Ketuban pecah dini adalah kondisi dimana ketuban pecah sebelum proses persalinan pada usia kehamilan 37 minggu. Etiologinya meliputi infeksi, trauma, dan riwayat ketuban pecah dini sebelumnya. Diagnosis didasarkan pada riwayat keluarnya cairan dari vagina dan pemeriksaan inspekulo. Penatalaksanaannya meliputi penatalaksanaan ekspektasi, induksi persalinan, kortikosteroid, dan antibiotik sesuai
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zatdadadony
油
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat dapat bervariasi mulai dari intoksikasi ringan hingga gangguan psikotik berat. Dokumen ini menjelaskan kriteria diagnostik berbagai kondisi terkait seperti sindrom ketergantungan, keadaan putus zat, gangguan psikotik, dan efek jangka panjang penggunaan zat.
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang dapat dibagi menjadi akut dan kronis. Beberapa penyebab gastritis antara lain infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori, penggunaan obat penghilang rasa sakit secara berlebihan, alkohol, dan diet yang tidak seimbang. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga muntah darah. Pemeriksaan endoskopi dan biopsi lambung dapat digunak
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
油
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
油
Pada dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan terkini penyakit kulit dalam praktek sehari-hari. Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang berbagai topik infeksi kulit seperti varicella, herpes zoster, herpes simpleks, impetigo, erisipelas, selulitis, kusta dan reaksi kustanya, serta kandidiasis dan dermatofilosis.
Dokumen tersebut membahas tentang antibiotika, termasuk definisi, penggolongan, mekanisme kerja, dan contoh antibiotika dari berbagai golongan seperti penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, dan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, efek samping, dan peringatan penggunaan antibiotika.
Dokumen ini membahas tentang mioma uteri, termasuk definisi, anatomi, etiologi, klasifikasi, gejala, perubahan sekunder, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan, penatalaksanaan, serta prognosisnya. Mioma uteri adalah neoplasma jinak pada rahim yang disebabkan stimulasi estrogen. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan penunjang seperti USG. Pengobatannya meliputi kon
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara kronis yang disebabkan oleh ketidakseimbangan kontrol pengatur didalam tubuh, penyakit ginjal, atau penggunaan obat-obatan. Usia merupakan faktor resiko utama karena elastisitas pembuluh darah menurun seiring bertambahnya usia. Gejala hipertensi antara lain sakit kepala dan gangguan penglihatan. Hipertensi berisiko menyebabkan stroke, kerusak
Ulkus peptikum adalah kerusakan mukosa lambung dan duodenum akibat asam lambung. Terdapat 4 jenis ulkus gaster berdasarkan lokasi. Faktor risiko termasuk infeksi H. pylori, NSAIDs, merokok, dan alkohol. Diagnosis didasarkan pada gejala dan hasil endoskopi. Pengobatan meliputi diet, obat netralisir asam dan proteksi mukosa, serta operasi untuk komplikasi atau gagal pengobatan.
1. Dokumen tersebut membahas penanggulangan penyakit diare, termasuk penyebab, prinsip penatalaksanaan, penilaian derajat dehidrasi, dan rencana terapi untuk diare ringan hingga berat.
2. Jenis diare yang dijelaskan antara lain diare akut, disentri berat, diare persisten, dan diare dengan komplikasi.
3. Upaya pencegahan diare yang disarankan adalah memberikan ASI, meningkatkan gizi,
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remajaRocky Markiano
油
Dokumen tersebut membahas bahaya penggunaan narkoba di kalangan remaja, termasuk definisi narkoba, jenis-jenisnya, dampak fisik, psikis dan sosial, serta upaya pencegahan dan penanganannya.
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zatdadadony
油
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat dapat bervariasi mulai dari intoksikasi ringan hingga gangguan psikotik berat. Dokumen ini menjelaskan kriteria diagnostik berbagai kondisi terkait seperti sindrom ketergantungan, keadaan putus zat, gangguan psikotik, dan efek jangka panjang penggunaan zat.
Gastritis adalah peradangan pada lambung yang dapat dibagi menjadi akut dan kronis. Beberapa penyebab gastritis antara lain infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori, penggunaan obat penghilang rasa sakit secara berlebihan, alkohol, dan diet yang tidak seimbang. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga muntah darah. Pemeriksaan endoskopi dan biopsi lambung dapat digunak
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
油
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
油
Pada dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan terkini penyakit kulit dalam praktek sehari-hari. Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang berbagai topik infeksi kulit seperti varicella, herpes zoster, herpes simpleks, impetigo, erisipelas, selulitis, kusta dan reaksi kustanya, serta kandidiasis dan dermatofilosis.
Dokumen tersebut membahas tentang antibiotika, termasuk definisi, penggolongan, mekanisme kerja, dan contoh antibiotika dari berbagai golongan seperti penisilin, sefalosporin, aminoglikosida, dan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, efek samping, dan peringatan penggunaan antibiotika.
Dokumen ini membahas tentang mioma uteri, termasuk definisi, anatomi, etiologi, klasifikasi, gejala, perubahan sekunder, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan, penatalaksanaan, serta prognosisnya. Mioma uteri adalah neoplasma jinak pada rahim yang disebabkan stimulasi estrogen. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan penunjang seperti USG. Pengobatannya meliputi kon
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara kronis yang disebabkan oleh ketidakseimbangan kontrol pengatur didalam tubuh, penyakit ginjal, atau penggunaan obat-obatan. Usia merupakan faktor resiko utama karena elastisitas pembuluh darah menurun seiring bertambahnya usia. Gejala hipertensi antara lain sakit kepala dan gangguan penglihatan. Hipertensi berisiko menyebabkan stroke, kerusak
Ulkus peptikum adalah kerusakan mukosa lambung dan duodenum akibat asam lambung. Terdapat 4 jenis ulkus gaster berdasarkan lokasi. Faktor risiko termasuk infeksi H. pylori, NSAIDs, merokok, dan alkohol. Diagnosis didasarkan pada gejala dan hasil endoskopi. Pengobatan meliputi diet, obat netralisir asam dan proteksi mukosa, serta operasi untuk komplikasi atau gagal pengobatan.
1. Dokumen tersebut membahas penanggulangan penyakit diare, termasuk penyebab, prinsip penatalaksanaan, penilaian derajat dehidrasi, dan rencana terapi untuk diare ringan hingga berat.
2. Jenis diare yang dijelaskan antara lain diare akut, disentri berat, diare persisten, dan diare dengan komplikasi.
3. Upaya pencegahan diare yang disarankan adalah memberikan ASI, meningkatkan gizi,
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remajaRocky Markiano
油
Dokumen tersebut membahas bahaya penggunaan narkoba di kalangan remaja, termasuk definisi narkoba, jenis-jenisnya, dampak fisik, psikis dan sosial, serta upaya pencegahan dan penanganannya.
Narkoba merujuk pada sekelompok zat yang dapat menyebabkan ketergantungan dan memiliki risiko bagi penggunanya. Jenis-jenis narkoba antara lain ganja, heroin, kokain, yang dapat digunakan secara oral, inhalasi, atau suntik. Pemakaian jangka panjang tanpa pengawasan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan kematian.
Apa yang disebut NARKOBA
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah :
Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:
Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhale
Dokumen tersebut membahas tentang definisi narkoba, jenis-jenisnya, dan efek pemakaiannya. Narkoba merujuk pada zat-zat psikotropika dan adiktif yang dapat menyebabkan ketergantungan dan berbagai efek negatif pada penggunanya.
Makalah ini membahas tentang narkoba dan bahayanya. Pertama, diberikan pengertian narkoba dan jenis-jenisnya seperti candu, morfin, heroin, codein, demerol, dan methadone. Kemudian dijelaskan faktor yang mendorong penggunaan narkoba dan bahaya narkoba yang dapat berupa efek medis maupun kerusakan organ. Makalah ini bertujuan meningkatkan pemahaman remaja tentang bahaya penggunaan nark
Dokumen tersebut membahas tentang narkoba dan efek negatifnya. Jenis-jenis narkoba yang disebutkan meliputi ganja, heroin, shabu-shabu, ekstasi, dan putaw. Dampak penggunaan narkoba secara berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan dan gangguan fisik, mental, sosial. Upaya pencegahan yang dianjurkan meliputi pendidikan, pengawasan, dan kerja sama antar pihak terkait.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang bahaya narkoba bagi remaja, dengan menjelaskan definisi dan jenis-jenis narkoba serta faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba. Dokumen tersebut juga memberikan strategi penanganan terhadap bahaya narkoba, seperti pendekatan psikologis dan peran orang tua dalam memberikan informasi yang benar serta mengawasi anak.
El documento presenta una lista de 126 estudiantes de medicina que aprobaron el examen OSCE en febrero de 2018. Los estudiantes est叩n afiliados a varias universidades de Indonesia y cada uno est叩 identificado por su n炭mero de examen, nombre y universidad de origen.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida tubuh, termasuk fungsi, distribusi, perpindahan, gangguan keseimbangan, dan penilaian kebutuhan cairan. Dibahas pula berbagai jenis cairan infus, mekanisme, dan klasifikasi berdasarkan tonisitasnya."
Ada tiga strategi pemeriksaan HIV yang digunakan berdasarkan tujuan dan prevalensi HIV di populasi, yaitu: (1) Strategi I menggunakan tes tunggal dengan sensitivitas tinggi untuk donor darah dan transplantasi. (2) Strategi II menggunakan dua tes berbeda untuk diagnosis dan surveilans daerah prevalensi rendah. (3) Strategi III menggunakan tiga tes berbeda untuk diagnosis pasti kasus tidak jelas.
1. 1
Pengaruh Zat Psikoaktif terhadap Sistem Saraf
Pengaruh Zat Psikoaktif terhadap Sistem Saraf - Saat ini banyak beredar obat
penenang dan penghilang rasa sakit. Mekanisme kerja obat ini secara umum adalah
mempengaruhi sistem saraf. Ada obat yang menghilangkan rasa sakit, ada pula obat
yang menimbulkan rasa menyenangkan atau menimbulkan halusinasi. Obat-obat ini
disebut zat psikoaktif yang berguna bagi ilmu kedokteran jiwa untuk mengobati penyakit
mental dan saraf.
a. Stimulan
Stimulan bersifat menstimulasi sistem saraf simpatik melalui pusat di hipotalamus
sehingga meningkatkan kerja organ. Misalnya, meningkatkan denyut jantung dan
tekanan darah, mengecilkan pupil dan meningkatkan gula darah. Jadi, stimulan
memberikan rangsangan pemakainya untuk menggunakan tenaganya lebih cepat dan
tidak merasakan sakit. Stimulan dapat berupa kafein, nikotin, atau amfetamin (deksedrin,
metil amfetamin, preludin, ritalin, serta kokain). Dengan amfetamin, para atlit olahraga
dapat meningkatkan prestasinya, misalnya berlari dengan kecepatan yang luar biasa.
Amfetamin juga mempengaruhi fungsi organ-organnnya yang berhubungan dengan
hipotalamus, seperti peningkatan rasa haus dan berkurangnya rasa lapar dan kantuk.
b. Depresan
indent: 0.5in;"> Depresan berfungsi untuk mengurangi kegiatan sistem saraf sehingga
menurunkan aktivitas pemakainya. Pemakainya menjadi lambat dan kadang-kadang
membuatnya tertidur. Ada 5 kategori utama depresan, yaitu sebagai berikut:
a. etanol (etil alkohol)
b. barbitural, mencakup obat-obat flu seperti seconal dan amytal
c. obat penenang, paling banyak dipakai adalah diazepam (valium)
d. opiat, mencakup opium, morfin, kodoin, dan metadon
e. anastetik, mencakup kloroform, eter, dan sejumlah hidrokarbon lain yang mudah
menguap dan biasa digunakan sebagai pelarut, misalnya benzen, toluena, dan karbon
tetraklorida.
2. 2
c. Halusinogen
Halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi penglihatan, pendengaran
dan juga peningkatan respon emosional. Subjek mengalami halusinasi, dengan dosis
yang tinggi, dapat terjadi halusinasi yang sebenarnya, yaitu si subjek melihat atau
mendengar benda-benda yang tidak ada sama sekali atau melihat benda-benda
tampak seperti hidup. Halusinogen meliputi LSD (Lysergic Acid Diethylamide) , STP
(mirip amfetamin), THC (Tentra Hydro Cannabinol), mesakolin (dari pohon kaktus
peyote), psilosibin (dari jenis jamur), dan pgyneyclidine PCP (fenseklidin) suatu obat bius
hewan.
d. Erforia
Erforia adalah obat yang memberikan rasa gembira dan bergairah. Contohnya, ganja dan
mariyuana. Ganja adalah mariyuana yang lebih kental. Kedua obat tersebut
mengakibatkan rasa melayang. Penggunaan narkotik secara terus menerus akan
menyebabkan kerusakan sel saraf otak. Sehingga, kordinasi tubuh hilang, alat respirasi
menjadi rusak, hilangnya kendali otot gerak, kesadaran menurun dan denyut jantung
melemah serta terjadi kerusakan lambung dan hati. Selain itu, tubuh pemakai akan kurus
kering karena nafsu makan hilang.
Zat Psikoaktif
Zat psikoaktif, kini sering disebut dengan NAPZA, yaitu singkatan dari
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain. Sebutan yang mirip di masyarakat
adalah narkoba, yang merupakan akronim dari narkotika, psikotropika, dan
bahan-bahan (atau obat-obatan, zat adiktif lain) berbahaya.2
Who (world Health Organization) technical Report series, no. 516 sejak tahun
1973 telah menggolongkan zat-zat tersebut dengan istilah dependence-producing
drugs sebagai berikut:2
3. 3
1. Alcohol-barbiturate type-e.g., ethanol, barbiturates, and certain others
drugs with sedative effects, such as chloral hydrate, chlordiazepoxide,
diazepam, meprobamate, and metaqualone.
2. Amphetamine type-e.g., amptehtamine, dexamphetamine, methampheta-
mine, methylphenidate, and phenmetrazine;
3. Canabis type-e.g., preparation of Cannabis sativa L, such as marihuana
(bhang, dagga, kif, maconha), ganja, and hashish (charas);
4. Cocaine type-e.g., cocaine and coca leaves;
5. Khat type-e.g., preparations of Catha edulis Forssk;
6. Opiate (morphine) type-e.g., opiates such as morphine, heroin, and
codeine, and synthetics with morphine-like effects, such as methadone and
pethidine; and
7. Volatile solvent (inhalant) type-e.g., toluene, acetone, and carbon
tetrachloride.
Kriteria PPDGJ-III untuk Sindrom ketegantungan:5
a. Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa (kompulsi)
untuk menggunakan zat psikoaktif
b. Kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat, termasuk
sejak mulainya, usaha penghentian, atau pada tingkat sedang
menggunakan
c. Keadaan putus zat secara fisiologis ketika penghentian penggunaan
zat atau pengurangan, terbukti dengan adanya gejala putus zat yang
khas atau orang tersebut menggunakan zat atau golongan zat yang
sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan atau menghindari
terjadinya gejala putus zat
d. Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif
yang diperlukan guna memperoleh efek yang sama yang biasanya
diperoleh dengan dosis lebih rendah (contoh yang jelas dapat
ditemukan pada individu yang ketergantungan alkohol dan opiad yang
4. 4
dosis hariannya dapat mencapai taraf yang dapat membuat tak berdaya
atau mematikan bagi pengguna pemula)
e. Secara progresif mengabaikan menikmati kesenangan atau minta lain
disebabkan penggunaan zat psikoaktif, meningkatnya jumlah waktu
yang diperlukan untuk mendapatkan atau menggunakan zat atau untuk
pulih dari akibatnya
f. Tetap menggunakan zat meskipun ia menyadari adanya akibat yang
merugikan kesehatannya, seperti gangguan fungsi hati karena minum
alkohol yang berlebihan, keadaan depresi sebagai akibat dari suatu
periode penggunaan zat yang berta, atau hendaya fungsi kognitif
berkaitan dengan penggunaan zat; upaya perlu diadakan untuk
memastikan bahwa pengguna zat sungguh-sungguh, atau dapat
diandalkan, sadar akan hakekat dan besarnya bahaya.
Dalam konsep kedokteran, ketergantungan NAPZA merupakan gangguan
yang menunjukkan adanya perubahan dalam proses kimiawi otak sehingga
memberikan efek ketergantunagn (craving, withdrawal, tolerance). Sedang
penyalahgunaan dikaitkan dengan tingkah laku bereksperimentasi, mengalamsi
rasa kecewa, perilaku membangkang, masalah keuangan dan self medication.
Dalam masyarakat, kedua istilah tersebut sering disalahtafsirkan. Pada umumnya
seseorang mengalami penyalahgunaan NAPZA, belum tentu menderita
ketergantungan.2
I. Jenis-jenis NAPZA dan Efeknya
Karena potensi ketergantungan yang sangat besar, opioid selalu dianggap
sebagai tolok ukur dalam pembicaraan masalah NAPZA menyangkut terapi,
prevalensi dan lain-lainnya.2
1. Alkohol
Umumnya digunakan dalam bentuk minuman beralkohol. Di
indonesia, terutama di daerah Indoneisa Timur dan beberapa tempat di
daerah Sumatera, terdapat antara 2-3 juta orang yang menggunakan
5. 5
minuman alkohol dari ringan sampai berat. Di Amerika Serikat terdapat
12-18 juta orang mengalami adiksi alkohol dan problem drinkers.
Penyalahgunaan alkohol di kalangan remaja sukar dicegah karena kurang
sempurnanya pengawasan. Di banyak negara berkembang, pemerintah
umumnya dirasakan bersifat ambivalen, sebab sebagian besar anggaran
belanjanya diambil dari pajak industri minuman beralkohol. Sebagian
remaja sampai usia dewasa cukup bebas dan berkesempatan
menggunakan minuman beralkohol, laki-laki lebih banyak dari perempuan
tetapi populasi peminum perempuan meningkat dan menggunakan alkohol
usia dewasa lebih stabil menggunakannya secara berkelanjutan.
Jenis-jenis minuman beralkohol di Indonesia sangat bervariasi
(dari tradisional sampai fermentasi buatan, dari berkadar tinggi hingga
rendah). Minuman beralkohol memberikan berbagai gambaran klinis,
antara lain:
Intoksikasi: euforia, cadel, nistagmus, bradikardia, hipotensi,
kejang, koma. Pada keadaan intoksikasi berat, reflek menjadi
negatif.
Keadaan Putus Alkohol: halusinasi, ilusi (bad dream), kejang,
Delirium Tremens, gemetar, keluhan gastrointestinal, muka merah,
mata merah dan hipertensi.
Gangguan fisik: mulai dari radang hati sampai kanker hati,
gastritis, ulkus peptikum, pneumonia, gangguan vaskuler dan
jantung, defeisiensi vitamin, fetal alcohol syndrom.
Gangguan mental: depresi hingga skizofrenia
Gangguan lain: kecelakaan lalu lintas, perkelahian, problem
domestik dan tindak kekerasan.
2. Opioid
Merupakan salah satu golongan NAPZA yang sangat kuat potensi
ketergantungannya, sehingga disebut dengan julukan horror drug.
Termasuk golongan opioid adalah: morfin, petidin, heroin, metadon,
kodein. Golongan opioid yang paling sering disalahgunakan adalah:
6. 6
heroin. Heroin di Indonesia disebut: putaw (atau pete, hero atau
petewe). Heroin merupakan opioid semisintetik yang yang berasal dari
morfin. Bentuk heroin: kristal putih yang larut dalam air. Bila heroin
berwarna berarti berasal dari kontaminannya.
Di Indonesia, sekurangnya terdapat 300-500 ribu orang dengan
adiksi heroin (di AS, sekurangnya 810.000 orang menjadi adiksi heroin ).
Studi menunjukkan bahwa jumlah pengguna lama agak menurun selama
setahun terakhir, tetapi pengguna pemula terutama remaja terus bertambah
meski tidak bermakna, purity makin rendah (paket murah)dengan
sasaran populasi sosial ekonomi rendah, komplikasi makin marah
(HIV/AIDS, hepatits, TB). Kenapa heroin populer? Awitan cepat, euforia
kuat, dengan penggunaan dragon dapat terjadi rush (atau abadi) atau
penggunaan secara intra-venous merupakan pilihan utama adiksi.
Akibat penyalahgunaan opioid adalah:
1. Problem fisik
Abses pada kulit sampai septickemia
Infeksi karena emboli, dapat sampai stroke
Endokarditis
Hepatitis (B dan C)
HIV/AIDS
Injeksi menyebabkan trauma pada jaringan saraf lokal
Opiate neonatal abstinence syndrome
2. Problem psikiatri
Gejala withdrawal menyebabkan perilaku agresif
Suicide
Depresi berat sampai skozofrenia
3. Problem sosial
Gangguan interaksi di rumah tangga sampai lingkungan
masyarakat
Traffic accidents
7. 7
Perilaku kriminal sampai tindak kekerasan
Gangguan perilaku sampai antisosial (mencuri, mengancam,
menodong, membohong, menipu sampai membunuh)
4. Sebab-sebab kematian:
Reaksi heroin akut menyebabkan kolaps-nya kardiovaskular
dan akhirnya meninggal
Overdose, karena heroin menekan susunan saraf pusat, sukar
bernafas dan menyebabkan kematian.
Tindak kekerasan
Bronkhopneumonia
Endokarditis.
3. Ganja
Daun ganja (juga kembangnya) berasal dari tanaman perdu
Cannabis sativa. Bahan aktifnya berasal dari tanaman ganja yang bersifat
adiktif, disebut delta tetra hidrokannabinol (THK) yang hanya larut dalam
lemak. Karena tidak dapat larut dalam air, THK tinggal lama didalam
lemak jaringan (termasuk jaringan lemak otak, sehingga menyebabkan
brain damage). Gambaran klinis disebakan ganja tergolongan kombinasi
antara CNS-depresant, stimulansia dan halusinogenik. Di Indonesia, ganja
disebut dengan cimek, gelek, maribuana, hashish. Bentuk umumnya:
serpihan daun atau kembang ganja yang diperjual belikan-belikan bentuk
lintingan, gram-graman, kilo-kiloan hingga berton-ton. Dikenal juga
bentuk lain yaitu : budha stick dan minyak ganja.
4. Kokain
Kokain adalah sejenis stimulansia yang di Indonesia saat ini belum
begitu populer. Namun bertambahnya sitaan kokain secara ilegal dan
meningkatnya kasus-kasus penggunaan kokain akhir-akhir ini, bukan tidak
mungkin epidemi akan merajai pasaran peredaran NAPZA dalam masa-
masa mendatang.
8. 8
Kokain dihasilkan dari daun tumbuhan yang disebut Erythroxylon
coca. Tanaman tersebut tumbuh subur di sebelah timur pegunungan Andes
di Amerika Selatan.
Bentuk kokain yang diperjualbelikan di Indonesia dalam bentuk
bubuk putih. Harga 1 gram sekitar sejuta dua ratus ribu rupiah (lebih
mahal dari heroin).
Umumnya pengguna kokain memulai kebiasaannya dengan cara
snorting dan berakhir dengan menyuntik intravenous atau dengan cara
merokok.
Akibat penyalahgunaan kokain adalah:
1. Problem fisik:
Dengan penggunaan snorting dapat terjadi komplikasi: pilek
terus menerus, sinusitis, epistaksis, luka-luka pada rongga
hidung, perforasi septum nasi.
Dengan suntikan dapat menyebabkan: infeksi lokal pada kulit
sampai sistemik (virus, bakteri, parasit atau jamur), abses
daerah kulit, endokarditis bakteri, hepatitis (B dan C),
HIV/AIDS
Inhalasi melalui merokok dapat menyebabkan radang
tenggorokan, melanoptysis atau sputum bercak-bercak darah,
bronkhitis kronik sampai pneumonia
Cocain baby (retardasi pertumbuhan intra-uterine, bayi lahir
lebih kecil sampai prematur yang diikuti kelainan mental:
irritable, gangguan tidur, kesukaran makan)
2. Problem psikiatri
Toleransi dan ketergantungan: sifat toleransi tubuh terhadap
kokain sangat cepat, kendati pengguna tidak menyadari dosis
yang digunakan kian meningkat. Akibatnya, ia tidak mampu
mengendalikan diri, dan untuk mencukupi kebutuhannya ia
mengonsumsi kokain dengan mencampurinya dengan zat
9. 9
adiktif lain (speedball) untuk mendapatkan efek yang
diinginkan.
Gejala fisik putus zat kurang dikenal. Namun secara mental
sangat merugikan, berupa: agitasi, depresi, fatigue, high
craving, cemas, marah meledak-ledak, gangguan tidur, mimpi
aneh, makan berlebihan, mudah tersinggung, mual, otot-otot
pegal hingga lethargy
3. Proble sosial:
Problem interpersonal: separasi perkawinan sampai perceraian,
pertengkaran dalam rumah tangga
Problem finansial: toleransi karena penggunaan kokain
menyebabkan besarnya biaya penyediaan kokain, terbatasnya
penghasilan menyebabkan hutang yang menumpuk.
Problem pekerjaan: kehilangan pekerjaan karena hilangnya
produktivitas diri, angka absen yang meningkat, kehilangan
proffesional licence atau certificate
Problem legal: ditahan, dihukum hingga pidana
4. Sebab-sebab kematian
Umumnya karena overdosis (lebih dari 1,2 sampai 1,5 gram
bubuk kokain asli)
Penyebab kematian karena: kelumpuhan alat pernapasan,
aritmia kordis, kejang berulang kali, mati lemas karena merasa
seperti dicekik, reaksi alergi, stroke (karena naiknya tekanan
darah secara mendadak), kehamilan (pendarahan antepartum,
aborsi)
Pada bayi dapat terjadi Sudden Infant Death Syndrome.
5. Amfetamin dan turunannya
Adalah senyawa kimia yang bersifat stimulansia (lebih sering
dikena dengan Amphetamine Type Stimulants atau ATS). Dewasa ini oleh
sindikat psikotropik ilegal, derivat amfetamin dipasarkan di Indonesia
dalam bentuk: ecstasy dan shabu.
10. 10
Akibat penyalahgunaan amfetamin (termasuk ecstasy dan shabu) adalah:
1. Problem Fisik
Malnutrisi akibat defisiensi vitamin, kehilangan nafsu makan
Denyut jantung meninggi sehingga menbahayakan bagi mereka
yang pernah mempunyai riwayat penyakit jantung
Gangguan ginjal, emboli paru dan stroke
Hepatitis
HIV/AIDS bagi mereka yang menggunakan suntikan
amfetamin
2. Problem psikiatri
Perilaku agresif
Confusional state, psikosis paranoid sampai skizofrenia
Kondisi putus zat menyebabkan: lethargy, fatigue, exausted,
serangan panik, gangguan tidur.
Depresi berat sampai suicide
Halusinasi (terutama ecstacy dan shabu)
3. Problem sosial
Tindak kekerasan (berkelahi)
Kecelakaan lalu lintas
Aktivitas kriminal
4. Sebab kematian
Suicide
Serangan jantung
Tindak kekerasan, kecelakaan lalu lintas
Dehidrasi, sindrom keracunan air
6. Benzodiazepin
Derivat benzodiazepin dikenal dalam bentuk tablet dan suntikan.
Dalam bentuk suntikan umumnya menggunakan injeksi diazepam.
11. 11
Sedang dalam bentuk tablet cukup bervariasi: nitrazepam,
flunitrazepam, flurazepam, bromazepam, dan diazepam.
Akibat penyalahgunaan benzodiazepin menimbulkan:
1. Problem fisik
Penggunaan suntikan dapat menyebabkan abses, infeksi sitemik
dan hepatitis, HIV/AIDS
Gangguan gastrointestinal
Gangguan neurologik
malnutrisi
2. Problem psikiatri
Perilaku agresif terutama dalam keadaan intoksikasi
Ansietas, panik, confusional state
Withdrawal state menimbulkan perilaku agresif dan violance
3. Problem sosial
Mengganggu interaksi dalam rumah tangga dan lingkungan
masyarakat
Prombem marital
Tinggal kelas, dikeluarkan dari sekolah karena tingkah laku
mengganggu teman siswa sekelas
Berkelahi
Tindak pidana dan terlibat hukum
Penggunaan finansial terganggu (boros dan tidak menentu)
4. Kematian disebabkan:
Kecelakaan lalu lintas
Infeksi sistemik membawa kematian
Depresi berat sampai suicide
Dehidrasi, malnutrisi
II. Etiologi
Terdapat berbagai alasan seseorang terjerumus dalam dunia narkoba.
Alasan-alasan tersebut merupakan faktor penyebab seseorang terjerumus dalam
12. 12
hitamnya dunia narkoba. Badan Narkotika Nasional memberikan penjelasan
bahwa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terjerumus dunia narkoba
terbagi dalam tiga bagian utama yakni:6
1. Faktor diri/pribadi seseorang
Penyalahgunaan obat dipengaruhi oleh keadaan mental, kondisi fisik dan
psikologis seseorang. Kondisi mental seperti gangguan kepribadian, depresi,
dapat memperbesar kecenderungan seseorang untuk menyalahgunakan
narkoba. Faktor individu pada umumnya ditentukan oleh dua aspek:
a. Aspek biologis:
Secara biologis, seseorang dapat masuk ke dalam penyalahgunaan
narkoba disebabkan antara lain karena ingin menghilangkan rasa sakit
atau keletihan.
b. Faktor psikologis
Sebagian besar penyalahgunaan obat dimulai pada masa remaja.
Seseorang dapat terjerumus dalam pemakaian narkoba karena beberapa
alasan antara lain:
- Ingin meningkatkan semangat dan gairah kerja atau juga ingin
meningkatkan keperkasaan atau percaya diri.
- Ingin melepaskan diri dari berbagai beban hidup yang menimpanya
- Ingin melepaskan diri dari kesunyian, kehampaan, atau ingin
mencari hiburan
- Ingin diterima sebagai anggota suatu kelompok karena menganggap
bahwakelompok yang ingin dimasukinya mempunyai tren yang patut
diikuti
- Ingin coba-coba atau ingin mencari pengalaman baru
- Merasa dijauhkan atau diasingkan atau tidak dicintai atau merasa
tidak dihargai.
Pribadi yang lemah atau mudah goyah akan mudah terjerumus dalam
lingkaran peredaran narkoba, karena itu pengenalan dan pengetahuan
13. 13
tentang bahaya narkoba akan menjadi sangat penting untuk menjauhkan
seseorang dari penyalahgunaan narkoba.
2. Faktor Lingkungan
Dari sudut pandang lingkungan, seseorang dapat terjerumus dalam
pemakaian dan pengedaran narkoba karena keadaan sebagai berikut:
- Keluarga yang kurang komunikatif, kurang perhatian, kurang membagi
kasih sayang dan kurangnya penghargaan terhadap sesama anggota
keluarga
- Keluarga yang kurang pengawasannya terhadap sesama anggota keluarga
- Lingkungan sosial yang tidak harmonis dan tidak terikat dengan berbagai
norma seperti norma hukum, agama, susila, dan lain-lain
- Lingkungan yang kurang disiplin, tidak mempunyai tata tertib, tidak
mempunyai sistem pengawasan yang memadai, dan kurangnya sistem
pengamanan lingkungan baik lingkungan pendidikan, lilngkungan kerja,
atau tempat tinggal.
- Pergaulan sebaya yang tidak sehat
- Peraturan atau undang-undang yang tidak tegas sehingga tidakmembuat
jera para pelaku peredaran narkoba
- Lemahnya penegakan hukum oleh para penegak hukum seperti polisi,
hakim, jaksa, bea cukai, dan lain-lain
- Pandangan yang keliru tentang masalah penanggulangan narkoba bahwa
masalah narkoba adalah urusan pemerintah saja
- Fasilitas pelayanan dan rehabilitasi yang mahal bagi korban narkoba
3. Faktor Keberadaan Narkoba
Keberadaan dan ketersediaan narkoba menjadi sangat strategis dalam
menjeruskan seseorang ke dalam dunia narkoba. Seseorang dapat saja
memakai narkoba karena ketersediaan narkoba itu sendiri:
- Narkoba semakin mudah atau dapat dibeli
14. 14
- Harga narkoba yang semakin murah dan semakin dijangkau oleh
masyarakat. Hal ini terjadi juga karena adanya paket hemat dari
kemasan narkoba itu sendiri
- Narkoba semakin banyak baik jenis, cara pemakaian, atau pun bentuk
kemasannya.
- Modus operansu para pelaku tindak pidana narkoba semakin jeli dan
licik sehingga sulit diungkap oleh aparat penegak hukum
- Semakin mudahnya akses internet yang menginformasikan tentang
keberadaan, pembuatan atau peredaran narkoba.
- Perdagangan narkoba dikendalikan oleh sindikat yang kuat dan
profesional
III. Memahami Adiksi sebagai gangguan otak
Zat psikoaktif, khususnya NAPZA, memiliki sifat-sifat khusus terhadap
jaringan otak: bersifat menekan aktifitas fungsi otak (depresan), merangsang
aktifitas fungsi otak (stimulansia) dan mendatangkan halusinasi (halusinogenik).
Karena otak merupakan sentra perilaku manusia, maka interaksi antara NAPZA
(yang masuk ke dalam tubuh manusia) dengan sel-sel saraf otak dapat
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku manusia. Perubahan-perubahan
perilaku tersebut tergantung sifat-sifat dan jenis zat yang masuk ke dalam tubuh.
Otak sendiri dibagi atas daerah-daerah yang memiliki fungsi khusus.2
Otak terdiri atas bermilyar-milyar sel saraf yang disebut neuron. Neuron
tidak hanya berpusat pada jaringan otak, tetapi juga menyebar pada sistem
jaringan saraf tepi atau perifer di seluruh tubuh kita. Neuron memiliki banyak
cabang. Cabang-cabang neuron yang bertugas menerima pesan disebut dendrit
dan yang bertugas mengirim pesan disebut axon. Bila pesan mencapai ujung
akson, maka akan menyebabkan lepasnya sejenis zat kimiawi yang disebut
neurotransmiter. Neurotransmiter berjalan melalui sebuah celah kecil (disebut
celah sinaptik) menuju ke reseptor di ujung saraf dendrit.2
Otak memiliki puluhan neurotransmiter yang masing-masing bertugas
menghantarkan pesan sensasi khusus. Misalnya neurotransmiter Dopamin (DA)
15. 15
menghantarkan pesan sensasi rasa nikmat (senang, enak, euforia, dan gembira).
DA setelah lepas dalam celah sinaptik akan mengikat diri (binding) pada reseptor
khusus yang disebut reseptor Dopamin sehingga orang tersebut merasakan sensasi
rasa nikmat. Di dalam otak terdapat puluhan reseptor-reseptor khusus yang baru
ditemukan dalam bidang kedokteran. Salah satu diantaranya adalah reseptor
opioid. Tubuh manusia sendiri dapat menghasilakn sejenis protein
neurotransmiter yang disebut endorphin. Endorfin mengikat diri pada reseptor
opioid yang kemudian mengirinkan sinyal kepada terminal untuk melepaskan DA.
DA yang lepas akan mengikat diri pada reseptor dopamin sehingga membawa
pesan kenikmatan. Reseptor-reseptor yang berkait pada kenikmatan terdapat pada
area otak yang disebut sentra kenikmatan yang terdapat pada daerah otak yang
bernama nucleus accumbens (NA)-ventral tegmental area (VTA) dan NA-frontal
cortex cerebri. Area tersebut sering dikaitkan dengan sebutan reward pathway.2
Beberapa jenis NAPZA menyusup ke dalam otak karena mereka memiliki
ukuran dan bentuk yang sama dengan natural neurotransmitter. Di dalam otak,
dengan jumlah atau dosis yang tepat, NAPZA tersebut dapat mengunci dari dalam
reseptor dan memulai membangkitkan suatu reaksi berantai pengisian pesan listrik
yang tidak alami yang menyebabkan neuron melepaskan sejumlah besar
neurotransmitter miliknya. Beberapa jenis NAPZA lain mengunci melalui neuron
dengan bekerja mirip pompa sehingga neuro melepaskan lebih banyak
neurotransniter. Ada jenis NAPZA yang menghadang reabsorbsi atau reuptake
sehingga menyebabkan kebanjiran yang tidak alami dari neurotransmiter.2
NAPZA memiliki neurotransmiter yang memiliki sifat khusus sehingga
penggunaan sekaligus berbagai jenis NAPZA dapat mendatangkan kekacauan di
dalam celah sinaptik. Beberapa jenis neurotransmiter tersebut adalah: dopamin
(amfet, kokain, alkohol), serotonin (LSD, alkohol), endorfin (opiat, alkohol),
glutamate (alkohol) dan asetilkholin (nikotin, alkohol).2
Seperti telah disebutkan, riset menunjukkan penggunaan NAPZA yang
lama dan berulang-ulang menyebabkan terjadinya gangguan mekanisme kimiawi
dan fungsi otak (brain chemistry and function) yang bermakna bertanggung
jawab terhadap fungsi generasi, modulasi dan pengendalian perilaku kognitif,
16. 16
emosional, dan sosial. Penyalahgunaan NAPZA dapat mengintervensi fungsi otak
sehingga terjadi gangguan mental-emosional dan perilaku.2
IV. Penanganan dan Rehabilitasi
Pendekatan penanganan untuk zat yang tercakup dalam bagian ini
bervariasi menurut zatnya, pola penyalahgunaan, ketersediaan sistem pendukung
psikososial, dan gambaran individu pasien. Dua tujuan utama penanganan
penyalahgunaan zat telah ditentukan: yang pertama adalah abstinensi zat dan yang
kedua adalah kesejahteraan fisik, psikiatri, serta psikososial pasien. Pada beberapa
kasus, mungkin perlu memulai terapi di unit rawat inap. Meski situasi rawat jalan
lebih disukai dibanding situasi rawat inap, godaan yang tersedia bagi pasien rawat
jalan untuk menggunakan secara berulang mungkin menjadi rintangan yang
terlalu berat untuk memulai terapi. Penanganan rawat inap juga diindikasikan
pada kasus gejala medis atau psikiatri berat, riwayat gagalnya penanganan rawat
jalan, kurangnya dukungan psikososial, atau riwayat penyalahgunaan zat jangka
panjang atau sangat berat. Setelah periode awal detoksifikasi, pasien memerlukan
periode rehabilitas terus-menerus. Sepanjang penanganan, terapi individu,
kelompok, atau keluarga bisa jadi efektif. Edukasi tentang penyalahgunaan zat
serta dukungan terhadap upaya pasien adalah faktor eksternal dalam penanganan.1