Kuliah membahas perbandingan perawatan gangguan kejiwaan di Amerika dan Indonesia. Di Amerika, ada deinstitusionalisasi yang menutup rumah sakit jiwa dan beralih ke pelayanan komunitas, namun ini tidak berjalan dengan baik. Sistem asuransi kesehatan 'managed care' memonitor pasien tetapi seringkali tidak mencakup kesehatan mental. Di Indonesia, UU Kesehatan Jiwa 2014 melindungi hak pasien dan melarang tindakan tidak manusiawi
Dokumen ini membahas skizofrenia, termasuk gejala positif dan negatif, diagnosis, tipe-tipe, penyebab, dan terapi untuk skizofrenia. Kuliah ini menjelaskan bahwa skizofrenia adalah gangguan kronis yang ditandai oleh delusi, halusinasi, dan gangguan berpikir dan perilaku. Penanganannya meliputi obat, terapi kognitif dan perilaku, serta dukungan sosial dan keluarga.
Dokumen tersebut membahas tiga perspektif untuk memahami abnormalitas yaitu pendekatan biologis, psikologis, dan sosial serta memberikan contoh kasus Albert Ellis yang mengembangkan teori kognitif rasional-emotif berdasarkan pengalamannya sendiri mengatasi ketakutan berkenalan dengan perempuan.
Kuliah membahas profesi terkait kesehatan mental di Amerika, Jerman, dan Indonesia seperti psikolog klinis, psikiater, dan perawat psikiatri. Dijelaskan peran, pendidikan, izin praktek, dan terapi yang mereka lakukan di masing-masing negara.
Dokumen ini membahas tentang Pengantar Psikologi Klinis 1. Tulisan ini menjelaskan bahwa abnormalitas sulit ditentukan karena dipengaruhi oleh konteks budaya dan gender. Tulisan ini juga menjelaskan pendekatan maladaptiveness untuk menilai abnormalitas dengan kriteria distress, dysfunction, dan deviance.
Dokumen tersebut memberikan pengenalan mengenai psikologi bilazim dan berbagai jenis kecelaruan mental. Secara ringkas, dibahasikan konsep psikologi bilazim, pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk memahaminya seperti perspektif biologi, psikodinamik, dan tingkah laku, serta jenis-jenis kecelaruan seperti kebimbangan, somatoform, pemisahan, dan mood.
Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan psikologi yang sering dibantu dengan psikoterapi, seperti gangguan kecemasan, depresi, gangguan makan, gangguan kepribadian, gangguan stres pascatrauma, gangguan seksual, gangguan tidur, dan gangguan psikosomatik.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik utama mengenai keadaan psikiatri darurat seperti gaduh gelisah, bunuh diri, penyalahgunaan napza, dan penelantaran diri. Topik-topik tersebut dijelaskan dengan mendefinisikan kondisinya, menyebutkan gejala dan penyebabnya, serta menjelaskan penatalaksanaannya.
Tiga hal utama dalam dokumen ini adalah:
1. Kegawatdaruratan psikiatrik merupakan gangguan pikiran, perasaan, dan tindakan yang membutuhkan intervensi segera untuk menjaga keselamatan pasien dan lingkungan.
2. Kondisi seperti gaduh gelisah, tindakan kekerasan, dan percobaan bunuh diri merupakan kondisi darurat psikiatri.
3. Evaluasi darurat bertujuan untuk menilai kondisi pas
Psikosis adalah gangguan jiwa berat yang menyebabkan kehilangan kontak dengan realitas, seperti mengalami halusinasi dan delusi. Penderita psikosis tidak menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan perawatan intensif.
Gangguan kecemasan dan stres merupakan kondisi yang ditandai oleh perasaan cemas berlebihan dan respons fisiologis yang tidak proporsional terhadap ancaman. Gangguan ini dapat berupa kecemasan umum, serangan panik, fobia, gangguan stres pascatrauma, atau gangguan obsesif-kompulsif.
Dokumen tersebut memberikan pengenalan mengenai psikologi bilazim dan berbagai jenis kecelaruan mental. Secara ringkas, dibahasikan konsep psikologi bilazim, pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk memahaminya seperti perspektif biologi, psikodinamik, dan tingkah laku, serta jenis-jenis kecelaruan seperti kebimbangan, somatoform, pemisahan, dan mood.
Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan psikologi yang sering dibantu dengan psikoterapi, seperti gangguan kecemasan, depresi, gangguan makan, gangguan kepribadian, gangguan stres pascatrauma, gangguan seksual, gangguan tidur, dan gangguan psikosomatik.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik utama mengenai keadaan psikiatri darurat seperti gaduh gelisah, bunuh diri, penyalahgunaan napza, dan penelantaran diri. Topik-topik tersebut dijelaskan dengan mendefinisikan kondisinya, menyebutkan gejala dan penyebabnya, serta menjelaskan penatalaksanaannya.
Tiga hal utama dalam dokumen ini adalah:
1. Kegawatdaruratan psikiatrik merupakan gangguan pikiran, perasaan, dan tindakan yang membutuhkan intervensi segera untuk menjaga keselamatan pasien dan lingkungan.
2. Kondisi seperti gaduh gelisah, tindakan kekerasan, dan percobaan bunuh diri merupakan kondisi darurat psikiatri.
3. Evaluasi darurat bertujuan untuk menilai kondisi pas
Psikosis adalah gangguan jiwa berat yang menyebabkan kehilangan kontak dengan realitas, seperti mengalami halusinasi dan delusi. Penderita psikosis tidak menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan perawatan intensif.
Gangguan kecemasan dan stres merupakan kondisi yang ditandai oleh perasaan cemas berlebihan dan respons fisiologis yang tidak proporsional terhadap ancaman. Gangguan ini dapat berupa kecemasan umum, serangan panik, fobia, gangguan stres pascatrauma, atau gangguan obsesif-kompulsif.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar dan ruang lingkup psikologi abnormal dan psikopatologi. Ia menjelaskan bahwa psikologi abnormal berfokus pada perilaku abnormal, sedangkan psikopatologi berfokus pada penyakit jiwa. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik perilaku abnormal, sejarah perkembangannya, dan definisi normalitas secara psikologis.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi psikopatologi dan gangguan mental serta beberapa teori yang berkaitan dengan penjelasan terjadinya gangguan mental, meliputi model biologis, psikodinamika, kognitif, dan lingkungan."
Dokumen tersebut membahas gangguan ansietas dan obsesif kompulsif. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa gangguan ansietas dan obsesif kompulsif merupakan gangguan psikiatri yang umum dengan prevalensi tinggi. Dokumen juga menjelaskan berbagai jenis gangguan ansietas seperti agorafobia, fobia sosial, dan fobia spesifik beserta gejala, diagnosis, dan penatalaksanaannya."
Dokumen tersebut membahas berbagai perspektif psikopatologi pada tingkat biologis, psikologis, dan lingkungan. Perspektif-perspektif tersebut meliputi model biologis, psikodinamis, perilaku, kognitif, humanistik-eksistensial, dan sosiokultural."
Dokumen tersebut membahas tentang ansietas, termasuk definisi, jenis, gejala, penyebab, komplikasi, pencegahan, dan penanganannya melalui pendekatan psikologis seperti psikodinamika, humanistik, dan biologis.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIADENGAN GANGGUAN METAL (STIKES HUSADA ...GensRans1
Ìý
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada lansia atau gerontik dengan gangguan mental, presentasi ini merupakan susunan dari mahasiswa dan mahasiswi STIKES HUSADA MANDIRI POSO Progran studi S1 Keperawatan untuk memenuhi tugas presentasi keperawatan gerontik
Dokumen tersebut membahas berbagai teori kepribadian seperti psikoanalisis Freud, psikologi individual Alfred Adler, teori Karen Horney, dan teori Harry Stack Sullivan. Selanjutnya dibahas mengenai stresor, stres, dan penyesuaian diri terhadap stres. Dokumen ini juga membahas gejala gangguan jiwa, penyebab gangguan jiwa, klasifikasi gangguan jiwa, pemeriksaan psikiatrik, gangguan mental organik, skizofrenia
3. Gejala-gejala kecemasan
Somatik Emosi Kognitif Perilaku
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Bulu kuduk berdiri
• Otot tegang
• Detak jantung
meningkat
• Nafas menjadi
cepat
• Nafas berat
• Pupil mata
membesar
• Mulut kering
• Merasa takut
• Merasa diteror
• Tidak bisa diam
• Mudah marah
• Mengantisipasi
kemungkinan
buruk yang dapat
terjadi
• Melebih-lebihkan
kemungkinan
bahaya
• Masalah
konsentrasi
• Terlalu waspada
• Cemas, ruminasi
• Takut kehilangan
kontrol
• Takut mati
• Melarikan diri/
kabur
• Menghindar
• Agresi
• Tidak bisa
bergerak
• Penurunan respon
apetitif (perilaku
untuk memuaskan
kebutuhan diri,
seperti makan)
• Peningkatan
repson
menghindar
4. Gangguan panik
• Ada gejala-gejala yang umum dari serangan panik. Ketika empat dari
gejala-gejala berikut sering muncul dan mengganggu kehidupan sehari-hari
dari orang yang mengalaminya, maka orang tersebut dapat didiagnosa
mengalami gangguan panik:
– Palpitasi jantung
– Jantung berdebar
– Sensasi kesemutan atau mati rasa
– Tubuh terasa dingin atau panas secara tiba-tiba
– Berkeringat
– Gemetaran
– Nafas pendek-pendek
– Merasa tersedak
– Sakit dada
– Sakit perut
– Kepala pusing
– Merasa hilang kesadaran secara tiba-tiba
– Merasa takut kehilangan kontrol atau menjadi gila
– Merasa takut mati
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
5. Penyebab gangguan panik
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Pendekatan biologis
– Terkait dengan genetik, ada gen tertentu yang berperan.
– Ada gangguan pada neurotransmitter (norepinephrine, GABA, CCK)
• Pendekatan kognitif
– Orang dengan gangguan panik sangat sensitif pada gejala yang
dialami oleh tubuh mereka dan cenderung membesar-besarkan gejala
tersebut
• Model vulnerability-stress
– Orang yang mengembangkan gangguan panik lahir dengan
predisposisi biologis tertentu untuk berespon secara berlebihan
(overeactive), tetapi mereka tidak akan mengalami gangguan panik
JIKA mereka tidak memiliki kecenderungan untuk membesar-besarkan
gejala-gejala panik pada tubuh yang mereka rasakan.
6. Terapi untuk gangguan panik
• Medikasi (obat-obatan): anti-ansietas
(hanya dapat diberikan oleh psikiater)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Terapi kognitif-perilaku:
– Orang diajarkan untuk menantang situasi
atau pikiran yang membangkitkan
kecemasan atau gejala panik dalam
dirinya dan melakukan tindakan-tindakan
yang dapat membantunya mengatasi
gejala panik.
– Terapi ini terbukti efektif setara dengan
obat-obatan psikiatri untuk mengurangi
gejala panik dan lebih bermanfaat dalam
mencegah kekambuhan di kemudian hari.
7. Fobia
Gangguan fobia Deskripsi Contoh
Agoraphobia Takut berada di tempat-tempat
di mana seseorang akan sulit
meminta bantuan jika hal yang
tidak diinginkan terjadi
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
Orang tidak mau meninggalkan
rumah karena ia selalu merasa
cemas saat berada di manapun
kecuali di rumahnya sendiri
Fobia spesifik Takut pada objek, tempat, atau
situasi yang spesifik
Tipe binatang Takut pada binatang atau
serangga
Orang yang takut sekali pada
anjing, kucing, atau laba-laba
Tipe lingkungan yang
natural/ alami
Peristiwa atau situasi pada
lingkungan yang natural/ alami
Orang yang takut sekali pada
petir, ketinggian, air
Tipe situasional Transportasi umum,
terowongan, jembatan, lift,
terbang, menyetir
Orang menjadi sangat takut
ketika berada di dalam lift
Tipe darah-suntik-luka Darah, luka, suntik Orang panik ketika melihat luka
pada lutut anak kecil
Fobia sosial Merasa takut dinilai/ dihakimi
atau dipermalukan oleh orang
lain
Orang menghindari situasi
sosial dan menjadi takut untuk
menghadapi penilaian dari
orang lain
8. Penyebab fobia
• Teori psikodinamika
– Fobia muncul ketika kecemasan yang tidak
disadari dilampiaskan pada objek yang netral
• Contoh: Budi fobia terhadap kuda yang
sebenarnya merepresentasikan ketakutannya
pada ayahnya
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
9. Penyebab fobia
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Teori perilaku
– Pengkondisian klasik
menghasilkan rasa takut pada
suatu objek karena dipasangkan
dengan peristiwa yang
menakutkan
• Contoh: Seorang anak jatuh ke
sungai dan tidak dapat berenang,
hingga menjadi fobia terhadap air.
– Menghindari objek tertentu mendatangkan
perasaan nyaman (reinforcement), kemudian
perilaku tersebut bertahan
• Contoh: Seseorang belajar bahwa ketika ia diam di
rumah, ia tidak pernah mengalami gejala panik/
cemas, sehingga ia memilih untuk terus di rumah dan
takut keluar rumah (agoraphobia).
10. Penyebab fobia
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Teori kognitif (untuk fobia
sosial):
– Fobia sosial berkembang
dalam diri seseorang yang
memiliki standar tinggi
terhadap dirinya sendiri dan
berasumsi bahwa orang lain
menilai mereka dengan keras/
berat, dan sangat peka
terhadap tanda-tanda
penolakan sosial (social
rejection).
• Contoh: Seorang laki-laki yang
percaya bahwa ia selalu tegang
saat mengobrol dengan orang lain,
dan ia berpikir orang lain
menganggapnya bodoh, lama-kelamaan
akhirnya ia menjadi fobia
sosial.
11. Penyebab fobia
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Teori biologis
– Genetik berkontribusi pada perkembangan
fobia sosial, baik secara langsung maupun
dengan membentuk temperamen (ciri
kepribadian) tertentu yang membuat
seseorang rentan untuk mengalami fobia
• Contoh: Anak-anak yang mengalami fobia sosial
seringkali memiliki saudara/ keluarga yang juga
mengalaminya, atau anak-anak tersebut menjadi
cenderung malu dan penakut.
12. Terapi untuk fobia
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Terapi perilaku
– Berfokus pada upaya menghilangkan rasa takut dengan cara
menghadapkan objek/ situasi yang menakutkan kepada orang
yang mengalami fobia
• Terapi desensitisasi sistematis:
– Menghadapkan objek/ situasi yang membuat takut kepada seseorang secara
bertahap dan perlahan-lahan untuk mengurangi respon takut secara
bertahap pula. Contoh: Fobia laba-laba, pertama diberi gambar laba-laba,
lalu lama-lama ditunjukkan laba-laba sungguhan.
• Modeling:
– Terapis melakukan suatu perilaku sebelum kemudian meminta orang dengan
fobia untuk menirunya. Contoh: terapis memegang ulang yang sangat
ditakuti kliennya, dan kemudian meminta klien tersebut ikut memegang ular.
• Flooding:
– Menghadapkan seseorang dengan objek/ situasi yang membuatnya takut
hingga perasaan cemasnya menghilang. Contoh: Orang yang takut
ketinggian dibawa ke gedung berlantai 100, dan diminta melihat ke luar
jendela sampai kecemasannya menghilang
13. Terapi untuk fobia
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Terapi kognitif-perilaku
– Membantu orang untuk
mengenali dan menantang
pikiran negatifnya (yang
cenderung berlebihan)
terkait situasi yang
menakutkan. Contoh:
Terapis menemai orang
yang memiliki agoraphobia
untuk pergi ke supermarket,
dan membantunya
menantang pikirannya
bahwa ia tidak akan
mengalami cemas atau
serangan panik walau
berada di luar rumah.
14. Terapi untuk fobia
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Terapi biologis
– Menggunakan medikasi (obat-obatan) untuk
menurunkan gejala kecemasan secara umum.
Contoh: obat-obatan anti-ansietas (hanya dapat
diberikan sesuai resep oleh psikiater).
15. Gangguan Kecemasan Umum
• Gejala gangguan kecemasan umum
– Orang yang mengalami gangguan kecemasan umum harus
menunjukkan kecemasan yang besar dan menetap, kesulitan
mengendalikan rasa kuatir, dan mengalami setidaknya 3 dari
gejala lain di bawah ini secara kronis selama setidaknya 6 bulan:
• Kecemasan dan rasa kuatir yang besar dan menetap
• Kesulitan mengendalikan rasa kuatir
• Tidak bisa diam atau merasa terkunci, atau ada di puncak sesuatu
• Mudah lelah
• Sulit berkonsentrasi, pikiran menjadi kosong
• Mudah marah
• Otot tegang
• Masalah tidur
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
16. Penyebab gangguan kecemasan umum
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Psikodinamika:
– Disebabkan oleh adanya rasa takut yang tidak dapat dieskpresikan.
• Teori humanistik
– Muncul pada anak-anak yang memiliki standar-standar tertentu yang mereka rasa
perlu mereka capai untuk dapat diterima oleh lingkungan.
• Teori eksitensial
– Muncul karena kecemasan eksistensial, ketakutan yang universal, terhadap batasan
dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai makhluk hidup.
• Teori kognitif
– Pikiran-pikiran orang dengan gangguan ini selalu terfokus pada ancaman-ancaman
yang mungkin ada di sekitarnya, sehingga menimbulkan kecemasan yang kronis.
• Teori biologis
– Disebabkan oleh kekurangan reseptor GABA, sehingga muncul respon kecemasan
terus-menerus di otak.
– Disebabkan oleh genetik tertentu yang dibawa sejak lahir.
17. Terapi untuk gangguan kecemasan umum
• Terapi kognitif-perilaku:
– Membantu orang dengan gangguan ini untuk
menantang isu-isu dan alasan-alasan yang
membuatnya kuatir dan cemas; menantang
pikiran negatif dan berlebihan (berlarut-larut)
yang mereka miliki; serta mengembangkan
strategi coping yang lebih sehat dalam
menghadapi masalah atau sumber kecemasan
apapun yang mereka hadapi.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Terapi biologis:
– Menggunakan obat-obatan anti-ansietas yang
hanya dapat diberikan melalui resep oleh
psikiater.
18. Gangguan obsesif-kompulsif
• Gangguan obsesif-kompuslif termasuk dalam klasifikasi gangguan
kecemasan, tetapi pada dasarnya cukup berbeda dengan gangguan
kecemasan lain dalam hal-hal tertentu.
• Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif harus menunjukkan adanya
obsesi terhadap pemikiran tertentu dan kompulsi untuk melakukan sesuatu
yang menetap dan tidak masuk akal.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
19. Obsesi dan kompulsi
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Obsesi adalah:
– Pikiran-pikiran yang menetap dan berulang, impuls, atau gambaran yang mereka anggap
mengganggu hingga menyebabkan kecemasan/ distress
– Pikiran-pikiran, impuls, atau gambaran yang bukan sekedar kecemasan mengenai masalah
sehari-hari
– Pikiran-pikiran, impuls, atau gambaran yang berusaha dihindari atau ditekan oleh orang yang
mengalaminya atau dinetralisir dengan melakukan tindakan atau memikirkan hal lain
– Pikiran, impuls, atau gambaran obsesif, yang dikenali orang yang mengalaminya sebagai
produk dari pikirannya sendiri
• Kompulsi adalah:
– Perilaku yang berulang (seperti: cuci tangan, mengecek), atau perlaku mental (seperti:
berdoa, menghitung, diam-diam mengulang kata-kata) yang dilakukan seseorang karena
merasa harus untuk merespon obsesi yang ia miliki atau berdasarkan aturan yang ia yakini
harus ia ikuti dengan taat.
– Perilaku atau perilaku mental yang dialkukan untuk mencegah atau mengurangi perasaan
tertekan (distress) atau mencegaj munculnya situasi yang tidak menyenangkan; namun,
perilaku-perilaku ini tidak realistis/ tidak nyambung untuk dilakukan guna menghadapi kondisi
yang membuat tertekan tersebut.
20. Penyebab gangguan obsesif-kompulsif
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Teori biologis:
– Orang dengan gangguan ini mengalami disfungsi pada sirkuit
otaknya, yang kemungkinan disebabkan oleh kurangnya
serotonin.
• Psikodinamika:
– Obsesi dan kompulsi yang terjadi merepresentasikan konflik di
alam tidak sadar pada diri orang yang mengalaminya.
• Teori kognitif-perilaku:
– Orang dengan gangguan ini mengalami kesulitan dalam
mengubah pikiran negatif yang mengganggu, karena adanya
distress yang kronis, kecenderungan berpikir kaku, dan
keyakinan bahwa mereka harus mampu mengontrol pikiran
mereka sendiri.
21. Terapi untuk gangguan obsesif-kompulsif
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Terapi biologis:
– Menggunakan obat-obatan yang dapat meningkatkan
produksi serotonin (hanya dapat diperoleh melalui resep
oleh psikiater)
• Terapi kognitif-perilaku:
– Menghadapkan orang dengan gangguan ini pada
obsesinya hingga kecemasan terkait obsesi tersebut
berkurang; mencegah perilaku kompulsi dan membantu
mereka mengendalikan kecemasan yang muncul dalam
diri mereka. Contoh: Untuk orang yang sering mencuci
tangan karena takut kuman, dapat diterapi untuk secara
bertahap bisa mentolerir benda-benda kotor tanpa perlu
mencuci tangan terus-menerus secara berlebihan.
22. Pendekatan sosial untuk gangguan
kecemasan
• Kecemasan sangat terkait
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
dengan lingkungan,
kelompok, norma, dan
budaya tempat seseorang
tinggal dan menetap.
• Manifestasi dari
kecemasan dapat
berbeda antar budaya!
Penting untuk melihat
hasil penelitian di masing-masing
budaya.
23. Bonus:
Latihan relaksasi untuk menghadapi kecemasan
• Relaksasi merupakan teknik atau cara meredakan ketegangan fisik agar
tubuh kita menjadi lebih santai, rileks, dan nyaman. Contoh ketegangan fisik
yang dimaksud di sini antara lain otot-otot mengencang, detak jantung
terlalu cepat, gemetaran, dan sakit kepala, dan lain-lain. Lalu, mengapa
ketegangan fisik perlu diredakan? Jawabannya, karena ketegangan fisik
dapat berdampak buruk bagi kondisi psikologis (terutama menimbulkan
kecemasan).
• Relaksasi yang paling sederhana untuk dilakukan adalah relaksasi
pernapasan, yaitu metode relaksasi yang menggunakan pernapasan dari
perut dengan irama yang teratur. Sifat relaksasi pernapasan ini sangat
sederhana, sehingga dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Berikut
ini adalah langkah-langkah melakukan relaksasi pernapasan:
1. Hirup napas dalam-dalam dari hidung dengan menggunakan pernapasan perut
selama 4 hitungan (1… 2… 3… 4…). Rasakan perut menggembung/ membesar
ketika menarik napas.
2. Tahan napas selama 2 hitungan (1… 2…).
3. Hembuskan napas perlahan dalam 6 hitungan (1… 2… 3… 4… 5… 6…). Rasakan
perut mengempis/ mengecil ketika membuang napas.
4. Ulangi beberapa kali (8 – 10 kali) hingga merasa rileks. Relaksasi ini dapat pula
dilakukan sambil mendengarkan musik yang pelan dan menyejukkan hati.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
24. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
SELESAI
Psikologi Klinis 2 – Pertemuan 3
Oleh:
Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog
Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog
Bahan utama:
Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw-
Hill.