Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis berbasis mobile digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kecukupan ruang terbuka hijau publik di Kota Surakarta dengan memetakan, mengklasifikasi, dan menghitung luasan ruang terbuka hijau berdasarkan citra satelit dan survei lapangan untuk mengetahui kondisi sebenarnya dibandingkan dengan rencana penyedia
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi geomatika dan pemanfaatannya di Kementerian Pekerjaan Umum. Geomatika adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan dan publikasi informasi geografis. Kementerian Pekerjaan Umum memanfaatkan geomatika untuk pemetaan, monitoring proyek, inventarisasi aset, dan penyediaan layanan informasi geospasial.
Dokumen tersebut membahas tentang praktikum sistem informasi sumberdaya perairan yang meliputi digitasi peta Jawa Barat menggunakan MapInfo 6.0 dan membuat layout peta Jawa Barat menggunakan ArcView 3.3 untuk memahami fungsi SIG dan simbol-simbol pada peta.
Laporan ini membahas tentang digitasi peta Jawa Barat menggunakan MapInfo 6.0. Tujuannya antara lain untuk mengenal fungsi SIG, melakukan instalasi MapInfo 6.0, dan membuat digitasi peta Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah mengumpulkan data peta, melakukan pengolahan data, dan membuat layer-layer pada MapInfo 6.0.
Evaluasi kesesuaian penggunaan tanah dan tata ruang di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Studi ini bertujuan menganalisis jenis penggunaan tanah yang sesuai dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang serta penyebab ketidaksesuaian dan langkah perbaikannya.
Geografi ekonomi & sistem informasi geografi (sig)jackson lavigne
油
Dokumen tersebut membahas tentang geografi ekonomi dan sistem informasi geografi (SIG). Geografi ekonomi mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup, sedangkan SIG adalah sistem yang menggunakan peta digital untuk menampilkan informasi spasial secara interaktif. SIG dapat digunakan untuk berbagai bidang seperti pengelolaan sumber daya, perencanaan, dan pengawasan bencana alam. Dengan
Dokumen tersebut membahas pentingnya informasi geospatial untuk perencanaan ruang. Informasi geospatial diperlukan untuk merencanakan tujuan dan prioritas masa depan serta mengelola sumber daya. Namun, seringkali data dan informasi yang tersedia belum memenuhi kebutuhan perencanaan karena berbagai masalah seperti keterbatasan anggaran, ketidakterpaduan data, dan kurangnya partisipasi stakeholder.
Jaring Informasi Geospasial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatMgs Zulfikar Rasyidi
油
Simpul Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) bertanggung jawab mengelola data spasial infrastruktur PU-PR seperti jaringan jalan, air minum, bendungan, dan lainnya. Data tersebut dikumpulkan bekerja sama dengan kementerian terkait dan Badan Informasi Geospasial serta disimpan dan disebarluaskan melalui Sistem Informasi Geospasial Nasional.
Peta partisipatif merupakan data primer yang diproduksi oleh masyarakat namun belum difasilitasi oleh pemerintah. Untuk diakui dalam kebijakan satu peta, peta partisipatif perlu standarisasi, landasan hukum, dan penentuan lembaga penanggungjawab. Upaya dilakukan dengan berdialog dengan kementerian terkait untuk mengintegrasikan peta partisipatif dalam perencanaan partisipatif di tingkat daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi sertifikasi lahan menggunakan sistem informasi geografis (SIG) dan citra satelit serta masalah yang terjadi akibat penggunaan data tersebut tanpa melibatkan masyarakat lokal. Dokumen tersebut juga menjelaskan pentingnya memaksimalkan penggunaan data dari kampung untuk mendukung kegiatan pembelajaran bersama di desa serta menganalisis dampak pertambangan di wilayah ter
Merupakan kumpulan karya jurnalis yang mendapat
award pada AJTR 2009. Buku ini menjadi salah satu dokumen AJTR 2009 yang akan dijadikan
bahan sosialisasi kepada para pemangku kepentingan lainnya, termasuk pemerintah daerah,
serta dipublikasikan melalui website (http://www.penataanruang.net).
Sistem Informasi Geografi (SIG) / Geographic Information System (GIS)Deny Sundari Syahrir
油
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Informasi Geografis (SIG) yang merupakan sistem informasi khusus untuk mengelola dan menampilkan data yang memiliki informasi spasial. SIG dapat digunakan untuk berbagai bidang seperti perencanaan wilayah, sumber daya alam, bencana alam, dan telekomunikasi. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen SIG seperti perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia, dan metode yang dig
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang dasar-dasar sistem informasi geografis (GIS) dan penggunaannya untuk monitoring kebakaran hutan. GIS dapat digunakan untuk memantau sebaran titik panas harian, menganalisis potensi kebakaran hutan dan sebab-sebabnya, serta dampaknya terhadap lingkungan sekitar dengan memanfaatkan data satelit, peta, dan atribut lainnya.
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial Dadang Solihin
油
Dokumen tersebut membahas tentang Dr. Dadang Solihin, direktur Bappenas yang memiliki latar belakang pendidikan SE dan MA. Dokumen ini juga menjelaskan tentang materi yang pernah disampaikan Dadang Solihin mengenai data dan informasi pembangunan daerah, perencanaan berbasis data spasial, serta pentingnya dimensi spasial dalam perencanaan pembangunan.
[GEOGRAFI XII IIS 1] Sistem Informasi Geografis/SIG - MAN 2 KOTA SERANGImtihanatq
油
Dokumen tersebut membahas pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) dan komponen-komponennya seperti data, aplikasi, perangkat keras dan lunak, serta manfaat SIG dalam berbagai bidang seperti sumber daya alam, pertanahan, kependudukan, bisnis, dan lingkungan.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang Sistem Informasi Geografis (SIG) yang mencakup biodata penulis, silabus SIG, penjelasan konsep dan komponen SIG seperti data, perangkat keras, perangkat lunak, subsistem, contoh aplikasi SIG di lingkungan Kementerian PUPR, serta saran dan masukan.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan pemetaan digital yang akan diselenggarakan pada tanggal 7-11 Oktober 2014 di Balai Diklat PU Wilayah III Yogyakarta. Pelatihan ini akan membahas tentang definisi pemetaan digital, teknik-teknik pemetaan digital, dan proses pemetaan digital."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG didefinisikan sebagai sistem informasi yang menggunakan komputer untuk mengolah, menganalisis, dan menyajikan data spasial dan atributnya untuk membantu pengambilan keputusan. Dokumen tersebut juga menjelaskan komponen-komponen SIG seperti perangkat keras, perangkat lunak, database, SDM, dan prosedur data serta contoh aplikasinya d
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan One Map Policy yang bertujuan untuk mengintegrasikan peta tematik yang disusun oleh berbagai kementerian/lembaga agar menghasilkan satu peta tematik nasional yang konsisten dan dapat diandalkan. One Map Policy ini didasarkan atas instruksi Presiden untuk hanya memiliki satu peta nasional sebagai acuan tunggal.
Dokumen ini membahas rancangan sistem informasi geografis untuk menyajikan informasi lokasi contoh dan titik pengamatan geologi di Lembar Nangapinoh, Kalimantan Barat. Sistem ini akan menampilkan data geologi seperti komposisi mineral, hasil analisis kimia, fosil, dan peta lokasi titik pengamatan untuk memudahkan Pusat Survei Geologi dalam mengupdate data. Dokumen ini menjelaskan proses pembuatan sistem melalui diagram use case,
Materi 2 fasilitator sosial pemetaan wilayah adatUsil Dekil
油
Bahwa PEMETAAN WILAYAH ADAT merupakan suatu usaha terencana dan dilakukan secara sistimatis untuk mendukung usaha pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat atas RUANG HIDUP dan SUMBERDAYA ALAM yang menjadi aset-aset penghidupannya.
Laporan ini membahas langkah-langkah kerja sistem informasi geografis menggunakan ArcView 3.3, meliputi registrasi peta, masukan data, penyimpanan data, pengolahan data, dan pengeluaran data. Tujuannya adalah memahami proses input, penyimpanan, pengolahan, dan pengeluaran data dalam SIG menggunakan perangkat lunak ArcView 3.3.
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...septianm
油
Dokumen ini menjelaskan prosedur penyelenggaraan pemetaan partisipatif dan pengendalian kualitas peta partisipatif yang melibatkan kelompok masyarakat, fasilitator, dan Badan Informasi Geospasial. Terdapat penjelasan tentang peran, kewajiban, dan hak masing-masing pihak dalam proses pemetaan partisipatif.
Dokumen tersebut membahas pentingnya informasi geospatial untuk perencanaan ruang. Informasi geospatial diperlukan untuk merencanakan tujuan dan prioritas masa depan serta mengelola sumber daya. Namun, seringkali data dan informasi yang tersedia belum memenuhi kebutuhan perencanaan karena berbagai masalah seperti keterbatasan anggaran, ketidakterpaduan data, dan kurangnya partisipasi stakeholder.
Jaring Informasi Geospasial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatMgs Zulfikar Rasyidi
油
Simpul Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) bertanggung jawab mengelola data spasial infrastruktur PU-PR seperti jaringan jalan, air minum, bendungan, dan lainnya. Data tersebut dikumpulkan bekerja sama dengan kementerian terkait dan Badan Informasi Geospasial serta disimpan dan disebarluaskan melalui Sistem Informasi Geospasial Nasional.
Peta partisipatif merupakan data primer yang diproduksi oleh masyarakat namun belum difasilitasi oleh pemerintah. Untuk diakui dalam kebijakan satu peta, peta partisipatif perlu standarisasi, landasan hukum, dan penentuan lembaga penanggungjawab. Upaya dilakukan dengan berdialog dengan kementerian terkait untuk mengintegrasikan peta partisipatif dalam perencanaan partisipatif di tingkat daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi sertifikasi lahan menggunakan sistem informasi geografis (SIG) dan citra satelit serta masalah yang terjadi akibat penggunaan data tersebut tanpa melibatkan masyarakat lokal. Dokumen tersebut juga menjelaskan pentingnya memaksimalkan penggunaan data dari kampung untuk mendukung kegiatan pembelajaran bersama di desa serta menganalisis dampak pertambangan di wilayah ter
Merupakan kumpulan karya jurnalis yang mendapat
award pada AJTR 2009. Buku ini menjadi salah satu dokumen AJTR 2009 yang akan dijadikan
bahan sosialisasi kepada para pemangku kepentingan lainnya, termasuk pemerintah daerah,
serta dipublikasikan melalui website (http://www.penataanruang.net).
Sistem Informasi Geografi (SIG) / Geographic Information System (GIS)Deny Sundari Syahrir
油
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Informasi Geografis (SIG) yang merupakan sistem informasi khusus untuk mengelola dan menampilkan data yang memiliki informasi spasial. SIG dapat digunakan untuk berbagai bidang seperti perencanaan wilayah, sumber daya alam, bencana alam, dan telekomunikasi. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen SIG seperti perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia, dan metode yang dig
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang dasar-dasar sistem informasi geografis (GIS) dan penggunaannya untuk monitoring kebakaran hutan. GIS dapat digunakan untuk memantau sebaran titik panas harian, menganalisis potensi kebakaran hutan dan sebab-sebabnya, serta dampaknya terhadap lingkungan sekitar dengan memanfaatkan data satelit, peta, dan atribut lainnya.
Perencanaan Pembangunan dengan Aplikasi Data Spasial Dadang Solihin
油
Dokumen tersebut membahas tentang Dr. Dadang Solihin, direktur Bappenas yang memiliki latar belakang pendidikan SE dan MA. Dokumen ini juga menjelaskan tentang materi yang pernah disampaikan Dadang Solihin mengenai data dan informasi pembangunan daerah, perencanaan berbasis data spasial, serta pentingnya dimensi spasial dalam perencanaan pembangunan.
[GEOGRAFI XII IIS 1] Sistem Informasi Geografis/SIG - MAN 2 KOTA SERANGImtihanatq
油
Dokumen tersebut membahas pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) dan komponen-komponennya seperti data, aplikasi, perangkat keras dan lunak, serta manfaat SIG dalam berbagai bidang seperti sumber daya alam, pertanahan, kependudukan, bisnis, dan lingkungan.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang Sistem Informasi Geografis (SIG) yang mencakup biodata penulis, silabus SIG, penjelasan konsep dan komponen SIG seperti data, perangkat keras, perangkat lunak, subsistem, contoh aplikasi SIG di lingkungan Kementerian PUPR, serta saran dan masukan.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan pemetaan digital yang akan diselenggarakan pada tanggal 7-11 Oktober 2014 di Balai Diklat PU Wilayah III Yogyakarta. Pelatihan ini akan membahas tentang definisi pemetaan digital, teknik-teknik pemetaan digital, dan proses pemetaan digital."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG didefinisikan sebagai sistem informasi yang menggunakan komputer untuk mengolah, menganalisis, dan menyajikan data spasial dan atributnya untuk membantu pengambilan keputusan. Dokumen tersebut juga menjelaskan komponen-komponen SIG seperti perangkat keras, perangkat lunak, database, SDM, dan prosedur data serta contoh aplikasinya d
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan One Map Policy yang bertujuan untuk mengintegrasikan peta tematik yang disusun oleh berbagai kementerian/lembaga agar menghasilkan satu peta tematik nasional yang konsisten dan dapat diandalkan. One Map Policy ini didasarkan atas instruksi Presiden untuk hanya memiliki satu peta nasional sebagai acuan tunggal.
Dokumen ini membahas rancangan sistem informasi geografis untuk menyajikan informasi lokasi contoh dan titik pengamatan geologi di Lembar Nangapinoh, Kalimantan Barat. Sistem ini akan menampilkan data geologi seperti komposisi mineral, hasil analisis kimia, fosil, dan peta lokasi titik pengamatan untuk memudahkan Pusat Survei Geologi dalam mengupdate data. Dokumen ini menjelaskan proses pembuatan sistem melalui diagram use case,
Materi 2 fasilitator sosial pemetaan wilayah adatUsil Dekil
油
Bahwa PEMETAAN WILAYAH ADAT merupakan suatu usaha terencana dan dilakukan secara sistimatis untuk mendukung usaha pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat atas RUANG HIDUP dan SUMBERDAYA ALAM yang menjadi aset-aset penghidupannya.
Laporan ini membahas langkah-langkah kerja sistem informasi geografis menggunakan ArcView 3.3, meliputi registrasi peta, masukan data, penyimpanan data, pengolahan data, dan pengeluaran data. Tujuannya adalah memahami proses input, penyimpanan, pengolahan, dan pengeluaran data dalam SIG menggunakan perangkat lunak ArcView 3.3.
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...septianm
油
Dokumen ini menjelaskan prosedur penyelenggaraan pemetaan partisipatif dan pengendalian kualitas peta partisipatif yang melibatkan kelompok masyarakat, fasilitator, dan Badan Informasi Geospasial. Terdapat penjelasan tentang peran, kewajiban, dan hak masing-masing pihak dalam proses pemetaan partisipatif.
Dokumen tersebut membahas rencana penyusunan peta dasar dan tematik untuk penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perbatasan Kawasan Strategis Nasional di beberapa lokasi, mencakup pendekatan, metodologi, dan tahapan pelaksanaannya."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi geografis (SIG), mulai dari pengertian SIG menurut para ahli, sejarah perkembangan SIG, komponen-komponen SIG, manfaat SIG, tahapan kerja SIG, kelebihan dan kekurangan SIG, serta kesimpulan bahwa SIG dapat berfungsi sebagai sistem, subsistem, atau supersistem tergantung kondisinya.
Untuk pekerjaan:
Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana
Rinci Tata Ruang (RRTR) Kabupaten Kota
Pada:
Pemerintah Kota Bengkulu
Dinas Pekerjaan Umum & Penataan
Tahun Anggaran 2023Ruang
Proses pemetaan partisipatif melibatkan seluruh masyarakat dalam menentukan tema, tujuan, dan proses pemetaan wilayah mereka untuk kepentingan pengambilan keputusan. Tahapannya meliputi pengumpulan data primer dan sekunder, pembuatan sketsa, fokus group diskusi, pengolahan data menjadi peta dasar dan peta tematik, serta tindak lanjut dengan digitalisasi dan sosialisasi peta.
Dokumen tersebut menjelaskan pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota Kecamatan Tobadak Kabupaten Mamuju Tengah. Metode yang digunakan meliputi identifikasi, inventarisasi, wawancara, survei, dan pengumpulan data. Prosesnya meliputi analisis spasial, partisipatif, dan studi literatur. Hasil akhirnya adalah program aksi pengembangan kawasan. Metodologinya ter
Presentasi ini membahas tentang sistem informasi geografis (GIS) dan penggunaannya. GIS adalah sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data berbasis lokasi yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan mengelola data berbasis lokasi. GIS dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti pertanian, perencanaan kota, lingkungan, dan inventarisasi sumber daya alam. Presentasi ini juga menjelaskan cara men
Bahan Ajar PowerPoint Geografi Kelas 12 (masbabal.com) (1).pptxKurikulumwaSman14
油
Buku panduan geografi untuk SMA/MA kelas XII ini membahas konsep-konsep geografi penting seperti wilayah dan pewilayahan, interaksi desa-kota, pemanfaatan peta dan SIG, serta perbandingan antara negara maju dan berkembang. Buku ini terdiri atas 4 bab yang mencakup berbagai aspek geografi yang relevan bagi pendidikan SMA/MA kelas XII.
Perencanaan Tata Ruang Nasional, Provinsi, Kabupaten/ Kota
Perencanaan tata ruang = spatial planning
Ekspresi geografis yang merupakan cermin lingkup kebijakan yang dibuat di tengah masyarakat, terkait perekonomian, sosial, dan kebudayaan. Perencanaan tata ruang ini adalah wujud struktur ruang dan pola ruang, yang disusun secara nasional, regional, maupun lokal.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan jangka panjang. Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah 20 tahun, dengan peninjauan kembali setiap satu kali dalam 5 tahun.
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Penataan Ruang
油
Dokumen tersebut merangkum proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kabupaten/kota yang meliputi persiapan, pengumpulan data, pengolahan data dan analisis, perumusan konsepsi, dan penyusunan naskah akademis serta peraturan daerah. Proses tersebut melibatkan berbagai pihak dan dilaksanakan selama kurang lebih 12 bulan.
1. Sistem informasi prasarana jalan digunakan untuk mengelola data jalan nasional di Jawa Tengah meliputi perencanaan, pemetaan, dan klasifikasi jalan.
2. Sistem ini mengidentifikasi pengguna seperti pemerintah, bappeda, dinas perhubungan, dan masyarakat umum untuk mengakses data jalan.
3. Databasenya berisi atribut jalan seperti ID, nomor, nama, ruas, fungsi, kondisi, panjang, lebar, dan k
Tata Ruang dan Perencanaan Lingkungan oleh Prof Suratman.pptwidhiesoekarnen1
油
Aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis berbasis
1. APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS
MOBILE UNTUK ANALISA DAN EVALUASI
KECUKUPAN RUANG TERBUKA HIJAU
PUBLIK KOTA SURAKARTA
OLEH:
MAHARDI SETYOSO P.
08/267342/GE/06459
2. Latar Belakang
Wilayah kota merupakan pusat dari segala jenis
aktivitas dan mengalami perkembangan dari
segi politik, sosial,budaya, teknologi, dan
perkembangan fisik
Perkembangan kota memicu eksploitasi
terhadap lingkungan salah satunya adalah alih
fungsi lahan
3. Alih fungsi lahan tanpa memperhatikan keseimbangan
lingkungan dapat menimbulkan masalah antara lain
pencemaran, kerusakan lingkungan, masalah sosial,
bencana, dan ketidaknyamanan hunian
Ruang Terbuka Hijau memiliki fungsi dan peranan
penting dalam menjaga stabilitas pada beberapa aspek
wilayah perkotaan
Pemerintah kota maupun pihak swasta tidak banyak
berani mengembangkan maupun berinvestasi dalam
pengembangan ruang terbuka hijau perkotaan
Latar Belakang
4. Kota Surakarta adalah salah satu kota di Jawa
Tengah yang mengalami perkembangan baik dari
segi sosial, fisik, maupun teknologi secara signifikan
Kota Surakarta berencana mewujudkan kota ramah
lingkungan dengan konsep City of Garden
Penginderaan jauh dan sistem informasi geografis
berbasis mobile dapat memetakan,mengkaji,
menganalisa, dan mengevaluasi kondisi dan
perkembangan ruang terbuka hijau di kota
Surakarta
Latar Belakang
5. Rumusan Masalah
Rencana Detil Tata Ruang Kota Surakarta
telah mengatur dan mengalokasikan
peruntukan luasan Ruang Terbuka Hijau
Publik
Berdasarkan data statistik tata guna lahan
tahun 2010, penggunaan lahan didominasi
oleh permukiman
Tidak banyak penelitian yang mencoba
menganalisa kecukupan ruang terbuka hijau
kota Surakarta
6. Rumusan Masalah
Tidak banyak penelitian yang mencoba
mengevaluasi kondisi vegetasi ruang terbuka
hijau kota Surakarta
Instrumen peta kertas, checklist, yang
dikombinasikan dengan GPS dirasa tidak
cukup efisien dalam mobile mapping,akusisi
data, revisi dan reklasifikasi peta, input dan
manajemen data, serta perhitungan dan
pemodelan saat di lapangan
7. Rumusan Masalah
Citra satelit quickbird yang memiliki resolusi
spasial tinggi memiliki kemampuan dalam
menyadap obyek ruang terbuka hijau publik
Sistem informasi geografis berbasis mobile
memiliki potensi dalam menggantikan
instrumen kertas, checklist, dan GPS dalam
mobile mapping, akusisi data, input dan
manajemen data, serta perhitungan dan
pemodelan data spasial di lapangan
8. Pertanyaan Penelitian
Apakah kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Publik
kota Surakarta sudah terckupi dan sesuai dengan
RDTRK Surakarta
Apakah kondisi vegetasi Ruang Terbuka Hijau
Publik kota Surakarta sudah terawat atau
membutuhkan penanganan khusus
Apakah sistem informasi geografis berbasis
mobile mampu melakukan mobile mapping,akusisi
data, revisi dan reklasifikasi peta, input dan
manajemen data, serta perhitungan dan
pemodelan saat di lapangan dengan lebih efisien
dari instrumen peta kertas, checklist dan GPS
9. Pertanyaan Penelitian
Apakah citra satelit Quickbird mampu
memetakan distribusi dan
mengklasifikasikan obyek ruang terbuka
hijau publik
10. Tujuan Penelitian
Evaluasi kecukupan Ruang Terbuka Hijau
Publik kota Surakarta
Evaluasi kondisi vegetasi Ruang Terbuka
Hijau Publik kota Surakarta
Mengkaji sejauh mana sistem informasi
geografis berbasis mobile berkembang
dan mampu menggantikan instrumen peta
kertas, checklist maupun, GPS
11. Tujuan Penelitian
Memetakan distribusi, klasifikasi, evaluasi
vegetasi dan analisa kecukupan Ruang
Terbuka Hijau Surakarta, serta mengetahui
sejauh mana kemampuan citra quickbird
dalam memetakan obyek Ruang Terbuka
Hijau dengan detil
Sebagai salah satu fasilitas yang dapat
dijadikan pertimbangan oleh Pemda
setempat dalam mengelola Ruang Terbuka
Hijau Publik Surakarta
12. Tinjauan Pustaka
Penginderaan Jauh: Ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang suatu obyek,
daerah atau fenomena melalui sebuah analisis
data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa
kontak langsung dengan obyek, daerah, atau
fenomena yang dikaji (Lilesand & Kiefer, 1979)
Citra Quickbird: Citra yang dihasilkan BGIS yang
terpasang pada satelit Quickbird pada ketinggian
450 km, dengan waktu orbit 93,5 menit dan
periode ulang 1-3,5 hari (Digitalglobe,2006)
13. Tinjauan Pustaka
Interpretasi citra: interpretasi data penginderaan
jauh secara manual maupun digital dengan
mengacu pada prinsip pengenalan obyek pada
citra yang meliputi rona/warna, ukuran, bentuk,
tekstur, pola dan tinggi, bayangan, situs, dan
asosiasi. (Sutanto, 1997)
Sistem Informasi Geografis berbasis Mobile:
merupakan sebuah integrasi cara kerja perangkat
lunak/keras untuk pengaksesan data geospasial
melalui perangkat bergerak via jaringan kabel atau
nirkabel (Ming Hsiang Tsou, 2004)
14. Tinjauan Pustaka
Ruang Terbuka Hijau: merupakan ruang-ruang
dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam
bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area
memanjang/jalur dimana di dalam penggunaannya
lebih bersifat terbuka pada dasarnya tanpa bangunan
( Instruksi Mendagri No. 14 Tahun 1988)
Ruang Terbuka Hijau publik: adalah RTH yang
dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah
kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan
masyarakat secara umum (Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No 5/PRT/M/2008)
15. Tinjauan Pustaka
Kategori RTH Publik:
RTH Taman Kota
Hutan Kota
Sabuk Hijau
RTH Jalur Hijau Jalan
RTH Ruang Pejalan Kaki
RTH Sempadan Rel Kereta Api
RTH Sempadan Sungai
RTH Pemakaman
(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5/PRT/M/2008)
16. Tinjauan Pustaka
Arahan Penyediaan RTH Publik
berdasarkan RDTRK Kota Surakarta
Alokasi penyediaan RTH Publik sebesar
886 hektar atau kurang lebih 20,12 % luas
kota dengan rincian
RTH Taman Kota : 171,41 hektar
RTH Sempadan sungai : 35,69 hektar
RTH Sempadan jalan : 9.73 hektar
17. Tinjauan Pustaka
RTH Rel kereta Api : 75,63 hektar
RTH Hutan Kota: 50,12 hektar
RTH Jalur hijau : 15,68 hektar
RTH Pemakaman : 58,97 hektar
RTH Tanah negara : 39,57 hektar
RTH untuk fungsi tertentu : 73,04 hektar
( BAPPEDA Surakarta, Laporan Penyusunan
Rencana Detil Tata Ruang Kota Kawasan II
Tahun 2012)
18. Kerangka Pemikiran
Kondisi Eksisting RTH
Peran Pemerintah dalam
Pengelolaan RTH ( RDTRK
)
Teknologi Penginderaan
Jauh dengan memanfaatkan
citra satelit resolusi spasial
tinggi dalam menyadap
informasi ruang terbuka
hijau
Kemampuan Sistem
Informasi Geografis dan
Sistem Informasi Georafis
Mobile dalam memetakan,
mengklasifikasiakan, dan
mnghitung luasan ruang
terbuka hijau
Analisa Kebutuhan
Ruang Terbuka Hijau
Kota
Pertambahan
Jumlah Penduduk
Perkembangan
Permukiman dan
Prasaranan Fisik
Alih Fungsi Lahan
Berukurangnya Luasan
RTH
Kondisi Vegetasi
Distribusi, Klasifikasi,
dan Luasan RTH
Analisa Kecukupan
RTH
19. Metode Penelitian
Bahan
1. Citra Satelit Quickbird yang direkam pada
25 April 2006
2. Peta Rupabumi Indonesia skala 1:25.000
tahun 1998 terbitan Bakosurtanal
3. Peta Jaringan Jalan
4. Data statistik kependudukan tahun 2011
5. Rencana Detil Tata Ruang dan Kota
Surakarta tahun 2012
20. Metode Penelitian
Alat
1. Interpretasi dan Pengolahan data :
ArcGIS 9.3
2. Akusisi data di lapangan, kegiatan mobile
mapping, navigasi : Personal Digital
Assistant dan software Arcpad 7
22. Metode Penelitian
Koreksi Citra
Interpretasi secara visual obyek RTH meliputi
klasifikasi dan luasan tentatif:
RTH Taman Kota
Hutan Kota
Sabuk Hijau
RTH Jalur Hijau Jalan
RTH Ruang Pejalan Kaki
RTH Sempadan Rel Kereta Api
RTH Sempadan Sungai
RTH Pemakaman
23. Metode Penelitian
Pembuatan Database untuk diinputkan
pada alat sistem informasi geografis
berbasis mobile
Cek Lapangan (Uji Interpretasi)
Aplikasi Sistem Informasi Geografis
berbasis Mobile
1. Mobile Mapping
2. Akusisi dan Manajemen Basisdata di lapangan
3. Geotangging
24. Metode Penelitian
Analisa Metode
Analisa distribusi, klasifikasi, dan kecukupan
Ruang Terbuka Hijau Publik
Analisa kondisi vegetasi Ruang Terbuka
Hijau Publik dan tindakan penanganan
terhadap vegetasi yang bermasalah
Analisa kemampuan instrumen dan aplikasi
sistem informasi geografis berbasis mobile
26. Hasil yang diharapkan
Peta Distribusi dan Klasifikasi Ruang
Terbuka Hijau Publik
Peta Luasan Eksisting Ruang Terbuka Hijau
Publik
Peta Distribusi vegetasi RTH yang
membutuhkan penanganan khusus
Basisdata digital RTH Publik
Evaluasi terhadap RTH beserta
kesesuaiannya terhada RDTRK
Analisa Kecukupan RTH