Ada tiga strategi pemeriksaan HIV yang digunakan berdasarkan tujuan dan prevalensi HIV di populasi, yaitu: (1) Strategi I menggunakan tes tunggal dengan sensitivitas tinggi untuk donor darah dan transplantasi. (2) Strategi II menggunakan dua tes berbeda untuk diagnosis dan surveilans daerah prevalensi rendah. (3) Strategi III menggunakan tiga tes berbeda untuk diagnosis pasti kasus tidak jelas.
Dokumen tersebut membahas tentang leukosit dan prosedur hitung jenis leukosit. Terdapat 6 jenis utama leukosit yaitu basofil, eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit. Prosedur hitung jenis leukosit meliputi pengambilan contoh darah, pemeriksaan di bawah mikroskop, dan pengelompokkan 100 sel leukosit berdasarkan jenisnya.
Dokumen tersebut membahas pentingnya mutu dalam layanan laboratorium klinik. Mutu hasil pemeriksaan dan layanan yang memenuhi standar dapat meningkatkan kepercayaan pasien dan dokter, serta mendukung kelancaran bisnis laboratorium. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai ukuran mutu seperti akurasi, presisi, sensitivitas, dan spesifisitas; serta penggunaan kontrol kualitas dan aturan Westgard untuk memantau kualitas
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut membahas dua metode untuk mengukur laju endap darah yaitu metode Westergreen dan Wintrobe. Kedua metode melibatkan pengambilan darah vena dan pencampurannya dengan antikoagulan sebelum dimasukkan ke dalam tabung untuk diukur kecepatan endapnya selama satu atau dua jam. Metode Westergreen menggunakan tabung dan rak Westergreen sementara metode Wintrobe menggunakan tabung dan rak Wintrobe
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
Praktikum mikrobiologi blok 17 sistem muskoskeletalSyscha Lumempouw
油
Dokumen tersebut merangkum beberapa materi praktikum mikrobiologi tentang sistem muskuloskeletal, meliputi identifikasi dan uji beberapa jenis bakteri patogen seperti Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Mycobacterium tuberculosis, dan Pseudomonas aeroginosa.
Makalah ini membahas tentang Uji Widal untuk mendeteksi antibodi terhadap Salmonella typhi yang menyebabkan demam tifoid. Uji Widal menggunakan berbagai antigen seperti O, H, Vi, dan OMP untuk mengetahui status infeksi melalui interpretasi hasil uji."
Laporan praktikum ini membahas pengamatan morfologi dan telur 6 spesies cacing parasit yaitu Ascaridia galli, Ascaris lumbricoides, Enterobius vermicularis, Taenia saginata, Raillietina tetragona, dan Fasciola hepatica. Hasilnya menunjukkan perbedaan warna, ukuran, bentuk bibir, ekor, tubuh, dan kelamin antara nematoda, cestoda, dan trematoda.
1) Pemeriksaan feses berguna untuk mendiagnosis penyakit saluran pencernaan. 2) Pemeriksaan meliputi makroskopis dan mikroskopis untuk menilai jumlah, warna, bau, konsistensi, darah, lendir, parasit, dan sel-sel dalam feses. 3) Hasil pemeriksaan dapat menunjukkan kondisi seperti diare, konstipasi, perdarahan, infeksi parasit, dan gangguan pencernaan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur penentuan golongan darah ABO, yang meliputi tujuan pemeriksaan, metode forward dan reverse, pembuatan suspensi sel darah, dan interpretasi hasil reaksi untuk menentukan golongan darah pasien.
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
油
Buku pedoman ini memberikan panduan lengkap tentang pemeriksaan parasit malaria secara mikroskopis dan menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT). Termasuk siklus hidup parasit, gejala klinis, alat dan prosedur pemeriksaan, interpretasi hasil, serta pengelolaan laboratorium malaria. Pedoman ini bertujuan meningkatkan mutu diagnosis malaria di seluruh fasilitas kesehatan.
Imunitas terhadap parasit kompleks dan bervariasi bergantung pada jenis parasitnya. Imunitas bawaan melibatkan fagositosis namun parasit dapat resisten. Imunitas dapatan melibatkan respons Th1 dan Th2 serta antibodi tetapi seringkali tidak mampu mengeliminasi parasit secara utuh sehingga menyebabkan infeksi kronis.
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlmmateripptgc
油
Ringkasan singkat dokumen tentang pemeriksaan antistreptolisin (ASTO) untuk mendeteksi infeksi bakteri Streptococcus yang menyebabkan demam rematik:
1. Pemeriksaan ASTO mengukur kadar antibodi terhadap streptolisin O yang dihasilkan bakteri Streptococcus
2. Cara kerjanya dengan melihat terjadinya aglutinasi antara partikel lateks yang dilapisi streptolisin O dengan serum pasien
3. Hasil positif menandakan adanya infeksi
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
Praktikum mikrobiologi blok 17 sistem muskoskeletalSyscha Lumempouw
油
Dokumen tersebut merangkum beberapa materi praktikum mikrobiologi tentang sistem muskuloskeletal, meliputi identifikasi dan uji beberapa jenis bakteri patogen seperti Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Mycobacterium tuberculosis, dan Pseudomonas aeroginosa.
Makalah ini membahas tentang Uji Widal untuk mendeteksi antibodi terhadap Salmonella typhi yang menyebabkan demam tifoid. Uji Widal menggunakan berbagai antigen seperti O, H, Vi, dan OMP untuk mengetahui status infeksi melalui interpretasi hasil uji."
Laporan praktikum ini membahas pengamatan morfologi dan telur 6 spesies cacing parasit yaitu Ascaridia galli, Ascaris lumbricoides, Enterobius vermicularis, Taenia saginata, Raillietina tetragona, dan Fasciola hepatica. Hasilnya menunjukkan perbedaan warna, ukuran, bentuk bibir, ekor, tubuh, dan kelamin antara nematoda, cestoda, dan trematoda.
1) Pemeriksaan feses berguna untuk mendiagnosis penyakit saluran pencernaan. 2) Pemeriksaan meliputi makroskopis dan mikroskopis untuk menilai jumlah, warna, bau, konsistensi, darah, lendir, parasit, dan sel-sel dalam feses. 3) Hasil pemeriksaan dapat menunjukkan kondisi seperti diare, konstipasi, perdarahan, infeksi parasit, dan gangguan pencernaan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur penentuan golongan darah ABO, yang meliputi tujuan pemeriksaan, metode forward dan reverse, pembuatan suspensi sel darah, dan interpretasi hasil reaksi untuk menentukan golongan darah pasien.
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
油
Buku pedoman ini memberikan panduan lengkap tentang pemeriksaan parasit malaria secara mikroskopis dan menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT). Termasuk siklus hidup parasit, gejala klinis, alat dan prosedur pemeriksaan, interpretasi hasil, serta pengelolaan laboratorium malaria. Pedoman ini bertujuan meningkatkan mutu diagnosis malaria di seluruh fasilitas kesehatan.
Imunitas terhadap parasit kompleks dan bervariasi bergantung pada jenis parasitnya. Imunitas bawaan melibatkan fagositosis namun parasit dapat resisten. Imunitas dapatan melibatkan respons Th1 dan Th2 serta antibodi tetapi seringkali tidak mampu mengeliminasi parasit secara utuh sehingga menyebabkan infeksi kronis.
Pemeriksaan anti sterptolisyn (asto) xi tlmmateripptgc
油
Ringkasan singkat dokumen tentang pemeriksaan antistreptolisin (ASTO) untuk mendeteksi infeksi bakteri Streptococcus yang menyebabkan demam rematik:
1. Pemeriksaan ASTO mengukur kadar antibodi terhadap streptolisin O yang dihasilkan bakteri Streptococcus
2. Cara kerjanya dengan melihat terjadinya aglutinasi antara partikel lateks yang dilapisi streptolisin O dengan serum pasien
3. Hasil positif menandakan adanya infeksi
Dokumen tersebut membahas tentang penemuan kasus, diagnosis, dan terapi HIV. Secara ringkas, dibahas tentang prinsip-prinsip layanan tes HIV seperti persetujuan, kerahasiaan, konseling, hasil tes yang akurat, dan koneksi dengan layanan perawatan. Selanjutnya dibahas tentang penemuan kasus melalui skrining, diagnosis melalui metode tes, dan tindak lanjut hasil tes seperti informasi, rujukan, dan terapi bagi k
4. Nilai Prediktif, Probabilitas Post-test.pptxYusfanDavis1
油
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan nilai prediktif, probabilitas post-test, dan interval rasio kemungkinan dalam diagnosis medis. Metode-metode tersebut digunakan untuk memprediksi kemungkinan pasien menderita penyakit berdasarkan hasil tes diagnostik dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti sensitivitas, spesifisitas, dan prevalensi penyakit."
Dokumen tersebut membahas berbagai metode diagnosis penyakit, termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik, tes diagnostik, dan analisis hasil tes diagnostik seperti sensitivitas, spesifisitas, nilai prediktif, rasio kecenderungan, dan tes ganda. Dokumen ini juga menjelaskan penggunaan analisis keputusan klinis dalam mendiagnosis penyakit.
Randomized Controlled Clinical Trials adalah suatu jenis penelitian epidemiologi dimana subjek dari suatu populasi dikelompokkan secara acak ke dalam grup yang biasa disebut dengan kelompok studi dan kelompok kontrol untuk menerima dan tidak menerima suatu tindakan preventi, terapeutik manuver dan intervensi.
Dokumen tersebut membahas tentang telaah kritis atau penilaian ilmiah terhadap penulisan ilmiah, termasuk menilai validitas dan kegunaan artikel atau jurnal ilmiah. Metode telaah kritis digunakan untuk mengevaluasi uji diagnostik dan hasil penelitian klinik sebelum diimplementasikan dalam praktik klinis.
Dokumen tersebut membahas tentang telaah kritis atau penilaian ilmiah terhadap penulisan ilmiah, termasuk menilai validitas dan kegunaan artikel atau jurnal ilmiah. Metode telaah kritis digunakan untuk mengevaluasi uji diagnostik dan hasil penelitian klinik sebelum diimplementasikan dalam praktik klinis.
El documento presenta una lista de 126 estudiantes de medicina que aprobaron el examen OSCE en febrero de 2018. Los estudiantes est叩n afiliados a varias universidades de Indonesia y cada uno est叩 identificado por su n炭mero de examen, nombre y universidad de origen.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida tubuh, termasuk fungsi, distribusi, perpindahan, gangguan keseimbangan, dan penilaian kebutuhan cairan. Dibahas pula berbagai jenis cairan infus, mekanisme, dan klasifikasi berdasarkan tonisitasnya."
1. Strategi pemeriksaan HIV yang
digunakan adalah serial yaitu sampel
diperiksa dengan uji reagen pertama,
uji pertama menentukan apakah
diperlukan uji selanjutnya.
Pemilihan strategi tergantung 3 faktor :
Tujuan pemeriksaan
Sensitivitas & Spesitifitas reagen
Prevalensi HIV pada populasi yang
di pemeriksaan
Strategi pemeriksaan HIV biasanya
disesuaikan dengan tujuan
pemeriksaannya, mungkin tujuan yang
satu tidak sesuai dengan tujuan yang
lain, yaitu untuk :
Penerima : Keamanan darah
transfusi & jaringan
transplantasi
Individu : Status HIV secara
Klinis (diagnostik)
Masyarakat : Surveilans, besar
masalah
Atas tujuan tersebut di atas, maka
dapat dipilih dan dipergunakan salah
satu dari 3 (tiga) jenis strategi
pemeriksaan HIV, sebagai berikut :
STRATEGI I
Strategi ini dipakai untuk :
Pelayanan transfusi /transplantasi
Surveilans (di daerah prevalensi
tinggi > 10%)
Pemilihan reagensia strategi I,
sensitivitas tertinggi sebaiknya > 99%
Darah di tes dengan Elisa/Rapid Test
yg mempunyai sensitivitas tinggi.
Hasil reaktif dianggap terinfeksi.
Hasil non reaktif tidak terinfeksi.
STRATEGI 1:
Alurpemeriksaan anti-HIVuntukpenyaring darahdonor & transplantasi
TES
A1 positif
Anggap
sebagai
positif
A1 negatif
Anggap
sebagai
negatif
Darah Jangan dipakai !!
STRATEGI II
Strategi II dipakai untuk :
Diagnosis klinik infeksi HIV
Surveilans HIV pada populasi
dgn prevalensi rendah.
Pemilihan reagensia strategi II
(Surveilans) :
- Pertama : Sensitivitas > 99%
- Kedua : Spesifisitas > 98%
Darah di tes dengan Elisa/Rapid Test.
Tes pertama (+), konfirmasi dgn tes
kedua yang berbeda metode &
protein targetnya.
Bila hasil tes kedua berlawanan dgn
tes pertama, diulang dgn tes yang
sama. Bila hasil tetap berlawanan
sampel dianggap tidak dapat
ditentukan.
Pengulangan tes direkomendasikan
untuk mengurangi hasil positif palsu.
Seluruh hasil yg tidak dapat
ditentukan, dilaporkan & dianalisa
secara terpisah pada setiap pelaporan
surveilans tahunan.
STRATEGI II : Alur Pem Anti- HIV untuk Surveilans
positif negatif
TES I positif
TES II positif
TES I positif
TES II negatif
REAKTIF
INDETERMINATE NON-REAKTIF
TES I negatif TES I positif
TES II positif TES II negatif
TES I
TES II
TES I dan TES II
NON REAKTIF
TES I positif
TES II positif
TES I negatif
TES II negatif
STRATEGI III
Strategi III dipakai untuk diagnostik.
Pemilihan reagensia strategi III :
- Pertama : Sensitivitas tertinggi
> 99%
- Kedua : Spesifisitas > 98%
- Ketiga Spesifisitas > 99%
- Berikutnya (ke2&3) : Spesifitas
lebih tinggi dari yang pertama
- Asal antigen atau prinsip
Pemeriksaan berbeda
Sama dengan strategi II, tapi
dilakukan pada seluruh sampel yang
positif, termasuk sampel dengan hasil
yang berlawanan sesudah
pengulangan pemeriksaan.
Ketiga pemeriksaan harus
menggunakan preparasi antigen atau
prinsip tes dari reagen 1,2, dan 3
tidak sama.
Bila salah satu dari ketiga
Pemeriksaan negatif, maka hasil
Pemeriksaan dianggap tidak dapat
ditentukan.
STRATEGI III
positif negatif
TES I positif
TES II positif
TES I positif
TES II negatif
TES I positif
TES II positif
TES I
TES II
UlangTES I danTES II
NON REAKTIF
TES I negatif
TES II negatif
TES I negatif
TES II positif
TESIII
NON REAKTIF
TES I positif
TES II negatif
TES I positif
TES II positif
TES III positif
REAKTIF
TES I positif
TES II positif
TES III negatif
TES I negatif
TES II positif
TES III positif
TES I positif
TES II negatif
TES III positif
INDETERMINATE
TES I positif
TES II negatif
TES III negatif
Risiko tinggi Risiko rendah
Rujuk ke Laboratorium....