Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai strategi pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa untuk beberapa gangguan jiwa seperti perilaku kekerasan, isolasi sosial, harga diri rendah, halusinasi, defisit perawatan diri, waham, dan resiko bunuh diri. Strategi pelaksanaan tersebut terdiri dari beberapa tahap seperti orientasi, kerja, dan terminasi dengan tujuan mengidentifikasi masalah, melakukan latihan, dan
Berduka adalah respon normal terhadap kehilangan yang memungkinkan individu melakukan koping secara bertahap untuk menerima kehilangan. Berduka diwujudkan secara unik pada setiap orang dan dipengaruhi pengalaman pribadi, budaya, dan keyakinan. Teori Engel menjelaskan proses berduka melalui lima fase mulai dari penyangkalan hingga penerimaan.
Dokumen tersebut merangkum proses pengkajian keperawatan sistem persarafan yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis, studi diagnostik, dan konsultasi tim kesehatan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan sistem saraf pasien dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat.
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Ny. F mengalami stroke iskemik yang menyebabkan berbagai defisit neurologis seperti gangguan komunikasi, mobilitas, dan eliminasi. Pasien juga mengalami luka dekubitus dan hipertermi. Berdasarkan pemeriksaan, diduga terjadi penumpukan asam laktat akibat gangguan sirkulasi darah ke otak dan metabolisme anaerobik yang meningkat.
Pasien wanita berusia 44 tahun dirawat di ruang ICU karena kecelakaan bermotor yang menyebabkan trauma kepala dan lemahnya fungsi motorik dan sensorik. Dokter mendiagnosis EDH temporal dan GCS 6. Perawat melakukan penilaian dan merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri, hambatan mobilitas, dan kerusakan kulit akibat imobilitas pasien. Evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi sehingga perlu dilanjutkan
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
Ìý
Dokumen tersebut membahas konsep pasien terminal dan menjelang ajal. Ia menjelaskan pengertian kondisi terminal, tanda-tanda klinis menjelang kematian, serta tahapan yang dijalani pasien dalam menerima kenyataan menjelang kematian seperti penyangkalan, marah, depresi, hingga penerimaan."
Dokumen tersebut membahas tentang gigitan ular dan penatalaksanaannya, meliputi definisi gigitan ular, anatomi dan fisiologi kulit, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis dan penatalaksanaan medik pada korban gigitan ular. Secara khusus ditekankan pentingnya menjaga korban tetap tenang dan menghindari aktivitas berlebihan hingga tiba di fasilitas kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang menghitung intake dan output cairan tubuh untuk menentukan keseimbangan cairan. Terdapat penjelasan mengenai unsur-unsur yang perlu dihitung sebagai intake dan output serta rumus untuk menghitung keseimbangan cairan. Contoh kasus juga disertakan beserta penyelesaiannya.
Buku petunjuk praktikum ini berisi pedoman pelaksanaan praktik keperawatan jiwa II, mencakup asuhan keperawatan untuk berbagai gangguan jiwa, strategi pelaksanaan tindakan, dan rencana terapi aktivitas kelompok. Disediakan untuk membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktik secara profesional.
Modul ini memberikan panduan pembelajaran berbasis masalah untuk mahasiswa keperawatan tentang sistem neurobehavior. Pembelajaran ini mencakup tutorial kelompok, belajar mandiri, kuliah pengantar, dan kuliah pleno. Metode evaluasi meliputi pretes, postes, ujian tengah dan akhir semester berdasarkan rentang nilai dan klasifikasi huruf.
Dokumen tersebut merangkum proses pengkajian keperawatan sistem persarafan yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis, studi diagnostik, dan konsultasi tim kesehatan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan sistem saraf pasien dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat.
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Ny. F mengalami stroke iskemik yang menyebabkan berbagai defisit neurologis seperti gangguan komunikasi, mobilitas, dan eliminasi. Pasien juga mengalami luka dekubitus dan hipertermi. Berdasarkan pemeriksaan, diduga terjadi penumpukan asam laktat akibat gangguan sirkulasi darah ke otak dan metabolisme anaerobik yang meningkat.
Pasien wanita berusia 44 tahun dirawat di ruang ICU karena kecelakaan bermotor yang menyebabkan trauma kepala dan lemahnya fungsi motorik dan sensorik. Dokter mendiagnosis EDH temporal dan GCS 6. Perawat melakukan penilaian dan merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri, hambatan mobilitas, dan kerusakan kulit akibat imobilitas pasien. Evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi sehingga perlu dilanjutkan
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
Ìý
Dokumen tersebut membahas konsep pasien terminal dan menjelang ajal. Ia menjelaskan pengertian kondisi terminal, tanda-tanda klinis menjelang kematian, serta tahapan yang dijalani pasien dalam menerima kenyataan menjelang kematian seperti penyangkalan, marah, depresi, hingga penerimaan."
Dokumen tersebut membahas tentang gigitan ular dan penatalaksanaannya, meliputi definisi gigitan ular, anatomi dan fisiologi kulit, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis dan penatalaksanaan medik pada korban gigitan ular. Secara khusus ditekankan pentingnya menjaga korban tetap tenang dan menghindari aktivitas berlebihan hingga tiba di fasilitas kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang menghitung intake dan output cairan tubuh untuk menentukan keseimbangan cairan. Terdapat penjelasan mengenai unsur-unsur yang perlu dihitung sebagai intake dan output serta rumus untuk menghitung keseimbangan cairan. Contoh kasus juga disertakan beserta penyelesaiannya.
Buku petunjuk praktikum ini berisi pedoman pelaksanaan praktik keperawatan jiwa II, mencakup asuhan keperawatan untuk berbagai gangguan jiwa, strategi pelaksanaan tindakan, dan rencana terapi aktivitas kelompok. Disediakan untuk membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktik secara profesional.
Modul ini memberikan panduan pembelajaran berbasis masalah untuk mahasiswa keperawatan tentang sistem neurobehavior. Pembelajaran ini mencakup tutorial kelompok, belajar mandiri, kuliah pengantar, dan kuliah pleno. Metode evaluasi meliputi pretes, postes, ujian tengah dan akhir semester berdasarkan rentang nilai dan klasifikasi huruf.
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Perilaku KekerasanYusuf Saktian
Ìý
1. Dokumen tersebut merupakan rangkaian strategi pelaksanaan risiko perilaku kekerasan melalui 4 pertemuan. Pada setiap pertemuan dilatih cara mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik, sosial, spiritual dan cara keempat yang akan dibahas. Latihan dilakukan dengan membina hubungan, mengidentifikasi penyebab marah, dan cara mengontrolnya melalui nafas, gerakan fisik, komunikasi dan ibadah.
Dokumen tersebut membahas tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian terhadap klien gangguan jiwa, meliputi sikap, ekspresi, reaksi, dan interaksi klien selama proses wawancara. Dokumen juga menjelaskan pendekatan dan teknik yang tepat dalam melakukan pengkajian, seperti menciptakan suasana yang nyaman, menghindari pertanyaan yang menghakimi, serta memberikan kesempatan bagi
Klien laki-laki berusia 34 tahun dirawat dengan masalah isolasi sosial. Ia menunjukkan gejala menghindari orang lain, komunikasi kurang, dan tidak melakukan aktivitas. Penyebabnya mungkin rendahnya harga diri.
Strategi Pelaksanaan Jiwa - Defisit Perawatan DiriYusuf Saktian
Ìý
Dokumen tersebut merupakan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan untuk menangani defisit perawatan diri pada seorang pasien. Strategi tersebut mencakup evaluasi kondisi pasien, diagnosa keperawatan, tujuan tindakan, dan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam melakukan perawatan diri secara mandiri melalui diskusi dan latihan tentang kebersihan diri, berdandan, makan, dan minum
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...Nanang Soleh
Ìý
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN HARGA DIRI PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RS BHAYANGKARA TK.I RADEN SAID SUKANTO JAKARTA
Interaksi antara perawat dengan klien berjalan lancar. Klien dapat memperkenalkan diri dengan baik dan menjawab pertanyaan sederhana tentang dirinya. Pada interaksi selanjutnya, klien menceritakan masalahnya dengan jujur namun mengalami halusinasi suara. Perawat membantu klien mengenali halusinasinya. Pada akhir interaksi, klien menerima proses terminasi dengan baik.
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri RendahYusuf Saktian
Ìý
Laporan pendahuluan ini membahas gangguan konsep diri berupa harga diri rendah pada seorang pasien. Gangguan ini dapat terjadi karena faktor situasional maupun kronis, dengan gejala seperti perasaan negatif diri, isolasi sosial, dan perilaku kekerasan yang berisiko mencederai diri atau orang lain. Diagnosa masalahnya adalah harga diri rendah dan isolasi sosial akibat menarik diri. Rencana tindakan m
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanYusuf Saktian
Ìý
Laporan ini membahas masalah perilaku kekerasan dan gangguan harga diri rendah. Perilaku kekerasan didefinisikan sebagai perilaku maladaptif dalam memanifestasikan perasaan marah yang dapat berupa mencederai diri, menganiaya orang lain, atau merusak lingkungan. Gangguan harga diri rendah dapat menyebabkan perilaku kekerasan dan ditandai dengan perasaan negatif terhadap diri, kehilangan percaya diri, dan rasa malu. Diagnosa keperaw
Ini ialah panduan asas penggunaan format APA (APA = American Psychological Association) dalam penulisan ilmiah khususnya untuk tugasan-tugasan yang melibatkan banyak sumber rujukan.
Dokumen tersebut merangkum program pengobatan gangguan jiwa dengan halusinasi yang dilakukan terhadap pasien dan keluarga pasien. Program tersebut meliputi pelatihan pasien untuk mengenali dan mengontrol halusinasinya, mengikuti program pengobatan, serta pelatihan keluarga untuk merawat dan mendukung pasien di rumah. Program tersebut dievaluasi secara berkala untuk menilai kemajuan pasien dan keluarga.
Kb 3 as kep pada pasien dengan defisit perawatan diripjj_kemenkes
Ìý
Modul ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan defisit perawatan diri, meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, tindakan keperawatan, evaluasi, dan dokumentasi. Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga pasien dijelaskan, seperti melatih kebersihan diri, makan, BAB, dan dukungan keluarga. Evaluasi dan dokumentasi hasil asuhan dilakukan setelah tindakan.
"[Ringkasan]"
Merupakan dokumen yang membahas tentang intervensi keperawatan yang meliputi tahapan penentuan masalah prioritas, penetapan tujuan dan hasil yang diharapkan, serta penulisan rencana tindakan keperawatan yang mencakup empat tipe utama yaitu diagnostik, terapeutik, pendidikan, dan rujukan.
Proses keperawatan terdiri dari 5 komponen utama yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Komponen-komponen ini berfungsi untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien, merencanakan intervensi, melaksanakan rencana, serta mengevaluasi hasil yang dicapai.
Dokumen tersebut membahas tentang proses keperawatan psikiatri yang meliputi pra-interaksi, orientasi, kerja, dan terminasi dengan pasien. Juga dibahas mengenai berbagai ketrampilan psikomotor yang diajarkan kepada pasien seperti mengontrol diri, menjaga kebersihan, berinteraksi sosial, dan mengelola gangguan jiwa. Proses keperawatan mencakup penilaian kondisi pasien, diagnosis, tujuan, dan tindakan yang se
Panduan ini memberikan panduan praktik laboratorium tentang kebutuhan dasar manusia II yang mencakup aspek psikososial, penyakit terminal, dan menjelang ajal. Panduan ini terdiri dari dua kegiatan belajar yaitu praktik pemenuhan kebutuhan psikososial dan praktik perawatan jenazah.
Kb 2 as kep pada pasien dengan risiko perilaku kekerasanpjj_kemenkes
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan, meliputi pengkajian, penetapan diagnosis, tindakan keperawatan, evaluasi, dan dokumentasi. Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga pasien dijelaskan secara rinci.
Dokumen tersebut membahas urutan penulisan laporan pendahuluan asuhan keperawatan yang meliputi cover, definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan umum, asuhan keperawatan, dan daftar pustaka. Selanjutnya membahas proses pengkajian dalam keperawatan yang meliputi pengumpulan data, sumber data, jenis data, dan teknik pengump
Dokumen ini membahas tanda, gejala, penyebab, dan penanganan gangguan jiwa dengan resiko perilaku kekerasan. Faktor risiko termasuk masa lalu yang tidak menyenangkan, gangguan neurologis, dan lingkungan yang provokatif. Tujuan perawatan adalah mencegah perilaku kekerasan dengan melakukan penilaian risiko dan melatih pasien mengontrol emosi secara fisik, verbal, spiritual, dan farmasi.
Proposal terapi aktivitas kelompok perawatan diri pada pasien dengan masalah defisit perawatan diri di RSJ Provinsi Lampung bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien akan pentingnya perawatan diri secara maksimal melalui kegiatan berdandan dan berhias. Terapi akan diikuti oleh pasien kooperatif tanpa perilaku agresif dan dilaksanakan selama dua sesi untuk memperkenalkan diri dan alat berdandan serta manfaatnya.
2. PENDAHULUAN
•Strategi Pelaksanaan ( SP )
merupakan instrumen panduan
pelaksanaan intervensi
keperawatan jiwa yang digunakan
sebagai acuan bagi ners saat
berinteraksi atau berkomunikasi
secara terapeutik kepada klien
dengan gangguan jiwa.
3. KOMPONEN STRATEGI
PELAKSANAAN ( SP )
• A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien : yaitu menggambarkan
kondisi atau keadaan fisik klien dan
verbalisasi klien.
contoh ( S ):Klien mengatakan kalau
sedang marah menendang pintu,
merusak barang disekitarnya.
( O ) : ekspresi wajah tegang, bingung,
gelisah, muka merah, pandangan mata
tajam.
4. 2. Diagnosa keperawatan :
Contoh : Perilaku kekerasan, Resiko
perilaku kekerasan, resiko menciderai
diri orang lain dan lingkungan.
3. Tujuan Khusus :
Mengidentifikasi tujuan khusus dan
intervensi keperawatan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan diagnosa
yang telah ditetapkan.
5. • B. STRATEGI KOMUNIKASI
PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN :
Terdiri dari :
1. Fase Orientasi :
a. Salam Terapeutik
b. Evaluasi/Validasi Data
c. Kontrak ( topik, waktu, Tempat )
6. 2. Fase Kerja :
Adalah fase dimana seorang ners
melakukan inti terapeutik dalam
berkomunikasi dengan topik atau
tujuan sesuai dengan strategi
pelaksanaan ( SP ) yang telah
ditetapkan berdasarkan diagnosa kep.
Jiwa. ( terlampir )
7. 3. Fase Terminasi :
Terdiri dari :
a. Evaluasi respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
b. Rencana tindak Lanjut
c. Kontrak yang akan datang
8. STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KLIEN GANGGUAN
JIWA
• PERILAKU KEKERASAN ( PK ):
SP I P :
1. Mengidentifikasi penyebab PK
2. Mengidentifikasi Tanda dan
Gejala PK
3. Mengidentifikasi PK yang
dilakukan
9. 4. Mengidentifikasi akibat PK
5. Mengajarkan cara mengontrol PK
6. Melatih Pasien cara mengontrol PK
FISIK I ( Nafas Dalam )
7. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwalkegiatan harian.
10. SP II P :
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol marah FISIK
II ( memukul bantal / kasur / konversi
energi )
3. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
11. SP III P :
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih pasien cara mengontrol PK
secara Verbal ( Meminta / menolak dan
mengungkapkan marah secara baik )
3. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
12. SP IV P :
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih pasien cara mengontrol PK
secara spiritual ( berdoa, berwudhu,
sholat )
3. Membibing pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
13. SP V P :
1. Memvalidasi masalh dan dan latihan
sebelumnya
2. Menjelaskan cara mengontrol PK
dengan meminum obat ( Prinsip 5 benar
minum obat )
3. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
14. SP ISOLASI SOSIAL
SP I P :
1. Mengidentifikasi penyebab isolasisoaial
pasien
2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan
orang lain
3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain
4. Melatih pasien berkenalan dengan orang lain
5. Membimbing memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
15. SP II P :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang
atau lebih
3. membimbing pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP III P :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berinteraksi dengan kelompok
3. Membimbing pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
16. SP HARGA DIRI RENDAH
SP I P :
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien
2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien
yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan
dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai
kemampuan
5. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
17. SP II P :
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih kegiatan kedua ( atau
selanjutnya ) yang dipilih sesuai
kemampuan pasien
3. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
18. SP HALUSINASI
SP IP :
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
4. Mengidentifikasi frekwensi halusinasi pasien
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
halusianasi
6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap
halusinasi
7. Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan
menghardik
8. Membimbung pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
19. SP II P :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan
berbincang dengan orang lain
3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP III P :
1. Memvalidasimasalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan
kegiatan ( yang biasa dilakukan pasien )
3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
20. SP IV P :
1. Memvalidasi masalh dan latihan
sebelumnya
2. Menjelaskan cara kontrol halusinasi
dengan teratur minum obat ( prinsip 5
benar minum obat )
3. Membimbing pasien memasukkan dala
jadwal kegiatan harian
21. SP DEFISIT PERAWATAN DIRI
SP I P :
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
3. Melatih pasien cara menjaga kebersihan diri
4. Membimbing pasien memasukkan dalma jadwal
kegiatan harian
SP II P :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Menjelaskan cara makan yang baik
3. Melatih pasien cara makan yang baik
4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
22. SP III P :
1. Memvalidasi masalh dan latihan sebelumnya
2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik
3. Melatih cara eliminasi yang baik
4. Membimbing pasien memasukkan dalam
jadwal
kegiatan harian
SP IV P :
1. Memvalidasi masalh dan latihan sebelumnya
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Melatih pasien cara berdandan
4. Membimbing pasien memasukkan dalam
jadwal
kegiatan harian
23. SP WAHAM
SP I P :
1. Membantu orientasi realita
2. Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
terpenuhi
3. Melatih pasien memenuhi
kebutuhannya
4. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
24. SP II P :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
3. Melatih kemampuan yang dimiliki
4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP III P :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Menjelaskan penggunaan obat secara benar
3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
25. SP RESIKO BUNUH DIRI
SP I P :
1. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat
membahayakan pasien
2. Mengamankan benda-benda yang dapat
membahaykan pasien
3. Melakukan kontrak treatment
4. Mengajarkan cara mengendalikan
dorongan bunuh diri
5. Melatih cara mengendalikan dorongan
bunuh diri
26. SP II P :
1. Mengidentifikasi aspek positif pasien
2. Mendorong pasien berfikir positif akan
dirinya
3. Mendorong p[asien menghargai diri
sebagai individu yang berharga
27. SP III P :
1. Mengidentifikasi pola kopong yang bisa
dilakukan pasien
2. Menilai pola koping yang biasa
dilakukan pasien
3. Mengidentifikasi pola koping yang
konstruktif
4. Mendorong pasien memilih pola koping
yang konstruktif
5. Membimbng pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
28. SP IV P :
1. Membuat rencana masa depan yang
realistis bersama pasien
2. Mengidentifikasi cara mebcapai
rencana masa depan yang realistis
3. Memberi dorongan pasien memasukkan
kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis
wassalam …..