Dokumen ini membahas tentang pengembangan kawasan tanpa rokok di Lampung. Data menunjukkan prevalensi merokok masih tinggi di Lampung, terutama di pedesaan. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat kawasan tanpa rokok untuk melindungi nonperokok dan generasi muda, serta langkah-langkah pengembangan kawasan tersebut meliputi sosialisasi, pembuatan kebijakan, dan penegakan hukum.
Dokumen tersebut membahas tentang peran masyarakat, khususnya remaja SMA/SMK di Jakarta Pusat, dalam pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat 2018. Dokumen ini menjelaskan filosofi, konsep dasar, prinsip, tanggung jawab sektor, dan peran daerah dalam pelaksanaan gerakan tersebut.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai program Posbindu Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan. Program ini meliputi skrining penyakit, edukasi gaya hidup sehat, rujukan, dan monitoring yang bertujuan mencegah dan mengendalikan penyakit seperti stroke, diabetes, dan hipertensi.
Pertemuan membahas epidemiologi rokok, arah kebijakan pengendalian tembakau, dan peran blogger dalam pencegahan merokok. Rokok menyebabkan kesakitan dan kematian yang membebani ekonomi negara, sehingga diperlukan perlindungan terhadap paparan asap rokok dan layanan berhenti merokok. Blogger dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya rokok melalui media sosial.
Makalah ini membahas upaya pengalihan perilaku merokok pada remaja untuk menurunkan kejadian ISPA melalui program promosi kesehatan yang meliputi penyuluhan dan konsultasi mengenai bahaya rokok bagi kesehatan dan cara mengganti kegiatan merokok. Program ini ditujukan kepada remaja perokok usia 12-21 tahun dan dilaksanakan di sekolah maupun fasilitas kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang transisi epidemiologi penyakit di Indonesia dari tahun 1990 hingga 2015, di mana terjadi pergeseran dominasi penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular akibat perubahan gaya hidup masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mencegah penyakit tidak menular melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus
Dokumen ini membahas pencegahan faktor risiko merokok melalui implementasi Kawasan Tanpa Rokok, promosi bahaya merokok, layanan berhenti merokok, dan kampanye harga rokok. Langkah-langkah pemicuannya meliputi pertemuan warga, komitmen untuk menerapkan rumah bebas asap rokok, dan sosialisasi pelaksanaannya. Layanan berhenti merokok tersedia di puskesmas, telepon quitline, dan layanan online.
Puskesmas Cibeureum Hilir melayani dua kelurahan dengan luas wilayah 480,17 ha dan jumlah penduduk 21.210 jiwa. Penyakit yang paling banyak dirawat adalah ISPA sebanyak 78 kasus. Puskesmas hanya memiliki satu dokter padahal rasio idealnya adalah satu dokter untuk 2.500 penduduk.
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janinAmir Uddin
Ìý
Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai risiko bagi janin dan bayi, antara lain gangguan kesehatan mental seperti delusi dan halusinasi, pertumbuhan janin yang lambat, risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah, serta bibir sumbing. Ibu hamil yang merokok juga cenderung melahirkan bayi dengan plasenta yang lebih matang dibanding ibu tidak merokok.
Dokumen tersebut membahas tentang merokok dan berhenti merokok. Secara ringkas, dokumen menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung, serta merokok dapat berhenti dengan berbagai metode seperti penggunaan obat pengganti nikotin, konseling, dan dukungan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang merokok dan berhenti merokok. Secara ringkas, dokumen menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung, serta merokok dapat dicegah dengan berbagai strategi seperti konseling dan penggunaan obat pengganti nikotin.
Dokumen tersebut membahas tentang transisi epidemiologi penyakit di Indonesia dari tahun 1990 hingga 2015, di mana terjadi pergeseran dominasi penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular akibat perubahan gaya hidup masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mencegah penyakit tidak menular melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus
Dokumen ini membahas pencegahan faktor risiko merokok melalui implementasi Kawasan Tanpa Rokok, promosi bahaya merokok, layanan berhenti merokok, dan kampanye harga rokok. Langkah-langkah pemicuannya meliputi pertemuan warga, komitmen untuk menerapkan rumah bebas asap rokok, dan sosialisasi pelaksanaannya. Layanan berhenti merokok tersedia di puskesmas, telepon quitline, dan layanan online.
Puskesmas Cibeureum Hilir melayani dua kelurahan dengan luas wilayah 480,17 ha dan jumlah penduduk 21.210 jiwa. Penyakit yang paling banyak dirawat adalah ISPA sebanyak 78 kasus. Puskesmas hanya memiliki satu dokter padahal rasio idealnya adalah satu dokter untuk 2.500 penduduk.
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janinAmir Uddin
Ìý
Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai risiko bagi janin dan bayi, antara lain gangguan kesehatan mental seperti delusi dan halusinasi, pertumbuhan janin yang lambat, risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah, serta bibir sumbing. Ibu hamil yang merokok juga cenderung melahirkan bayi dengan plasenta yang lebih matang dibanding ibu tidak merokok.
Dokumen tersebut membahas tentang merokok dan berhenti merokok. Secara ringkas, dokumen menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung, serta merokok dapat berhenti dengan berbagai metode seperti penggunaan obat pengganti nikotin, konseling, dan dukungan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang merokok dan berhenti merokok. Secara ringkas, dokumen menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung, serta merokok dapat dicegah dengan berbagai strategi seperti konseling dan penggunaan obat pengganti nikotin.
Dokumen tersebut membahas bahaya merokok dan upaya untuk berhenti merokok. Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung. Rokok elektrik juga tidak aman dan masih mengandung zat berbahaya seperti nikotin. Remaja perlu menghindari merokok dan dapat meminta dukungan orang tua atau profesional kesehatan untuk berhenti.
1. Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di Indonesia setelah penyakit jantung.
2. Upaya pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk deteksi dini dan pencegahan kanker belum berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat.
3. Diperlukan program yang terintegrasi dan peran serta masyarakat untuk menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian promosi kesehatan, ruang lingkupnya, dan strategi yang digunakan seperti advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Model dan Nilai Promosi Kesehatan
Beberapa model yang dijelaskan dalam dokumen ini meliputi Model Kepercayaan Kesehatan, Model Transteoritik, Teori Aksi Beralasan, dan Stres dan Koping. Model-model ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang seperti persepsi, tahap perubahan perilaku, sikap, dan pengelolaan stres.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian promosi kesehatan, ruang lingkupnya, dan strategi yang digunakan seperti advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar komunikasi, termasuk komunikasi interpersonal, konseling, hambatan komunikasi, dan prinsip-prinsip komunikasi secara umum. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi dan manfaat komunikasi interpersonal, langkah-langkah konseling, hambatan komunikasi seperti keterbatasan waktu dan jarak psikologis, serta prinsip-prinsip komunikasi seperti menentukan tujuan dan me
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) dan skenario latihan tanggap darurat bencana gempa bumi di Desa Suka Ngaring. SPGDT mencakup komponen antisipasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, mitigasi, pemulihan, dan rekonstruksi. Latihan akan melibatkan korban, petugas lapangan, posko, puskesmas, rumah sakit, dan dinas untuk mengevalu
Dokumen tersebut membahas tentang promosi kesehatan di sekolah, termasuk 6W1H (mengapa, siapa, kepada siapa, apa, kapan, dimana, bagaimana), tujuan, pelaksana, sasaran, materi, waktu, tempat, metode, strategi, pendekatan, dan manfaat promosi kesehatan di sekolah.
2. Persentase Rumah Tangga yang memenuhi kriteria Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung ( Riskesdas 2007 ) Kabupaten RT dengan PHBS Baik 1. Lampung Barat 25,3 2. Tanggamus 28,5 3. Lampung Selatan 28,9 4. Lampung Timur 38,4 5. Lampung Tengah 27,6 6. Lampung Utara 29,4 7. Way Kanan 21,7 8. Tulang Bawang 22,4 9. Bandar Lampung 44,3 10. Metro 58,4 PROVINSI LAMPUNG 32,0
3. Prevalensi Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Utama (Kurang Konsumsi Sayur Buah, Kurang Aktifitas Fisik, dan Merokok) pada Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2007 Kabupaten/Kota Konsumsi Aktifitas Merokok sayur Buah Fisik 1. Lampung Barat 19,4 79 ,5 66,3 2. Tanggamus 5,8 83,4 68,0 3. Lampung Selatan 4 ,6 90,1 63,9 4. Lampung Timur 6,1 97,9 60,4 5. Lampung Tengah 25,3 84,8 68,7 6. Lampung Utara 10,4 60,9 58,3 7. Way Kanan 2,7 89,3 64,0 8. Tulang Bawang 6,9 84,3 62,3 9. Bandar Lampung 15,3 84,2 56,6 10. Metro 8,3 19,8 56,1 PROVINSI LAMPUNG 10,48 88 ,2 62,8
4. PERMASALAHAN 57% Rumah tangga di Indonesia mempunyai sedikitnya satu orang perokok dan hampir semua perokok (91,8%) merokok dirumah. 70% (141,44 juta) penduduk Indonesia perokok aktif, 30% berasal dari ekonomi lemah. Proporsi pengeluaran rata2 utk pembelian rokok terhdp pendptan keluarga berkisar 9,1% (pendptan paling rendah) dan 7,47% (kelompok pendptan tinggi)
5. Perokok berpenghasilan tinggi mengkonsumsi 12,5 batang rokok perhari, perokok berpenghasilan rendah 10 batang. Pengeluaran utk rokok ternyata lebih tinggi dari membeli ikan (6,2%), sayuran (5,1%), daging dan telur (6,4%). Kerugian keuangan masyarakat karena penyakit yg diakibatkan oleh rokok sekitar 156 trilliun rupiah/tahun 43 juta anak tinggal bersama dengan perokok dan terpapar asap rokok (perokok pasif)
6. Rata-rata satu perokok per tahun membelanjakan 1,4 juta untuk rokok (bagi kelompok berpenghasilan rendah). 64% perokok mulai merokok sebelum usia 19 tahun.
7. RESIKO KESEHATAN BAGI PEROKOK Rokok mrpk pabrik kimia, satu batang rokok asapnya mengandung 4000 bahan kimia sgt berbahaya, terbukti mengandung 40 bahan penyebab kanker. Lebih 70.000 artikel ilmiah membuktikan bahwa, rokok menyebabkan penyakit dan kematian (separuh perokok meninggal akibat rokoknya), 50% yg meninggal adalah perokok berusia 35-69th. WHO : bila situasi menetap, akan ada 1 milyar orang meninggal akibat rokok di abad 21 ini.
8. Di Indonesia sebanyak 22,6% dari 3.320 kasus kematian disebabkan karena penyakit yg berkaitan dengan rokok. Akibat rokok menyebabkan 9,8% kematian karena penyakit paru kronik. Rokok menyebabkan sekitar 5% kasus stroke di Indonesia. Terbukti rokok juga menyebabkan penyakit kanker mulut, tenggorokan, lambung, pankreas, hati, ginjal, ureter, kandung kemih, mulut rahim, dan sumsum tulang.
9. Wanita perokok dapat mengalami penurunan fertilitas, pada pria meningkatkan resiko impotensi sebesar 50%. Menikah dengan perokok berisiko 20-30% terkena kanker paru, dibandingkan dengan pasangan yang tidak merokok. Ibu hamil yang merokok mempunyai resiko BBLR, lahir mati, dan lahir cacat. 43 juta anak umur 0-14tahun terpapar asap rokok, dan berisiko mengalami penyakit dengan pertumbuhan paru yang lambat, rentan terkena penyakit infeksi, ispa, infeksi telinga, dan asma.
10. D A T A 1. SUSENAS 2004. 35% Penduduk umur 15 th keatas merokok tiap hari dan kadang-kadang. Persentase perokok tertinggi pada kelompok umur 45-49th (41%), dengan pendidikan tidak tamat SD (37%). Persentase perokok pada laki-laki (63%) dan perempuan (4,5%). Persentase perokok di pedesaan lebih tinggi (37%) dibandingkan perkotaan (32%).
11. Persentase merokok kelompok strata ekonomi tinggi (36-37%), ekonomi lemah (30%). Persentase perokok tiap hari adalah 28%, diantaranya (84%) merokok 1-12 batang perhari. 64% mulai merokok pada usia 15-19 tahun.
12. 2. Rokok merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, diperkirakan tahun 2030 kematian akibat rokok akan mencapai 10 juta pertahun. 3. Diantara 10 orang dewasa yang meninggal, 1 orang meninggal akibat rokok. 4. Perokok usia muda (15-24 tahun) persentasenya semakin bertambah tiap tahunnya. 5. Penyakit akibat rokok akhirnya dapat melemahkan potensi SDM.
13. PENGELOLAAN KAWASAN TANPA ROKOK PENGERTIAN. Kawasan tanpa rokok adalah, ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi, dan atau penggunaan rokok
14. 2. LANDASAN HUKUM. UU No.36/2009 tentang Kesehatan UU No.23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup UU No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen UU No.23/2002 tentang Perlindungan Anak PP No.41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara PP No.19/2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan Intruksi Menkes No.161/1990 tentang Lingkungan Kerja Bebas Asap Rokok Intruksi Mendiknas No.4/1997 tentang Lingkungan Sekolah Bebas Rokok
15. 3. TUJUAN UMUM Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat rokok KHUSUS Mewujudkan lingkungan bersih, sehat, aman, dan nyaman. Memberikan perlindungan bagi masyarakat bukan perokok Menurunkan angka perokok Mencegah perokok pemula Melindungi generasi muda dari penyalahgunaan narkoba.
16. 4. SASARAN Tempat umum Tempat kerja Angkutan umum Tempat ibadah Arena kegiatan anak-anak Tempat proses belajar mengajar Tempat pelayanan kesehatan
17. 5. MANFAAT Menghargai dan melindungi hak asasi bukan perokok Meningkatkan produktifitas kerja Mengurangi beban biaya hidup Menurunkan angka kesakitan akibat rokok Menciptakan lingkungan yg sehat
18. 6. LANGKAH-LANGKAH Persiapan awal Konsolidasi lintas program Konsolidasi lintas sektor Sosialisasi rencana penetapan kawasan tanpa rokok Pertemuan tim perumus Peluncuran penetapan kawasan tanpa rokok Sosialisasi paska peluncuran Evaluasi
19. Pengembangan kawasan tanpa asap rokok di Tempat Umum Analisis situasi Pembentukan komite atau Pokja penyusunan kebijakan kawasan tanpa rokok Pembuatan kebijakan kawasan tanpa rokok Penyiapan infrastruktur Sosialisasi penerapan kawasan tanpa rokok Penerapan kawasan tanpa rokok Pengawasan dan penegakan hukum Pemantauan dan evaluasi