Strategi pengembangan rekam medis elektronik di RSUD Gambiran Kota Kediri meliputi 3 langkah utama:
1. Menganalisis faktor-faktor penyebab belum optimalnya penggunaan SIMRS untuk RME melalui diagram tulang ikan (fishbone)
2. Menentukan prioritas masalah berdasarkan analisis USG (urgency, seriousness, growth)
3. Menyusun strategi penyelesaian dengan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threats)
Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Menggunakan Metode HOT-Fit di Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi
Ringkasan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerimaan SIMRS di Rumah Sakit Efarina Etaham Berastagi dengan menggunakan metode HOT-Fit. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara faktor manusia, organisasi, dan teknologi dalam penerapan SIMRS. Hasil evalu
Sim 1, siti Holipah, Hapzi, Prof. Dr.MM, analisis penerapan sistem informasi ...sitiholipah2
Ìý
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut melakukan analisis penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sruweng dengan menggabungkan metode UTAUT dan TTF untuk mengevaluasi tingkat penerimaan pengguna terhadap sistem informasi tersebut.
BPJS Kesehatan berhasil memenuhi target kinerja tahun 2014 dengan mencapai cakupan kepesertaan 133 juta jiwa, skor kepuasan peserta 81, dan indeks kualitas layanan fasilitas kesehatan 78. BPJS Kesehatan terus meningkatkan pelayanan dengan mengembangkan SDM, teknologi informasi, dan kerja sama dengan fasilitas kesehatan.
SIM Rizqi Wahyuningsih, Hapzi Ali Implementasi Sistem Informasi Manajemen pad...Rizqi Wahyuningsih
Ìý
Makalah atau Artikel Power Point Implementasi Sistem Informasi Manajemen pada Rumah Sakit, Rizqi Wahyuningsih, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Universitas Mercu Buana (Mercu Buana University), Jakarta Indonesia
Penulisan artikel ini dimaksudkan untuk memahami implementasi perdagangan elektronik atau biasa disebut e-commerce di rumah sakit Siloam Hospitals yang diadakan oleh departemen medical check-up untuk layanan pemeriksaan kesehatan. Dengan menerapkan e-commerce untuk layanan pemeriksaan kesehatan, rumah sakit berusaha menciptakan keunggulan dalam pelayanan kepada pasien. Dengan terciptanya keunggulan tersebut, diharapkan rumah sakit dapat menyaingi rumah sakit kompetitor lainnya.
Kata Kunci: Sistem Infomasi Manajemen, Perdagangan Elektronik, Pemeriksaan Kesehatan.
Bridging system merupakan sistem teknologi informasi yang menghubungkan sistem pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan dengan rumah sakit untuk memperlancar proses administrasi dan klaim. Sistem ini diharapkan dapat mempercepat pelayanan kesehatan dan mengurangi antrean. BPJS Kesehatan terus mengembangkan sistem ini agar mutu pelayanan menjadi lebih baik.
Dokumen tersebut membahas sistem informasi kesehatan di Indonesia, mulai dari definisi, sejarah perkembangan, komponen-komponen utama, dan tahapan perkembangannya. Sistem informasi kesehatan merupakan bagian penting dari sistem kesehatan nasional yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan data dan informasi kesehatan yang terkumpul dan diolah secara terintegrasi.
LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PUSKESMAS TANJUNG (1).docxrajadevi1
Ìý
Laporan ini memberikan ringkasan hasil survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Puskesmas Tanjung pada tahun 2023. Survei ini menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi terhadap persyaratan, prosedur, kompetensi petugas, dan sarana prasarana puskesmas. Namun, masih terdapat beberapa aspek yang perlu ditingkatkan seperti waktu penyelesaian pelayanan dan penanganan pengaduan.
SIM Rizqi Wahyuningsih,Hapzi Ali, II Implementasi Sistem Informasi Manajemen ...Rizqi Wahyuningsih
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi sistem informasi manajemen pada rumah sakit, mencakup penjelasan tentang sistem informasi rumah sakit, modul-modul yang terdapat pada sistem informasi rumah sakit, serta hubungan antara sistem informasi rumah sakit dengan sistem informasi kesehatan nasional."
This document discusses global marketing and the global marketing environment. It begins by outlining how companies have increasingly gone global since World War II to survive competition. It then defines marketing and global marketing, noting that global marketing involves activities outside a company's home country market. The document also discusses factors like customer value, globalization, competitive advantage, and the forces driving and restraining global integration. It provides examples of companies taking global and localized approaches.
Penulisan artikel ini dimaksudkan untuk memahami implementasi perdagangan elektronik atau biasa disebut e-commerce di rumah sakit Siloam Hospitals yang diadakan oleh departemen medical check-up untuk layanan pemeriksaan kesehatan. Dengan menerapkan e-commerce untuk layanan pemeriksaan kesehatan, rumah sakit berusaha menciptakan keunggulan dalam pelayanan kepada pasien. Dengan terciptanya keunggulan tersebut, diharapkan rumah sakit dapat menyaingi rumah sakit kompetitor lainnya.
Kata Kunci: Sistem Infomasi Manajemen, Perdagangan Elektronik, Pemeriksaan Kesehatan.
Bridging system merupakan sistem teknologi informasi yang menghubungkan sistem pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan dengan rumah sakit untuk memperlancar proses administrasi dan klaim. Sistem ini diharapkan dapat mempercepat pelayanan kesehatan dan mengurangi antrean. BPJS Kesehatan terus mengembangkan sistem ini agar mutu pelayanan menjadi lebih baik.
Dokumen tersebut membahas sistem informasi kesehatan di Indonesia, mulai dari definisi, sejarah perkembangan, komponen-komponen utama, dan tahapan perkembangannya. Sistem informasi kesehatan merupakan bagian penting dari sistem kesehatan nasional yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan data dan informasi kesehatan yang terkumpul dan diolah secara terintegrasi.
LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PUSKESMAS TANJUNG (1).docxrajadevi1
Ìý
Laporan ini memberikan ringkasan hasil survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Puskesmas Tanjung pada tahun 2023. Survei ini menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi terhadap persyaratan, prosedur, kompetensi petugas, dan sarana prasarana puskesmas. Namun, masih terdapat beberapa aspek yang perlu ditingkatkan seperti waktu penyelesaian pelayanan dan penanganan pengaduan.
SIM Rizqi Wahyuningsih,Hapzi Ali, II Implementasi Sistem Informasi Manajemen ...Rizqi Wahyuningsih
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi sistem informasi manajemen pada rumah sakit, mencakup penjelasan tentang sistem informasi rumah sakit, modul-modul yang terdapat pada sistem informasi rumah sakit, serta hubungan antara sistem informasi rumah sakit dengan sistem informasi kesehatan nasional."
This document discusses global marketing and the global marketing environment. It begins by outlining how companies have increasingly gone global since World War II to survive competition. It then defines marketing and global marketing, noting that global marketing involves activities outside a company's home country market. The document also discusses factors like customer value, globalization, competitive advantage, and the forces driving and restraining global integration. It provides examples of companies taking global and localized approaches.
This chapter discusses global strategy and competing around the world. It defines key terms like globalization, multinational enterprises, and foreign direct investment. It explains why companies compete abroad and evaluates the advantages and disadvantages. It also describes the four main strategies that multinational enterprises can pursue when competing globally: international strategy, localization strategy, global standardization strategy, and transnational strategy. Finally, it discusses why certain industries tend to be more competitive in specific countries and the relationship between location within industry clusters and competitive advantage.
This chapter provides an overview of globalization and the evolution of global marketing. It discusses how globalization has increased international trade and competition. Companies have become multinational to gain access to new markets as domestic markets saturate. Global marketing has evolved from an ethnocentric domestic focus to a geocentric global orientation. The chapter also outlines theories of international trade such as comparative advantage theory and international product cycle theory to explain the operations and strategies of multinational enterprises.
The document discusses how a country's political, economic, and legal systems influence business and economic development. It explains key concepts like collectivism, individualism, democracy, totalitarianism, and different economic systems. The differences in these systems among countries can impact property rights, contract law, dispute resolution, intellectual property protection, and corruption issues for international businesses. As countries transition over time, their political and economic environments also change in ways that reshape the costs, benefits, and risks for foreign companies.
Dokumen tersebut membahas peran Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dalam Akreditasi Program Studi 3.0 dan Akreditasi Perguruan Tinggi 4.0, termasuk dasar hukum dan komponen-komponen SPMI seperti penetapan standar, pelaksanaan standar, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar."
E-commerce in Indonesia has grown rapidly, increasing internet usage. Shopee is a top e-commerce platform but faces complaints about service quality. This study examines how Shopee's e-service quality affects customer loyalty and satisfaction. A survey of 100 Shopee users in Batam found that: 1) e-service quality positively but not significantly impacts loyalty; 2) e-service quality positively and significantly impacts satisfaction; 3) satisfaction positively and significantly impacts loyalty. Satisfaction was found to mediate the effect of service quality on loyalty.
This document summarizes a research study that analyzed consumer responses to eco-labeling, eco-brands, and environmental advertisements during the COVID-19 pandemic in Indonesia. The study involved a survey of 100 consumers who used eco-care products during this time. It found that eco-labels, eco-brands, and environmental advertisements had a significant positive impact on consumer purchasing behavior. The results provide support for theories on how green marketing tools can influence consumers and encourage more sustainable consumption.
Topik 11 Employee Engagement dan Analitik SentimenSeta Wicaksana
Ìý
Di era digital, keterlibatan karyawan (Employee Engagement) menjadi faktor kunci dalam menentukan produktivitas, inovasi, dan retensi tenaga kerja dalam suatu organisasi. Karyawan yang terlibat secara emosional dengan pekerjaannya cenderung lebih produktif, loyal, dan memiliki kontribusi lebih besar terhadap keberhasilan bisnis.
Namun, tantangan utama yang dihadapi organisasi adalah bagaimana mengukur engagement karyawan secara objektif dan real-time. Pendekatan tradisional seperti survei tahunan sering kali tidak memberikan gambaran yang akurat tentang perasaan dan pengalaman kerja karyawan sehari-hari.
HR Analytics telah membawa perubahan besar dengan menghadirkan Analitik Sentimen (Sentiment Analysis) yang memungkinkan organisasi untuk menganalisis data keterlibatan karyawan secara lebih mendalam, berbasis data, dan real-time. Dengan memanfaatkan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML), dan Natural Language Processing (NLP), organisasi kini dapat:
Mengukur tingkat kepuasan dan emosi karyawan berdasarkan data komunikasi digital dan feedback.
Memprediksi kemungkinan disengagement dan turnover karyawan menggunakan predictive analytics.
Menyesuaikan strategi keterlibatan karyawan dengan program yang lebih personal dan berbasis data.
Dengan pendekatan berbasis HR Analytics dan Analitik Sentimen, perusahaan dapat mengoptimalkan pengalaman kerja karyawan, meningkatkan retensi tenaga kerja, serta membangun lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
2. Vol. 3, No. 1, Februari 2022
ISSN 2721-4834
38
perluasan cakupan dan pengembangan layanan telemedicine, digitalisasi rekam medis
dan rekam medis online, pelayanan kesehatan bergerak (flying health care) dan gugus
pulau, serta pengembangan sistem rekam medis elektronik yang mendukung pertukaran
data resume medis pasien antar rumah sakit (Permenkes RI Nomor 21 Tahun 2020).
Disebutkan dalam Permenkes RI Nomor 21 Tahun 2020 bahwa dalam rencana strategis
kemenkes target tahun 2024 pada kegiatan pembinaan pelayanan kesehatan rujukan
persentase rumah sakit yang menerapkan rekam medis elektronik (RME) terintegrasi
mencapai 100%.
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. Rekam medis dapat dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara
elektronik (Permenkes Nomor 269 Tahun 2008).
Rumah sakit wajib meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan dengan cara
memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini agar dapat bersaing dengan baik. Satu
diantara perkembangan teknologi tersebut adalah penggunaan rekam medis
elektronik/RME (Karma & Made, 2020). Rekam medis elektronik adalah penggunaan
perangkat teknologi informasi untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta
pengaksesan data yang tersimpan pada rekam medis pasien di rumah sakit dalam suatu
sistem manajemen basis data yang menghimpun berbagai sumber data medis
(Handiwidjojo, 2009). Pada tahun 2008, National Alliance for Health Information
Technology mengusulkan definisi standar mengenai rekam medis elektronik yaitu:
rekaman atau catatan elektronik tentang informasi terkait kesehatan seseorang yang
dibuat, dikumpulkan, dikelola, digunakan dan dirujuk oleh dokter atau tenaga kesehatan
yang berhak (authorized) di satu organisasi pelayanan kesehatan (Setyawan, 2017).
Rekam medis elektronik (RME) merupakan bagian dari pengembangan sistem
informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) pada bagian administrasi front office. Setiap
rumah sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS yang mampu
mendukung dan meningkatkan proses pelayanan kesehatan di rumah sakit diantaranya
meliputi: kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi,
kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional (Permenkes RI Nomor 82 Tahun
2013).
Sistem informasi kesehatan dapat diterapkan pada layanan kesehatan seperti halnya
rumah sakit. Di Indonesia, setiap rumah sakit menerapkan sistem informasi kesehatan
yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai rumah sakit. Salah
satu sistem informasi kesehatan yang digunakan oleh rumah sakit adalah sistem
informasi rekam medis elektronik (RME) yang mengintegrasikan data kesehatan pasien
(Monalizabeth et al., 2015).
Evaluasi sistem informasi kesehatan dalam penggunaan rekam medis elektronik
(RME), pada beberapa penelitian terdahulu menggunakan implementasi HOT-Fit
(Human, Organization, and Technology Fit) atau manusia, organisasi, dan kesesuaian
teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor manusia dan organisasi
merupakan kunci keberhasilan adopsi teknologi di sebuah rumah sakit (Erlirianto et al.,
2015).
3. Madaniya
ISSN 2721-4834
39
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri telah memiliki sistem
informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) yang juga terdapat aplikasi untuk rekam
medis elektronik (RME) di dalamnya dan mulai dipergunakan pada instalasi rawat jalan
sejak September 2018, tetapi penggunaan SIMRS untuk RME belum optimal. Hingga saat
ini, input catatan hasil anamnesa dan pemeriksaan pasien telah dilakukan pada SIMRS
dan juga masih dilakukan pencatatan secara manual dalam dokumen rekam medis
pasien.
Data standar pelayanan minimal pada instalasi rekam medis RSUD Gambiran tahun
2020 untuk waktu penyiapan dokumen rekam medis rawat jalan adalah 20,99 menit
(standar < 10 menit), dan waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat inap 80,67
menit (standar < 15 menit). Ruang penyimpanan dokumen rekam medis di RSUD
Gambiran juga semakin berkurang kapasitasnya dengan bertambahnya dokumen rekam
medis. Berdasarkan hal tersebut, RSUD Gambiran Kota Kediri mulai mengembangkan
penggunaan SIMRS untuk rekam medis elektronik (RME) pada instalasi rawat jalan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan analisa dan strategi untuk pengembangan RME di instalasi
rawat jalan RSUD Gambiran Kota Kediri agar pemanfaatan SIMRS untuk RME lebih
optimal.
Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini secara umum adalah untuk menganalisa
faktor-faktor yang menjadi penyebab belum optimalnya penggunaan SIMRS untuk RME
di instalasi rawat jalan RSUD Gambiran Kota Kediri dan mengidentifikasi strategi yang
dapat diterapkan dalam upaya pengembangan rekam medis elektronik di RSUD
Gambiran Kota Kediri.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan pada 15 November 2021-11 Desember
2021 bertempat di RSUD Gambiran Kota Kediri. Diawali dengan melakukan identifikasi
permasalahan melalui wawancara dengan manajemen, DPJP (dokter penanggung jawab
pelayanan) serta PPA (professional pemberi asuhan) lainnya dan melakukan observasi
secara langsung. Hasil wawancara dan observasi kemudian dibahas dalam diskusi untuk
menentukan faktor penyebab masalah dengan diagram fishbone. Diskusi untuk
penentuan prioritas penyelesaian masalah dilakukan dengan analisa USG (urgency,
seriousness, growth). Metode USG (urgency, seriousness, growth) merupakan satu
diantara metode untuk menentukan prioritas masalah dan penyelesaiannya (Wardani &
Minarno, 2021). Diskusi selanjutnya adalah untuk menentukan strategi penyelesaian
masalah dengan analisa SWOT (strength, weakness, opportunity, threats).
Menurut Fentiana & Ginting (2020), langkah-langkah menyusun analisa SWOT adalah
dengan menjaring persepsi dan penilaian yang diperoleh melalui literatur dan studi
pustaka serta hasil wawancara dari bagian-bagian terkait dan hasil observasi yang
mendalam. Kemudian, ditentukan analisa internal meliputi kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness), serta analisa eksternal faktor meliputi peluang (opportunity) dan
ancaman (threats). Semua faktor yang telah dihimpun kemudian diberi bobot dan
ratingnya, serta skornya dari hasil perkalian bobot dan rating. Hasil skor menentukan ada
pada kuadran mana sebuah perusahaan untuk menentukan strategi yang dapat
digunakan dalam upaya penyelesaian masalah. Strategi penyelesaian masalah yang telah
4. Vol. 3, No. 1, Februari 2022
ISSN 2721-4834
40
ditentukan kemudian dipresentasikan kepada jajaran manajemen terkait dengan
permasalahan belum optimalnya penggunaan SIMRS untuk RME di instalasi rawat jalan
RSUD Gambiran Kota Kediri.
Hasil dan Pembahasan
Identifikasi masalah pada kegiatan ini menggunakan analisa fishbone yaitu
menentukan permasalahan sebagai bagian dari kepala ikan, kemudian mencatat faktor-
faktor yang kemungkinan menjadi penyebab permasalahan pada kepala ikan dalam duri-
duri ikannya. Permasalahan yang diangkat pada kegiatan ini adalah belum optimalnya
penggunaan SIMRS untuk RME di instalasi rawat jalan RSUD Gambiran Kota Kediri.
Analisa fishbone yang digunakan pada permasalahan saat ini meliputi 5M, yaitu : man,
material, methode, machine, mother nature. Kemudian hasil wawancara dan diskusi yang
didapat dicatat sebagai duri ikan seperti pada Gambar 1.
Hasil analisa tulang ikan terhadap faktor manusia meliputi belum semua sumber daya
manusia (SDM) sebagai pengguna siap dengan perubahan sistem rekam medis manual
menjadi elektronik, dan masih terdapat SDM yang kurang menguasai penggunaan
komputer, kapasitas tenaga IT belum mencukupi yaitu belum memiliki tenaga analis
program, serta belum ada tim khusus atau pilot project pengembangan SIMRS untuk
RME. Belum adanya pilot project dapat diidentifikasi sebagai permasalahan karena
menurut Pratama & Darnoto (2017), penerapan sistem pilot project merupakan alternatif
strategi yang dapat diterapkan dalam upaya pengembangan rekam medis elektronik.
Analisa faktor material pada permasalahan belum optimalnya penggunaan SIMRS
untuk RME diantaranya: software belum mengakomodasi semua kebutuhan pengguna,
misalnya DPJP poliklinik anak belum bisa secara otomatis menuliskan resep puyer pada
aplikasi, dan ketika membuka kembali data diagnosa pasien, diagnosa pasien beserta
kode diagnosa tidak tampil. Belum terintegrasinya data pasien antar poliklinik juga
merupakan permasalahan pada material. Hasil wawancara didapatkan bahwa ketika
pasien periksa ke poliklinik THT, jika sebelumnya periksa ke poliklinik lainnya, maka di
poliklinik THT belum dapat melihat data anamnesa dan pemeriksaan fisik serta terapi
yang telah diberikan dari poliklinik lainnya.
Gambar 1. Diagram Tulang Ikan
5. Madaniya
ISSN 2721-4834
41
Faktor machine yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah dirasa hardware masih kurang. Analisa faktor methode yang diidentifikasi sebagai
penyebab belum optimalnya penggunaan SIMRS untuk RME diantaranya : belum ada
regulasi tatacara dan alur penggunaan SIMRS untuk RME, pelatihan dan sosialisasi
penggunaan SIMRS untuk RME dirasa masih kurang, belum dilakukan review berkala
penggunaan SIMRS untuk RME, serta evaluasi dan pengawasan penanggung jawab entry
pengisian SIMRS untuk RME (authorized person) masih sulit dilakukan karena hanya
terdapat satu username dan password untuk satu poliklinik. Faktor penyebab lainnya
yang dapat diidentifikasi yaitu faktor mother nature (environment), meliputi: adanya
pandemi covid-19 sejak tahun 2020, menjadikan fokus atau konsentrasi pihak
manajemen tercurah untuk manajemen penanganan pandemi di rumah sakit, serta
kurang cepatnya respon vendor jika terjadi permasalahan pada SIMRS yang belum dapat
terselesaikan oleh IT rumah sakit menjadi permasalahan pada faktor lingkungan.
Diskusi selanjutnya adalah menentukan prioritas penyelesaian masalah dengan
analisa USG seperti tampak pada tabel 1.
Tabel 1. Analisa USG
No Indikator U S G UxSxG Rangking
1 Belum semua SDM sebagai pengguna siap dengan perubahan
sistem rekam medis manual menjadi elektronik
4 4 5 80 3
2 Masih terdapat SDM yang kurang menguasai penggunaan
computer
5 4 5 100 2
3 Kapasitas tenaga IT RS belum mencukupi 4 4 5 80 3
4 Belum ada tim khusus atau Pilot Project untuk pengembangan
RME
5 4 5 100 2
5 Belum ada regulasi tatacara dan alur penggunaan SIMRS untuk
RME
5 5 5 125 1
6 Pelatihan dan sosialisasi penggunaan SIMRS untuk RME masih
kurang
5 4 5 100 2
7 Belum dilakukan review berkala penggunaan SIMRS untuk RME 5 4 5 100 2
8 Evaluasi dan pengawasan penanggung jawab entry isian RME
masih sulit dilakukan karena hanya ada satu username dan
password untuk satu poliklinik.
5 5 5 125 1
9 Software (aplikasi SIMRS untuk RME) belum mengakomodasi
semua kebutuhan pengguna
4 5 5 100 2
10 Belum terintegrasinya SIMRS untuk RME antar poliklinik 4 5 5 100 2
11 Adanya pandemi covid-19 menjadikan fokus manajemen tercurah
untuk menangani pandemi, sehingga pengembangan SIMRS
untuk RME tertunda
3 3 4 36 5
6. Vol. 3, No. 1, Februari 2022
ISSN 2721-4834
42
12 Kurang cepatnya respon vendor jika terdapat kendala SIMRS
yang belum teratasi oleh IT RS
4 4 4 64 4
13 Hardware belum mencukupi 4 4 5 80 3
Skor tertinggi pada analisa USG yaitu belum adanya regulasi tatacara dan alur
pengunaan SIMRS untuk RME serta evaluasi dan pengawasan penanggung jawab entry
isian RME masih sulit dilakukan karena hanya ada satu username dan password untuk
satu poliklinik.
Setelah menentukan prioritas penyelesaian masalah dengan analisa USG, kemudian
menentukan strategi penyelesaian masalah dengan analisa SWOT, seperti tampak pada
tabel 2 untuk faktor internal, dan tabel 3 untuk faktor eksternal.
Tabel 2. Analisa faktor Internal
No Faktor-Faktor Analisa Bobot Rating Skor
Kekuatan - Strength (S)
1 Dukungan infrastruktur (tersedianya sarana prasarana
pendukung)
0,10 5 0,50
2 Sudah tersedianya SIMRS untuk pengembangan Rekam
Medis Elektronik
0,12 5 0,60
3 Adanya dukungan dana 0,13 5 0,65
4 Dukungan SDM (manajemen, dokter, perawat, dll) 0,12 5 0,60
5 Pengembangan RSUD Gambiran menjadi RS pendidikan 0,07 4 0,28
6 RSUD Gambiran mendukung pengembangan smart hospital
dalam rangka perwujudan Kediri smart city
0,07 4 0,28
Total Strength 0,61 2,91
Kelemahan - Weakness (W)
1 Belum ada regulasi tatacara dan alur penggunaan SIMRS
untuk rekam medis elektronik (RME)
0,08 4 0,32
2 Kesiapan dan kemauan pengguna (belum semua
staf/pengguna siap dan atau mau menerima perubahan
sistem rekam medis)
0,06 4 0,24
3 Kapasitas SDM pada instalasi Teknologi Informasi belum
mencukupi
0,05 3 0,15
4 Pelatihan dan sosialisasi penggunaan SIMRS untuk RME
masih kurang
0,07 4 0,28
5 Evaluasi dan pengawasan penanggung jawab entry isian
RME masih sulit dilakukan karena hanya ada satu username
dan password untuk satu poliklinik.
0,08 4 0,32
6 Belum terintegrasinya SIMRS untuk RME antar poliklinik 0,05 4 0,20
Total Weakneses 0,39 1,51
Total IFE 1,00
S-W (2,91-1,51) 1,40
7. Madaniya
ISSN 2721-4834
43
Tabel 3. Analisa Faktor Eksternal
No Faktor-Faktor Analisa Bobot Rating Skor
Peluang - Opportunities (O)
1 Pengadaan sarana prasarana pendukung SIMRS untuk RME
didukung oleh pemkot
0,13 5 0,65
2 Peningkatan peran teknologi informasi digital era revolusi
industri 4.0
0,12 5 0,60
3 Pengembangan resume online yang terintegrasi secara
nasional
0,10 4 0,40
4 UU ITE nomor 19 tahun 2016 mendukung implementasi RME
di Rumah Sakit
0,10 3 0,30
5 Kementerian Kesehatan mendukung upaya digitalisasi
rumah sakit
0,12 4 0,48
Total Opportunities 0,57 2,43
Ancaman - Threats (T)
1 Persaingan antar rumah sakit dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik, cepat, bermutu dan aman
0,10 4 0,40
2 Rumah sakit lain telah beralih ke rekam medis elektronik
(RME)
0,12 4 0,48
3 Perubahan regulasi dari pemerintah dan atau kementerian
kesehatan
0,12 3 0,36
4 Perubahan persepsi pasien dalam pelayanan di rumah sakit 0,09 4 0,36
Total Threats 0,43 1,60
Total EFE 1,00
O-T (2,43-1,60) 0,83
Hasil analisa SWOT didapatkan strategi yang dapat diterapkan berada pada kuadran I
atau kuadran SO yaitu agresif atau menyerang. Tampak diagram layang analisa SWOT
pada gambar 2. Kemudian, hasil diskusi analisa SWOT disajikan pada tabel 4.
Gambar 2. Diagram Layang Analisa SWOT
8. Vol. 3, No. 1, Februari 2022
ISSN 2721-4834
44
Tabel 4. Analisa Strategi SWOT
Faktor Internal (IFE)
Faktor eksternal
(EFE)
Kekuatan/Strength (S)
✓ Dukungan Infrastruktur
(tersedia sarana prasarana
pendukung)
✓ Sudah tersedianya SIMRS
untuk pengembangan Rekam
Medis Elektronik (RME)
✓ Adanya dukungan dana
✓ Dukungan SDM
(manajemen, dokter,
perawat, dll)
✓ Pengembangan RSUD
Gambiran Kota Kediri
menjadi RS Pendidikan
✓ RSUD Gambiran Kota
Kediri mendukung upaya
smart hospital sebagai upaya
pendukung Kediri smart city.
Kelemahan/Weakness (W)
✓ Belum ada tatacara dan
alur penggunaan SIMRS untuk
rekam medis elektronik (RME)
✓ Kesiapan dan kemauan
pengguna (belum semua
staf/pengguna siap dan atau
mau menerima perubahan
sistem rekam medis)
✓ Kapasitas SDM pada
instalasi teknologi informasi
belum mencukupi
✓ Pelatihan dan sosialisasi
penggunaan SIMRS untuk RME
masih kurang
✓ Evaluasi dan pengawasan
penanggung jawab entry isian
RME karena hanya ada satu
username dan password untuk
satu poliklinik
✓ Belum terintegrasinya
SIMRS untuk RME antar
poliklinik.
Peluang/Opportunity (O)
✓ Pengadaan sarana
prasarana pendukung
SIMRS untuk RME
didukung oleh Pemkot
✓ Peningkatan peran
teknologi informasi
✓ Pengembangan resume
online yang terintegrasi
secara nasional
✓ Pengembangan RSUD
Gambiran menjadi RS
Pendidikan
✓ RSUD Gambiran
mendukung
pengembangan smart
hospital dalam rangka
perwujudan Kediri smart
city
Strategi SO
➢ SIMRS untuk RME terus
dikembangan sesuai
kebutuhan pengguna dan
regulasi yang berlaku
➢ Mengoptimalkan dana
yang ada
➢ Pembuatan tatacara dan
alur penggunaan SIMRS
untuk RME dilanjutkan
pelatihan dan sosialisasi serta
review berkala
➢ Menyiapkan username
dan password bagi masing-
masing pengguna SIMRS
untuk RME dengan hak akses
sesuai regulasi
➢ Membentuk tim khusus
dan pilot project poliklinik
yang ditunjuk sebagai
percontohan SIMRS untuk
RME
Strategi WO
➢ Motivasi dan komitmen
bersama serta dukungan
pimpinan untuk keberhasilan
perubahan sistem rekam medis
manual menjadi elektronik
➢ Mengintegrasikan data
pasien pada SIMRS untuk RME
di setiap poliklinik
➢ Mengusulkan penambahan
tenaga IT RS dengan kapasitas
analisis programmer
9. Madaniya
ISSN 2721-4834
45
➢ Memaksimalkan fungsi
penelitian dan
pengembangan khususnya
terkait SIMRS untuk RME
Ancaman/Threaths (T)
✓ Persaingan antar
rumah sakit dalam
memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik,
cepat, tepat, aman, dan
bermutu
✓ Rumah sakit lain telah
beralih ke rekam medis
elektronik (RME)
✓ Perubahan regulasi
dari pemerintah dan atau
kementerian kesehatan
✓ Perubahan persepsi
pasien dalam pelayanan di
rumah sakit
Strategi ST
➢ Memaksimalkan
penggunaan SIMRS untuk
RME serta sarana
pendukungnya
➢ Meningkatkan
kompetensi SDM
➢ Mengikuti update regulasi
dari pemerintah
➢ Memaksimalkan
pelayanan berfokus kepada
pasien (patient centre care)
Strategi WT
➢ Membuat regulasi internal
tentang penggunaan SIMRS
untuk RME sesuai regulasi dari
pemerintah
➢ Memaksimalkan peran
staf/pengguna SIMRS untuk
RME dalam pelayanan berfokus
kepada pasien (patient centre
care)
➢ Menjalin kerjasama yang
baik dengan RS lain
➢ Menambah tenaga IT RS
Tabel 4 di atas menyajikan strategi agresif (SO) yang dapat diterapkan diantaranya:
1. SIMRS untuk RME terus dikembangkan sesuai kebutuhan pengguna dan regulasi yang
berlaku.
2. Mengoptimalkan dana yang ada.
3. Membuat regulasi tatacara dan alur penggunaan SIMRS untuk RME dilanjutkan
dengan sosialisasi dan pelatihan serta review berkala.
4. Menyiapkan username dan password untuk masing-masing pengguna SIMRS untuk
RME dengan hak akses sesuai regulasi.
5. Membentuk tim khusus dan pilot project poliklinik yang ditunjuk sebagai percontohan
SIMRS untuk RME.
6. Memaksimalkan fungsi penelitian dan pengembangan khususnya SIMRS untuk RME.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dengan fishbone, USG, dan SWOT dari permasalahan belum
optimalnya penggunaan SIMRS untuk RME di instalasi rawat jalan RSUD Gambiran Kota
Kediri, didapatkan kesimpulan bahwa faktor sumber daya manusia (SDM) dan organisasi
berperan penting pada keberhasilan penerimaan teknologi, dalam hal ini penggunaan
SIMRS untuk rekam medis elektronik (RME).
Faktor-faktor yang mempengaruhi belum optimalnya pengunaan SIMRS untuk RME
yang menjadi prioritas penyelesaian adalah belum adanya regulasi tatacara dan alur
penggunaan SIMRS untuk RME.
10. Vol. 3, No. 1, Februari 2022
ISSN 2721-4834
46
Berdasarkan analisa masalah dengan fishbone, USG, dan SWOT, didapatkan
implementasi strategi yang dapat diterapkan pada kegiatan pengabdian masyarakat saat
ini adalah membuat regulasi/prosedur tatacara dan alur penggunaan SIMRS untuk RME.
Evaluasi dari strategi yang telah dibuat adalah dengan melakukan koordinasi antara
manajemen dengan pelaksana dalam upaya mengoptimalkan penggunaan SIMRS untuk
RME sesuai tugas, pokok, dan fungsi masing-masing.
Ucapan Terimakasih
Kami sampaikan ucapan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan pengabdian
masyarakat ini, kepada Dr. dr. Sentot Imam Suprapto, MM selaku Rektor IIK Strada
Indonesia; Dr. Yuly Peristiowati, S.Kep., Ns, M.Kes selaku Direktur Pascasarjana IIK
Strada Indonesia; dr. Siti Hasna Ulfiah, M.Kes selaku pembimbing lahan di RSUD
Gambiran Kota Kediri; dan seluruh pihak yang membantu terselenggaranya kegiatan ini.
Referensi
Erlirianto, L. M., Ali, A. H. N., & Herdiyanti, A. (2015). The Implementation of the Human,
Organization, and Technology-Fit (HOT-Fit) Framework to Evaluate the
Electronic Medical Record (EMR) System in a Hospital. Procedia Computer
Science, 72, 580–587. https://doi.org/10.1016/j.procs.2015.12.166
Fentiana, N., & Ginting, D. (2020). Strategi Peningkatan Pendapatan Rumah Sakit
Berdasarkan Analisis SWOT. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(3),
1008. https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i3.1034
Handiwidjojo, W. (2009). Rekam medis elektronik. Universitas Kristen Duta Wacana
Yogyakarta, 2(1), 36–41. https://ti.ukdw.ac.id/ojs/index.php/eksis/article/view/383
Maha Wirajaya, M. K., & Made Umi Kartika Dewi, N. (2020). Analisis Kesiapan Rumah
Sakit Dharma Kerti Tabanan Menerapkan Rekam Medis Elektronik. Jurnal
Kesehatan Vokasional, 5(1), 1. https://doi.org/10.22146/jkesvo.53017
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
82 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Peraturan Menteri
Kesehatan, 87, 1–36.
Monalizabeth, L., Holil, A. N., & Herdiyanti, A. (2015). Implementasi Kerangka Kerja Evaluasi
Human , Sistem Informasi Rekam Medis Elektronik (RME) di Rumah Sakit Kristen
Mojowarno, Jombang. 1–6.
Permenkes. (2008). Permenkes 269 thn 2008 ttg Rekam Medis.pdf.
Permenkes. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024.
Pratama, M. H., & Darnoto, S. (2017). Analisis Strategi Pengembangan Rekam Medis
Elektronik Di Instalasi Rawat Jalan Rsud Kota Yogyakarta. Jurnal Manajemen
Informasi Kesehatan Indonesia, 5(1), 34. https://doi.org/10.33560/.v5i1.146
Setyawan, D. A. (2017). Rekam Medis Elektronik (RME). 2–28.
Wardani, R., & Minarno, B. (2021). Strategi Pelayanan IPSM RSUD Dr Soetomo Surabaya
Modifikasi Tata Udara Ruang Operasi Covid-19 Untuk Mendukung Kesehatan
dan Keselamatan Kerja/K3 Rumah Sakit Pada Masa Pandemi Covid-19. Madaniya,
2(4), 378-382. https://doi.org/10.53696/27214834.105