Ada dua jenis beban utama yang mempengaruhi perencanaan jembatan, yaitu beban permanen seperti berat sendiri dan beban mati tambahan, serta beban transient seperti beban lalu lintas, beban angin, dan beban gempa. Perencanaan jembatan mempertimbangkan aspek lalu lintas, teknis, dan estetika untuk memenuhi persyaratan transportasi dan memberikan nilai tambah artistik.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai data geometri, profil baja, pembebanan, dan perhitungan gempa untuk analisis jembatan rangka baja. Data geometri mencakup jenis, lebar, dan tinggi jembatan serta profil baja yang digunakan. Pembebanan meliputi beban mati, hidup, angin, serta gempa yang dihitung berdasarkan standar nasional.
Udjang irfan m t. sipil c rekayasa gempa minggu ke 3Ujang M
油
Dokumen ini membahas beban gempa pada jembatan dan menjelaskan tiga jenis struktur jembatan yaitu tipe A, B, dan C berdasarkan tingkat daktailan dan keterpaduan dengan pondasi. Jembatan tipe A memiliki tingkat daktail dan keterpaduan penuh sehingga paling baik untuk daerah gempa kuat, sedangkan tipe B dan C kurang daktail dan lebih elastis sesuai untuk daerah gempa sedang dan kecil. W
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Fardi Kalumata
油
Survey Pendahuluan Untuk Perencanaan Jembatan dan Teknik - teknik Pengumpulan data-data lapangan untuk Persiapan Pembuatan DED ( Detail Engineering Desain )
Dokumen ini membahas beban gempa pada jembatan dan bagaimana menganalisis dampaknya terhadap struktur jembatan. Ada tiga jenis struktur jembatan berdasarkan tingkat daktilitasnya, dan jenis mana yang sesuai digunakan tergantung pada zona kegempaan. Analisis harus mempertimbangkan respon elastis dan inelastis, waktu getar struktur, dan pembatasan simpangan akibat gempa untuk menjaga integritas sistem.
Tugas rek. gempa aris septiawan-kls.b-17.1003.222.01.0659arisseptiawan
油
Dokumen tersebut membahas beban gempa pada struktur jembatan dan cara merancang jembatan untuk memenuhi kriteria kinerja terhadap beban gempa. Ada tiga jenis struktur jembatan yang dijelaskan berdasarkan sifat daktilitasnya, yaitu Tipe A (daktail dan monolit), Tipe B (daktail tetapi tidak monolit), dan Tipe C (elastis). Jembatan harus dirancang agar dapat bersifat elastis pada gemp
Teks tersebut membahas sejarah perkembangan berbagai jenis jembatan sejak zaman purba hingga modern. Mulai dari jembatan balok, pelengkung, gantung, kabel, hingga beton bertulang dan prategang. Juga menjelaskan bagian-bagian penting jembatan dan klasifikasinya berdasarkan fungsi, bahan, dan spesifikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang permodelan jembatan rangka baja tipe pelengkung dengan nama "DAM BRIDGE" dimana dilakukan pembuatan 3 model jembatan dan dianalisis menggunakan software SAP 2000 untuk mengetahui kekuatan dan kekakuan strukturnya. Model yang memiliki defleksi terkecil dipilih.
Rekayasa gempa - BAB. VII BEBAN GEMPA PADA JEMBATANIrawanSaputra7
油
Dokumen tersebut membahas tentang beban gempa pada jembatan. Terdapat tiga jenis struktur utama jembatan yaitu Tipe A, B, dan C, yang memiliki karakteristik berbeda dalam hal tingkat daktailan, sistem struktur, dan lokasi penerapannya. Dokumen juga menjelaskan respon elastis dan inelastis struktur terhadap gempa serta cara menghitung waktu getar untuk struktur jembatan.
Dokumen tersebut membahas tentang beban gempa pada struktur jembatan. Secara singkat, dibahas mengenai respon elastis dan inelastis struktur jembatan terhadap gempa, tipe-tipe struktur jembatan, perhitungan waktu getar jembatan, serta cara menentukan besaran beban gempa horisontal yang bekerja pada struktur jembatan."
Dokumen tersebut membahas tiga tipe struktur jembatan (Tipe A, B, C) dalam menanggung beban gempa, di mana Tipe A paling baik karena bersifat monolit dan daktail sehingga cocok untuk wilayah gempa kuat. Dokumen juga membahas pemilihan jenis jembatan berdasarkan lokasi dan karakteristik strukturnya.
Dokumen tersebut membahas tiga tipe struktur jembatan untuk menanggulangi beban gempa, yaitu: (1) Tipe A dengan tingkat daktilitas penuh dan monolit, (2) Tipe B dengan tingkat daktilitas penuh tetapi tidak monolit, dan (3) Tipe C bersifat elastis. Tipe A dan B digunakan untuk daerah gempa kuat dan sedang, sedangkan Tipe C untuk jembatan kecil. Dokumen juga menjelask
Muhammad farkhan ppt rek gempa pert 7 & 8FDTchannel
油
Dokumen tersebut membahas beban gempa pada struktur jembatan dan tipe-tipe struktur jembatan yang sesuai untuk daerah gempa berbeda, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis struktur jembatan.
Modifikasi penampang profil WF menjadi bentuk membesar di tengah dengan badan terbuka dapat meningkatkan kapasitas momen struktur balok. Pada struktur bentang pendek kapasitas momen meningkat 6%, bentang menengah meningkat 32%, dan bentang panjang meningkat 0,15%. Modifikasi ini dilakukan dengan memotong profil secara diagonal menggunakan program AutoCAD untuk mencari pola potongan terbaik yang dapat digabungkan.
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
油
Dokumen tersebut menjelaskan bagian-bagian penting dari konstruksi jembatan, termasuk struktur atas seperti gelagar dan lantai, struktur bawah seperti abutmen dan pilar, serta pondasi yang mendukung keseluruhan struktur.
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangAgus Gunawan
油
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan pembangunan jembatan sungai Belimbing di perbatasan desa Rempung-Anjani dengan panjang bentang 17 meter menggunakan sistem balok komposit.
2. Dokumen menjelaskan latar belakang proyek, maksud dan tujuan penelitian, lingkup bahasan yang meliputi perhitungan konstruksi awal dan alternatif, serta sistematika penulisan laporan.
3. Dibahas pula landasan teori terkait
Dokumen ini membahas pengantar perencanaan teknik jembatan, termasuk pembahasan mengenai pengertian jembatan, pedoman umum bentang ekonomis, kondisi batas, umur rencana, pokok-pokok perencanaan, acuan normatif, penyelidikan lapangan, penentuan muatan dan lebar jembatan, pembebanan rencana, tahapan analisis struktur, dan teori dasar perhitungan struktur."
Abutment adalah bagian bangunan bawah jembatan yang berfungsi sebagai penyangga seluruh beban hidup dan mati pada jembatan. Abutment menerima beban dari bagian atas jembatan dan menyalurkannya ke pondasi melalui bantalan karet yang berfungsi sebagai peredam getaran. Bantalan karet dapat menahan beban vertikal dan sedikit beban horizontal serta memungkinkan putaran, sesuai dengan desainnya.
Dokumen tersebut membahas mengenai definisi, bagian-bagian, dan jenis-jenis konstruksi jembatan. Secara ringkas, jembatan adalah struktur yang menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan seperti sungai atau lembah. Jembatan terdiri atas struktur atas, struktur bawah, dan pondasi, serta memiliki berbagai bentuk seperti truss, beam, arch, cable-stayed, dan suspension bridge.
Teks tersebut membahas sejarah perkembangan berbagai jenis jembatan sejak zaman purba hingga modern. Mulai dari jembatan balok, pelengkung, gantung, kabel, hingga beton bertulang dan prategang. Juga menjelaskan bagian-bagian penting jembatan dan klasifikasinya berdasarkan fungsi, bahan, dan spesifikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang permodelan jembatan rangka baja tipe pelengkung dengan nama "DAM BRIDGE" dimana dilakukan pembuatan 3 model jembatan dan dianalisis menggunakan software SAP 2000 untuk mengetahui kekuatan dan kekakuan strukturnya. Model yang memiliki defleksi terkecil dipilih.
Rekayasa gempa - BAB. VII BEBAN GEMPA PADA JEMBATANIrawanSaputra7
油
Dokumen tersebut membahas tentang beban gempa pada jembatan. Terdapat tiga jenis struktur utama jembatan yaitu Tipe A, B, dan C, yang memiliki karakteristik berbeda dalam hal tingkat daktailan, sistem struktur, dan lokasi penerapannya. Dokumen juga menjelaskan respon elastis dan inelastis struktur terhadap gempa serta cara menghitung waktu getar untuk struktur jembatan.
Dokumen tersebut membahas tentang beban gempa pada struktur jembatan. Secara singkat, dibahas mengenai respon elastis dan inelastis struktur jembatan terhadap gempa, tipe-tipe struktur jembatan, perhitungan waktu getar jembatan, serta cara menentukan besaran beban gempa horisontal yang bekerja pada struktur jembatan."
Dokumen tersebut membahas tiga tipe struktur jembatan (Tipe A, B, C) dalam menanggung beban gempa, di mana Tipe A paling baik karena bersifat monolit dan daktail sehingga cocok untuk wilayah gempa kuat. Dokumen juga membahas pemilihan jenis jembatan berdasarkan lokasi dan karakteristik strukturnya.
Dokumen tersebut membahas tiga tipe struktur jembatan untuk menanggulangi beban gempa, yaitu: (1) Tipe A dengan tingkat daktilitas penuh dan monolit, (2) Tipe B dengan tingkat daktilitas penuh tetapi tidak monolit, dan (3) Tipe C bersifat elastis. Tipe A dan B digunakan untuk daerah gempa kuat dan sedang, sedangkan Tipe C untuk jembatan kecil. Dokumen juga menjelask
Muhammad farkhan ppt rek gempa pert 7 & 8FDTchannel
油
Dokumen tersebut membahas beban gempa pada struktur jembatan dan tipe-tipe struktur jembatan yang sesuai untuk daerah gempa berbeda, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis struktur jembatan.
Modifikasi penampang profil WF menjadi bentuk membesar di tengah dengan badan terbuka dapat meningkatkan kapasitas momen struktur balok. Pada struktur bentang pendek kapasitas momen meningkat 6%, bentang menengah meningkat 32%, dan bentang panjang meningkat 0,15%. Modifikasi ini dilakukan dengan memotong profil secara diagonal menggunakan program AutoCAD untuk mencari pola potongan terbaik yang dapat digabungkan.
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
油
Dokumen tersebut menjelaskan bagian-bagian penting dari konstruksi jembatan, termasuk struktur atas seperti gelagar dan lantai, struktur bawah seperti abutmen dan pilar, serta pondasi yang mendukung keseluruhan struktur.
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangAgus Gunawan
油
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan pembangunan jembatan sungai Belimbing di perbatasan desa Rempung-Anjani dengan panjang bentang 17 meter menggunakan sistem balok komposit.
2. Dokumen menjelaskan latar belakang proyek, maksud dan tujuan penelitian, lingkup bahasan yang meliputi perhitungan konstruksi awal dan alternatif, serta sistematika penulisan laporan.
3. Dibahas pula landasan teori terkait
Dokumen ini membahas pengantar perencanaan teknik jembatan, termasuk pembahasan mengenai pengertian jembatan, pedoman umum bentang ekonomis, kondisi batas, umur rencana, pokok-pokok perencanaan, acuan normatif, penyelidikan lapangan, penentuan muatan dan lebar jembatan, pembebanan rencana, tahapan analisis struktur, dan teori dasar perhitungan struktur."
Abutment adalah bagian bangunan bawah jembatan yang berfungsi sebagai penyangga seluruh beban hidup dan mati pada jembatan. Abutment menerima beban dari bagian atas jembatan dan menyalurkannya ke pondasi melalui bantalan karet yang berfungsi sebagai peredam getaran. Bantalan karet dapat menahan beban vertikal dan sedikit beban horizontal serta memungkinkan putaran, sesuai dengan desainnya.
Dokumen tersebut membahas mengenai definisi, bagian-bagian, dan jenis-jenis konstruksi jembatan. Secara ringkas, jembatan adalah struktur yang menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan seperti sungai atau lembah. Jembatan terdiri atas struktur atas, struktur bawah, dan pondasi, serta memiliki berbagai bentuk seperti truss, beam, arch, cable-stayed, dan suspension bridge.
Laporan ini membahas permodelan struktur jembatan komposit yang terdiri dari kombinasi baja dan beton. Terdapat analisis pembebanan yang mencakup berat sendiri, beban mati tambahan, beban lalu lintas, gaya rem, beban pejalan kaki, dan beban angin. Pemodelan struktur dan analisis dilakukan menggunakan perangkat lunak SAP2000 untuk menentukan kapasitas struktur.
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfNhkHabit
油
Dokumen tersebut membahas tentang desain jembatan dan perkenalan software, mencakup aspek-aspek perencanaan jembatan seperti acuan normatif, pokok-pokok perencanaan, penentuan muatan dan lebar jembatan, kombinasi pembebanan, tahapan analisis struktur, teori dasar perhitungan struktur, dan contoh soal latihan.
Dokumen tersebut membahas prinsip dasar teknik dan prosedur pemeriksaan jembatan. Termasuk gaya-gaya yang bekerja pada jembatan, metode perencanaan, penilaian kondisi jembatan, klasifikasi jembatan, komponen dan elemen jembatan, serta bangunan pengaman jembatan.
Analisis beban jembatan Sarjito II Yogyakarta meliputi berat sendiri, beban mati tambahan, beban lalu lintas, gaya rem, beban pejalan kaki, pengaruh temperatur, dan beban angin. Jembatan dirancang untuk menanggung berat beton, aspal, air hujan, serta beban tambahan seperti penerangan dan pemeliharaan. Beban lalu lintas terdiri atas beban merata dan garis yang mempengaruhi balok lantai. Gaya rem didistribusikan
Dokumen tersebut membahas tentang jembatan, mulai dari pengertian, fungsi, klasifikasi, spesifikasi, dan jenis konstruksi jembatan. Jembatan diklasifikasikan berdasarkan keberadaan, fungsi, material, bentuk struktur, daktililitas, lantai kendaraan, dan lama penggunaan. Spesifikasi jembatan mencakup struktur atas, struktur bawah, dan bangunan pelengkap. Jenis konstruksi jembatan antara lain beam
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Jalan Rel:
KELOMPOK 1
NISA HANIF
ALIF RAFLI ABDILLAH
AGUNG MADANI
KELAS REGULER A
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
Mata kuliah Perencanaan Jalan Rel membahas tentang sejarah dan perkembangan jalan rel dari masa ke masa, konstruksi jalan rel, sambungan jalan rel dan pembagian jalan rel, perencanaan geometrik jalan rel, serta penyelidikan lapangan struktur subgrade jalan rel dan perancangan geometrik jalan rel. Mahasiswa juga akan mempelajari tentang prasarana jalan rel, struktur jalan rel dan kriteria pembebanannya, komponen rel dan penambatnya, bantalan rel, dan struktur balas. Selain itu, mahasiswa akan mempelajari tentang sistem perawatan jalan rel di Indonesia.
Mata kuliah ini sangat penting bagi mahasiswa teknik sipil yang ingin mempelajari lebih dalam tentang perencanaan jalan rel. Mahasiswa akan mempelajari berbagai aspek terkait jalan rel, mulai dari sejarah dan perkembangan, konstruksi, hingga perawatan. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa akan mempelajari tentang perencanaan geometrik jalan rel, yang meliputi perencanaan dimensi dan karakteristik jalan rel. Selain itu, mahasiswa juga akan mempelajari tentang struktur jalan rel dan kriteria pembebanannya, sehingga dapat merancang struktur jalan rel yang aman dan tahan lama.
Dalam perkembangan transportasi di Indonesia, pengembangan sarana transportasi menggunakan kereta api semakin berkembang. Oleh karena itu, mata kuliah Perencanaan Jalan Rel sangat penting untuk mempersiapkan mahasiswa teknik sipil dalam menghadapi tantangan pengembangan jalan rel di masa depan.
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
油
Dokumen tersebut menjelaskan bagian-bagian penting dari konstruksi jembatan, termasuk struktur atas seperti gelagar dan lantai, struktur bawah seperti abutmen dan pilar, serta pondasi yang mendukung keseluruhan struktur.
Topik 11 Employee Engagement dan Analitik SentimenSeta Wicaksana
油
Di era digital, keterlibatan karyawan (Employee Engagement) menjadi faktor kunci dalam menentukan produktivitas, inovasi, dan retensi tenaga kerja dalam suatu organisasi. Karyawan yang terlibat secara emosional dengan pekerjaannya cenderung lebih produktif, loyal, dan memiliki kontribusi lebih besar terhadap keberhasilan bisnis.
Namun, tantangan utama yang dihadapi organisasi adalah bagaimana mengukur engagement karyawan secara objektif dan real-time. Pendekatan tradisional seperti survei tahunan sering kali tidak memberikan gambaran yang akurat tentang perasaan dan pengalaman kerja karyawan sehari-hari.
HR Analytics telah membawa perubahan besar dengan menghadirkan Analitik Sentimen (Sentiment Analysis) yang memungkinkan organisasi untuk menganalisis data keterlibatan karyawan secara lebih mendalam, berbasis data, dan real-time. Dengan memanfaatkan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML), dan Natural Language Processing (NLP), organisasi kini dapat:
Mengukur tingkat kepuasan dan emosi karyawan berdasarkan data komunikasi digital dan feedback.
Memprediksi kemungkinan disengagement dan turnover karyawan menggunakan predictive analytics.
Menyesuaikan strategi keterlibatan karyawan dengan program yang lebih personal dan berbasis data.
Dengan pendekatan berbasis HR Analytics dan Analitik Sentimen, perusahaan dapat mengoptimalkan pengalaman kerja karyawan, meningkatkan retensi tenaga kerja, serta membangun lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
1. BEBAN-BEBAN YANG BEKERJA
Beban permanen : beban yg tetap berada pd jembatan selama masa layan jembatan. Yang meliputi berat sendiri girder dan
deck, wearing surface, curbs, parapets dan railing, utilities, luminaries, dan tekanan tanah penahan.
Beban transient : meliputi beban gravitasi akibat kendaraan, kereta api, pedestrian traffics, juga beban lateral akibat air
atau angin, tumbukan kapal dan gempa bumi.
Selain daripada itu, jembatan juga mengalami fluktuasi temperatur sepanjang hari dan musim. Bergantung pada jenis
strukturnya, jembatan juga dapat mengalami beban creep dan shrinkage. Adanya gerakan support/ perletakan juga dapat
menimbulkan gaya statis tak tentu pada jembatan.
Gravity Loads : beban yg disebabkan oleh berat suatu obyek pada jembatan dan berat sendiri jembatan. Beban ini (meliputi
beban permanen dan transient) diterapkan arah ke bawah (ke pusat bumi).
PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN BERDASARKAN RSNI T-02-2005
Pengelompokan Beban/Aksi
Menurut sumbernya:
1. Aksi tetap
2. Beban lalu lintas
3. Aksi lingkungan
4. Aksi-aksi lainnya
Kombinasi Pembebanan
Kombinasi beban rencana juga dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok, yaitu:
1. Kombinasi dalam batas daya layan
2. Kombinasi dalam batas ultimit
3. Kombinasi dalam perencanaan berdasarkan tegangan kerja yang terjadi saat proses kontruksi/pembangunan
1. Aksi/Beban Tetap
Beban Tetap terdiri dari:
a. Berat sendiri
b. Beban mati tambahan/utilitas
c. Pengaruh susutan dan rangkak
a) Berat sendiri
Menurut kepada lamanya aksi tersebut bekerja:
1. Aksi tetap
2. Aksi transien/sementara
d. Pengaruh prategang
e. Tekanan tanah
f. Pengaruh tetap pelaksanaan
2. Berat sendiri dari bagian bangunan adalah berat dari bagian tersebut dan elemen-elemen struktural lain yang
dipikulnya. Termasuk dalam hal ini adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen struktural,
ditambah dengan elemen non struktural yang dianggap tetap.
b) Beban mati tambahan
Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk suatu beban pada jembatan yang merupakan
elemen non struktural, dan besarnya dapat berubah selama umur jembatan.
2. Beban Lalu Lintas
Beban lalu lintas terdiri dari:
a. Beban lajur D
b. Beban truk T
a) Beban lajur D
Beban lajur "D" terdiri dari beban tersebar merata (BTR) yang digabung dengan beban garis (BGT).
Beban garis (BGT) dengan intensitas p kN/m harus ditempatkan tegak lurus terhadap arah lalu lintas pada jembatan.
Besarnya intensitas p adalah 49,0 kN/m.
Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q kPa, besarnya q tergantung pada panjang total yang dibebani L
seperti berikut:
q = intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah memanjang jembatan
L = panjang total jembatan yang dibebani (meter)
b) Beban truk T
Pembebanan truk "T" terdiri dari kendaraan truk semi-trailer. Berat dari masing-masing as disebarkan menjadi 2
beban merata sama besar yang merupakan bidang kontak antara roda dengan permukaan lantai. Jarak antara 2 as
tersebut bisa diubah-ubah antara 4,0 m sampai 9,0 m untuk mendapatkan pengaruh terbesar pada arah memanjang
jembatan.
c) Beban rem
Bekerjanya gaya-gaya di arah memanjang jembatan, akibat gaya rem dan traksi, harus ditinjau untuk kedua jurusan
lalu lintas. Pengaruh ini diperhitungkan senilai dengan gaya rem sebesar 5% dari beban lajur D yang dianggap ada
pada semua jalur lalu lintas, tanpa dikalikan dengan faktor beban dinamis dan dalam satu jurusan. Gaya rem
tersebut dianggap bekerja horisontal dalam arah sumbu jembatan dengan titik tangkap setinggi 1,8 m di atas
permukaan lantai kendaraan.
d) Beban pejalan kaki
e. Gaya rem
f. Beban pejalan kaki
c. Gaya sentrifugal
d. Beban tumbukan pada penyangga
jembatan
3. Semua elemen dari trotoar atau jembatan penyeberangan yang langsung memikul pejalan kaki harus direncanakan
untuk beban nominal 5 kPa. Apabila trotoar memungkinkan digunakan untuk kendaraan ringan atau ternak, maka
trotoar harus direncanakan untuk bisa memikul beban hidup terpusat sebesar 20 kN.
a. Beban angin
Tanpa kendaraan di atas jembatan
Ada kendaraan di atas jembatan
b. Beban gempa
PROSES PERENCANAAN JEMBATAN
4. 1. Aspek lalulintas
Persyaratan transportasi meliputi kelancaran arus lalulintas kendaraan dan pejalan kaki (pedestrians) yang melintasi
jembatan tersebut.
Perencanaan yang kurang tepat terhadap kapasitas lalulintas perlu dihindarkan, karena akan sangat mempengaruhi
lebar jembatan.
Sangatlah penting diperoleh hasil yang optimum dalam perencanaan lebar optimumnya agar didapatkan tingkat
pelayanan lalulintas yang maksimum.
Pendekatan ekonomi selayaknya juga sebagai bahan pertimbangan biaya jembatan perlu dibuat seminimum
mungkin.
2. Aspek teknis
Persyaratan teknis yang perlu dipertimbangkan antara lain :
a) penentuan geometri struktur, alinemen horisontal dan vertikal, sesuai dengan lingkungan sekitarnya,
b) pemilihan sistem utama jembatan dan posisi dek,
c) penentuan panjang bentang optimum sesuai dengan syarat hidraulika, arsitektural, dan biaya konstruksi,
d) pemilihan elemen-elemen utama struktur atas dan struktur bawah, terutama tipe pilar dan abutment,
e) pendetailan struktur atas seperti: sandaran, parapet, penerangan, dan tipe perkerasan,
f) pemilihan bahan yang paling tepat untuk struktur jembatan berdasarkan pertimbangan struktural dan estetika.
3. Aspek estetika
5. Jembatan modern di daerah perkotaan di desain tidak hanya didasarkan pada struktural dan pemenuhan transportasi
saja, tetapi juga untuk ekonomi dan artistik.
Aspek estetika jembatan diperkotaan merupakan faktor yang penting pula dipertimbangkan dalam perencanaan.
Kesesuaian estetika dan arsitektural akan memberikan nilai lebih kepada jembatan yang dibangun ditengah-tengah
kota.
Pada kota-kota besar didunia terdapat jembatan yang mempunyai nilai estetika yang maha tinggi disamping kekuatan
strukturnya.