ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Psikologi Klinis 2 
(Pertemuan 1) 
Kuliahkita.com 
Pengajar: 
Edo Sebastian Jaya, M.Psi 
Retha Arjadi, M.Psi 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Agenda kuliah 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Asesmen klinis 
• Diagnosis abnormalitas
Asesmen klinis 
Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi 
mengenai gejala-gejala yang dialami oleh 
seseorang dan penyebab dari gejala-gejala 
tersebut. 
Misalnya: 
Apa saja gejala yang dirasakan? 
 Saya merasa sedih 
 Saya merasa tidak bersemangat 
 Saya merasa kesepian 
 Saya susah tidur 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Diagnosis abnormalitas 
Diagnosis adalah label yang diberikan untuk 
suatu kelompok gejala-gejala tertentu yang 
memiliki kecenderungan muncul bersamaan. 
Misalnya: 
 Saya merasa sedih 
 Saya merasa tidak bersemangat 
 Saya merasa kesepian 
 Saya susah tidur 
Kumpulan gejala di atas merupakan gejala dari diagnosis depresi. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Pentingnya mengetahui riwayat gejala! 
Hal-hal yang ditanyakan saat asesmen: 
• Informasi detil mengenai gejala-gejala yang ada saat ini 
• Kemampuan seseorang untuk berfungsi seperti biasanya 
• Strategi penanganan stres (coping) yang dimiliki 
• Peristiwa-peristiwa baru yang terjadi dan terkait dengan 
kemunculan gejala 
• Riwayat gangguan psikologis yang pernah dialami oleh 
orang tersebut 
• Riwayat gangguan psikologis yang mungkin pernah 
dialami oleh anggota keluarga 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Faktor fisiologis dan neurofisiologis 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Pada kasus-kasus yang 
terkait dengan kondisi 
fisiologis seseorang, 
asesmen terhadap kondisi 
fisiologis dan 
neurofisiologis penting 
pula untuk dilakukan. 
• Asesmennya antara lain berupa: 
1. Pemeriksaan kesehatan fisik menyeluruh untuk mendeteksi 
kondisi medis tertentu 
2. Pertanyaan seputar penggunaan obat-obatan 
3. Pemeriksaan fungsi kognitif dan kemampuan intelektual
Faktor sosio-kultural 
• Lingkungan sosial 
dan latar belakang 
budaya seseorang 
dapat 
mempengaruhi 
kemunculan gejala 
gangguan psikologis, 
oleh karena itu 
asesmen terhadap 
faktor ini penting 
untuk dilakukan. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Faktor sosio-kultural 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
Hal yang 
perlu 
digali 
mengenai 
faktor 
sosio-kultural: 
Sumber 
dukungan sosial 
yang dimiliki: 
- Anggota keluarga, sahabat, teman yang 
dapat dipercaya dan memiliki hubungan 
yang berkualitas dengan orang tersebut, 
serta dapat memberi dukungan sosial yang 
berkualitas. 
Latar belakang 
sosial dan 
budaya: 
- Budaya yang dianut oleh orang tersebut 
dan budaya yang berlaku di tempatnya 
tumbuh besar. 
- Untuk seseorang yang bermigrasi, perlu 
diketahui juga seberapa tinggi tingkat 
keberhasilannya dalam beradaptasi dengan 
lingkungan dan budaya tempat ia tinggal saat 
ini. Kesulitan beradaptasi dengan lingkungan 
dan budaya baru sangat mungkin berkontribusi 
pada kemunculan gejala gangguan psikologis.
Alat-alat asesmen yang umum digunakan (1) 
• Wawancara klinis 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Wawancara klinis 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Wawancara klinis dapat 
dilakukan dengan 
panduan yang 
terstruktur (pertanyaan-pertanyaannya 
jelas dari 
awal hingga akhir) 
• Dapat pula menggunakan 
panduan yang tidak 
terstruktur (panduan 
hanya berupa hal-hal yang 
ingin digali, pertanyaannya 
diberikan secara spontan).
Contoh panduan wawancara klinis 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
• Berikut ini adalah contoh 
cuplikan panduan 
wawancara terstruktur 
untuk klien dengan 
gangguan panik: 
• Apakah Anda pernah 
mengalami serangan 
panik, di mana Anda 
tiba-tiba merasa takut, 
cemas, dan sangat tidak 
nyaman 
(Jika ya, mohon ceritakan 
lebih lanjut seperti apa 
pengalaman Anda) 
 Kapan terakhir kali 
Anda mengalaminya 
 Dalam sebulan 
terakhir, berapa kali 
Anda mengalaminya?
Alat-alat asesmen yang umum digunakan (2) 
• Tes fungsi kognitif dan inteligensi, 
gejala, serta kepribadian 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Tes berupa kuesioner atau tes proyektif 
• Menggunakan alat tes berupa kuesioner atau alat tes 
proyektif (alat tes dengan stimulus yang tidak jelas) 
biasanya digunakan untuk: 
– Tes inteligensi yang dapat menunjukkan indikasi fungsi 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
intelektual seseorang. 
– Tes gejala yang dapat menunjukkan gejala-gejala yang dialami 
seseorang. 
– Tes kepribadian yang dapat menggali karakteristik kepribadian 
orang tersebut. 
– Tes proyektif yang digunakan untuk menggali konflik bawah 
sadar yang dialami seseorang (interpretasi tes proyektif perlu 
dilakukan oleh orang yang ahli dan sudah mendalami tes 
tersebut).
Contoh tes gejala 
• Berikut ini adalah contoh beberapa item tes untuk 
mengukur gejala depresi yang disebarkan secara bebas 
oleh pembuatnya. 
– Petunjuk: Selama 2 minggu terakhir, seberapa sering Anda 
merasa terganggu dengan masalah-masalah berikut ini? 
No. Pernyataan Tidak pernah Beberapa hari Lebih dari 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
separuh hari 
yang dimaksud 
Hampir 
setiap hari 
1. Kurang tertarik atau bergairah dalam 
melakukan apapun 
2. Merasa murung, muram, atau putus 
asa 
Selengkapnya (versi berbahasa Inggris) dapat dilihat pada: http://www.phqscreeners.com/pdfs/02_PHQ-9/English.pdf 
Tes ini dikembangkan oleh Dr. Robert L. Spitzer, Dr. Janet B.W. Williams, Dr. Kurt Kroenke dan rekan, dengan hibah pendidikan dari Pfizer Inc. 
Anda bebas memperbanyak, menerjemahkan, menampilkan, atas menyebarluaskan tes ini. 
*Isi disesuaikan kembali tanpa mengubah makna, dari sumber: http://www.phqscreeners.com/instructions/instructions.pdf. Sumber artikel 
yang juga dikutip oleh tautan di atas: Kroenke K, Spitzer RL. The PHQ-9: a new depression diagnostic and severity measure. Psychiatric Annals 
2002;32:509-521 (also includes validation data on PHQ-8)
Alat-alat asesmen yang umum digunakan (3) 
• Observasi dan Monitor diri 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Observasi dan monitor diri 
• Pada dasarnya berupa pengamatan selama 
jangka waktu tertentu dan menggunakan 
panduan observasi tertentu. 
• Observasi dapat membantu mendeteksi 
gangguan perilaku dan pemicu-pemicu 
munculnya gejala terlihat (dapat diamati) yang 
berasal dari lingkungan. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Contoh panduan observasi monitor diri 
• Berikut ini adalah cuplikan contoh panduan observasi 
monitor diri yang diberikan kepada seseorang yang ingin 
berhenti dari kebiasaan minum minuman keras. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
Waktu / Perilaku Minum 
minuman 
keras 
(ya/tidak) 
Jumlah 
gelas 
Jenis 
minuman 
keras 
Perasaan 
setelah 
minum 
minuman 
keras 
Pagi 
Siang 
Malam
Syarat alat asesmen 
Alat-alat yang digunakan untuk asesmen 
harus melalui uji validitas dan reliabilitas 
terlebih dahulu. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Valid dan reliabel 
• Alat yang valid artinya mampu dengan 
tepat mengukur apa yang memang ingin 
diukur/ dicari tahu dalam proses asesmen. 
• Alat yang reliabel artinya dapat dipercaya 
dan hasilnya konsisten untuk digunakan 
dalam asesmen serupa dari waktu ke 
waktu dan dari kondisi ke kondisi. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Masalah yang dapat ditemui pada proses 
asesmen 
• Seseorang dapat merasa resisten untuk menyampaikan 
informasi seputar diri dan keluhannya, karena berbagai tidak 
mau/ merasa tidak nyaman untuk berbagi 
• Seseorang memiliki keterbatasan fungsi kognitif 
• Usia orang yang masih terlalu muda (masih anak-anak/ 
remaja), manifestasi gangguan masih sangat mungkin 
berubah seiring perkembangan usia 
• Perbedaan budaya antara ahli yang melakukan asesmen 
dengan klien, disebabkan oleh misalnya, perbedaan bahasa 
dan penilaian yang berbeda terhadap sebuah perilaku/ 
masalah yang sama. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Asesmen untuk diri sendiri (self-assessment) 
• Sekarang ini, mudah bagi kita untuk menemukan 
alat tes psikologis di majalah, buku, website 
bebas. Hanya saja, kita perlu berhati-hati karena 
alat tes tersebut belum tentu sudah teruji valid dan 
reliabel menurut kaidah psikometrik yang berlaku. 
• Self-assessment dapat dilakukan, tetapi ingat 
selalu beberapa hal berikut: 
– Informasi/ hasil yang diperoleh dari self-assessment 
itu bersifat dugaan, bukan kesimpulan yang pasti. 
– Konsultasi kepada ahli (psikolog) selalu diperlukan 
untuk memastikan seberapa besar hasil self-assessment 
tersebut dapat dipercaya. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Panduan resmi diagnosis gangguan psikologis 
• Ada panduan tertentu yang digunakan untuk 
memberikan diagnosis gangguan psikologis. Salah satu 
yang paling umum digunakan secara internasional 
adalah: DSM (Diagnostic and Statistical Manual of 
Mental Disorders). 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Panduan resmi diagnosis gangguan psikologis 
• Di Indonesia, para ahli di 
bidang kesehatan mental 
(psikiater) menerbitkan: 
PPDGJ (Pedoman 
Penggolongan dan 
Diagnosis Gangguan 
Jiwa di Indonesia). 
Baik DSM maupun PPDGJ selalu direvisi dari waktu ke waktu, 
disesuaikan dengan perkembangan isu kesehatan mental yang terjadi. 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi)
Diagnosis multi-aksial berdasarkan DSM 
• Aksis 1: Gangguan klinis 
• Aksis 2: Gangguan kepribadian; Retardasi 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
mental 
• Aksis 3: Kondisi medis umum 
• Aksis 4: Masalah psikososial dan lingkungan 
• Aksis 5: Asesmen global dari keberfungsian 
Panduan lengkap dapat dilihat pada DSM yang resmi 
dikeluarkan oleh American Psychiatric Association.
Integrasi faktor biologis/ fisiologis, psikologis, dan 
sosial pada asesmen dan diagnosis klinis 
Gejala-gejala 
Faktor sosial: 
Dukungan sosial, relasi 
dalam pekerjaan, 
kemampuan sosial 
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
Faktor fisiologis: 
Penyakit fisik tertentu, 
Kerentanan terkait genetik, 
Fungsi otak 
Faktor psikologis: 
Kepribadian, kemampuan 
mengatasi tekanan (coping), 
kekuatan intelektual, gejala
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. 
Arjadi) 
SELESAI 
Psikologi Klinis 2 – Pertemuan 1 
Oleh: 
Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog 
Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog 
Bahan utama: 
Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw- 
Hill.

More Related Content

What's hot (20)

Perspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologiPerspektif psikopatologi
Perspektif psikopatologi
Muhamad Umar Chatab
Ìý
Tes ist
Tes istTes ist
Tes ist
Lisa Sasmita
Ìý
Dollard&miller
Dollard&millerDollard&miller
Dollard&miller
Pretty A
Ìý
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Tyaseta Sardjono
Ìý
WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120
WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120
WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120
rina_aldit
Ìý
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Vivia Maya Rafica
Ìý
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
Wulandari Rima Kumari
Ìý
14. gordon allport
14. gordon allport14. gordon allport
14. gordon allport
ONe's Iwan
Ìý
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
Diana Amelia Bagti
Ìý
Tat & rorschach full
Tat & rorschach fullTat & rorschach full
Tat & rorschach full
DD's Dindils
Ìý
Pengukuran dan uji perilaku
Pengukuran dan uji perilakuPengukuran dan uji perilaku
Pengukuran dan uji perilaku
Seta Wicaksana
Ìý
Pertemuan ke 1 Sejarah Psikologi Kepribadian
Pertemuan ke 1 Sejarah Psikologi KepribadianPertemuan ke 1 Sejarah Psikologi Kepribadian
Pertemuan ke 1 Sejarah Psikologi Kepribadian
Vivia Maya Rafica
Ìý
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Wulandari Rima Kumari
Ìý
Raymond bernard cattell
Raymond bernard cattell Raymond bernard cattell
Raymond bernard cattell
Aditya Wiharnanto
Ìý
AUM PTSDL
AUM PTSDLAUM PTSDL
AUM PTSDL
Adri Hermawan
Ìý
Henry murray
Henry murrayHenry murray
Henry murray
IMonstersI
Ìý
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerPertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Vivia Maya Rafica
Ìý
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGPertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
SiscaAdinda
Ìý
Skala Psikologi
Skala PsikologiSkala Psikologi
Skala Psikologi
Riska Nur'Akhidah Sari
Ìý
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
Ilma Urrutyana
Ìý
Dollard&miller
Dollard&millerDollard&miller
Dollard&miller
Pretty A
Ìý
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Tyaseta Sardjono
Ìý
WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120
WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120
WORD Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 20120
rina_aldit
Ìý
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Vivia Maya Rafica
Ìý
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
Wulandari Rima Kumari
Ìý
14. gordon allport
14. gordon allport14. gordon allport
14. gordon allport
ONe's Iwan
Ìý
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
Diana Amelia Bagti
Ìý
Tat & rorschach full
Tat & rorschach fullTat & rorschach full
Tat & rorschach full
DD's Dindils
Ìý
Pengukuran dan uji perilaku
Pengukuran dan uji perilakuPengukuran dan uji perilaku
Pengukuran dan uji perilaku
Seta Wicaksana
Ìý
Pertemuan ke 1 Sejarah Psikologi Kepribadian
Pertemuan ke 1 Sejarah Psikologi KepribadianPertemuan ke 1 Sejarah Psikologi Kepribadian
Pertemuan ke 1 Sejarah Psikologi Kepribadian
Vivia Maya Rafica
Ìý
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Wulandari Rima Kumari
Ìý
Raymond bernard cattell
Raymond bernard cattell Raymond bernard cattell
Raymond bernard cattell
Aditya Wiharnanto
Ìý
Henry murray
Henry murrayHenry murray
Henry murray
IMonstersI
Ìý
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerPertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Vivia Maya Rafica
Ìý
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGPertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
SiscaAdinda
Ìý
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
Ilma Urrutyana
Ìý

Viewers also liked (11)

Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)
Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)
Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)
Dina Haya Sufya
Ìý
#1 anak hiperaktif palangkaraya
#1 anak hiperaktif palangkaraya#1 anak hiperaktif palangkaraya
#1 anak hiperaktif palangkaraya
pendekar ilmu
Ìý
Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)
Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)
Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)
atone_lotus
Ìý
Pedoman wawancara
Pedoman wawancaraPedoman wawancara
Pedoman wawancara
Sri Apriyanti Husain
Ìý
Metode Wawancara (Psikologi Umum)
Metode Wawancara (Psikologi Umum)Metode Wawancara (Psikologi Umum)
Metode Wawancara (Psikologi Umum)
atone_lotus
Ìý
Studi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialStudi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosial
elmakrufi
Ìý
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
rina_nurjanah96
Ìý
Asesmen literasi
Asesmen literasiAsesmen literasi
Asesmen literasi
lositadewi
Ìý
Psikologi Kognitif
Psikologi KognitifPsikologi Kognitif
Psikologi Kognitif
safarid
Ìý
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
Muhammad Eko
Ìý
Pelatihan menulis essay
Pelatihan menulis essayPelatihan menulis essay
Pelatihan menulis essay
Nikolas Anova
Ìý
Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)
Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)
Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)
Dina Haya Sufya
Ìý
#1 anak hiperaktif palangkaraya
#1 anak hiperaktif palangkaraya#1 anak hiperaktif palangkaraya
#1 anak hiperaktif palangkaraya
pendekar ilmu
Ìý
Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)
Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)
Metode Studi Kasus (Psikologi Umum)
atone_lotus
Ìý
Metode Wawancara (Psikologi Umum)
Metode Wawancara (Psikologi Umum)Metode Wawancara (Psikologi Umum)
Metode Wawancara (Psikologi Umum)
atone_lotus
Ìý
Studi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialStudi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosial
elmakrufi
Ìý
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
rina_nurjanah96
Ìý
Asesmen literasi
Asesmen literasiAsesmen literasi
Asesmen literasi
lositadewi
Ìý
Psikologi Kognitif
Psikologi KognitifPsikologi Kognitif
Psikologi Kognitif
safarid
Ìý
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
Muhammad Eko
Ìý
Pelatihan menulis essay
Pelatihan menulis essayPelatihan menulis essay
Pelatihan menulis essay
Nikolas Anova
Ìý

Similar to Psikologi klinis 2 pertemuan 1 (20)

Psikologi klinis 2 pertemuan 2
Psikologi klinis 2 pertemuan 2Psikologi klinis 2 pertemuan 2
Psikologi klinis 2 pertemuan 2
Edo Sebastian Jaya
Ìý
power point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BKpower point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BK
khomisah
Ìý
Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa
Amalia Senja
Ìý
506398591-Materi-Deteksi-Dini-Gangguan-Jiwa.ppt
506398591-Materi-Deteksi-Dini-Gangguan-Jiwa.ppt506398591-Materi-Deteksi-Dini-Gangguan-Jiwa.ppt
506398591-Materi-Deteksi-Dini-Gangguan-Jiwa.ppt
JeselinKayonnaMW
Ìý
Psikologi klinis 2 pertemuan 5
Psikologi klinis 2 pertemuan 5 Psikologi klinis 2 pertemuan 5
Psikologi klinis 2 pertemuan 5
Edo Sebastian Jaya
Ìý
UEU-paper-6887-7._Kriteria_Klasifikasi_Gangguan_Mental-1.pptx
UEU-paper-6887-7._Kriteria_Klasifikasi_Gangguan_Mental-1.pptxUEU-paper-6887-7._Kriteria_Klasifikasi_Gangguan_Mental-1.pptx
UEU-paper-6887-7._Kriteria_Klasifikasi_Gangguan_Mental-1.pptx
ssuser5538251
Ìý
psikopatologi 1.pptx
psikopatologi 1.pptxpsikopatologi 1.pptx
psikopatologi 1.pptx
AldilaNursalma1
Ìý
Psikologi klinis 2 pertemuan 4
Psikologi klinis 2 pertemuan 4 Psikologi klinis 2 pertemuan 4
Psikologi klinis 2 pertemuan 4
Edo Sebastian Jaya
Ìý
Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Psikologi klinis 1 pertemuan 1Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Edo Sebastian Jaya
Ìý
13presntasi kesehatan jiwa dan mental.pptx
13presntasi kesehatan jiwa dan mental.pptx13presntasi kesehatan jiwa dan mental.pptx
13presntasi kesehatan jiwa dan mental.pptx
arieprasetyowati
Ìý
PPT HASIL BONDAN 2024hyftdrdytdydtdyytufyuy.pptx
PPT HASIL BONDAN 2024hyftdrdytdydtdyytufyuy.pptxPPT HASIL BONDAN 2024hyftdrdytdydtdyytufyuy.pptx
PPT HASIL BONDAN 2024hyftdrdytdydtdyytufyuy.pptx
BayuAkbar16
Ìý
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.pptDeteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
ssuser1a94271
Ìý
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul Karimah
Ìý
kesehatan Jiwa bagi masyarakat di Indonesia
kesehatan Jiwa bagi masyarakat di Indonesiakesehatan Jiwa bagi masyarakat di Indonesia
kesehatan Jiwa bagi masyarakat di Indonesia
drDiniAgustin
Ìý
KODE ETIK PSIKOLOGI
KODE ETIK PSIKOLOGIKODE ETIK PSIKOLOGI
KODE ETIK PSIKOLOGI
Husna Sholihah
Ìý
1. garis panduan psikososial dan kesejahteraan mental
1. garis panduan psikososial dan kesejahteraan mental1. garis panduan psikososial dan kesejahteraan mental
1. garis panduan psikososial dan kesejahteraan mental
Malenna Omar
Ìý
pertemuan 4 ASESMEN dalam PSIKOLOGI KLINIS pakai pertemuan 4.pptx
pertemuan 4 ASESMEN dalam PSIKOLOGI KLINIS pakai pertemuan 4.pptxpertemuan 4 ASESMEN dalam PSIKOLOGI KLINIS pakai pertemuan 4.pptx
pertemuan 4 ASESMEN dalam PSIKOLOGI KLINIS pakai pertemuan 4.pptx
nadiya42
Ìý
Pemeriksaan status-mental jiwa
Pemeriksaan status-mental jiwaPemeriksaan status-mental jiwa
Pemeriksaan status-mental jiwa
ratriayu1
Ìý
Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mentalPemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mental
PikaLubis
Ìý
Selayang Pandang Minnesota Multiphasic Personality Inventory webinar meducine
Selayang Pandang Minnesota Multiphasic Personality Inventory webinar meducineSelayang Pandang Minnesota Multiphasic Personality Inventory webinar meducine
Selayang Pandang Minnesota Multiphasic Personality Inventory webinar meducine
febysriandari
Ìý
Psikologi klinis 2 pertemuan 2
Psikologi klinis 2 pertemuan 2Psikologi klinis 2 pertemuan 2
Psikologi klinis 2 pertemuan 2
Edo Sebastian Jaya
Ìý
power point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BKpower point diagnosa prognosa dalam BK
power point diagnosa prognosa dalam BK
khomisah
Ìý
Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa
Amalia Senja
Ìý
506398591-Materi-Deteksi-Dini-Gangguan-Jiwa.ppt
506398591-Materi-Deteksi-Dini-Gangguan-Jiwa.ppt506398591-Materi-Deteksi-Dini-Gangguan-Jiwa.ppt
506398591-Materi-Deteksi-Dini-Gangguan-Jiwa.ppt
JeselinKayonnaMW
Ìý
Psikologi klinis 2 pertemuan 5
Psikologi klinis 2 pertemuan 5 Psikologi klinis 2 pertemuan 5
Psikologi klinis 2 pertemuan 5
Edo Sebastian Jaya
Ìý
UEU-paper-6887-7._Kriteria_Klasifikasi_Gangguan_Mental-1.pptx
UEU-paper-6887-7._Kriteria_Klasifikasi_Gangguan_Mental-1.pptxUEU-paper-6887-7._Kriteria_Klasifikasi_Gangguan_Mental-1.pptx
UEU-paper-6887-7._Kriteria_Klasifikasi_Gangguan_Mental-1.pptx
ssuser5538251
Ìý
psikopatologi 1.pptx
psikopatologi 1.pptxpsikopatologi 1.pptx
psikopatologi 1.pptx
AldilaNursalma1
Ìý
Psikologi klinis 2 pertemuan 4
Psikologi klinis 2 pertemuan 4 Psikologi klinis 2 pertemuan 4
Psikologi klinis 2 pertemuan 4
Edo Sebastian Jaya
Ìý
Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Psikologi klinis 1 pertemuan 1Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Psikologi klinis 1 pertemuan 1
Edo Sebastian Jaya
Ìý
13presntasi kesehatan jiwa dan mental.pptx
13presntasi kesehatan jiwa dan mental.pptx13presntasi kesehatan jiwa dan mental.pptx
13presntasi kesehatan jiwa dan mental.pptx
arieprasetyowati
Ìý
PPT HASIL BONDAN 2024hyftdrdytdydtdyytufyuy.pptx
PPT HASIL BONDAN 2024hyftdrdytdydtdyytufyuy.pptxPPT HASIL BONDAN 2024hyftdrdytdydtdyytufyuy.pptx
PPT HASIL BONDAN 2024hyftdrdytdydtdyytufyuy.pptx
BayuAkbar16
Ìý
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.pptDeteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
ssuser1a94271
Ìý
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul Karimah
Ìý
kesehatan Jiwa bagi masyarakat di Indonesia
kesehatan Jiwa bagi masyarakat di Indonesiakesehatan Jiwa bagi masyarakat di Indonesia
kesehatan Jiwa bagi masyarakat di Indonesia
drDiniAgustin
Ìý
KODE ETIK PSIKOLOGI
KODE ETIK PSIKOLOGIKODE ETIK PSIKOLOGI
KODE ETIK PSIKOLOGI
Husna Sholihah
Ìý
1. garis panduan psikososial dan kesejahteraan mental
1. garis panduan psikososial dan kesejahteraan mental1. garis panduan psikososial dan kesejahteraan mental
1. garis panduan psikososial dan kesejahteraan mental
Malenna Omar
Ìý
pertemuan 4 ASESMEN dalam PSIKOLOGI KLINIS pakai pertemuan 4.pptx
pertemuan 4 ASESMEN dalam PSIKOLOGI KLINIS pakai pertemuan 4.pptxpertemuan 4 ASESMEN dalam PSIKOLOGI KLINIS pakai pertemuan 4.pptx
pertemuan 4 ASESMEN dalam PSIKOLOGI KLINIS pakai pertemuan 4.pptx
nadiya42
Ìý
Pemeriksaan status-mental jiwa
Pemeriksaan status-mental jiwaPemeriksaan status-mental jiwa
Pemeriksaan status-mental jiwa
ratriayu1
Ìý
Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mentalPemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mental
PikaLubis
Ìý
Selayang Pandang Minnesota Multiphasic Personality Inventory webinar meducine
Selayang Pandang Minnesota Multiphasic Personality Inventory webinar meducineSelayang Pandang Minnesota Multiphasic Personality Inventory webinar meducine
Selayang Pandang Minnesota Multiphasic Personality Inventory webinar meducine
febysriandari
Ìý

More from Edo Sebastian Jaya (6)

Psikologi klinis 2 pertemuan 3
Psikologi klinis 2 pertemuan 3 Psikologi klinis 2 pertemuan 3
Psikologi klinis 2 pertemuan 3
Edo Sebastian Jaya
Ìý
Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Psikologi klinis 2 pertemuan 6Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Edo Sebastian Jaya
Ìý
Psikologi klinis 1 pertemuan 2
Psikologi klinis 1 pertemuan 2Psikologi klinis 1 pertemuan 2
Psikologi klinis 1 pertemuan 2
Edo Sebastian Jaya
Ìý
Psikologi klinis 1 pertemuan 4
Psikologi klinis 1 pertemuan 4Psikologi klinis 1 pertemuan 4
Psikologi klinis 1 pertemuan 4
Edo Sebastian Jaya
Ìý
Psikologi klinis 1 pertemuan 5
Psikologi klinis 1 pertemuan 5Psikologi klinis 1 pertemuan 5
Psikologi klinis 1 pertemuan 5
Edo Sebastian Jaya
Ìý
Psikologi klinis 1 pertemuan 3
Psikologi klinis 1 pertemuan 3Psikologi klinis 1 pertemuan 3
Psikologi klinis 1 pertemuan 3
Edo Sebastian Jaya
Ìý
Psikologi klinis 2 pertemuan 3
Psikologi klinis 2 pertemuan 3 Psikologi klinis 2 pertemuan 3
Psikologi klinis 2 pertemuan 3
Edo Sebastian Jaya
Ìý
Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Psikologi klinis 2 pertemuan 6Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Psikologi klinis 2 pertemuan 6
Edo Sebastian Jaya
Ìý
Psikologi klinis 1 pertemuan 2
Psikologi klinis 1 pertemuan 2Psikologi klinis 1 pertemuan 2
Psikologi klinis 1 pertemuan 2
Edo Sebastian Jaya
Ìý
Psikologi klinis 1 pertemuan 4
Psikologi klinis 1 pertemuan 4Psikologi klinis 1 pertemuan 4
Psikologi klinis 1 pertemuan 4
Edo Sebastian Jaya
Ìý
Psikologi klinis 1 pertemuan 5
Psikologi klinis 1 pertemuan 5Psikologi klinis 1 pertemuan 5
Psikologi klinis 1 pertemuan 5
Edo Sebastian Jaya
Ìý
Psikologi klinis 1 pertemuan 3
Psikologi klinis 1 pertemuan 3Psikologi klinis 1 pertemuan 3
Psikologi klinis 1 pertemuan 3
Edo Sebastian Jaya
Ìý

Psikologi klinis 2 pertemuan 1

  • 1. Psikologi Klinis 2 (Pertemuan 1) Kuliahkita.com Pengajar: Edo Sebastian Jaya, M.Psi Retha Arjadi, M.Psi Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 2. Agenda kuliah Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Asesmen klinis • Diagnosis abnormalitas
  • 3. Asesmen klinis Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi mengenai gejala-gejala yang dialami oleh seseorang dan penyebab dari gejala-gejala tersebut. Misalnya: Apa saja gejala yang dirasakan?  Saya merasa sedih  Saya merasa tidak bersemangat  Saya merasa kesepian  Saya susah tidur Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 4. Diagnosis abnormalitas Diagnosis adalah label yang diberikan untuk suatu kelompok gejala-gejala tertentu yang memiliki kecenderungan muncul bersamaan. Misalnya:  Saya merasa sedih  Saya merasa tidak bersemangat  Saya merasa kesepian  Saya susah tidur Kumpulan gejala di atas merupakan gejala dari diagnosis depresi. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 5. Pentingnya mengetahui riwayat gejala! Hal-hal yang ditanyakan saat asesmen: • Informasi detil mengenai gejala-gejala yang ada saat ini • Kemampuan seseorang untuk berfungsi seperti biasanya • Strategi penanganan stres (coping) yang dimiliki • Peristiwa-peristiwa baru yang terjadi dan terkait dengan kemunculan gejala • Riwayat gangguan psikologis yang pernah dialami oleh orang tersebut • Riwayat gangguan psikologis yang mungkin pernah dialami oleh anggota keluarga Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 6. Faktor fisiologis dan neurofisiologis Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Pada kasus-kasus yang terkait dengan kondisi fisiologis seseorang, asesmen terhadap kondisi fisiologis dan neurofisiologis penting pula untuk dilakukan. • Asesmennya antara lain berupa: 1. Pemeriksaan kesehatan fisik menyeluruh untuk mendeteksi kondisi medis tertentu 2. Pertanyaan seputar penggunaan obat-obatan 3. Pemeriksaan fungsi kognitif dan kemampuan intelektual
  • 7. Faktor sosio-kultural • Lingkungan sosial dan latar belakang budaya seseorang dapat mempengaruhi kemunculan gejala gangguan psikologis, oleh karena itu asesmen terhadap faktor ini penting untuk dilakukan. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 8. Faktor sosio-kultural Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) Hal yang perlu digali mengenai faktor sosio-kultural: Sumber dukungan sosial yang dimiliki: - Anggota keluarga, sahabat, teman yang dapat dipercaya dan memiliki hubungan yang berkualitas dengan orang tersebut, serta dapat memberi dukungan sosial yang berkualitas. Latar belakang sosial dan budaya: - Budaya yang dianut oleh orang tersebut dan budaya yang berlaku di tempatnya tumbuh besar. - Untuk seseorang yang bermigrasi, perlu diketahui juga seberapa tinggi tingkat keberhasilannya dalam beradaptasi dengan lingkungan dan budaya tempat ia tinggal saat ini. Kesulitan beradaptasi dengan lingkungan dan budaya baru sangat mungkin berkontribusi pada kemunculan gejala gangguan psikologis.
  • 9. Alat-alat asesmen yang umum digunakan (1) • Wawancara klinis Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 10. Wawancara klinis Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Wawancara klinis dapat dilakukan dengan panduan yang terstruktur (pertanyaan-pertanyaannya jelas dari awal hingga akhir) • Dapat pula menggunakan panduan yang tidak terstruktur (panduan hanya berupa hal-hal yang ingin digali, pertanyaannya diberikan secara spontan).
  • 11. Contoh panduan wawancara klinis Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) • Berikut ini adalah contoh cuplikan panduan wawancara terstruktur untuk klien dengan gangguan panik: • Apakah Anda pernah mengalami serangan panik, di mana Anda tiba-tiba merasa takut, cemas, dan sangat tidak nyaman (Jika ya, mohon ceritakan lebih lanjut seperti apa pengalaman Anda)  Kapan terakhir kali Anda mengalaminya  Dalam sebulan terakhir, berapa kali Anda mengalaminya?
  • 12. Alat-alat asesmen yang umum digunakan (2) • Tes fungsi kognitif dan inteligensi, gejala, serta kepribadian Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 13. Tes berupa kuesioner atau tes proyektif • Menggunakan alat tes berupa kuesioner atau alat tes proyektif (alat tes dengan stimulus yang tidak jelas) biasanya digunakan untuk: – Tes inteligensi yang dapat menunjukkan indikasi fungsi Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) intelektual seseorang. – Tes gejala yang dapat menunjukkan gejala-gejala yang dialami seseorang. – Tes kepribadian yang dapat menggali karakteristik kepribadian orang tersebut. – Tes proyektif yang digunakan untuk menggali konflik bawah sadar yang dialami seseorang (interpretasi tes proyektif perlu dilakukan oleh orang yang ahli dan sudah mendalami tes tersebut).
  • 14. Contoh tes gejala • Berikut ini adalah contoh beberapa item tes untuk mengukur gejala depresi yang disebarkan secara bebas oleh pembuatnya. – Petunjuk: Selama 2 minggu terakhir, seberapa sering Anda merasa terganggu dengan masalah-masalah berikut ini? No. Pernyataan Tidak pernah Beberapa hari Lebih dari Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) separuh hari yang dimaksud Hampir setiap hari 1. Kurang tertarik atau bergairah dalam melakukan apapun 2. Merasa murung, muram, atau putus asa Selengkapnya (versi berbahasa Inggris) dapat dilihat pada: http://www.phqscreeners.com/pdfs/02_PHQ-9/English.pdf Tes ini dikembangkan oleh Dr. Robert L. Spitzer, Dr. Janet B.W. Williams, Dr. Kurt Kroenke dan rekan, dengan hibah pendidikan dari Pfizer Inc. Anda bebas memperbanyak, menerjemahkan, menampilkan, atas menyebarluaskan tes ini. *Isi disesuaikan kembali tanpa mengubah makna, dari sumber: http://www.phqscreeners.com/instructions/instructions.pdf. Sumber artikel yang juga dikutip oleh tautan di atas: Kroenke K, Spitzer RL. The PHQ-9: a new depression diagnostic and severity measure. Psychiatric Annals 2002;32:509-521 (also includes validation data on PHQ-8)
  • 15. Alat-alat asesmen yang umum digunakan (3) • Observasi dan Monitor diri Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 16. Observasi dan monitor diri • Pada dasarnya berupa pengamatan selama jangka waktu tertentu dan menggunakan panduan observasi tertentu. • Observasi dapat membantu mendeteksi gangguan perilaku dan pemicu-pemicu munculnya gejala terlihat (dapat diamati) yang berasal dari lingkungan. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 17. Contoh panduan observasi monitor diri • Berikut ini adalah cuplikan contoh panduan observasi monitor diri yang diberikan kepada seseorang yang ingin berhenti dari kebiasaan minum minuman keras. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) Waktu / Perilaku Minum minuman keras (ya/tidak) Jumlah gelas Jenis minuman keras Perasaan setelah minum minuman keras Pagi Siang Malam
  • 18. Syarat alat asesmen Alat-alat yang digunakan untuk asesmen harus melalui uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 19. Valid dan reliabel • Alat yang valid artinya mampu dengan tepat mengukur apa yang memang ingin diukur/ dicari tahu dalam proses asesmen. • Alat yang reliabel artinya dapat dipercaya dan hasilnya konsisten untuk digunakan dalam asesmen serupa dari waktu ke waktu dan dari kondisi ke kondisi. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 20. Masalah yang dapat ditemui pada proses asesmen • Seseorang dapat merasa resisten untuk menyampaikan informasi seputar diri dan keluhannya, karena berbagai tidak mau/ merasa tidak nyaman untuk berbagi • Seseorang memiliki keterbatasan fungsi kognitif • Usia orang yang masih terlalu muda (masih anak-anak/ remaja), manifestasi gangguan masih sangat mungkin berubah seiring perkembangan usia • Perbedaan budaya antara ahli yang melakukan asesmen dengan klien, disebabkan oleh misalnya, perbedaan bahasa dan penilaian yang berbeda terhadap sebuah perilaku/ masalah yang sama. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 21. Asesmen untuk diri sendiri (self-assessment) • Sekarang ini, mudah bagi kita untuk menemukan alat tes psikologis di majalah, buku, website bebas. Hanya saja, kita perlu berhati-hati karena alat tes tersebut belum tentu sudah teruji valid dan reliabel menurut kaidah psikometrik yang berlaku. • Self-assessment dapat dilakukan, tetapi ingat selalu beberapa hal berikut: – Informasi/ hasil yang diperoleh dari self-assessment itu bersifat dugaan, bukan kesimpulan yang pasti. – Konsultasi kepada ahli (psikolog) selalu diperlukan untuk memastikan seberapa besar hasil self-assessment tersebut dapat dipercaya. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 22. Panduan resmi diagnosis gangguan psikologis • Ada panduan tertentu yang digunakan untuk memberikan diagnosis gangguan psikologis. Salah satu yang paling umum digunakan secara internasional adalah: DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders). Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 23. Panduan resmi diagnosis gangguan psikologis • Di Indonesia, para ahli di bidang kesehatan mental (psikiater) menerbitkan: PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia). Baik DSM maupun PPDGJ selalu direvisi dari waktu ke waktu, disesuaikan dengan perkembangan isu kesehatan mental yang terjadi. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi)
  • 24. Diagnosis multi-aksial berdasarkan DSM • Aksis 1: Gangguan klinis • Aksis 2: Gangguan kepribadian; Retardasi Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) mental • Aksis 3: Kondisi medis umum • Aksis 4: Masalah psikososial dan lingkungan • Aksis 5: Asesmen global dari keberfungsian Panduan lengkap dapat dilihat pada DSM yang resmi dikeluarkan oleh American Psychiatric Association.
  • 25. Integrasi faktor biologis/ fisiologis, psikologis, dan sosial pada asesmen dan diagnosis klinis Gejala-gejala Faktor sosial: Dukungan sosial, relasi dalam pekerjaan, kemampuan sosial Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) Faktor fisiologis: Penyakit fisik tertentu, Kerentanan terkait genetik, Fungsi otak Faktor psikologis: Kepribadian, kemampuan mengatasi tekanan (coping), kekuatan intelektual, gejala
  • 26. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R. Arjadi) SELESAI Psikologi Klinis 2 – Pertemuan 1 Oleh: Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog Bahan utama: Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw- Hill.