際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
IDENTIFIKASI POTENSIAL DRUG RELATED
PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE 2 DI RSUD KOTA TANGERANG
Delina Hasan, Yardi Saibi, Zuha Yuliana
Oral Presetasi Tgl 18-21 April 2018
PIT IAI
Di Pekanbaru (Riau)
Masalah Terkait Obat atau Drug Related Problems (DRPs)
menjadi masalah utama dalam pelayanan kefarmasian di
dunia (Adumsili, dan Adepu.,2014)
Identifikasi DRPs, dan evaluasinya menjadi salah satu
tugas farmasis di rumah sakit. Farmasis di rumah sakit
dituntut untuk bekerja secara profesional, dengan etos
kerja yang tinggi untuk bisa bertanggung jawab terhadap
keberhasilan terapi (Q.S Al-Bayyinah, 98:7, dan HR.
Thabrani, No: 891, Baihaqi, No: 334.)
Drug Related Problems (DRPs) merupakan
kejadian dalam terapi obat yang secara aktual
ataupun potensial mempengaruhi
kesembuhan (PCNE V7.0, 2016)
Penelitian Sebelumnya
Dengan PCNE V5.01,
90,5% DRPs terjadi pada
200 pasien rawat inap DM
tipe 2 disertai hipertensi, di
salah satu rumah sakit
Malaysia. Polifarmasi
menyebabkan peningkatan
DRPs hingga 75%.
Huri, dan Wee (2013)
Dengan PCNE V6.2,
insiden tertinggi DRPs
pada pasien diabetes
melitus tipe 2 di salah satu
Rumah Sakit Pakistan
adalah terjadinya interaksi
obat (60,60%).
Ali, et.al (2013)
Dengan PCNE V5.01,
penggunaan obat yang
tidak efektif menjadi
insiden tertinggi (20,3%)
dalam DRPs pasien
diabetes melitus tipe 2 di
salah satu Rumah Sakit
Nigeria.
Ogbonna, et.al (2014)
422 juta orang di dunia menderita diabetes
melitus pada tahun 2014. Angka ini
meningkat 8,5%
WHO, 2016
Riskesdas, 2013
DM tipe 2 memiliki prevalensinya yang tinggi, terutama di kota
urban, seperti Tangerang. Selain itu, DM tipe 2 memiliki angka
harapan hidup yang rendah, dengan resiko kematian yang
tinggi.
Prevalensi diabetes yang terdiagnosa dokter, tertinggi terdapat di DI Yogyakarta
(2,6%), sementara daerah Indonesia dengan prevelensi terendah yaitu daerah
Lampung (0,7%). Prevalensi diabetes di provinisi Banten yaitu 1,3% dengan
diagnosa, dan 1,6% dengan diagnosa dan gejala.
Kasus DM Tipe 2
Menurut WHO
 422 juta orang
di dunia
menderita
diabetes melitus
pada tahun
2014. Angka ini
meningkat 8,5%
Di Indonesia
Prevalensi diabetes
yang terdiagnosa
dokter, tertinggi
terdapat di DI
Yogyakarta (2,6%),
sementara daerah
Indonesia dengan
prevelensi terendah
yaitu daerah Lampung
(0,7%). Prevalensi
diabetes di provinisi
Banten yaitu 1,3%
dengan diagnosa, dan
1,6% dengan diagnosa
dan gejala.
Rumusan Masalah
Penyakit DM merupakan penyakit metabolisme dengan jumlah penderita di
Indonesia 9,1 juta pasien di tahun 2014 (PERKENI, 2015), dan DM tipe 2 memiliki
90% jumlah pasien dari seluruh populasi DM (Dipiro, et.al. 2015).
Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi farmakologi DM
tipe 2 akan menimbulkan DRPs akibat polifarmasi
Jumlah Pasien JKN Rawat Inap Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang
dalam 1 tahun kebelakang 100 pasien.
Belum adanya penelitian terkait DRPs pada pasien JKN DM Tipe 2 di RSUD Kota
Tangerang
Tujuan Umum
Mengetahui identifikasi terjadinya DRPs pada pasien
JKN diabetes melitus tipe 2, yang di rawat inap di
RSUD Kota Tangerang selama periode Januari 2016
hingga Juni 2016.
Tujuan Khusus
Tujuan
1. Untuk mengetahui DRPs yang ditinjau dari efektivitas obat pada pasien rawat inap di
rumah sakit;
2. Untuk mengetahui DRPs yang ditinjau dari ketepatan pemilihan antidiabetes pada
pasien rawat inap di rumah sakit;
3. Untuk mengetahui DRPs yang ditinjau dari ketepatan dosis antidiabetes pada pasien
rawat inap di rumah sakit; dan
4. Untuk mengetahui DRPs yang ditinjau dari efek samping antidiabetes pada pasien
rawat inap di rumah sakit.
MANFAAT PENELITIAN
1.
 Secara Teoritis, dapat memberikan manfaat untuk menambah
khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang farmasi, khususnya
dalam mengidentifikasi DRPs pada pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang
2
 Secara Metodologi, metode dalam penelitian ini dapat
digunakan untuk mengidentifikasi DRPs pada pasien
diabetes melitus tipe 2 atau penyakit lainnya.
3
 Secara aplikatif, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
bahan pertimbangan ataupun informasi kepada tenaga
kesehatan yang bertanggungjawab di RSUD Kota Tangerang
dalam penggunaan obat pada penatalaksanaan diabetes melitus
tipe 2.
Kerangka Konsep
Karakteristik Pasien
1. Jenis Kelamin
2. Usia
3. Penyakit Penyerta
4. Jumlah Penggunaan Obat
Obat DM
Obat Lain
Rekam Medik Pasien DM Tipe 2
Rawat Inap Peserta JKN Periode
Januari 2016-Juni 2016
Drug Related Problems
1. Efektivitas Terapi
2. Reaksi Obat yang tidak diinginkan
Penyebab
1. Pemilihan Obat
2. Pemilihan Dosis
Memenuhi Kriteria
Inklusi dan Eksklusi
Definisi Operasional
Nama Variabel Def.Operasional
Skala
Ukur
Kategori
Karakteristik
Pasien
1. Jenis Kelamin
2. Usia
Kondisi fisik pasien yang
menentukan perbedaan
fungsi biologis dan identitas
pasien.
Satuan waktu yang mengukur
keberadaan pasien dalam
keadaan hidup. Usia pasien
diklasifikasikan berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar
Kementerian Kesehatan RI
tahun 2013.
15-24 tahun
25-34 tahun
35-44 tahun
45-54 tahun
Nomina
l
Nomina
l
0: Laki-laki
1: Perempuan
0: 15-24 tahun
1: 25-34 tahun
2: 35-44 tahun
3: 45-54 tahun
4: 55-64 tahun
5: 65-74 tahun
6: 75 tahun
Definisi Operasional
Nama Variabel Def.Operasional
Skala
Ukur
Kategori
3. Penyakit
Penyerta
4. Jumlah
Penggunaan Obat
2. Profil
Penggunaan Obat
DM
3. Drug Related
Problems (DRP)
Penyakit yang diderita pasien
selain DM Tipe 2
Banyaknya obat yang
digunakan pasien selama
menjalani rawat inap di rumah
sakit
Jenis penggunaan obat
antidiabetes yang dapat
mengendalikan glukosa
darah.
Masalah yang timbul karena
penggunaan obat, selama
Nomin
al
Nomin
al
Nomin
al
Nomin
al
0: Tidak Terdapat
Penyakit Penyerta
1: Terdapat
Penyakit Penyerta
0: 1-4
1: 5
0: tunggal
1: kombinasi
0: Tidak terjadi
DRPs
1: Terjadi DRPs
Definisi Operasional
Nama
Variab
el
Def.Operasional
Skala
Ukur
Kategor
i
1. Efektivitas Terapi
Antidiabetes dikatakan efektif jika dapat
mengendalikan kadar glukosa darah sewaktu (GDS)
pasien selama pasien menjalani rawat inap, hingga
kadar GDS <180 mg/dl(terkendali) saat keluar rumah
sakit.
2. Obat tidak memberikan efek atau kegagalan terapi.
Antidiabetes dikatakan tidak memberikan efek jika
selama penggunaan oleh pasien rawat inap, tidak
dapat mengendalikan kadar GDS pasien sehingga
kadar GDS tidak terkendali.
3. Terapi obat tidak dibutuhkan.
Terjadi DRPs jika ditemukan adanya penggunaan obat
dalam catatan rekam medis, namun tidak ditemukan
adanya diagnosa, gejala, hasil labolatorium, ataupun
keterangan lain pada rekam medis, yang
mengindikasikan adanya suatu penyakit, tapi diberikan
obat .
4. Indikasi tidak diterapi (butuh obat)
Nomin
al
0: Tidak
terjadi
DRPs
(Tepat)
1: Terjadi
DRPs
(Tidak
Tepat)
Definisi Operasional
Nama
Variab
el
Def.Operasional
Skala
Ukur
Kategor
i
Selain kategori masalah DRPs, dilakukan pula analisa
pada kategori penyebab DRPs, berupa
1. Obat tidak sesuai formularium atau guideline.
Dikatakan terjadi DRPs jika obat antidiabetes yang
digunakan tidak sesuai dengan formularium nasional,
dan tidak sesuai dengan guideline menurut PERKENI,
2015.
2. Obat dengan kontraindikasi.
Dikatakan terjadi DRPs jika pasien memiliki
kontraindikasi dengan antidiabetes yang digunakan
selama rawat inap.
3. Obat tanpa indikasi.
Dikatakan terjadi DRPs jika ditemukan penggunaan
obat antidiabetes dan obat lain yang tidak memiliki
indikasi dalam catatan rekam medisnya.
4. Kombinasi obat yang tidak sesuai.
Dikatakan terjadi DRPs jika terdapat penggunaan obat
antidiabetes yang memiliki interaksi dengan obat
antidiabetes lain.
Definisi Operasional
Nama
Variab
el
Def.Operasional
Skala
Ukur
Kategor
i
6. Ada indikasi tetapi obat tidak diberikan.
Dikatakan terjadi DRPs jika ditemukan indikasi yang
mengharuskan diberikannya obat, namun obat tidak
diberikan.
7. Terlalu banyak obat dalam peresepan.
Terjadi DRPs jika ditemukan penggunaan antidiabete
3 dalam sekali pemakaian.
8. Tidak diberikan pencegahan atau sinergisasi obat.
Dikatakan terjadi DRPs jika tidak diberikannya
antidiabetes kombinasi untuk mengendalikan kadar
glukosa basal dan prandial.
9. Pemilihan Dosis.
Dosis dikatakan terlalu rendah atau terlalu tinggi jika
tidak sesuai dengan guideline menurut PERKENI, baik
oral ataupun penggunaan insulin selama rawat inap.
Kebutuhan Insulin Harian Total (IHT) adalah 0,5-1
UI/KgBB/Hari, dan untuk pasien lanjut usia serta
pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal IHT
adalah 0,3 UI/KgBB/Hari. Kemudian penggunaan
METODOLOGI
 Desain Penelitian, Cross Sectional
 Pengumpulan Data, secara Retrospektif dari rekam medik pasien DM
tipe 2 di RSUD Kota Tangerang
 Data yang dikumpulkan
- Tanggal masuk Rumah Sakit, Nama, Jenis Kelamin, Usia, Keluhan,
penyakit penyerta, kadar gula darah awal dan sewaktu, Obat yang
digunakan (bentuk sediaan, regimen, dosis, frekuensi, dan durasi)
 Analisis data dilakukan secara deskriptif yaitu dengan menggunakan
SPSS. Yaitu Univariat dan Bivariat
 Populasi DM tipe 2 di RSUD KotaTangerang 199 pasien yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 117 pasien DM tipe 2.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi
 Data rekam medis yang
tidak lengkap dan tidak
jelas, berupa tidak
tercantumnya data nomor
rekam medis, identitas
pasien (nama, jenis
kelamin, dan usia),
tanggal perawatan,
 data penggunaan obat,
 data kadar gula darah
sewaktu
Kriteria Eksklusi
 Data rekam medis yang
tidak lengkap dan tidak
jelas,
 Wanita Hamil
 Pasien DM tipe 2 yang
hilang kesadarannya
 Pasien pulang paksa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Pasien N=117 Persentase (%)
Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki 45 38,5
Perempuan 72 61,5
Berdasarkan Usia Pasien
15-24 tahun 0 0
25-34 tahun 0 0
35-44 tahun 13 11,1
45-54 tahun 37 31,6
55-64 tahun 51 43,6
65-74 tahun 10 8,5
75 tahun 6 5,1
Berdasarkan Penyakit Penyerta
Tidak Ada Penyakit Penyerta 11 9,4
Ada Penyakit Penyerta 106 90,6
Jumlah Penggunaan Obat
1-4 obat 0 0
5 obat 117 100
Tabel 5.1 Karakteristik Pasien JKN rawat inap Diabetes Melitus Tipe 2 di
RSUD Kota Tangerang Periode Januari 2016-Juni 2016
Tabel 5.2 Penyakit Penyerta yang diderita pasien JKN rawat inap Diabetes Melitus
tipe 2 periode Januari 2016-Juni 2016 di RSUD Kota Tangerang
Jenis Penyakit Penyerta n=297 Persentase (%)
Hipertensi 28 14,4
Ulkus DM 25 12,9
Dispepsia 19 9,8
Gastritis 18 9,3
Pneumonia 18 9,3
Anemia 11 5,7
CKD 10 5,2
Dislipidemia 10 5,2
Lainnya <10 <5
Tabel 5.3 Profil Penggunaan Obat Antidiabetes pada pasien JKN rawat inap Diabetes
Melitus tipe 2 periode Januari 2016-Juni 2016 di RSUD Kota Tangerang
Tabel 5.4 Terapi Tunggal Antidiabetes pada pasien JKN rawat inap Diabetes Melitus tipe 2
periode Januari 2016-Juni 2016 di RSUD Kota Tangerang
Jenis Terapi N=117 Persentase (%)
Tunggal 25 21,4
Kombinasi 92 78,6
Terapi Tunggal n=29 Persentase (%)
Metformin 9 31,0
Novorapid 5 17,2
Novomix 5 17,2
Humolog Mix 5 17,2
Levemir 3 10,3
Lantus 1 3,4
Actrapid 1 3,4
Tabel 5.5 Terapi Kombinasi Antidiabetes pada pasien JKN rawat inap Diabetes Melitus
tipe 2 periode Januari 2016-Juni 2016 di RSUD Kota Tangerang
Jenis Terapi n=90 Persentase (%)
Novorapid+Levemir 67 74,4
Novorapid+Lantus 9 10,0
Metformin+Novorapid+Levemir 5 5,6
Metformin+Glimepirid 3 3,3
Akarbosa+Novorapid+Levemir 2 2,2
Novomix+Lantus 1 1,1
Metformin+Novorapid+Lantus 1 1,1
Akarbosa+Glikuidon 1 1,1
Metformin+Glibenklamid 1 1,1
 Kombinasi insulin detemir dengan insulin novorapid didasarkan oleh
profil kerjanya yang meniru pola sekresi insulin normal tubuh
(Hamaty, 2011). Selain Levemir, insulin glargin (Lantus) juga dipilih
sebagai insulin basal. Penggunaan kombinasi insulin glargin dengan
insulin aspart dipilih karena dapat menghasilkan kontrol glikemia
yang lebih baik, mengurangi fluktuasi glukosa darah yang meningkat,
mengurangi kejadian hipoglikemia, dan peningkatan berat badan
menjadi lebih rendah.
 Insulin Novorapid banyak digunakan karena memiliki kerja yang cepat
(rapid acting), serta unggul dalam penyuntikannya. Insulin kerja cepat
dapat mengendalikan kadar glukosa postprandial yang lebih cepat
(ACCP, 2013).
Terapi Kombinasi Insulin
Tabel 5.6 Drug Related Problems (DRPs) pada pasien JKN rawat inap Diabetes melitus Tipe 2 di RSUD
Kota Tangerang Periode Januari 2016-Juni 2016.
Tabel 5.7 Masalah DRPs pada pasien JKN rawat inap Diabetes melitus Tipe 2 di RSUD Kota
Tangerang Periode Januari 2016-Juni 2016.
Keterangan Pasien dalam Penelitian Jumlah
Pasien yang dijadikan Sampel 117
Pasien Tanpa DRPs 103
Pasien dengan DRPs 14
Pasien dengan Potensial DRPs 16
Kode Masalah* n=13 Persentase (%)
P1
P1.1
P1.3
P1.4
Efektivitas Terapi
Obat tidak memberikan efek atau
kegagalan terapi
Terapi obat tidak dibutuhkan
Indikasi tidak diterapi (butuh obat)
9
2
3
4
7,6
1,7
2,5
3,4
P2
P2.1
Kejadian yang tidak diharapkan
Terjadi reaksi yang tidak diinginkan
(ROTD)
4
4
3,4
3,4
Tabel 5.8 Penyebab Terjadinya DRPs pada Pasien JKN Rawat Inap Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD
Kota Tangerang Periode Januari 2016-Juni 2016
Kode Penyebab* n=30 Persentase (%)
C1
C1.1
C1.2
C1.3
C1.4
C1.5
C1.6
C1.7
C1.8
Pemilihan Obat
Obat tidak sesuai formularium/guideline
Obat dengan kontraindikasi
Obat tanpa indikasi
Kombinasi obat yang tidak sesuai
Duplikasi obat yang tidak sesuai
Ada indikasi tetapi obat tidak diberikan
Terlalu banyak obat dalam peresepan
Tidak diberikan pencegahan atau sinergisasi obat
19
10
0
0
0
0
4
0
3
14,1
8,3
0
0
0
0
3,3
0
2,5
C3
C3.1
C3.2
Pemilihan Dosis
Dosis terlalu rendah
Dosis terlalu tinggi
11
10
1
9,1
8,3
0,8
Tabel 5.12 Hubungan Antara karakteristik dengan Kejadian DRPs pada Pasien JKN
Rawat Inap Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang
Periode Januari 2016-Juni 2016
Karakteristik Pasien
Pemilihan Obat
Nilai P
Pemilihan Dosis
Nilai P
Tepat
Tidak
Tepat
Tepat
Tidak
Tepat
N N N N
Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki 37 8 0,13b 39 6 0,33a
Perempuan 67 5 67 5
Berdasarkan Usia Pasien
35-44 tahun 9 4 0,17c 13 0 0,53c
45-54 tahun 33 4 34 3
55-64 tahun 47 4 46 5
65-74 tahun 9 1 8 2
75 tahun 6 0 5 1
Berdasarkan Penyakit Penyerta
Tidak Ada Penyakit Penyerta 11 0 0,60a 9 2 0,27a
Ada Penyakit Penyerta 93 13 97 9
Keterangan: aFishers Exact Test, bContinuity Correction, cPearson Chi Square. N menyatakan jumlah pasien.
Tabel 5.10 Hubungan Antara Jenis Terapi Diabetes dengan Kejadian DRPs pada Pasien JKN Rawat
Inap Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang Periode Januari 2016-
Juni 2016
Tabel 5.11 Hubungan Antara kejadian DRPs dengan Pengendalian GDS pada Pasien JKN Rawat Inap
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang Periode Januari 2016-Juni
2016
Jenis Terapi
Pemilihan Obat
Nilai P
Pemilihan Dosis
Nilai P
Tepat
Tidak
Tepat
Tepat
Tidak
Tepat
N N N N
Tunggal 19 6
0,03a
23 2
1a
Kombinasi 85 7 83 9
Keterangan: aFishers Exact Test. N menyatakan jumlah pasien.
Kejadian DRPs
Pengendalian GDS
Nilai P
Terkendali Tidak Terkendali
N N
Pemilihan Obat
Tepat 84 20 0,01a
Tidak Tepat 6 7
Pemilihan Dosis
Tepat 85 21 0,01a
Tidak Tepat 5 6
Keterangan: aFishers Exact Test. N menyatakan jumlah pasien.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DRPs yang terjadi
sebesar 37,6%,
- meliputi obat tanpa indikasi (33,3%),
- terjadi efek yang tidak diharapkan (4,8%).
- Interaksi sinergis (27,9%),
- indikasi tanpa obat (26,2%),
- dosis terlalu rendah (24,6%), ketidaktepatan pemilihan
obat (19,7%),
- kombinasi obat yang tidak sesuai (1,6%).
- Kejadian DRPs tersebut ber pengaruh terhadap
pengendalian glukosa darah sewaktu (P=0,103).
Namun pengaruhnya tidak signifikan
- Penyakit penyerta berpengaruh terhadap pengendalian
glucose darah namun tidak signifikan
KESIMPULAN
Pada analisa DRPs dengan menggunakan kategori PCNE
V7.0 2016, terjadi 9 masalah efektivitas terapi, 19
masalah pemilihan obat, 11 masalah dosis antidiabetes,
dan 4 permasalahan reaksi obat yang tidak diinginkan.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DRPs yang terjadi,
- meliputi obat tanpa indikasi,
- terjadi efek yang tidak diharapkan.
- Interaksi sinergis,
- indikasi tanpa obat,
- dosis terlalu rendah,
- ketidaktepatan pemilihan obat,
- kombinasi obat yang tidak sesuai.
- Kejadian DRPs tersebut ber pengaruh terhadap pengendalian glukosa
darah sewaktu, namun pengaruhnya tidak signifikan
- Penyakit penyerta berpengaruh terhadap pengendalian glucose
darah namun tidak signifikan
Terima Kasih

More Related Content

What's hot (20)

Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
Amalia Senja
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
Indra Gunawan
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Taofik Rusdiana
Laporan pkpa resep
Laporan pkpa resepLaporan pkpa resep
Laporan pkpa resep
nisha althaf
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1   5. pendistribusian obat di puskesmasMi 1   5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
LinaNadhilah2
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Nesha Mutiara
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASPENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
Taofik Rusdiana
Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019
Ulfah Hanum
Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
Pedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomiPedoman farmakoekonomi
Pedoman farmakoekonomi
Erie Gusnellyanti
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan DislipidemiaPanduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
Surya Amal
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Erie Gusnellyanti
Analisis drp bnr
Analisis drp bnrAnalisis drp bnr
Analisis drp bnr
TRIPUJI01
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
Maulana Sakti
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
Yudia Susilowati
Diare
DiareDiare
Diare
Eka Nur Fitriyani
Pedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rs
Henry Nobito
TABLET EFFERVESCENT.pptx
TABLET EFFERVESCENT.pptxTABLET EFFERVESCENT.pptx
TABLET EFFERVESCENT.pptx
RikaMurharyanti1
Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
Rizkythia_Andhara
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
Amalia Senja
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose AdjustmentPenentuan dosis-Dose Adjustment
Penentuan dosis-Dose Adjustment
Taofik Rusdiana
Laporan pkpa resep
Laporan pkpa resepLaporan pkpa resep
Laporan pkpa resep
nisha althaf
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1   5. pendistribusian obat di puskesmasMi 1   5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
LinaNadhilah2
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Nesha Mutiara
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITASPENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
PENGATURAN DOSIS PADA PEDIATRIK, GERIATRIK DAN OBESITAS
Taofik Rusdiana
Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019Formularium nasional 2019
Formularium nasional 2019
Ulfah Hanum
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan DislipidemiaPanduan Pengelolaan Dislipidemia
Panduan Pengelolaan Dislipidemia
Surya Amal
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Erie Gusnellyanti
Analisis drp bnr
Analisis drp bnrAnalisis drp bnr
Analisis drp bnr
TRIPUJI01
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
Etik dan Disiplin Apoteker Kelompok 1
Maulana Sakti
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
Yudia Susilowati
Pedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rs
Henry Nobito
TABLET EFFERVESCENT.pptx
TABLET EFFERVESCENT.pptxTABLET EFFERVESCENT.pptx
TABLET EFFERVESCENT.pptx
RikaMurharyanti1

Similar to PPT . DRPs DM TIPE 2 2018-1.pdf (20)

Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Aji Wibowo
jurnalku
jurnalkujurnalku
jurnalku
whanni agustin
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
Aji Wibowo
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdfDRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
lydiaevangelist15
MATERI pemantauan terapi obat di rumah sakit
MATERI pemantauan terapi obat di rumah sakitMATERI pemantauan terapi obat di rumah sakit
MATERI pemantauan terapi obat di rumah sakit
gliderglider88
5349-8492-1-SM.pdf
5349-8492-1-SM.pdf5349-8492-1-SM.pdf
5349-8492-1-SM.pdf
HandrisSupriadi1
PPT MR DM edit.pptx
PPT MR DM edit.pptxPPT MR DM edit.pptx
PPT MR DM edit.pptx
Syifa877500
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Faradhillah Adi Suryadi
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang rara
Pocut Kasim
Jurnal Hery Wismono
Jurnal Hery WismonoJurnal Hery Wismono
Jurnal Hery Wismono
sapakademik
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related Problems
Maulana Sakti
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
saninuraeni
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
ssusercd3bde
Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1
EggaRafika
Mini Project Diabetes mellitus yang baru.pptx
Mini Project Diabetes mellitus yang baru.pptxMini Project Diabetes mellitus yang baru.pptx
Mini Project Diabetes mellitus yang baru.pptx
ssusera596ff
materi tentang layanan-informasi-obat-di-rs.ppt
materi tentang layanan-informasi-obat-di-rs.pptmateri tentang layanan-informasi-obat-di-rs.ppt
materi tentang layanan-informasi-obat-di-rs.ppt
arifapoteker99
Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik
Sri Suratini
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
MFerdyYahyaRamadhan
materi layanan-informasi-obat-di-rs (1).ppt
materi layanan-informasi-obat-di-rs (1).pptmateri layanan-informasi-obat-di-rs (1).ppt
materi layanan-informasi-obat-di-rs (1).ppt
arifapoteker99
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Aji Wibowo
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
Aji Wibowo
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdfDRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs))))))))..pdf
lydiaevangelist15
MATERI pemantauan terapi obat di rumah sakit
MATERI pemantauan terapi obat di rumah sakitMATERI pemantauan terapi obat di rumah sakit
MATERI pemantauan terapi obat di rumah sakit
gliderglider88
PPT MR DM edit.pptx
PPT MR DM edit.pptxPPT MR DM edit.pptx
PPT MR DM edit.pptx
Syifa877500
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Faradhillah Adi Suryadi
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang rara
Pocut Kasim
Jurnal Hery Wismono
Jurnal Hery WismonoJurnal Hery Wismono
Jurnal Hery Wismono
sapakademik
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related Problems
Maulana Sakti
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
saninuraeni
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
9. Pemantauan Terapi Obat-PTO1.pptx
ssusercd3bde
Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1
EggaRafika
Mini Project Diabetes mellitus yang baru.pptx
Mini Project Diabetes mellitus yang baru.pptxMini Project Diabetes mellitus yang baru.pptx
Mini Project Diabetes mellitus yang baru.pptx
ssusera596ff
materi tentang layanan-informasi-obat-di-rs.ppt
materi tentang layanan-informasi-obat-di-rs.pptmateri tentang layanan-informasi-obat-di-rs.ppt
materi tentang layanan-informasi-obat-di-rs.ppt
arifapoteker99
Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik
Sri Suratini
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
412547410-Ppt-Penggunaan-Obat-Rasional.pptx
MFerdyYahyaRamadhan
materi layanan-informasi-obat-di-rs (1).ppt
materi layanan-informasi-obat-di-rs (1).pptmateri layanan-informasi-obat-di-rs (1).ppt
materi layanan-informasi-obat-di-rs (1).ppt
arifapoteker99

Recently uploaded (20)

BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptxDari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Syarifatul Marwiyah
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta FungsinyaPPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
mileniumiramadhanti
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Dadang Solihin
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsLembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Ainul Yaqin
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptxBAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
LunduSitohang
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptxPPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
SausanHidayahNova
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
pinkypurpss
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdfRandom Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
PratamaYulyNugraha
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Tata Naipospos
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptxMuqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
suwaibahkapa2
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptxLangkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
NurulIlyas3
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptxDari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Syarifatul Marwiyah
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta FungsinyaPPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
mileniumiramadhanti
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Dadang Solihin
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsLembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Ainul Yaqin
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptxBAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
LunduSitohang
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptxPPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
SausanHidayahNova
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
pinkypurpss
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdfRandom Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
PratamaYulyNugraha
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Tata Naipospos
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptxMuqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
suwaibahkapa2
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptxLangkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
Langkah-langkah Pembuatan Microsite.pptx
NurulIlyas3
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu

PPT . DRPs DM TIPE 2 2018-1.pdf

  • 1. IDENTIFIKASI POTENSIAL DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD KOTA TANGERANG Delina Hasan, Yardi Saibi, Zuha Yuliana Oral Presetasi Tgl 18-21 April 2018 PIT IAI Di Pekanbaru (Riau)
  • 2. Masalah Terkait Obat atau Drug Related Problems (DRPs) menjadi masalah utama dalam pelayanan kefarmasian di dunia (Adumsili, dan Adepu.,2014) Identifikasi DRPs, dan evaluasinya menjadi salah satu tugas farmasis di rumah sakit. Farmasis di rumah sakit dituntut untuk bekerja secara profesional, dengan etos kerja yang tinggi untuk bisa bertanggung jawab terhadap keberhasilan terapi (Q.S Al-Bayyinah, 98:7, dan HR. Thabrani, No: 891, Baihaqi, No: 334.)
  • 3. Drug Related Problems (DRPs) merupakan kejadian dalam terapi obat yang secara aktual ataupun potensial mempengaruhi kesembuhan (PCNE V7.0, 2016)
  • 4. Penelitian Sebelumnya Dengan PCNE V5.01, 90,5% DRPs terjadi pada 200 pasien rawat inap DM tipe 2 disertai hipertensi, di salah satu rumah sakit Malaysia. Polifarmasi menyebabkan peningkatan DRPs hingga 75%. Huri, dan Wee (2013) Dengan PCNE V6.2, insiden tertinggi DRPs pada pasien diabetes melitus tipe 2 di salah satu Rumah Sakit Pakistan adalah terjadinya interaksi obat (60,60%). Ali, et.al (2013) Dengan PCNE V5.01, penggunaan obat yang tidak efektif menjadi insiden tertinggi (20,3%) dalam DRPs pasien diabetes melitus tipe 2 di salah satu Rumah Sakit Nigeria. Ogbonna, et.al (2014)
  • 5. 422 juta orang di dunia menderita diabetes melitus pada tahun 2014. Angka ini meningkat 8,5% WHO, 2016 Riskesdas, 2013 DM tipe 2 memiliki prevalensinya yang tinggi, terutama di kota urban, seperti Tangerang. Selain itu, DM tipe 2 memiliki angka harapan hidup yang rendah, dengan resiko kematian yang tinggi. Prevalensi diabetes yang terdiagnosa dokter, tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), sementara daerah Indonesia dengan prevelensi terendah yaitu daerah Lampung (0,7%). Prevalensi diabetes di provinisi Banten yaitu 1,3% dengan diagnosa, dan 1,6% dengan diagnosa dan gejala.
  • 6. Kasus DM Tipe 2 Menurut WHO 422 juta orang di dunia menderita diabetes melitus pada tahun 2014. Angka ini meningkat 8,5% Di Indonesia Prevalensi diabetes yang terdiagnosa dokter, tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), sementara daerah Indonesia dengan prevelensi terendah yaitu daerah Lampung (0,7%). Prevalensi diabetes di provinisi Banten yaitu 1,3% dengan diagnosa, dan 1,6% dengan diagnosa dan gejala.
  • 7. Rumusan Masalah Penyakit DM merupakan penyakit metabolisme dengan jumlah penderita di Indonesia 9,1 juta pasien di tahun 2014 (PERKENI, 2015), dan DM tipe 2 memiliki 90% jumlah pasien dari seluruh populasi DM (Dipiro, et.al. 2015). Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi farmakologi DM tipe 2 akan menimbulkan DRPs akibat polifarmasi Jumlah Pasien JKN Rawat Inap Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang dalam 1 tahun kebelakang 100 pasien. Belum adanya penelitian terkait DRPs pada pasien JKN DM Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang
  • 8. Tujuan Umum Mengetahui identifikasi terjadinya DRPs pada pasien JKN diabetes melitus tipe 2, yang di rawat inap di RSUD Kota Tangerang selama periode Januari 2016 hingga Juni 2016. Tujuan Khusus Tujuan 1. Untuk mengetahui DRPs yang ditinjau dari efektivitas obat pada pasien rawat inap di rumah sakit; 2. Untuk mengetahui DRPs yang ditinjau dari ketepatan pemilihan antidiabetes pada pasien rawat inap di rumah sakit; 3. Untuk mengetahui DRPs yang ditinjau dari ketepatan dosis antidiabetes pada pasien rawat inap di rumah sakit; dan 4. Untuk mengetahui DRPs yang ditinjau dari efek samping antidiabetes pada pasien rawat inap di rumah sakit.
  • 9. MANFAAT PENELITIAN 1. Secara Teoritis, dapat memberikan manfaat untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang farmasi, khususnya dalam mengidentifikasi DRPs pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang 2 Secara Metodologi, metode dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi DRPs pada pasien diabetes melitus tipe 2 atau penyakit lainnya. 3 Secara aplikatif, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan ataupun informasi kepada tenaga kesehatan yang bertanggungjawab di RSUD Kota Tangerang dalam penggunaan obat pada penatalaksanaan diabetes melitus tipe 2.
  • 10. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien 1. Jenis Kelamin 2. Usia 3. Penyakit Penyerta 4. Jumlah Penggunaan Obat Obat DM Obat Lain Rekam Medik Pasien DM Tipe 2 Rawat Inap Peserta JKN Periode Januari 2016-Juni 2016 Drug Related Problems 1. Efektivitas Terapi 2. Reaksi Obat yang tidak diinginkan Penyebab 1. Pemilihan Obat 2. Pemilihan Dosis Memenuhi Kriteria Inklusi dan Eksklusi
  • 11. Definisi Operasional Nama Variabel Def.Operasional Skala Ukur Kategori Karakteristik Pasien 1. Jenis Kelamin 2. Usia Kondisi fisik pasien yang menentukan perbedaan fungsi biologis dan identitas pasien. Satuan waktu yang mengukur keberadaan pasien dalam keadaan hidup. Usia pasien diklasifikasikan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI tahun 2013. 15-24 tahun 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun Nomina l Nomina l 0: Laki-laki 1: Perempuan 0: 15-24 tahun 1: 25-34 tahun 2: 35-44 tahun 3: 45-54 tahun 4: 55-64 tahun 5: 65-74 tahun 6: 75 tahun
  • 12. Definisi Operasional Nama Variabel Def.Operasional Skala Ukur Kategori 3. Penyakit Penyerta 4. Jumlah Penggunaan Obat 2. Profil Penggunaan Obat DM 3. Drug Related Problems (DRP) Penyakit yang diderita pasien selain DM Tipe 2 Banyaknya obat yang digunakan pasien selama menjalani rawat inap di rumah sakit Jenis penggunaan obat antidiabetes yang dapat mengendalikan glukosa darah. Masalah yang timbul karena penggunaan obat, selama Nomin al Nomin al Nomin al Nomin al 0: Tidak Terdapat Penyakit Penyerta 1: Terdapat Penyakit Penyerta 0: 1-4 1: 5 0: tunggal 1: kombinasi 0: Tidak terjadi DRPs 1: Terjadi DRPs
  • 13. Definisi Operasional Nama Variab el Def.Operasional Skala Ukur Kategor i 1. Efektivitas Terapi Antidiabetes dikatakan efektif jika dapat mengendalikan kadar glukosa darah sewaktu (GDS) pasien selama pasien menjalani rawat inap, hingga kadar GDS <180 mg/dl(terkendali) saat keluar rumah sakit. 2. Obat tidak memberikan efek atau kegagalan terapi. Antidiabetes dikatakan tidak memberikan efek jika selama penggunaan oleh pasien rawat inap, tidak dapat mengendalikan kadar GDS pasien sehingga kadar GDS tidak terkendali. 3. Terapi obat tidak dibutuhkan. Terjadi DRPs jika ditemukan adanya penggunaan obat dalam catatan rekam medis, namun tidak ditemukan adanya diagnosa, gejala, hasil labolatorium, ataupun keterangan lain pada rekam medis, yang mengindikasikan adanya suatu penyakit, tapi diberikan obat . 4. Indikasi tidak diterapi (butuh obat) Nomin al 0: Tidak terjadi DRPs (Tepat) 1: Terjadi DRPs (Tidak Tepat)
  • 14. Definisi Operasional Nama Variab el Def.Operasional Skala Ukur Kategor i Selain kategori masalah DRPs, dilakukan pula analisa pada kategori penyebab DRPs, berupa 1. Obat tidak sesuai formularium atau guideline. Dikatakan terjadi DRPs jika obat antidiabetes yang digunakan tidak sesuai dengan formularium nasional, dan tidak sesuai dengan guideline menurut PERKENI, 2015. 2. Obat dengan kontraindikasi. Dikatakan terjadi DRPs jika pasien memiliki kontraindikasi dengan antidiabetes yang digunakan selama rawat inap. 3. Obat tanpa indikasi. Dikatakan terjadi DRPs jika ditemukan penggunaan obat antidiabetes dan obat lain yang tidak memiliki indikasi dalam catatan rekam medisnya. 4. Kombinasi obat yang tidak sesuai. Dikatakan terjadi DRPs jika terdapat penggunaan obat antidiabetes yang memiliki interaksi dengan obat antidiabetes lain.
  • 15. Definisi Operasional Nama Variab el Def.Operasional Skala Ukur Kategor i 6. Ada indikasi tetapi obat tidak diberikan. Dikatakan terjadi DRPs jika ditemukan indikasi yang mengharuskan diberikannya obat, namun obat tidak diberikan. 7. Terlalu banyak obat dalam peresepan. Terjadi DRPs jika ditemukan penggunaan antidiabete 3 dalam sekali pemakaian. 8. Tidak diberikan pencegahan atau sinergisasi obat. Dikatakan terjadi DRPs jika tidak diberikannya antidiabetes kombinasi untuk mengendalikan kadar glukosa basal dan prandial. 9. Pemilihan Dosis. Dosis dikatakan terlalu rendah atau terlalu tinggi jika tidak sesuai dengan guideline menurut PERKENI, baik oral ataupun penggunaan insulin selama rawat inap. Kebutuhan Insulin Harian Total (IHT) adalah 0,5-1 UI/KgBB/Hari, dan untuk pasien lanjut usia serta pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal IHT adalah 0,3 UI/KgBB/Hari. Kemudian penggunaan
  • 16. METODOLOGI Desain Penelitian, Cross Sectional Pengumpulan Data, secara Retrospektif dari rekam medik pasien DM tipe 2 di RSUD Kota Tangerang Data yang dikumpulkan - Tanggal masuk Rumah Sakit, Nama, Jenis Kelamin, Usia, Keluhan, penyakit penyerta, kadar gula darah awal dan sewaktu, Obat yang digunakan (bentuk sediaan, regimen, dosis, frekuensi, dan durasi) Analisis data dilakukan secara deskriptif yaitu dengan menggunakan SPSS. Yaitu Univariat dan Bivariat Populasi DM tipe 2 di RSUD KotaTangerang 199 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 117 pasien DM tipe 2.
  • 17. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi Data rekam medis yang tidak lengkap dan tidak jelas, berupa tidak tercantumnya data nomor rekam medis, identitas pasien (nama, jenis kelamin, dan usia), tanggal perawatan, data penggunaan obat, data kadar gula darah sewaktu Kriteria Eksklusi Data rekam medis yang tidak lengkap dan tidak jelas, Wanita Hamil Pasien DM tipe 2 yang hilang kesadarannya Pasien pulang paksa
  • 19. Karakteristik Pasien N=117 Persentase (%) Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki 45 38,5 Perempuan 72 61,5 Berdasarkan Usia Pasien 15-24 tahun 0 0 25-34 tahun 0 0 35-44 tahun 13 11,1 45-54 tahun 37 31,6 55-64 tahun 51 43,6 65-74 tahun 10 8,5 75 tahun 6 5,1 Berdasarkan Penyakit Penyerta Tidak Ada Penyakit Penyerta 11 9,4 Ada Penyakit Penyerta 106 90,6 Jumlah Penggunaan Obat 1-4 obat 0 0 5 obat 117 100 Tabel 5.1 Karakteristik Pasien JKN rawat inap Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang Periode Januari 2016-Juni 2016
  • 20. Tabel 5.2 Penyakit Penyerta yang diderita pasien JKN rawat inap Diabetes Melitus tipe 2 periode Januari 2016-Juni 2016 di RSUD Kota Tangerang Jenis Penyakit Penyerta n=297 Persentase (%) Hipertensi 28 14,4 Ulkus DM 25 12,9 Dispepsia 19 9,8 Gastritis 18 9,3 Pneumonia 18 9,3 Anemia 11 5,7 CKD 10 5,2 Dislipidemia 10 5,2 Lainnya <10 <5
  • 21. Tabel 5.3 Profil Penggunaan Obat Antidiabetes pada pasien JKN rawat inap Diabetes Melitus tipe 2 periode Januari 2016-Juni 2016 di RSUD Kota Tangerang Tabel 5.4 Terapi Tunggal Antidiabetes pada pasien JKN rawat inap Diabetes Melitus tipe 2 periode Januari 2016-Juni 2016 di RSUD Kota Tangerang Jenis Terapi N=117 Persentase (%) Tunggal 25 21,4 Kombinasi 92 78,6 Terapi Tunggal n=29 Persentase (%) Metformin 9 31,0 Novorapid 5 17,2 Novomix 5 17,2 Humolog Mix 5 17,2 Levemir 3 10,3 Lantus 1 3,4 Actrapid 1 3,4
  • 22. Tabel 5.5 Terapi Kombinasi Antidiabetes pada pasien JKN rawat inap Diabetes Melitus tipe 2 periode Januari 2016-Juni 2016 di RSUD Kota Tangerang Jenis Terapi n=90 Persentase (%) Novorapid+Levemir 67 74,4 Novorapid+Lantus 9 10,0 Metformin+Novorapid+Levemir 5 5,6 Metformin+Glimepirid 3 3,3 Akarbosa+Novorapid+Levemir 2 2,2 Novomix+Lantus 1 1,1 Metformin+Novorapid+Lantus 1 1,1 Akarbosa+Glikuidon 1 1,1 Metformin+Glibenklamid 1 1,1
  • 23. Kombinasi insulin detemir dengan insulin novorapid didasarkan oleh profil kerjanya yang meniru pola sekresi insulin normal tubuh (Hamaty, 2011). Selain Levemir, insulin glargin (Lantus) juga dipilih sebagai insulin basal. Penggunaan kombinasi insulin glargin dengan insulin aspart dipilih karena dapat menghasilkan kontrol glikemia yang lebih baik, mengurangi fluktuasi glukosa darah yang meningkat, mengurangi kejadian hipoglikemia, dan peningkatan berat badan menjadi lebih rendah. Insulin Novorapid banyak digunakan karena memiliki kerja yang cepat (rapid acting), serta unggul dalam penyuntikannya. Insulin kerja cepat dapat mengendalikan kadar glukosa postprandial yang lebih cepat (ACCP, 2013). Terapi Kombinasi Insulin
  • 24. Tabel 5.6 Drug Related Problems (DRPs) pada pasien JKN rawat inap Diabetes melitus Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang Periode Januari 2016-Juni 2016. Tabel 5.7 Masalah DRPs pada pasien JKN rawat inap Diabetes melitus Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang Periode Januari 2016-Juni 2016. Keterangan Pasien dalam Penelitian Jumlah Pasien yang dijadikan Sampel 117 Pasien Tanpa DRPs 103 Pasien dengan DRPs 14 Pasien dengan Potensial DRPs 16 Kode Masalah* n=13 Persentase (%) P1 P1.1 P1.3 P1.4 Efektivitas Terapi Obat tidak memberikan efek atau kegagalan terapi Terapi obat tidak dibutuhkan Indikasi tidak diterapi (butuh obat) 9 2 3 4 7,6 1,7 2,5 3,4 P2 P2.1 Kejadian yang tidak diharapkan Terjadi reaksi yang tidak diinginkan (ROTD) 4 4 3,4 3,4
  • 25. Tabel 5.8 Penyebab Terjadinya DRPs pada Pasien JKN Rawat Inap Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang Periode Januari 2016-Juni 2016 Kode Penyebab* n=30 Persentase (%) C1 C1.1 C1.2 C1.3 C1.4 C1.5 C1.6 C1.7 C1.8 Pemilihan Obat Obat tidak sesuai formularium/guideline Obat dengan kontraindikasi Obat tanpa indikasi Kombinasi obat yang tidak sesuai Duplikasi obat yang tidak sesuai Ada indikasi tetapi obat tidak diberikan Terlalu banyak obat dalam peresepan Tidak diberikan pencegahan atau sinergisasi obat 19 10 0 0 0 0 4 0 3 14,1 8,3 0 0 0 0 3,3 0 2,5 C3 C3.1 C3.2 Pemilihan Dosis Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi 11 10 1 9,1 8,3 0,8
  • 26. Tabel 5.12 Hubungan Antara karakteristik dengan Kejadian DRPs pada Pasien JKN Rawat Inap Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang Periode Januari 2016-Juni 2016 Karakteristik Pasien Pemilihan Obat Nilai P Pemilihan Dosis Nilai P Tepat Tidak Tepat Tepat Tidak Tepat N N N N Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki 37 8 0,13b 39 6 0,33a Perempuan 67 5 67 5 Berdasarkan Usia Pasien 35-44 tahun 9 4 0,17c 13 0 0,53c 45-54 tahun 33 4 34 3 55-64 tahun 47 4 46 5 65-74 tahun 9 1 8 2 75 tahun 6 0 5 1 Berdasarkan Penyakit Penyerta Tidak Ada Penyakit Penyerta 11 0 0,60a 9 2 0,27a Ada Penyakit Penyerta 93 13 97 9 Keterangan: aFishers Exact Test, bContinuity Correction, cPearson Chi Square. N menyatakan jumlah pasien.
  • 27. Tabel 5.10 Hubungan Antara Jenis Terapi Diabetes dengan Kejadian DRPs pada Pasien JKN Rawat Inap Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang Periode Januari 2016- Juni 2016 Tabel 5.11 Hubungan Antara kejadian DRPs dengan Pengendalian GDS pada Pasien JKN Rawat Inap Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kota Tangerang Periode Januari 2016-Juni 2016 Jenis Terapi Pemilihan Obat Nilai P Pemilihan Dosis Nilai P Tepat Tidak Tepat Tepat Tidak Tepat N N N N Tunggal 19 6 0,03a 23 2 1a Kombinasi 85 7 83 9 Keterangan: aFishers Exact Test. N menyatakan jumlah pasien. Kejadian DRPs Pengendalian GDS Nilai P Terkendali Tidak Terkendali N N Pemilihan Obat Tepat 84 20 0,01a Tidak Tepat 6 7 Pemilihan Dosis Tepat 85 21 0,01a Tidak Tepat 5 6 Keterangan: aFishers Exact Test. N menyatakan jumlah pasien.
  • 28. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa DRPs yang terjadi sebesar 37,6%, - meliputi obat tanpa indikasi (33,3%), - terjadi efek yang tidak diharapkan (4,8%). - Interaksi sinergis (27,9%), - indikasi tanpa obat (26,2%), - dosis terlalu rendah (24,6%), ketidaktepatan pemilihan obat (19,7%), - kombinasi obat yang tidak sesuai (1,6%). - Kejadian DRPs tersebut ber pengaruh terhadap pengendalian glukosa darah sewaktu (P=0,103). Namun pengaruhnya tidak signifikan - Penyakit penyerta berpengaruh terhadap pengendalian glucose darah namun tidak signifikan
  • 29. KESIMPULAN Pada analisa DRPs dengan menggunakan kategori PCNE V7.0 2016, terjadi 9 masalah efektivitas terapi, 19 masalah pemilihan obat, 11 masalah dosis antidiabetes, dan 4 permasalahan reaksi obat yang tidak diinginkan.
  • 30. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa DRPs yang terjadi, - meliputi obat tanpa indikasi, - terjadi efek yang tidak diharapkan. - Interaksi sinergis, - indikasi tanpa obat, - dosis terlalu rendah, - ketidaktepatan pemilihan obat, - kombinasi obat yang tidak sesuai. - Kejadian DRPs tersebut ber pengaruh terhadap pengendalian glukosa darah sewaktu, namun pengaruhnya tidak signifikan - Penyakit penyerta berpengaruh terhadap pengendalian glucose darah namun tidak signifikan