Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang dasar-dasar sistem informasi geografis (GIS) dan penggunaannya untuk monitoring kebakaran hutan. GIS dapat digunakan untuk memantau sebaran titik panas harian, menganalisis potensi kebakaran hutan dan sebab-sebabnya, serta dampaknya terhadap lingkungan sekitar dengan memanfaatkan data satelit, peta, dan atribut lainnya.
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSally Indah N
油
Dokumen tersebut membahas analisis permukaan menggunakan ArcGIS untuk mempelajari bentuk permukaan bumi Kabupaten Bandung. Data elevasi DEM diolah menjadi peta kontur, kemiringan lereng, arah lereng, dan iluminasi permukaan untuk memperoleh informasi pola permukaan yang bermanfaat untuk perencanaan wilayah.
Konsep pengelolaan basis data spasial sigTroy Ariesta
油
Dokumen tersebut membahas konsep pengelolaan basis data spasial dalam sistem informasi geografis (SIG). Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa SIG membutuhkan basis data untuk menyimpan dan mengelola data spasial dan atribut. SIG mampu mengelola basis data dengan menggunakan konsep-konsep sistem manajemen basis data (DBMS) seperti skema konseptual, tingkat abstraksi data, dan aturan-aturan enterprise.
Laporan ini membahas proses rektifikasi dan digitasi peta menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Tahapan yang dilakukan meliputi rektifikasi peta untuk menyesuaikan dengan koordinat lapangan, pembuatan layer peta, dan digitasi fitur-fitur peta seperti jalan, sungai, dan batas wilayah. Hasil akhirnya berupa peta administrasi kecamatan yang telah dilengkapi atribut seperti judul, legenda, dan skala. Peta ini menunjukkan kon
Dokumen ini membahas tentang layout peta di ArcGIS 10.0. Ia menjelaskan pengertian SIG dan layout peta, serta langkah-langkah membuat layout peta di ArcGIS 10.0 meliputi penambahan unsur-unsur peta seperti grid, legenda, orientasi, dan mengedit hasil akhir layout.
Seri Panduan Pemetaan Partisipatif No. 2 menjelaskan tentang perencanaan pertemuan warga kampung untuk memperkenalkan pemetaan partisipatif, termasuk cara memfasilitasi pertemuan, mengenalkan konsep pemetaan, dan proses yang harus diikuti hingga mencapai kesepakatan bersama.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinat dan transformasi antara DGN-95 dan SRGI 2013. DGN-95 merupakan datum geodetik nasional 1995 yang digunakan di Indonesia, sedangkan SRGI 2013 merupakan sistem referensi geospasial Indonesia yang memperhitungkan perubahan koordinat terhadap waktu akibat pergerakan lempeng tektonik. Dokumen ini menjelaskan metode transformasi koordinat antara kedua datum tersebut menggunakan model Bursa-Wolf.
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Mega Yasma Adha
油
Laporan praktikum ini membahas tentang penajaman dan interpretasi citra menggunakan perangkat lunak ENVI 5.1. Terdapat pengenalan ENVI, proses interpretasi citra seperti deteksi, identifikasi, dan analisis, serta teknik penajaman citra dan metode interpretasi seperti fishing expedition dan logical search.
Laporan ini membahas georeferencing dalam sistem informasi geografi. Terdapat penjelasan mengenai pengertian SIG dan georeferencing serta langkah-langkah praktik georeferencing dengan membuat titik koordinat, mengimpor ke Google Earth, mengedit titik di ArcMap, dan menyimpan hasilnya. Laporan ini bertujuan untuk mempraktekkan georeferencing dalam memetakan data spasial.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang geologi dan geomorfologi sebagian pulau Jawa. Terdapat beberapa zona utama yaitu zona utara, tengah, dan selatan dengan karakteristik berbeda. Juga dijelaskan beberapa kompleks gunung api seperti Gunung Merapi, Lawu, Wilis, Arjuno, Tengger, Iyang, dan Ijen beserta ciri geologi masing-masing.
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
油
Dokumen ini memberikan tiga metode untuk membuat hillshade per kabupaten dari data digital elevasi model (DEM) pulau atau provinsi menggunakan ArcGIS. Metode pertama menggunakan toolbar Image Analysis, metode kedua menggunakan alat Clip Raster, dan metode ketiga melakukan batch clipping untuk memotong DEM menjadi banyak layer hillshade per kabupaten sekaligus.
Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknologi untuk memperoleh informasi tentang objek, wilayah atau fenomena tanpa kontak langsung menggunakan alat. Dokumen ini menjelaskan prinsip dasar penginderaan jauh termasuk spektrum elektromagnetik, interaksi gelombang dengan atmosfer dan target, sumber energi, dan jenis sensor. Metode interpretasi visual dan klasifikasi citra dijital juga diuraikan.
Teks tersebut membahas tentang perkembangan ilmu penginderaan jauh khususnya dalam menganalisis vegetasi menggunakan teknologi satelit dan algoritma NDVI. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui luas dan kerapatan vegetasi mangrove di Sinjai menggunakan data Landsat 7 dan 8 serta melakukan pemetaan indeks vegetasi."
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan pemetaan digital yang akan diselenggarakan pada tanggal 7-11 Oktober 2014 di Balai Diklat PU Wilayah III Yogyakarta. Pelatihan ini akan membahas tentang definisi pemetaan digital, teknik-teknik pemetaan digital, dan proses pemetaan digital."
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing JalanSally Indah N
油
Laporan ini membahas pembuatan peta lereng berdasarkan data peta kontur untuk memenuhi tugas kuliah. Terdapat penjelasan mengenai tujuan, alat, bahan, kajian literatur tentang pengertian lereng dan peta lereng, langkah pembuatan peta lereng melalui perhitungan persentase kemiringan, dan kesimpulan bahwa peta kontur dapat dijadikan acuan pembuatan peta lereng dengan menggunakan warna yang sesuai dengan tingkat ke
Dokumen ini membahas proses SIG (Sistem Informasi Geografis) yang terdiri dari 3 tahapan yaitu:
1) Input data, yakni tahap pengumpulan dan penyiapan data spasial dan atribut dari berbagai sumber seperti citra satelit, data lapangan, peta, dan statistik.
2) Pengolahan data, dimana data diubah menjadi format digital untuk disimpan di database SIG. Tekniknya meliputi digitasi, scanning, dan modifikasi data.
3) Output data
Dokumen ini membahas tentang layout peta di ArcGIS 10.0. Ia menjelaskan pengertian SIG dan layout peta, serta langkah-langkah membuat layout peta di ArcGIS 10.0 meliputi penambahan unsur-unsur peta seperti grid, legenda, orientasi, dan mengedit hasil akhir layout.
Seri Panduan Pemetaan Partisipatif No. 2 menjelaskan tentang perencanaan pertemuan warga kampung untuk memperkenalkan pemetaan partisipatif, termasuk cara memfasilitasi pertemuan, mengenalkan konsep pemetaan, dan proses yang harus diikuti hingga mencapai kesepakatan bersama.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinat dan transformasi antara DGN-95 dan SRGI 2013. DGN-95 merupakan datum geodetik nasional 1995 yang digunakan di Indonesia, sedangkan SRGI 2013 merupakan sistem referensi geospasial Indonesia yang memperhitungkan perubahan koordinat terhadap waktu akibat pergerakan lempeng tektonik. Dokumen ini menjelaskan metode transformasi koordinat antara kedua datum tersebut menggunakan model Bursa-Wolf.
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Mega Yasma Adha
油
Laporan praktikum ini membahas tentang penajaman dan interpretasi citra menggunakan perangkat lunak ENVI 5.1. Terdapat pengenalan ENVI, proses interpretasi citra seperti deteksi, identifikasi, dan analisis, serta teknik penajaman citra dan metode interpretasi seperti fishing expedition dan logical search.
Laporan ini membahas georeferencing dalam sistem informasi geografi. Terdapat penjelasan mengenai pengertian SIG dan georeferencing serta langkah-langkah praktik georeferencing dengan membuat titik koordinat, mengimpor ke Google Earth, mengedit titik di ArcMap, dan menyimpan hasilnya. Laporan ini bertujuan untuk mempraktekkan georeferencing dalam memetakan data spasial.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang geologi dan geomorfologi sebagian pulau Jawa. Terdapat beberapa zona utama yaitu zona utara, tengah, dan selatan dengan karakteristik berbeda. Juga dijelaskan beberapa kompleks gunung api seperti Gunung Merapi, Lawu, Wilis, Arjuno, Tengger, Iyang, dan Ijen beserta ciri geologi masing-masing.
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
油
Dokumen ini memberikan tiga metode untuk membuat hillshade per kabupaten dari data digital elevasi model (DEM) pulau atau provinsi menggunakan ArcGIS. Metode pertama menggunakan toolbar Image Analysis, metode kedua menggunakan alat Clip Raster, dan metode ketiga melakukan batch clipping untuk memotong DEM menjadi banyak layer hillshade per kabupaten sekaligus.
Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknologi untuk memperoleh informasi tentang objek, wilayah atau fenomena tanpa kontak langsung menggunakan alat. Dokumen ini menjelaskan prinsip dasar penginderaan jauh termasuk spektrum elektromagnetik, interaksi gelombang dengan atmosfer dan target, sumber energi, dan jenis sensor. Metode interpretasi visual dan klasifikasi citra dijital juga diuraikan.
Teks tersebut membahas tentang perkembangan ilmu penginderaan jauh khususnya dalam menganalisis vegetasi menggunakan teknologi satelit dan algoritma NDVI. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui luas dan kerapatan vegetasi mangrove di Sinjai menggunakan data Landsat 7 dan 8 serta melakukan pemetaan indeks vegetasi."
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan pemetaan digital yang akan diselenggarakan pada tanggal 7-11 Oktober 2014 di Balai Diklat PU Wilayah III Yogyakarta. Pelatihan ini akan membahas tentang definisi pemetaan digital, teknik-teknik pemetaan digital, dan proses pemetaan digital."
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing JalanSally Indah N
油
Laporan ini membahas pembuatan peta lereng berdasarkan data peta kontur untuk memenuhi tugas kuliah. Terdapat penjelasan mengenai tujuan, alat, bahan, kajian literatur tentang pengertian lereng dan peta lereng, langkah pembuatan peta lereng melalui perhitungan persentase kemiringan, dan kesimpulan bahwa peta kontur dapat dijadikan acuan pembuatan peta lereng dengan menggunakan warna yang sesuai dengan tingkat ke
Dokumen ini membahas proses SIG (Sistem Informasi Geografis) yang terdiri dari 3 tahapan yaitu:
1) Input data, yakni tahap pengumpulan dan penyiapan data spasial dan atribut dari berbagai sumber seperti citra satelit, data lapangan, peta, dan statistik.
2) Pengolahan data, dimana data diubah menjadi format digital untuk disimpan di database SIG. Tekniknya meliputi digitasi, scanning, dan modifikasi data.
3) Output data
Teks tersebut membahas tentang theodolit, alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dan sudut mendatar serta sudut tegak dengan ketelitian tinggi. Dibahas pula bagian-bagian, jenis, dan cara kerja theodolit beserta kesalahan yang mungkin terjadi saat pengukuran.
Theodolit adalah alat ukur yang dapat mengukur sudut horisontal dan vertikal dengan tingkat akurasi tinggi. Ia terdiri dari teropong, piringan skala horisontal dan vertikal, serta bagian-bagian lain untuk membaca dan mengunci sudut. Theodolit digunakan dalam survei untuk mengukur relief tanah dan menentukan posisi geografis dengan tepat.
Laporan ini menjelaskan praktikum pengukuran tanah menggunakan alat theodolit untuk mengukur beda tinggi dan jarak kontur. Mahasiswa belajar cara mengoperasikan theodolit di lapangan dan mengolah data pengukuran untuk gambar profil lapangan. Mereka melakukan pengukuran di dua titik dan mendapatkan beda tinggi dan jarak antara titik-titik tersebut.
Teks tersebut berisi contoh-contoh soal latihan ilmu ukur tanah yang meliputi hitungan back azimut, back bearing, hubungan antara azimut dan bearing, true bearing, azimut kaki-kaki poligon, jarak, sudut dalam, dan koordinat titik-titik pada poligon terbuka dan tertutup. Secara keseluruhan teks tersebut memberikan penjelasan tentang konsep-konsep dasar dalam ilmu ukur tanah beserta contoh soal latihannya.
Sistem Informasi Geografis adalah perangkat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, menganalisis, dan menyajikan data spasial bergeoreferensi dengan menggunakan teknologi komputer. SIG bekerja dengan dua format data utama, yaitu vektor dan raster, dan meliputi 5 tahapan proses mulai dari input, manipulasi, manajemen data, query dan analisis, hingga visualisasi. SIG telah banyak diaplikasikan oleh berbagai instansi p
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data yang terkait dengan permukaan bumi. SIG membutuhkan perangkat keras, perangkat lunak, dan manusia untuk mengoperasikannya. SIG dapat digunakan untuk berbagai aplikasi seperti perencanaan, lingkungan, dan pertanahan."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang data spasial, data raster, dan data vektor sebagai bentuk representasi data dalam sistem informasi geografis.
SIG didefinisikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, menganalisis, dan menghasilkan data atau informasi geospatial yang berhubungan lokasi untuk mendukung pengambilan keputusan perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas perkotaan, dan catatan administratif lainnya. SIG mampu mengintegrasikan data spas
Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola informasi spasial menggunakan komputer. Komponen utamanya adalah sistem komputer, data geospatial, dan pengguna. SIG berguna untuk analisis lingkungan, perencanaan, dan pengambilan keputusan dengan memperhatikan faktor spasial dan hubungan antar objek di wilayah tertentu.
Review komponen gis dan data collection082393805433
油
Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan ArcGIS 10 untuk memetakan Stadion Utama Kaltim. SIG adalah sistem informasi yang menggabungkan data grafis dan atribut yang terkait secara geografis. ArcGIS 10 memiliki fitur-fitur seperti Table of Contents untuk mengelola layer, ArcToolbox untuk alat analisis, dan pencarian untuk mencari data spasial dan proyek. SIG digunakan untuk memetakan letak dan kapasitas Stadion Utama Kalt
Sistem Informasi Geografi (SIG) / Geographic Information System (GIS)Deny Sundari Syahrir
油
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Informasi Geografis (SIG) yang merupakan sistem informasi khusus untuk mengelola dan menampilkan data yang memiliki informasi spasial. SIG dapat digunakan untuk berbagai bidang seperti perencanaan wilayah, sumber daya alam, bencana alam, dan telekomunikasi. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen SIG seperti perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia, dan metode yang dig
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer yang dirancang untuk menangkap, menyimpan, mengelola, menganalisis, dan menampilkan semua jenis informasi yang berhubungan dengan lokasi geografis. SIG terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, personel, dan metode yang saling terintegrasi.
2. Outline Presentation
- Pengertian GIS
- Data Spasial
- Sumber Data Spasial
- Peta dan Proyeksi peta
- Penyimpanan data GIS dan
Geoprocessing
3. Definisi
Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG) :
- Sistem informasi yang berbasis data geografis
- Kumpulan dari beberapa komponen yang terintegrasi dan
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
Definisi sederhana SIG
Geografi (titik, garis, poligon) + Data (Informasi bisnis)
Data + Geography =
4. Data Spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG
merupakan data spasial, data yang berorientasi
geografis. Data ini memiliki sistem koordinat tertentu
sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua
bagian penting yang berbeda dari data lain, yaitu
informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif
(atribut).
1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu
koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) dan
koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan
proyeksi.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi nonspasial,
suatu lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang
berkaitan dengannya. Contoh jenis vegetasi, populasi,
luasan, kode pos, dan sebagainya.
5. Tipe Data GIS
Vector (Point, polygon, and
line)
Raster (or Grid)
Attribute
Image
6. RASTER DAN VEKTOR
Format data yang diolah dalam GIS dapat berupa data vector
(mempunyai nilai arah, koordinat, dan warna yang resolusinya
dalam GIS tergantung skala peta masukan) dan raster (berupa
grid yang resolusinya tergantung pixel - picture element, nilai
dari data raster tergantung pada pixel, koordinat pixel dan
intensitas warna). Data vector dapat berasal dari hasil
pengukuran di lapangan, baik melalui GPS maupun theodolith,
atau digitasi dari peta, sedang data raster antara lain berupa
citra satelit, foto udara, atau hasil scanning.
8. Sumber Data Spasial
1. Peta Analog
Peta analog yaitu peta dalam bentuk cetak. Seperti peta
topografi, peta tanah dan sebagainya. Umumnya peta
analog dibuat dengan teknik kartografi, dan
kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti
koordinat, skala, arah mata angin, dan sebagainya.
2. Data Sistem Penginderaan Jauh
Data penginderaan jauh, seperti hasil citra satelit, foto-
udara dan sebagainya, merupakan sumber data yang
terpenting bagi SIG. Karena ketersediaan data secara
berkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya
bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan
spesifikasi masing-masing, kita bisa memperoleh
berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan
pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam
9. 3. Data Hasil Pengukuran Lapangan
Data pengukuran lapangan merupakan data
yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan
tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan
sumber data atribut, contohnya batas
administrasi, batas kepemilikan lahan, batas
persil, batas hak pengusahaan hutan, dan lain-
lain.
4. Data GPS (Global Positioning
System)
Teknologi GPS memberikan terobosan
penting dalam menyediakan data bagi
SIG. Keakuratan pengukuran GPS
semakin tinggi dengan berkembangnya
teknologi. Data ini biasanya
direpresentasikan dalam format vektor.
10. Data Penginderaan Jauh / Citra Satelit
Modis
1200 x 1200 km extent
250-1000 m resolution
LandSat ETM+
185 x 185 km
30 m resolution
Aster
63 x 63 km extent
15, 30 m resolution
Quickbird
16.5 x 16.5 km extent
2.4, 0.6 m resolution
11. PETA
Peta dapat didefiniskan sebagai suatu alat penyajian
secara grafis tentang penyebaran kenampakan-
kenampakan geografis atau fenomena yang ada pada
permukaan atau di dalam bumi.
Data spasial yang ada dalam peta mengandung
informasi tentang daerah yang disajikan, yaitu informasi
tentang posisi geografis pada permukaan
bumi, hubungan antara berbagai kenampakan, jenis dan
nama kenampakan, dll.
Peta Topografi, Peta Tematik dan Peta Dasar
Jenis peta secara garis besar hanya ada dua. Peta
topografi dan peta tematik. Peta topografi bersifat umum
sehingga penyajiannya tidak menonjolkan satu aspek,
sedang pada peta tematik penyajiannya dengan
menonjolkan tema/topik sesuai dengan judul peta itu
sendiri.
12. Skala Peta
Skala peta adalah angka pengecilan yang digunakan
untuk dapat menyajikan sebagian permukaan bumi di
atas peta. Skala peta dirumuskan sebagai perbandingan
antara jarak di peta dengan jarak di permukaan bumi
14. Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah suatu sistem penyajian permukaan
bumi pada bidang datar, dua dimensi.
Data dalam GIS sebaiknya digambarkan dengan menggunakan proyeksi yang
sama. Suatu GIS biasanya mendukung beberapa sistem proyeksi dan
mempunyai kemampuan untuk mentransformasikan satu proyeksi ke sistem
proyeksi lainnya. Sistem proyeksi yang paling umum dipakai dalam pemetaan
adalah sistem UTM (Universal Transverse Mercator). Sistem proyeksi UTM
adalah sistem koordinat bidang yang didasarkan pada system transverse
mercator. Proyeksi dalam sistem ini permukaan bumi dibagi menjadi 60 zone
yang masing-masing selebar 6 derajat pada garis bujur (longitude). Setiap
zone dinomori, kemudian dilakukan pembagian setinggi 8 derajat pada garis
lintang (latitude) yang diberi dengan kode huruf.
16. PENYIMPANAN DATA GEOGRAFI
Database peta digital terdiri dari dua jenis informasi :
1. spasial (geometri/feature) dan deskriptif (atribut).
2. Informasi ini disimpan sebagai rangkaian file pada
komputer dan berisi salah satu informasi spasial atau
informasi deskriptif mengenai feature peta.
Kekuatan GIS terletak pada keterkaitan dua jenis
data ini dan pada pemeliharaan hubungan spasial di
antara feature peta.
17. Kemampuan GIS
Mampu melakukan visualisasi data secara geografis (peta)
Mampu melakukan updating data
Mampu melakukan analisis baik secara spasial maupun
temporal
Mampu melakukan pelaporan
Capture Customers
Store
Buildings
Query
Analyze
Display
Reality
Output
18. QUERY
Query atau pencarian di dalam GIS dapat dilakukan
melalui atribut yang secara otomatis featurenya juga
akan terpilih (terseleksi), sebaliknya pencarian dapat
dilakukan melalui feature yang pada akhirnya juga
akan memilih atribut dari feature terpilih. Misalnya,
melalui feature dapat dilakukan analisis keruangan
menyangkut jarak.
GEOPROCESSING
Gambar-gambar berikut menunjukan beberapa jenis
operasi overlay yang sering juga disebut sebagai
geoprocessing atau dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan sebagai tumpang susun atau tumpang
tindih. Geoprocessing ini merupakan kekuatan GIS yang
tidak terdapat di sistem informasi lainnya.
19. Contoh Buffer : Input, proses dan outputnya
Contoh Union : Input Data, Union Data dan Output Data
20. Contoh Identity : Input Data, Identity Data
dan Output Data
Contoh Clip Data : Input Data, Clip Data, dan Output Data
22. APLIKASI SIG UNTUK MONITORING
KEBAKARAN HUTAN
Memantau sebaran titik panas harian
Menganalisis potensi kebakaran hutan dari data hotspot
Menganalisis lokasi Sebaran hotspot berdasarkan
thematik tertentu (administrasi, Penggunaan lahan dll)
Menganalisis sebab kebakaran dan dampak kebakaran
hutan terhadap wilayah sekitarnya.
23. Proses analisis dan monitoring hotspot
MODIS active fire data
Kondisi Cuaca
Download text file sebaran hotspot dan Musim
Proses generate
text file ke shapefile Kejadian kebakaran
Hotspot harian, Analisis
Sebaran Hotspot mingguan, Bulanan Penyebab Kebakaran
Konsesi perkebunan Situasi kabut asap
Batas Provinsi Batas kabupaten
dan HPH
Kegiatan terkait
Analisis Sebaran
Analisis Sebaran Analisis Sebaran
Hotspot
Hotspot Hotspot
Kabupaten
Provinsi Di kawasan Konsesi