Buku ini membahas tentang karakteristik dan pengelolaan lahan rawa di Indonesia. Lahan rawa dibagi menjadi 3 zona berdasarkan pengaruh air pasang surut, yaitu zona rawa pasang surut air asin, zona rawa pasang surut air tawar, dan zona rawa lebak. Dijelaskan pula jenis-jenis lahan rawa seperti swamp, marsh, bog, dan fed beserta ciri khasnya.
Rawa adalah dataran rendah yang tergenang air, biasanya terdapat di sekitar muara sungai besar yang merupakan tanah lumpur dengan kadar air tinggi. Terdapat beberapa jenis rawa seperti rawa abadi yang selalu tergenang air, rawa sungai yang terbentuk saat banjir, dan rawa pantai di muara sungai.
Dokumen ini membahas tentang ekologi hutan rawa gambut di Indonesia. Hutan rawa gambut terbentuk pada zaman Holosen akibat perubahan iklim global yang menyebabkan peningkatan suhu dan curah hujan sehingga permukaan air laut naik dan menciptakan kondisi tergenang. Hutan rawa gambut memiliki peran penting sebagai pengontrol hidrologi, pengikat karbon, dan habitat satwa, namun saat ini terancam oleh kebakaran hutan, penebangan liar
Dokumen tersebut membahas solusi untuk membangun bangunan di lahan rawa dengan menggunakan pondasi Strauss Pile atau Bor Pile. Metode ini memungkinkan pembangunan bangunan di atas lahan rawa tanpa merusak fungsi resapan air dari rawa.
Dokumen tersebut membahas tentang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang didefinisikan sebagai wilayah daratan yang dibatasi oleh punggung bukit pemisah aliran yang menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan melalui jaringan sungai dan bermuara di satu sungai utama. Dokumen tersebut juga membahas bagian-bagian DAS yaitu hulu, tengah, dan hilir serta manfaat dan penyebab kerusakan DAS.
DAS (Daerah Aliran Sungai) adalah daerah yang air hujan yang jatuh di dalamnya akan mengalir melalui satu sungai dan keluar lewat satu outlet. DAS membagi wilayah menjadi hulu, tengah, dan hilir sungai, dan memiliki berbagai masalah seperti banjir dan erosi tanah. Pengelolaan DAS meliputi penyanggaan hulu sungai dan pencegahan polusi di hilir sungai.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Daerah Aliran Sungai (DAS), termasuk definisi DAS, komponen-komponennya, cara menghitung luas DAS, bentuk dan pola aliran sungai, serta manfaat DAS.
Materi ini disampaikan oleh El Kail atau Lembaga Kajian Advokasi & Informasi Lingkungan Hidup dalam acara Amprokan Blogger Bekasi 2011, tanggal 17 September 2011
Dokumen tersebut membahas sistem surjan dalam perspektif perubahan iklim. Sistem surjan merupakan sistem pertanian yang adaptif dan mitigatif terhadap perubahan iklim melalui teknologi seperti pengelolaan air, penggunaan varietas tahan cuaca ekstrem, dan bahan organik untuk meningkatkan produktivitas tanah serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Sistem ini juga mampu mengurangi emisi metana dari lahan rawa dengan pembentuk
Dokumen tersebut membahas tentang air tanah, danau, dan rawa. Air tanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan memiliki berbagai manfaat seperti untuk kebutuhan hidup manusia, industri, dan pertanian. Danau adalah cekungan air di permukaan bumi yang dibentuk dari berbagai proses geologis dan memiliki fungsi sebagai pengendali banjir, irigasi, perikanan, dan pariwisata. Rawa adalah lahan gen
Ekosistem mangrove adalah hutan pesisir yang tumbuh di daerah berpasang surut antara darat dan laut. Mangrove mampu beradaptasi dengan kondisi tanah berlumpur dan air asin, memiliki akar tunjang dan daun kelenjar garam. Mangrove memiliki peran penting dalam melindungi pantai dari erosi dan menyediakan habitat bagi beragam satwa.
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannyaMardiah Ahmad
Ìý
Ekosistem hutan mangrove memiliki peran penting dalam melindungi pantai dan lingkungan. Dokumen ini menjelaskan komponen ekosistem mangrove seperti flora, fauna, dan fungsinya. Namun, kerusakan mangrove akibat konversi lahan dan penebangan menjadi masalah. Model pembelajaran berbasis masalah dapat mengajak mahasiswa untuk mengidentifikasi masalah ini melalui kunjungan lapangan dan menemukan solusi pelestarian.
Lahan rawa merupakan lahan yang tergenang secara periodik atau terus menerus karena drainase yang terhambat. Lahan rawa dapat dimanfaatkan untuk pertanian, perikanan, pariwisata, dan pengendalian banjir. Konsep pengelolaan lahan rawa yang berkelanjutan melibatkan pengelolaan air untuk mengubah lahan rawa menjadi lahan pertanian produktif secara organik dan ramah lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, ciri-ciri, dan manfaat hutan mangrove. Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah pesisir dan dipengaruhi pasang surut air laut. Ia memiliki ciri akar khusus dan biji yang dapat berkecambah serta bermanfaat sebagai pelindung pantai, sumber daya alam, dan habitat satwa. Kerusakan mangrove dapat dicegah dengan penanaman pohon dan perlindungan bersama masy
Lahan rawa memiliki berbagai manfaat untuk pertanian, lingkungan, dan manusia. Namun, hanya sebagian kecil lahan rawa di Indonesia yang dimanfaatkan untuk pertanian. Pengelolaan lahan rawa yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan perlu menerapkan sistem drainase yang baik, penggunaan amelioran tanah, serta memilih varietas tanaman yang adaptif dan rendah emisi gas metana."
Mangrove merupakan ekosistem penting yang memiliki beragam manfaat ekologi dan ekonomi. Tumbuhan mangrove mampu beradaptasi dengan lingkungan berair payau dan berlumpur serta mendukung keanekaragaman hayati di perairan pesisir.
Hutan mangrove memiliki peran penting dalam melindungi pantai dan menyediakan habitat bagi beragam satwa. Namun, pemanfaatan berlebihan dan konversi lahan telah menyebabkan kerusakan ekosistem. Diperlukan upaya konservasi dan pengelolaan yang berkelanjutan untuk melestarikan fungsi ekologis hutan mangrove.
DAS (Daerah Aliran Sungai) adalah daerah yang air hujan yang jatuh di dalamnya akan mengalir melalui satu sungai dan keluar lewat satu outlet. DAS membagi wilayah menjadi hulu, tengah, dan hilir sungai, dan memiliki berbagai masalah seperti banjir dan erosi tanah. Pengelolaan DAS meliputi penyanggaan hulu sungai dan pencegahan polusi di hilir sungai.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Daerah Aliran Sungai (DAS), termasuk definisi DAS, komponen-komponennya, cara menghitung luas DAS, bentuk dan pola aliran sungai, serta manfaat DAS.
Materi ini disampaikan oleh El Kail atau Lembaga Kajian Advokasi & Informasi Lingkungan Hidup dalam acara Amprokan Blogger Bekasi 2011, tanggal 17 September 2011
Dokumen tersebut membahas sistem surjan dalam perspektif perubahan iklim. Sistem surjan merupakan sistem pertanian yang adaptif dan mitigatif terhadap perubahan iklim melalui teknologi seperti pengelolaan air, penggunaan varietas tahan cuaca ekstrem, dan bahan organik untuk meningkatkan produktivitas tanah serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Sistem ini juga mampu mengurangi emisi metana dari lahan rawa dengan pembentuk
Dokumen tersebut membahas tentang air tanah, danau, dan rawa. Air tanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah dan memiliki berbagai manfaat seperti untuk kebutuhan hidup manusia, industri, dan pertanian. Danau adalah cekungan air di permukaan bumi yang dibentuk dari berbagai proses geologis dan memiliki fungsi sebagai pengendali banjir, irigasi, perikanan, dan pariwisata. Rawa adalah lahan gen
Ekosistem mangrove adalah hutan pesisir yang tumbuh di daerah berpasang surut antara darat dan laut. Mangrove mampu beradaptasi dengan kondisi tanah berlumpur dan air asin, memiliki akar tunjang dan daun kelenjar garam. Mangrove memiliki peran penting dalam melindungi pantai dari erosi dan menyediakan habitat bagi beragam satwa.
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannyaMardiah Ahmad
Ìý
Ekosistem hutan mangrove memiliki peran penting dalam melindungi pantai dan lingkungan. Dokumen ini menjelaskan komponen ekosistem mangrove seperti flora, fauna, dan fungsinya. Namun, kerusakan mangrove akibat konversi lahan dan penebangan menjadi masalah. Model pembelajaran berbasis masalah dapat mengajak mahasiswa untuk mengidentifikasi masalah ini melalui kunjungan lapangan dan menemukan solusi pelestarian.
Lahan rawa merupakan lahan yang tergenang secara periodik atau terus menerus karena drainase yang terhambat. Lahan rawa dapat dimanfaatkan untuk pertanian, perikanan, pariwisata, dan pengendalian banjir. Konsep pengelolaan lahan rawa yang berkelanjutan melibatkan pengelolaan air untuk mengubah lahan rawa menjadi lahan pertanian produktif secara organik dan ramah lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, ciri-ciri, dan manfaat hutan mangrove. Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah pesisir dan dipengaruhi pasang surut air laut. Ia memiliki ciri akar khusus dan biji yang dapat berkecambah serta bermanfaat sebagai pelindung pantai, sumber daya alam, dan habitat satwa. Kerusakan mangrove dapat dicegah dengan penanaman pohon dan perlindungan bersama masy
Lahan rawa memiliki berbagai manfaat untuk pertanian, lingkungan, dan manusia. Namun, hanya sebagian kecil lahan rawa di Indonesia yang dimanfaatkan untuk pertanian. Pengelolaan lahan rawa yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan perlu menerapkan sistem drainase yang baik, penggunaan amelioran tanah, serta memilih varietas tanaman yang adaptif dan rendah emisi gas metana."
Mangrove merupakan ekosistem penting yang memiliki beragam manfaat ekologi dan ekonomi. Tumbuhan mangrove mampu beradaptasi dengan lingkungan berair payau dan berlumpur serta mendukung keanekaragaman hayati di perairan pesisir.
Hutan mangrove memiliki peran penting dalam melindungi pantai dan menyediakan habitat bagi beragam satwa. Namun, pemanfaatan berlebihan dan konversi lahan telah menyebabkan kerusakan ekosistem. Diperlukan upaya konservasi dan pengelolaan yang berkelanjutan untuk melestarikan fungsi ekologis hutan mangrove.
Laporan ini meninjau keanekaragaman benthos dan nekton di hutan mangrove Pulau Sembilan, Sumatera Utara. Tujuannya adalah mengetahui jenis-jenis organisme yang hidup di mangrove serta hubungan antara vegetasi dan kondisi lingkungan terhadap kelimpahan spesies. Berbagai jenis moluska dan crustacea ditemukan yang bergantung pada mangrove sebagai habitat dan sumber makanan.
Ekosistem mangrove memberikan berbagai fungsi penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan sumber daya alam serta mata pencarian masyarakat, meskipun saat ini terancam kerusakan akibat perubahan iklim, pembangunan, dan aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan.
Presentasi ini membahas tentang keanekaragaman hayati di perairan. Secara singkat, presentasi menjelaskan tentang distribusi dan jenis-jenis ekosistem perairan seperti laut, danau, sungai, terumbu karang, bakau, dan lamun yang saling berhubungan dan memainkan peran penting dalam menyediakan keanekaragaman hayati dan sumber daya.
Dokumen tersebut merangkum berbagai jenis ekosistem darat dan perairan di Indonesia. Ekosistem darat terdiri dari bioma gurun, padang rumput, hutan hujan tropis, hutan gugur, taiga, dan tundra. Ekosistem perairan meliputi ekosistem air tawar dan air laut. Di Indonesia terdapat empat ekosistem utama yaitu ekosistem bahari (laut), ekosistem darat alami, ekosistem suksesi, dan ekosistem buatan yang dibentuk
Dokumen tersebut membahas tentang definisi ekosistem dan komponen-komponen yang membentuk ekosistem, termasuk komponen biotik seperti produsen, konsumen, dan dekomposer, serta komponen abiotik seperti air, cahaya matahari, dan suhu. Dokumen ini juga menjelaskan tiga jenis ekosistem utama yaitu ekosistem darat, air, dan buatan, beserta contoh-contoh ekosistem yang termasuk ke dalam masing-masing jen
Tokoalatuji.com - Menurut kamu apa sih lahan gambut itu? Lahan gambut merupakan sebuah type tanah atau lahan basah yang berasal dari tanaman seperti pepohonan dan graminoid ( sejenis rerumputan ) yang mati dan tidak membusuk sepenuhnya lalu menghasilkan bahan organic yang sangat banyak secara natural/alami yang disebabkan oleh keadaan area yang memiliki kadar keasaman yang tinggi dan berair.
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
✅ Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
✅ Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
✅ Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
✅ Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
✅ Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
✅ Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
📌 Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
1. 1
BAB I
CIRI dan KLASIFIKASI LAHAN BASAH
Lahan basah (wetland) adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik
bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau
seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke
dalam lahan basah ini, di antaranya, adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), paya, dan
gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau
atau asin. Lahan basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman
hayati yang tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem. Di atas lahan basah
tumbuh berbagai macam tipe vegetasi (masyarakat tetumbuhan), seperti hutan rawa air
tawar, hutan rawa gambut, hutan bakau, paya rumput dan lain-lain. Margasatwa
penghuni lahan basah juga tidak kalah beragamnya, mulai dari yang khas lahan basah
seperti harimau, udang kotak, buaya, kura-kura, biawak, ular, aneka jenis kodok, dan
pelbagai macam ikan; hingga ke ratusan jenis burung dan mamalia lainnya.
Pada sisi yang lain, banyak kawasan lahan basah yang merupakan lahan yang subur,
sehingga kerap dibuka, dikeringkan dan dikonversi menjadi lahan-lahan pertanian. Baik
sebagai lahan persawahan, lokasi pertambakan, maupun di Indonesia sebagai wilayah
transmigrasi. Mengingat nilainya yang tinggi itu, di banyak negara lahan-lahan basah ini
diawasi dengan ketat penggunaannya serta dimasukkan ke dalam program-program
konservasi dan rancangan pelestarian keanekaragaman hayati.
Berdasarkan fungsi dan tatanan lingkungannya, tipologi lahan basah secara garis besar
terdiri dari empat macam, yaitu: (1) lahan basah pesisir dan lautan yang meliputi
antara lain hutan bakau, hutan payau, hutan mangrove, terumbu karang dan dataran
pasir; (2) lahan basah rawa yang meliputi hutan rawa gambut, rawa padang, rawa
rumput dan rawa herbal; (3) Lahan basah dataran sungai yang meliputi sungai,
dataran banjir, lebak-lebung dan muara sungai; dan (4) Lahan basah danau,
bendungan dan lahan basah bentukan seperti sawah, tambak garam, danau, situ, dan
bendungan. Mengingat cukup bervariasinya tipe dan sifat ekosistem lahan basah
tersebut, maka ekosistem lahan basah mempunyai potensi yang sangat besar untuk
dapat dikembangkan pemanfaatannya secara berkelanjutan. Secara garis besar fungsi
2. 2
dan manfaat lahan basah terhadap manusia dan lingkungan adalah sebagai berikut: