Dokumen ini membahas skizofrenia, termasuk gejala positif dan negatif, diagnosis, tipe-tipe, penyebab, dan terapi untuk skizofrenia. Kuliah ini menjelaskan bahwa skizofrenia adalah gangguan kronis yang ditandai oleh delusi, halusinasi, dan gangguan berpikir dan perilaku. Penanganannya meliputi obat, terapi kognitif dan perilaku, serta dukungan sosial dan keluarga.
Kuliah membahas perbandingan perawatan gangguan kejiwaan di Amerika dan Indonesia. Di Amerika, ada deinstitusionalisasi yang menutup rumah sakit jiwa dan beralih ke pelayanan komunitas, namun ini tidak berjalan dengan baik. Sistem asuransi kesehatan 'managed care' memonitor pasien tetapi seringkali tidak mencakup kesehatan mental. Di Indonesia, UU Kesehatan Jiwa 2014 melindungi hak pasien dan melarang tindakan tidak manusiawi
Dokumen ini membahas tentang Pengantar Psikologi Klinis 1. Tulisan ini menjelaskan bahwa abnormalitas sulit ditentukan karena dipengaruhi oleh konteks budaya dan gender. Tulisan ini juga menjelaskan pendekatan maladaptiveness untuk menilai abnormalitas dengan kriteria distress, dysfunction, dan deviance.
Dokumen tersebut membahas tiga perspektif untuk memahami abnormalitas yaitu pendekatan biologis, psikologis, dan sosial serta memberikan contoh kasus Albert Ellis yang mengembangkan teori kognitif rasional-emotif berdasarkan pengalamannya sendiri mengatasi ketakutan berkenalan dengan perempuan.
Kuliah membahas profesi terkait kesehatan mental di Amerika, Jerman, dan Indonesia seperti psikolog klinis, psikiater, dan perawat psikiatri. Dijelaskan peran, pendidikan, izin praktek, dan terapi yang mereka lakukan di masing-masing negara.
Dokumen tersebut memberikan pengenalan mengenai psikologi bilazim dan berbagai jenis kecelaruan mental. Secara ringkas, dibahasikan konsep psikologi bilazim, pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk memahaminya seperti perspektif biologi, psikodinamik, dan tingkah laku, serta jenis-jenis kecelaruan seperti kebimbangan, somatoform, pemisahan, dan mood.
Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan psikologi yang sering dibantu dengan psikoterapi, seperti gangguan kecemasan, depresi, gangguan makan, gangguan kepribadian, gangguan stres pascatrauma, gangguan seksual, gangguan tidur, dan gangguan psikosomatik.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik utama mengenai keadaan psikiatri darurat seperti gaduh gelisah, bunuh diri, penyalahgunaan napza, dan penelantaran diri. Topik-topik tersebut dijelaskan dengan mendefinisikan kondisinya, menyebutkan gejala dan penyebabnya, serta menjelaskan penatalaksanaannya.
Psikosis adalah gangguan jiwa berat yang menyebabkan kehilangan kontak dengan realitas, seperti mengalami halusinasi dan delusi. Penderita psikosis tidak menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan perawatan intensif.
Kuliah membahas profesi terkait kesehatan mental di Amerika, Jerman, dan Indonesia seperti psikolog klinis, psikiater, dan perawat psikiatri. Dijelaskan peran, pendidikan, izin praktek, dan terapi yang mereka lakukan di masing-masing negara.
Dokumen tersebut memberikan pengenalan mengenai psikologi bilazim dan berbagai jenis kecelaruan mental. Secara ringkas, dibahasikan konsep psikologi bilazim, pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk memahaminya seperti perspektif biologi, psikodinamik, dan tingkah laku, serta jenis-jenis kecelaruan seperti kebimbangan, somatoform, pemisahan, dan mood.
Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan psikologi yang sering dibantu dengan psikoterapi, seperti gangguan kecemasan, depresi, gangguan makan, gangguan kepribadian, gangguan stres pascatrauma, gangguan seksual, gangguan tidur, dan gangguan psikosomatik.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik utama mengenai keadaan psikiatri darurat seperti gaduh gelisah, bunuh diri, penyalahgunaan napza, dan penelantaran diri. Topik-topik tersebut dijelaskan dengan mendefinisikan kondisinya, menyebutkan gejala dan penyebabnya, serta menjelaskan penatalaksanaannya.
Psikosis adalah gangguan jiwa berat yang menyebabkan kehilangan kontak dengan realitas, seperti mengalami halusinasi dan delusi. Penderita psikosis tidak menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan perawatan intensif.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar dan ruang lingkup psikologi abnormal dan psikopatologi. Ia menjelaskan bahwa psikologi abnormal berfokus pada perilaku abnormal, sedangkan psikopatologi berfokus pada penyakit jiwa. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik perilaku abnormal, sejarah perkembangannya, dan definisi normalitas secara psikologis.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi psikopatologi dan gangguan mental serta beberapa teori yang berkaitan dengan penjelasan terjadinya gangguan mental, meliputi model biologis, psikodinamika, kognitif, dan lingkungan."
Beberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.pptkocankocan
油
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis gangguan jiwa seperti skizofrenia, gangguan depresi, gangguan ansietas, delirium, dementia, dan gangguan somatoform beserta gejala dan penatalaksanaannya.
Depresi adalah gangguan emosi berat yang ditandai oleh perasaan sedih, kehilangan minat, gangguan tidur, dan penurunan energi selama dua minggu. Faktor risikonya termasuk genetika, stres, dan kehilangan. Gejalanya dapat bervariasi dari kesedihan hingga agitasi, dan pengobatannya meliputi antidepresan dan terapi elektrokonvulsif.
Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]Lautan Jiwa
油
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan bipolar, yaitu gangguan kejiwaan yang ditandai dengan perubahan mood yang ekstrim antara episode manik dan depresi. Gangguan ini dapat menyebabkan masalah dalam pekerjaan, hubungan, dan perilaku berisiko. Diagnosis dan pengobatan gangguan bipolar meliputi psikofarmaka, psikoterapi, dan rehabilitasi psikososial.
1. Depresi pada remaja merupakan kondisi yang umum terjadi namun sering tidak terdiagnosis dengan baik karena sulit membedakannya dengan gejolak emosi normal pada masa remaja.
2. Faktor risiko utama depresi pada remaja adalah faktor genetik dan lingkungan sosial yang mendukung, seperti gangguan dalam keluarga.
3. Gejala klinis depresi pada remaja antara lain perubahan mood, gangguan tidur,
Dokumen tersebut membahas gangguan mood yang mencakup depresi dan mania. Gangguan mood dapat berupa mood normal, tinggi atau terdepresi. Gangguan mood klinis ditandai hilangnya kendali diri dan penderitaan berat. Depresi ditandai kehilangan minat dan energi, sementara mania menunjukkan sikap meluap-luap dan gagasan yang meloncat-loncat. Gangguan mood dapat disebabkan faktor biologis, genetik, dan psikososial sepert
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian gangguan bipolar, epidemiologi, etiologi, dan gejala gangguan bipolar. Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan mood antara rasa girang ekstrem dan depresi parah yang disebabkan oleh faktor biologis seperti ketidakseimbangan neurotransmiter dan faktor genetik."
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Lautan Jiwa
油
PowerPoint yang menjelaskan secara dasariah macam-macam gangguan kejiwaan. Berkas dipresentasikan pada Seminar Awam III Tahun II Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 17 Juli 2017 di Cianjur, Jawa Barat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan jiwa dan gangguan jiwa
2. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan jiwa seperti faktor biologis, psikologis, sosial-budaya, dan stres
3. Gangguan jiwa dapat dibedakan menjadi ringan, sedang, dan berat, dengan gejala yang berbeda pada masing-masing tingkat gangguan
3. Depresi unipolar
Depresi merupakan gangguan mood yang
ditandai dengan gejala emosi, fisiologis
dan perilaku, serta gejala kognitif.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
4. Gejala depresi
Gejala emosi:
Kesedihan, mood depresif, kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya dilakukan,
mudah marah, mudah tersinggung
Gejala fisiologis dan perilaku:
Masalah tidur (kurang tidur atau tidur berlebihan), selera makan terganggu, gangguan
psikomotor (gerakan otot), katatonik (dapat berupa tidak mau bergerak sama sekali atau
tidak bisa berhenti bergerak), kelelahan, kehilangan energi
Gejala kognitif:
Konsentrasi dan atensi (perhatian) menurun, sulit mengambil keputusan, merasa tidak
berharga dan merasa bersalah, kepercayaan diri dan harga diri menjadi rendah, merasa
tidak berdaya, adanya pemikiran mengenai bunuh diri dan kematian, terkadang disertai
juga dengan adanya delusi atau halusinasi dengan tema-tema depresi (delusi dan
halusinasi akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan skizofrenia).
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
5. Diagnosis untuk depresi unipolar
Ada dua diagnosis yang hanya melibatkan gejala depresi
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
unipolar:
Gangguan depresi mayor
Diagnosis ini dapat diberikan jika seseorang mengalami mood depresif
atau kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dilakukan, ditambah
dengan setidaknya 4 gejala lain selama paling tidak 2 minggu berturut-turut.
Gejala-gejala yang dialami pun harus cukup parah hingga
mengganggu fungsi sehari-hari dari orang yang mengalaminya.
Gangguan distimik
Gejala depresi yang dialami cenderung lebih ringan daripada gangguan
depresi mayor, tetapi sifatnya lebih kronis. Diagnosis ini dapat diberikan
kepada seseorang yang mengalami mood depresif ditambah dengan 2
gejala lain selama setidaknya 2 TAHUN. Dalam 2 tahun tersebut, orang
tersebut harus setidaknya pernah terbebas dari gejala depresi sama
sekali selama 2 bulan atau lebih, tetapi kemudian gejala tersebut
muncul kembali, seperti datang dan pergi secara konsisten hingga
mencapai 2 tahun.
6. Fakta-fakta mengenai depresi
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Depresi dapat dialami oleh
siapapun, dari latar belakang
usia, jenis kelamin, sosial
ekonomi manapun, tanpa
pandang bulu.
Setiap orang pasti pernah
mengalami gejala-gejala
depresi dalam hidupnya, dan
ini sangat WAJAR! Tetapi tidak
semuanya sampai dapat
didiagnosis mengalami
gangguan depresi mayor atau
gangguan distimik.
7. Fakta-fakta mengenai depresi
Orang yang berada pada masa
dewasa muda adalah yang
paling rentan dan banyak
mengalami depresi (terkait
tuntutan hidup yang mulai
berdatangan, harus mulai
bekerja, mulai benar-benar
mandiri dan bertanggung jawab
atas hidup sendiri, memikirkan
pekerjaan, hubungan dengan
lawan jenis, dll).
Banyak orang yang pernah mengalami depresi selama berbulan-bulan,
akan berkemungkinan mengalami depresi kembali (relapse/
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
kambuh) selama hidupnya.
8. Gangguan mood bipolar
Gangguan bipolar
Orang dengan gangguan
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
ini mengalami periode
gejala depresi serta gejala
mania secara bergantian
(oleh karena itu disebut
bipolar, bi artinya dua).
9. Diagnosis mania
Diagnosis mania dapat diberikan jika seseorang menunjukkan mood
yang meningkat drastis selama setidaknya 1 minggu, ditambah
dengan setidaknya 3 gejala berikut ini:
Mood yang meningkat drastis atau mudah marah
Merasa sangat percaya diri atau merasa diri sangat hebat
Kebutuhan tidur berkurang
Lebih banyak bicara dari sebelumnya, ada dorongan untuk terus berbicara
Ada lompatan-lompatan ide atau perasaan bahwa pikiran sedang bekerja
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
sangat cepat dan berkejaran
Sulit konsentrasi, pikiran bercabang-cabang, seperti bingung
Peningkatan aktivitas yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
yang tidak masuk akal/ berlebihan
Terlibat pada aktivitas yang berpotensi membahayakan diri
Gejala mania yang lebih ringan (tidak parah) dikenal dengan nama:
hipomania.
10. Bipolar I dan Bipolar II
Ada dua jenis bipolar yang dapat dibedakan berdasakan
ada atau tidaknya episode depresi mayor, kriteria mania,
dan episode hipomania.
Kriteria Bipolar I Bipolar II
Episode depresi mayor Dapat muncul, tetapi tidak
harus ada untuk dapat
diberikan diagnosis ini
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
HARUS ADA untuk dapat
diberikan diagnosis ini
Episode memenuhi kriteria
penuh untuk mania
HARUS ADA untuk dapat
diberikan diagnosis ini
TIDAK BOLEH ada untuk
dapat diberikan diagnosis ini
Episode hipomania Dapat muncul antara
episode mania parah dan
depresi mayor, tetapi tidak
harus ada untuk diagnosis
ini
HARUS ADA untuk dapat
diberikan diagnosis ini
11. Fakta-fakta seputar gangguan bipolar
Jumlah orang yang mengalami bipolar lebih
sedikit dibandingkan orang yang mengalami
depresi.
Laki-laki dan peremuan memiliki peluang yang
sama untuk mengalami gangguan bipolar.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
12. Penyebab: Teori biologis mengenai gangguan mood
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Teori genetik
Ada gen gangguan tertentu yang dimiliki seseorang yang
mengakibatkannya mengalami gangguan depresi atau
bipolar
Teori neurotransmitter
Adanya gangguan pada regulasi neurotransmitter dan
reseptor neurotransmitter menyebabkan depresi dan mania.
Abnormalitas neurofisiologis
Adanya abnormalitas pada struktur dan fungsi dari daerah-daerah
yang terkait dengan emosi seseorang: prefrontal
cortex, hippocampus, anterior cingulate cortex, dan
amygdala.
Abnormalitas neuroendokrin
Orang-orang depresi menunjukkan hiperaktivitas kronis pada
hypothalamic-pituitary adrenal axis, yang bertugas
membantu mengelola respon emosi. Karena hiperaktivitas
tersebut, maka respon emosi menjadi tidak normal.
* Bahasan ini merupakan fokus dari bidang neuropsikologi, pada kuliah ini tidak akan dijelaskan secara detil.
13. Penyebab: Teori psikologis mengenai gangguan
mood
Teori perilaku (behavioral)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Teori Lewinsohn:
Orang dapat menjadi depresi karena mengalami lebih sedikit
kejadian yang mendatangkan konsekuensi positif
(reinforcement positif) dan mengalami lebih banyak kejadian-kejadian
yang tidak menyenangkan dalam hidupnya. Inilah
yang memunculkan depresi dalam diri mereka.
Teori learned helplessness:
Orang depresi memiliki kontrol yang minim atas hal-hal yang
terjadi dalam hidupnya, yang kemudian membuat mereka
berpikiran bahwa mereka itu tidak berdaya, dan kemudian
memunculkan gejala-gejala depresi dalam diri mereka.
14. Penyebab: Teori psikologis mengenai gangguan
mood
Teori kognitif
Teori kognitif dari Aaron Beck:
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Orang depresi memiliki pikiran negatif yang mereka
yakini mengenai dirinya, dunia, dan masa depan, dan
keyakinan ini sulit diubah karena orang tersebut
memiliki pikiran-pikiran yang tidak rasional.
Reformulasi dari teori learned
helplessness:
Orang depresi memiliki kecenderungan untuk
mengatribukasikan peristiwa-peristiwa yang mereka
alami secara internal kepada dirinya sendiri, yang
berkontribusi pada kemunculan gejala depresi.
Teori gaya respon ruminasi:
Orang depresi memiliki kecenderungan untuk berpikir
berlarut-larut (ruminasi) mengenai gejala dan masalah
yang mereka alami.
15. Penyebab: Teori psikologis mengenai gangguan
mood
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Psikodinamika
Orang depresi secara tidak sadar menghukum diri
mereka sendiri karena mereka merasa diabaikan oleh
orang lain tetapi tidak dapat menghukum orang
tersebut; ketergantungan yang tinggi kepada orang
lain dan perfeksionisme adalah faktor resiko dari
depresi.
Teori interpersonal
Orang yang mengalami depresi biasanya memiliki
hubungan yang buruk dengan orang lain di
sekitarnya (keluarga, pasangan, anak-anak, teman,
kolega, tetangga, dll).
16. Penyebab: Perspektif sosial mengenai gangguan
mood
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Penelitian menunjukkan bahwa orang
yang berasal dari golongan sosial
ekonomi rendah cenderung lebih
rentan mengalami depresi.
Hal ini juga terkait dengan temuan
bahwa orang yang berasal dari
golongan sosial ekonomi rendah lebih
rentan mengalami kekerasan dalam
kehidupannya.
Budaya dengan industrialisasi memiliki
kecenderungan meningkatkan peluang
orang di dalamnya mengalami depresi
daripada yang non-industrialisasi.
Manifestasi depresi dan mania antar
budaya dapat berbeda satu sama lain.
Penelitian di berbagai tempat dengan
latar belakang budaya berbeda sangat
diperlukan.
17. Terapi biologis untuk gangguan mood
Medikasi (obat-obatan) menggunakan
antidepresan
Hanya dapat diberikan oleh psikiater (bukan
psikolog), karena psikiater memiliki latar belakang
pendidikan kedokteran dan berwenang memberi
penanganan dengan obat-obatan.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
18. Terapi psikologis untuk gangguan mood
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Terapi perilaku
Meningkatkan konsekuensi positif (reinforcers positif) dan menurunkan
peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan dengan cara mengajarkan orang
depresi mengelola situasi interpersonal yang mereka hadapi dan melakukan
lebih banyak aktivitas yang menyenangkan/ membuat mereka nyaman.
Terapi kognitif-perilaku
Terapi ini memiliki prinsip bahwa pikiran yang
dimiliki seseorang dapat mempengaruhi
perasaan dan tindakannya, dan pikiran-perasaan-
tindakan tersebut kemudian akan
saling mempengaruhi satu sama lain.
Menantang pikiran-pikiran yang tidak rasional
dan menolong orang yang mengalami
depresi untuk mempelajari cara berpikir yang
lebih adaptif, serta perilaku yang lebih sehat.
19. Terapi psikologis untuk gangguan mood
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Terapi psikodinamika
Menolong orang depresi untuk mendapat insight bahwa ia mengalami
kebencian yang tidak ia sadari serta perasaan takut diabaikan yang juga tidak
ia sadari. Hal ini akan memfasilitasi perubahan dalam konsep diri dan perilaku
mereka.
Terapi interpersonal
Menolong orang depresi untuk mengubah pola hubungan yang tidak sehat/
disfungsional yang ia miliki agar menjadi lebih sehat.
20. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
SELESAI
Psikologi Klinis 2 Pertemuan 2
Oleh:
Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog
Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog
Bahan utama:
Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw-
Hill.