Teks tersebut membahas tentang lumut dan tumbuhan paku. Lumut dijelaskan sebagai tumbuhan yang paling sederhana dengan ciri-ciri tidak memiliki pembuluh xylem dan floem serta bereproduksi dengan spora. Tumbuhan paku dijelaskan sebagai tumbuhan yang lebih kompleks karena sudah memiliki pembuluh xylem dan floem serta memiliki bagian tubuh seperti akar, batang dan daun."
Mollusca adalah filum hewan invertebrata yang bervariasi dan tersebar luas, mulai dari hewan berkaki tunggal hingga berkaki dua. Mereka memiliki tubuh lunak dan tidak beruas serta tinggal di berbagai habitat air tawar dan laut. Bivalvia atau kerang merupakan kelas Mollusca yang memiliki cangkang berpasangan untuk melindungi tubuhnya.
Dokumen tersebut merangkum tentang tiga kelompok tumbuhan yaitu tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Tumbuhan lumut adalah tumbuhan peralihan antara tumbuhan bartalus dan tumbuhan berkormus. Tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati namun berkembang biak dengan spora. Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi gymnosper
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia dan dunia, termasuk tingkat keanekaragaman hayati, manfaatnya, dan faktor yang mempengaruhinya."
Tubuh tumbuhan terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Akar berfungsi menyerap air dan nutrisi, batang sebagai penyangga dan pengangkut, daun untuk fotosintesis, bunga dan buah untuk reproduksi, serta biji sebagai cadangan makanan dan alat pemencaran. Struktur dan fungsi masing-masing organ berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil.
PENILAIAN
dengan fungsi
organ pada
tumbuhan dan
hewan.
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
aan berbagai
macam
jaringan.
3. Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada tumbuhan dan hewan serta hubungannya dengan fungsi organ.
Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan sekunder pada batang, termasuk aktivitas kambium, jenis-jenis batang, dan adaptasi batang terhadap berbagai habitat. Selain itu, dibahas pula mengenai anomali struktur batang seperti posisi kambium yang abnormal, aktivitas kambium yang tidak normal, dan kehadiran kambium asesoris.
Lumut memiliki siklus hidup yang kompleks dengan pergantian generasi antara gametofit haploid dan sporofit diploid. Gametofit berkembang dari spora dan menghasilkan gamet. Pembuahan gamet menghasilkan zigot yang berkembang menjadi sporofit. Sporofit menghasilkan spora baru untuk melanjutkan siklus.
Dokumen ini membahas tentang pengertian, sifat, fungsi, bagian, sistem perakaran, dan sifat khusus akar pada tumbuhan. Akar adalah bagian pokok ketiga tumbuhan setelah daun dan batang. Akar berfungsi untuk memperkuat tumbuhan, menyerap air dan zat makanan, serta mengangkutnya. Terdapat berbagai jenis sistem perakaran dan akar yang memiliki sifat khusus seperti akar udara, akar pengger
Chlorophyta merupakan divisi ganggang yang terbesar yang terdiri dari tiga kelas besar yaitu Prasinophyceae, Chlorophyceae dan Charophyceae. Mereka memiliki bentuk tubuh beragam mulai dari sel tunggal hingga filamen dan lembaran. Kebanyakan berpigmen hijau dan melakukan fotosintesis. Mereproduksi secara aseksual dan seksual.
Dokumen tersebut membahas tentang alat perkembangbiakan pada tumbuhan, yang dapat berupa vegetatif (misalnya umbi, rimpang) atau generatif (misalnya buah, biji). Alat perkembangbiakan tersebut dapat menyebarkan diri dengan berbagai mekanisme seperti anemokori, hidrokori, zookori, atau antropokori.
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Mata kuliah ini membahas proses metabolisme pada tumbuhan, pembagian bidang fisiologi tumbuhan, hubungan fisiologi tumbuhan dengan cabang-cabang biologi lain, serta anatomi dan fungsi akar, batang, dan daun bagi tumbuhan. Mata kuliah ini terdiri atas 8 pertemuan yang mencakup materi seperti serapan air, transpirasi, unsur hara, penyer
Lumut (Bryophyta) adalah tumbuhan peralihan antara Thallophyta dan Cormophyta yang membahas ciri, perkembangbiakan, dan klasifikasi lumut menjadi tiga kelas berdasarkan bentuk tubuhnya serta manfaat lumut dalam kehidupan.
1. Hewan mengalami perkembangan melalui tahapan embrionik dan pasca-embrionik. Pada tahap embrionik terjadi proses gastrulasi yang membentuk tiga lapisan dasar.
2. Serangga dapat mengalami metamorfosis sempurna, tidak sempurna, atau tidak sama sekali. Beberapa hewan invertebrata lain seperti ubur-ubur mengalami metagenesis.
Urochordata dan Cephalochordata adalah dua subfilum dari kordata. Urochordata umumnya dikenal sebagai tunicata dan kebanyakan bersifat sesile atau melekat pada batuan, sedangkan Cephalochordata memiliki tubuh transparan dan notokorda yang jelas sampai dewasa. Kedua subfilum ini memiliki ciri khas seperti insang dan sirkulasi darah.
1. Lumut dan tumbuhan paku memiliki ciri-ciri seperti berukuran kecil, tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan berbiji memiliki ciri-ciri seperti berukuran lebih besar, memiliki akar, batang, dan daun sejati serta mampu berbunga dan menghasilkan biji.
2. Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi gymnospermae yang bijinya tidak tertutup oleh buah, dan angiospermae yang
Tumbuhan dibedakan menjadi empat kelompok utama berdasarkan ciri-ciri reproduksi dan struktur tubuhnya: lumut, paku, tumbuhan biji terbuka (gymnospermae), dan tumbuhan biji tertutup (angiospermae)."
Tubuh tumbuhan terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Akar berfungsi menyerap air dan nutrisi, batang sebagai penyangga dan pengangkut, daun untuk fotosintesis, bunga dan buah untuk reproduksi, serta biji sebagai cadangan makanan dan alat pemencaran. Struktur dan fungsi masing-masing organ berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil.
PENILAIAN
dengan fungsi
organ pada
tumbuhan dan
hewan.
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
aan berbagai
macam
jaringan.
3. Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada tumbuhan dan hewan serta hubungannya dengan fungsi organ.
Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan sekunder pada batang, termasuk aktivitas kambium, jenis-jenis batang, dan adaptasi batang terhadap berbagai habitat. Selain itu, dibahas pula mengenai anomali struktur batang seperti posisi kambium yang abnormal, aktivitas kambium yang tidak normal, dan kehadiran kambium asesoris.
Lumut memiliki siklus hidup yang kompleks dengan pergantian generasi antara gametofit haploid dan sporofit diploid. Gametofit berkembang dari spora dan menghasilkan gamet. Pembuahan gamet menghasilkan zigot yang berkembang menjadi sporofit. Sporofit menghasilkan spora baru untuk melanjutkan siklus.
Dokumen ini membahas tentang pengertian, sifat, fungsi, bagian, sistem perakaran, dan sifat khusus akar pada tumbuhan. Akar adalah bagian pokok ketiga tumbuhan setelah daun dan batang. Akar berfungsi untuk memperkuat tumbuhan, menyerap air dan zat makanan, serta mengangkutnya. Terdapat berbagai jenis sistem perakaran dan akar yang memiliki sifat khusus seperti akar udara, akar pengger
Chlorophyta merupakan divisi ganggang yang terbesar yang terdiri dari tiga kelas besar yaitu Prasinophyceae, Chlorophyceae dan Charophyceae. Mereka memiliki bentuk tubuh beragam mulai dari sel tunggal hingga filamen dan lembaran. Kebanyakan berpigmen hijau dan melakukan fotosintesis. Mereproduksi secara aseksual dan seksual.
Dokumen tersebut membahas tentang alat perkembangbiakan pada tumbuhan, yang dapat berupa vegetatif (misalnya umbi, rimpang) atau generatif (misalnya buah, biji). Alat perkembangbiakan tersebut dapat menyebarkan diri dengan berbagai mekanisme seperti anemokori, hidrokori, zookori, atau antropokori.
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Mata kuliah ini membahas proses metabolisme pada tumbuhan, pembagian bidang fisiologi tumbuhan, hubungan fisiologi tumbuhan dengan cabang-cabang biologi lain, serta anatomi dan fungsi akar, batang, dan daun bagi tumbuhan. Mata kuliah ini terdiri atas 8 pertemuan yang mencakup materi seperti serapan air, transpirasi, unsur hara, penyer
Lumut (Bryophyta) adalah tumbuhan peralihan antara Thallophyta dan Cormophyta yang membahas ciri, perkembangbiakan, dan klasifikasi lumut menjadi tiga kelas berdasarkan bentuk tubuhnya serta manfaat lumut dalam kehidupan.
1. Hewan mengalami perkembangan melalui tahapan embrionik dan pasca-embrionik. Pada tahap embrionik terjadi proses gastrulasi yang membentuk tiga lapisan dasar.
2. Serangga dapat mengalami metamorfosis sempurna, tidak sempurna, atau tidak sama sekali. Beberapa hewan invertebrata lain seperti ubur-ubur mengalami metagenesis.
Urochordata dan Cephalochordata adalah dua subfilum dari kordata. Urochordata umumnya dikenal sebagai tunicata dan kebanyakan bersifat sesile atau melekat pada batuan, sedangkan Cephalochordata memiliki tubuh transparan dan notokorda yang jelas sampai dewasa. Kedua subfilum ini memiliki ciri khas seperti insang dan sirkulasi darah.
1. Lumut dan tumbuhan paku memiliki ciri-ciri seperti berukuran kecil, tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan berbiji memiliki ciri-ciri seperti berukuran lebih besar, memiliki akar, batang, dan daun sejati serta mampu berbunga dan menghasilkan biji.
2. Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi gymnospermae yang bijinya tidak tertutup oleh buah, dan angiospermae yang
Tumbuhan dibedakan menjadi empat kelompok utama berdasarkan ciri-ciri reproduksi dan struktur tubuhnya: lumut, paku, tumbuhan biji terbuka (gymnospermae), dan tumbuhan biji tertutup (angiospermae)."
Tumbuhan biji (Spermatophyta) merupakan divisi tumbuhan yang telah mampu menghasilkan biji. Tumbuhan ini meliputi Gymnospermae dan Angiospermae. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi tumbuhan berpembuluh yang belum mampu menghasilkan biji melainkan berkembang biak secara aseksual menggunakan spora. Dokumen ini membahas tentang ciri-ciri morfologi dan siklus hidup tumbuhan paku dan
Lumut (dalam bahasa yunani :油bryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan yang hidup didarat, yang umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak tampak dengan bantuan lensa), dan ukuran lumut yang terbesar adalah kurang dari 50 cm.油
Modul ini membahas tentang kingdom plantae yang meliputi tumbuhan multiseluler eukariotik yang mampu melakukan fotosintesis. Terdiri atas tumbuhan lumut, paku, dan berbiji. Tumbuhan lumut adalah yang paling sederhana memiliki struktur seperti akar, batang, dan daun. Tumbuhan paku sudah berpembuluh dan berreproduksi melalui spora. Tumbuhan berbiji dibagi menjadi gymnospermae dan angiospermae, dengan angiospermae memil
Metagenesis tumbuhan paku dan lumut dan salakJamri Dafrizal
油
Apa itu metagenesis?, Bagaimana prosesnya pada tumbuhan paku, lumut dan salak?, Apakah perbedaan metagenesis tumbuhan paku dan lumut?, untuk mengetahui proses dan perbedaannya, lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu.
- Pteridophyta dan Bryophita adalah dua divisi tumbuhan yang membahas tentang tumbuhan paku dan lumut.
- Tumbuhan paku memiliki sistem pembuluh sejati tetapi tidak menghasilkan biji, melainkan menggunakan spora untuk reproduksi. Tumbuhan lumut tidak memiliki sistem pembuluh dan hanya tumbuh di tempat lembab.
- Kedua divisi tumbuhan ini memiliki siklus hidup yang berbeda dalam reproduksi generatifnya.
Tumbuhan paku disebut juga Pteridophyta. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan dengan tingkatan lebih tinggi dari lumut karena memiliki akar, daun, dan batang sejati. Selain itu, meskipun habitat utama tumbuhan paku pada tempat yang lembab (higrofit), namun tumbuhan paku juga dapat hidup diberbagai tempat seperti di air (hidrofit), permukaan batu, tanah, serta dapat juga menempel (epifit) pada pohon.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai klasifikasi, ciri-ciri, dan reproduksi tumbuhan dari kingdom Plantae, khususnya kelompok lumut (Bryophyta) dan paku (Pteridophyta). Lumut dan paku merupakan tumbuhan yang berperan sebagai peralihan antara tumbuhan tidak berpembuluh dengan tumbuhan berpembuluh. Kedua kelompok tumbuhan ini memiliki siklus hidup yang meliputi fase gametofit dan sporofit.
Teks tersebut memberikan informasi mengenai klasifikasi dan ciri-ciri tumbuhan dalam kerajaan Plantae. Tumbuhan diklasifikasikan menjadi tumbuhan tidak berpembuluh, tumbuhan berpembuluh yang terdiri dari tumbuhan paku dan tumbuhan biji. Tumbuhan paku dan biji memiliki akar, batang, daun, dan pembuluh angkut. Tumbuhan berpembiakan secara generatif melalui penyerbukan dan pembuahan serta vegetatif.
Dokumen tersebut membahas tentang dua kelompok pemberontak yang melawan pemerintah Indonesia pada masa lalu, yaitu Republik Maluku Selatan (RMS) yang memproklamasikan kemerdekaan Maluku dari Indonesia pada 1950, dan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang memberontak pada 1958 untuk menuntut pembubaran kabinet. Kedua pemberontakan ini akhirnya berhasil ditumpas oleh pemerintah Indonesia.
rangkuman lengkap bahasa indonesia kelas 11
bab 1 teks prosedur
bab 2 teks eskplanasi
bab 3 ceramah
bab 4 cerpen
bab 5 proposal
bab 6 karya ilmiah
bab 7 resensi
bab 8 drama
rangkuman dibuat bersumber dari buku paket bahasa indonesia kelas 11, kementrian pendidikan dan kebudayaan republik indonesia 2017.
Tektonisme adalah peristiwa pergeseran lempeng bumi secara mendatar dan vertikal yang terdiri atas proses lipatan dan patahan. Lipatan terjadi akibat tekanan mendatar yang mengakibatkan pembentukan antiklin dan sinklin, sedangkan patahan disebabkan gerakan vertikal dan horizontal lapisan bumi yang membentuk lembah dan puncak patahan. Tektonisme mempengaruhi bentuk permukaan bumi.
Dokumen ini membahas tentang Asmaul Husna, yaitu 99 nama Allah SWT yang indah. Terdapat dalil Alquran dan hadis tentang Asmaul Husna, serta hikmah mengetahui nama-nama Allah ini. Asmaul Husna terdiri dari dua kata "Asma" yang berarti nama dan "Husna" yang berarti indah/baik.
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
2. Bryophyta (Yunani, bryon=lumut, phyton=tumbuhan) merupakan anggota kingdom
plantae yang paling sederhana dan bisa dikatakan sebagai bentuk peralihan antara
tumbuhan bertalus (thallophyta) dan tumbuhan berkormus (cormophyta).
A. Cara Hidup dan Habitat Lumut
Lumut memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Lumut mudah ditemukan
terutama ditempat yang lembab (higrofit), di tanah, tembok, bebatuan lapuk, dan
menempel (epifit) di kulit pohon. Ada pula lumut yang hidup di air (hidrofit) misalnya
Ricciocarpus natans.
B. Ciri-ciri Tubuh Lumut
1. Bentuk dan ukuran tubuh lumut
Tubuh lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem maupun xylem. Jaringan
pengangkut berupa jaringan empulur. Air diserap oleh rizoid dengan cara imbisisi
kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh melalui proses difusi. Sel-sel lumut
memiliki plastida yang mengandung klorofil a dan b, serta memiliki dinding sel tetapi
tidak diperkuat oleh lignin seperti tumbuhan daun lainnya.
LUMUT (BRYOPHYTA)
3. 2. Struktur dan fungsi tubuh lumut bentuk gametrofit
Gametofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang tampak berwarna
hijau berbentuk lembaran dan membentuk alat kelamin
(gametangium) yang menghasilkan gamet (sel kelamin).
Anteridium (kelamin jantan) menghasilkan spermatozoid, sedangkan
arkegonium (kelamin betina) menghasilkan sel telur.
Lumut yang memiliki anteridium sekaligus arkegonium disebut
monoensis (berumah satu) / homotalus.
Lumut yang hanya memiliki satu jenis alat kelamin disebut diesis
(berumah dua) / heterotalus.
3. Struktur dan fungsi tubuh lumut bentuk sporofit
Sporofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang mengahsilkan spora.
Menumpang di atas gametrofit, bertangkai dan berbentuk seperti terompet/kapsul.
Berukuran lebih kecil dari gametrofit dengan masa hidup lebih pendek
Sporofit membentuk sporogonium yang memiliki bagian-bagian vaginula (selaput pangkal tangkai), seta
(tangkai), dan sporangium (kotak spora).
sporangium tersusun dari bagian apofisis, teka dan operkulum.
Spora terlindungi oleh sporopollenin.
Spora lumut memiliki bentuk dan ukuran yang sama sehinga disebut homospora atau isospora.
4. C. Reproduksi Lumut
Asexual terjadi dengan pembentukan spora
melalui pembelahan meiosis sel induk spora di
dalam sporangium(kotak spora). Spora tersebut
kemudia tumbuh menjadi gamterofit.
Kromosom haploid (n).
Sexual terjad melalui fertilisasi ovum oleh
spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot
tersebut akan tumbuh menjadi sporofit.
Kromoson diploid (2n)
Terjadi pergiliran keturunan (metagenesis)
antara fase gametofit dengan fase sporofit
Cara Hidup
Lumut hidup dengan cara autotrof
artinya mengolah makanan sendiri
dengan melakukan foto sintesis
Habitat
Lumut biasanya bertempat tinggal di
tanah, bebatuan dan pohon yang
lembab & teduh.
5. D. KLASIFIKASI LUMUT
Lumut diklasifikasikan menjadi 3 kelas, Hepaticopsida (lumut hati), Anthocerototopsida (lumut tanduk)
dan bryopsida (lumut daun)
1. Hepaticopsida (lumut hati)
Lumut hati merupakan
tumbuhan talus dengan tubuh
berbentuk lembaran pipih dan
berlobus. Lumut hati tumbuh
mendatar dan melekat pada
substrat dengan menggunakan
rizoidnya. Banyak ditemukan
di tanah yang lembab.
Gametrofit memiliki struktur
yang khas berbentuk seperti
mangkok yang di sebut gemmae
cup (piala tunas) yang berfungsi
sebagai alat reproduksi secatra
vegetatif. Contoh lumut hati :
Marchantia polymorpha,
Ricciocarpus natans, Reboulia
hemisphaerica, Pellia calycina,
dan Riccardia indica.
2. Anthocerototopsida (lumut
tanduk)
Anthocerototopsida atau hornwort
berbentuk seperti lumut hati
tetapi sporofitnya berbentuk
kapsul memanjang seperti tanduk
dan mengandung kutikula.
Sporofit tumbuh dari jaringan
cawan arkegoikum.
Soporogonium memiliki benang-
benang elater yang mengatur
pengeluara spora dan pada
kapsulnya terdapat stomata.
Lumut tanduk tumbuh di batuan
atau tanah yang lembab. Contoh
lumut tanduk : Antochera
punctatus, phaeolaevis, Folioceros
dan Leiosporoceros.
3. Bryopsida (lumut daun)
Bryopsida merupakan lumut
sejati. Lumut daun mudah
ditemukan di permukaan tanah,
tembok, batu-batuan, atau
menempel di kulit pohon. Tubuh
lumut daun berbentuk seperti
tumbuhan kecil yang tumbuh
tegak. Tibuh lumut daun
merupakan kormus yang memiliki
bagian yang menyerupai akar,
batang dan daun. Lumut daun
mengalami metagenesis. Contoh
lumut daun : Polytrichum
commune, Polytricum
hyperboreum, Sphagnum
squarrosum, Sphagnum palustre,
Dichodontium dan Campylopus
6. E. PERANAN LUMUT BAGI MANUSIA
Beberapa lumut bermanfaat bagi manusia,
antara lain Marchantia polymorpha sebagai obat
hepatitis dan Sphagnum untuk bahan pembalut
dan bahan bakar. Berfungsi untuk menahan
erosi, menyerap air, dan menyediakan sumber
air pada saat musim kemarau. Lumut
melakukan fotosintesis sehingga berperan
menyediakan oksigen untuk lingkungannya.
Lumut dapat tumbuh di habitat dimana
tumbuhan lain tidak dapat tumbuh. Oleh
karena itu, Lumut termasuk vegetasi perintis
setelah liken (lumut kerak).
7. TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)
Tumbuhan paku (fern) atau pteridophyta (Yunani, pteron=bulu, phyton=tumbuhan)
merupakan kelompok plantae yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki
bagian akar, batang dan daun sejati. Susunan daun seperti bulu (menyirip). Tumbuhan paku
dapat bereproduksi dengan spora sehingga disebut Cormophyta berspora. Berbeda dengan
lumut pteridophyta merupakan tumbuhan vaskuler (tracheophyta) karena sudah memiliki
pembuluh angkut xylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh tapis). Masyarakat mengenal
tumbuhan paku dengan istilah pakis.
A. CARA HIDUP DAN HABITAT PTERIDOPHYTA
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof, artinya dapat membuat makananya
sendiri dengan cara fotositesis. Tumbuhan paku dapat tumbuh di berbagai habitat,
terutama di tempat yang lembab (higrofit), di air (hidrofit), permukaan batu, tanah atau
menempel (empifit) di kulit pohon.
Tanah : Adiantum cuneatum (suplir) dan Alsophila glaucha (paku tiang)
Tanah berair : Maersilea sp
Air : Azolla pinnata dan Salvinia natans
Menempel di pohon : Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa) dan Asplenium nidus
(paku sarang burung).
8. B. CIRI-CIRI TUBUH PTERIDOPHYTA
1. Bentuk dan ukuran tubuh
pteridophyta
Tumbuhan paku termasuk
cormophyta, berbentuk seperti
tumbuhan tngkat tinggi dengan
ukuran tubuh yang bervariasi.
Ada yang hanya beberapa
sentimeter (Azolla caroliniana)
ada pula yang benrbentuk seperi
pohon dengan tinggi sekitar 5
meter, misalnya paku tiang
(Alsophila glauca). Tumbuhan
paku juga mengalami pergantian
bentuk gametrofiy dan sporofit.
Sporofit mudah dibedakan karena
memiliki ukuran yang lebih besar
dan memiliki bentuk yang lebih
kompleks daripada gametrofit.
2. Struktur dan fungsi tubuh pteridophyta berbentuk sporofit
Sporofit memiliki bagian-bagian tubuh yaitu akar batang dan daun.
Rizoidnya sudah berkembang ke bentuk akar.
Sel-sel penyusun batang dan daun memiliki klorofil sehingga tampak
berwarna hijau.
Batang tumbuhan paku bercabang-cabang dan ada yang berkayu. Ada
juga batang yang memiliki rambut-rambut halus (berbulu). Tumbuhan
paku memiliki batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah (rizom).
Tumbuhan paku memiliki susunan pembuluh angkut bertipe radial, bila
xylem dam floem tersusun menjari misalnya pada Lycopodium.
Berkas pembuluh bertipe konsentris bil xylem terlrtak di tengah dan
dikelilingi oleh floem, misalnya Selaginella.
Pada umumnya tumbuhan paku berdaun dan daunnya memiliki urat-
urat daun. Daun tumbuhan paku ada yang berukuran besar di sebut
makrofil. ada pula yang berukuran kecil disebut mikrofil. Mikrofil
berbentuk sisik misalnya pada Equisetum (paku ekor kuda).
Tumbuhan paku yang tidak berdaun disebut paku telanjang misalnya
Psilotum.
Daun tumbuhan paku yang menggulung disebut fiddlebead (circinmate,
sirsinar)
9. Daun dewasa dapat dibedakan berdasarkan fungsinya:
Tropofil, berfungsi untuk fotosintesis dan tidak
mengandung spora.
Sporofil,, daun yang menghasilkan spora.
Berdasarkan ukuran dan bentuk daunnya, tumbuhan
paku dibedakan menjadi dua macam:
Paku heterofil, memiliki dua macam daun yang
berbeda ukuran danbentuknya.
Paku homofil, memiliki daun dengan bentuk dan
ukuran yang sama.
Spora dihasilkan di dalam sporangium. Sporangium
dalam tumbuhan paku terkumpul dalam bentuk
perikut:
Sorus, sporangium berada di dalam kotak terbuka
atau tertutup oleh indusium. Didalam sporangium
terdapat anulus,, yaitu sejumlah sel penutup yang
berdinding tebal dan membentuk cincin. Sorus
terdapat di permukaan bawah daun dengan
susunan beraneka ragam.
Strobilus, sporangium berbentuk suatu bangun
kerucut Bersama sporofil.
Sporokarp, sporangium dibungkus oleh daun buah
(karpelum).
Sporangium bentuk sorus
10. Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan
paku dibedakan menjadi tiga macam:
Paku homospora/isospora, menghasilkan satu jenis
spora dengan bentuk dan ukuran yang sama. Paku
homospora disebut juga berumah satu, karena
sporanya akan tumbuh menjadi protalium
pembentuk anteridium maupun arkegonium.
Paku heterospora,/anisospora, menghasilkan dua
jenis spora dengan ukuran yang berbeda. Spora
yang berukuran besar (makrospora/megaspora)
berkelamin betina akan tumbuh menjadi
makroprotalium/megaprotalium pembentuk
arkegonium. Spora yang kecil (mikrospora)
berkelamin jantan akan tumbuh menjadi
mikroprotalium pembentuk anteridium. Paku
heterospora disebut juga berumah dua.
Paku peralihan/campuran, menghasilkan spora
yang berukuran sama tetapi jenisnya berbeda
(berkelamin jantan atau betina). Spora dapat
tumbuh menjadi protalium yang akan membentuk
salah satu alat kelamin. Paku peralihan termasuk
berumah dua.
3. Struktur dan fungsi tubuh pteridophyta bentuk
gametrofit
Gametrofit pada tumbuhan paku berupa talus.
Pada umumnya gametrofit berbentuk lembaran
seterti hati atau daun waru yang disebut
protalium (protalus).
Gametrofit melekat pada substrat menggunakan
rizoid.
Pada umumnya sel-sel gametrofit mengandung
klorofil dan dapat berfotosintesis.
11. C. REPRODUKSI PTERIDOPHYTA
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif)
maupun seksual(generatif).
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan
spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora yang
terdapat di dalam sporangium. Spora gametrofit
Reproduksi secara aseksual juga dapat dilakukan dengan
rizom. Rizom akan tumbuh menjalar dan membentuk tunas
tumbuhan paku yang bergerombol.
Reproduksi seksualterjadi melalui fertilisasi ovum oleh
spermatozoid berflagel yang menghasilkan zigot. Zigot
sporofit
12. D. KLASIFIKASI PTERIDOPHYTA
Terdapat sekitar 20.000 spesies tumbuhan paku yang sudah dikenali dan diklasifikasikan. Klasifikasi tumbuhan
paku dapat dilakukan berdasarkan:
Ada atau tidak adanya daun serta bentuk dan susunan daunnya.
Susunan sporangium, jenis, bentuk, dan ukuran sporanya.
Bentuk, susunan anatomi tubuh dan lain-lain.
Tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi 4 subdivisi, yaitu : Psilopsida (paku purba), Lycopsida (paku kawat),
Sphenopsida atau Equisetopsida (paku ekor kuda) dan Pteropsida (paku sejati).
1. Psilopsida (paku purba)
Psilopsida diduga hidup pada periode antara zaman
silutian dan Devonian. Paku purba memiliki struktur
tubuh yang masih sangat sederhana, dengan tinggi
sekitar 30 cm-1m. Pada umumnya tidak memiliki daun
dan akar sejati tetapi memiliki rizom yang dikelilingi
rizoid. Gametrofit (n) tersusun dari sel yang tidak
berklorofil sehingga zat organik didapatkan dari
symbiosis dengan jamur. Psilopsida yang sekarang
masih hidup yaitu: Timesipteris (kepulauan pasifik) dan
Psilotum.
13. 2. Lycopsida (paku kawat)
Lycopsida disebut juga club moss (lumut gada) atau
ground pine (pinus tanah). Lycopsida sudah ada di
bumi pada masa Devonian dan tumbuh melimpah
selama masa karboniferus. Lycopsida banyak tumbuh
di hutan-hutan daerah tropis, tumbuh di tanah atau
epifit dikulit pohon tetapi tidak bersifat parasite.
Bagian tubuh lycopsida yang mudah dilihat
merupakan generasi sporofitmya. Lycopsida ada yang
menghasilkan satu jenis spora misalnya Lycopodium
sp, ada pula yang menghasilkan dua jenis spora
misalnya Selaginella sp. Gametrofit berukuran kecil
dan tidak berklorofil sehingga zat organic diperoleh
dengan cara bersimbiosis dengan jamur.
14. 3. Sphenopsida atau Equisetopsida (paku ekor kuda)
Disebut ekor kuda karena memiliki percabangan
yangkhas berbentuk ulir atau lingkaran sehingga
menyerupai ekor kuda. Tumbuh di tempat berpasir.
Sporofitnya berdaun kecil atau berbentuk sisik
warnanya gak transparan dan tersusun melingkar
pada batang. Batangnya berongga dan beruas-ruas.
Batang memiliki rizom, pada ujung beberapa batang
terdapat strobilus yang di dalamnya terdapat
sporangia. Paku kuda disebut sebagai paku peralihan.
Gametrofit pada ekor kuda berukuran kecil dan
mengandung klorofil sehingga dapat berfoto sintesis.
Sphenopsida tumbuh melimpah pada masa
karboniferus dengan ukuran yang besar dan tingginya
mencapai 15 m. Sphenopsida merupakan pembentuk
endapan batu bara. Pada umumnya Sphenopsida
berasa daru genus Equisetum. Sphenopsida tumbuh
ditepian sungai yang lembab dan daerah subtropic
belahan bumi utara. Contoh : Equisetum
ramosissimum, Equisetum arvense dan Calamites.
Equisetum ramosissimum
15. 4. Pteropsida (paku sejati)
ptreropsida hidup ditanah, di air atau empifit
di pohon. Sporofit Pteropsida memiliki akar,
batang dan daun. Batangnya berada di bawah
permukaan tanah. Daun Pteropsida berukuran
lebih besar disbanding kelompok tumbuhan
paku lainnya. Pada umumnya daun berbentuk
lembaran berukuran besar dan majemuk
dengan tulang daun bercabang. Daun yang
masih muda menggulung. Gametrofit
Pteropsida memiliki klorofil dengan ukuran
yang berfariasi. Gametrofit bersifat biseksual
atau uniseksual. Contoh : Adiantum cuneatum,
Marsilea crenata, Asplenium nidus. Asplenium nidus
16. E. PERANAN PTERIDOPHYTA BAGI MANUSIA
Peranan Tumbuhan Paku yang menguntungkan:
Tanaman hias, misalnya Adiantum (suplir), Platycerium sp. (paku tanduk rusa), Asplenium nidus (paku
sarang burung), Nephrolepis, dan Alsophila glauca (paku tiang).
Bahan obat-obatan, antara lain Equisetum (paku ekor kuda) yang memiliki fungsi diuretik (melancarkan
pengeluaran urine) dan Selaginella plana (obat luka).
Bahan makanan (sayuran), misalnya Marsilea crenata (semanggi) dan Pteridium aquilinum (paku garuda).
Pupuk hijau, misalnya Azolla pinnata bersimbiosis dengan ganggang biru Anabaena azollae yang mampu
mengikat gas nitrogen (N2) bebas.
Pembuatan petasan (pyrotechnics), menggunakan spora Lycopodium sp..
Tiang bangunan, misalnya Alsophila glauca.
Bahan penggosok (ampelas), misalnya Equisetum sp.
Tumbuhan paku yang merugikan manusia, misalnya Salvinia molesta (kayambang), merupakan gulma
tanaman padi.