Alkohol merupakan suatu istilah yang umum untuk senyawa organik apapun yang memiliki gugus fungsional yang disebut dengan gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon. Rumus umum senyawa alkohol tersebut adalah ROH atau ArOH di mana R adalah alkil dan Ar adalah gugus aril. Beberapa contoh senyawa alkohol yang sering dijumpai seperti metanol (CH3OH), etanol (C2H4OH), 2-propanol (C3H7OH), fenol dan etilena glikol, yang umum digunakan dalam produk makanan dan minuman adalah etanol, karena etanol ini merupakan satusatunya jenis alkohol rantai lurus yang tidak beracun atau lebih tepatnya paling sedikit beracun.
Laporan praktikum ini membahas mengenal dan kalibrasi spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) untuk mengidentifikasi gugus fungsional zat ekstra joss dan kafein murni. Metode yang digunakan adalah merekam spektrum zat uji dengan spektrofotometer FTIR dan menganalisis hasil spektrum untuk mengetahui gugus fungsional yang ada berdasarkan bilangan gelombang vibrasinya.
Fenol adalah senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil terikat pada cincin benzena. Metode Folin Ciocalteu digunakan untuk menentukan kandungan fenol total dalam tanaman Kenikir dan Beluntas dengan membandingkannya dengan asam galat sebagai standar. Hasil analisis menunjukkan kandungan fenol tertinggi dalam Kenikir.
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
油
Laporan ini merangkum hasil praktikum identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam karboksilat. Praktikum ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsional dari senyawa-senyawa tersebut melalui reaksi kimia khas. Beberapa senyawa diuji meliputi etanol, gliserin, mentol, fenol, dan asam tartrat. Hasil pengujian menunjukkan adanya reaksi esterifikasi pada alkohol dan pembentukan kompleks
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
油
Laporan praktikum kimia ini memberikan ringkasan singkat tentang sintesis asam benzoat dari oksidasi toluena menggunakan KMnO4. Prosesnya melibatkan reaksi oksidasi toluena menjadi aldehida lalu asam benzoat dalam kondisi basa. Hasil akhir adalah kristal asam benzoat berbentuk panjang tajam berwarna putih seberat 0,171 gram.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang berbagai uji untuk menganalisis karbohidrat, termasuk uji untuk mendeteksi gula, monosakarida, ketosa, aldosa, galaktosa, dan amilum. Berbagai uji tersebut melibatkan reaksi kimia yang menghasilkan perubahan warna yang menunjukkan kehadiran jenis karbohidrat tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organik khususnya karbon dan ikatan kimianya. Pembahasan meliputi teori oktet dan hibridisasi atom karbon, serta penjelasan tentang alkana dan sikloalkana."
Teks tersebut membahas tentang percobaan pembentukan kompleks antara CaCl2 dan Na-EDTA. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara logam dan ligan pembentuk senyawa kompleks."
Alkohol dan eter adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional hidroksil (-OH) dan eter (-O-). Alkohol dibedakan menjadi alkohol primer, sekunder, dan tersier berdasarkan derajat substitusi atom karbon yang mengikat gugus hidroksil. Alkohol dapat dihasilkan melalui beberapa reaksi seperti reduksi senyawa karbonil, hidrasi alkena, dan fermentasi karbohidrat. Alkohol juga dap
Dokumen tersebut merangkum proses sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat. Prosesnya meliputi refluks campuran bahan selama satu jam, dievaporasi, dipisahkan menjadi dua lapisan, dan diperoleh etil asetat murni setelah dikeringkan dan disaring.
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien
b. Prinsip kerja sokletasi
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous. Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut hexana
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan kemudian dibungkus dengan kertas saring atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga tidak tercampurnya bahan dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan bahan tidak dibiarkan tercampur secara langsung agar bahan-bahan lain seperti fosfolipid, sterol,asam lemak bebas,pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain tidak ikut terekstrak sebagai lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan kadar lemak ini lebih akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous.
Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Alat ekstraksi soxhlet disambungkan dengan labu lemak yang telah diisi pelarut lemak dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Penentuan kadar lemak pada bahan tersebut dilakukan selama beberapa jam tergantung dari jumlah emak yang terkandung dalam bahan. Semakin banyak kadungan lemak yang terdapat pada bahan, semakin lama proses ekstraksi lemak dilakukan.
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks.
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada senyawa organik dengan melakukan reaksi adisi. Gugus fungsi diidentifikasi dengan menggunakan beberapa reagen seperti KMnO4 untuk menguji tingkat ketidakjenuhan, asam kromat untuk alkohol, dan FeCl3 untuk alkohol dan fenol. Hasilnya menunjukkan bahwa heksana bersifat jenuh, sedangkan etanol dan fenol memiliki gugus fungsi ber
Laporan ini mendeskripsikan eksperimen hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa menggunakan asam klorida. Sukrosa dihidrolisis pada suhu tinggi selama 30 menit, kemudian diuji menggunakan beberapa tes kimia. Hasil tes menunjukkan kehadiran monosakarida seperti glukosa dan fruktosa.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan khususnya argentometri untuk menentukan kadar ion klorida. Metode ini melibatkan pengendapan perak klorida dengan larutan perak nitrat sebagai titran hingga titik ekivalen. Dokumen juga membahas prinsip, faktor yang mempengaruhi hasil, dan contoh perhitungan untuk menentukan kadar klorida dalam suatu sampel.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang kromatografi lapis tipis (KLT) yang merupakan salah satu metode kromatografi, dengan menjelaskan sejarah, prinsip kerja, alat-alat, dan teknik standar pemisahan KLT.
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
油
Uji asam-asam bermartabat dua melibatkan reaksi antara asam oksalat, H2SO4, dan KMnO4 untuk mengetahui reaksi oksidasi dan reduksi. Beberapa uji lainnya juga dilakukan untuk mengetahui reaksi antara anilin dan K2CrO7, mendeteksi air dalam alkohol menggunakan CuSO4, serta mempelajari reaksi oksidasi etanol oleh KMnO4 dan reaksi alkohol dengan logam
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang berbagai uji untuk menganalisis karbohidrat, termasuk uji untuk mendeteksi gula, monosakarida, ketosa, aldosa, galaktosa, dan amilum. Berbagai uji tersebut melibatkan reaksi kimia yang menghasilkan perubahan warna yang menunjukkan kehadiran jenis karbohidrat tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organik khususnya karbon dan ikatan kimianya. Pembahasan meliputi teori oktet dan hibridisasi atom karbon, serta penjelasan tentang alkana dan sikloalkana."
Teks tersebut membahas tentang percobaan pembentukan kompleks antara CaCl2 dan Na-EDTA. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara logam dan ligan pembentuk senyawa kompleks."
Alkohol dan eter adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional hidroksil (-OH) dan eter (-O-). Alkohol dibedakan menjadi alkohol primer, sekunder, dan tersier berdasarkan derajat substitusi atom karbon yang mengikat gugus hidroksil. Alkohol dapat dihasilkan melalui beberapa reaksi seperti reduksi senyawa karbonil, hidrasi alkena, dan fermentasi karbohidrat. Alkohol juga dap
Dokumen tersebut merangkum proses sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat. Prosesnya meliputi refluks campuran bahan selama satu jam, dievaporasi, dipisahkan menjadi dua lapisan, dan diperoleh etil asetat murni setelah dikeringkan dan disaring.
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien
b. Prinsip kerja sokletasi
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous. Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut hexana
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan kemudian dibungkus dengan kertas saring atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga tidak tercampurnya bahan dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan bahan tidak dibiarkan tercampur secara langsung agar bahan-bahan lain seperti fosfolipid, sterol,asam lemak bebas,pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain tidak ikut terekstrak sebagai lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan kadar lemak ini lebih akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous.
Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Alat ekstraksi soxhlet disambungkan dengan labu lemak yang telah diisi pelarut lemak dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Penentuan kadar lemak pada bahan tersebut dilakukan selama beberapa jam tergantung dari jumlah emak yang terkandung dalam bahan. Semakin banyak kadungan lemak yang terdapat pada bahan, semakin lama proses ekstraksi lemak dilakukan.
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks.
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada senyawa organik dengan melakukan reaksi adisi. Gugus fungsi diidentifikasi dengan menggunakan beberapa reagen seperti KMnO4 untuk menguji tingkat ketidakjenuhan, asam kromat untuk alkohol, dan FeCl3 untuk alkohol dan fenol. Hasilnya menunjukkan bahwa heksana bersifat jenuh, sedangkan etanol dan fenol memiliki gugus fungsi ber
Laporan ini mendeskripsikan eksperimen hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa menggunakan asam klorida. Sukrosa dihidrolisis pada suhu tinggi selama 30 menit, kemudian diuji menggunakan beberapa tes kimia. Hasil tes menunjukkan kehadiran monosakarida seperti glukosa dan fruktosa.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan khususnya argentometri untuk menentukan kadar ion klorida. Metode ini melibatkan pengendapan perak klorida dengan larutan perak nitrat sebagai titran hingga titik ekivalen. Dokumen juga membahas prinsip, faktor yang mempengaruhi hasil, dan contoh perhitungan untuk menentukan kadar klorida dalam suatu sampel.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang kromatografi lapis tipis (KLT) yang merupakan salah satu metode kromatografi, dengan menjelaskan sejarah, prinsip kerja, alat-alat, dan teknik standar pemisahan KLT.
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
油
Uji asam-asam bermartabat dua melibatkan reaksi antara asam oksalat, H2SO4, dan KMnO4 untuk mengetahui reaksi oksidasi dan reduksi. Beberapa uji lainnya juga dilakukan untuk mengetahui reaksi antara anilin dan K2CrO7, mendeteksi air dalam alkohol menggunakan CuSO4, serta mempelajari reaksi oksidasi etanol oleh KMnO4 dan reaksi alkohol dengan logam
Alkohol dan eter dapat dibedakan berdasarkan reaksinya dengan logam natrium dan fosforus pentaklorida. Alkohol bereaksi dengan logam natrium membebaskan hidrogen, sedangkan eter tidak bereaksi. Alkohol juga bereaksi dengan PCl5 menghasilan gas HCl, berbeda dengan eter yang bereaksi namun tidak menghasilkan HCl.
1) Dokumen tersebut merupakan makalah tentang pembelajaran e-learning mata pelajaran kimia SMA semester 2 yang membahas tentang senyawa karbon organik sederhana berdasarkan gugus fungsionalnya.
2) Senyawa karbon organik sederhana dibahas meliputi alkohol, eter, alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan alkil alkanoat.
3) Diskusi meliputi rumus umum, penamaan, sifat-sifat, dan contoh seny
Makalah ini membahas tentang alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan ester. Topik utama yang dibahas meliputi struktur, sifat fisika dan kimia, tatanama serta reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa-senyawa tersebut."
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang aldehid dan keton. Aldehid dan keton merupakan senyawa yang mengandung gugus karbonil C=O dan digunakan sebagai bahan baku industri serta memiliki berbagai reaksi kimia. Aldehid lebih reaktif daripada keton karena memiliki atom hidrogen pada gugus karbonil.
Dokumen tersebut membahas tentang turunan dari alkana seperti alkohol, eter, aldehida, keton, dan lainnya. Juga membahas tentang gugus fungsional, isomer fungsional, dan penamaan IUPAC dari beberapa golongan senyawa organik seperti alkohol dan eter.
Rangkuman materi kimia kelas XII semester 2Raha Sia
油
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa karbon seperti haloalkana, alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan ester. Secara singkat, dibahas tentang rumus struktur, tata nama, sifat-sifat kimia dan contoh senyawa-senyawa tersebut.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang alkohol/alkanol. Alkohol adalah senyawa turunan alkana dimana satu atom hidrogen diganti dengan gugus hidroksil (-OH). Alkohol dibedakan menjadi alkohol primer, sekunder, dan tersier berdasarkan letak gugus fungsinya. Alkohol memiliki sifat seperti titik didih dan kelarutan dalam air. Alkohol dapat mengalami reaksi hidrasi, dehidrasi, dan o
1. REAKSI ALKOHOL
DISUSUN OLEH:
ANDI SYAHRIL /4022022005
FERA YUGISTA /4022022014
IRMA YUNITA /4022022024
INDAR /4022022023
SUCIATI /4022022062
UNUN KHARUNNISA /4022022068
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA
INDUSTRI
POLITEKNIK BOMBANA
TAHUN AJARAN 2023
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya laporan yang berjudul REAKSI ALKOHOL. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Kimia
Organik.
Dalam penulisan laporan ini kami merasa banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas laporan
dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini.
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Alkohol adalah zat psikoaktif yang bersifat adiktif. Zat ini adalah golongan
zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak, yang dapat menimbulkan
perubahan pada perilaku, emosi, kognitif, persepsi, dan kesadaran seseorang.
Sedangkan adiksi atau adiktif adalah suatu keadaan kecanduan atau
ketergantungan terhadap jenis zat tertentu. Seseorang yang menggunakan alkohol
mempunyai rentang respon yang berfluktuasi dari kondisi yang ringan sampai
yang berat.Alkohol juga merupakan zat yang bisa menekan susunan syaraf pusat
meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan.
Alkohol merupakan suatu istilah yang umum untuk senyawa organik apapun
yang memiliki gugus fungsional yang disebut dengan gugus hidroksil (OH) yang
terikat pada atom karbon. Rumus umum senyawa alkohol tersebut adalah ROH
atau ArOH di mana R adalah alkil dan Ar adalah gugus aril. Beberapa contoh
senyawa alkohol yang sering dijumpai seperti metanol (CH3OH), etanol
(C2H4OH), 2-propanol (C3H7OH), fenol dan etilena glikol, yang umum
digunakan dalam produk makanan dan minuman adalah etanol, karena etanol ini
merupakan satusatunya jenis alkohol rantai lurus yang tidak beracun atau lebih
tepatnya paling sedikit beracun. Selain itu, etanol juga mempunyai penerapan
tidak terbilang sebagai pelarut untuk bahan kimia organik dan sebagai senyawa
awal untuk pembuatan zat warna, obat-obatan sintesis, kosmetik dan bahan
peledak
Alkohol dapat digolongkan berdasarkan ;
1. Letak gugus OH pada atom karbon
2. Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya)
4. 3. Bentuk rantai karbonnya.
OksidasiAlkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan
uap air.Oleh karena itu, etanol digunakan sebagai bahan bakar spirtus (spiritus).
Reaksi pembakaran etanol, berlangsung sebagai berikut:
dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan
asam, alkohol teroksidasi sebagai berikut:
1. Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut
membentuk asam karboksilat.
2. Alkohol sekunder membentuk keton.
3. Alkohol tersier tidak teroksidasi.
Reaksi oksidasi etanol dapat dianggap berlangsung sebagai berikut:
Etanal yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam asetat.Hal
ini terjadi karena oksidasi aldehida lebih mudah daripada oksidasi alkohol.
Pembentukan Ester (Esterifikasi)
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air.Untuk
membedakan suatu alkohol termasuk alkohol primer, sekunder atau tersier dapat
dilakukan menggunakan pereaksiLucas.Pereaksi Lucas dibuat dengan dengan
mereaksikan asam klorida pekat dan seng klorida.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana reaksi larutan alkohol ketika ditambahkan dengan asam
asetat,H2SO4,dan Aquadest?
1.3 TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui reaksi larutan alkohol ketika ditambahkan dengan asam
asetat, H2SO4, dan Aquades
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1DASAR TEORI
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti
oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik
didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal
ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum
alkohol R-OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam
alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam
air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut.
Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala
perbandingan (Brady, 1999).
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH
pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol
primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang
gugus OH nya terletak pada atom C primer yang terikat langsung pada satu atom
karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol sekunder yaitu
alkohol yang gugus OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada dua
atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus OH nya terletak
pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain (Fessenden,
1997).
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh
ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil
yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air
berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol
dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol
berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur yang
cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok bernyawa, fenol memiliki titik didih dan
kelarutan yang sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang menempel
pada cincin benzena (Petrucci, 1987).
Reaksi reaksi yang terjadi dalam alkohol antara lain reaksi subtitusi, reaksi
eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang
rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup
panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil.
Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart, 1990).
Suatu alkohol primer dapat dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam
karboksilat. Alkohol sekkunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan
pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basah, dalam larutan asam,
6. alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian dikosidasi
(Fessenden, 1997).
Beberapa oksidasi dari alkohol antara lain:
a. Oksidasi menjadi aldehid
Hasil oksidasi mula-mula dari alkohol primer adalah suatu aldehid
(RCH=O). Aldehid, siap diosidasi menjadi asam karboksilat. Oleh
sebab itu, reaksi antara alkohol primer dengan zat oksidator kuat akan
menghasilkan asam karboksilat, dan bukan intermediet aldehid.
Pereaksi tertentu harus dipakai apabila intermediet aldehid merupakan
hasil yang diinginkan.
b. Oksidasi menjadi keton
Suatu alkohol sekunder dioksidasi oleh oksidator yang rekatif kuat
menjadi keton.
c. Oksidasi menjadi asam karboksilat
Suatu oksidator kuat yang umum dapat mengoksidasi alkohol primer
menjadi asam karboksilat (Hart,1999).
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH
pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol
primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang
gugus OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu atom
karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol sekunder yaitu
alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada dua
atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus OH nya terletak
pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain
a. Alkohol Primer, Yaitu Alkohol Yang Gugus OH Terikat Pada C Primer
b. Alkohol sekunder, yairu alkohol yang gugus OH terikat pada C sekunder
8. BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum Kimia Organik dilaksanakan pada hari senin 09 Maret 2023
bertempat di Laboratorium Teknologi Rekayasa Kimia Industri,Politeknik
Bombana, Desa Poea, kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, Provinsi
Sulawesi Tenggara.
3.2 Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sebagai
berikut:
a. Alat
Tabung Reaksi
Spatula
Gelas Arloji
Pipet Tetes
Pipet Volum
Neraca Analitik
Hot Plate
b. Bahan
Alkohol
CuSO4
Asam Sulfat
Gliselor
Etanol
Kalium Karbonat
Asam Asetat
Aquadest
9. 3.3 Prosedur Kerja
Ambil 2 ml Alkohol ke dalam tabung reaksi
Tambahkan beberapa tetes Asam Sulfat ( 3 tetes ) kelompok 2
Tambakhan lagi H2SO4 sebanyak 5 ml dan ditutup pakai kapas.
25 ml Aquadest ke dalam gelas ukur
kemudian masukkan larutan H2SO4 dan alkohol, asam Asetat tadi ke
dalam larutan aquadest di gelas ukur dan amati selama 2 menit.