際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Ringkasan Cara Pelaksanaan Jenazah 2/5
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=444&bagian=0
Ringkasan Cara Pelaksanaan Jenazah 2/5
Kategori :
Janaa'iz
Tanggal : Kamis, 11 Maret 2004 07:36:49 WIB
RINGKASAN CARA PELAKSANAAN JENAZAH
Oleh
Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid
Bagian Kedua dari Lima Tulisan [2/5]
[Tulisan ini hanya ringkasan dan tidak memuat dalil-dalil semua permasalahan secara terperinci. Maka
barangsiapa di antara pembaca yang ingin mengetahui dalil-dalil setiap pembahasan dipersilahkan membaca
kitab aslinya "Ahkamul Janaaiz wa Bid'ihaa" karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah]
VIII PUJIAN ORANG TERHADAP MAYYIT
[1] Pujian baik terjadap mayyit dari sekelompok orang-orang muslim yang benar-benar, paling kurang dua
orang di antara tetangga-tetangganya yang arif, shalih dan berilmu dapat menjadi penyebab masuknya mayyit
ke dalam surga.
[2] Jika kematian seseorang bertetapan dengan gerhana matahari atau bulan, maka hal itu tidak menunjukkan
sesuatu. Sedangkan anggapan bahwa hal itu merupakan tanda-tanda kemualian si mayyit adalah khurafat
jahiliyah yang bathil
IX MEMANDIKAN MAYYIT
[1] Jika sudah meninggal, maka orang-orang yang ada di sekitarnya harus segera memandikannya.
[2] Dalam memandikan mayyit, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
[a] Memandikan tiga kali atau lebih, sesuai dengan yang dibutuhkan
[b] Memandikan dengan junlah ganjil
[c] Mencampur sebagian dengan sidr, atau yang bisa menggantikan fungsinya seperti sabun
[d] Mencampur mandi terakhir dengan wangi-wangian seperti kapur barus/kamper dan ini lebih afdhal.
(terkecuali jika yang meninggal sedang melakukan ihram maka tidak boleh diberi wangi-wangian)
[e] Ikatan rambut harus dibuka, lalu rambut dicuci dengan baik.
[f] Menyisir rambut
[g] Mengikat mejadi tiga bagian untuk rambut wanita, lalu mebentangkan ke belakangnya
[h] Memulai memandikan dari bagian kanannya dan anggota wudhunya dan anggota wudhunya
[i] Laki-laki dimandikan oleh laki-laki juga, dan wanita dimandikan oleh wanita juga. (Terkecuali bagi
suami-istri, boleh saling memandikan, karena ada dalil sunnah yang memperkuat amalan ini)
[j] Memandikan dengan potongan-potongan kain dalam keadaan terbuka dengan kain di atas tubuhnya setelah
membuka semua pakaiannya
Halaman 1/3
Ringkasan Cara Pelaksanaan Jenazah 2/5
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=444&bagian=0
[k] Yang memandikan mayyit adalah orang yang lebih mengetahui cara penyelenggaraan mayat/jenazah sesuai
dengan sunnah Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, lebih-lebih jika termasuk kerabat keluarga mayyit.
[3] Yang memandikan mayyit akan mendapatkan pahala yang besar jika memenuhi dua syarat berikut.
[a] Menutupi kekurangan yang ia dapati dari mayyit dan tidak menceritakan kepada orang lain
[b] Ikhlas karena Allah semata dalam mejalankan urusan jenazah tanpa mengharapkan pamrih dan terima
kasih serta tanpa tujuan-tujuan duniawi. Karena Allah tidak menerima amalan akhirat tanpa keikhlasan
semata-mata kepada-Nya.
[4] Danjurkan bagi yang memandikan jenazah supaya mandi. (Tidak diwajibkan).
[5] Tidak disyariatkan memandikan orang yang mati syahid di medan perang, meskipun ia gugur dalam
keadaan junub.
X MENGKAFANI MAYAT
[1] Setelah selesai memandikan mayat, maka wajib dikafani.
[2] Kain kafan serta biayanya diambil dari harta si mayyit sendiri, meskipun hartanya sampai habis, tidak ada
yang tertinggal lagi.
[3] Seharusnya kain kafan menutupi semua anggota tubuhnya.
[4] Jika seandainya kain kafan tidak mencukupi semua tubuhnya, maka diutamakan menutupi kepalanya
sampai ke sebagian tubuhnya, adapun yang masih terbuka maka ditutupi dengan daun-daunan yang wangi.
(Hal yang seperti ini jarang terjadi paza zaman kita sekarang ini, tetapi ini adalah hukum syar'i).
[5] Jika kain kafan kurang, sementara jumlah mayat banyak, maka boleh mengkafani mereka secara massal
dalam satu kafan, yaitu dengan cara mebagi-bagi jumlah tertentu di kalangan mereka dengan mendahulukan
orang-orang yang lebih banyak mengetahui dan menghafal Al-Qur'an ke arah kiblat
[6] Tidak boleh membuka pakaian orang yang mati syahid yang dipakainya sewaktu mati, ia dikuburkan
dengan pakaian yang dipakai syahid.
[7] Dianjurkan mengkafani orang yang mati syahid dengan selembar kain kafan atau lebih di atas pakaian
yang sedang di pakai
[8] Orang yang mati dalam keadaan berihram dikafani dengan kedua pakaian ihram yang sedang dipakainya
[9] Hal-hal yang dianjurkan dalam pemakaian kain kafan :
[a] Warna putih
[b] Menyiapkan tiga lembar
[c] Satu diantaranya bergaris-garis (Ini tidak bertentangan dengan bagian (a) karena dua hal : - Pada umumnya
kain putih bergaris-garis putih, - Di antara ketiga lembar kafan tadi, satu yang bergaris-garis sedangkan yang
lainnya putih
[d] Memberikan wangi-wangian tiga kali.
[10] Tidak boleh berfoya-foya dalam pemakain kain kafan, dan tidak boleh lebih dari tiga lembar, karena hal
itu menyalahi cara kafan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan terlebih lagi perbuatan itu dianggap
menyia-nyiakan harta
[11] Dalam cara mengkafani tadi, mengkafani wanita sama caranya dengan mengkafani pria karena tidak
adanya dalil yang menjelaskan perbedaan itu.
Halaman 2/3
Ringkasan Cara Pelaksanaan Jenazah 2/5
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=444&bagian=0
XI MEMBAWA JENAZAH SERTA MENGANTARNYA
[1] Wajib membawa jenazah dan mengantarnya, karena hal itu adalah hak seorang muslim yang mati terhadap
kaum muslimin yang lain.
[2] Mengikuti jenazah ada dua tahap :
[a] Mengikuti dari keluarganya sampai dishalati
[b] Mengikuti dari keluarganya sampai selesai penguburannya, dan inilah yang lebih utama
[3] Mengikuti jenazah hanya dibolehkan bagi laki-laki, tidak dibolehkan bagi wanita, karena Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam melarang wanita mengikuti jenazah.
[4] Tidak dibolehkan mengikuti jenazah dengan cara-cara sambil menangis, begitu pula membawa
wangi-wangian dan sebagainya. (Termasuk dalam kategori ini amalan orang awam sambil membaca :
"Wahhiduul -Ilaaha" atau jenis dzikir-dzikir lainnya yang dibuat-buat.
[5] Harus cepat-cepat dalam membawa jenazah dalam arti tidak berlari-lari.
[6] Boleh berjalan di depan jenazah, di belakangnya (ini yang lebih afdhal), boleh juga di samping kanannya
atau kirinya dengan posisi dekat dengan jenazah, kecuali yang berkendaraan maka mengikuti dari belakang.
(Perlu diketahui bahwa berjalan lebih afdhal dari pada berkendaraan).
[7] Boleh pulang berkendaraan setelah menguburkan mayat, tida makruh.
[8] Adapun membawa jenazah di atas kereta khusus atau mobil ambulance, kemudian orang-orang yang
mengantarnya juga memakai mobil, maka hal ini termasuk tidak disyari'atkan, karena ini adalah kebiasaan
orang-orang kafir, serta menghilangkan nilai-nilai yang terkandung dalam pengantaran jenazah yaitu
mengingat-ingat akhirat, lebih-lebih lagi karena hal itu menjadi penyebab terkuat berkurangnya pengantar
jenazah dan hilang kesempatan orang-orang yang ingin mendapatkan pahala. (Kecuali dalam keadaan darurat
maka boleh memakai mobil).
[9] Berdiri untuk menghormati jenazah hukumnya mansukh (dihapuskan), oleh karena itu tidak boleh lagi
diamalkan.
[10] Dianjurkan bagi yang membawa jenazah supaya berwudhu, tapi ini tidak wajib.
[Disalin dari kitab Muhtasar Kiatab Ahkaamul Janaaiz wa Bid'auha, karya Syaikh Muhammad Nashiruddin
Al-Albany, diringkas oleh Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid dan diterjemahkan oleh Muhammad Dahri
Komaruddin]
Halaman 3/3
Ad

More Related Content

What's hot (20)

Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfar
Muhsin Hariyanto
Jilid 3 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
Jilid 3 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur Jilid 3 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
Jilid 3 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
10 Dosa Besar
Prinsip konsumsi ii
Prinsip konsumsi iiPrinsip konsumsi ii
Prinsip konsumsi ii
Lalu Iwan
Ppt salat jenazah
Ppt salat jenazahPpt salat jenazah
Ppt salat jenazah
Sigitpga
Penghalang penghalang-do-a
Penghalang penghalang-do-aPenghalang penghalang-do-a
Penghalang penghalang-do-a
Ra Hardianto
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-1-5
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-1-5Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-1-5
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-1-5
Ra Hardianto
Khutbah ju mat memakmurkan masjid
Khutbah ju mat memakmurkan masjidKhutbah ju mat memakmurkan masjid
Khutbah ju mat memakmurkan masjid
Ariezky Ahmad
Memahami hadis tentang iman dan ibadah
Memahami hadis tentang iman dan ibadahMemahami hadis tentang iman dan ibadah
Memahami hadis tentang iman dan ibadah
Alvie Messi
Shalat Khusu Ppt
Shalat Khusu PptShalat Khusu Ppt
Shalat Khusu Ppt
lutfifauzan
Islam dan Inovasi
Islam dan Inovasi Islam dan Inovasi
Islam dan Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
Solat Jenazah
Solat JenazahSolat Jenazah
Solat Jenazah
guest2ed9896
Tata cara menguburkan jenazah
Tata cara menguburkan jenazahTata cara menguburkan jenazah
Tata cara menguburkan jenazah
Ofigya Athifa Soebijoto
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirunTafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Muhammad Idris
Sebagian orang-berkata-apabila-hadits-shahih-bertentangan-dengan-al-qur-an-ma...
Sebagian orang-berkata-apabila-hadits-shahih-bertentangan-dengan-al-qur-an-ma...Sebagian orang-berkata-apabila-hadits-shahih-bertentangan-dengan-al-qur-an-ma...
Sebagian orang-berkata-apabila-hadits-shahih-bertentangan-dengan-al-qur-an-ma...
Ra Hardianto
Shalat ghaib
Shalat ghaibShalat ghaib
Shalat ghaib
Muhammad Azzikry
Memahami Hadist tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah
Memahami Hadist tentang ciri iman dan ibadah yang diterima AllahMemahami Hadist tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah
Memahami Hadist tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah
Eloknadlifah
Shalat
ShalatShalat
Shalat
lilissofiani
Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfar
Muhsin Hariyanto
Jilid 3 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
Jilid 3 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur Jilid 3 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
Jilid 3 (Revisi 2013) - 10 Dosa Besar - Tausiyah Ustad Yusuf Mansur
10 Dosa Besar
Prinsip konsumsi ii
Prinsip konsumsi iiPrinsip konsumsi ii
Prinsip konsumsi ii
Lalu Iwan
Ppt salat jenazah
Ppt salat jenazahPpt salat jenazah
Ppt salat jenazah
Sigitpga
Penghalang penghalang-do-a
Penghalang penghalang-do-aPenghalang penghalang-do-a
Penghalang penghalang-do-a
Ra Hardianto
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-1-5
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-1-5Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-1-5
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-1-5
Ra Hardianto
Khutbah ju mat memakmurkan masjid
Khutbah ju mat memakmurkan masjidKhutbah ju mat memakmurkan masjid
Khutbah ju mat memakmurkan masjid
Ariezky Ahmad
Memahami hadis tentang iman dan ibadah
Memahami hadis tentang iman dan ibadahMemahami hadis tentang iman dan ibadah
Memahami hadis tentang iman dan ibadah
Alvie Messi
Shalat Khusu Ppt
Shalat Khusu PptShalat Khusu Ppt
Shalat Khusu Ppt
lutfifauzan
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirunTafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Muhammad Idris
Sebagian orang-berkata-apabila-hadits-shahih-bertentangan-dengan-al-qur-an-ma...
Sebagian orang-berkata-apabila-hadits-shahih-bertentangan-dengan-al-qur-an-ma...Sebagian orang-berkata-apabila-hadits-shahih-bertentangan-dengan-al-qur-an-ma...
Sebagian orang-berkata-apabila-hadits-shahih-bertentangan-dengan-al-qur-an-ma...
Ra Hardianto
Memahami Hadist tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah
Memahami Hadist tentang ciri iman dan ibadah yang diterima AllahMemahami Hadist tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah
Memahami Hadist tentang ciri iman dan ibadah yang diterima Allah
Eloknadlifah

Similar to Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-2-5 (11)

Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-3-5
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-3-5Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-3-5
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-3-5
Ra Hardianto
Makalah tata cara memandikan jenazah
Makalah tata cara memandikan jenazahMakalah tata cara memandikan jenazah
Makalah tata cara memandikan jenazah
Dafik Amadah
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-5-5
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-5-5Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-5-5
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-5-5
Ra Hardianto
Aurat wanita
Aurat wanitaAurat wanita
Aurat wanita
Iyeh Solichin
Powerpointjanazah videojadisound-121225235515-phpapp02
Powerpointjanazah videojadisound-121225235515-phpapp02Powerpointjanazah videojadisound-121225235515-phpapp02
Powerpointjanazah videojadisound-121225235515-phpapp02
student malaysia
Makalah Cara Memandikan Jenazah
Makalah Cara Memandikan JenazahMakalah Cara Memandikan Jenazah
Makalah Cara Memandikan Jenazah
annisadahlan_
Anjuran menuntut ilmu dan berpakaian secara islam
Anjuran menuntut ilmu dan berpakaian secara islamAnjuran menuntut ilmu dan berpakaian secara islam
Anjuran menuntut ilmu dan berpakaian secara islam
Excel Darmawan
Adab Berpakaian Ketika Sholat.doc
Adab Berpakaian Ketika Sholat.docAdab Berpakaian Ketika Sholat.doc
Adab Berpakaian Ketika Sholat.doc
MisrilYadi
Makalah Tata Cara Memandikan Jenazah
Makalah Tata Cara Memandikan JenazahMakalah Tata Cara Memandikan Jenazah
Makalah Tata Cara Memandikan Jenazah
annisadahlan_
Tugas agama islam
Tugas agama islamTugas agama islam
Tugas agama islam
Dheyaini Mazaya
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-3-5
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-3-5Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-3-5
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-3-5
Ra Hardianto
Makalah tata cara memandikan jenazah
Makalah tata cara memandikan jenazahMakalah tata cara memandikan jenazah
Makalah tata cara memandikan jenazah
Dafik Amadah
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-5-5
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-5-5Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-5-5
Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-5-5
Ra Hardianto
Powerpointjanazah videojadisound-121225235515-phpapp02
Powerpointjanazah videojadisound-121225235515-phpapp02Powerpointjanazah videojadisound-121225235515-phpapp02
Powerpointjanazah videojadisound-121225235515-phpapp02
student malaysia
Makalah Cara Memandikan Jenazah
Makalah Cara Memandikan JenazahMakalah Cara Memandikan Jenazah
Makalah Cara Memandikan Jenazah
annisadahlan_
Anjuran menuntut ilmu dan berpakaian secara islam
Anjuran menuntut ilmu dan berpakaian secara islamAnjuran menuntut ilmu dan berpakaian secara islam
Anjuran menuntut ilmu dan berpakaian secara islam
Excel Darmawan
Adab Berpakaian Ketika Sholat.doc
Adab Berpakaian Ketika Sholat.docAdab Berpakaian Ketika Sholat.doc
Adab Berpakaian Ketika Sholat.doc
MisrilYadi
Makalah Tata Cara Memandikan Jenazah
Makalah Tata Cara Memandikan JenazahMakalah Tata Cara Memandikan Jenazah
Makalah Tata Cara Memandikan Jenazah
annisadahlan_
Ad

More from Ra Hardianto (20)

Riba merajalela
Riba merajalelaRiba merajalela
Riba merajalela
Ra Hardianto
Realita perpecahan-umat-2-2
Realita perpecahan-umat-2-2Realita perpecahan-umat-2-2
Realita perpecahan-umat-2-2
Ra Hardianto
Realita perpecahan-umat-1-2
Realita perpecahan-umat-1-2Realita perpecahan-umat-1-2
Realita perpecahan-umat-1-2
Ra Hardianto
Realita kebangkitan-islam
Realita kebangkitan-islamRealita kebangkitan-islam
Realita kebangkitan-islam
Ra Hardianto
Rasulullah menjelaskan-thaifah-al-manshurah-memiliki-sifat-sifat-beliau-dan-p...
Rasulullah menjelaskan-thaifah-al-manshurah-memiliki-sifat-sifat-beliau-dan-p...Rasulullah menjelaskan-thaifah-al-manshurah-memiliki-sifat-sifat-beliau-dan-p...
Rasulullah menjelaskan-thaifah-al-manshurah-memiliki-sifat-sifat-beliau-dan-p...
Ra Hardianto
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ahQunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Ra Hardianto
Q a-d-h-a
Q a-d-h-aQ a-d-h-a
Q a-d-h-a
Ra Hardianto
Qadar
QadarQadar
Qadar
Ra Hardianto
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ahSejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Ra Hardianto
Sejarah hitam-perpecahan-umat-2-2
Sejarah hitam-perpecahan-umat-2-2Sejarah hitam-perpecahan-umat-2-2
Sejarah hitam-perpecahan-umat-2-2
Ra Hardianto
Sejarah hitam-perpecahan-umat-1-2
Sejarah hitam-perpecahan-umat-1-2Sejarah hitam-perpecahan-umat-1-2
Sejarah hitam-perpecahan-umat-1-2
Ra Hardianto
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdiSebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Ra Hardianto
Sanad dan-matan
Sanad dan-matanSanad dan-matan
Sanad dan-matan
Ra Hardianto
Salafiyun mencari-muka-dihadapan-pemerintah-tidak-berbicara-dengan-kebenaraan...
Salafiyun mencari-muka-dihadapan-pemerintah-tidak-berbicara-dengan-kebenaraan...Salafiyun mencari-muka-dihadapan-pemerintah-tidak-berbicara-dengan-kebenaraan...
Salafiyun mencari-muka-dihadapan-pemerintah-tidak-berbicara-dengan-kebenaraan...
Ra Hardianto
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-2-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-2-2Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-2-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-2-2
Ra Hardianto
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Ra Hardianto
Saham saham-bank
Saham saham-bankSaham saham-bank
Saham saham-bank
Ra Hardianto
Sahabat rasulullah-memiliki-manhaj-ilmiyah-yang-teliti-dalam-istidlal-dan-ist...
Sahabat rasulullah-memiliki-manhaj-ilmiyah-yang-teliti-dalam-istidlal-dan-ist...Sahabat rasulullah-memiliki-manhaj-ilmiyah-yang-teliti-dalam-istidlal-dan-ist...
Sahabat rasulullah-memiliki-manhaj-ilmiyah-yang-teliti-dalam-istidlal-dan-ist...
Ra Hardianto
Saatnya ahlu-haq-berlaku-jujur
Saatnya ahlu-haq-berlaku-jujurSaatnya ahlu-haq-berlaku-jujur
Saatnya ahlu-haq-berlaku-jujur
Ra Hardianto
Riba merajalela
Riba merajalelaRiba merajalela
Riba merajalela
Ra Hardianto
Realita perpecahan-umat-2-2
Realita perpecahan-umat-2-2Realita perpecahan-umat-2-2
Realita perpecahan-umat-2-2
Ra Hardianto
Realita perpecahan-umat-1-2
Realita perpecahan-umat-1-2Realita perpecahan-umat-1-2
Realita perpecahan-umat-1-2
Ra Hardianto
Realita kebangkitan-islam
Realita kebangkitan-islamRealita kebangkitan-islam
Realita kebangkitan-islam
Ra Hardianto
Rasulullah menjelaskan-thaifah-al-manshurah-memiliki-sifat-sifat-beliau-dan-p...
Rasulullah menjelaskan-thaifah-al-manshurah-memiliki-sifat-sifat-beliau-dan-p...Rasulullah menjelaskan-thaifah-al-manshurah-memiliki-sifat-sifat-beliau-dan-p...
Rasulullah menjelaskan-thaifah-al-manshurah-memiliki-sifat-sifat-beliau-dan-p...
Ra Hardianto
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ahQunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Qunut shubuh-terus-menerus-adalah-bid-ah
Ra Hardianto
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ahSejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Ra Hardianto
Sejarah hitam-perpecahan-umat-2-2
Sejarah hitam-perpecahan-umat-2-2Sejarah hitam-perpecahan-umat-2-2
Sejarah hitam-perpecahan-umat-2-2
Ra Hardianto
Sejarah hitam-perpecahan-umat-1-2
Sejarah hitam-perpecahan-umat-1-2Sejarah hitam-perpecahan-umat-1-2
Sejarah hitam-perpecahan-umat-1-2
Ra Hardianto
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdiSebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Ra Hardianto
Sanad dan-matan
Sanad dan-matanSanad dan-matan
Sanad dan-matan
Ra Hardianto
Salafiyun mencari-muka-dihadapan-pemerintah-tidak-berbicara-dengan-kebenaraan...
Salafiyun mencari-muka-dihadapan-pemerintah-tidak-berbicara-dengan-kebenaraan...Salafiyun mencari-muka-dihadapan-pemerintah-tidak-berbicara-dengan-kebenaraan...
Salafiyun mencari-muka-dihadapan-pemerintah-tidak-berbicara-dengan-kebenaraan...
Ra Hardianto
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-2-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-2-2Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-2-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-2-2
Ra Hardianto
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Salaf dan-salafiyah-secara-bahasa-1-2
Ra Hardianto
Saham saham-bank
Saham saham-bankSaham saham-bank
Saham saham-bank
Ra Hardianto
Sahabat rasulullah-memiliki-manhaj-ilmiyah-yang-teliti-dalam-istidlal-dan-ist...
Sahabat rasulullah-memiliki-manhaj-ilmiyah-yang-teliti-dalam-istidlal-dan-ist...Sahabat rasulullah-memiliki-manhaj-ilmiyah-yang-teliti-dalam-istidlal-dan-ist...
Sahabat rasulullah-memiliki-manhaj-ilmiyah-yang-teliti-dalam-istidlal-dan-ist...
Ra Hardianto
Saatnya ahlu-haq-berlaku-jujur
Saatnya ahlu-haq-berlaku-jujurSaatnya ahlu-haq-berlaku-jujur
Saatnya ahlu-haq-berlaku-jujur
Ra Hardianto
Ad

Ringkasan cara-pelaksanaan-jenazah-2-5

  • 1. Ringkasan Cara Pelaksanaan Jenazah 2/5 http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=444&bagian=0 Ringkasan Cara Pelaksanaan Jenazah 2/5 Kategori : Janaa'iz Tanggal : Kamis, 11 Maret 2004 07:36:49 WIB RINGKASAN CARA PELAKSANAAN JENAZAH Oleh Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid Bagian Kedua dari Lima Tulisan [2/5] [Tulisan ini hanya ringkasan dan tidak memuat dalil-dalil semua permasalahan secara terperinci. Maka barangsiapa di antara pembaca yang ingin mengetahui dalil-dalil setiap pembahasan dipersilahkan membaca kitab aslinya "Ahkamul Janaaiz wa Bid'ihaa" karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah] VIII PUJIAN ORANG TERHADAP MAYYIT [1] Pujian baik terjadap mayyit dari sekelompok orang-orang muslim yang benar-benar, paling kurang dua orang di antara tetangga-tetangganya yang arif, shalih dan berilmu dapat menjadi penyebab masuknya mayyit ke dalam surga. [2] Jika kematian seseorang bertetapan dengan gerhana matahari atau bulan, maka hal itu tidak menunjukkan sesuatu. Sedangkan anggapan bahwa hal itu merupakan tanda-tanda kemualian si mayyit adalah khurafat jahiliyah yang bathil IX MEMANDIKAN MAYYIT [1] Jika sudah meninggal, maka orang-orang yang ada di sekitarnya harus segera memandikannya. [2] Dalam memandikan mayyit, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : [a] Memandikan tiga kali atau lebih, sesuai dengan yang dibutuhkan [b] Memandikan dengan junlah ganjil [c] Mencampur sebagian dengan sidr, atau yang bisa menggantikan fungsinya seperti sabun [d] Mencampur mandi terakhir dengan wangi-wangian seperti kapur barus/kamper dan ini lebih afdhal. (terkecuali jika yang meninggal sedang melakukan ihram maka tidak boleh diberi wangi-wangian) [e] Ikatan rambut harus dibuka, lalu rambut dicuci dengan baik. [f] Menyisir rambut [g] Mengikat mejadi tiga bagian untuk rambut wanita, lalu mebentangkan ke belakangnya [h] Memulai memandikan dari bagian kanannya dan anggota wudhunya dan anggota wudhunya [i] Laki-laki dimandikan oleh laki-laki juga, dan wanita dimandikan oleh wanita juga. (Terkecuali bagi suami-istri, boleh saling memandikan, karena ada dalil sunnah yang memperkuat amalan ini) [j] Memandikan dengan potongan-potongan kain dalam keadaan terbuka dengan kain di atas tubuhnya setelah membuka semua pakaiannya Halaman 1/3
  • 2. Ringkasan Cara Pelaksanaan Jenazah 2/5 http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=444&bagian=0 [k] Yang memandikan mayyit adalah orang yang lebih mengetahui cara penyelenggaraan mayat/jenazah sesuai dengan sunnah Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, lebih-lebih jika termasuk kerabat keluarga mayyit. [3] Yang memandikan mayyit akan mendapatkan pahala yang besar jika memenuhi dua syarat berikut. [a] Menutupi kekurangan yang ia dapati dari mayyit dan tidak menceritakan kepada orang lain [b] Ikhlas karena Allah semata dalam mejalankan urusan jenazah tanpa mengharapkan pamrih dan terima kasih serta tanpa tujuan-tujuan duniawi. Karena Allah tidak menerima amalan akhirat tanpa keikhlasan semata-mata kepada-Nya. [4] Danjurkan bagi yang memandikan jenazah supaya mandi. (Tidak diwajibkan). [5] Tidak disyariatkan memandikan orang yang mati syahid di medan perang, meskipun ia gugur dalam keadaan junub. X MENGKAFANI MAYAT [1] Setelah selesai memandikan mayat, maka wajib dikafani. [2] Kain kafan serta biayanya diambil dari harta si mayyit sendiri, meskipun hartanya sampai habis, tidak ada yang tertinggal lagi. [3] Seharusnya kain kafan menutupi semua anggota tubuhnya. [4] Jika seandainya kain kafan tidak mencukupi semua tubuhnya, maka diutamakan menutupi kepalanya sampai ke sebagian tubuhnya, adapun yang masih terbuka maka ditutupi dengan daun-daunan yang wangi. (Hal yang seperti ini jarang terjadi paza zaman kita sekarang ini, tetapi ini adalah hukum syar'i). [5] Jika kain kafan kurang, sementara jumlah mayat banyak, maka boleh mengkafani mereka secara massal dalam satu kafan, yaitu dengan cara mebagi-bagi jumlah tertentu di kalangan mereka dengan mendahulukan orang-orang yang lebih banyak mengetahui dan menghafal Al-Qur'an ke arah kiblat [6] Tidak boleh membuka pakaian orang yang mati syahid yang dipakainya sewaktu mati, ia dikuburkan dengan pakaian yang dipakai syahid. [7] Dianjurkan mengkafani orang yang mati syahid dengan selembar kain kafan atau lebih di atas pakaian yang sedang di pakai [8] Orang yang mati dalam keadaan berihram dikafani dengan kedua pakaian ihram yang sedang dipakainya [9] Hal-hal yang dianjurkan dalam pemakaian kain kafan : [a] Warna putih [b] Menyiapkan tiga lembar [c] Satu diantaranya bergaris-garis (Ini tidak bertentangan dengan bagian (a) karena dua hal : - Pada umumnya kain putih bergaris-garis putih, - Di antara ketiga lembar kafan tadi, satu yang bergaris-garis sedangkan yang lainnya putih [d] Memberikan wangi-wangian tiga kali. [10] Tidak boleh berfoya-foya dalam pemakain kain kafan, dan tidak boleh lebih dari tiga lembar, karena hal itu menyalahi cara kafan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan terlebih lagi perbuatan itu dianggap menyia-nyiakan harta [11] Dalam cara mengkafani tadi, mengkafani wanita sama caranya dengan mengkafani pria karena tidak adanya dalil yang menjelaskan perbedaan itu. Halaman 2/3
  • 3. Ringkasan Cara Pelaksanaan Jenazah 2/5 http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=444&bagian=0 XI MEMBAWA JENAZAH SERTA MENGANTARNYA [1] Wajib membawa jenazah dan mengantarnya, karena hal itu adalah hak seorang muslim yang mati terhadap kaum muslimin yang lain. [2] Mengikuti jenazah ada dua tahap : [a] Mengikuti dari keluarganya sampai dishalati [b] Mengikuti dari keluarganya sampai selesai penguburannya, dan inilah yang lebih utama [3] Mengikuti jenazah hanya dibolehkan bagi laki-laki, tidak dibolehkan bagi wanita, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang wanita mengikuti jenazah. [4] Tidak dibolehkan mengikuti jenazah dengan cara-cara sambil menangis, begitu pula membawa wangi-wangian dan sebagainya. (Termasuk dalam kategori ini amalan orang awam sambil membaca : "Wahhiduul -Ilaaha" atau jenis dzikir-dzikir lainnya yang dibuat-buat. [5] Harus cepat-cepat dalam membawa jenazah dalam arti tidak berlari-lari. [6] Boleh berjalan di depan jenazah, di belakangnya (ini yang lebih afdhal), boleh juga di samping kanannya atau kirinya dengan posisi dekat dengan jenazah, kecuali yang berkendaraan maka mengikuti dari belakang. (Perlu diketahui bahwa berjalan lebih afdhal dari pada berkendaraan). [7] Boleh pulang berkendaraan setelah menguburkan mayat, tida makruh. [8] Adapun membawa jenazah di atas kereta khusus atau mobil ambulance, kemudian orang-orang yang mengantarnya juga memakai mobil, maka hal ini termasuk tidak disyari'atkan, karena ini adalah kebiasaan orang-orang kafir, serta menghilangkan nilai-nilai yang terkandung dalam pengantaran jenazah yaitu mengingat-ingat akhirat, lebih-lebih lagi karena hal itu menjadi penyebab terkuat berkurangnya pengantar jenazah dan hilang kesempatan orang-orang yang ingin mendapatkan pahala. (Kecuali dalam keadaan darurat maka boleh memakai mobil). [9] Berdiri untuk menghormati jenazah hukumnya mansukh (dihapuskan), oleh karena itu tidak boleh lagi diamalkan. [10] Dianjurkan bagi yang membawa jenazah supaya berwudhu, tapi ini tidak wajib. [Disalin dari kitab Muhtasar Kiatab Ahkaamul Janaaiz wa Bid'auha, karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albany, diringkas oleh Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid dan diterjemahkan oleh Muhammad Dahri Komaruddin] Halaman 3/3