際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
BRYOPHYTA
&
PTERIDOPHYTA
BRYOPHYTA
&
PTERIDOPHYTA
Bryophyta (Yunani, bryon=lumut, phyton=tumbuhan) merupakan anggota kingdom
plantae yang paling sederhana dan bisa dikatakan sebagai bentuk peralihan antara
tumbuhan bertalus (thallophyta) dan tumbuhan berkormus (cormophyta).
A. Cara Hidup dan Habitat Lumut
Lumut memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Lumut mudah ditemukan
terutama ditempat yang lembab (higrofit), di tanah, tembok, bebatuan lapuk, dan
menempel (epifit) di kulit pohon. Ada pula lumut yang hidup di air (hidrofit) misalnya
Ricciocarpus natans.
B. Ciri-ciri Tubuh Lumut
1. Bentuk dan ukuran tubuh lumut
Tubuh lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem maupun xylem. Jaringan
pengangkut berupa jaringan empulur. Air diserap oleh rizoid dengan cara imbisisi
kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh melalui proses difusi. Sel-sel lumut
memiliki plastida yang mengandung klorofil a dan b, serta memiliki dinding sel tetapi
tidak diperkuat oleh lignin seperti tumbuhan daun lainnya.
LUMUT (BRYOPHYTA)
2. Struktur dan fungsi tubuh lumut bentuk gametrofit
 Gametofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang tampak berwarna
hijau berbentuk lembaran dan membentuk alat kelamin
(gametangium) yang menghasilkan gamet (sel kelamin).
 Anteridium (kelamin jantan) menghasilkan spermatozoid, sedangkan
arkegonium (kelamin betina) menghasilkan sel telur.
 Lumut yang memiliki anteridium sekaligus arkegonium disebut
monoensis (berumah satu) / homotalus.
 Lumut yang hanya memiliki satu jenis alat kelamin disebut diesis
(berumah dua) / heterotalus.
3. Struktur dan fungsi tubuh lumut bentuk sporofit
 Sporofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang mengahsilkan spora.
 Menumpang di atas gametrofit, bertangkai dan berbentuk seperti terompet/kapsul.
 Berukuran lebih kecil dari gametrofit dengan masa hidup lebih pendek
 Sporofit membentuk sporogonium yang memiliki bagian-bagian vaginula (selaput pangkal tangkai), seta
(tangkai), dan sporangium (kotak spora).
 sporangium tersusun dari bagian apofisis, teka dan operkulum.
 Spora terlindungi oleh sporopollenin.
 Spora lumut memiliki bentuk dan ukuran yang sama sehinga disebut homospora atau isospora.
C. Reproduksi Lumut
 Asexual terjadi dengan pembentukan spora
melalui pembelahan meiosis sel induk spora di
dalam sporangium(kotak spora). Spora tersebut
kemudia tumbuh menjadi gamterofit.
Kromosom haploid (n).
 Sexual terjad melalui fertilisasi ovum oleh
spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot
tersebut akan tumbuh menjadi sporofit.
Kromoson diploid (2n)
 Terjadi pergiliran keturunan (metagenesis)
antara fase gametofit dengan fase sporofit
Cara Hidup
Lumut hidup dengan cara autotrof
artinya mengolah makanan sendiri
dengan melakukan foto sintesis
Habitat
Lumut biasanya bertempat tinggal di
tanah, bebatuan dan pohon yang
lembab & teduh.
D. KLASIFIKASI LUMUT
Lumut diklasifikasikan menjadi 3 kelas, Hepaticopsida (lumut hati), Anthocerototopsida (lumut tanduk)
dan bryopsida (lumut daun)
1. Hepaticopsida (lumut hati)
Lumut hati merupakan
tumbuhan talus dengan tubuh
berbentuk lembaran pipih dan
berlobus. Lumut hati tumbuh
mendatar dan melekat pada
substrat dengan menggunakan
rizoidnya. Banyak ditemukan
di tanah yang lembab.
Gametrofit memiliki struktur
yang khas berbentuk seperti
mangkok yang di sebut gemmae
cup (piala tunas) yang berfungsi
sebagai alat reproduksi secatra
vegetatif. Contoh lumut hati :
Marchantia polymorpha,
Ricciocarpus natans, Reboulia
hemisphaerica, Pellia calycina,
dan Riccardia indica.
2. Anthocerototopsida (lumut
tanduk)
Anthocerototopsida atau hornwort
berbentuk seperti lumut hati
tetapi sporofitnya berbentuk
kapsul memanjang seperti tanduk
dan mengandung kutikula.
Sporofit tumbuh dari jaringan
cawan arkegoikum.
Soporogonium memiliki benang-
benang elater yang mengatur
pengeluara spora dan pada
kapsulnya terdapat stomata.
Lumut tanduk tumbuh di batuan
atau tanah yang lembab. Contoh
lumut tanduk : Antochera
punctatus, phaeolaevis, Folioceros
dan Leiosporoceros.
3. Bryopsida (lumut daun)
Bryopsida merupakan lumut
sejati. Lumut daun mudah
ditemukan di permukaan tanah,
tembok, batu-batuan, atau
menempel di kulit pohon. Tubuh
lumut daun berbentuk seperti
tumbuhan kecil yang tumbuh
tegak. Tibuh lumut daun
merupakan kormus yang memiliki
bagian yang menyerupai akar,
batang dan daun. Lumut daun
mengalami metagenesis. Contoh
lumut daun : Polytrichum
commune, Polytricum
hyperboreum, Sphagnum
squarrosum, Sphagnum palustre,
Dichodontium dan Campylopus
E. PERANAN LUMUT BAGI MANUSIA
Beberapa lumut bermanfaat bagi manusia,
antara lain Marchantia polymorpha sebagai obat
hepatitis dan Sphagnum untuk bahan pembalut
dan bahan bakar. Berfungsi untuk menahan
erosi, menyerap air, dan menyediakan sumber
air pada saat musim kemarau. Lumut
melakukan fotosintesis sehingga berperan
menyediakan oksigen untuk lingkungannya.
Lumut dapat tumbuh di habitat dimana
tumbuhan lain tidak dapat tumbuh. Oleh
karena itu, Lumut termasuk vegetasi perintis
setelah liken (lumut kerak).
TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)
Tumbuhan paku (fern) atau pteridophyta (Yunani, pteron=bulu, phyton=tumbuhan)
merupakan kelompok plantae yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki
bagian akar, batang dan daun sejati. Susunan daun seperti bulu (menyirip). Tumbuhan paku
dapat bereproduksi dengan spora sehingga disebut Cormophyta berspora. Berbeda dengan
lumut pteridophyta merupakan tumbuhan vaskuler (tracheophyta) karena sudah memiliki
pembuluh angkut xylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis). Masyarakat mengenal
tumbuhan paku dengan istilah pakis.
A. CARA HIDUP DAN HABITAT PTERIDOPHYTA
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof, artinya dapat membuat makananya
sendiri dengan cara fotositesis. Tumbuhan paku dapat tumbuh di berbagai habitat,
terutama di tempat yang lembab (higrofit), di air (hidrofit), permukaan batu, tanah atau
menempel (empifit) di kulit pohon.
Tanah : Adiantum cuneatum (suplir) dan Alsophila glaucha (paku tiang)
Tanah berair : Maersilea sp
Air : Azolla pinnata dan Salvinia natans
Menempel di pohon : Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa) dan Asplenium nidus
(paku sarang burung).
B. CIRI-CIRI TUBUH PTERIDOPHYTA
1. Bentuk dan ukuran tubuh
pteridophyta
Tumbuhan paku termasuk
cormophyta, berbentuk seperti
tumbuhan tngkat tinggi dengan
ukuran tubuh yang bervariasi.
Ada yang hanya beberapa
sentimeter (Azolla caroliniana)
ada pula yang benrbentuk seperi
pohon dengan tinggi sekitar 5
meter, misalnya paku tiang
(Alsophila glauca). Tumbuhan
paku juga mengalami pergantian
bentuk gametrofiy dan sporofit.
Sporofit mudah dibedakan karena
memiliki ukuran yang lebih besar
dan memiliki bentuk yang lebih
kompleks daripada gametrofit.
2. Struktur dan fungsi tubuh pteridophyta berbentuk sporofit
 Sporofit memiliki bagian-bagian tubuh yaitu akar batang dan daun.
 Rizoidnya sudah berkembang ke bentuk akar.
 Sel-sel penyusun batang dan daun memiliki klorofil sehingga tampak
berwarna hijau.
 Batang tumbuhan paku bercabang-cabang dan ada yang berkayu. Ada
juga batang yang memiliki rambut-rambut halus (berbulu). Tumbuhan
paku memiliki batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah (rizom).
 Tumbuhan paku memiliki susunan pembuluh angkut bertipe radial, bila
xylem dam floem tersusun menjari misalnya pada Lycopodium.
 Berkas pembuluh bertipe konsentris bil xylem terlrtak di tengah dan
dikelilingi oleh floem, misalnya Selaginella.
 Pada umumnya tumbuhan paku berdaun dan daunnya memiliki urat-
urat daun. Daun tumbuhan paku ada yang berukuran besar di sebut
makrofil. ada pula yang berukuran kecil disebut mikrofil. Mikrofil
berbentuk sisik misalnya pada Equisetum (paku ekor kuda).
 Tumbuhan paku yang tidak berdaun disebut paku telanjang misalnya
Psilotum.
 Daun tumbuhan paku yang menggulung disebut fiddlebead (circinmate,
sirsinar)
Daun dewasa dapat dibedakan berdasarkan fungsinya:
 Tropofil, berfungsi untuk fotosintesis dan tidak
mengandung spora.
 Sporofil,, daun yang menghasilkan spora.
Berdasarkan ukuran dan bentuk daunnya, tumbuhan
paku dibedakan menjadi dua macam:
 Paku heterofil, memiliki dua macam daun yang
berbeda ukuran danbentuknya.
 Paku homofil, memiliki daun dengan bentuk dan
ukuran yang sama.
Spora dihasilkan di dalam sporangium. Sporangium
dalam tumbuhan paku terkumpul dalam bentuk
perikut:
 Sorus, sporangium berada di dalam kotak terbuka
atau tertutup oleh indusium. Didalam sporangium
terdapat anulus,, yaitu sejumlah sel penutup yang
berdinding tebal dan membentuk cincin. Sorus
terdapat di permukaan bawah daun dengan
susunan beraneka ragam.
 Strobilus, sporangium berbentuk suatu bangun
kerucut Bersama sporofil.
 Sporokarp, sporangium dibungkus oleh daun buah
(karpelum).
Sporangium bentuk sorus
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan
paku dibedakan menjadi tiga macam:
 Paku homospora/isospora, menghasilkan satu jenis
spora dengan bentuk dan ukuran yang sama. Paku
homospora disebut juga berumah satu, karena
sporanya akan tumbuh menjadi protalium
pembentuk anteridium maupun arkegonium.
 Paku heterospora,/anisospora, menghasilkan dua
jenis spora dengan ukuran yang berbeda. Spora
yang berukuran besar (makrospora/megaspora)
berkelamin betina akan tumbuh menjadi
makroprotalium/megaprotalium pembentuk
arkegonium. Spora yang kecil (mikrospora)
berkelamin jantan akan tumbuh menjadi
mikroprotalium pembentuk anteridium. Paku
heterospora disebut juga berumah dua.
 Paku peralihan/campuran, menghasilkan spora
yang berukuran sama tetapi jenisnya berbeda
(berkelamin jantan atau betina). Spora dapat
tumbuh menjadi protalium yang akan membentuk
salah satu alat kelamin. Paku peralihan termasuk
berumah dua.
3. Struktur dan fungsi tubuh pteridophyta bentuk
gametrofit
 Gametrofit pada tumbuhan paku berupa talus.
 Pada umumnya gametrofit berbentuk lembaran
seterti hati atau daun waru yang disebut
protalium (protalus).
 Gametrofit melekat pada substrat menggunakan
rizoid.
 Pada umumnya sel-sel gametrofit mengandung
klorofil dan dapat berfotosintesis.
C. REPRODUKSI PTERIDOPHYTA
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif)
maupun seksual(generatif).
 Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan
spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora yang
terdapat di dalam sporangium. Spora  gametrofit
 Reproduksi secara aseksual juga dapat dilakukan dengan
rizom. Rizom akan tumbuh menjalar dan membentuk tunas
tumbuhan paku yang bergerombol.
 Reproduksi seksualterjadi melalui fertilisasi ovum oleh
spermatozoid berflagel yang menghasilkan zigot. Zigot 
sporofit
D. KLASIFIKASI PTERIDOPHYTA
Terdapat sekitar 20.000 spesies tumbuhan paku yang sudah dikenali dan diklasifikasikan. Klasifikasi tumbuhan
paku dapat dilakukan berdasarkan:
 Ada atau tidak adanya daun serta bentuk dan susunan daunnya.
 Susunan sporangium, jenis, bentuk, dan ukuran sporanya.
 Bentuk, susunan anatomi tubuh dan lain-lain.
Tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi 4 subdivisi, yaitu : Psilopsida (paku purba), Lycopsida (paku kawat),
Sphenopsida atau Equisetopsida (paku ekor kuda) dan Pteropsida (paku sejati).
1. Psilopsida (paku purba)
Psilopsida diduga hidup pada periode antara zaman
silutian dan Devonian. Paku purba memiliki struktur
tubuh yang masih sangat sederhana, dengan tinggi
sekitar 30 cm-1m. Pada umumnya tidak memiliki daun
dan akar sejati tetapi memiliki rizom yang dikelilingi
rizoid. Gametrofit (n) tersusun dari sel yang tidak
berklorofil sehingga zat organik didapatkan dari
symbiosis dengan jamur. Psilopsida yang sekarang
masih hidup yaitu: Timesipteris (kepulauan pasifik) dan
Psilotum.
2. Lycopsida (paku kawat)
Lycopsida disebut juga club moss (lumut gada) atau
ground pine (pinus tanah). Lycopsida sudah ada di
bumi pada masa Devonian dan tumbuh melimpah
selama masa karboniferus. Lycopsida banyak tumbuh
di hutan-hutan daerah tropis, tumbuh di tanah atau
epifit dikulit pohon tetapi tidak bersifat parasite.
Bagian tubuh lycopsida yang mudah dilihat
merupakan generasi sporofitmya. Lycopsida ada yang
menghasilkan satu jenis spora misalnya Lycopodium
sp, ada pula yang menghasilkan dua jenis spora
misalnya Selaginella sp. Gametrofit berukuran kecil
dan tidak berklorofil sehingga zat organic diperoleh
dengan cara bersimbiosis dengan jamur.
3. Sphenopsida atau Equisetopsida (paku ekor kuda)
Disebut ekor kuda karena memiliki percabangan
yangkhas berbentuk ulir atau lingkaran sehingga
menyerupai ekor kuda. Tumbuh di tempat berpasir.
Sporofitnya berdaun kecil atau berbentuk sisik
warnanya gak transparan dan tersusun melingkar
pada batang. Batangnya berongga dan beruas-ruas.
Batang memiliki rizom, pada ujung beberapa batang
terdapat strobilus yang di dalamnya terdapat
sporangia. Paku kuda disebut sebagai paku peralihan.
Gametrofit pada ekor kuda berukuran kecil dan
mengandung klorofil sehingga dapat berfoto sintesis.
Sphenopsida tumbuh melimpah pada masa
karboniferus dengan ukuran yang besar dan tingginya
mencapai 15 m. Sphenopsida merupakan pembentuk
endapan batu bara. Pada umumnya Sphenopsida
berasa daru genus Equisetum. Sphenopsida tumbuh
ditepian sungai yang lembab dan daerah subtropic
belahan bumi utara. Contoh : Equisetum
ramosissimum, Equisetum arvense dan Calamites.
Equisetum ramosissimum
4. Pteropsida (paku sejati)
ptreropsida hidup ditanah, di air atau empifit
di pohon. Sporofit Pteropsida memiliki akar,
batang dan daun. Batangnya berada di bawah
permukaan tanah. Daun Pteropsida berukuran
lebih besar disbanding kelompok tumbuhan
paku lainnya. Pada umumnya daun berbentuk
lembaran berukuran besar dan majemuk
dengan tulang daun bercabang. Daun yang
masih muda menggulung. Gametrofit
Pteropsida memiliki klorofil dengan ukuran
yang berfariasi. Gametrofit bersifat biseksual
atau uniseksual. Contoh : Adiantum cuneatum,
Marsilea crenata, Asplenium nidus. Asplenium nidus
E. PERANAN PTERIDOPHYTA BAGI MANUSIA
Peranan Tumbuhan Paku yang menguntungkan:
 Tanaman hias, misalnya Adiantum (suplir), Platycerium sp. (paku tanduk rusa), Asplenium nidus (paku
sarang burung), Nephrolepis, dan Alsophila glauca (paku tiang).
 Bahan obat-obatan, antara lain Equisetum (paku ekor kuda) yang memiliki fungsi diuretik (melancarkan
pengeluaran urine) dan Selaginella plana (obat luka).
 Bahan makanan (sayuran), misalnya Marsilea crenata (semanggi) dan Pteridium aquilinum (paku garuda).
 Pupuk hijau, misalnya Azolla pinnata bersimbiosis dengan ganggang biru Anabaena azollae yang mampu
mengikat gas nitrogen (N2) bebas.
 Pembuatan petasan (pyrotechnics), menggunakan spora Lycopodium sp..
 Tiang bangunan, misalnya Alsophila glauca.
 Bahan penggosok (ampelas), misalnya Equisetum sp.
Tumbuhan paku yang merugikan manusia, misalnya Salvinia molesta (kayambang), merupakan gulma
tanaman padi.
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot (20)

Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Moh Masnur
Struktur dan-fungsi-batang
Struktur dan-fungsi-batangStruktur dan-fungsi-batang
Struktur dan-fungsi-batang
SMP TARAKANITA 5
Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013
Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013
Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013
SMAN 2 Indramayu
anatomi tumbuhan Batang sekunder
anatomi tumbuhan Batang sekunderanatomi tumbuhan Batang sekunder
anatomi tumbuhan Batang sekunder
naviaekas
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
Agustin Dian Kartikasari
Tumbuhan Paku
Tumbuhan PakuTumbuhan Paku
Tumbuhan Paku
Tiara Neysa Amadea
PPT Morfologi Tumbuhan - Akar
PPT Morfologi Tumbuhan - AkarPPT Morfologi Tumbuhan - Akar
PPT Morfologi Tumbuhan - Akar
Agustin Dian Kartikasari
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - BijiPPT Morfologi Tumbuhan - Biji
PPT Morfologi Tumbuhan - Biji
Agustin Dian Kartikasari
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
Nia Hardianti
CHLOROPHYTA
CHLOROPHYTACHLOROPHYTA
CHLOROPHYTA
Ilham Jln Hdup
Gymnospermae
GymnospermaeGymnospermae
Gymnospermae
anamargareta
Fisiologi tumbuhan new
Fisiologi tumbuhan newFisiologi tumbuhan new
Fisiologi tumbuhan new
Adriani Adriani
Makalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdf
Makalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdfMakalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdf
Makalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdf
Dody Perdana
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhanAlat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Fikahati Rachmawati
Fisiologi Tumbuhan
Fisiologi TumbuhanFisiologi Tumbuhan
Fisiologi Tumbuhan
Salmin 'chord'
Bryophyta (Lumut)
Bryophyta (Lumut)Bryophyta (Lumut)
Bryophyta (Lumut)
yuliartiramli
Perkembangan dan Pertumbuhan hewan.ppt
Perkembangan dan Pertumbuhan hewan.pptPerkembangan dan Pertumbuhan hewan.ppt
Perkembangan dan Pertumbuhan hewan.ppt
AzkaAzaliaAzzam
Pert 7 reproduksi tumbuhan
Pert 7 reproduksi tumbuhanPert 7 reproduksi tumbuhan
Pert 7 reproduksi tumbuhan
habibdyatama
Dunia Tumbuhan (plantae)
Dunia Tumbuhan (plantae)Dunia Tumbuhan (plantae)
Dunia Tumbuhan (plantae)
Suprapta Winarka
Urochordata & cephalochordata
Urochordata & cephalochordataUrochordata & cephalochordata
Urochordata & cephalochordata
Lula Wanitama
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Rangkuman Perlindungan Tanaman (Bagian 1)
Moh Masnur
Struktur dan-fungsi-batang
Struktur dan-fungsi-batangStruktur dan-fungsi-batang
Struktur dan-fungsi-batang
SMP TARAKANITA 5
Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013
Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013
Silabus Biologi Kelas XI Kurikulum 2013
SMAN 2 Indramayu
anatomi tumbuhan Batang sekunder
anatomi tumbuhan Batang sekunderanatomi tumbuhan Batang sekunder
anatomi tumbuhan Batang sekunder
naviaekas
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
Nia Hardianti
Fisiologi tumbuhan new
Fisiologi tumbuhan newFisiologi tumbuhan new
Fisiologi tumbuhan new
Adriani Adriani
Makalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdf
Makalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdfMakalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdf
Makalah reproduksi tumbuhan Angiospermae pdf
Dody Perdana
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhanAlat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Alat perkembangbiakan tumbuhan dan persebaran tumbuhan
Fikahati Rachmawati
Bryophyta (Lumut)
Bryophyta (Lumut)Bryophyta (Lumut)
Bryophyta (Lumut)
yuliartiramli
Perkembangan dan Pertumbuhan hewan.ppt
Perkembangan dan Pertumbuhan hewan.pptPerkembangan dan Pertumbuhan hewan.ppt
Perkembangan dan Pertumbuhan hewan.ppt
AzkaAzaliaAzzam
Pert 7 reproduksi tumbuhan
Pert 7 reproduksi tumbuhanPert 7 reproduksi tumbuhan
Pert 7 reproduksi tumbuhan
habibdyatama
Dunia Tumbuhan (plantae)
Dunia Tumbuhan (plantae)Dunia Tumbuhan (plantae)
Dunia Tumbuhan (plantae)
Suprapta Winarka
Urochordata & cephalochordata
Urochordata & cephalochordataUrochordata & cephalochordata
Urochordata & cephalochordata
Lula Wanitama

Similar to BIOLOGI LUMUT.pptx (20)

1 tumbuhan lumut
1 tumbuhan lumut1 tumbuhan lumut
1 tumbuhan lumut
M Omses
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Kingdom plantae
Ananta Aprillia
Isi
IsiIsi
Isi
Rusdianto Rusdianto
Pterodphyta
Pterodphyta Pterodphyta
Pterodphyta
Nabilla Dhani
Tumbuha Lumut Bryophyta
Tumbuha Lumut BryophytaTumbuha Lumut Bryophyta
Tumbuha Lumut Bryophyta
Neng Oktaviani Sri Malikah
Plantae
PlantaePlantae
Plantae
AbelardoGlen
PTERYDOPHYTA.pptx
PTERYDOPHYTA.pptxPTERYDOPHYTA.pptx
PTERYDOPHYTA.pptx
HeriS12
Bryophyta Presentasi Kel 1.pptx
Bryophyta Presentasi Kel 1.pptxBryophyta Presentasi Kel 1.pptx
Bryophyta Presentasi Kel 1.pptx
aglitoprawoto
Metagenesis tumbuhan paku dan lumut dan salak
Metagenesis tumbuhan paku dan lumut dan salakMetagenesis tumbuhan paku dan lumut dan salak
Metagenesis tumbuhan paku dan lumut dan salak
Jamri Dafrizal
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
PPT Embriologi Tumbuhan - Pteridophyta 2
Agustin Dian Kartikasari
Makalah tumbuhan paku dan Tumbuhan Lumut
Makalah tumbuhan paku dan Tumbuhan LumutMakalah tumbuhan paku dan Tumbuhan Lumut
Makalah tumbuhan paku dan Tumbuhan Lumut
Dionisius Nanda Angelus
Pembahasan ganggang1
Pembahasan ganggang1Pembahasan ganggang1
Pembahasan ganggang1
Dedi Supriyadi
Makalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan pakuMakalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan paku
Selly Noviyanty Yunus
Kingdom Plantae
Kingdom PlantaeKingdom Plantae
Kingdom Plantae
Dewi Ayu Pratiwi
Biologi, Dunia Tumbuhan (Plantae)
Biologi, Dunia Tumbuhan (Plantae)Biologi, Dunia Tumbuhan (Plantae)
Biologi, Dunia Tumbuhan (Plantae)
Lisa Tri Setiawati

More from Nur Rokhmah Wati (6)

RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
Nur Rokhmah Wati
rangkuman bahasa indonesia kelas 11.docx
rangkuman bahasa indonesia kelas 11.docxrangkuman bahasa indonesia kelas 11.docx
rangkuman bahasa indonesia kelas 11.docx
Nur Rokhmah Wati
IKLIM SCHMIDT.docx
IKLIM SCHMIDT.docxIKLIM SCHMIDT.docx
IKLIM SCHMIDT.docx
Nur Rokhmah Wati
SAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docx
SAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docxSAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docx
SAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docx
Nur Rokhmah Wati
PPT GEOGRAFI TEKTONISME
PPT GEOGRAFI TEKTONISMEPPT GEOGRAFI TEKTONISME
PPT GEOGRAFI TEKTONISME
Nur Rokhmah Wati
PPT ASMAUL HUSNA (2).pptx
PPT ASMAUL HUSNA (2).pptxPPT ASMAUL HUSNA (2).pptx
PPT ASMAUL HUSNA (2).pptx
Nur Rokhmah Wati
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
Nur Rokhmah Wati
rangkuman bahasa indonesia kelas 11.docx
rangkuman bahasa indonesia kelas 11.docxrangkuman bahasa indonesia kelas 11.docx
rangkuman bahasa indonesia kelas 11.docx
Nur Rokhmah Wati
SAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docx
SAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docxSAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docx
SAREKAT ISLAM - sarekat islam dan indische partij.docx
Nur Rokhmah Wati
PPT ASMAUL HUSNA (2).pptx
PPT ASMAUL HUSNA (2).pptxPPT ASMAUL HUSNA (2).pptx
PPT ASMAUL HUSNA (2).pptx
Nur Rokhmah Wati

Recently uploaded (20)

1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
Dita835610
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
SofyanSkmspd
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdfRencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
edenmanoppo
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdfPPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
ListiawatiAMdKeb
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptxBAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
LunduSitohang
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdfKUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
PT. DUTA MEDIA PRESS
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
khairizal2005
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Dadang Solihin
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptxPPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
SausanHidayahNova
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptxSeleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Fajar Baskoro
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdfPanduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Fajar Baskoro
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
PPT SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA KELAS 8
Dita835610
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
SofyanSkmspd
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdfRencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
edenmanoppo
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdfPPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
ListiawatiAMdKeb
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptxBAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
LunduSitohang
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdfKUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
PT. DUTA MEDIA PRESS
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
khairizal2005
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Dadang Solihin
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptxPPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
SausanHidayahNova
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptxSeleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Fajar Baskoro
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdfPanduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Fajar Baskoro

BIOLOGI LUMUT.pptx

  • 2. Bryophyta (Yunani, bryon=lumut, phyton=tumbuhan) merupakan anggota kingdom plantae yang paling sederhana dan bisa dikatakan sebagai bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (thallophyta) dan tumbuhan berkormus (cormophyta). A. Cara Hidup dan Habitat Lumut Lumut memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Lumut mudah ditemukan terutama ditempat yang lembab (higrofit), di tanah, tembok, bebatuan lapuk, dan menempel (epifit) di kulit pohon. Ada pula lumut yang hidup di air (hidrofit) misalnya Ricciocarpus natans. B. Ciri-ciri Tubuh Lumut 1. Bentuk dan ukuran tubuh lumut Tubuh lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem maupun xylem. Jaringan pengangkut berupa jaringan empulur. Air diserap oleh rizoid dengan cara imbisisi kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh melalui proses difusi. Sel-sel lumut memiliki plastida yang mengandung klorofil a dan b, serta memiliki dinding sel tetapi tidak diperkuat oleh lignin seperti tumbuhan daun lainnya. LUMUT (BRYOPHYTA)
  • 3. 2. Struktur dan fungsi tubuh lumut bentuk gametrofit Gametofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang tampak berwarna hijau berbentuk lembaran dan membentuk alat kelamin (gametangium) yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Anteridium (kelamin jantan) menghasilkan spermatozoid, sedangkan arkegonium (kelamin betina) menghasilkan sel telur. Lumut yang memiliki anteridium sekaligus arkegonium disebut monoensis (berumah satu) / homotalus. Lumut yang hanya memiliki satu jenis alat kelamin disebut diesis (berumah dua) / heterotalus. 3. Struktur dan fungsi tubuh lumut bentuk sporofit Sporofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang mengahsilkan spora. Menumpang di atas gametrofit, bertangkai dan berbentuk seperti terompet/kapsul. Berukuran lebih kecil dari gametrofit dengan masa hidup lebih pendek Sporofit membentuk sporogonium yang memiliki bagian-bagian vaginula (selaput pangkal tangkai), seta (tangkai), dan sporangium (kotak spora). sporangium tersusun dari bagian apofisis, teka dan operkulum. Spora terlindungi oleh sporopollenin. Spora lumut memiliki bentuk dan ukuran yang sama sehinga disebut homospora atau isospora.
  • 4. C. Reproduksi Lumut Asexual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora di dalam sporangium(kotak spora). Spora tersebut kemudia tumbuh menjadi gamterofit. Kromosom haploid (n). Sexual terjad melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit. Kromoson diploid (2n) Terjadi pergiliran keturunan (metagenesis) antara fase gametofit dengan fase sporofit Cara Hidup Lumut hidup dengan cara autotrof artinya mengolah makanan sendiri dengan melakukan foto sintesis Habitat Lumut biasanya bertempat tinggal di tanah, bebatuan dan pohon yang lembab & teduh.
  • 5. D. KLASIFIKASI LUMUT Lumut diklasifikasikan menjadi 3 kelas, Hepaticopsida (lumut hati), Anthocerototopsida (lumut tanduk) dan bryopsida (lumut daun) 1. Hepaticopsida (lumut hati) Lumut hati merupakan tumbuhan talus dengan tubuh berbentuk lembaran pipih dan berlobus. Lumut hati tumbuh mendatar dan melekat pada substrat dengan menggunakan rizoidnya. Banyak ditemukan di tanah yang lembab. Gametrofit memiliki struktur yang khas berbentuk seperti mangkok yang di sebut gemmae cup (piala tunas) yang berfungsi sebagai alat reproduksi secatra vegetatif. Contoh lumut hati : Marchantia polymorpha, Ricciocarpus natans, Reboulia hemisphaerica, Pellia calycina, dan Riccardia indica. 2. Anthocerototopsida (lumut tanduk) Anthocerototopsida atau hornwort berbentuk seperti lumut hati tetapi sporofitnya berbentuk kapsul memanjang seperti tanduk dan mengandung kutikula. Sporofit tumbuh dari jaringan cawan arkegoikum. Soporogonium memiliki benang- benang elater yang mengatur pengeluara spora dan pada kapsulnya terdapat stomata. Lumut tanduk tumbuh di batuan atau tanah yang lembab. Contoh lumut tanduk : Antochera punctatus, phaeolaevis, Folioceros dan Leiosporoceros. 3. Bryopsida (lumut daun) Bryopsida merupakan lumut sejati. Lumut daun mudah ditemukan di permukaan tanah, tembok, batu-batuan, atau menempel di kulit pohon. Tubuh lumut daun berbentuk seperti tumbuhan kecil yang tumbuh tegak. Tibuh lumut daun merupakan kormus yang memiliki bagian yang menyerupai akar, batang dan daun. Lumut daun mengalami metagenesis. Contoh lumut daun : Polytrichum commune, Polytricum hyperboreum, Sphagnum squarrosum, Sphagnum palustre, Dichodontium dan Campylopus
  • 6. E. PERANAN LUMUT BAGI MANUSIA Beberapa lumut bermanfaat bagi manusia, antara lain Marchantia polymorpha sebagai obat hepatitis dan Sphagnum untuk bahan pembalut dan bahan bakar. Berfungsi untuk menahan erosi, menyerap air, dan menyediakan sumber air pada saat musim kemarau. Lumut melakukan fotosintesis sehingga berperan menyediakan oksigen untuk lingkungannya. Lumut dapat tumbuh di habitat dimana tumbuhan lain tidak dapat tumbuh. Oleh karena itu, Lumut termasuk vegetasi perintis setelah liken (lumut kerak).
  • 7. TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) Tumbuhan paku (fern) atau pteridophyta (Yunani, pteron=bulu, phyton=tumbuhan) merupakan kelompok plantae yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki bagian akar, batang dan daun sejati. Susunan daun seperti bulu (menyirip). Tumbuhan paku dapat bereproduksi dengan spora sehingga disebut Cormophyta berspora. Berbeda dengan lumut pteridophyta merupakan tumbuhan vaskuler (tracheophyta) karena sudah memiliki pembuluh angkut xylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis). Masyarakat mengenal tumbuhan paku dengan istilah pakis. A. CARA HIDUP DAN HABITAT PTERIDOPHYTA Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof, artinya dapat membuat makananya sendiri dengan cara fotositesis. Tumbuhan paku dapat tumbuh di berbagai habitat, terutama di tempat yang lembab (higrofit), di air (hidrofit), permukaan batu, tanah atau menempel (empifit) di kulit pohon. Tanah : Adiantum cuneatum (suplir) dan Alsophila glaucha (paku tiang) Tanah berair : Maersilea sp Air : Azolla pinnata dan Salvinia natans Menempel di pohon : Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa) dan Asplenium nidus (paku sarang burung).
  • 8. B. CIRI-CIRI TUBUH PTERIDOPHYTA 1. Bentuk dan ukuran tubuh pteridophyta Tumbuhan paku termasuk cormophyta, berbentuk seperti tumbuhan tngkat tinggi dengan ukuran tubuh yang bervariasi. Ada yang hanya beberapa sentimeter (Azolla caroliniana) ada pula yang benrbentuk seperi pohon dengan tinggi sekitar 5 meter, misalnya paku tiang (Alsophila glauca). Tumbuhan paku juga mengalami pergantian bentuk gametrofiy dan sporofit. Sporofit mudah dibedakan karena memiliki ukuran yang lebih besar dan memiliki bentuk yang lebih kompleks daripada gametrofit. 2. Struktur dan fungsi tubuh pteridophyta berbentuk sporofit Sporofit memiliki bagian-bagian tubuh yaitu akar batang dan daun. Rizoidnya sudah berkembang ke bentuk akar. Sel-sel penyusun batang dan daun memiliki klorofil sehingga tampak berwarna hijau. Batang tumbuhan paku bercabang-cabang dan ada yang berkayu. Ada juga batang yang memiliki rambut-rambut halus (berbulu). Tumbuhan paku memiliki batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah (rizom). Tumbuhan paku memiliki susunan pembuluh angkut bertipe radial, bila xylem dam floem tersusun menjari misalnya pada Lycopodium. Berkas pembuluh bertipe konsentris bil xylem terlrtak di tengah dan dikelilingi oleh floem, misalnya Selaginella. Pada umumnya tumbuhan paku berdaun dan daunnya memiliki urat- urat daun. Daun tumbuhan paku ada yang berukuran besar di sebut makrofil. ada pula yang berukuran kecil disebut mikrofil. Mikrofil berbentuk sisik misalnya pada Equisetum (paku ekor kuda). Tumbuhan paku yang tidak berdaun disebut paku telanjang misalnya Psilotum. Daun tumbuhan paku yang menggulung disebut fiddlebead (circinmate, sirsinar)
  • 9. Daun dewasa dapat dibedakan berdasarkan fungsinya: Tropofil, berfungsi untuk fotosintesis dan tidak mengandung spora. Sporofil,, daun yang menghasilkan spora. Berdasarkan ukuran dan bentuk daunnya, tumbuhan paku dibedakan menjadi dua macam: Paku heterofil, memiliki dua macam daun yang berbeda ukuran danbentuknya. Paku homofil, memiliki daun dengan bentuk dan ukuran yang sama. Spora dihasilkan di dalam sporangium. Sporangium dalam tumbuhan paku terkumpul dalam bentuk perikut: Sorus, sporangium berada di dalam kotak terbuka atau tertutup oleh indusium. Didalam sporangium terdapat anulus,, yaitu sejumlah sel penutup yang berdinding tebal dan membentuk cincin. Sorus terdapat di permukaan bawah daun dengan susunan beraneka ragam. Strobilus, sporangium berbentuk suatu bangun kerucut Bersama sporofil. Sporokarp, sporangium dibungkus oleh daun buah (karpelum). Sporangium bentuk sorus
  • 10. Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga macam: Paku homospora/isospora, menghasilkan satu jenis spora dengan bentuk dan ukuran yang sama. Paku homospora disebut juga berumah satu, karena sporanya akan tumbuh menjadi protalium pembentuk anteridium maupun arkegonium. Paku heterospora,/anisospora, menghasilkan dua jenis spora dengan ukuran yang berbeda. Spora yang berukuran besar (makrospora/megaspora) berkelamin betina akan tumbuh menjadi makroprotalium/megaprotalium pembentuk arkegonium. Spora yang kecil (mikrospora) berkelamin jantan akan tumbuh menjadi mikroprotalium pembentuk anteridium. Paku heterospora disebut juga berumah dua. Paku peralihan/campuran, menghasilkan spora yang berukuran sama tetapi jenisnya berbeda (berkelamin jantan atau betina). Spora dapat tumbuh menjadi protalium yang akan membentuk salah satu alat kelamin. Paku peralihan termasuk berumah dua. 3. Struktur dan fungsi tubuh pteridophyta bentuk gametrofit Gametrofit pada tumbuhan paku berupa talus. Pada umumnya gametrofit berbentuk lembaran seterti hati atau daun waru yang disebut protalium (protalus). Gametrofit melekat pada substrat menggunakan rizoid. Pada umumnya sel-sel gametrofit mengandung klorofil dan dapat berfotosintesis.
  • 11. C. REPRODUKSI PTERIDOPHYTA Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) maupun seksual(generatif). Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora yang terdapat di dalam sporangium. Spora gametrofit Reproduksi secara aseksual juga dapat dilakukan dengan rizom. Rizom akan tumbuh menjalar dan membentuk tunas tumbuhan paku yang bergerombol. Reproduksi seksualterjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid berflagel yang menghasilkan zigot. Zigot sporofit
  • 12. D. KLASIFIKASI PTERIDOPHYTA Terdapat sekitar 20.000 spesies tumbuhan paku yang sudah dikenali dan diklasifikasikan. Klasifikasi tumbuhan paku dapat dilakukan berdasarkan: Ada atau tidak adanya daun serta bentuk dan susunan daunnya. Susunan sporangium, jenis, bentuk, dan ukuran sporanya. Bentuk, susunan anatomi tubuh dan lain-lain. Tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi 4 subdivisi, yaitu : Psilopsida (paku purba), Lycopsida (paku kawat), Sphenopsida atau Equisetopsida (paku ekor kuda) dan Pteropsida (paku sejati). 1. Psilopsida (paku purba) Psilopsida diduga hidup pada periode antara zaman silutian dan Devonian. Paku purba memiliki struktur tubuh yang masih sangat sederhana, dengan tinggi sekitar 30 cm-1m. Pada umumnya tidak memiliki daun dan akar sejati tetapi memiliki rizom yang dikelilingi rizoid. Gametrofit (n) tersusun dari sel yang tidak berklorofil sehingga zat organik didapatkan dari symbiosis dengan jamur. Psilopsida yang sekarang masih hidup yaitu: Timesipteris (kepulauan pasifik) dan Psilotum.
  • 13. 2. Lycopsida (paku kawat) Lycopsida disebut juga club moss (lumut gada) atau ground pine (pinus tanah). Lycopsida sudah ada di bumi pada masa Devonian dan tumbuh melimpah selama masa karboniferus. Lycopsida banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis, tumbuh di tanah atau epifit dikulit pohon tetapi tidak bersifat parasite. Bagian tubuh lycopsida yang mudah dilihat merupakan generasi sporofitmya. Lycopsida ada yang menghasilkan satu jenis spora misalnya Lycopodium sp, ada pula yang menghasilkan dua jenis spora misalnya Selaginella sp. Gametrofit berukuran kecil dan tidak berklorofil sehingga zat organic diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.
  • 14. 3. Sphenopsida atau Equisetopsida (paku ekor kuda) Disebut ekor kuda karena memiliki percabangan yangkhas berbentuk ulir atau lingkaran sehingga menyerupai ekor kuda. Tumbuh di tempat berpasir. Sporofitnya berdaun kecil atau berbentuk sisik warnanya gak transparan dan tersusun melingkar pada batang. Batangnya berongga dan beruas-ruas. Batang memiliki rizom, pada ujung beberapa batang terdapat strobilus yang di dalamnya terdapat sporangia. Paku kuda disebut sebagai paku peralihan. Gametrofit pada ekor kuda berukuran kecil dan mengandung klorofil sehingga dapat berfoto sintesis. Sphenopsida tumbuh melimpah pada masa karboniferus dengan ukuran yang besar dan tingginya mencapai 15 m. Sphenopsida merupakan pembentuk endapan batu bara. Pada umumnya Sphenopsida berasa daru genus Equisetum. Sphenopsida tumbuh ditepian sungai yang lembab dan daerah subtropic belahan bumi utara. Contoh : Equisetum ramosissimum, Equisetum arvense dan Calamites. Equisetum ramosissimum
  • 15. 4. Pteropsida (paku sejati) ptreropsida hidup ditanah, di air atau empifit di pohon. Sporofit Pteropsida memiliki akar, batang dan daun. Batangnya berada di bawah permukaan tanah. Daun Pteropsida berukuran lebih besar disbanding kelompok tumbuhan paku lainnya. Pada umumnya daun berbentuk lembaran berukuran besar dan majemuk dengan tulang daun bercabang. Daun yang masih muda menggulung. Gametrofit Pteropsida memiliki klorofil dengan ukuran yang berfariasi. Gametrofit bersifat biseksual atau uniseksual. Contoh : Adiantum cuneatum, Marsilea crenata, Asplenium nidus. Asplenium nidus
  • 16. E. PERANAN PTERIDOPHYTA BAGI MANUSIA Peranan Tumbuhan Paku yang menguntungkan: Tanaman hias, misalnya Adiantum (suplir), Platycerium sp. (paku tanduk rusa), Asplenium nidus (paku sarang burung), Nephrolepis, dan Alsophila glauca (paku tiang). Bahan obat-obatan, antara lain Equisetum (paku ekor kuda) yang memiliki fungsi diuretik (melancarkan pengeluaran urine) dan Selaginella plana (obat luka). Bahan makanan (sayuran), misalnya Marsilea crenata (semanggi) dan Pteridium aquilinum (paku garuda). Pupuk hijau, misalnya Azolla pinnata bersimbiosis dengan ganggang biru Anabaena azollae yang mampu mengikat gas nitrogen (N2) bebas. Pembuatan petasan (pyrotechnics), menggunakan spora Lycopodium sp.. Tiang bangunan, misalnya Alsophila glauca. Bahan penggosok (ampelas), misalnya Equisetum sp. Tumbuhan paku yang merugikan manusia, misalnya Salvinia molesta (kayambang), merupakan gulma tanaman padi.