Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar operasi pemboran migas mulai dari penjelasan apa itu pemboran, manfaat pemboran, jenis-jenis rig yang digunakan, sistem rig, bentuk sumur yang dibor, tahapan dan jasa-jasa yang dibutuhkan dalam pemboran, serta manfaat mempelajari dasar pemboran bagi perwira. Dokumen ini juga menjelaskan peran PT Elnusa Tbk dalam beberapa jasa pemboran
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dasar Workover dan Wellservices serta peralatan yang digunakan oleh Elnusa dalam melakukan pekerjaan tersebut seperti Hydraulic Workover Unit, Cementing & Pumping Unit, Coil Tubing Unit, dan Slickline Unit."
01. drilling rig sistem tenaga power system okrusihan
Ìý
Sistem tenaga pada rig pemboran terdiri dari dua komponen utama yaitu power supply equipment dan distribution equipment. Power supply equipment menghasilkan tenaga melalui prime mover seperti mesin diesel. Tenaga kemudian didistribusikan ke peralatan bor melalui transmisi mekanis menggunakan sprocket dan rantai atau transmisi listrik menggunakan kabel. Sistem ini penting untuk mendukung seluruh operasi pemboran.
Coring adalah proses pengambilan sampel batuan dari dalam lubang bor menggunakan peralatan khusus untuk menganalisis sifat fisik batuan seperti porositas dan permeabilitas. Informasi penting dari data core meliputi homogenitas reservoar, sementasi, kehadiran hidrokarbon, tipe mineral, dan fracture.
BAB II membahas kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum operasi pengeboran, meliputi persiapan jalan ke lokasi pengeboran, persiapan lokasi pengeboran seperti meratakan lokasi, membuat kolam cadangan dan cellar, serta persiapan air dan peralatan pengeboran. Kegiatan terakhir adalah transportasi peralatan ke lokasi dan pendirian menara pengeboran."
Pola pengeboran tambang terbuka dan tambang bawah tanah berbeda karena faktor luas area, volume hasil peledakan, suplai udara segar, dan keselamatan kerja. Tambang terbuka memiliki area yang lebih luas dan volume hasil peledakan besar, sedangkan tambang bawah tanah terbatas ruangnya dan memerlukan sistem ventilasi yang baik. Pola pengeboran tambang terbuka membutuhkan dua bidang bebas sedangkan tambang bawah tanah
Dokumen tersebut membahas tentang sand control, yaitu teknik untuk mencegah pasir reservoir masuk ke sumur bor yang dapat menyebabkan plugging. Beberapa teknik sand control yang dijelaskan antara lain sand clean up, sand consolidation menggunakan screen atau gravel pack, dan sand fracturing menggunakan frac pack.
Petroleum system terdiri dari beberapa elemen dan proses yang saling terkait dalam pembentukan hidrokarbon, meliputi source rock, reservoir rock, seal rock, migrasi hidrokarbon, dan trap. Source rock mengandung material organik yang melalui proses pematangan akan menghasilkan hidrokarbon, yang kemudian bermigrasi ke reservoir rock untuk terakumulasi di trap.
Metode penambangan room and pillar melibatkan penggalian ruangan batubara (room) dengan meninggalkan tiang batubara (pillar) sebagai penyangga. Metode ini hanya mengambil 30-40% batubara total dan meninggalkan banyak batubara di tiang penyangga. Setelah selesai penambangan, tiang penyangga dikikis sedikit untuk meningkatkan produksi melalui proses retreat mining.
Ada berbagai jenis alat bor yang telah dikembangkan, termasuk bor tangan, bor mesin putar, dan bor mesin tumbuk. Bor tangan digunakan untuk eksplorasi dangkal dan terdiri dari bor spiral dan bor bangka. Bor mesin putar mampu mencapai kedalaman lebih dalam dan terdiri dari bor ringan, bor inti, bor putar biasa, dan bor alir balik. Bor mesin tumbuk menggunakan palu dan terdiri dari bor kabel, bor biasa, bor pal
The document provides information about drilling and production wells. It discusses how a production well is drilled using a drilling rig located on an offshore production platform. It then describes the multi-stage drilling process where casing pipes are installed and cemented as drilling progresses to greater depths. Different components of the drilling system like the drill bit, drill pipes, and casing are also explained. The document concludes with discussing the typical sequence of drilling operations.
1. Mengontrol tekanan formasi
Lumpur berfungsi untuk mengontrol tekanan formasi dengan cara menambah berat jenis (density) lumpur sehingga tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan formasi. Ini penting untuk mencegah blow out.
2. Mengangkat cutting
Lumpur berfungsi untuk mengangkat serbuk bor (cutting) dari dasar sumur ke permukaan dengan cara sirkulasi lumpur.
3. Mempertahankan stabilitas lubang bor
Lump
Materi ini membahas tentang dasar-dasar analisis data wireline logging untuk mengidentifikasi karakteristik batuan dan fluida di dalam sumur migas. Topik utama meliputi pengertian wireline logging, peralatan yang digunakan, interpretasi data log, dan manfaat mempelajari wireline logging untuk analisis reservoir."
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penyaliran tambang, termasuk curah hujan, periode ulang hujan, analisis intensitas curah hujan, daerah tangkapan hujan, koefisien limpasan, debit limpasan, paritan, sumuran, pompa julang, dan kolam pengendapan.
BAB II membahas kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum operasi pengeboran, meliputi persiapan jalan ke lokasi pengeboran, persiapan lokasi pengeboran seperti meratakan lokasi, membuat kolam cadangan dan cellar, serta persiapan air dan peralatan pengeboran. Kegiatan terakhir adalah transportasi peralatan ke lokasi dan pendirian menara pengeboran."
Pola pengeboran tambang terbuka dan tambang bawah tanah berbeda karena faktor luas area, volume hasil peledakan, suplai udara segar, dan keselamatan kerja. Tambang terbuka memiliki area yang lebih luas dan volume hasil peledakan besar, sedangkan tambang bawah tanah terbatas ruangnya dan memerlukan sistem ventilasi yang baik. Pola pengeboran tambang terbuka membutuhkan dua bidang bebas sedangkan tambang bawah tanah
Dokumen tersebut membahas tentang sand control, yaitu teknik untuk mencegah pasir reservoir masuk ke sumur bor yang dapat menyebabkan plugging. Beberapa teknik sand control yang dijelaskan antara lain sand clean up, sand consolidation menggunakan screen atau gravel pack, dan sand fracturing menggunakan frac pack.
Petroleum system terdiri dari beberapa elemen dan proses yang saling terkait dalam pembentukan hidrokarbon, meliputi source rock, reservoir rock, seal rock, migrasi hidrokarbon, dan trap. Source rock mengandung material organik yang melalui proses pematangan akan menghasilkan hidrokarbon, yang kemudian bermigrasi ke reservoir rock untuk terakumulasi di trap.
Metode penambangan room and pillar melibatkan penggalian ruangan batubara (room) dengan meninggalkan tiang batubara (pillar) sebagai penyangga. Metode ini hanya mengambil 30-40% batubara total dan meninggalkan banyak batubara di tiang penyangga. Setelah selesai penambangan, tiang penyangga dikikis sedikit untuk meningkatkan produksi melalui proses retreat mining.
Ada berbagai jenis alat bor yang telah dikembangkan, termasuk bor tangan, bor mesin putar, dan bor mesin tumbuk. Bor tangan digunakan untuk eksplorasi dangkal dan terdiri dari bor spiral dan bor bangka. Bor mesin putar mampu mencapai kedalaman lebih dalam dan terdiri dari bor ringan, bor inti, bor putar biasa, dan bor alir balik. Bor mesin tumbuk menggunakan palu dan terdiri dari bor kabel, bor biasa, bor pal
The document provides information about drilling and production wells. It discusses how a production well is drilled using a drilling rig located on an offshore production platform. It then describes the multi-stage drilling process where casing pipes are installed and cemented as drilling progresses to greater depths. Different components of the drilling system like the drill bit, drill pipes, and casing are also explained. The document concludes with discussing the typical sequence of drilling operations.
1. Mengontrol tekanan formasi
Lumpur berfungsi untuk mengontrol tekanan formasi dengan cara menambah berat jenis (density) lumpur sehingga tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan formasi. Ini penting untuk mencegah blow out.
2. Mengangkat cutting
Lumpur berfungsi untuk mengangkat serbuk bor (cutting) dari dasar sumur ke permukaan dengan cara sirkulasi lumpur.
3. Mempertahankan stabilitas lubang bor
Lump
Materi ini membahas tentang dasar-dasar analisis data wireline logging untuk mengidentifikasi karakteristik batuan dan fluida di dalam sumur migas. Topik utama meliputi pengertian wireline logging, peralatan yang digunakan, interpretasi data log, dan manfaat mempelajari wireline logging untuk analisis reservoir."
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penyaliran tambang, termasuk curah hujan, periode ulang hujan, analisis intensitas curah hujan, daerah tangkapan hujan, koefisien limpasan, debit limpasan, paritan, sumuran, pompa julang, dan kolam pengendapan.
Dokumen tersebut memberikan panduan teknis tentang pemboran sumur uji atau sumur uji produksi. Termasuk spesifikasi peralatan bor, prosedur pemboran, pengambilan sampel, pengujian permeabilitas, pemasangan pipa, dan laporan yang harus diserahkan setelah selesai. Tujuannya adalah untuk mengetahui potensi air tanah dan kondisi geologi/hidrogeologi daerah tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem drainase dan proses dewatering dalam pertambangan batubara. Ia menjelaskan berbagai jenis saluran drainase seperti perimeter drainage, settling pond, dan sump. Dokumen ini juga membahas tentang pompa slurry yang digunakan untuk memompa lumpur dalam proses penambangan. Tujuan dari dokumen ini adalah menganalisis efisiensi kerja pompa slurry dan memperhitungkan perpindahan energi yang terjadi.
Dokumen tersebut membahas secara menyeluruh tentang pemilihan peralatan tambang, mulai dari karakteristik deposit, kondisi lokasi, parameter tambang, metode penambangan, satuan operasi, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan peralatan, hingga desain peralatan. Dokumen ini memberikan panduan komprehensif dalam memilih peralatan tambang yang tepat untuk setiap kondisi tambang.
144061 id-analisis-kekuatan-konstruksi-crane-pedesRachmatz Ibrahim
Ìý
Teks tersebut membahas analisis kekuatan konstruksi crane pedestal pada kapal Mooring Storage Tanker Niria. Pemodelan kapal dilakukan menggunakan perangkat lunak Maxsurf dan Ansys AQWA untuk menganalisis respon kapal terhadap gelombang. Hasil analisis tegangan menunjukkan bahwa tegangan maksimum pada crane pedestal masih dalam batas yang diijinkan menurut persyaratan Lloyd's Register.
Stripping ratio (SR) menunjukkan perbandingan antara volume tanah penutup yang harus dibongkar untuk mendapatkan satu ton batubara. Break even stripping ratio (BESR) menunjukkan perbandingan antara keuntungan kotor dengan biaya pengupasan tanah penutup. BESR digunakan untuk menentukan apakah tambang sebaiknya menggunakan metode terbuka atau bawah tanah, serta batas maksimal pengupasan tanah penutup.
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukJoy Irman
Ìý
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tahapan dan alat-alat yang digunakan dalam proyek pembangunan dermaga, dimulai dari persiapan lahan, pengerukan, pemancangan tiang, pengecoran, hingga pemasangan struktur lainnya. Beberapa alat utama yang disebutkan adalah kapal keruk, excavator, truk, pompa beton, campuran beton truk, ponton crane, dan crane."
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen tersebut merupakan laporan praktek kerja lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan pengaspalan Asphalt Concrete - Wearing Course pada ruas jalan Harun Sohar menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api.
2. Laporan tersebut menjelaskan proses produksi aspal di pabrik campuran, persiapan pekerjaan, pelaksanaan pengaspalan, quality control, dan kendala serta solusi selama pelaksanaan proyek.
3
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar penentuan harga minyak dunia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti permintaan dan pasokan minyak, kebijakan OPEC, kondisi geopolitik, serta dampak kenaikan harga minyak terhadap bisnis migas dan ekonomi negara.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem panas bumi di Indonesia, termasuk definisi, elemen pembentuk, jenis, potensi, dan regulasi panas bumi serta peran Elnusa dalam membantu eksplorasi dan pengembangan panas bumi di Indonesia. Dokumen ini juga menjelaskan Indonesia memiliki potensi besar untuk pemanfaatan panas bumi karena terletak di Cincin Api Pasifik.
Vibroseis adalah alat yang menghasilkan gelombang seismik menggunakan getaran truck untuk eksplorasi hidrokarbon. Ia lebih ramah lingkungan dibandingkan dinamit dan memungkinkan pengaturan frekuensi gelombang. Parameter vibroseis seperti panjang sweep, drive force, dan pola gelombang diuji untuk mengoptimalkan rasio sinyal-noise dan kedalaman penetrasi.
1. Basic Oil and Gas
Drilling Operation for
Non Technical
Dasar Operasi Pemboran Migas bagi Non Teknikal
2. Materi Belajar
Apa itu operasi pemboran?
Yang dicari dalam operasi pemboran migas
Manfaat dilakukannya Pemboran Migas
Jenis Rig yang dipakai dalam pemboran migas
Sistem Rig
Bentuk Sumur yang dibor
Sekuen dan services dalam pemboran migas
Problem dalam pemboran migas
Manfaat mempelajari dasar pemboran bagi Perwira Elnusa
3. Apa itu pemboran?
Secara sederhana pemboran adalah proses cara membuat
lubang, baik dalam kehidupan sehari hari dengan sistem
pergerakan mekanik dalam sebuah bidang sehingga
tercapai target lubang pada kedalaman tertentu.
Operasi pemboran dalam migas adalah proses membuat
lubang sumur untuk mendapatkan potensi minyak dan gas
bumi dari awal membuka lahan, bor mencapai target
sumur, tes hasil sumur dan komplesi penyelesaian sumur.
Operasi Pemboran dilakukan dalam kondisi lubang terbuka
di sumur (sumur baru). Sedangkan untuk kondisi lubang
tertutup sumur (sumur lama/ sudah jadi) disebut sebagai
operasi Workover dan Wellservices (perbaikan) sumur.
4. Yang umum dicari dan menjadi target dalam
pemboran migas
• Conventional Reservoir target yang produktif
(Batuan Sedimen : Sandstone dan Limestone)
• Unconventional Reservoir Produktif (Shale Gas,
Fracture Basement, Coal Bed Methane)
• Reservoir Injeksi (Batuan sedimen sebagai
lapisan yang diinjeksikan fluida / chemical untuk
mendorong produksi reservoir disekitarnya
(EOR))
• Reservoir Storage (Batuan Sedimen sebagai
penyimpanan fluida, misalkan dalam CCUS
untuk menyimpan CO2 dibawah permukaan)
5. Manfaat melakukan pemboran migas
• Menguji prospek kandungan produksi di suatu lapangan Migas
• Komitmen perusahaan migas dalam investasi blok migas di
Indonesia
• Membuktikan dari konsep studi Geologi, Geofisika dan Reservoir
(GGR) dan pengambilan data di lapangan migas.
• Menambah produksi migas, baik sumur baru, sumur
pengembangan dan sumur injeksi reservoir.
• Menguji teknologi baru dengan menyesuaikan kondisi lubang di
dalam sumur.
• Meningkatkan kepercayaan diri perusahaan migas dalam
pengelolaan lapangan migas dari data yang dihasilkan dari
pemboran.
Data
Cost
Portofolio
Commitment
Production
Risk
6. Jenis Rig yang dipakai dalam pemboran migas
Rig adalah rumah bagi operasi pemboran migas sebagai tempat dan berjalannya
aktifitas pemboran.
Jenis Rig dipakai berdasarkan kemampuan kedalaman membuat /membuka
lubang, menarik peralatan dari lubang sumur sampai menyelesaikan pekerjaan
sumur dinilai dari kekuatannya dalam satuan Horse Power (HP)
HP akan disebutkan didalam kontrak pengadaan jasa rig sesuai kebutuhan klien
Rig Pemboran berdasarkan horse power :
1. Sumur Dangkal 0-700m : 250 HP, 350 HP, 650 HP & 750 HP (Small Rig)
(Rig Kecil juga digunakan dalam workover dan wellservices perbaikan sumur)
2. Sumur Medium 300-2000m : 1000 HP & 1500 HP (Medium Rig)
3. Sumur Dalam dan Offshore : > 2000 HP
Rig juga dibedakan berdasarkan console sistem operasinya secara mekanik dan
elektrik atau hybrid (Elektrik dan Mekanik)
7. Jenis Rig lepas pantai berdasarkan kedalaman laut
Land Rig : Untuk operasi pemboran darat
Swamp Barge : Untuk operasi pemboran di
rawa atau delta dengan kedalaman air 5-
50m.
Jack Up Rig : Rig yang memiliki Jack
(pondasi yang fix ditanam dipermukaan
laut) dengan kedalaman air 25-150m
Semi – Submersible : Rig yang floating
(mengapung) tetapi masih menggunakan
jangkar untuk menahan kestabilan
operasinya. Kedalaman air 500 – 3000m,
Drill Ship : Rig yang beroperasi dengan
kapal, untuk pemboran deep water – ultra
deep water kedalaman air 500 – > 3000m
8. Sistem Rig Migas
Sistem Rig adalah komponen sistem dasar yang harus dimiliki rig migas
untuk dapat melakukan proses operasi pemboran sumur migas.
Rig Sytem antara lain :
Power System (Kekuatan Power Rig)
Hoisting System (Sistem gerak pengangkatan Rig)
Circulation Sytem (Sistem sirkulasi fluida pemboran rig)
Rotary System (Sistem perputaran drilling console)
Derrick and Substructure System (Sistem Menara untuk menahan
beban operasi pemboran)
Well Control System (Sistem keamanan sumur untuk menahan
tekanan dari bawah permukaan)
Well Monitoring System (Sistem untuk memonitor pekerjaan
pemboran di rig)
9. Bentuk Sumur yang di Bor
Bentuk Sumur dibuat berdasarkan kompleksitas operasi pemboran
dalam mencapai target reservoir dan juga efisiensi operasi.
Sumur Vertikal : Sumur lurus kebawah biasa digunakan dalam sumur
eksplorasi untuk mengetahui petroleum system secara vertical dibawah
permukaan.
Sumur berarah : Dibagi menjadi dua (J) shape dan (S) Shape. Digunakan
dalam pemboran untuk mengejar reservoir yang lenses seperti di Delta
Play. Jadi bentuk sumur nya mengejar target reservoir yang lebih dari
satu.
Sumur horizontal : Sumur dengan bidang mendatar untuk mengejar
satu reservoir yang tebal dan mengejar target secara horizontal
dibidang reservoir tersebut.
Multi-Lateral : Dalam satu kepala sumur, terdapat lebih dari satu
lubang dan lebih dari satu arah sumur reservoir, untuk menghemat
waktu dan budget operasi pemboran.
10. Sekuen dan Services dalam pemboran migas
Dalam pemboran migas melibatkan banyak jasa/services sehingga dapat
menjadi sumur.
Services tersebut menawarkan metode dalam membantu proses pemboran
Sekuen secara umur dan services yang mendukung dalam pemboran migas
antara lain :
Perpindahan
Rig
Persiapan
Lokasi
Persiapan Rig
Pemboran
Proses
Pemboran
Test Sumur Komplesi Sumur Produksi / Paska
Pemboran
Site Survey
Geoteknik
Civil Work
EPC – OM
persiapan
platform
(offshore)
Jasa Rig Mover
Jasa Rig Diver
(pemasangan
Jack kaki rig
offshore)
Drilling Rig Services
Jasa Inspeksi
Jasa Sertifikasi
Barge Services
(Offshore)
Directional Drilling
Drilling Fluid
Mudlogging & H2S
Coring Services
Wireline Services
Solid Control
Casing Services
Cementing
Jasa Perforasi
Jasa Test
Sumur
Completion
Tools and
Services
Wellhead
Pompa Sumur
(Artificial Lift)
EPC – OM
Jasa pembuatan
pipa jalur produksi
Jasa Paska Operasi
Jasa Stasiun
Pengumpul (SP)
Well Wild Control
Services
(Apabila terjadi
blowout)
11. Services Elnusa dalam operasi pemboran
Drilling Rig Services (DRS)
Drilling Rig Services (DRS)
Elnusa memiliki Rig (Elnusa Modular Rig) EMR#01
Kapasitas 1600 HP dengan sistem operasi modular telescopic
Rig EMR#01 saat ini beroperasi dengan klien PHSS (Sebelumnya
VICO Indonesia di Kalimantan Timur) dengan kontrak rig 1500 HP.
Hydraulic Workover Unit for Drilling (HWUD)
Elnusa memiliki 12 unit HWU dengan kapasitas paling besar 340K
HWU diciptakan untuk jasa workover dan well services perbaikan
sumur.
HWU Elnusa disebut sebagai Elnusa Hydraulic Rig (EHR)
Dengan inovasi, Elnusa dapat menjadikan HWU 340K untuk operasi
pemboran offshore di PHM Kaltim. Dengan efisiensi lebih baik dari
rig offshore.
EMR#01
HWU-340K
Crew Rig EMR#01 bersama tim PHSS
12. Drilling Fluid Services adalah service fluida/ lumpur pemboran, baik dari chemical /
material lumpur dan juga services engineer dan delivery servicesnya.
Lumpur didalam pemboran masuk dalam sistem sirkulasi rig, dipompakan kedalam
lubang kemudian disirkulasikan didalam sistem Rig dalam operasi pemboran.
Lumpur berfungsi untuk membersihkan, melumasi dan pendingin lubang
pemboran. Lumpur juga berfungsi untuk menahan tekanan bawah permukaan
dalam lubang sumur.
Lumpur dalam pemboran secara umum dibagi menjadi water base (WBM) dan Oil
Base Mud (OBM). Apabila dalam eksplorasi menggunakan water base sehingga
jejak minyaknya akan terlihat dengan jelas. Sedangkan oil base lebih stabil
digunakan dalam pemboran sumur development.
Elnusa bekerjasama dengan Pertamina menggunakan SF (Smooth Fluid) sebagai
base oil yang lebih ramah lingkungan di lumpur OBM.
Services Elnusa dalam operasi pemboran
Drilling Fluid Services (DFS)
Sistem Sirkulasi Lumpur
13. Mudlogging dari kata Mud (Lumpur) dan Logging
(Pencatatan/pengambilan data) merupakan service untuk
melakukan pencatatan/pengambilan data bawah
permukaan yang dibawa oleh lumpur (drilling fluid).
Mudlogging services akan memberikan monitoring data
drilling parameter, data lumpur, data cutting, data gas,
data jejak hidrocarbon dan analisa tekanan formasi dari
dalam sumur. Semua itu tersaji dalam bentuk Mud Log.
H2S services adalah jasa monitoring dan penanggulangan
serta evakuasi ketika adanya gas H2S yang keluar dari
sumur. H2S ini gas berbahaya dapat menyebabkan
kematian.
Services Elnusa dalam operasi pemboran
Mudlogging dan H2S Services
Mud Log
14. Wireline logging adalah metode perekaman/pencatatan (logging) dengan
menggunakan kabel elektrik (wireline) untuk mengetahui kondisi bawah
permukaan. Data tersebut diakses secara real time operation.
Wireline Logging Services (Open Hole) untuk mengetahui jenis batuan dengan
mengukur sifat batuan (petrofisika) yang ada di alat wireline.
Wireline Open Hole menggunakan metode pengukuran respon batuan dari alat
Triplecombo (Gamma ray – Resisistivity – Neutron & Density) dan Quadcombo
(ditambah respon Sonic)
Sedangkan untuk uji tekanan formasi dan jenis fluida secara spesifik, menggunakan
metode Pressure Test (PT) dan Fluid Analisis (FA) dari alat wireline yang diambil
dari batuan bawah permukaan.
Elnusa bekerjasama dengan Schlumberger untuk teknologi wireline open hole
Services Elnusa dalam operasi pemboran
Wireline Logging Services (Open Hole)
Wireline Open Hole Log
Wireline Tools
Truck Unit Wireline
15. Setelah melakukan pemboran di trayek lubang pada kedalaman
tertentu, untuk menahan formasi bawah permukaan sebelum lanjut
melakukan pemboran yang semakin dalam, maka dipasang casing
untuk melapisi lubang pemboran dan tubing dizona produksi paling
bawah.
Guna merekatkan casing dan tubing dengan formasi batuan, maka
dibutuhkan semen. Jadi services ini adalah memompakan semen
diantara casing dan formasi. Services ini berhubungan dengan
kekuatan design sumur (well integrity).
Kualitas services semen juga akan menentukan kualitas produksi
sumur. Semakin baik homogen dan rapat hasil semennya. Maka
ketika di tembak perforasi, aliran fluida hydrocarbon akan focus
pada lubang tembakan perforasi (tidak leaking dikondisi rekahan
semen yang buruk).
Services Elnusa dalam operasi pemboran
Cementing Services (Open Hole)
Proses Penyemenan Sumur
Truck unit cementing
16. Setelah dilakukan operasi casing/ tubing dan cementing.
Maka untuk mengetahui kualitas cemen diantara casing
dan formasi bawah permukaan dan posisi casing colar
dilakukan services wireline logging cased hole.
Metode nya melakukan pengukuran Cement Bond
Logging (CBL) untuk mengetahui kualitas semen dan
Casing Colar Location (CCL) untuk mengetahui posisi
casing didalam sumur.
Perforation Services : merupakan wireline logging closed
hole services setelah melakukan CBL dan CCL. Metode
penembakan / perforasi prospek hidrokarbon di
reservoir, untuk membuka lubang dengan harapan fluida
mengalir dan selanjutnya dilakukan tes produksi sumur.
Services Elnusa dalam operasi pemboran
Wireline Logging Services (Closed Hole)
Perforasi Sumur
Log Kualitas Semen
17. Welltesting adalah services untuk mengetahui
kondisi dan kandungan aliran fluida dari lapisan
reservoir produksi. Dapat dilakukan saat
pemboran atau saat kondisi sumur stabil
setelah komplesi sehingga diketahui hasil aliran
dan rate produksi dalam sumur.
• Drill Stem Test (DST) : uji produksi lapisan
reservoir saat proses pemboran berlangsung.
• Deliverability Testing : mengetahui kinerja
aliran produksi reservoir menghantarkan
fluida produksi sampai steady state stabil.
• Pressure Transient Test (PTT) : uji produksi
setelah sumur dalam kondisi stabil, guna
mengetahui karakter formasi.
Services Elnusa dalam operasi pemboran
Well Testing Services
Welltesting Offshore
Welltesting Onshore
18. Ketika selesai dalam uji produksi sumur (welltest) untuk
sumur dengan kondisi tekanan formasi rendah untuk
pengangkatan fluida produksi ke permukaan maka
dibutuhkan artificial lift services.
Artificial lift adalah service untuk membantu mengangkat
produksi fluida ke permukaan untuk dialirkan ke pipa
produksi.
Jenis Artificial Lift antara lain :
- ESP (Electrical Submersible Pump), Elnusa bekerjasama
dengan REDA Schlumberger.
- HPU (Hyraulic Pump Unit)
- SRP (Sucker Rod Pump) / Pompa Angguk untuk pompa
yang lebih stabil dan karakternya minyak berat
- Progressing Cavity Pump (PCP)
Artificial Lift Services
Sucker Rod Pump (SRP)/
Pompa Angguk
Hydraulic Pump Unit (HPU)
Progressing Cavity Pump (PCP)
Electric Submersible Pump (ESP)
19. Refrensi :
• Rubiandini, Rudi, DR, Ir. 2009. Teknik Pemboran I. ITB : Bandung.
• Elnusa Company Profile. 2021. PT Elnusa Tbk : Jakarta.
• Aribowo, Andoko. 2021. Introduction Drilling Operation. Drilling
Supervisor and IWCF / IADC Well Control. Jakarta Drilling School (JDS)
• Rukmindar Dennis. 2021. General Overview of Offshore Drilling.
Senior Drilling Engineer ENI Indonesia. Jakarta Drilling School (JDS).