Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri atau jamur. Gejala utamanya nyeri telinga dan keluarnya cairan. Penatalaksanaannya meliputi antiseptik, antibiotik topikal atau oral, tergantung berat ringannya. Komplikasinya dapat berupa perikondritis, selulitis, atau otitis eksterna berat.
Dokumen tersebut membahas anatomi dan kelainan-kelainan telinga luar dan tengah. Terdapat penjelasan mengenai anatomi daun telinga, liang telinga, membran timpani, tulang pendengaran, otot telinga tengah, serta telinga dalam. Dibahas pula berbagai kelainan kongenital dan akuisitif yang dapat terjadi pada bagian-bagian tersebut seperti mikrotia, hematoma, infeksi, tumor, dan lain sebagain
Kasus ini mendiagnosis pasien dengan sindrom nefrotik berdasarkan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Diagnosis bandingnya adalah glomerulonefritis akut pasca streptokokus karena hasil pemeriksaan anti streptolisin reaktif. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, diet protein rendah, obat prednison dan transfusi albumin.
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Dokumen tersebut membahas tentang tekanan intrakranial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat penjelasan mengenai patofisiologi, gejala klinis, dan penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial meliputi gejala klinis seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan kesadaran. Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh edema otak, perdarahan, atau tumor dan dapat menyebabkan komplikasi seperti herniasi otak. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan pemantauan tekanan intrakranial secara terus-menerus. Pengobatan meliputi mannitol, hiper
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
Ìý
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis morfologi penyakit kulit primer dan sekunder beserta contoh-contohnya, seperti makula, papula, plak, urtika, nodul, vesikel, pustula, dan komedo. Jenis-jenis morfologi tersebut dibedakan berdasarkan karakteristik fisiknya seperti ukuran, konsistensi, dan isiannya. Dokumen ini berguna bagi diagnosis penyakit kulit secara
Dokumen tersebut membahas pendekatan diagnosis limfadenopati. Ada beberapa poin penting yang diangkat, yaitu: (1) penyebab limfadenopati dapat diingat dengan mnemonik MIAMI atau SHAK, (2) kunci kecurigaan kanker meliputi usia tua, karakteristik kelenjar yang keras dan terfiksasi, berlangsung lebih dari 2 minggu, serta lokasi di supraklavikula, (3) biopsi merupakan prosedur diagnostik ut
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
Ìý
Laporan kasus bedah anak mengenai hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis pada anak perempuan berumur 7 bulan. Penderita mengeluhkan benjolan di lipat paha kanan yang dapat hilang timbul. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya benjolan ukuran 2 cm x 1 cm x 1 cm di regio inguinalis dekstra yang dapat keluar masuk. Diagnosis yang ditetapkan adalah hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis. Rencana t
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
Ìý
Pada dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan terkini penyakit kulit dalam praktek sehari-hari. Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang berbagai topik infeksi kulit seperti varicella, herpes zoster, herpes simpleks, impetigo, erisipelas, selulitis, kusta dan reaksi kustanya, serta kandidiasis dan dermatofilosis.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Ìý
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Laporan kasus ini membahas kasus baru TB paru pada seorang perempuan berusia 21 tahun dengan keluhan batuk berdahak putih kekuningan selama 2 bulan. Pemeriksaan fisik menemukan tanda-tanda infeksi pernapasan. Hasil pemeriksaan dahak dan foto thoraks menunjukkan adanya infiltrat paru yang mendukung diagnosis TB paru aktif. Pasien mendapatkan terapi OAT kategori 1.
Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari segala aspek yang berkaitan dengan kematian, termasuk diagnosis kematian, perubahan yang terjadi setelah kematian, dan manfaatnya untuk menentukan waktu dan penyebab kematian. Ilmu ini mempelajari tanda-tanda awal kematian seperti berhentinya pernafasan hingga tanda pasti kematian seperti suhu, lebam, dan kaku mayat untuk memperkirakan waktu kematian. Tan
Laporan kasus ini membahas diagnosa morbili pada pasien perempuan berusia 4 tahun dengan gejala demam berkelanjutan, ruam di seluruh tubuh, dan komplikasi bronkopneumonia bilateral. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi dan ruam makulopapular, sedangkan pemeriksaan penunjang menunjukkan leukositosis dan hasil röntgen thoraks menunjukkan bronkopneumonia bilateral. Diagnosis kerja adalah morbili dengan komplikasi bronk
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Dokumen tersebut membahas lokasi dan pola gangguan pergerakan yang disebabkan oleh berbagai jenis lesi sistem saraf pusat dan perifer. Lesi pada Upper Motor Neurone, Lower Motor Neurone, Neuromuscular Junction, otot, basal ganglia dan cerebellum dapat menyebabkan kelemahan, gangguan pergerakan, dan gangguan sensasi dengan karakteristik yang berbeda untuk setiap lokasi lesi. Dokumen ini berguna untuk mendiagnosis lokasi le
Dokumen ini membahas tentang otitis media akut pada anak, termasuk definisi, etiologi, epidemiologi, faktor risiko, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Otitis media akut adalah peradangan telinga tengah yang biasanya terjadi pada anak akibat infeksi bakteri setelah ISPA, dengan gejala utama nyeri telinga dan demam. Diagnosis didasarkan pada anamnesa dan pemeriksaan fisik telinga, sed
Dokumen tersebut membahas tentang tekanan intrakranial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat penjelasan mengenai patofisiologi, gejala klinis, dan penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial meliputi gejala klinis seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan kesadaran. Peningkatan tekanan dapat disebabkan oleh edema otak, perdarahan, atau tumor dan dapat menyebabkan komplikasi seperti herniasi otak. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan CT scan dan pemantauan tekanan intrakranial secara terus-menerus. Pengobatan meliputi mannitol, hiper
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
Ìý
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis morfologi penyakit kulit primer dan sekunder beserta contoh-contohnya, seperti makula, papula, plak, urtika, nodul, vesikel, pustula, dan komedo. Jenis-jenis morfologi tersebut dibedakan berdasarkan karakteristik fisiknya seperti ukuran, konsistensi, dan isiannya. Dokumen ini berguna bagi diagnosis penyakit kulit secara
Dokumen tersebut membahas pendekatan diagnosis limfadenopati. Ada beberapa poin penting yang diangkat, yaitu: (1) penyebab limfadenopati dapat diingat dengan mnemonik MIAMI atau SHAK, (2) kunci kecurigaan kanker meliputi usia tua, karakteristik kelenjar yang keras dan terfiksasi, berlangsung lebih dari 2 minggu, serta lokasi di supraklavikula, (3) biopsi merupakan prosedur diagnostik ut
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
Ìý
Laporan kasus bedah anak mengenai hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis pada anak perempuan berumur 7 bulan. Penderita mengeluhkan benjolan di lipat paha kanan yang dapat hilang timbul. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya benjolan ukuran 2 cm x 1 cm x 1 cm di regio inguinalis dekstra yang dapat keluar masuk. Diagnosis yang ditetapkan adalah hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis. Rencana t
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
Ìý
Pada dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan terkini penyakit kulit dalam praktek sehari-hari. Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang berbagai topik infeksi kulit seperti varicella, herpes zoster, herpes simpleks, impetigo, erisipelas, selulitis, kusta dan reaksi kustanya, serta kandidiasis dan dermatofilosis.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Ìý
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Laporan kasus ini membahas kasus baru TB paru pada seorang perempuan berusia 21 tahun dengan keluhan batuk berdahak putih kekuningan selama 2 bulan. Pemeriksaan fisik menemukan tanda-tanda infeksi pernapasan. Hasil pemeriksaan dahak dan foto thoraks menunjukkan adanya infiltrat paru yang mendukung diagnosis TB paru aktif. Pasien mendapatkan terapi OAT kategori 1.
Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari segala aspek yang berkaitan dengan kematian, termasuk diagnosis kematian, perubahan yang terjadi setelah kematian, dan manfaatnya untuk menentukan waktu dan penyebab kematian. Ilmu ini mempelajari tanda-tanda awal kematian seperti berhentinya pernafasan hingga tanda pasti kematian seperti suhu, lebam, dan kaku mayat untuk memperkirakan waktu kematian. Tan
Laporan kasus ini membahas diagnosa morbili pada pasien perempuan berusia 4 tahun dengan gejala demam berkelanjutan, ruam di seluruh tubuh, dan komplikasi bronkopneumonia bilateral. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi dan ruam makulopapular, sedangkan pemeriksaan penunjang menunjukkan leukositosis dan hasil röntgen thoraks menunjukkan bronkopneumonia bilateral. Diagnosis kerja adalah morbili dengan komplikasi bronk
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Dokumen tersebut membahas lokasi dan pola gangguan pergerakan yang disebabkan oleh berbagai jenis lesi sistem saraf pusat dan perifer. Lesi pada Upper Motor Neurone, Lower Motor Neurone, Neuromuscular Junction, otot, basal ganglia dan cerebellum dapat menyebabkan kelemahan, gangguan pergerakan, dan gangguan sensasi dengan karakteristik yang berbeda untuk setiap lokasi lesi. Dokumen ini berguna untuk mendiagnosis lokasi le
Dokumen ini membahas tentang otitis media akut pada anak, termasuk definisi, etiologi, epidemiologi, faktor risiko, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Otitis media akut adalah peradangan telinga tengah yang biasanya terjadi pada anak akibat infeksi bakteri setelah ISPA, dengan gejala utama nyeri telinga dan demam. Diagnosis didasarkan pada anamnesa dan pemeriksaan fisik telinga, sed
Tuli mendadak adalah penurunan pendengaran sensorineural tiba-tiba sebesar 30 dB atau lebih pada setidaknya tiga frekuensi secara berturut-turut yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 hari. Penyebabnya meliputi infeksi, trauma, gangguan vaskular, otologi, toksik, neoplastik, dan penyakit lainnya. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan audiometri murni dan uji pendengaran. Peng
Otitis media (OM) adalah peradangan di telinga tengah yang disebabkan oleh infeksi bakteri. OM dibedakan menjadi akut dan kronis. OM akut ditandai dengan nyeri telinga dan demam yang berlangsung kurang dari 3 minggu, sementara OM kronis berlangsung lebih lama dengan keluarnya cairan dari telinga. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan telinga dan kultur cairan, sementara pengobatannya meliputi
Tiga kalimat ringkasan dokumen:
Dokumen tersebut membahas kasus tonsilitis kronik pada seorang pasien wanita berusia 65 tahun dengan keluhan nyeri tenggorokan berulang. Dokumen menjelaskan diagnosa, tatalaksana, dan tinjauan pustaka mengenai tonsilitis kronik.
Seorang laki-laki berusia 18 tahun mengeluhkan telinga kiri sakit dan berair disertai demam tinggi. Berdasarkan gejala klinis, diduga menderita salah satu dari lima kemungkinan diagnosis, yaitu otitis media akut dengan perforasi, otitis media supuratif kronis, otitis media serosa akut, otitis eksterna, atau cholesteatoma. Diagnosis pasti membutuhkan pemeriksaan fisik lanjutan dan penunjang.
Dokumen ini membahas tentang diagnosis dan penanganan otitis pada hewan kecil. Otitis dapat terjadi di telinga luar, tengah, dan dalam yang ditandai dengan nyeri, demam, hilangnya pendengaran, dan vertigo. Penyebabnya dapat berupa parasit, bakteri, jamur, virus, kotoran, atau gangguan sistem kekebalan tubuh. Gejala klinisnya
Dokumen tersebut membahas fisiologi dan patofisiologi sistem fonasi mulai dari anatomi organ penghasil suara seperti faring dan laring hingga berbagai kondisi gangguan seperti radang faring-laring, hipertrofi adenoid, tonsilitis, laringitis, dan kelainan laring lainnya.
- Membantu mengurangi nyeri dengan pemberian analgesik sesuai anjuran dokter
- Membantu membersihkan telinga secara hati-hati untuk mencegah infeksi lebih lanjut
- Memberikan edukasi untuk menjaga kebersihan telinga dan mencegah infeksi ulang
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut atau kronis yang disebabkan oleh bakteri atau jamur. Dokumen ini menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaan otitis eksterna.
Kanker laring adalah keganasan yang terjadi pada laring yang umumnya berupa sel skuamosa, dengan faktor risiko utama merokok dan minum alkohol. Gejalanya meliputi suara serak, sesak napas, dan gangguan menelan. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik, laringoskopi, biopsi jaringan, dan pemeriksaan radiologi seperti CT-Scan. Penatalaksanaannya meliputi radioterapi, bedah, dan kemoterapi sesuai den
Dokumen tersebut merupakan ringkasan tentang rinosinusitis kronis. Rinosinusitis kronis adalah kondisi peradangan pada mukosa hidung dan sinus paranasal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Penyebabnya meliputi infeksi, alergi, dan iritasi. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang seperti CT-scan. Pengobatannya meliputi antibiotik, kortikosteroid, i
Laryngopharyngeal reflux atau refluks laringofaring merupakan kondisi abnormal dimana terjadi aliran balik cairan lambung ke laring dan faring, menyebabkan gejala seperti suara serak, batuk, dan rasa tidak enak di mulut. Diagnosis didasarkan pada riwayat keluhan pasien dan pemeriksaan endoskopi. Pengobatan utamanya adalah menggunakan inhibitor pompa proton dalam jangka panjang untuk mencegah kembalinya asam lambung.
Dokumen ini membahas kasus seorang pasien laki-laki yang mengalami penurunan pendengaran akibat paparan bising di tempat kerja. Pemeriksaan menemukan tuli sensorineural koklea pada frekuensi 3000-6000 Hz dengan adanya notch pada 4000 Hz. Diagnosis yang ditegakkan adalah ketulian akibat bising yang bersifat permanen dan tidak dapat diobati.
Rhinitis alergi adalah kelainan hidung yang ditandai oleh gejala seperti bersin-bersin, rinore, dan hidung tersumbat setelah paparan alergen. Patofisiologinya melibatkan reaksi IgE dan pelepasan mediator seperti histamin yang menyebabkan inflamasi. Diagnosis didasarkan pada riwayat paparan alergen dan gejala klinis, serta dapat didukung dengan tes alergi. Pengobatannya meliputi menghindari alergen, antihist
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
2. ANAMNESIS
• Identitas Pasien
• Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, status
pernikahan
• Keluhan Utama : Nyeri hebat pada liang telinga
• Sejak kapan?
• Pada kedua telinga atau salah satu?
• Apakah gatal?
• Apakah nyeri? Saat tragus ditekan? Saat telinga ditarik?
• Apakah keluar cairan? Berbau?
• Apakah telinga terasa penuh?
• Adakah penurunan pendengaran?
3. ANAMNESIS
• Keluhan Penyerta
• Apakah disertai demam?
• Apakah disertai pusing?
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Apakah pernah mengalami keluhan serupa?
• Riwayat Penyakit Keluarga
• Apakah pada anggota keluarga pernah mengalami keluhan serupa?
• Riwayat Kebiasaan
• Apakah sering mengorek telinga?
• Apakah sering membersihkan telinga dengan cairan tertentu?
• Apakah sering berenang?
4. ANAMNESIS
• Riwayat Pengobatan
• Apakah sudah mengobati keluhan ini sebelumnya?
• Adakah perubahan?
• Apakah pernah dilakukan tindakan medis pada telinga?
• Ada alergi obat?
5. PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran umum : kesadaran, kesan sakit?
• Status gizi : BB, TB, BMI
• Tanda vital : Tekanan darah? Nadi? Respirasi? Suhu?
• Status generalis
• Kepala : Bentuk dan ukuran
• Mata : konjungtiva? Sklera? Refleks cahaya?
• Hidung : nyeri tekan sinus paranasal? Deviasi septum? Sekret?
• Mulut : mukosa? Tonsil? Uvula? Dinding posterior faring? Deviasi?
• Telinga : inspeksi auricula dan liang telinga? Hiperemis? Bengkak? Otore?
Nyeri tekan tragus?
• Otoskopi : apakah membrane timpani intak? Jika ada perforasi, tipe
perforasi? Edema? Jaringan granulasi? Kolesteatoma?
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes Biakan sekret dan resistensi antibiotic
Untuk menentukan Gram + atau Gram -, menentukan jenis
kuman, dan menentukan antibiotik yang digunakan
• Audiometri
Pemeriksaan untuk menentukan jenis dan derajat ketulian
(gangguan pendengaran). Dengan pemeriksaan ini dapat
ditentukan jenis ketulian apakah ‘tuli konduktif’ atau ‘tuli
sensorineural’.
11. PENATALAKSANAAN
• Infeksi ringan
• Antiseptik : asam asetat 2-5% dalam alkohol
• Infeksi sedang
• Antiseptik : asam asetat 2-5% dalam alkohol
• Antibiotik topical : Bacitracin
• Antibiotik oral digunakan pada pasien dengan demam,
imunosupresi, diabetes : Golongan Penisilin, Golongan
Cefalosporin
• Dalam beberapa kasus, kasa (dengan panjang 1/4 inci)
dimasukkan ke dalam kanal dan obat ototopic diterapkan
langsung ke kasa (2-4 kali sehari tergantung pada frekuensi
dosis yang dianjurkan dokter).
12. PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
16. FAKTOR RISIKO
• Suka membersihkan telinga dengan cotton buds, ujung jari,
atau alat lainnya
• Kelembaban telinga
• Sering berenang
• Penggunaan bahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan
pewarna rambut yang bisa membuat iritasi
• Liang telinga sempit
• Diabetes
17. KLASIFIKASI
1. Otitis eksterna akut
1. Otitis eksterna sirkumskripta : infeksi bermula dari folikel
rambut di liang telinga yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di
1/3 luar.
2. Otitis eksterna difus : infeksi yang mengenai kulit liang
telinga 2/3 dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan
edema yang tidak jelas batasnya.
18. KLASIFIKASI
2. Otitis eksterna kronis : otitis eksterna yang berlangsung lama,
ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks) yang
menyebabkan liang telinga menyempit.
19. PEMBAGIAN SECARA KLINIS
Menurut MM. Carr secara klinis otitis eksterna dibagi menjadi :
1. Otitis eksterna ringan : kulit liang telinga hiperemis, terdapat
eksudat, dan liang telinga menyempit
2. Otitis eksterna sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit
hiperemis dan eksudat positif
3. Otitis eksterna komplikans : periaurikuler eritema dan bengkak
4. Otitis eksterna kronik : kulit liang telinga/periaurikuler menebal,
keriput, eritema positif
20. STADIUM OTITIS EKSTERNA
1. Tahap preinflamatori : dimulai ketika stratum korneum menjadi
edematous karena hilangnya lapisan lipid pelindung canalis
akustikus eksternus, sehingga menyumbat kelenjar sebaceous.
Proses obstruksi terus berlanjut, rasa penuh dan gatal telinga
dimulai. Terganggunya lapisan epitel memungkinkan invasi
bakteri yang baik berada di CAE atau benda asing dari luar
masuk ke dalam saluran.
2. Tahap inflamasi akut : rasa sakit dan nyeri dari daun telinga.
Kulit saluran pendengaran eksternal menunjukkan eritema
ringan dan edema minimal. Tampak adanya sekret yang terlihat
pada CAE. Rasa sakit dan gatal meningkat.
3. Tahap inflamasi kronis : terjadi peradangan kronis, nyeri
berkurang tapi gatal lebih terasa. Kulit CAE menebal, dan
21. PATOFISIOLOGI
FAKTOR RISIKO : Sering membersihkan telinga/ berenang/ ïƒ
mengubah kelembaban telinga ïƒ pH telinga meningkat (lebih
basa) ïƒ kulit menjadi lebih kering ïƒ peningkatan produksi
serumen untuk mencegah invasi bakteri ïƒ telinga terasa gatal
ïƒ menggaruk ïƒ cedera ïƒ invasi organism eksogen melalui
permukaaan superficial epidermis.
22. MANIFESTASI KLINIS
• Anamnesis :
• Otalgia
• Rasa penuh di telinga
• Gatal
• Penurunan pendengaran
• Discharge
• Tinitus
• Demam
• Pemeriksaan Fisik :
• Nyeri tekan tragus
• Eritematosa dan edema
saluran auditori eksterna
• Discharge purulent
• Pada kasus berat : dapat
menyebar ke jaringan lunak
sekitar
23. PENATALAKSANAAN
• Infeksi ringan
• Antiseptik : asam asetat 2-5% dalam alkohol
• Infeksi sedang
• Antiseptik : asam asetat 2-5% dalam alkohol
• Antibiotik topical : Bacitracin
• Antibiotik oral digunakan pada pasien dengan demam,
imunosupresi, diabetes : Golongan Penisilin, Golongan
Cefalosporin
24. PENATALAKSANAAN
• Dalam beberapa kasus, kasa (dengan panjang 1/4 inci)
dimasukkan ke dalam kanal dan obat ototopic diterapkan
langsung ke kasa (2-4 kali sehari tergantung pada
frekuensi dosis yang dianjurkan dokter).
• Antifungal : Clotrimazole 1% otic solution
• Antipiretik dan analgetik : Paracetamol 500 mg