Koloid merupakan sistem dispersi yang terdiri dari partikel yang terdispersi dalam medium. Terdapat tiga jenis sistem dispersi berdasarkan ukuran dan kestabilannya, yaitu suspensi, koloid, dan larutan. Koloid memiliki sifat optik seperti efek Tyndall dan gerak Brown, serta dapat dipisahkan menggunakan koagulasi, elektroforesis, dan dialisis. Ada beberapa cara pembuatan dan pemisahan koloid.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem dispersi berdasarkan ukurannya, perbedaan antara suspesi, koloid dan larutan, serta sifat-sifat koloid seperti efek Tyndall, gerak Brown, elektroforesis, adsorpsi, dan koagulasi. Juga dibahas mengenai cara pembuatan dan pemisahan koloid.
Koloid merupakan salah satu topik yang dijelaskan dalam dokumen tersebut. Dokumen ini membahas tentang definisi koloid, perbedaan koloid dengan larutan dan suspensi, macam-macam koloid beserta contohnya, sifat-sifat koloid seperti efek Tyndall dan Brown, proses pembuatan koloid, dan contoh penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari.
6. Sistem Koloid pada pengenalan mata kuliah.pptxMeidaMarpaung1
Ìý
Koloid adalah salah satu sistem mengenai medium pendispersi dan terdispersi dalam kimia. Dalam bagian ini ada pengenalan mengenai sol, aerosol, emulsi dan padatan dalam kimia.
Dokumen tersebut membahas tentang koloid, termasuk definisi koloid, jenis-jenis koloid seperti emulsi dan aerosol, serta sifat-sifat koloid seperti efek Tyndall dan gerak Brown. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara pembuatan koloid melalui kondensasi dan dispersi."
Presentasi mengenai sistem koloid untuk kelas XI, dibuat dalam rangka memenuhi tugas kimia.
Berisi mengenai pengertian, cara pembuatan, sifat-sifat, penggunaan dan lain halnya yang berhubungan mengenai koloid termasuk dispersi dan yang terdispersi.
Koloid adalah campuran dua fase dimana fase terdispersi berukuran 10-7-10-4 cm dan tersebar merata di fase pendispersi. Terdapat beberapa jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, seperti sol, emulsi, dan buih. Koloid memiliki sifat seperti efek Tyndall, gerak Brown, dan dapat dibuat dari larutan maupun suspensi melalui proses kondensasi dan dispersi.
Dokumen tersebut membahas tentang koloid, yaitu sistem dispersi yang mengandung partikel berukuran 1-100 nm. Koloid dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran partikel, kelarutannya, fase pendispersi dan terdispersinya, serta interaksinya dengan medium. Koloid memiliki sifat koligatif, optik seperti efek Tyndall, kinetik seperti gerak Brown, serta dapat mengalami adsorpsi, elektroforesis, dan koagul
Sistem koloid adalah campuran yang terletak antara larutan dan suspensi. Sistem koloid memiliki ukuran partikel antara 1-100 nm dan sifat yang berbeda dari larutan maupun suspensi. Jenis-jenis sistem koloid meliputi sol, emulsi, aerosol, buih, dan gel. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, elektroforesa, adsorpsi, dan koagulasi. Koloid dapat dibuat dengan berbagai cara seperti pept
Dokumen tersebut merangkum tentang koloid, termasuk definisi, jenis, sifat, dan pembuatan sistem koloid. Koloid adalah campuran homogen dua zat dengan ukuran partikel 1-100 nm sehingga menyebabkan efek Tyndall. Jenis koloid meliputi sol, emulsi, buih, dan aerosol. Sifat koloid antara lain efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, elektroforesis, koagulasi, dan lainnya. Koloid dapat d
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
Koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih dimana partikel berukuran 1-1000 nm terdispersi merata dalam medium lain. Koloid dapat berupa sol, emulsi, atau buih tergantung fase terdispersi dan pendispersinya. Sifat koloid meliputi efek Tyndall dan gerak Brown. Muatan koloid dapat timbul dari adsorpsi ion.
Presentasi mengenai sistem koloid untuk kelas XI, dibuat dalam rangka memenuhi tugas kimia.
Berisi mengenai pengertian, cara pembuatan, sifat-sifat, penggunaan dan lain halnya yang berhubungan mengenai koloid termasuk dispersi dan yang terdispersi.
Koloid adalah campuran dua fase dimana fase terdispersi berukuran 10-7-10-4 cm dan tersebar merata di fase pendispersi. Terdapat beberapa jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, seperti sol, emulsi, dan buih. Koloid memiliki sifat seperti efek Tyndall, gerak Brown, dan dapat dibuat dari larutan maupun suspensi melalui proses kondensasi dan dispersi.
Dokumen tersebut membahas tentang koloid, yaitu sistem dispersi yang mengandung partikel berukuran 1-100 nm. Koloid dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran partikel, kelarutannya, fase pendispersi dan terdispersinya, serta interaksinya dengan medium. Koloid memiliki sifat koligatif, optik seperti efek Tyndall, kinetik seperti gerak Brown, serta dapat mengalami adsorpsi, elektroforesis, dan koagul
Sistem koloid adalah campuran yang terletak antara larutan dan suspensi. Sistem koloid memiliki ukuran partikel antara 1-100 nm dan sifat yang berbeda dari larutan maupun suspensi. Jenis-jenis sistem koloid meliputi sol, emulsi, aerosol, buih, dan gel. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, elektroforesa, adsorpsi, dan koagulasi. Koloid dapat dibuat dengan berbagai cara seperti pept
Dokumen tersebut merangkum tentang koloid, termasuk definisi, jenis, sifat, dan pembuatan sistem koloid. Koloid adalah campuran homogen dua zat dengan ukuran partikel 1-100 nm sehingga menyebabkan efek Tyndall. Jenis koloid meliputi sol, emulsi, buih, dan aerosol. Sifat koloid antara lain efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, elektroforesis, koagulasi, dan lainnya. Koloid dapat d
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
Koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih dimana partikel berukuran 1-1000 nm terdispersi merata dalam medium lain. Koloid dapat berupa sol, emulsi, atau buih tergantung fase terdispersi dan pendispersinya. Sifat koloid meliputi efek Tyndall dan gerak Brown. Muatan koloid dapat timbul dari adsorpsi ion.
Dokumen tersebut membahas tentang konsentrasi larutan, kemolalan, fraksi mol, serta soal-soal terkaitnya. Terdapat penjelasan mengenai konsentrasi molar, molal, dan fraksi mol beserta contoh perhitungannya. Juga terdapat beberapa soal untuk latihan menghitung konsentrasi larutan.
Dokumen tersebut membahas beberapa soal kimia yang terkait dengan stoikiometri reaksi kimia, meliputi perhitungan massa dan volume produk reaksi, jumlah mol zat yang terbentuk dan sisa, serta perhitungan kadar unsur dalam senyawa kimia.
Etilena glikol dihasilkan dari reaksi etilen oksida dan air dengan perbandingan 1:1 yang menghasilkan 3 molekul etilena glikol dan 2 molekul air sisa. Logam besi 28 g bereaksi dengan oksigen 48 g menghasilkan besi oksida (Fe2O3) sebesar 40 g dan oksigen sisa 36 g.
Siswa belajar tentang rumus empiris dan rumus molekul, termasuk cara menentukan kedua rumus tersebut berdasarkan data komposisi unsur dan massa molekul relatif senyawa. Tujuan pembelajaran adalah agar siswa mampu membedakan dan menghitung rumus empiris dan rumus molekul secara tepat.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang konsep-konsep stoikiometri seperti mol, molalitas, molaritas, dan hukum gas. Juga memberikan contoh soal perhitungan jumlah mol, jumlah partikel, volume, dan tekanan gas oksigen berdasarkan data massanya.
Dokumen tersebut membahas hukum gas ideal dan hukum Avogadro dalam menghitung volume dan jumlah mol gas pada tekanan dan suhu tertentu. Persamaan gas ideal digunakan untuk menghitung volume, jumlah mol, atau tekanan gas bila dua variabel diketahui. Hukum Avogadro menyatakan bahwa volume dua gas sama pada tekanan dan suhu yang sama akan berbanding lurus dengan jumlah molnya. Dokumen ini juga menjelaskan
Dokumen ini membahas konsep mol sebagai satuan untuk mengukur jumlah partikel dalam suatu zat. Mol didefinisikan sebagai jumlah partikel yang sama dengan jumlah atom dalam 12 gram karbon-12. Tetapan Avogadro menyatakan bahwa dalam mol terdapat 6,02x1023 partikel. Dokumen ini juga menjelaskan hubungan antara mol dengan jumlah partikel, massa, dan volume gas pada kondisi standar tekanan dan suhu. Diak
The document discusses several topics related to solubility including:
- Solubility product constant (Ksp) and its relationship to solubility. The Ksp expression is given for different types of salts.
- Factors that influence solubility such as common ions, pH, and temperature. The presence of common ions decreases solubility while increasing pH or temperature increases solubility.
- Precipitation reactions and how to predict if precipitation will occur based on Ksp values and ion concentrations.
1. The document outlines a lesson plan on the topic of solubility and solubility product constant for an 11th grade chemistry class.
2. The plan includes learning objectives, indicators, materials, and methods such as experiments, discussions, and assignments to help students understand solubility, saturation, solubility product constants, and their relationships.
3. Students will conduct experiments on the solubility of salts like NaCl and CaCO3, analyze the results, and make predictions about precipitation based on solubility rules and solubility product constants.
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasDadang Solihin
Ìý
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan kebijakan strategis dalam rangka memperkuat kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia demi kesejahteraan bangsa. Sebagai aset strategis, wilayah angkasa memiliki peran krusial dalam pertahanan, keamanan, ekonomi, serta pembangunan nasional. Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya aktivitas luar angkasa, Indonesia memerlukan kebijakan komprehensif untuk mengatur, melindungi, dan mengoptimalkan pemanfaatannya. Saat ini, belum ada regulasi spesifik terkait pengelolaan wilayah angkasa, padahal potensinya besar, mulai dari komunikasi satelit, observasi bumi, hingga eksplorasi antariksa.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
Ìý
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaDadang Solihin
Ìý
Tujuan penyusunan naskah masukan untuk peta jalan strategis keangkasaan Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional dan Visi Indonesia Emas 2045.
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasDadang Solihin
Ìý
Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yaitu Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan, kajian ini menekankan pentingnya membangun Indonesia yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan di tahun 2045. Dalam konteks itu, optimalisasi angkatan kerja dan pemanfaatan bonus demografi menjadi faktor krusial untuk mencapai visi tersebut.
4. Sistem Dispersi Berdasarkan Ukurannya
Kestabilan (jika
didiamkan)
Mudah terpisah
(mengendap)
Sukar terpisah
(relatif stabil)
Tidak terpisah
(sangat stabil)
Cara pemisahan Filtrasi
(penyaringan)
Tidak dapat
disaring
Tidak dapat
disaring
Dipersi Molekuler
(larutan)
Dispersi halus
(koloid)
Disperi kasar
(suspensi)
Perbedaan Suspensi Koloid Larutan
7. Sifat-Sifat
Koloid
optik
• efek Tyndal
• gerak Brown.
kelistrikan
• Koagulasi
• Elektroforesis
• dialisis
gejala permukaan
• Adsorbsi
Sifat yang lain
• Opalesensi
• Koligatif yang
tidak jelas
8. Efek Tyndall
Peristiwa partikel koloid dapat
menghamburkan cahaya.
Penyebab : ukuran partikel koloid agak besar
(dibanding larutan)
Koloid Larutan Suspensi
9. efek tyndall
dalam
kehidupan
sehari-hari
1. sorot lampu pada
malam yang
berkabut
2. sorot lampu
proyektor dalam
gedung bioskop
yang
berasap/berdebu
3. dan berkas sinar
matagari melalui
celah daun pohon-
pohon pada pagi
hari yang berkabut.
10. Gerak Brown
Partikel koloid
senantiasa bergerak
secara acak dan patah
patah di bawah
mikroskop ultra
Penyebab : adanya
tolak menolak
muatan dan
benturan-benturan
antar partikel
11. Gerak Brown
Partikel koloid
senantiasa bergerak
secara acak dan patah
patah di bawah
mikroskop ultra
Penyebab : adanya
tolak menolak
muatan dan
benturan-benturan
antar partikel
13. penyerapan terhadap partikel atau ion
atau senyawa yang lain sehingga partikel
koloid bermuatan.
• Contoh :
Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena
permukaannya menyerap ion H+.
Adsorpsi
Fe(OH)3 H
+
H
+
H
+
H
+
H
+
H
+
Cl
- Cl
-
Cl
-
Cl
-
Cl
-
Cl
-
Fe3
+
15. Beberapa contoh koagulasi dalam
kehidupan sehari-hari dan industri :
1. Pembentukan delta di muara sungai
2. Karet dalam lateks dengan
menambahkan asam format
3. Lumpur koloidal dalam air sungai dapat
digumpalkan dengan menambahkan
tawas
4. Asap dan debu dari pabrik dapat
digumpalkan dengan alat koagulasi
listrik dari Cottrel
+
-
+
Zat padat yang diendapkan
Gas-gas
bebas asap
Gas-gas
buangan
yang
berasap
Cottrel
16. Koloid liofil & koloid liofob
Koloid yang memiliki medium
dispersi cair dibedakan atas
koloid liofil dan koloid liofob.
koloid liofil : koloid yang gaya
tarik menariknya cukup besar
antara zat terdispersi dengan
mediumnya.
Koloid liofob : koloid yang gaya
tarik menariknya tersebut tidak
ada atau sangat lemah.
koloid hdrofil
koloid hidrofob.
Jika
mediumdispersi
yang dipakai
adalah air
17. Perbandingan Sifat Sol Hidrofil dengan Sol Hidrofob
Sol Hidrofil Sol Hidrofob
Mengadsorbsi
mediumnya
Tidak mengadsorbsi
mediumnya
Dapat dibuat dengan
konsentrasi yang
relatif besar
Tidak mudah
digumpalkan dengan
penambahan elektrolit
Viskositas lebih besar
daripada mediumnya
Bersifat reversible
Efek tyndall lemah
Hanya stabil pada
konsentrasi kecil
Mudah menggumpal
pada penambahan
elktrolit
Viskositas hampir sama
dengan mediumnya
Tidak reversible
Efek tyndalll lebih jelas
19. Cara Dispersi
Memperkecil partikel -> partikel kasar dipecah
menjadi partikel koloid.
a. Cara Mekanik
Penghalusan dengan menggunakan gilingan koloid
Contoh : campuran semen dengan air dan
pembuatan bahan cat
b. Cara Peptisasi
Penambahan zat ketiga dalam suatu
presipitat/endapan
contoh : Endapan AgCl + larutan NH3 akan menjadi
koloid, Agar-agar dipeptisasi dg air
c. Cara Busur Bredig (Membuat sol logam)
Penghalusan dengan cara pemberian listrik tegangan
tinggi pada kawat halus(elektrode) yang dicelupkan
ke dalam mediumnya.
20. Cara Dispersi
Memperkecil partikel -> partikel kasar
dipecah menjadi partikel koloid.
Homogenisasi
• Pembuatan susu kental manis bebas
kasein
• Emulsi obat pada pabrik obat
21. Cara Kondensasi
Pembentukan partikel-partikel koloid dari larutan
a. Reaksi Redoks
reaksi yang disertai perubahan bilangan
oksidasi
Contoh : Pembuatan sol belerang yaitu
dengan mengalirkan gas H2S ke dalam
larutan SO2.
2H2S(g) + SO2(aq) 2H2O(l) + 3S
(koloid)
22. Cara Kondensasi
Pembentukan partikel-partikel koloid dari larutan
b. Hidrolisis
reaksi suatu zat dengan air.
Contoh : Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis
FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih
ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol
Fe(OH)3.
FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(koloid) +
3HCl(aq)
23. Cara Kondensasi
Pembentukan partikel-partikel koloid dari larutan
c. Dekomposisi Rangkap
Contoh : Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara
larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq) As2S3(koloid) + 6H2O(l)
d. Pergantian Pelarut
Contoh : Apabila larutan jenuh kalsium asetat
dicampur dengan alkohol akan terbentuk suatu
koloid berupa gel.
24. Pemisahan dan Pemurnian
Koloid
1. Dialisis Pemurnian koloid dari bahan pengotornya
(ion-ion dengan menggunakan selaput
semipermiabel)
2. elektrodialisis Proses dialisis yang dipercepat dengan
menggunakan arus listrik searah
3. ultrafiltrasi Pemurnian koloid dengan menggunakan
tekanan udara agar medium melewati
selaput berpori
4. .
elektroforesis
Pemisahan campuran koloid dengan
menggunakan arus listrik searah, bertujuan
untuk menentukan jenis muatan dan
penentuan besarnya Mr
25. Beberapa Koloid yang penting
AEROSOL
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang
terdispersi dalam gas.
Contoh : Hair-spray, cat pylox, dan deodorant
26. Beberapa Koloid yang penting
EMULSI
Syarat kedua jenis zat cair itu tidak saling
melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam
2 bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A)
atau emulsi air dalam minyak (A/M).
CONTOH M/A : santan, susu, lateks, minyak ikan
CONTOH A/M : mayonaise, mentega, minyak
rambut, minyak bumi
27. SOL
Sistem koloid dari partikel
padat yang terdipersi
dalam zat cair
CONTOH SOL : air sungai
(sungai dari lempung
dalam air), sol sabun, sol
detergen, sol kanji, tinta
tulis, dan cat.
Beberapa Koloid yang penting
GEL
Koloid yang setengah
kaku (antara padat
dan cair) disebut gel.
Contoh : agar-agar,
lem kanji, selai,
gelatin, gel sabun,
dan gel silika.
28. Beberapa Koloid yang penting
Koloid Asosiasi
Molekul sabun atau detergen terdiri atas bagian yang polar
(kepala) dan bagian yang nonpolar (ekor).
Daya pengemulsi dari sabun dan detergen disebabkan
gugus nonpolar
dari sabun akan menarik partikel kotoran (lemak) dari bahan
cucian kemudian mendispersikannya ke dalam air.
kain kotoran
(a) Kotoran atau bercak lemak pada
bahan cucian
(b) Molekul sabun menarik kotoran
dengan gugus nonpolarnya
(c) Kotoran mulai terangkat
(d) Kotoran didispersikan dalam air