Imunitas terhadap parasit kompleks dan bervariasi bergantung pada jenis parasitnya. Imunitas bawaan melibatkan fagositosis namun parasit dapat resisten. Imunitas dapatan melibatkan respons Th1 dan Th2 serta antibodi tetapi seringkali tidak mampu mengeliminasi parasit secara utuh sehingga menyebabkan infeksi kronis.
Dokumen tersebut membahas tentang toleransi imunologik dan autoimunitas. Toleransi imunologik adalah ketika sistem kekebalan tubuh tidak bereaksi terhadap antigen diri sendiri, sementara autoimunitas terjadi ketika sistem kekebalan malah menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri. Dokumen ini menjelaskan berbagai mekanisme toleransi limfosit T dan B baik secara sentral maupun perifer, seperti anergi, delesi, dan regulasi oleh sel T
Komplemen dan sitokin merupakan mediator penting dalam sistem kekebalan tubuh. Komplemen terdiri dari protein-protein yang teraktivasi secara berurutan untuk melakukan lisis sel, opsonisasi, dan memicu respon inflamasi. Sedangkan sitokin adalah polipeptida yang dihasilkan sel sebagai respon terhadap antigen untuk mengatur respon imun dan inflamasi. Beberapa sitokin utama meliputi IL-1, IL-2, IL-6, TNF, dan IFN yang memiliki peran
Dokumen tersebut membahas tentang kelenjar tiroid, hormon tiroid, sintesis dan sekresi hormon tiroid, pengontrol fungsi tiroid, dan efek hormon tiroid. Kelenjar tiroid memproduksi hormon T3 dan T4 yang memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, dan fungsi sistem saraf pusat dan kardiovaskular. Sintesis hormon tiroid melibatkan iodium dan enzim peroksidase tiroid di dalam folikel kelenjar tiroid.
1. Sistem komplemen adalah kumpulan protein plasma yang berperan melengkapi sistem pertahanan tubuh dengan mengikat, mengaktifkan, dan membentuk kompleks pada permukaan patogen untuk difagositosis atau dilisisi.
2. Terdiri dari 9 komponen utama (C1-C9) yang dapat diaktifkan lewat jalur klasik, alternatif, atau lektin untuk memicu respons inflamasi dan membentuk kompleks serangan membran.
3. Berperan dalam op
Dokumen tersebut membahas berbagai penyakit autoimun seperti penyakit rheumatoid arthritis, spondyloarthritis, psoriasis, lupus, sindroma antifosfolipid, dan sklerosis sistemik. Juga dibahas gejala, organ yang terkena, penyebab, dan pengobatan dari masing-masing penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan parasitologi. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara parasit dengan inangnya. Parasit hidup menumpang pada inang untuk mendapatkan makanan dan perlindungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah terkait hubungan parasit-inang, contohnya zoonosis yang menunjukkan kemampuan parasit untuk menginfeksi berbagai jenis inang termasuk man
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri, menyebabkan kerusakan jaringan atau gangguan fisiologis. Gangguan autoimun dapat menyerang satu organ tertentu atau beberapa organ secara sistemik. Artritis reumatoid adalah contoh penyakit autoimun sistemik yang menyebabkan peradangan sendi kronis.
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara bakteri Gram positif dan Gram negatif, terutama pada komposisi dinding selnya. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel tebal yang terdiri dari peptidoglikan, sedangkan Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis dan sistem membran ganda. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan sifat dan respon terhadap pewarnaan Gram.
Antibiotik adalah senyawa alami atau sintetik yang menghambat proses infeksi bakteri dengan mengganggu metabolisme, dinding sel, membran, atau sintesis protein bakteri. Ada beberapa golongan utama antibiotik seperti beta-laktam, kuionolon, dan tetrasiklin yang bekerja melalui mekanisme yang berbeda-beda.
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhNida Chofiya
油
Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh terdiri dari sel-sel dan produk zat yang bekerja sama untuk melawan benda asing yang masuk ke tubuh. Terdapat mekanisme pertahanan nonspesifik dan spesifik, di mana pertahanan nonspesifik meliputi pertahanan fisik dan kimia sedangkan pertahanan spesifik melibatkan sel B dan sel T untuk membentuk respons kekebalan terhadap antigen.
Dokumen tersebut membahas tentang imunologi dan penyakit yang disebabkan oleh respon imun yang berlebihan (hipersensitivitas). Terdapat empat jenis reaksi hipersensitivitas yang dijelaskan berdasarkan mekanisme dan kecepatan terjadinya, serta contoh penyakit untuk setiap jenisnya. Dokumen ini juga membahas tentang penyakit autoimun, termasuk etiologi, mekanisme, dan contoh penyakit unt
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang teknik aseptik dan sterilisasi dalam kegiatan bedah, termasuk langkah-langkah mencuci tangan, memakai sarung tangan dan masker, serta sterilisasi peralatan medis.
Trypanosoma adalah genus protozoa yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Terdapat beberapa spesies Trypanosoma yang patogen seperti T. brucei yang menyebabkan penyakit tidur pada manusia, T. cruzi yang menyebabkan penyakit Chagas, dan T. evansi yang menyebabkan surra pada hewan. Siklus hidup Trypanosoma melibatkan vektor seperti lalat tsetse. Penyakit-penyakit yang disebabkann
Dokumen tersebut membahas tentang antibiotika, termasuk definisi, penggolongan, mekanisme kerja, dan contoh antibiotika dari berbagai golongan seperti penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, dan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, efek samping, dan peringatan penggunaan antibiotika.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri, menyebabkan kerusakan jaringan atau gangguan fisiologis. Gangguan autoimun dapat menyerang satu organ tertentu atau beberapa organ secara sistemik. Artritis reumatoid adalah contoh penyakit autoimun sistemik yang menyebabkan peradangan sendi kronis.
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara bakteri Gram positif dan Gram negatif, terutama pada komposisi dinding selnya. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel tebal yang terdiri dari peptidoglikan, sedangkan Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis dan sistem membran ganda. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan sifat dan respon terhadap pewarnaan Gram.
Antibiotik adalah senyawa alami atau sintetik yang menghambat proses infeksi bakteri dengan mengganggu metabolisme, dinding sel, membran, atau sintesis protein bakteri. Ada beberapa golongan utama antibiotik seperti beta-laktam, kuionolon, dan tetrasiklin yang bekerja melalui mekanisme yang berbeda-beda.
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhNida Chofiya
油
Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh terdiri dari sel-sel dan produk zat yang bekerja sama untuk melawan benda asing yang masuk ke tubuh. Terdapat mekanisme pertahanan nonspesifik dan spesifik, di mana pertahanan nonspesifik meliputi pertahanan fisik dan kimia sedangkan pertahanan spesifik melibatkan sel B dan sel T untuk membentuk respons kekebalan terhadap antigen.
Dokumen tersebut membahas tentang imunologi dan penyakit yang disebabkan oleh respon imun yang berlebihan (hipersensitivitas). Terdapat empat jenis reaksi hipersensitivitas yang dijelaskan berdasarkan mekanisme dan kecepatan terjadinya, serta contoh penyakit untuk setiap jenisnya. Dokumen ini juga membahas tentang penyakit autoimun, termasuk etiologi, mekanisme, dan contoh penyakit unt
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang teknik aseptik dan sterilisasi dalam kegiatan bedah, termasuk langkah-langkah mencuci tangan, memakai sarung tangan dan masker, serta sterilisasi peralatan medis.
Trypanosoma adalah genus protozoa yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Terdapat beberapa spesies Trypanosoma yang patogen seperti T. brucei yang menyebabkan penyakit tidur pada manusia, T. cruzi yang menyebabkan penyakit Chagas, dan T. evansi yang menyebabkan surra pada hewan. Siklus hidup Trypanosoma melibatkan vektor seperti lalat tsetse. Penyakit-penyakit yang disebabkann
Dokumen tersebut membahas tentang antibiotika, termasuk definisi, penggolongan, mekanisme kerja, dan contoh antibiotika dari berbagai golongan seperti penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, dan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, efek samping, dan peringatan penggunaan antibiotika.
Dokumen tersebut membahas tentang imunitas terhadap parasit malaria dan toksoplasma gondii. Imunitas terhadap malaria melibatkan antibodi dan sel T yang membatasi parasit, sedangkan terhadap toksoplasma gondii melibatkan sel NK, makrofag, dan sel T untuk membatasi replikasi parasit dan membangun respons imun melalui sitokin.
Sistem imun merupakan sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari sel darah putih, sistem makrofag jaringan, dan jaringan limfoid untuk mencegah infeksi dengan menghancurkan agen penyerang dan membentuk antibodi. Sistem ini terdiri dari respon imun spesifik dan non-spesifik yang melibatkan berbagai sel seperti sel B, T, makrofag, dan sel NK beserta sitokin sebagai mediator.
Reaksi hipersensitivitas tipe IV atau reaksi lambat terjadi lebih dari 24 jam setelah tubuh terpapar antigen, disebabkan oleh aktivasi sel T yang telah tersensitasi. Sel T yang teraktivasi melepaskan limfokin yang mengaktifkan sel efektor seperti makrofag untuk merusak sel target yang mengandung antigen. Reaksi ini dapat ditimbulkan oleh berbagai mikroorganisme dan merupakan mekanisme yang terlibat pada penyakit
Sistem imun manusia melindungi tubuh dari berbagai patogen seperti bakteri, virus, parasit, dan sel tumor. Terdiri atas sistem kekebalan non-spesifik yang melibatkan sel-sel dan molekul seperti makrofag, neutrofil, interferon, sel NK, dan sistem komplemen, serta sistem kekebalan spesifik yang melibatkan limfosit B untuk produksi antibodi dan limfosit T untuk respons seluler. Kedua sistem bekerja sama untuk mendeteksi, men
Sistem imun manusia melindungi tubuh dari berbagai patogen seperti bakteri, virus, parasit, dan sel tumor. Terdiri atas sistem kekebalan non-spesifik yang melibatkan sel-sel dan molekul seperti makrofag, neutrofil, interferon, sel NK, dan sistem komplemen, serta sistem kekebalan spesifik yang melibatkan limfosit B untuk produksi antibodi dan limfosit T untuk respons seluler. Kedua sistem bekerja sama untuk mendeteksi, men
1. Imunitas Terhadap Bakteri Extraselular
Bakteri ekstraselular dapat berkembang biak di luar sel
sebagai contoh bisa di sirkulasi,jaringan ikat,diruang antar
sel dan lumen. Banyak bakteri ekstraselular yang dapat
menjadi patogen dan berkembang menjadi penyakit
melalui dua cara yaitu yang pertama bakteri menginduksi
terjadinya peradangan, ini menyebabkan kerusakan
jaringan ditempat infeksi. Dan yang kedua adalah bakteri
mengeluarkan toksin. Ada dua macam toxin yang
dikeluarkan yaitu endotoxin yang dikeluarkan oleh bakteri
gram negatif yang merupakan aktifator kuat makrofag dan
exotoksin yang kebanyakan adalah sitotosik yang akan
membunuh sel dengan mekanisme kimia, bebrapa
exotoksin yang lain hanya mempengaruhi fungsi sel tanpa
membunuhnya dan beberapa lainnya menstimulasi
diproduksinya sitokin. Inilah yang menyebabkan sakit
2. Imunitas bawaan terhadap bakteri
ekstra sel
Prinsip utama mekanisme dari imunitas bawaan
terhadap bakteri ekstraselular adalah aktivasi
komplemen, phagositosis, dan respon radang.
3. Bakteri gram positif yang dinding selnya mengandung
peptidoglikan akan mengaktifkan jalur alternatif komplemen.
Lipopolisakarida yang ada pada dinding bakteri gram negatif
akan juga akan mengaktifkan jalur alternatif komplemen jika
dalam keadaan tidak ada anti bodi. Dan bakteri ini akan
meexpresikan manosa pada permukaannya yang akan
berikatan dan membentuk ikatan manosa-lektin.Dan akan
mengaktifkan komplemen melalui jalur lektin.
Dan hasil akhir dari pengaktifan komplemen adalah
opsonisasi dan fagositosis.
Fagositosis diperantarai oleh banyak reseptor sel fagosit ada
manosa reseptor , scavenger reseptor, Fc reseptor, reseptor
komplemen dan Toll-like receptor (TLRs). Reseptor ini akan
mengaktifkan fagositosis dan menstimulasi dibentuknya zat
zat mikrobisidal. Sel fagosit yang teraktifasi akan
mengeluarkan sitokin. Sitokin sitokin inilah yang akan
menginduksi adanya manifestasi infeksi sistemik seperti
demam dan sintesis protein fase akut.
4. Imunitas dapatan terhadap bakteri
ekstraselular
Imunitas humoran adalah hal utama dalam imunitas
dapatan terhadap bakteri ekstra selular dan
berfungsi untuk memblok infeksi, mengeliminasi
mikroba dan menetralkan toxin.
5. Respon antibodilah yang akan melawan bakteri ekstraselular
yang akan menempel langsung pada antigen dinding sel atau
toksin yang disekresikan oleh bakteri yang biasanya berupa
polisakarida atau protein.
Efek yang akan terjadi adalah opsonisasi dan fagosit serta
aktifasi complement melalui jalur klasik.
Netralisasi toksin diperantarai dengan oleh IgG berafinitas
tinggi dan isotipe dari IgA, opsonisasi oleh bebrapa subkelas
IgG dan pengaktifan komplemen oleh IgM dan subkelas IgG
Protein antigen dari bakteri ekstraselular juga akan
mengaktifkan sel Th atau CD4 yang akan memproduksi sitokin
yang akan menstimulasi produksi sitokin dan menyebabkan
inflamasi lokal yang akan memperkuat proses fagositosis dan
aktifitas mikrobisida dari makrofag atau neutrofil.
Interferon adalah sitokin sel T yang bertanggung jawab
kepada aktifasi makrofag
Tumor Nekrosis Faktor dan limfotoxin memicu inflamasi
8. Imunitas Terhadap Bakteri Intraselular
Karakteristik dari bakteri fakultatif
intraselular adalah dapat bertahan bahkan
berkembang biak didalam sel fagosit. Oleh
karena itu untuk mengeliminasi bakteri ini
diperlukan imunitas termediasi sel
9. Imunitas bawaan terhadap bakteri
intraselular
Imunitas bawaan terhadap bakteri intraselular
pada intinya diperantarai oleh fagosit dan sel
NK ( Natural Killer )
10. Fagosit pada awalnya neutrofil dan makrofag
memakan dan menghacurkan mikroba ini. Tetapi
patogenitas dari bakteri intrasel adalah dapat bertahan
dari proses degradasi fagosit.
Bakteri intrasel mengaktifkan sel NK dengan
mengekspresikan NK cell-activating ligands pada sel
yang terinfeksi atau dengan stimulasi dari sel dendritik
dan makrofag yang memproduksi IL-12. Setelah itu sel
NK akan memproduksi IFN- yang akan membunuh
bakteri yang telah difagosit oleh makrofag.
Imunitas bawaan bertugas untuk membatasi
penyebaran infeksi bakteri sebelum imun dapatan
bekerja,tepai pada faktanya biasanya imunitas bawaan
kewalahan dan gagal dalam mengeradikasi bakteri dan
memerlukan eradikasi dengan metode imunitas
termediasi sel.
11. Imunitas dapatan terhadap bakteri
intraselular
Mekanisme utama dalam imunitas dapatan
terhadap bakteri intraselular adalah imunitas
termediasi sel T
12. Orang yang mengidap AIDS jelas tidak akan mampu
menjalani mekanisme imunitas ini makanya akan
mudah terinfeksi bakteri intraselular dan virus.
Ada dua tipe reaksi pada imunitas termediasi sel :
aktifasi makrofag yang dipengaruhi oleh ligan CD40
dan IFN- yang membunuh mikroba yang telah
difagosit melisiskan sel yang telah terinfeksi oleh T
limfosit sitotoksik
15. Imunitas Terhadap Parasit
Penyakit infeksi parasit dapat disebabkan oleh
protozoa, cacing, dan ektoparasit.
Diakarenakan parasit mempunyai daur hidup yang
rumit maka respon imun tubuh kurang bermakna
dalam perlawanan terhadap parasit dan banyak
penyakit parasit yang berkembang menjadi penyakit
kronis.
16. Imunitas Bawaan terhadap parasit
Meskipun berbagai protozoa dan cacing mengaktifkan
imunitas nonspesifik melalui mekanisme yang berbeda, mikroba
tersebut biasanya dapat tetap hidup dan berkembang biak dalam
pejamu oleh karena dapat beradaptasi dan menjadi resisten
terhadap sistem imun pejamu. Respons imun nonspesifik utama
terhadap protozoa adalah fagositosis, tetapi banyak parasit
tersebut yang resisten terhadap efek bakterisidal makrofag,
bahkan beberapa di antaranya dapat hidup dalam makrofag.
Fagosit juga menyerang cacing dan melepas bahan mikrobisidal
untuk mem-bunuh mikroba yang terlalu besar untuk dimakan.
Banyak cacing memiliki lapisan permukaan tebal sehingga resisten
ter-hadap mekanisme sitosidal neutrofil dan makrofag. Beberapa
cacing juga meng-aktifkan komplemen melalui jalur alternatif.
Banyak parasit ternyata mengembangkan resistensi terhadap efek
lisis komplemen.
17. Imunitas Dapatan Terhadap
Parasit
Berbagai protozoa dan cacing berbeda dalam
besar, struktur, sifat biokimiawi, siklus hidup dan
patogenisitasnya. Hal itu menimbulkan respons
imun spesifik yang berbeda pula. Infeksi cacing
biasa-nya terjadi kronik dan kematian pejamu akan
merugikan parasit sendiri. Infeksi yang kronik itu
akan menimbulkan rangsangan antigen persisten
yang meningkatkan kadar imunoglobulin dalam
sirkulasi dan pembentukan kompleks imun.
18. Infeksi cacing
Pertahanan terhadap banyak infeksi cacing diperankan oleh aktivasi sel Th2.
Cacing merangsang subset Th2 sel CD4+ yang melepas IL-4 dan IL-5. IL-4
merangsang produksi IgE dan IL-5 merangsang perkembangan dan aktivasi
eosinofil. IgE yang berikatan dengan per-mukaan cacing diikat eosinofil.
Selanjut-zya eosinofil diaktifkan dan mensekresi gi-anul enzim yang
menghancurkan parasit.
Eosinofil lebih efektif dibanding leukosit lain oleh karena eosinofil
mengandung granul yang lebih toksik dibanding enzim proteolitik dan RO yang
diproduksi neutrofil dan makrofag. Cacing dan ekstrak cacing dapat merangsang
produksi IgE yang nonspesifik. Reaksi inflamasi yang ditimbulkannya diduga dapat
mencegah menempelnya cacing pada mukosa saluran cerna .
Parasit yang masuk ke dalam lumen saluran cerna, pertama dirusak oleh IgG,
IgE dan juga mungkin dibantu oleh ADCC. Sitokin yang dilepas sel T yang dipacu
antigen spesifik merangsang proliferasi sel goblet dan sekresi bahan mukus yang
menyelubungi cacing yang dirusak. Hal itu memungkinkan cacing dapat dikeluarkan
dari tubuh melalui peningkatan gerakan usus yang diinduksi mediator sel mast
seperti LTD4 dan diare akibat pencegahan absorbsi natrium yang tergantung
glukosa oleh histamin dan prostaglandin asal sel mast.
Cacing biasanya terlalu besar untuk fagositosis. Degranulasi sel mast/ basofil
yang IgE dependen menghasilkan produksi histamin yang menimbulkan spasme
usus tempat cacing hidup. Eosinofil menempel pada cacing melalui IgG/IgA dan
melepas protein kationik,. MBP dan neurotoksin. PMN dan makrofag menempel
melalui IgA/IgG dan melepas superoksida, oksida nitrit dan enzim yang membunuh
cacing
19. Filariasis
Filariasis limfatik dan sumbatan saluran limfe oleh parasit
menimbulkan CMI ( Cell Mediated Immunity ) kronis fibrosis dan akhirnya
limfe-dema berat. Investasi persisten parasit kronis sering disertai
pembentukan kom-pleks antigen parasit dan antibodi spesifik yang dapat
diendapkan di dinding pembuluh darah dan glomerulus ginjal yang
me-nimbulkan vaskulitis dan nefritis. Penyakit kompleks imun dapat terjadi
pada skisto-soma dan malaria.
Filariasis limfatik menunjukkan gambaran klinis dengan spektrum luas
pada berbagai pejamu, mulai dari besar jumlah parasit dengan sedikit gejala
klinis sampai yang kronis dengan parasit yang sedikit ditemukan. Sifat sistim
imun pada individu tersebut berbeda.
Dengan munculnya mikrofilaria dalam darah, sitokin Th2 menjadi
dominan, di-sertai dengan cepat menghilangnya respons sel T dan
peningkatan mencolok dalam sintesis IgG spesifik parasit. Induksi toleransi
sel T terhadap parasit diduga terjadi dalam subset Th1. Pada individu yang
sakit, toleransi dipatahkan dan respons terhadap Th1 dan Th2 meningkat
secara dramatis. Baik respons Th1 dan Th2 terhadap antigen filaria
ditemukan pada individu yang imun terhadap infeksi ulang. Oleh karena itu
kedua respons Th dianggap penting pada proteksi pejamu dan patogenesis
filariasis
20. Granuloma
Pada beberapa infeksi, cacing dapat dihancurkan
olch sistem imun dengan cara-cara yang sudah disebut
di atas. Dalam hal ini badan berusaha mengucilkan
parasit dengan membentuk kapsul yang terdiri atas sel-
sel inflamasi. Reaksi tersebut merupakan respons
selular terhadap pcnglepasan antigen kronik setempat.
Makrofag yang dikerahkan, melepas faktor fibrogenik
dan merangsang pembentukan jaringan granuloma dan
fibrotik. Hal tersebut terjadi atas pengaruh sel Th 1 dan
defisiensi sel T akan mengurangi kemampuan tubuh
untuk membentuk granuloma dan kapsul.
Pembentukan granuloma terlihat jelas di sekitar telur
cacing skistosoma di hati. Fibrosis yang berat yang
berhubungan dengan CMI dapat merusak arus darah
vena di hati dan menimbulkan hipertensi portal dan
sirosis.
21. Respons Th1 dan Th2 pada infeksi parasit
Respons terhadap infeksi seperti pada lepra dan
lesmania berhubungan dengan respons Thl atau
Th2. Pada infeksi parasit intraselular, gambaran
kedua respons tersebut berhubungan dengan
prognosis baik dan buruk Sebetulnya dalam
menentukan perjalanan penyakit, peran Th I dan
Th2 pada banyak penyakit parasit lebih kompleks.
22. Demam Pada Infeksi
Demam pada infeksi dikarenakan dilepasnya
sitokin pirogen seperti IL-1,IL-6,IFN,TNF- atau
prostaglandin yang memainakan peranan penting
dalam proses imununologi.
Panas yang dihasilakan juga menguntungkan
dan salah satu mekanisme pertahan tubuh,
beberapa bakteri terhambat pertumbuhannya jika
suhu lingkungannya tinggi.