際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Psikologi Klinis 2 
(Pertemuan 5) 
Kuliahkita.com 
Pengajar: 
Edo Sebastian Jaya, M.Psi 
Retha Arjadi, M.Psi 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Agenda Kuliah 
 Mengenali penyalahgunaan/ 
ketergantungan pada obat-obatan/ zat 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Masyarakat dan penyalahgunaan obat/ zat 
 Penyalahgunaan obat-obatan dan zat 
terjadi di berbagai negara dan menimpa 
berbagai kalangan masyarakat. 
 Jenis obat dan zat yang digunakan pun 
beragam. 
 Jenis yang paling banyak dan sering 
digunakan akan dibahas pada kuliah ini. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Gangguan yang terkait dengan obat/ zat 
 Substance intoxication 
 Mengalami gejala perilaku dan psikologis 
yang maladaptif terkait efek dari penggunaan 
obat/zat pada sistem saraf pusat. 
 Substance withdrawal 
 Mengalami perasaan tertekan (distress) yang 
signifikan dalam hal sosial, pekerjaan, atau 
area fungsi lain yang disebabkan oleh 
menghentikan atau mengurangi penggunakan 
obat/zat. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Gangguan yang terkait dengan obat/ zat 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
 Substance abuse 
 Diganosis ini diberikan ketika penggunaan 
obat/ zat secara berulang, dan lama-kelamaan 
menimbulkan konsekuensi yang 
negatif. 
 Substance dependence 
 Diganosis ini diberikan ketika penggunaan 
obat/ zat menimbulkan ketergantungan 
fisiologis atau kerusakan yang signifikan atau 
distress.
Kriteria diagnosis substance abuse 
 Kriteria berdasarkan DSM IV-TR 
 Satu atau lebih dari gejala berikut muncul dalam 
periode 12 bulan, dan menyebabkan gangguan 
atau tekanan (distress) yang signifikan: 
 Gagal memenuhi kewajiban yang penting dalam 
pekerjaan, rumah, sekolah, sebagai akibat dari 
penggunaan obat/ zat 
 Penggunaan berulang dari obat/ zat pada situasi yang 
membahayakan bagi kondisi fisik 
 Masalah dengan hukum yang berulang sebagai akibat 
dari penggunaan obat/ zat 
 Melanjutkan menggunakan obat/ zat walaupun sudah 
berkali-kali mengalami masalah hukum dan masalah 
sosial akibat penggunaan tersebut. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Kriteria diagnosis substance dependence 
 Kriteria berdasarkan DSM IV-TR 
 Pola yang tidak adaptif, yang mengarah pada 3 atau lebih gejala 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
berikut: 
 Toleransi, yaitu: 
 Kebutuhan jumlah obat/ zat terus meningkat hingga mencapai efek yang diinginkan 
 Adanya penurunan efek dari obat/ zat saat menggunakan jumlah yang sama/ tetap 
 Withdrawal/ Sakaw, yaitu: 
 Karakteristik sakaw terhadap obat/ zat tertentu 
 Mengkonsumsi obat/ zat sejenis/ mirip untuk menghindari gejala sakaw 
 Obat/ zat seringkali dikonsumsi pada jumlah yang lebih besar daripada yang 
direncanakan 
 Adanya keinginan menetap dan kegagalan untuk mengurangi atau mengendalikan 
penggunakan obat/ zat 
 Menghabiskan waktu yang signifikan untuk mencari obat/ zat, menggunakannya, atau 
memulihkan diri dari penggunaan tersebut 
 Penggunaan obat/ zat mengurangi/ mengganggu aktivitas sosial, rekreasional, dan 
pekerjaan yang penting 
 Penggunaan obat/ zat tetap berlanjut walaupun sudah mengetahui bahwa dirinya 
mengalami maslaah fisik atau psikologis karena penggunaan tersebut.
Depresan 
 Depresan dapat mengurangi aktivitas sistem 
saraf pusat. 
 Pada dosis rendah, depresan membuat rileks dan 
sedikit euphoria 
 Pada dosis sedang, depresan membuat orang 
menjadi rileks dan mengantuk, menurunkan 
konsentrasi, dan menganggu kemampuan 
berpikir 
 Pada dosis tinggi, depresan dapat menimbulkan 
gejala seperti depresi dan keursakan kognitif/ 
motorik, serta mengakibatkan pingsan/ tidak 
sadar. 
 Contoh: alkohol, inhalants 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Depresan (tentang alkohol) 
 Orang yang menyalahgunakan atau ketergantungan alkohol 
mengalami masalah sosial dan interpersonal yang beragam, dan 
sangat berisiko mengalami masalah kesehatan yang serius. 
 Pada umumnya, perempuan mengkonsumsi alkohol lebih sedikit 
daripada laki-laki dan lebih minim kemungkinannya untuk 
mengalami gangguan terkait penggunaan alkohol dibandingkan 
laki-laki. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Depresan (tentang inhalants) 
 Inhalants adalah zat 
yang memproduksi 
kimia di otak dan 
dapat menyebabkan 
kerusakan 
permanen pada otak 
dan organ tubuh, 
serta kematian tiba-tiba 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
akibat perilaku 
delusional yang 
berbahaya.
Stimulan 
 Stimulan adalah obat/ zat yang mengaktivasi 
sistem saraf pusat dan menimbulkan perasaan 
berenergi, senang berlebihan (euphoria), percaya 
diri berlebihan, kewaspadaan, kuat, serta 
mengurangi kebutuhan/ keinginan untuk tidur 
serta selera makan. Pada penggunaan kronis, 
dapat pula menimbulkan impuslivitas, 
hiperseksualitas, tidak bisa diam, dan paranoid. 
 Contoh: kokain dan amphetamine, nikotin, kafein 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Stimulan (tentang kokain dan amphetamine) 
 Aktivasi intens pada sistem 
saraf pusat yang 
disebabkan oleh kokain 
dan amphetamine dapat 
menimbulkan masalah 
pada pernapasan dan 
masalah neurologis (saraf). 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
 Banyak kasus 
menunjukkan kokain dan 
amphetamine 
menyebabkan kematian 
terkait 
penyalahgunaannya.
Stimulan (tentang nikotin) 
 Nikotin (kandungan pada rokok) 
mempengaruhi tubuh dengan 
melepaskan kimia-kimia tertentu pada 
tubuh yang dapat mengurangi stres 
tetapi menimbulkan rangsangan 
fisiologis untuk menghadapi masalah. 
 Merokok berkorelasi dengan masalah 
jantung, kanker paru-paru, dan 
meningkatkan resiko kematian. 
 Kebanyakan orang yang merokok 
mengaku pernah mencoba berhenti dan 
mau berhenti, tetapi tidak berhasil 
karena sudah mengembangkan 
toleransi dan gejala-gejala yang 
membuat mereka sulit berhenti. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Stimulan (tentang kafein) 
 Kafein adalah stimulan yang 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
paling banyak ditemukan, 
misalnya pada kopi, 
minuman energi, dan 
minuman bersoda. 
 Kafein dapat menyebabkan orang 
menjadi tidak bisa diam, detak jantung 
menjadi tidak biasa, dan insomia (tidak 
bisa tidur). 
 Nikotin dapat menyebabkan toleransi dan 
withdrawal.
Opioid 
 Opioid menyebabkan senang berlebihan 
(euphoria), lebih tidak sensitif terhadap 
rasa sakit, dan sensasi fly. 
 Contoh: heroin, morphine, codeine, 
methadone. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Opioid 
 Gejala withdrawal dari opioid adalah 
merasa cemas, tidak bersemangat, pegal-pegal, 
lebih sensitif terhadap rasa sakit, 
dan menginginkan lebih banyak opioid. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Halusinogen 
 Halusinogen memproduksi 
ilusi dan distorsi perseptual 
(halusinasi), kadang-kadang 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
bersifat 
menyenangkan, kadang-kadang 
bersifat 
menakutkan. Halusinogen 
juga menimbulkan mood 
swings dan paranoid (rasa 
takut berlebihan). 
 Contoh: halusinogen, PCP 
(phenylcyclidine)
Halusinogen (tentang PCP) 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
 PCP pada dosis rendah 
menyebabkan euphoria, badan 
bergerak secara tidak disengaja 
(involuntary movement), dan 
merasa lemas. Pada dosis 
sedang, PCP menimbulkan 
pikiran yang tidak beraturan, 
merasa terputus dari realitas, 
dan agresi. 
 Pada dosis tinggi, PCP 
menyebabkan amnesia dan 
coma, masalah pernapasan, 
hypotermia, dan hypertermia.
Ganja 
 Ganja menghasilkan sensasi fly, 
gangguan kognitif dan motorik, 
serta halusinasi pada beberapa 
kasus. 
 Penggunaan ganja sangat tinggi. 
Banyak orang, terutama remaja, 
mengalami masalah di sekolah dan 
pekerjaan karena penggunaan 
ganja sebagai akibat dari 
penggunaan yang kronis dan 
menetap. 
 Dalam kaitannya dengan 
kesehatan, penggunaan ganja 
dapat menyebabkan masalah 
pernapasan. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Club drugs (esctacy, ketamine, rohypnol) 
 Esctasy memiliki efek stimulan dengan properti halusinogen. Penggunaan 
singkat sekalipun dari esctasy dapat menimbulkan efek negatif pada fungsi 
kognitif dan kesehatan. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan 
gagal jantung dan hati, serta meningkatkan gejala kecemasan, depresi, 
psikotik (skizofrenia), serta paranoia. 
 Ketamine menimbulkan efek halusinogen. Dosis tinggi dapat menyebabkan 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
muntah-muntah hingga kematian. 
 Rohypnol memiliki efek sedatif dan hipnotis. Jika dikonsumsi bersamaan 
dengan alkohol dan depresan lain, dapat berakibat fatal (kematian).
Penyebab penyalahgunaan dan 
ketergantungan obat/ zat 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
 Teori biologis 
 Gangguan terkait penggunaan obat/ zat ditemukan terkait 
dengan genetik. Gen yang terkait dengan gangguan ini 
mempengaruhi neurotransmitter yang meregulasi 
metabolisme dan biosintesis dari obat/ zat tersebut. 
 Teori perilaku 
 Perilaku menggunakan obat/ zat ditentukan oleh adanya 
konsekuensi positif (reinforcement) dan konsekuensi 
negatif (punishment) yang diterima atas perilakunya 
tersebut. 
 Orang belajar menggunakan obat/ zat dari orangtua atau 
orang-orang di sekitarnya yang ia anggap penting 
(modeling).
Penyebab penyalahgunaan dan 
ketergantungan obat/ zat 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
 Teori kognitif 
 Orang yang menggunakan obat/ zat memiliki 
keyakinan dan mengembangkan harapan bahwa 
obat/ zat tersebut dapat membantu mereka 
merasa lebih baik dan dapat menghadapi 
masalah serta tekanan yang mereka hadapi 
dengan lebih baik. 
 Teori sosio-kultral 
 Penggunaan obat/ zat meningkat pada orang-orang 
yang sedang mengalami tekanan berat 
(distress) dalam hidupnya.
Terapi untuk penyalahgunaan dan 
ketergantungan obat/ zat 
 Langkah pertama: DETOKSIFIKASI, yaitu menghilangkan 
pengaruh obat-obatan pada tubuh. Proses detoksifikasi harus 
dilakukan sesuai prosedur medis yang baik dan benar. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
 Terapi perilaku: 
 Mengajari orang untuk menghindari obat/ zat atau mengaitkan 
obat/ zat dengan sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga 
lama-kelamaan perilaku pengunaan obat/ zatnya berhenti. 
 Terapi kognitif: 
 Melatih orang untuk mengembangkan kemampuan coping yang 
lebih sehat dan menantang pikiran mereka mengenai keyakinan 
bahwa mengkonsumsi obat/ zat akan membawa efek positif bagi 
mereka (padahal sebaliknya).
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
SELESAI 
Psikologi Klinis 2  Pertemuan 5 
Oleh: 
Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog 
Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog 
Bahan utama: 
Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw- 
Hill.

More Related Content

What's hot (20)

Cohort Study
Cohort StudyCohort Study
Cohort Study
AlvieraYuliandra
Ch畉n o叩n v i畛u tr畛 gan nhi畛m m畛
Ch畉n o叩n v i畛u tr畛 gan nhi畛m m畛Ch畉n o叩n v i畛u tr畛 gan nhi畛m m畛
Ch畉n o叩n v i畛u tr畛 gan nhi畛m m畛
Ng達idr Trancong
H畛I CH畛NG 畛NG M畉CH VNH C畉P
H畛I CH畛NG 畛NG M畉CH VNH C畉PH畛I CH畛NG 畛NG M畉CH VNH C畉P
H畛I CH畛NG 畛NG M畉CH VNH C畉P
SoM
Demensia
DemensiaDemensia
Demensia
fikri asyura
Skizofrenia
Skizofrenia Skizofrenia
Skizofrenia
fikri asyura
C畉p Nh畉t i畛u Tr畛 Thi畉u M叩u N達o
C畉p Nh畉t i畛u Tr畛 Thi畉u M叩u N達oC畉p Nh畉t i畛u Tr畛 Thi畉u M叩u N達o
C畉p Nh畉t i畛u Tr畛 Thi畉u M叩u N達o
Ph嘆ng Kh叩m T但m Y 動畛ng
Rung gi畉c nh達n c畉u
Rung gi畉c nh達n c畉uRung gi畉c nh達n c畉u
Rung gi畉c nh達n c畉u
SoM
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaran
materi-x2
Thieu Men G6 Pd
Thieu Men G6 PdThieu Men G6 Pd
Thieu Men G6 Pd
thanh cong
CH畉N ON V I畛U TR畛 HN M H畉 働畛NG HUY畉T
CH畉N ON V I畛U TR畛 HN M H畉 働畛NG HUY畉TCH畉N ON V I畛U TR畛 HN M H畉 働畛NG HUY畉T
CH畉N ON V I畛U TR畛 HN M H畉 働畛NG HUY畉T
SoM
CH畉N ON V I畛U TR畛 SUY GIP
CH畉N ON V I畛U TR畛 SUY GIPCH畉N ON V I畛U TR畛 SUY GIP
CH畉N ON V I畛U TR畛 SUY GIP
SoM
Tiep can hach co
Tiep can hach coTiep can hach co
Tiep can hach co
Ngoan Pham
T畛N TH働NG C B畉N C畉U C畉U TH畉N V M畛T S畛 B畛NH VIM C畉U TH畉N NGUYN PHT
T畛N TH働NG C B畉N C畉U C畉U TH畉N V M畛T S畛 B畛NH VIM C畉U TH畉N NGUYN PHTT畛N TH働NG C B畉N C畉U C畉U TH畉N V M畛T S畛 B畛NH VIM C畉U TH畉N NGUYN PHT
T畛N TH働NG C B畉N C畉U C畉U TH畉N V M畛T S畛 B畛NH VIM C畉U TH畉N NGUYN PHT
SoM
Radiologyhanoi.com CLVT so味 nao : Ch但n th動董ng so味 nao
Radiologyhanoi.com CLVT so味 nao : Ch但n th動董ng so味 naoRadiologyhanoi.com CLVT so味 nao : Ch但n th動董ng so味 nao
Radiologyhanoi.com CLVT so味 nao : Ch但n th動董ng so味 nao
Nguyen Thai Binh
Neurosurgery
NeurosurgeryNeurosurgery
Neurosurgery
DickySampelimbong
BG L THUY畉T CECIS ECG Y3 2020 r炭t g畛n.ppt
BG L THUY畉T CECIS ECG Y3 2020 r炭t g畛n.pptBG L THUY畉T CECIS ECG Y3 2020 r炭t g畛n.ppt
BG L THUY畉T CECIS ECG Y3 2020 r炭t g畛n.ppt
HNgcTrm4
Tng huy畉t 叩p 畉n gi畉u
Tng huy畉t 叩p 畉n gi畉uTng huy畉t 叩p 畉n gi畉u
Tng huy畉t 叩p 畉n gi畉u
S畛C KH畛E V CU畛C S畛NG
lupus 18th.pptx
lupus 18th.pptxlupus 18th.pptx
lupus 18th.pptx
NgcTnhV
Ch畉n o叩n v i畛u tr畛 gan nhi畛m m畛
Ch畉n o叩n v i畛u tr畛 gan nhi畛m m畛Ch畉n o叩n v i畛u tr畛 gan nhi畛m m畛
Ch畉n o叩n v i畛u tr畛 gan nhi畛m m畛
Ng達idr Trancong
H畛I CH畛NG 畛NG M畉CH VNH C畉P
H畛I CH畛NG 畛NG M畉CH VNH C畉PH畛I CH畛NG 畛NG M畉CH VNH C畉P
H畛I CH畛NG 畛NG M畉CH VNH C畉P
SoM
Rung gi畉c nh達n c畉u
Rung gi畉c nh達n c畉uRung gi畉c nh達n c畉u
Rung gi畉c nh達n c畉u
SoM
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaran
materi-x2
Thieu Men G6 Pd
Thieu Men G6 PdThieu Men G6 Pd
Thieu Men G6 Pd
thanh cong
CH畉N ON V I畛U TR畛 HN M H畉 働畛NG HUY畉T
CH畉N ON V I畛U TR畛 HN M H畉 働畛NG HUY畉TCH畉N ON V I畛U TR畛 HN M H畉 働畛NG HUY畉T
CH畉N ON V I畛U TR畛 HN M H畉 働畛NG HUY畉T
SoM
CH畉N ON V I畛U TR畛 SUY GIP
CH畉N ON V I畛U TR畛 SUY GIPCH畉N ON V I畛U TR畛 SUY GIP
CH畉N ON V I畛U TR畛 SUY GIP
SoM
Tiep can hach co
Tiep can hach coTiep can hach co
Tiep can hach co
Ngoan Pham
T畛N TH働NG C B畉N C畉U C畉U TH畉N V M畛T S畛 B畛NH VIM C畉U TH畉N NGUYN PHT
T畛N TH働NG C B畉N C畉U C畉U TH畉N V M畛T S畛 B畛NH VIM C畉U TH畉N NGUYN PHTT畛N TH働NG C B畉N C畉U C畉U TH畉N V M畛T S畛 B畛NH VIM C畉U TH畉N NGUYN PHT
T畛N TH働NG C B畉N C畉U C畉U TH畉N V M畛T S畛 B畛NH VIM C畉U TH畉N NGUYN PHT
SoM
Radiologyhanoi.com CLVT so味 nao : Ch但n th動董ng so味 nao
Radiologyhanoi.com CLVT so味 nao : Ch但n th動董ng so味 naoRadiologyhanoi.com CLVT so味 nao : Ch但n th動董ng so味 nao
Radiologyhanoi.com CLVT so味 nao : Ch但n th動董ng so味 nao
Nguyen Thai Binh
BG L THUY畉T CECIS ECG Y3 2020 r炭t g畛n.ppt
BG L THUY畉T CECIS ECG Y3 2020 r炭t g畛n.pptBG L THUY畉T CECIS ECG Y3 2020 r炭t g畛n.ppt
BG L THUY畉T CECIS ECG Y3 2020 r炭t g畛n.ppt
HNgcTrm4
lupus 18th.pptx
lupus 18th.pptxlupus 18th.pptx
lupus 18th.pptx
NgcTnhV

Similar to Psikologi klinis 2 pertemuan 5 (20)

Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remajaNarkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
Rocky Markiano
Bahaya dan Jenis Jenis Narkoba
Bahaya dan Jenis Jenis NarkobaBahaya dan Jenis Jenis Narkoba
Bahaya dan Jenis Jenis Narkoba
kilzz48
Diskusi tentang genersi muda bebas narkoba
Diskusi tentang genersi muda bebas narkobaDiskusi tentang genersi muda bebas narkoba
Diskusi tentang genersi muda bebas narkoba
Operator Warnet Vast Raha
pemaparan edukasi serentak pencegahan narkoba
pemaparan edukasi serentak pencegahan narkobapemaparan edukasi serentak pencegahan narkoba
pemaparan edukasi serentak pencegahan narkoba
shariatidongge
PEMAPARAN EDUKASI SERENTAK.ppt
PEMAPARAN EDUKASI SERENTAK.pptPEMAPARAN EDUKASI SERENTAK.ppt
PEMAPARAN EDUKASI SERENTAK.ppt
SriHariatiDongge
43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba
Dion Keffez
43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba
Lopis Cristian Renyaan
43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba
Okvianto Budiman
43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba
Dedi Kurniawan
Gangguan penggunaan napza
Gangguan penggunaan napzaGangguan penggunaan napza
Gangguan penggunaan napza
Jayanti Sekar Wangi
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
gabrielpanjaitan
Ppt tentang bahaya narkoba
Ppt tentang bahaya narkoba Ppt tentang bahaya narkoba
Ppt tentang bahaya narkoba
PujiRachmawati4
definisi narkoba
definisi narkobadefinisi narkoba
definisi narkoba
RuliBudiyanto
Presentasi_narkoba.ppt
Presentasi_narkoba.pptPresentasi_narkoba.ppt
Presentasi_narkoba.ppt
royjaviersagala
Makalah penyalahgunaan narkoba
Makalah penyalahgunaan narkobaMakalah penyalahgunaan narkoba
Makalah penyalahgunaan narkoba
Muhammad Iqbal
Gg zat, alkohol & rokok
Gg zat, alkohol & rokokGg zat, alkohol & rokok
Gg zat, alkohol & rokok
Enhal Mappatoba
Presentasi narkoba
Presentasi narkobaPresentasi narkoba
Presentasi narkoba
londoireng24
Bahaya narkoba...tugas bahasa indonesia
Bahaya narkoba...tugas bahasa indonesiaBahaya narkoba...tugas bahasa indonesia
Bahaya narkoba...tugas bahasa indonesia
Kang Doeaaugust
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remajaNarkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
Rocky Markiano
Bahaya dan Jenis Jenis Narkoba
Bahaya dan Jenis Jenis NarkobaBahaya dan Jenis Jenis Narkoba
Bahaya dan Jenis Jenis Narkoba
kilzz48
pemaparan edukasi serentak pencegahan narkoba
pemaparan edukasi serentak pencegahan narkobapemaparan edukasi serentak pencegahan narkoba
pemaparan edukasi serentak pencegahan narkoba
shariatidongge
PEMAPARAN EDUKASI SERENTAK.ppt
PEMAPARAN EDUKASI SERENTAK.pptPEMAPARAN EDUKASI SERENTAK.ppt
PEMAPARAN EDUKASI SERENTAK.ppt
SriHariatiDongge
43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba
Dion Keffez
43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba
Okvianto Budiman
43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba
Dedi Kurniawan
Ppt tentang bahaya narkoba
Ppt tentang bahaya narkoba Ppt tentang bahaya narkoba
Ppt tentang bahaya narkoba
PujiRachmawati4
Presentasi_narkoba.ppt
Presentasi_narkoba.pptPresentasi_narkoba.ppt
Presentasi_narkoba.ppt
royjaviersagala
Makalah penyalahgunaan narkoba
Makalah penyalahgunaan narkobaMakalah penyalahgunaan narkoba
Makalah penyalahgunaan narkoba
Muhammad Iqbal
Gg zat, alkohol & rokok
Gg zat, alkohol & rokokGg zat, alkohol & rokok
Gg zat, alkohol & rokok
Enhal Mappatoba
Presentasi narkoba
Presentasi narkobaPresentasi narkoba
Presentasi narkoba
londoireng24
Bahaya narkoba...tugas bahasa indonesia
Bahaya narkoba...tugas bahasa indonesiaBahaya narkoba...tugas bahasa indonesia
Bahaya narkoba...tugas bahasa indonesia
Kang Doeaaugust

More from Edo Sebastian Jaya (10)

Psikologi klinis 2 pertemuan 1
Psikologi klinis 2 pertemuan 1Psikologi klinis 2 pertemuan 1
Psikologi klinis 2 pertemuan 1
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 2 pertemuan 3
Psikologi klinis 2 pertemuan 3 Psikologi klinis 2 pertemuan 3
Psikologi klinis 2 pertemuan 3
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 2 pertemuan 2
Psikologi klinis 2 pertemuan 2Psikologi klinis 2 pertemuan 2
Psikologi klinis 2 pertemuan 2
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 2 pertemuan 4
Psikologi klinis 2 pertemuan 4 Psikologi klinis 2 pertemuan 4
Psikologi klinis 2 pertemuan 4
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Psikologi klinis 2 pertemuan 6Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 1 pertemuan 2
Psikologi klinis 1 pertemuan 2Psikologi klinis 1 pertemuan 2
Psikologi klinis 1 pertemuan 2
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Psikologi klinis 1 pertemuan 1Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 1 pertemuan 4
Psikologi klinis 1 pertemuan 4Psikologi klinis 1 pertemuan 4
Psikologi klinis 1 pertemuan 4
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 1 pertemuan 5
Psikologi klinis 1 pertemuan 5Psikologi klinis 1 pertemuan 5
Psikologi klinis 1 pertemuan 5
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 1 pertemuan 3
Psikologi klinis 1 pertemuan 3Psikologi klinis 1 pertemuan 3
Psikologi klinis 1 pertemuan 3
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 2 pertemuan 1
Psikologi klinis 2 pertemuan 1Psikologi klinis 2 pertemuan 1
Psikologi klinis 2 pertemuan 1
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 2 pertemuan 3
Psikologi klinis 2 pertemuan 3 Psikologi klinis 2 pertemuan 3
Psikologi klinis 2 pertemuan 3
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 2 pertemuan 2
Psikologi klinis 2 pertemuan 2Psikologi klinis 2 pertemuan 2
Psikologi klinis 2 pertemuan 2
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 2 pertemuan 4
Psikologi klinis 2 pertemuan 4 Psikologi klinis 2 pertemuan 4
Psikologi klinis 2 pertemuan 4
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Psikologi klinis 2 pertemuan 6Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 1 pertemuan 2
Psikologi klinis 1 pertemuan 2Psikologi klinis 1 pertemuan 2
Psikologi klinis 1 pertemuan 2
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Psikologi klinis 1 pertemuan 1Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 1 pertemuan 4
Psikologi klinis 1 pertemuan 4Psikologi klinis 1 pertemuan 4
Psikologi klinis 1 pertemuan 4
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 1 pertemuan 5
Psikologi klinis 1 pertemuan 5Psikologi klinis 1 pertemuan 5
Psikologi klinis 1 pertemuan 5
Edo Sebastian Jaya
Psikologi klinis 1 pertemuan 3
Psikologi klinis 1 pertemuan 3Psikologi klinis 1 pertemuan 3
Psikologi klinis 1 pertemuan 3
Edo Sebastian Jaya

Psikologi klinis 2 pertemuan 5

  • 1. Psikologi Klinis 2 (Pertemuan 5) Kuliahkita.com Pengajar: Edo Sebastian Jaya, M.Psi Retha Arjadi, M.Psi Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 2. Agenda Kuliah Mengenali penyalahgunaan/ ketergantungan pada obat-obatan/ zat Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 3. Masyarakat dan penyalahgunaan obat/ zat Penyalahgunaan obat-obatan dan zat terjadi di berbagai negara dan menimpa berbagai kalangan masyarakat. Jenis obat dan zat yang digunakan pun beragam. Jenis yang paling banyak dan sering digunakan akan dibahas pada kuliah ini. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 4. Gangguan yang terkait dengan obat/ zat Substance intoxication Mengalami gejala perilaku dan psikologis yang maladaptif terkait efek dari penggunaan obat/zat pada sistem saraf pusat. Substance withdrawal Mengalami perasaan tertekan (distress) yang signifikan dalam hal sosial, pekerjaan, atau area fungsi lain yang disebabkan oleh menghentikan atau mengurangi penggunakan obat/zat. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 5. Gangguan yang terkait dengan obat/ zat Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) Substance abuse Diganosis ini diberikan ketika penggunaan obat/ zat secara berulang, dan lama-kelamaan menimbulkan konsekuensi yang negatif. Substance dependence Diganosis ini diberikan ketika penggunaan obat/ zat menimbulkan ketergantungan fisiologis atau kerusakan yang signifikan atau distress.
  • 6. Kriteria diagnosis substance abuse Kriteria berdasarkan DSM IV-TR Satu atau lebih dari gejala berikut muncul dalam periode 12 bulan, dan menyebabkan gangguan atau tekanan (distress) yang signifikan: Gagal memenuhi kewajiban yang penting dalam pekerjaan, rumah, sekolah, sebagai akibat dari penggunaan obat/ zat Penggunaan berulang dari obat/ zat pada situasi yang membahayakan bagi kondisi fisik Masalah dengan hukum yang berulang sebagai akibat dari penggunaan obat/ zat Melanjutkan menggunakan obat/ zat walaupun sudah berkali-kali mengalami masalah hukum dan masalah sosial akibat penggunaan tersebut. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 7. Kriteria diagnosis substance dependence Kriteria berdasarkan DSM IV-TR Pola yang tidak adaptif, yang mengarah pada 3 atau lebih gejala Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) berikut: Toleransi, yaitu: Kebutuhan jumlah obat/ zat terus meningkat hingga mencapai efek yang diinginkan Adanya penurunan efek dari obat/ zat saat menggunakan jumlah yang sama/ tetap Withdrawal/ Sakaw, yaitu: Karakteristik sakaw terhadap obat/ zat tertentu Mengkonsumsi obat/ zat sejenis/ mirip untuk menghindari gejala sakaw Obat/ zat seringkali dikonsumsi pada jumlah yang lebih besar daripada yang direncanakan Adanya keinginan menetap dan kegagalan untuk mengurangi atau mengendalikan penggunakan obat/ zat Menghabiskan waktu yang signifikan untuk mencari obat/ zat, menggunakannya, atau memulihkan diri dari penggunaan tersebut Penggunaan obat/ zat mengurangi/ mengganggu aktivitas sosial, rekreasional, dan pekerjaan yang penting Penggunaan obat/ zat tetap berlanjut walaupun sudah mengetahui bahwa dirinya mengalami maslaah fisik atau psikologis karena penggunaan tersebut.
  • 8. Depresan Depresan dapat mengurangi aktivitas sistem saraf pusat. Pada dosis rendah, depresan membuat rileks dan sedikit euphoria Pada dosis sedang, depresan membuat orang menjadi rileks dan mengantuk, menurunkan konsentrasi, dan menganggu kemampuan berpikir Pada dosis tinggi, depresan dapat menimbulkan gejala seperti depresi dan keursakan kognitif/ motorik, serta mengakibatkan pingsan/ tidak sadar. Contoh: alkohol, inhalants Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 9. Depresan (tentang alkohol) Orang yang menyalahgunakan atau ketergantungan alkohol mengalami masalah sosial dan interpersonal yang beragam, dan sangat berisiko mengalami masalah kesehatan yang serius. Pada umumnya, perempuan mengkonsumsi alkohol lebih sedikit daripada laki-laki dan lebih minim kemungkinannya untuk mengalami gangguan terkait penggunaan alkohol dibandingkan laki-laki. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 10. Depresan (tentang inhalants) Inhalants adalah zat yang memproduksi kimia di otak dan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan organ tubuh, serta kematian tiba-tiba Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) akibat perilaku delusional yang berbahaya.
  • 11. Stimulan Stimulan adalah obat/ zat yang mengaktivasi sistem saraf pusat dan menimbulkan perasaan berenergi, senang berlebihan (euphoria), percaya diri berlebihan, kewaspadaan, kuat, serta mengurangi kebutuhan/ keinginan untuk tidur serta selera makan. Pada penggunaan kronis, dapat pula menimbulkan impuslivitas, hiperseksualitas, tidak bisa diam, dan paranoid. Contoh: kokain dan amphetamine, nikotin, kafein Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 12. Stimulan (tentang kokain dan amphetamine) Aktivasi intens pada sistem saraf pusat yang disebabkan oleh kokain dan amphetamine dapat menimbulkan masalah pada pernapasan dan masalah neurologis (saraf). Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) Banyak kasus menunjukkan kokain dan amphetamine menyebabkan kematian terkait penyalahgunaannya.
  • 13. Stimulan (tentang nikotin) Nikotin (kandungan pada rokok) mempengaruhi tubuh dengan melepaskan kimia-kimia tertentu pada tubuh yang dapat mengurangi stres tetapi menimbulkan rangsangan fisiologis untuk menghadapi masalah. Merokok berkorelasi dengan masalah jantung, kanker paru-paru, dan meningkatkan resiko kematian. Kebanyakan orang yang merokok mengaku pernah mencoba berhenti dan mau berhenti, tetapi tidak berhasil karena sudah mengembangkan toleransi dan gejala-gejala yang membuat mereka sulit berhenti. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 14. Stimulan (tentang kafein) Kafein adalah stimulan yang Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) paling banyak ditemukan, misalnya pada kopi, minuman energi, dan minuman bersoda. Kafein dapat menyebabkan orang menjadi tidak bisa diam, detak jantung menjadi tidak biasa, dan insomia (tidak bisa tidur). Nikotin dapat menyebabkan toleransi dan withdrawal.
  • 15. Opioid Opioid menyebabkan senang berlebihan (euphoria), lebih tidak sensitif terhadap rasa sakit, dan sensasi fly. Contoh: heroin, morphine, codeine, methadone. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 16. Opioid Gejala withdrawal dari opioid adalah merasa cemas, tidak bersemangat, pegal-pegal, lebih sensitif terhadap rasa sakit, dan menginginkan lebih banyak opioid. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 17. Halusinogen Halusinogen memproduksi ilusi dan distorsi perseptual (halusinasi), kadang-kadang Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) bersifat menyenangkan, kadang-kadang bersifat menakutkan. Halusinogen juga menimbulkan mood swings dan paranoid (rasa takut berlebihan). Contoh: halusinogen, PCP (phenylcyclidine)
  • 18. Halusinogen (tentang PCP) Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) PCP pada dosis rendah menyebabkan euphoria, badan bergerak secara tidak disengaja (involuntary movement), dan merasa lemas. Pada dosis sedang, PCP menimbulkan pikiran yang tidak beraturan, merasa terputus dari realitas, dan agresi. Pada dosis tinggi, PCP menyebabkan amnesia dan coma, masalah pernapasan, hypotermia, dan hypertermia.
  • 19. Ganja Ganja menghasilkan sensasi fly, gangguan kognitif dan motorik, serta halusinasi pada beberapa kasus. Penggunaan ganja sangat tinggi. Banyak orang, terutama remaja, mengalami masalah di sekolah dan pekerjaan karena penggunaan ganja sebagai akibat dari penggunaan yang kronis dan menetap. Dalam kaitannya dengan kesehatan, penggunaan ganja dapat menyebabkan masalah pernapasan. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 20. Club drugs (esctacy, ketamine, rohypnol) Esctasy memiliki efek stimulan dengan properti halusinogen. Penggunaan singkat sekalipun dari esctasy dapat menimbulkan efek negatif pada fungsi kognitif dan kesehatan. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan gagal jantung dan hati, serta meningkatkan gejala kecemasan, depresi, psikotik (skizofrenia), serta paranoia. Ketamine menimbulkan efek halusinogen. Dosis tinggi dapat menyebabkan Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) muntah-muntah hingga kematian. Rohypnol memiliki efek sedatif dan hipnotis. Jika dikonsumsi bersamaan dengan alkohol dan depresan lain, dapat berakibat fatal (kematian).
  • 21. Penyebab penyalahgunaan dan ketergantungan obat/ zat Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) Teori biologis Gangguan terkait penggunaan obat/ zat ditemukan terkait dengan genetik. Gen yang terkait dengan gangguan ini mempengaruhi neurotransmitter yang meregulasi metabolisme dan biosintesis dari obat/ zat tersebut. Teori perilaku Perilaku menggunakan obat/ zat ditentukan oleh adanya konsekuensi positif (reinforcement) dan konsekuensi negatif (punishment) yang diterima atas perilakunya tersebut. Orang belajar menggunakan obat/ zat dari orangtua atau orang-orang di sekitarnya yang ia anggap penting (modeling).
  • 22. Penyebab penyalahgunaan dan ketergantungan obat/ zat Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) Teori kognitif Orang yang menggunakan obat/ zat memiliki keyakinan dan mengembangkan harapan bahwa obat/ zat tersebut dapat membantu mereka merasa lebih baik dan dapat menghadapi masalah serta tekanan yang mereka hadapi dengan lebih baik. Teori sosio-kultral Penggunaan obat/ zat meningkat pada orang-orang yang sedang mengalami tekanan berat (distress) dalam hidupnya.
  • 23. Terapi untuk penyalahgunaan dan ketergantungan obat/ zat Langkah pertama: DETOKSIFIKASI, yaitu menghilangkan pengaruh obat-obatan pada tubuh. Proses detoksifikasi harus dilakukan sesuai prosedur medis yang baik dan benar. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) Terapi perilaku: Mengajari orang untuk menghindari obat/ zat atau mengaitkan obat/ zat dengan sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga lama-kelamaan perilaku pengunaan obat/ zatnya berhenti. Terapi kognitif: Melatih orang untuk mengembangkan kemampuan coping yang lebih sehat dan menantang pikiran mereka mengenai keyakinan bahwa mengkonsumsi obat/ zat akan membawa efek positif bagi mereka (padahal sebaliknya).
  • 24. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) SELESAI Psikologi Klinis 2 Pertemuan 5 Oleh: Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog Bahan utama: Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw- Hill.