Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang dasar-dasar sistem informasi geografis (GIS) dan penggunaannya untuk monitoring kebakaran hutan. GIS dapat digunakan untuk memantau sebaran titik panas harian, menganalisis potensi kebakaran hutan dan sebab-sebabnya, serta dampaknya terhadap lingkungan sekitar dengan memanfaatkan data satelit, peta, dan atribut lainnya.
2. Outline Presentation
- Pengertian GIS
- Data Spasial
- Sumber Data Spasial
- Peta dan Proyeksi peta
- Penyimpanan data GIS dan
Geoprocessing
3. Definisi
Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG) :
- Sistem informasi yang berbasis data geografis
- Kumpulan dari beberapa komponen yang terintegrasi dan
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
Definisi sederhana SIG
Geografi (titik, garis, poligon) + Data (Informasi bisnis)
Data + Geography =
4. Data Spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG
merupakan data spasial, data yang berorientasi
geografis. Data ini memiliki sistem koordinat tertentu
sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua
bagian penting yang berbeda dari data lain, yaitu
informasi lokasi (spasial) dan informasi deskriptif
(atribut).
1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu
koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) dan
koordinat XYZ, termasuk diantaranya informasi datum dan
proyeksi.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi nonspasial,
suatu lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang
berkaitan dengannya. Contoh jenis vegetasi, populasi,
luasan, kode pos, dan sebagainya.
5. Tipe Data GIS
Vector (Point, polygon, and
line)
Raster (or Grid)
Attribute
Image
6. RASTER DAN VEKTOR
Format data yang diolah dalam GIS dapat berupa data vector
(mempunyai nilai arah, koordinat, dan warna yang resolusinya
dalam GIS tergantung skala peta masukan) dan raster (berupa
grid yang resolusinya tergantung pixel - picture element, nilai
dari data raster tergantung pada pixel, koordinat pixel dan
intensitas warna). Data vector dapat berasal dari hasil
pengukuran di lapangan, baik melalui GPS maupun theodolith,
atau digitasi dari peta, sedang data raster antara lain berupa
citra satelit, foto udara, atau hasil scanning.
8. Sumber Data Spasial
1. Peta Analog
Peta analog yaitu peta dalam bentuk cetak. Seperti peta
topografi, peta tanah dan sebagainya. Umumnya peta
analog dibuat dengan teknik kartografi, dan
kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti
koordinat, skala, arah mata angin, dan sebagainya.
2. Data Sistem Penginderaan Jauh
Data penginderaan jauh, seperti hasil citra satelit, foto-
udara dan sebagainya, merupakan sumber data yang
terpenting bagi SIG. Karena ketersediaan data secara
berkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya
bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan
spesifikasi masing-masing, kita bisa memperoleh
berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan
pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam
9. 3. Data Hasil Pengukuran Lapangan
Data pengukuran lapangan merupakan data
yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan
tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan
sumber data atribut, contohnya batas
administrasi, batas kepemilikan lahan, batas
persil, batas hak pengusahaan hutan, dan lain-
lain.
4. Data GPS (Global Positioning
System)
Teknologi GPS memberikan terobosan
penting dalam menyediakan data bagi
SIG. Keakuratan pengukuran GPS
semakin tinggi dengan berkembangnya
teknologi. Data ini biasanya
direpresentasikan dalam format vektor.
10. Data Penginderaan Jauh / Citra Satelit
Modis
1200 x 1200 km extent
250-1000 m resolution
LandSat ETM+
185 x 185 km
30 m resolution
Aster
63 x 63 km extent
15, 30 m resolution
Quickbird
16.5 x 16.5 km extent
2.4, 0.6 m resolution
11. PETA
Peta dapat didefiniskan sebagai suatu alat penyajian
secara grafis tentang penyebaran kenampakan-
kenampakan geografis atau fenomena yang ada pada
permukaan atau di dalam bumi.
Data spasial yang ada dalam peta mengandung
informasi tentang daerah yang disajikan, yaitu informasi
tentang posisi geografis pada permukaan
bumi, hubungan antara berbagai kenampakan, jenis dan
nama kenampakan, dll.
Peta Topografi, Peta Tematik dan Peta Dasar
Jenis peta secara garis besar hanya ada dua. Peta
topografi dan peta tematik. Peta topografi bersifat umum
sehingga penyajiannya tidak menonjolkan satu aspek,
sedang pada peta tematik penyajiannya dengan
menonjolkan tema/topik sesuai dengan judul peta itu
sendiri.
12. Skala Peta
Skala peta adalah angka pengecilan yang digunakan
untuk dapat menyajikan sebagian permukaan bumi di
atas peta. Skala peta dirumuskan sebagai perbandingan
antara jarak di peta dengan jarak di permukaan bumi
14. Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah suatu sistem penyajian permukaan
bumi pada bidang datar, dua dimensi.
Data dalam GIS sebaiknya digambarkan dengan menggunakan proyeksi yang
sama. Suatu GIS biasanya mendukung beberapa sistem proyeksi dan
mempunyai kemampuan untuk mentransformasikan satu proyeksi ke sistem
proyeksi lainnya. Sistem proyeksi yang paling umum dipakai dalam pemetaan
adalah sistem UTM (Universal Transverse Mercator). Sistem proyeksi UTM
adalah sistem koordinat bidang yang didasarkan pada system transverse
mercator. Proyeksi dalam sistem ini permukaan bumi dibagi menjadi 60 zone
yang masing-masing selebar 6 derajat pada garis bujur (longitude). Setiap
zone dinomori, kemudian dilakukan pembagian setinggi 8 derajat pada garis
lintang (latitude) yang diberi dengan kode huruf.
16. PENYIMPANAN DATA GEOGRAFI
Database peta digital terdiri dari dua jenis informasi :
1. spasial (geometri/feature) dan deskriptif (atribut).
2. Informasi ini disimpan sebagai rangkaian file pada
komputer dan berisi salah satu informasi spasial atau
informasi deskriptif mengenai feature peta.
Kekuatan GIS terletak pada keterkaitan dua jenis
data ini dan pada pemeliharaan hubungan spasial di
antara feature peta.
17. Kemampuan GIS
Mampu melakukan visualisasi data secara geografis (peta)
Mampu melakukan updating data
Mampu melakukan analisis baik secara spasial maupun
temporal
Mampu melakukan pelaporan
Capture Customers
Store
Buildings
Query
Analyze
Display
Reality
Output
18. QUERY
Query atau pencarian di dalam GIS dapat dilakukan
melalui atribut yang secara otomatis featurenya juga
akan terpilih (terseleksi), sebaliknya pencarian dapat
dilakukan melalui feature yang pada akhirnya juga
akan memilih atribut dari feature terpilih. Misalnya,
melalui feature dapat dilakukan analisis keruangan
menyangkut jarak.
GEOPROCESSING
Gambar-gambar berikut menunjukan beberapa jenis
operasi overlay yang sering juga disebut sebagai
geoprocessing atau dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan sebagai tumpang susun atau tumpang
tindih. Geoprocessing ini merupakan kekuatan GIS yang
tidak terdapat di sistem informasi lainnya.
19. Contoh Buffer : Input, proses dan outputnya
Contoh Union : Input Data, Union Data dan Output Data
20. Contoh Identity : Input Data, Identity Data
dan Output Data
Contoh Clip Data : Input Data, Clip Data, dan Output Data
22. APLIKASI SIG UNTUK MONITORING
KEBAKARAN HUTAN
Memantau sebaran titik panas harian
Menganalisis potensi kebakaran hutan dari data hotspot
Menganalisis lokasi Sebaran hotspot berdasarkan
thematik tertentu (administrasi, Penggunaan lahan dll)
Menganalisis sebab kebakaran dan dampak kebakaran
hutan terhadap wilayah sekitarnya.
23. Proses analisis dan monitoring hotspot
MODIS active fire data
Kondisi Cuaca
Download text file sebaran hotspot dan Musim
Proses generate
text file ke shapefile Kejadian kebakaran
Hotspot harian, Analisis
Sebaran Hotspot mingguan, Bulanan Penyebab Kebakaran
Konsesi perkebunan Situasi kabut asap
Batas Provinsi Batas kabupaten
dan HPH
Kegiatan terkait
Analisis Sebaran
Analisis Sebaran Analisis Sebaran
Hotspot
Hotspot Hotspot
Kabupaten
Provinsi Di kawasan Konsesi