,39 x 106 3,09 x 106 6.103 16% 21.732 58%
2000 1.13 x 106 1,70 x 106 0,88 x 106 3,71 x 106 7.329 20% 21.469 57%
2005 1,23 x 106 1,76 x 106 0,15 x 106 3,14 x 106 6.195 17% 18.786 50%
2010 1,32 x 106 3,27 x 106 0,23 x 106 4,82 x 106 9.522 20% 15.621 42%
2015 1.4 x 106 5,13 x 106 0,45 x 106 6,99 x 106 13.809 37% 15.207 41%
2020 1.51 x 106 8,12 x 106 0,88 x 106 1,05 x 107 20.759 56% 14.804 40%
2025 1,62 x 106 12,94 x 106 1,73 x 106 1,63 x 107 32.167 86% 14.412 39%
19. Solusi:
 Menekan laju pertambahan jumlah kendaraan bermotor di
kota Semarang mulai saat ini. Akan tetapi hal tersebut akan
sulit dilakukan karena belum adanya peraturan dalam hal
pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor.
 Mengoptimalkan fungsi RTH terutama di lokasi-lokasi yang
padat kegiatan seperti pusat kota.
 Upaya pengoptimalan fungsi RTH dapat dilakukan melalui
pembangunan ruang terbuka hijau dengan jenis tanaman
yang memiliki produksi oksigen tinggi dan mampu meredam
polutan yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor serta
menentukan bentuk dan tipe ruang terbuka hijau yang sesuai
dengan rencana pengembangan wilayah kota.
20. Pengaruh RTH terhadap kondisi iklim
kota Semarang
ï‚› Kota Semarang berdasarkan data iklim
selama 17 tahun yaitu dari 1990-2007:
 suhu udara rata-rata cenderung mengalami
peningkatan disetiap tahunnya
 kelembaban relatif, curah hujan dan radiasi
matahari rata-rata cenderung mengalami
penurunan disetiap tahunnya.
25. kesimpulan
 Berdasarkan perhitungan dengan persamaan Gerarkis maka:
1. Tahun 2015 luas RTH kota Semarang masih mencukupi kebutuhan oksigen
kota yaitu RTH yang dibutuhkan 13809 Ha dan luas RTH yang tersedia
15207 Ha
2. Tahun 2020 dan 2025, RTH di kota Semarang sudah tidak mampu lagi
memenuhi kebutuhan oksigen kota. RTH kota Semarang yang seharusnya
seluas 20759 Ha pada tahun 2020 kota Semarang hanya mampu
menyediakan seluas 14804 Ha. Dan RTH kota Semarang yang seharusnya
seluas 32167 Ha pada tahun 2025 kota Semarang hanya mampu
menyediakan seluas 14412 Ha
 Berkurangnya luasan RTH dari tahun 1990 hingga 2010 berdampak pada
iklim kota Semarang yaitu terjadinya peningkatan suhu udara rata-
rata, penurunan kelembaban relatif udara rata-rata tahunan, penurunan
intensitas curah hujan rata-rata tahunan dan penurunan radiasi surya rata-rata
tahunan yang sampai ke permukaan kota Semarang. Ini menunjukkan bahwa
keberadaan RTH dapat mempengaruhi kondisi iklim kota.