Dokumen tersebut memberikan informasi tentang klasifikasi ilmiah dan deskripsi habitat dua spesies yaitu Phalaenopsis amabilis (sejenis anggrek) dan Metacrinus rotundus (sejenis lili laut). Phalaenopsis amabilis hidup secara epifit pada pohon dan tumbuh di hutan hingga ketinggian 600 m dpl. Sedangkan Metacrinus rotundus hidup menempel di dasar laut dan sering ditemukan pada terumbu karang.
1 of 4
More Related Content
Orchidaceace dan echinodermata
1. Nama : Elmisa Subama
Nim
: 12017022
A. Orchidaceace
Klasifikasi ilmiah
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermathophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Class
: Monocotyledonae
Ordo
: Orchidales
Family
: Orchidaceace
Genus
: Phalaenopsis
Spesies
: Phalaenopsis amabilis
Phalaenopsis amabilis hidup secara epifit dengan menempel pada batang
atau cabang pohon. Spesies ini menumpang pada tanaman induk, tetapi
tidak menghisap sari-sari makanannya.
Phalaenopsis amabilis atau anggrek bulan hidup dilingkungan hutan-hutan
dan tumbuh subur hingga 600 meter di atas permukaan laut. Lokasi, suhu
dan kelembaban untuk lingkungan hidup anggrek bulan yaitu di dataran
tinggi (di dataran rendah juga bisa hidup, tetapi harus memenuhi ketentuan
yang tepat), suhu berkisar 15 35 derajat Celcius (suhu optimum 21
derajat Celcius) dengan sirkulasi udara yang baik. Kelembaban udara
berkisar 65 70 %, anggrek ini juga hanya menyukai sedikit cahaya
matahari dan tersebar luas mulai dari Malaysia, Indonesia, Papua,
Filiphina hingga ke Australia.
Phalaenopsis amabilis berkembangbiak dengan cara seksual dan aseksual.
Secara aseksual tanaman anggrek ini berkembangbiak dengan tunas.
Secara seksual tanaman anggrek bulan adalah dengan membentuk biji,
yang dihasilkan dari organ reproduksi yaitu bunga. Reproduksi seksual
2. pada anggrek bulan dimulai dengan penyerbukan atau polinasi dengan
bantuan angin, air, atau hewan-hewan penyerbuk (polinator). Serbuk sari
yang jatuh pada kepala putik yang sesuai, akan berkecambah atau
memunculkan suatu saluran kecil (buluh serbuk sari). Buluh serbuk sari
semakin tumbuh memanjang di dalam tangkai putik (stilus). Selama
perjalanan buluh menuju ovulum, inti serbuk sari membelah menjadi inti
vegetatif dan inti generatif. Inti vegetatif akan melebur sebelum sampai ke
bakal biji (ovulum). Inti generatif membelah menjadi dua inti sperma yang
akan menembus ovarium (bakal buah) dan sampai ke ovulum (bakal biji).
Di dalam ovulum, inti serbuk sari (inti sperma) bertemu dengan inti sel
telur, sehingga terjadi peleburan antara kedua inti tersebut. Inti sperma
yang satu akan membuahi inti sel telur membentuk zigot, sedangkan inti
sperma lainnya membuahi inti kandung lembaga sekunder membentuk
endosperma. Selanjutnya, bakal biji akan tumbuh menjadi biji dan bakal
buah akan menjadi buah yang membungkus biji (pada beberapa spesies
tumbuhan). Jika biji ditumbuhkan di tempat yang sesuai, biji akan
berkecambah dan akan membentuk tumbuhan yang baru.
B. Phylum Echinodermta
Klasifikasi ilmiah
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Echinodermata
Class
: Crinoidea
Ordo
: Isocrinida
Family
: Isselicrinidae
Genus
: Metacrinus
Spesies
: Metacrinus rotundus
Metacrinus rotundus hidup dengan cara menempel di dasar laut dan dapat
membentuk taman laut. Spesies ini lebih sering ditemukan menempel,
meskipun dapat berenang secara bebas. Lili laut hidup pada kedalaman
kurang lebih 100 m.
3. Metacrinus rotundus atau lili laut membutuhkan air laut dengan salinitas
agak tinggi dengan toleransi pada air laut normal sampai sedikit salinitas
(280/00 sampai 360/00). Salinitas untuk Metacrinus rotundus yang paling
tepat ialah 34.513 - 34.544 ppt. Lili laut dapat hidup di dasar perairan laut
lepas, terutama yang bersubstrat keras dan berarus relative kuat. Tetapi
terumbu karang merupakan habitat yang paling umum untuk kelompok lili
laut ini. Pada ekosisitem terumbu karang lili laut biasanya menempati
daerah tubir dan lereng terumbu.
Lili laut hidup di lingkungan yang memiliki arus lokal yang relative kuat
yaitu pada perairan yang jernih, oksigen yang cukup dan terlindung dari
hempasan ombak. Selain itu lili laut juga di laporkan mempunyai respon
negative terhadap cahaya yang kuat. Metacrinus rotundus sangat
berlimpah di Indo-Pasifik barat dan Karibia. Di kepulauan Lizzard (Great
Barrrier Reef).
Lili laut berkembang biak dengan cara eksternal. Ia memiliki kelamin
yang terpisah, tetapi dimorfisma seksual tidak tampak dari luar. Hewan
jantan dan betina masing-masing melepaskan sperma dan sel telur ke
dalam air laut di sekitarnya. Pertemuan sperma dan sel telur akan
membentuk zygote, kemudian tumbuh menjadi larva yang bisa berenang
bebas disebut sebagai vitellaria larva. Pada akhirnya larva akan mengalami
metaformosa dan menempel pada substrat keras seperti : karang mati, kulit
kerang, gorgonian atau benda keras lainnya. Setelah mengalami
metamorfosa lili laut tersebut mempunyai tangkai dan 5 tangan, stadium
ini disebut juga sebagai pentacrinoid larva. Lamanya stadium pentacrinoid
larva ini sekitar 2 sampai 4 bulan. Selanjutnya lili laut tersebut akan
melepaskan diri dari tangkainya dan mulai membentuk kaki cengkram
(cirrus). Setelah itu lili laut telah mirip dengan hewan dewasa dan dapat
berenang bebas dan berpindah tempat dari satu obyek yang keras ke obyek
lainnya. Metacrinus rotundus mengalami kematangan kelamin pada usia
10 tahun dan dapat hidup kurang lebih selama 20 tahun.
4. Disadur dari :
FELL, H.B. 1966. Ecology of crinoide. In : BOOLOOTIAN, R.A. (ed.),
Physio-logy of Echinodermata. Wiley inter-science, New York : 49 62.
http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/jenis-dan-strukturjaringan-tubuh-echinodermata/
http://karinamelias.blogspot.com/2012/07/tugas-aver.html
www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/oseana_xvi(3)17-24.pdf
http://anggrek-corner.blogspot.com/2013/02/tipe-pertumbuhan-anggrekorchidaceae.html
http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07620045-syafiyatul-h.ps
http://heykinabcde.blogspot.com/2011/01/keanekaragaman-hayatianggrek.html
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/tumbuhan-berbijitertutup-angiospermae-klasifikasi-pengertian.html