Proposal terapi aktivitas kelompok perawatan diri pada pasien dengan masalah defisit perawatan diri di RSJ Provinsi Lampung bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien akan pentingnya perawatan diri secara maksimal melalui kegiatan berdandan dan berhias. Terapi akan diikuti oleh pasien kooperatif tanpa perilaku agresif dan dilaksanakan selama dua sesi untuk memperkenalkan diri dan alat berdandan serta manfaatnya.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep luka dan jenis-jenis penutupan luka. Luka didefinisikan sebagai gangguan pada kulit atau organ tubuh lainnya, dan dibedakan menjadi luka terbuka dan tertutup. Luka diklasifikasikan berdasarkan tingkat kontaminasi, kedalaman, luasnya, dan waktu penyembuhan. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan penyembuhan luka, faktor yang mempeng
Dokumen tersebut membahas tentang tiga hal utama: (1) pengertian dan etiologi tuberkulosis paru, (2) manifestasi klinis dan diagnosisnya, (3) penatalaksanaan dan perawatan keperawatan untuk pasien dengan tuberkulosis paru.
Dokumen ini membahas tentang HIV/AIDS, termasuk penyebabnya (virus HIV), gejala-gejalanya, cara penularannya, kelompok berisiko, diagnosis, pencegahannya, serta cara hidup positif bagi penderita HIV/AIDS.
Laporan ini membahas asuhan keperawatan pada klien amputasi. Mencakup pengertian amputasi sebagai pemotongan sebagian anggota tubuh, penyebabnya seperti trauma dan penyakit vaskular, tanda dan gejalanya seperti nyeri dan keterbatasan gerak, serta penanganannya seperti balutan dan pencegahan infeksi.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan berkurangnya massa dan kekuatan tulang sehingga resiko patah tulang meningkat. Osteoporosis dapat terjadi akibat berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, genetik, gaya hidup, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Gejalanya antara lain nyeri tulang, penurunan tinggi badan, dan patah tulang pada tulang-tul
Dokumen tersebut membahas tentang tanda-tanda infeksi yang dapat dirasakan seperti nyeri, panas, pembengkakan, kemerahan, perubahan fungsi jaringan, dan timbulnya nanah. Tanda-tanda tersebut muncul karena respon tubuh berupa peningkatan aliran darah ke area infeksi untuk melawan patogen penyebab infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia akut limfoblastik (ALL) yang merupakan salah satu jenis kanker darah yang umumnya terjadi pada anak-anak. Dokumen menjelaskan gejala klinis ALL seperti demam, letargi, limfadenopati, hepatosplenomegali, serta penatalaksanaan medisnya yang meliputi kemoterapi. Dokumen juga membahas diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi untuk pasien
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai strategi pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa untuk beberapa gangguan jiwa seperti perilaku kekerasan, isolasi sosial, harga diri rendah, halusinasi, defisit perawatan diri, waham, dan resiko bunuh diri. Strategi pelaksanaan tersebut terdiri dari beberapa tahap seperti orientasi, kerja, dan terminasi dengan tujuan mengidentifikasi masalah, melakukan latihan, dan
Dibawah ini adalah contoh Soal ukom perawat dan kunci jawaban.
1. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena mengalami kejang saat di rumah sampai lidahnya berdarah karena tergigit.
Apakah tindakan keperawatan yang menjadi prioritas pada kasus yang dialami oleh Tn. B?
Dapatkan soal soal uji kompetensi perawat terlengkap di www.kumpulanukom.blogspot.com dan Kumpulanukom.blogspot.com serta ukomperawat.blogspot.com
Laporan kasus ini membahas tentang pasien wanita berusia 49 tahun dengan diagnosa gastritis akut yang mengeluh nyeri di uluh hati, mual, dan kembung. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda inflamasi saluran pencernaan seperti nyeri uluh hati dan diare.
Pneumonia pada Ny. S menyebabkan berbagai gejala seperti sesak nafas, batuk berdahak, dan lemah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru seperti nafas cepat dan bunyi ronki. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit tinggi yang mendukung diagnosis pneumonia.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien labiopalatoskisis. Labiopalatoskisis adalah kelainan bawaan pada struktur mulut dimana terjadi celah pada bibir dan langit-langit. Makalah ini menjelaskan tentang definisi, klasifikasi, etiologi, dan anatomi fisiologi mulut yang terkait dengan kondisi ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi bar
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit multiple sklerosis (MS). MS adalah penyakit autoimun sistem saraf pusat yang ditandai dengan demielinasi pada otak dan sumsum tulang belakang. MS disebabkan oleh aktivasi sel T yang menyerang mielin melalui kerusakan barrier darah otak. Terapi untuk MS meliputi obat penekan imun seperti interferon dan obat yang menghambat migrasi sel T ke sistem saraf pusat seperti natalizumab.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan berkurangnya massa dan kekuatan tulang sehingga resiko patah tulang meningkat. Osteoporosis dapat terjadi akibat berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, genetik, gaya hidup, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Gejalanya antara lain nyeri tulang, penurunan tinggi badan, dan patah tulang pada tulang-tul
Dokumen tersebut membahas tentang tanda-tanda infeksi yang dapat dirasakan seperti nyeri, panas, pembengkakan, kemerahan, perubahan fungsi jaringan, dan timbulnya nanah. Tanda-tanda tersebut muncul karena respon tubuh berupa peningkatan aliran darah ke area infeksi untuk melawan patogen penyebab infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia akut limfoblastik (ALL) yang merupakan salah satu jenis kanker darah yang umumnya terjadi pada anak-anak. Dokumen menjelaskan gejala klinis ALL seperti demam, letargi, limfadenopati, hepatosplenomegali, serta penatalaksanaan medisnya yang meliputi kemoterapi. Dokumen juga membahas diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi untuk pasien
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai strategi pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa untuk beberapa gangguan jiwa seperti perilaku kekerasan, isolasi sosial, harga diri rendah, halusinasi, defisit perawatan diri, waham, dan resiko bunuh diri. Strategi pelaksanaan tersebut terdiri dari beberapa tahap seperti orientasi, kerja, dan terminasi dengan tujuan mengidentifikasi masalah, melakukan latihan, dan
Dibawah ini adalah contoh Soal ukom perawat dan kunci jawaban.
1. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena mengalami kejang saat di rumah sampai lidahnya berdarah karena tergigit.
Apakah tindakan keperawatan yang menjadi prioritas pada kasus yang dialami oleh Tn. B?
Dapatkan soal soal uji kompetensi perawat terlengkap di www.kumpulanukom.blogspot.com dan Kumpulanukom.blogspot.com serta ukomperawat.blogspot.com
Laporan kasus ini membahas tentang pasien wanita berusia 49 tahun dengan diagnosa gastritis akut yang mengeluh nyeri di uluh hati, mual, dan kembung. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda inflamasi saluran pencernaan seperti nyeri uluh hati dan diare.
Pneumonia pada Ny. S menyebabkan berbagai gejala seperti sesak nafas, batuk berdahak, dan lemah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru seperti nafas cepat dan bunyi ronki. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit tinggi yang mendukung diagnosis pneumonia.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien labiopalatoskisis. Labiopalatoskisis adalah kelainan bawaan pada struktur mulut dimana terjadi celah pada bibir dan langit-langit. Makalah ini menjelaskan tentang definisi, klasifikasi, etiologi, dan anatomi fisiologi mulut yang terkait dengan kondisi ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi bar
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit multiple sklerosis (MS). MS adalah penyakit autoimun sistem saraf pusat yang ditandai dengan demielinasi pada otak dan sumsum tulang belakang. MS disebabkan oleh aktivasi sel T yang menyerang mielin melalui kerusakan barrier darah otak. Terapi untuk MS meliputi obat penekan imun seperti interferon dan obat yang menghambat migrasi sel T ke sistem saraf pusat seperti natalizumab.
Pasien perempuan berusia 42 tahun datang dengan keluhan kelumpuhan wajah sebelah kanan yang dirasakan sejak 6 jam sebelumnya. Pemeriksaan neurologis menunjukkan gangguan saraf kranial VII sebelah kanan dengan gejala bibir mencong, sulit menutup mata dan mengerutkan dahi. Diagnosis awal Bell's palsy didasarkan pada keluhan dan temuan pemeriksaan.
Bell’s Palsy (BP) adalah suatu kelumpuhan akut nervus fasialis perifer yang tidak diketahui penyebabnya. Sir Charles Bell (1821) adalah orang pertama yang meniliti beberapa penderita dengan wajah asimetris, sejak itu semua kelumpuhan N. Fasialis perifer yang tidak diketahui penyebabnya disebut Bell’s Palsy.
Modul ini membahas tentang kebutuhan psikososial manusia dan tahap-tahap perkembangannya, serta konsep diri. Terdapat delapan tahap perkembangan psikososial mulai dari kepercayaan hingga integritas. Konsep diri terbentuk dari identitas, citra tubuh, harga diri, dan peran yang dipengaruhi oleh lingkungan sejak dini.
Multiple sclerosis is a chronic disease of the central nervous system characterized by multiple areas of inflammation and demyelination in the brain, spinal cord, and optic nerves. It commonly begins in young adults and is the most common chronic neurological condition affecting young people. Lesions appear separated in space and time throughout the central nervous system. Common symptoms include visual disturbances, limb weakness, and sensory changes. The cause is thought to involve an environmental trigger in a genetically susceptible individual, leading to an immune-mediated process. While there is no cure, treatment focuses on managing relapses, modifying the disease course, and controlling symptoms.
This document provides an overview of multiple sclerosis (MS), including its epidemiology, pathophysiology, clinical presentation, diagnosis, and treatment. Some key points:
1. MS typically affects people between the ages of 15-45 and is more common in women. It has a variable geographic distribution and prevalence of around 0.1% in the US.
2. The pathophysiology involves chronic inflammation and demyelination in the central nervous system resulting in neurological deficits. MRI is an important tool for diagnosis and monitoring disease progression.
3. Clinical symptoms can include visual disturbances, motor and sensory problems, fatigue, and cognitive issues. Relapsing-remitting is the most common disease course.
A wonderful and interesting presentation on Multiple Sclerosis! It includes videos, pictures and great insight into the possible cure for MS. I truly hope whoever downloads it enjoys it as much as I do. Blessings!
This document discusses demyelinating diseases of the nervous system, specifically focusing on multiple sclerosis (MS). It provides details on the structure and function of myelin sheaths, describes different types of demyelinating diseases including genetic myelinopathies and autoimmune myelinoclasthies like MS. It discusses the epidemiology, pathogenesis, clinical forms and manifestations of MS, including characteristic signs like retrobulbar neuritis, internuclear ophthalmoplegia, and Lhermitte's sign. MRI images of MS lesions in the brain and spinal cord are also included.
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur tulang. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi fraktur tulang dan sistem anatomi tulang, klasifikasi fraktur, etiologi, tanda-tanda klinis, patofisiologi, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian gejala utama seperti nyeri akut, infeksi, dan gangguan mobilitas serta penanganannya.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep medis fraktur tulang, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan fraktur tulang. Juga dibahas asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis, dan intervensi untuk menangani nyeri, risiko gangguan sirkulasi, serta mempertahankan fungsi dan mobilitas bagian tubuh yang terkena fraktur
Makalah ini membahas tentang definisi dan asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur multiple. Fraktur multiple adalah fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian kondisi medik pasien, penanganan nyeri, dan pencegahan komplikasi seperti infeksi."
Dokumen tersebut membahas tentang konsep medis fraktur tulang khususnya fraktur femur. Menguraikan definisi, penyebab, jenis, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan fraktur femur. Juga membahas etiologi, patofisiologi, dan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis fraktur tulang pangkal paha.
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis, dengan tulang yang lepas dari sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor konjenital, patologis, atau trauma, dan dapat menyebabkan gangguan fungsi sendi serta nyeri. Penatalaksanaannya meliputi reduksi dislokasi dan mobilisasi sendi untuk memulihkan fungsinya.
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh trauma. Terdapat berbagai jenis fraktur berdasarkan lokasi, mekanisme cedera, dan komplikasinya. Penatalaksanaan fraktur meliputi tindakan darurat, imobilisasi, dan terapi definitif seperti konservatif atau bedah.
1. Dokumen ini membahas tentang penyakit reumatik dan osteoporosis pada usia lanjut.
2. Penyakit-penyakit ini disebabkan oleh berkurangnya massa tulang dan perubahan pada sendi dan otot.
3. Gejala-gejalanya meliputi nyeri sendi, kekakuan, dan patah tulang.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan fraktur tulang. Fraktur dapat disebabkan oleh trauma langsung atau tidak langsung, stres berulang, atau faktor patologis seperti osteoporosis. Diagnosa keperawatan pada klien fraktur meliputi risiko trauma, nyeri, gangguan sirkulasi, infeksi, dan kurangnya pengetahuan. Intervensi keperawatan meliputi imobilisasi, analgesia
Taklukkan Tes Ortopedi UKMPPD & CPPDS dengan Buku Soal Terlengkap Ini!
Bagi calon dokter spesialis yang sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi Tes Ortopedi dalam UKMPPD dan CPPDS, Buku Soal Ortopedi UKMPPD & CPPDS adalah pilihan yang tepat. Buku ini berisi kumpulan soal terbaru yang sesuai dengan format ujian, disertai dengan pembahasan mendalam yang akan memperkuat pemahamanmu tentang ilmu ortopedi.
Apa yang ditawarkan buku ini:
Soal-soal prediksi Ortopedi yang sesuai dengan standar ujian UKMPPD dan CPPDS
Pembahasan soal secara rinci dan mudah dipahami
Teknik dan strategi menghadapi soal-soal ortopedi dengan efektif
Tips belajar yang dirancang untuk membantu menguasai konsep ortopedi secara komprehensif
Dengan Buku Soal Ortopedi UKMPPD & CPPDS, kamu akan lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi ujian. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan buku ini dan pastikan dirimu meraih kesuksesan!
Klik link berikut untuk mengunduh eBook ini sekarang: lynk.id/drmazh
Jamur memiliki ciri-ciri umum seperti memiliki dinding sel, tidak bergerak, tidak memiliki klorofil dan bersifat heterotrof. Jamur dapat hidup sebagai saprofit, parasit, atau simbion dengan cara menyerap zat organik dari bahan mati, inang hidup, atau melalui simbiosis. Jamur diklasifikasikan ke dalam empat divisi berdasarkan siklus hidupnya. Jamur memiliki peran penting dalam siklus materi
Dokumen tersebut membahas tentang manfaat ilmu biologi dalam bidang pertanian, khususnya dalam meningkatkan produksi pangan. Ilmu biologi telah memungkinkan penemuan bibit tanaman unggul, teknik rekayasa genetika, dan penanganan hama secara biologis untuk meningkatkan hasil pertanian.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, sejarah, pembuatan, dan contoh-contoh tanaman transgenik. Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi gen asing untuk mendapatkan sifat baru seperti tahan hama, cuaca, atau busuk.
2. Metode pembuatan tanaman transgenik meliputi identifikasi gen, kloning, dan transfer gen ke sel tanaman menggunakan metode seperti senjata gen atau transformasi yang diperantarai
Corn requires large amounts of nutrients and their removal must be replaced to maintain soil fertility. As corn acreage and yields have increased, higher demands are being placed on soils. The document discusses nutrient needs at different corn stages and the importance of soil and plant tissue testing to monitor nutrient levels and identify deficiencies. Deficiencies can reduce yields, but tissue testing allows issues to be addressed before visual symptoms appear. Maintaining balanced nutrition through testing and fertilization is key to maximizing corn health and productivity.
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsf' yagami
Ìý
Dokumen ini membahas tiga jenis jamur, yaitu jamur saprofit yang hidup pada materi organik mati, jamur parasit yang menyerap nutrisi dari inangnya, dan jamur simbion yang bersimbiosis dengan organisme lain seperti ganggang atau akar tumbuhan. Contoh jamur saprofit adalah jamur kuping dan Clavaria zippelli, contoh jamur parasit adalah Ustilago maydis pada tanaman jagung, dan contoh jamur simbion adalah lic
Makalah ini membahas reproduksi pada jamur yang terjadi secara aseksual melalui pembentukan tunas, fragmentasi hifa, dan spora aseksual, serta secara seksual melalui pertemuan gamet dan pembentukan zigot. Reproduksi seksual dapat berupa isogami, anisogami, oogami, gametangiogami, somatogami, atau spermatisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang hernia inguinalis, yang merupakan penonjolan kandungan ruangan tubuh melalui dinding yang seharusnya tertutup. Hernia inguinalis disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan penutupan prosesus vaginalis janin secara kongenital, yang membentuk kantung hernia dimana viskus abdomen dapat memasukinya. Manifestasi klinis hernia inguinalis antara lain benjolan yang muncul dan hilang di paha
Dokumen tersebut membahas proses keperawatan pada pasien anak dengan penyakit tuberkulosis (TBC) dengan pendekatan lima langkah. Langkah-langkah tersebut meliputi pengkajian gejala klinis seperti demam, batuk, sesak nafas, dan pemeriksaan fisik dan diagnostik seperti kultur sputum dan rontgen dada. Penatalaksanaannya meliputi pemberian obat anti-TB, vitamin, fisioterapi, dan konsultasi teratur.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan anak dengan diare. Secara ringkas, diare adalah kondisi buang air besar yang tidak normal lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer yang disebabkan oleh inflamasi usus dan gangguan absorpsi cairan dan elektrolit. Gejala klinis diare antara lain buang air besar encer, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan asam basa. Penanganannya meliputi pemberian cair
Berikan oksigen sesuai indikasi.
R/ Meningkatkan oksigenasi jaringan dan mengurangi beban kerja jantung.
e. Berikan analgesik sesuai indikasi.
R/ Mengurangi nyeri yang dapat menghambat pola pernapasan.
f. Bantu klien melakukan latihan pernapasan dalam dan batuk.
R/ Meningkatkan ekspansi paru dan mencegah ateletasis.
g. Berikan diet yang mudah dicerna dan cukup kalori.
R
Hernia adalah penonjolan isi perut melalui lubang normal yang disebabkan oleh kelemahan otot perut. Hernia dapat berupa konjenital atau didapat dan dapat terjadi di berbagai bagian tubuh seperti inggu, pusar, paha, dan diafragma. Gejalanya berupa benjolan yang dapat mengecil atau menghilang. Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk menentukan jenis dan lokasi hernia.
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspf' yagami
Ìý
KBK berfokus pada pencapaian kompetensi siswa secara individual atau kelas, penyampaian pembelajaran dengan berbagai pendekatan dan metode, serta penilaian yang menekankan pada proses dan hasil belajar. Sementara itu, KTSP memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan kurikulum sesuai kebutuhan siswa.
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitf' yagami
Ìý
Larutan dapat dibedakan menjadi elektrolit dan non-elektrolit. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena terionisasi sempurna atau sebagian, seperti larutan garam dan asam-basa kuat/lemah. Larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan arus karena tidak terionisasi, seperti senyawa organik. Senyawa dapat pula dibedakan menjadi ion dan kovalen polar ber
Reproduksi pada hewan dilakukan secara aseksual atau seksual. Reproduksi seksual melibatkan gamet jantan dan betina untuk menghasilkan keturunan baru, sedangkan aseksual tidak melibatkan gamet. Kebanyakan vertebrata hanya bereproduksi secara seksual melalui pembuahan gamet di dalam atau luar tubuh.
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayf' yagami
Ìý
Tutorial ini menjelaskan cara membuat media pembelajaran dengan Autoplay dengan menambahkan berbagai objek seperti gambar, label, tombol, video, dan mengatur efek suara serta musik latar. Tutorial ini juga mendemonstrasikan cara menambahkan tautan dan aksi navigasi antar halaman.
Reproduksi pada hewan dilakukan secara generatif untuk menghasilkan keturunan baru. Pada vertebrata, reproduksi dibedakan menjadi ovipar, vivipar, dan ovovivipar, tergantung tempat perkembangan embrio. Sedangkan pada manusia, reproduksi dilakukan secara vivipar melalui proses pembuahan di dalam rahim.
1. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MULTIPEL FRAKTUR
I. Pengertian.
Adalah terputuisnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat
berubah trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan
patah tulang radius dan ulna, dan dapat berubah trauma tidak langsung, misalnya
jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal
patah.
Akibat trauma pada tulang tergantuing pada jenis trauma,kekuatan, dan
arahnya.Taruma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat
menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ketulang yang disebut patah
tulang terbuka. Patah tulang yang didekat sendi atau yang mengenai sendi dapat
menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi.
III. Patofisiologi.
Patah Tulang
Beban lama / Trauma ringan yang kontinyu
Terbuka Tertutup
Infeksi Potensial infeksi,adanya emboli lemak dari
fraktur tulang panjang & sindroma
kompatemen .
Trauma Penetrasi
Perdarahan Cidera Vaskuler Trombosis Pembuluh
Komplikasi
Penyebab kematian dini Penyebab lambat kematian(Stl 3 hr)
Hemoragi & Cidera Kepala Gangguan Organ Multipel Sepsis
2. Terjadi ARDS & DIC Pelepasan Toksin
Syok Hipovolemik Dilatasi pemb. Darah
Penurunan Perfusi organ Terkumpulnya Venosa
Peningkatan Curah jantung Penurunan tahanan
Vaskular sistemik
Penurunan Curah Jantung,Tensi, Perfusi
Syok Sepsis
( Tirah baring, Ulkus, Emboli pulmunal, penyusutan Otot )
IV. Klasifikasi patah tulang.
Patah tulang dapat dibagi menurut ada tidanya hubungan antara patahan tulang
denga dunia luar, yaitu patah tulang tertutup dan patah tulang terbuka yang
memungkinkan kuman dari luar dapat masuk kedalam luka sampai ke tulang yang
patah.
Patah tulang terbuka dibagi menjadi tiga derajat yang ditentukan oleh berat
ringannya luka dan berat ringannya patah tulang.
Patang tulang juga dapat dibagi menurut garis fraktrunya misanya fisura, patah
tulang sederhana, patah tulang kominutif ( pengecilan, patah tulang segmental,patah
tulang impaksi ), patah tulang kompresi, impresi dan patah tulang patologis.
Derajat patah tulang terbuka terbagi atas 3 macam yaitu :
1. laserasi < 2 cm bentuknya sederhana, dislokasi,fragmen, minimal.
2. Laserasi > 2 cm kontusi otot diserkitarnya bentuknya dislokasi, fragmen jelas
3. Luka lebar, rusak hebat atau hilangnya jaringan disekitarnya bentuknya
kominutif, segmental,fragmen tulang ada yang hilang
Jenis patah tulang dapat digolongkan menjadi :
3. 1. Visura ( Diafisis metatarsal
2. Serong sederhana ( Diaphisis metacarpal )
3. Lintang sederhana ( diafisis tibia )
4. Kominutif ( Diafisis femur )
5. Segmental ( Diafisis tibia )
6. Dahan hijau ( diafisis radius pada anak )
7. Kompresi ( Korpus vertebral th. XII )
8. Impaksi ( epifisis radius distal,kolum femur lateral )
9. Impresi ( tulang tengkorak )
10. Patologis ( Tomur diafisi humerus,kurpus vertebral)
V. Komplikasi patah tulang .
Komplikasi patah tulang meliputi :
1. Komplikasi segera
Lokal :
• Kulit( abrasi l;acerasi, penetrasi)
• Pembuluh darah ( robek )
• Sistem saraf ( Sumssum tulang belakang, saraf tepi motorik dan
sensorik)
• Otot
• Organ dalam ( jantung,paru,hepar, limpha(pada Fr.kosta),kandung
kemih (Fr.Pelvics)
Umum :
• Ruda paksa multiple
• Syok ( hemoragik, neurogenik )
2. Komplikas Dini :
Lokal :
• Nekrosis kulit, gangren, sindroma kopartemen,trombosis vena,
infeksi sendi,osteomelisis )
Umum :
• ARDS,emboli paru, tetanus.
3. Kompliasi lama
Lokal :
• Sendi (ankilosis fibrosa, ankilosis osal )
• Tulang ( gagal taut/lama dan salah taut,distropi
reflek,osteoporosisi paskah trauma,ggn pertumbuhan,osteomelisis,patah
tulang ulang)
• Otot atau tendon ( penulangan otot, ruptur tendon )
• Saraf ( kelumpuhan saraf lambat
4. Umum :
• Batu ginjal ( akibat mobilisasi lama ditempat tidur)
VI. Penatalaksanaan patah tulang.
Penatalaksanaan patah tulang mengikuti prinsip pengobatan kedokteran pada
umumnya yang meliputi :
a. Jangan ciderai pasien( Primum Non Nocere).
b. Pengobatan yang tepat berdasarkanb diagnosis dan prognosisnya
c. Sesuai denga hokum alam
d. Sesuai dengan kepribadian individu
Khusus untuk patah tulang meliputi :
4. Reposisi
5. Imobilisasi
6. Mobilisasi berupa latihan seluruh system tubuh.
VII. Asuhan keperawatan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Riwayat perjalanan penyakit.
2. Riwayat pengobatan sebelumnya.
3. Pertolongan pertama yang dilakukan
4. Pemeriksaan fisik :
 Identifikasi fraktur
 Inspeksi
 Palpasi (bengkak, krepitasi, nadi, dingin)
 Observasi spasme otot.
5. Pemeriksaan diagnostik :
 Laboratorium (HCt, Hb, Leukosit, LED)
 RÖ
 CT-Scan
6. Obat-obatan : golongan antibiotika gram (+) dan gram (-)
 Penyakit yang dapat memperberat dan mempermudah terjadinya fraktur :
a. Osteomyelitis acut
b. Osteomyelitis kronik
c. Osteomalacia
d. Osteoporosis
e. Gout
f. Rhematoid arthritis
PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
DATA SUBYEKTIF
5.  Data biografi
 Adanya nyeri, kekakuan, kram, sakit pinggang, kemerahan, pembengkakan,
deformitas, ROM, gangguan sensasi.
 Cara PQRST :
o Provikatif (penyebab)
o Quality (bagaimana rasanya, kelihatannya)
o Region/radiation (dimana dan apakah menyebar)
o Severity (apakah mengganggu aktivitas sehari-hari)
o Timing (kapan mulainya)
 Pengkajian pada sistem lain
o Riwayat sistem muskuloskeletal, tanyakan juga tentang riwayat kesehatan
masa lalu.
o Riwayat dirawat di RS
o Riwayat keluarga, diet.
o Aktivitas sehari-hari, jenis pekerjaan, jenis alas kaki yang digunakan
o Permasalahan dapat saja baru diketahui setelah klien ganti baju, membuka
kran dll.
DATA OBYEKTIF
 Inspeksi dan palpasi ROM dan kekuatan otot
 Bandingakan dengan sisi lainnya.
 Pengukuran kekuatan otot (0-5)
 Duduk, berdiri dan berjalan kecuali ada kontra indikasi.
 Kyposis, scoliosis, lordosis.
PROSEDUR DIAGNOSTIK
1. X-ray dan radiography
2. Arthrogram (mendiagnosa trauma pada kapsul di persendian atau ligamen).
Anestesi lokal sebelum dimasukkan cairan kontras/udara ke daerah yang akan
diperiksa.
3. Lamnograph (untuk mengetahui lokasi yang mengalami destruksi atau
mengevaluasi bone graf).
4. Scanograph (mengetahui panjang dari tulang panjang, sering dilakukan pada
anak-anak sebelum operasi epifisis).
5. Bone scanning (cairan radioisotop dimasukkan melalui vena, sering dilakukan
pada tumor ganas, osteomyelitis dan fraktur).
6. MRI
7. Arthroscopy (tindakan peneropongan di daerah sendi)
8. Arthrocentesis (metode pengambilan cairan sinovial)
MASALAH-MASALAH YANG UMUM TERJADI
1. Gangguan dalam melakukan ambulasi.
• Berdampak luas pada aspek psikososial klien.
6. • Klien membutuhkan imobilisasi → menyebabkan spasme otot dan kekakuan
sendi
• Perlu dilakukan ROM untuk menguragi komplikasi :
- Kaki (fleksi, inverse, eversi, rotasi)
- Pinggul (abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, rotasi)
- Lutut (ekstensi)
- Jari-jari kaki (ektensi, fleksi)
2. Nyeri; tindakan keperawatan :
• Merubah posisi pasien
• Kompres hangat, dingin
• Pemijatan
• Menguragi penekanan dan support social
• Apabila nyeri di sendi, perlu dikaji :
- Kejadian sebelum terjadinya nyeri
- Derajat nyeri pada saat nyeri pertama timbul
- Penyebaran nyeri
- Lamanya nyeri
- Intensitas nyeri, apakah menyertai pergerakan
- Sumber nyeri
- Hal-hal yang dapat mengurangi nyeri.
3. Spasme otot
• Spasme otot (kram/kontraksi otot involunter)
• Spasme otot dapat disebabkan iskemi jaringan dan hipoksia.
• Tindakan keperawatan :
a. Rubah posisi
b. Letakkan guling kecil di bawah pergelangan kaki dan lutut
c. Berikan ruangan yang cukup hangat
d. Hindari pemberian obat sedasi berat → dapat menurunkan aktivitas
pergerakan selama tidur
e. Beri latihan aktif dan pasif sesuai program
INTERVENSI
1. Istirahat
• Istirahat adalah intervensi utama
• Membantu proses penyembuhan dan meminimalkan inflamasi, pembengkakan
dan nyeri.
• Pemasangan bidai/gips.
1. Kompres hangat
• Rendam air hangat/kantung karet hangat
7. • Diikuti dengan latihan pergerakan/pemijatan
• Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah :
o Perlunakan jaringan fibrosa
o Membuat relaks otot dan tubuh
o Menurunkan atau menghilangkan nyeri
o Meningkatkan suplai darah/melancarkan aliran darah.
2. Kompres dingin
• Metoda tidak langsung seperti cold pack
• Dampak fisiologis adalah vasokonstriksi dan penerunan metabolic
• Membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma
• Nyeri dapat berkurang, dapat menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot
• Harus hati-hati, dapat menyebabkan jaringan kulit nekrosis
• Tidak sampai > 30 menit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3.
Jakarta. EGC
2. Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta.
EGC
3. Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner &
Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC
4. Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
8. • Diikuti dengan latihan pergerakan/pemijatan
• Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah :
o Perlunakan jaringan fibrosa
o Membuat relaks otot dan tubuh
o Menurunkan atau menghilangkan nyeri
o Meningkatkan suplai darah/melancarkan aliran darah.
2. Kompres dingin
• Metoda tidak langsung seperti cold pack
• Dampak fisiologis adalah vasokonstriksi dan penerunan metabolic
• Membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma
• Nyeri dapat berkurang, dapat menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot
• Harus hati-hati, dapat menyebabkan jaringan kulit nekrosis
• Tidak sampai > 30 menit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3.
Jakarta. EGC
2. Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta.
EGC
3. Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner &
Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC
4. Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
9. • Diikuti dengan latihan pergerakan/pemijatan
• Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah :
o Perlunakan jaringan fibrosa
o Membuat relaks otot dan tubuh
o Menurunkan atau menghilangkan nyeri
o Meningkatkan suplai darah/melancarkan aliran darah.
2. Kompres dingin
• Metoda tidak langsung seperti cold pack
• Dampak fisiologis adalah vasokonstriksi dan penerunan metabolic
• Membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma
• Nyeri dapat berkurang, dapat menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot
• Harus hati-hati, dapat menyebabkan jaringan kulit nekrosis
• Tidak sampai > 30 menit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3.
Jakarta. EGC
2. Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta.
EGC
3. Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner &
Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC
4. Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC
10. • Diikuti dengan latihan pergerakan/pemijatan
• Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah :
o Perlunakan jaringan fibrosa
o Membuat relaks otot dan tubuh
o Menurunkan atau menghilangkan nyeri
o Meningkatkan suplai darah/melancarkan aliran darah.
2. Kompres dingin
• Metoda tidak langsung seperti cold pack
• Dampak fisiologis adalah vasokonstriksi dan penerunan metabolic
• Membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma
• Nyeri dapat berkurang, dapat menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot
• Harus hati-hati, dapat menyebabkan jaringan kulit nekrosis
• Tidak sampai > 30 menit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3.
Jakarta. EGC
2. Donges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta.
EGC
3. Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner &
Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC
4. Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC