Pendahuluan Wilayah Indonesia mencangkup daerah daerah yang mempunyai suatu tingkat resiko gempa yang tinggi sekali karena dihubungkan oleh 4 sistem tektonis yang aktif, yaitu lempeng Eurasia, Lempang Indo-Australia, Lempeng Filipina dan Lempeng Pasifik. Panjang busur ini kurang lebih 4000 km, arahnya sejajar dengan pantai barat Sumatra, Selatan Jawa dan terus sepanjang Timor. Indonesia terletak di pertemuan 4 lempeng, yaitu : 1. Lempeng Indo-Australia 2. Lempeng Pasifik 3. Lempeng Eurasia 4. Lempeng Filipina Busur Indonesia dapat dibagi sampai 3 bagian yang perbedaannya sangat berarti satu dengan yang lain, yaitu : 1. Sepertiga ujung timur busur ini mempunyai keadan geologis yang rumit dan mencangkup daerah Sulawesi., Maluku dan Laut Banda 2. Dalam bagian Sumatra, busur pulau ini ( ujung barat ) dapat dianggap dalam sumber gempa bumi tidak pernah melapaui 100 km. 3. Di bagian Jawa, busur pulau ini dicatat banyak lokasi gempa yang dalamnya lebih 600 km dibawah Laut Jawa dan Pulau Kalimantan. Data-data sejarah menjelaskan, kejadian-lejadian gempa jarang sekali di selatan busur ini. Terbentuknya jalur gempa bumi di Indonesia : 1. Lempeng Hindia Australia menukik ke bawah lempeng Eurasia sepanjang palung sumatera dan jawa yang membentang di sebelah barat sumatra, selatan jawa terus ke selatan Timor kemudian melengkung mengikuti jalur Busur Banda. 2. Lempeng Pasifik bergeser ke arah barat sepanjang perbatasan dengan lempeng benua Australia, yaitu mulai dari Papua sampai Sulawesi. 3. Pertemuan ketiga lempeng terjadi di wilayah maluku. Dampak dari pergerakan antar lempeng tersebut menyebabkan : 1. Sesar Lintas Sumatra. 2. Sesar Palu-Koro di Sulawasi. 3. Sesar Digul yang ke barat menjadi sesar Tarera Aiduan di Papua. Kejadian gempa yang terjadi didekat batas pertemuan antara lempeng samudra yang menujam masuk ke bawah lempeng benua dikalsifikasikan sebagai zona subduksi. Zona subduksi Sumatra terbentang dari Selat Sunda ke arah utara hingga Laut Andaman. Lempeng samudera yang menunjam masuk kebawah lempeng benua . Pada zona ini memiliki usia relatif muda, yaitu sekitar 46 juta tahun dibandingkan dengan zona subduksi Jawa yang berusia sekitar 150 juta tahun. Lempeng samudera ini juga relative tipis dan ringan karena faktor usia yang relatif muda, sehingga cenderung berada kedalaman yang relatif dangkal dibandingkan lempeng yang memiliki usia lebih tua pada zona subduksi Jawa. Kegempaan pada zona subduksi Sumatra terdiri dari kejadian gempa yang terjadi dekat palung pertemuan lempeng hingga kedalaman sekitar 250 km dengan sudut penunjaman sekitar 30o hingga 40o. Menurut LIPI, dorongan Lempeng Indo-Australiaterhadap bagian utara Sumatra adalah 52 mm/tahun dan 60 mm/tahun pada bagian selatan Sumatra. Daftar Pustaka 1. Mohammad IHSAN. Analisa Ketahanan Gempa pada Struktur Rumah tradisional Sumatra Skripsi. Universitas Indonesia . Depok. 2009 2. https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi. kejadian gempa yang terjadi dekat palung pertemuan lempeng hingga ked