Penguasaan Konsep Layanan Konseling dan Pengalihan Kasus (Referral)Veronica Fifi Rintina
油
Dokumen tersebut membahas model-model pelaksanaan konseling, fase-fase dalam konseling, dan pengertian referral. Ada 5 model pelaksanaan konseling yang dijelaskan beserta langkah kerjanya, begitu pula dengan penjelasan tentang 5 fase dalam konseling. Dokumen juga menjelaskan arti referral dan langkah penanganan kasus untuk keperluan referral.
Proses psikologi konseling terdiri dari beberapa tahapan untuk membantu klien mengungkapkan dan menyelesaikan masalahnya. Tahapan tersebut meliputi pembentukan hubungan antara klien dan konselor, penetapan tujuan konseling bersama, penanganan masalah utama klien, peningkatan kesadaran diri klien, perencanaan tindak lanjut, hingga evaluasi hasil dan penutupan proses konseling. Pro
Proses kaunseling melibatkan interaksi antara kaunselor dan klien untuk membantu klien menyelesaikan masalahnya. Ia terdiri daripada 6 peringkat utama: membina hubungan, pengukuran dan diagnosis, membina matlamat, intervensi dan penyelesaian masalah, penamatan dan susulan, serta penyelidikan dan penilaian. Kemahiran mendengar merupakan aspek penting dalam membina hubungan dan memahami klien melal
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara coaching dan counseling. Coaching berfokus pada mengajarkan ketrampilan baru untuk mencapai tujuan, sedangkan counseling bertujuan untuk mengubah sikap atau perilaku dengan membantu seseorang menemukan solusi masalahnya sendiri. Keduanya memiliki peran dan situasi yang berbeda dalam membantu seseorang meningkatkan kinerja atau menyelesaikan masalahnya.
Modul ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan klien, tipe-tipe pengambil keputusan, dan cara memberikan informasi secara efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Modul ini juga menjelaskan tentang situasi sulit yang mungkin dihadapi dalam proses konseling dan cara mengatasinya.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang konsep kaunseling individu, teori-teori yang berkaitan dengan pemilihan kerjaya, dan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia dalam industri. Ia juga menjelaskan kemahiran yang diperlukan oleh kaunselor seperti mendengar, memahami, merumuskan dan memberikan umpan balik kepada klien.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam konseling seperti non-direktif, rasional emotif, analisis transaksional, dan klinikal.
2. Pendekatan non-direktif menekankan peran sentral klien dan konselor sebagai pendukung pertumbuhan pribadi klien.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam konseling seperti non-direktif, rasional emotif, analisis transaksional, dan klinikal.
2. Pendekatan non-direktif menekankan peran sentral klien dan konselor sebagai pendukung pertumbuhan pribadi klien.
Proses kaunseling individu terdiri dari beberapa tahap, dimulai dengan pra-sesi untuk mempersiapkan kaunselor dan membangun hubungan dengan klien. Tahap selanjutnya adalah penerokaan masalah untuk memahami masalah klien secara mendalam, diikuti dengan menentukan tujuan kaunseling. Kaunselor kemudian membantu klien memilih alternatif penyelesaian masalah dan merancang tindakan.
Tugasan ini membincangkan kes kaunseling seorang pelajar yang mengalami masalah ketagihan dadah. Kaunselor menggunakan pendekatan humanistik dan Teori Pemusatan Perorangan untuk memberikan penerimaan tanpa syarat dan empati kepada klien. Hasilnya, klien menunjukkan sedikit kesedaran diri.
1. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses konseling individual, di antaranya struktur, inisiatif, setting fisik, kualitas klien, dan kualitas konselor.
2. Wawancara awal konseling individual meliputi pembukaan, penerimaan, refleksi isi dan perasaan, klarifikasi, dan penutup.
3. Terminasi hubungan konseling individual bertujuan untuk mengakhiri proses, mempertahankan perubahan, dan mengingat
Kaunseling kelompok membantu pelajar yang bermasalah terutamanya masalah ketagihan dadah dengan memberikan kemahiran sosial melalui interaksi antara ahli kelompok. Bagi kaunseling kelompok berjaya, kaunselor perlu membina hubungan yang baik dengan klien, menguruskan masa dan suasana dengan baik, serta memastikan perhubungan positif di antara ahli kelompok.
Dokumen ini membahas tentang pengantar kaunseling dan proses kaunseling. Definisi kaunseling adalah perbincangan antara kaunselor terlatih dengan individu atau kelompok kecil yang mengalami masalah untuk membantu mereka menemukan solusi. Proses kaunseling meliputi pembentukan hubungan, penerokaan masalah, membuat keputusan, dan pengakhiran sesi. Kemampuan berkomunikasi nonverbal juga penting dalam kaunseling.
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara coaching dan counseling. Coaching berfokus pada mengajarkan ketrampilan baru untuk mencapai tujuan, sedangkan counseling bertujuan untuk mengubah sikap atau perilaku dengan membantu seseorang menemukan solusi masalahnya sendiri. Keduanya memiliki peran dan situasi yang berbeda dalam membantu seseorang meningkatkan kinerja atau menyelesaikan masalahnya.
Modul ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan klien, tipe-tipe pengambil keputusan, dan cara memberikan informasi secara efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Modul ini juga menjelaskan tentang situasi sulit yang mungkin dihadapi dalam proses konseling dan cara mengatasinya.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang konsep kaunseling individu, teori-teori yang berkaitan dengan pemilihan kerjaya, dan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia dalam industri. Ia juga menjelaskan kemahiran yang diperlukan oleh kaunselor seperti mendengar, memahami, merumuskan dan memberikan umpan balik kepada klien.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam konseling seperti non-direktif, rasional emotif, analisis transaksional, dan klinikal.
2. Pendekatan non-direktif menekankan peran sentral klien dan konselor sebagai pendukung pertumbuhan pribadi klien.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas beberapa pendekatan dalam konseling seperti non-direktif, rasional emotif, analisis transaksional, dan klinikal.
2. Pendekatan non-direktif menekankan peran sentral klien dan konselor sebagai pendukung pertumbuhan pribadi klien.
Proses kaunseling individu terdiri dari beberapa tahap, dimulai dengan pra-sesi untuk mempersiapkan kaunselor dan membangun hubungan dengan klien. Tahap selanjutnya adalah penerokaan masalah untuk memahami masalah klien secara mendalam, diikuti dengan menentukan tujuan kaunseling. Kaunselor kemudian membantu klien memilih alternatif penyelesaian masalah dan merancang tindakan.
Tugasan ini membincangkan kes kaunseling seorang pelajar yang mengalami masalah ketagihan dadah. Kaunselor menggunakan pendekatan humanistik dan Teori Pemusatan Perorangan untuk memberikan penerimaan tanpa syarat dan empati kepada klien. Hasilnya, klien menunjukkan sedikit kesedaran diri.
1. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses konseling individual, di antaranya struktur, inisiatif, setting fisik, kualitas klien, dan kualitas konselor.
2. Wawancara awal konseling individual meliputi pembukaan, penerimaan, refleksi isi dan perasaan, klarifikasi, dan penutup.
3. Terminasi hubungan konseling individual bertujuan untuk mengakhiri proses, mempertahankan perubahan, dan mengingat
Kaunseling kelompok membantu pelajar yang bermasalah terutamanya masalah ketagihan dadah dengan memberikan kemahiran sosial melalui interaksi antara ahli kelompok. Bagi kaunseling kelompok berjaya, kaunselor perlu membina hubungan yang baik dengan klien, menguruskan masa dan suasana dengan baik, serta memastikan perhubungan positif di antara ahli kelompok.
Dokumen ini membahas tentang pengantar kaunseling dan proses kaunseling. Definisi kaunseling adalah perbincangan antara kaunselor terlatih dengan individu atau kelompok kecil yang mengalami masalah untuk membantu mereka menemukan solusi. Proses kaunseling meliputi pembentukan hubungan, penerokaan masalah, membuat keputusan, dan pengakhiran sesi. Kemampuan berkomunikasi nonverbal juga penting dalam kaunseling.
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
2. Pengertian Wawancara Konseling.
Wawancara adalah tanya-jawab dengan seseorang
untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya
tentang suatu hal atau masalah. Konseling adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seseorang ahli (seorang
konselor) kepada individu yang sedang mengalami
suatu masalah (seorang klien) yang bermuara
kepada teratasinya masalah yang dihadapi oleh
klien.
3. Macam-Macam Wawancara Konseling
A. Wawancara Model Trait Factor counseling
Wawancara ini membahas tentang permasalahan bakat,
minat dan kemampuan diri yang sesuai yang kemudian
dapat diterapkan dalam pekerjaan. Wawancara ini
memiliki langkah-langkah kerja yaitu:
1. Membangun hubungan pribadi.
2. Mendengarkan dengan perhatian, ungkapan, pikiran
dan perasaan.
3. Mengadakan analisis kasus.
4. Membantu mengintegrasikan semua data.
5. Mengakhiri hubungan pribadi dengan konseling.
4. B. Wawancara Model Pelaksanaan Konseling
Behavioristik
Wawancara ini membahas tentang masalah yang
berhubungan dengan lingkungan atau pengalaman yang
mempengaruhi tingkah laku. Langkah-langkah kerjanya
adalah :
1. Membangun hubungan pribadi.
2. Mendengarkan dengan perhatian.
3. Menganalisis kasus.
4. Membantu menentukan penyelesaian yang
memuaskan.
5. Mengakhiri hubungan pribadi dengan konseling.
5. C. Wawancara Model Pelaksanaan Ratiinal-Emitive
Therapy
Wawancara ini membahas tentang permasalahn yang
irasional sehinngga menjadi rasional. Langkah kerja yang
harus dilakukan adalah :
1. Membangun hubungan pribadi.
2. Mendengarkan dengan perhatian.
3. Menganalisis kasus.
4. Membantu untuk menemukan jalan kekuar dari
masalah.
5. Mengakhiri hubungan pribadi dengan konseling.
6. D. Wawancara Model Pelakasanaan Konseling untuk
Penyesuaian Diri
Wawancara ini membahas tentang permasalahan
penyesuaian diri. Langkah kerja dalam wawancara ini
adalah :
1. Membangun hubungan pribadi
2. Mendengarkan dengan perhatian
3. Menganalisis kasus.
4. Membantu menemukan sikap dan tindakan yang
tepat supaya masalahnya dapat terselesaikan.
5. Mengakhiri hubungan
7. E. Wawancara Model Pelaksanaan Konseling untuk
Membuat Pilihan.
Wawancara ini membahas tentang permasalahan dan
membuat pilihan tetapi bukan pilihan studi atau pekerjaan.
Langkah yang harus dikerjakan adalah :
1. Membangun hubungan pribadi.
2. Mendengarkan dengan perhatian.
3. Menganalisis kasus.
4. Membantu untuk menerapkan bagi didrinya sendiri
apa yang diharapkan dan kemudian membantu
menentukan pilihan dengan mempertimbangkan
kebihan dan kelemahan.
5. Mengakhiri hubungan dengan konseling.
8. J Rich sebagaimana dikutip oleh Baker (1990 :11) mengklasifikasikan
wawancara konsleing ke dalam beberapa fungsi utama yang berkaitan
dalam wawancara terhadap anak dan remaja yaitu :
wawancara penelusuran fakta (fact-finding interviews). Wawancara ini dibuat untuk
menemukan informasi-informasi yang sangat dibutuhkan. Dalam setting klinis
wawancara ini mencari datadata historis yang berkaitan dengan keadaan individu,
keadaan keluarga, dan informasi kondisi-kondisi spesifik anak dan situasi sosial yang
melingkupinya. Pewawancara dapat juga mencari akta-fakta berupa keadaan
emosional dan keadaan stabilitas mental yang bersangkutan ct-giving information.
Wawancara pemberian fakta ( fact-giving information). Wawancara ini merupakan
suatu proses dimana pewawancara member informasi kepada klien yang
diwawancarai. Pada umumnya wawancaraini tidak digunakan dalam kepentingan
klienis hanya berkaitan dengan kepentingan konseling, pemberian fakta dapat berua
pewawancara menginforrmasikan kepada klien tentang assessmen, hasil tes
psikologis, hasil-hasil diagnostik dan mendiskusikan pilihan-pilihan dalam mengatur
situasi masalah.
Wawancara terapi (treatment interview). Wawacara ini sering kali digunakan untuk
memberikan perosedur-prosedur terapi yang berfungsi untuk mengatasi atau
menyembuhkan klien dari situasi nerotis dan psikotis yang dialaminya.
9. Kaidah Wawancara Konseling
Sebelum melakukan wawancara, konselor harus mengetahui
kaidah wawancara. Menurut Darley ada empat kaidah dalam
melakukan wawancara,yaitu :
1. Dalam wawancara seorang konselor tidak memberikan
ceramah/terlalu banyak bicara.
2. Dalam wawancara konselor harus yakin bahwa dirinya
diperlukan dan pertolongannya dibutuhkan.
3. Dalam berbicara harus dapat di mengerti oleh klien.
4. Adanya rasa empati konselor memahami diri klien dank
klien pun mengerti bahwa dirinya sedang dipahami oleh
konselor.
10. Teknik Wawancara Konseling
Menurut B.J.O. Crites dalam bukunya Career Counseling, models,
Methods and Materials mengutarakan bahwa ada 22 teknik dalam
wawancara yaitu :
1. Dalam membuka wawancara seharusnya dapat menyentuh rasa
haru dari klien.
2. Menggugah klien untuk berbicara, sehingga konselor dapat
mengadakan pertanyaan dan pertanyaan yang diberikan tidak
memungkinkan jawaban ya atau tidak tetapi pertanyaan yang
dapat memberi kesempatan klien untuk berbicara.
3. Mengungkapkan perlakuan atau batuan konselor sebelumnya.
4. Hindari berbicara kepada klien atau memotong atau mendahului
pembicaraan klien.
5. Menerima dan merespon sikap dan perasaan klien seolah-olah
konselor masuk kedalam klien.
11. 6. Konselor tidak bertanya bertubi-tubi.
7. Tidak bingung apabila klien bungkam dan tidak terlalu
cepat menyimpulkan klien yang bungkam itu tertutup.
8. Konselor menjadi atau memberi arah klien untuk
berfikir tentang masalahnya/memantulkan perasaan
klien.
9. Bersifat terbuka tentang dirinya.
10. Membagi waktu wawancara.
11. Memilih kata-kata yang dimengerti dan dipahami klien,
kalau perlu diulang kembali.
12. Membatasi usaha pengungkapan informasi dari klien
apalagi hal-hal yang memalukan klien.
12. 13. Menentukan rambu-rambu wawancara, tidak terpaku hanya satu
masalah saja.
14. Hindari sebutan atau cerita tentang diri konselor.
15. Tidak berpura-pura.
16. Tidak terpaku pada topik awal yang diajukan oleh klien.
17. Hindari pertemuan yang terlalu sering dengan klien yang
mengakibatkan ketergantungan klien kepada konselor.
18. Batasi lamanya wawancara.
19. Menyususn alternative kegiatan dengan mencari bentuk jalan
keluar yang kira-kira dilakukan oleh kilen.
20. Mengakhiri wawancara dengan membuat rangkuman dan
berusaha agar klien dapat mengambil kesimpulan sendiri.
21. Menutup pertemuan dengan akhir pertemuan yang mengesankan
dan mengadakan pertemuan berikutnya.
22. Persetujuan tentang perlu atau tidaknya diadakan konseling.
13. Proses wawancara konseling
A. Pembukaan
Pembukaan ini diletakkan sebagai dasar dalam pengembangan
hubungan antar pribadi (walking relationship) yang baik, yang
memungkinkan pembicaraan terbuka dan terarah dalam wawancara
konseling. Hal-hal yang dilakukan oleh konselor pada pembukaan
adalah:
1. Membangun hubungan pribadi antara konselor dan
konseli.
2. Menyambut kedatangan konseli dengan ramah.
3. Mengajak berbasa-basi sebentar.
4. Menjelaskan kekhususan dari wawancara konseling.
5. Mempersilahkan konseli untuk mengemukakan hal yang
ingin dibicarakan.
14. B. Penjelasan masalah
Pada langkah ini konseli mengemukakan pikiran dan
perasaannya yang berkaitan dengan hal yang ingin
dibicarakan. Dalam hal ini yang harus dilakukan konselor
adalah :
Menerima ungkapan konseli apa adanya serta
mendengarkan dengan penuh perhatian.
Menentukan jenis masalah dan pendekatan konseling
yang sebaiknya diambil.
C. Pengalian Latar Belakang Masalah
Dikarenakan dalam proses kedua, konseling belum
menyajikan gambaran lengkap mengenai kedudukan
masalah, diperlukan penjelasan, ungkapan, pikiran,
perasaan yang lebih mendetail dan mendalam supaya
kedudukan masalah menjadi lebih jelas. Dalam hal ini
konselor harus menganalisis kasus sesuia dengan
pendekatan konseling yang disiplin.
15. D.Menyelesaikan Masalah
Dalam analisis kasus diatas, konselor dan konseli
membahas bagaimana mengatasi masalah. Dalam hal
tersebut konseli ikut berpikir, memandang dan
mempertimbangkan. Hal yang perlu konselor lakukan
adalah berusaha agar dalam diri konseli terdapat
perubahan dalam sikap dan pandangan juga
merencanakan tindakan konkret untuk dilaksanakan
sesudah proses konseling selesai.
16. C. Penutup
Apabila konseli merasa telah mantap tentang penyelesaian
masalah yang ditemukan berama dengan konselor, maka
proses konseling berakhir. Biasanya konselor mengambil
sebuah inisiatif dalam memulai proses penutup dengan cara:
1. Memberikan ringkasan jalannya pembicaraan.
2. Menegaskan kembali ketentuan atau putusan yang
diambil.
3. Memberikan semangat.
4. Menawarkan bntuan jika kelak timbul persoalan.
5. Memberikan semangat.
6. Menawarkan bantuan jika kelak timbul persoalan baru.
7. Berpisah dengan konseli.
17. Kelebihan dan kelemahan dari
Wawancara Konseling
A. Kelebihan Wawancara Konseling
1. Wawancara merupakan teknik yang tepat untuk mengungkapkan
keadaan pribadi.
2. Dapat dilaksanakan setiap individu.
3. Tidak dibatasi oleh kemampuan membaca atau menulis individu.
4. Dapat diadakan serempak dengan observasi dalam konseling.
5. Mempunyai kemungkinan masuknya data lebih banyak dan lebih
tepat.
18. B.Kelemahan teknik wawancara.
1. Wawancara terlalu banyak memakan waktu dan
mungkin pula tenaga dan biaya.
2. Sangat tergantung kepada individu yang akan
diwancarai.
3. Situasi wawancara sangat mudah terpengaruh oleh
alam sekitar.
4. Menuntut keterampilan dan penguasan bahasa yang
baik dari pembimbing.
5. Adanya pengaruh-pengaruh subyektif pewawancara
yang dapat mempengaruhi hasil wawancara