Dokumen ini membahas skizofrenia, termasuk gejala positif dan negatif, diagnosis, tipe-tipe, penyebab, dan terapi untuk skizofrenia. Kuliah ini menjelaskan bahwa skizofrenia adalah gangguan kronis yang ditandai oleh delusi, halusinasi, dan gangguan berpikir dan perilaku. Penanganannya meliputi obat, terapi kognitif dan perilaku, serta dukungan sosial dan keluarga.
Dokumen tersebut membahas mengenai gangguan kecemasan yang meliputi beberapa daerah otak dan transmiter otak yang terkait. Jenis gangguan kecemasan yang dijelaskan antara lain gangguan panik, gangguan cemas menyeluruh, fobia spesifik dan sosial, serta gangguan obsesif kompulsif.
Terdapat ringkuman mengenai berbagai aspek gangguan tiroid meliputi definisi, jenis gangguan berdasarkan fungsi tiroid, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, pengobatan hipertiroid seperti obat antitiroid, inhibitor iodida, beta bloker, dan radioaktif iodida.
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, gangguan neurologis yang ditandai dengan kecenderungan mengalami kejang berulang. Epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, cedera otak, infeksi, dan masalah metabolisme. Gejalanya bervariasi mulai dari kejang ringan hingga kejang hebat yang disertai ketidaksadaran. Diagnosis didasarkan pada riwayat klinis, pemeriksaan EEG, dan penggunaan obat antiep
Skizoafentif tipe manik merupakan gangguan kejiwaan skizofrenia disertai gangguan afektif/perilaku manik. Perilaku manik menunjukkan perasaan gembira terus menerus dengan energi yang banyak, lama tidur pasien sedikit namun pasien tidak merasa lelahh. Pasien juga suka bermake up berlebihan atau berjalan-jalan/beraktivitas tanpa henti. Skizoafektif tipe manik dapat diobati. Terapi pada pasien skizoafektif juga memerlukan dukungan keluarga
Tn. N mengalami gangguan psikotik berupa halusinasi auditif dan waham paranoid yang sudah berlangsung selama sebulan. Dokter mendiagnosisnya dengan skizofrenia paranoid dan memberikan obat antipsikotik serta obat untuk mencegah efek samping.
Proses diagnosis gangguan jiwa meliputi langkah-langkah seperti anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, dan terapi. Diagnosis didasarkan pada data subyektif dan obyektif yang disusun dalam diagnosis multiaksial yang terdiri atas 5 aksis: gangguan klinis, gangguan kepribadian, kondisi medis umum, masalah psikososial, dan penilaian fungsi global. Tujuan diagnosis multiaksial adalah memberikan informasi yang komprehensif untuk perencanaan
F00-F09 mencakup Gangguan Mental Organik dan Simtomatik, termasuk berbagai jenis demensia seperti Alzheimer, vaskuler, dan lainnya, sindrom amnestik organik, delirium, serta gangguan mental lainnya akibat kerusakan otak dan penyakit fisik.
Dokumen tersebut membahas rehabilitasi psikososial untuk pasien skizofrenia, meliputi tujuan pemberian rehabilitasi untuk membantu pasien mengembangkan keterampilan sosial dan memulihkan fungsi mereka di masyarakat, area rehabilitasi yang meliputi aspek psikiatri, sosial, pekerjaan, dan komunitas, serta strategi rehabilitasi pada tingkat individu dan sistem pelayanan kesehatan.
Osteoartritis (OA) adalah penyakit degeneratif sendi paling umum yang menyerang sendi-sendi penyangga berat badan. OA ditandai dengan kerusakan kartilago sendi yang menyebabkan nyeri dan kaku pada sendi. Diagnosa OA didasarkan pada pemeriksaan fisik dan gambaran radiologis yang menunjukkan penyempitan celah sendi, osteofit, dan sklerosis tulang subkondral. Penatalaksanaan OA meliputi terapi non-far
Akromegali adalah gangguan kelebihan sekresi hormon pertumbuhan yang disebabkan oleh adenoma hipofisis atau tumor ektopik. Gejala klinisnya antara lain pertambahan ukuran tubuh dan wajah, sakit kepala, dan komplikasi metabolik seperti diabetes dan hipertensi. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan CT scan dan laboratorium, sementara penatalaksanaannya meliputi bedah, radiasi, dan obat.
Dokumen tersebut membahas pendekatan klinis dalam mengevaluasi penurunan kesadaran pasien. Beberapa hal penting yang perlu diperiksa meliputi riwayat penyakit dan obat yang dikonsumsi, derajat penurunan kesadaran, dan hasil pemeriksaan fisik seperti tanda vital dan neurologis untuk menentukan kemungkinan penyebab penurunan kesadaran.
Dokumen ini membahas tentang stroke, termasuk definisi, epidemiologi, gejala, faktor risiko, jenis, diagnosis, dan pengobatan stroke. Stroke adalah gangguan sirkulasi darah ke otak yang dapat menyebabkan kematian atau cacat. Faktor risiko utama stroke adalah hipertensi, jantung koroner, merokok, diabetes, dan usia lanjut. Diagnosis stroke melibatkan riwayat medis, pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan pemerik
Dokumen tersebut membahas tentang wawancara psikiatri dan pemeriksaan status mental pasien, meliputi tujuan, fokus, jenis pemeriksaan, anamnesis psikiatri, prinsip wawancara, dan checklist keterampilan wawancara psikiatrik.
Dokumen tersebut membahas tentang depresi, termasuk pengertian, faktor penyebab, gejala, ciri kepribadian penderita depresi, dan cara menanggulangi depresi. Topik utama dokumen adalah memahami depresi dan membantu mengurangi gejala depresi baik di lingkungan masyarakat maupun pribadi.
Tiga hal utama dalam dokumen ini adalah:
1. Kegawatdaruratan psikiatrik merupakan gangguan pikiran, perasaan, dan tindakan yang membutuhkan intervensi segera untuk menjaga keselamatan pasien dan lingkungan.
2. Kondisi seperti gaduh gelisah, tindakan kekerasan, dan percobaan bunuh diri merupakan kondisi darurat psikiatri.
3. Evaluasi darurat bertujuan untuk menilai kondisi pas
Stroke disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak. Stroke dapat terjadi akibat penyumbatan atau perdarahan pembuluh darah di otak. Gejalanya bervariasi mulai dari kelumpuhan separuh tubuh hingga gangguan kognitif dan bahasa. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan CT scan atau MRI, sedangkan pengobatannya meliputi terapi fisik dan rehabilitasi.
Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan suasana perasaan atau afektif, termasuk bipolar, depresi, dan gangguan suasana perasaan kronis. Gangguan-gangguan tersebut ditandai dengan perubahan suasana perasaan dan tingkat aktivitas seseorang secara berulang atau berkelanjutan. Kriteria diagnostik mencakup gejala klinis seperti perubahan afek, energi, tidur, nafsu makan, konsentrasi, dan harga diri
Dokumen tersebut membandingkan perbedaan antara skizoafektif, gangguan bipolar, dan depresi pasca skizofrenia dalam 7 aspek: 1) sifat, 2) jumlah episode, 3) gejala dominan, 4) waktu timbulnya, 5) keberadaan episode normal, 6) batasan waktu gejala, dan 7) tatalaksana.
Dokumen tersebut merangkum konsep-konsep penting dalam psikopatologi dan simtomatologi, termasuk kepribadian, penampilan, perilaku, pembicaraan, emosi, dan gejala-gejala gangguan kejiwaan seperti skizofrenia. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mendetail mengenai berbagai aspek kejiwaan dan penilaian klinis pasien.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang delirium, gangguan mental organik yang ditandai dengan gangguan kesadaran dan perubahan kognitif yang berlangsung secara akut dan fluktuatif.
2. Delirium disebabkan oleh kondisi medis akut seperti infeksi, cedera kepala, atau penggunaan obat-obatan tertentu dan memiliki berbagai gejala klinis seperti disorientasi dan gangguan persepsi.
3. Diagnosis delirium membutuhkan
F00-F09 mencakup Gangguan Mental Organik dan Simtomatik, termasuk berbagai jenis demensia seperti Alzheimer, vaskuler, dan lainnya, sindrom amnestik organik, delirium, serta gangguan mental lainnya akibat kerusakan otak dan penyakit fisik.
Dokumen tersebut membahas rehabilitasi psikososial untuk pasien skizofrenia, meliputi tujuan pemberian rehabilitasi untuk membantu pasien mengembangkan keterampilan sosial dan memulihkan fungsi mereka di masyarakat, area rehabilitasi yang meliputi aspek psikiatri, sosial, pekerjaan, dan komunitas, serta strategi rehabilitasi pada tingkat individu dan sistem pelayanan kesehatan.
Osteoartritis (OA) adalah penyakit degeneratif sendi paling umum yang menyerang sendi-sendi penyangga berat badan. OA ditandai dengan kerusakan kartilago sendi yang menyebabkan nyeri dan kaku pada sendi. Diagnosa OA didasarkan pada pemeriksaan fisik dan gambaran radiologis yang menunjukkan penyempitan celah sendi, osteofit, dan sklerosis tulang subkondral. Penatalaksanaan OA meliputi terapi non-far
Akromegali adalah gangguan kelebihan sekresi hormon pertumbuhan yang disebabkan oleh adenoma hipofisis atau tumor ektopik. Gejala klinisnya antara lain pertambahan ukuran tubuh dan wajah, sakit kepala, dan komplikasi metabolik seperti diabetes dan hipertensi. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan CT scan dan laboratorium, sementara penatalaksanaannya meliputi bedah, radiasi, dan obat.
Dokumen tersebut membahas pendekatan klinis dalam mengevaluasi penurunan kesadaran pasien. Beberapa hal penting yang perlu diperiksa meliputi riwayat penyakit dan obat yang dikonsumsi, derajat penurunan kesadaran, dan hasil pemeriksaan fisik seperti tanda vital dan neurologis untuk menentukan kemungkinan penyebab penurunan kesadaran.
Dokumen ini membahas tentang stroke, termasuk definisi, epidemiologi, gejala, faktor risiko, jenis, diagnosis, dan pengobatan stroke. Stroke adalah gangguan sirkulasi darah ke otak yang dapat menyebabkan kematian atau cacat. Faktor risiko utama stroke adalah hipertensi, jantung koroner, merokok, diabetes, dan usia lanjut. Diagnosis stroke melibatkan riwayat medis, pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan pemerik
Dokumen tersebut membahas tentang wawancara psikiatri dan pemeriksaan status mental pasien, meliputi tujuan, fokus, jenis pemeriksaan, anamnesis psikiatri, prinsip wawancara, dan checklist keterampilan wawancara psikiatrik.
Dokumen tersebut membahas tentang depresi, termasuk pengertian, faktor penyebab, gejala, ciri kepribadian penderita depresi, dan cara menanggulangi depresi. Topik utama dokumen adalah memahami depresi dan membantu mengurangi gejala depresi baik di lingkungan masyarakat maupun pribadi.
Tiga hal utama dalam dokumen ini adalah:
1. Kegawatdaruratan psikiatrik merupakan gangguan pikiran, perasaan, dan tindakan yang membutuhkan intervensi segera untuk menjaga keselamatan pasien dan lingkungan.
2. Kondisi seperti gaduh gelisah, tindakan kekerasan, dan percobaan bunuh diri merupakan kondisi darurat psikiatri.
3. Evaluasi darurat bertujuan untuk menilai kondisi pas
Stroke disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak. Stroke dapat terjadi akibat penyumbatan atau perdarahan pembuluh darah di otak. Gejalanya bervariasi mulai dari kelumpuhan separuh tubuh hingga gangguan kognitif dan bahasa. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan CT scan atau MRI, sedangkan pengobatannya meliputi terapi fisik dan rehabilitasi.
Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan suasana perasaan atau afektif, termasuk bipolar, depresi, dan gangguan suasana perasaan kronis. Gangguan-gangguan tersebut ditandai dengan perubahan suasana perasaan dan tingkat aktivitas seseorang secara berulang atau berkelanjutan. Kriteria diagnostik mencakup gejala klinis seperti perubahan afek, energi, tidur, nafsu makan, konsentrasi, dan harga diri
Dokumen tersebut membandingkan perbedaan antara skizoafektif, gangguan bipolar, dan depresi pasca skizofrenia dalam 7 aspek: 1) sifat, 2) jumlah episode, 3) gejala dominan, 4) waktu timbulnya, 5) keberadaan episode normal, 6) batasan waktu gejala, dan 7) tatalaksana.
Dokumen tersebut merangkum konsep-konsep penting dalam psikopatologi dan simtomatologi, termasuk kepribadian, penampilan, perilaku, pembicaraan, emosi, dan gejala-gejala gangguan kejiwaan seperti skizofrenia. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mendetail mengenai berbagai aspek kejiwaan dan penilaian klinis pasien.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang delirium, gangguan mental organik yang ditandai dengan gangguan kesadaran dan perubahan kognitif yang berlangsung secara akut dan fluktuatif.
2. Delirium disebabkan oleh kondisi medis akut seperti infeksi, cedera kepala, atau penggunaan obat-obatan tertentu dan memiliki berbagai gejala klinis seperti disorientasi dan gangguan persepsi.
3. Diagnosis delirium membutuhkan
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan berpikir, persepsi, emosi, dan perilaku. Gejalanya meliputi delusi, halusinasi, pembicaraan dan perilaku terdisorganisasi, serta gejala negatif seperti datarnya afeksi. Penyebabnya dipengaruhi faktor genetik, neurobiologis, psikologis, dan sosial.
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang menyebabkan gangguan berfikir, persepsi, dan perilaku. Faktor penyebabnya meliputi faktor biologis, psikologis, lingkungan, dan organik. Ciri-cirinya antara lain delusi, halusinasi, dan disorganisasi pikiran. Pengobatannya meliputi terapi obat, terapi elektrokonvulsif, dan rehabilitasi sosial.
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis skizofrenia yaitu paranoid, tidak teratur, katatonik, dibedakan, dan sisa. Juga menjelaskan gejala, penyebab, dan organisasi pendukung untuk penderita skizofrenia.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar dan ruang lingkup psikologi abnormal dan psikopatologi. Ia menjelaskan bahwa psikologi abnormal berfokus pada perilaku abnormal, sedangkan psikopatologi berfokus pada penyakit jiwa. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik perilaku abnormal, sejarah perkembangannya, dan definisi normalitas secara psikologis.
Skizofrenia adalah gangguan psikotik kronis yang melibatkan gangguan berpikir, emosi, dan perilaku. Etiologinya dipengaruhi faktor genetik dan neurobiologi. Terdapat berbagai jenis skizofrenia berdasarkan gejalanya. Diagnosis membutuhkan gejala seperti halusinasi, delusi, atau gangguan berpikir selama setidaknya satu bulan. Pengobatan meliputi obat antipsikotik dan terapi psikososial unt
Dokumen ini membahas tentang Pengantar Psikologi Klinis 1. Tulisan ini menjelaskan bahwa abnormalitas sulit ditentukan karena dipengaruhi oleh konteks budaya dan gender. Tulisan ini juga menjelaskan pendekatan maladaptiveness untuk menilai abnormalitas dengan kriteria distress, dysfunction, dan deviance.
Kuliah membahas profesi terkait kesehatan mental di Amerika, Jerman, dan Indonesia seperti psikolog klinis, psikiater, dan perawat psikiatri. Dijelaskan peran, pendidikan, izin praktek, dan terapi yang mereka lakukan di masing-masing negara.
Dokumen tersebut membahas tiga perspektif untuk memahami abnormalitas yaitu pendekatan biologis, psikologis, dan sosial serta memberikan contoh kasus Albert Ellis yang mengembangkan teori kognitif rasional-emotif berdasarkan pengalamannya sendiri mengatasi ketakutan berkenalan dengan perempuan.
Kuliah membahas perbandingan perawatan gangguan kejiwaan di Amerika dan Indonesia. Di Amerika, ada deinstitusionalisasi yang menutup rumah sakit jiwa dan beralih ke pelayanan komunitas, namun ini tidak berjalan dengan baik. Sistem asuransi kesehatan 'managed care' memonitor pasien tetapi seringkali tidak mencakup kesehatan mental. Di Indonesia, UU Kesehatan Jiwa 2014 melindungi hak pasien dan melarang tindakan tidak manusiawi
3. Gejala skizofrenia
• Dalam skizofrenia, ada gejala yang
disebut sebagai gejala positif dan gejala
negatif
– Gejala positif adalah gejala berupa
kemunculan persepsi, pemikiran, dan perilaku
yang TIDAK biasa.
– Gejala negatif adalah gejala berupa
menghilangnya emosi dan perilaku yang
biasanya ADA.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
4. Gejala positif
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Delusi
– Keyakinan yang tidak nyata, contoh:
• Seseorang meyakini bahwa dirinya
adalah Tuhan.
• Seseorang merasa dirinya dikejar-kejar
oleh orang lain, padahal tidak betul.
• Seseorang merasa bahwa berita yang
ada di televisi atau radio membicarakan
dirinya.
• Halusinasi
– Persepsi atau pengalaman sensori
yang tidak nyata, contoh:
• Mendengar atau melihat sesuatu yang
sebetulnya tidak ada.
5. Gejala positif
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Pikiran dan pembicaraan yang
tidak beraturan (disorganized
thought and speech)
– Pola bicara yang tidak beraturan,
contoh: pembicaraan yang tidak
nyambung.
• Perilaku yang tidak beraturan atau
katatonik (disorganized or
catatonic behavior)
– Perilaku yang sangat tidak dapat
diprediksi, aneh, dan / atau
menunjukkan bahwa seseorang
terputus dari realita, contoh: tidak
bergerak/ mematung selama waktu
yang panjang; tiba-tiba mengamuk)
6. Gejala negatif
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Afek datar
– Penurunan atau ketiadaan respon emosional (afek)
terhadap lingkungan, contoh: tidak ada perubahan
ekspresi emosi saat menghadapi situasi berbeda,
bicara dengan emosi datar.
7. Gejala negatif
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Alogia
– Penurunan yang parah atau
sama sekali berhenti bicara,
contoh: tidak bicara sama
sekali selama satu minggu.
• Avolition
– Ketidakmampuan untuk
mengerjakan tugas-tugas
sehari-hari, contoh: tidak
dapat memakai baju sendiri,
tidak mandi dan sikat gigi,
tidak makan.
8. Diagnosis skizofrenia
• Kriteria diagnosis untuk skizofrenia (DSM IV-TR):
– Gejala kunci: 2 atau lebih dari gejala berikut selama setidaknya
1 bulan:
• Delusi
• Halusinasi
• Pembicaraan yang tidak beraturan
• Perilaku yang tidak beraturan/ katatonik
• Gejala negatif
– Fungsi sosial dan pekerjaan terganggu secara signifikan
(performa pekerjaan, akademik, hubungan interpersonal, dan
kemampuan merawat diri)
– Durasi: tanda-tanda gangguan bertahan setidaknya 6 bulan,
setidaknya 1 bulan dari periode tersebut harus mencakup
kelompok gejala pertama (delusi, halusinasi, pembicaraan tidak
beraturan, perilaku tidak beraturan/ katatonik, gejala negatif)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
9. Diagnosis skizoafektif
• Kriteria diagnosis untuk skizoafektif
(Pada dasarnya sama dengan skizofrenia, tetapi
disertai dengan kemunculan gejala gangguan mood
yang parah)
– Adanya periode kemunculan gejala skizofrenia
(delusi, halusinasi, pembicaraan tidak beraturan,
perilaku tidak beraturan/ katatonik, gejala negatif)
yang disertai oleh episode depresi mayor, episode
manik, atau kombinasi keduanya.
– Dalam periode sakit, harus ada delusi atau halusinasi
yang muncul selama setidaknya 2 minggu, yaitu saat
gejala gangguan mood menghilang.
– Gejala gangguan mood muncul dengan porsi yang
signifikan dari total durasi gangguan dari periode aktif
dan residual dari masa sakit.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
10. Tipe-tipe skizofrenia
• Skizofrenia paranoid, ciri utamanya:
– Adanya delusi atau halusinasi dengan tema
kebesaran atau merasa dikejar-kejar.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
11. Tipe-tipe skizofrenia
• Skizofrenia disorganized, ciri utamanya:
– Pikiran, pembicaraan, dan perlaku tidak
koheren, afek/ emosi datar atau tidak sesuai.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
12. Tipe-tipe skizofrenia
• Skizofrenia katatonik, ciri utamanya:
– Hampir tidak ada respon apapun terhadap
lingkungan, abnormalitas gerakan motorik
dan komunikasi verbal.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
13. Tipe-tipe skizofrenia
• Skizofrenia tak terkategori, ciri utamanya:
– Diagnosis ini diberikan ketika seseorang
mengalami gejala skizofrenia tetap tidak
memenuhi kriteria skizofrenia paranoid,
disorganized, dan katatonik.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
14. Tipe-tipe skizofrenia
• Skizofrenia residual, ciri utamanya:
– Riwayat dari setidaknya satu episode dari
gejala positif akut, tetapi saat ini tidak ada
gejala positif tersebut.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
15. Prognosis
• Skizofrenia merupakan gangguan yang paling kronis
dan sulit ditangani dari antara seluruh gangguan
psikologis lain.
• Antara 50-80% orang yang pernah mengalami
episode skizofrenia akan mengalami kembali episode
tersebut di masa mendatang.
• Skizofrenia lebih banyak ditemukan pada negara
berkembang daripada negara maju. Hal ini terkait
dengan pemicu gangguan (ketidakstabilan lingkungan)
lebih banyak ditemukan di negara berkembang.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
16. Penyebab: Teori biologis skizofrenia
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Teori genetik
– Gen yang tidak normal menyebabkan
skizofrenia, atau setidaknya kerentanan
seseorang untuk mengalami skizofrenia.
• Teori neurotransmitter
– Ketidakseimbangan level reseptor untuk
dopamine dapat menyebabkan gejala
skizofrenia; serotonin, GABA, dan glutamate
juga dapat berperan dalam hal ini.
17. Penyebab: Perspektif psikososial untuk skizofrenia
• Pengaruh sosial dan kelahiran di daerah urban
– Skizofrenia mengganggu fungsi seseorang, dan dapat
membuatnya kehilangan status sosial; juga, orang yang lahir di
lingkungan urban yang miskin memiliki resiko lebih tinggi untuk
mengalami masalah pada kelahiran yang berkontribusi pada
munculnya skizofrenia.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Stres dan kekambuhan
– Peristiwa pemicu stres yang beragam dapat meningkatkan
resiko kekambuhan skizofrenia.
• Psikodinamika
– Skizofrenia disebabkan oleh adanya penolakan yang besar dari
ibu kepada anaknya sejak bayi, sehingga membuat anak
tersebut kehilangan kemampuan untuk membedakan realitas
dari yang bukan realitas.
18. Penyebab: Perspektif psikososial untuk skizofrenia
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Pola komunikasi
– Komunikasi yang aneh dari pengasuh kepada
anak yang punya potensi mengalami skizofrenia
dalpat meningkatkan stres dan mengganggu
pertumbuhan anak untuk berkomunikasi dengan
orang lain.
• Ekspresi emosi
– Keluarga yang terlalu terlibat dan menunjukkan
kebencian pada anggota keluarganya yang
mengalami skizofrenia dapat meningkatkan stres,
dan memicu kekambuhan
19. Penyebab: Perspektif psikososial untuk skizofrenia
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Teori kognitif
– Gejala skizofrenia muncul dari usaha seseorang
yang tidak adaptif untuk memahami dan
mengelola keterbatasan kognitifnya.
• Teori perilaku
– Orang dengan skizofrenia cenderung
menanggapi stimulus yang tidak relevan dari
lingkungannya serta tidak memahami jenis
respon yang sesuai dan dapat diterima oleh
lingkungannya.
20. Terapi untuk skizofrenia
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Terapi biologis
– Medikasi atau obat-obatan anti-psikotik (hanya dapat
diperoleh melalui resep dari psikiater)
• Terapi kognitif
– Membantu orang dengan skizofrenia untuk mengenali
bahwa gangguan yang mereka alami ini bukanlah
sesuatu yang harus ditakuti, disesali, dan diabaikan.
Dengan demikian, mereka akan mau meminta
pertolongan pengobatan ketika diperlukan dan
mencoba berpartisipasi dalam lingkungan sosial
untuk menunjukkan bahwa walau memiliki gangguan
ini, mereka tetap bisa berinteraksi dengan orang lain.
21. Terapi untuk skizofrenia
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Terapi perilaku
– Mengajari orang dengan skizofrenia untuk memulai
interaksi dengan orang lain, mengobrol, bertanya kepada
orang lain, dan melakukan aktivitas dasar yang
sederhana, seperti makan, mencuci piring, menyapu. Ini
dilakukan untuk mengembalikan fungsi keseharian
mereka.
• Intervensi sosial
– Meningkatkan kontak dengan orang lain, misalnya melalui
support group sesama pengidap skizofrenia atau orang
yang peduli dengan pengidap skizofrenia. Di sana, mereka
dapat mengungkapkan kekuatiran mereka atas kondisi
mereka, hingga belajar cara memecahkan masalah sehari-hari.
22. Terapi untuk skizofrenia
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Terapi keluarga
– Memberi informasi kepada
keluarga mengenai
penyebab dan gejala dari
skizofrenia agar keluarga
memahami, termasuk juga
efek samping dari obat-obatan
yang dikonsumsi.
Selain itu, anggota keluarga
diajari cara komunikasi yang
sesuai untuk menghadapi
orang dengan skizofrenia
untuk menghindari terjadinya
konflik dan perasaan
tertekan baik pada anggota
keluarga maupun pada
pengidap skizofrenia.
23. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
SELESAI
Psikologi Klinis 2 – Pertemuan 4
Oleh:
Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog
Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog
Bahan utama:
Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw-
Hill.