際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ELEME
N
MESIN 1
Kontrak Kuliah
Nilai Kuliah
 Absensi = 10 %
 CPK I = 30 %
 CPK II = 40 %
 Tugas = 20 %
Matriks Kuliah
 80 - 100 = A
 70  80 = AB
 60  70 = B
Nilai Jawaban Benar
 Rumus 50 %
 Satuan 30 %
 Penjelasan 20 %
Topik
 Perancangan dan Unit System
 Analisa Beban, Tegangan dan Kegagalan dari Beban Statik
 Sambungan Keling, Las dan Baut
 Poros dan Pasak
 Kopling, Rem dan Pegas
ELEMEN MESIN 1
Pertemuan - 1
Objektif
 Mampu menjelaskan konsep perancangan dan rekayasa
(Design & Engineering)
 Terampil menerapkan unit system dalam analisa
Pola Design / Perancangan
Desain adalah proses yang inovatif dan sangat berulang.
1. Tahap awal adalah mencari tahu apa yang dibutuhkan.
2. Menjabarkan secara spesifik masalah-masalah yang
dihadapi untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan. Contoh:
Batasan ukuran, jumlah, dst.
3. Memadukan beberapa skema yang memungkinkan untuk
membuat masalah terselesaikan. Skema dapat dibuat
dalam bentuk matriks.
4. Analisis dan Optimasi terhadap skema mana yang paling
memenuhi untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah.
5. Evaluasi pada produk yang sudah dibuat apakah sesuai
kebutuhan.
Pola Design / Perancangan
Desain adalah proses yang inovatif dan sangat berulang.
1. Kebutuhan: Alat Penumbuk/Penghalus Biji Kopi untuk
menggantikan grinder pasaran. Karena grinder dapat
menggosongkan bijih dan merubah rasa.
2. Batasan: Daya Listrik disesuaikan dengan daya rumah
900VA, ukuran compact dan dapat diletakan diatas meja
rumah, kapasitas 200ml bubuk dalam 10 menit, dst.
3. Skema 1. Mesin penggerak yang digunakan adalah
dinamo DC dengan adapter yang berdaya 20  80 watt
dengan torsi yang cukup untuk mengangkat penumbuk
Skema 2. dst.
4. Analisis dan optimasi dari beberapa skema.
5. Evaluasi
Tugas 1
 Terapkan pola pikir mechanical designer dan aplikasikan terhadap
kasus berikut:
 Kebutuhan : Alat Pengurai Limbah di Rumah
 Setiap Mahasiswa bekerja secara mandiri dan tuliskan
Design Considerations
1. Functionality
2. Strength/stress
3. Distortion/deflection/stiffness
4. Wear
5. Corrosion
6. Safety
7. Reliability
8. Manufacturability
9. Utility
10. Cost
11. Maintenance
12. Weight
13. Life
14. Noise
15 Styling
16 Shape
17 Size
18 Control
19 Thermal properties
20 Surface
20 Surface
21 Lubrication
22 Marketability
23 Friction
24 Volume
25 Liability
26 Remanufacturing/resource
recovery
Break Even Point.
Sebagai contoh, pertimbangkan situasi di mana
bagian tertentu dapat diproduksi dengan
kecepatan 25 bagian per jam pada mesin sekrup
otomatis atau 10 bagian per jam pada mesin
sekrup tangan. Misalkan juga waktu penyetelan
untuk otomatis adalah 3 jam dan biaya tenaga
kerja untuk masing-masing mesin adalah $20 per
jam, termasuk overhead. Gambar 13 adalah
grafik biaya versus produksi dengan kedua
metode tersebut. Titik impas titik untuk contoh ini
sesuai dengan 50 bagian. Jika produksi yang
diinginkan lebih besar dari 50 bagian, mesin
otomatis harus digunakan.
Uncertainty / Ketidakpastian
Design Factor (nd)
Hilang fungsi parameter dan maximum fungsi
parameter.
Misal beban, tegangan, defleksi.
Factor of Safety
Factor of Safety (n)
Hasil dari design factor akibat uncertainty dimuat
dalam bentuk angka lain dalam factor of safety.
Units / satuan-satuan
Simbol unit pada persamaan Hukum Kedua Newton adalah
F = ma
F = MLT-2
F = Force, M = mass, L = length, T = time. Unit untuk ketiga kuantitas
tersebut disebut dengan base units. Sedangkan unit keempat disebut
dengan derived unit (satuan turunan).
Units / satuan-satuan
Pada daerah negara yang berbahasa inggris, misal U.S. customary foot-pound-
second system (fps) dan the inch-pound-second system (ips) adalah dua standard
system gravitasi yang banyak digunakan oleh engineer. Pada fps system the unit of
mass adalah:
1000 lbf dapat ditulis ulang menjadi kilopond, kip.
Units / satuan-satuan
The international System of Units (SI) adalah absolute system. Base unitnya adalah
meter, kilogram untuk massa, dan detik (second). Satuan dari gaya yang diturunkan
dari rumus Hukum Newton II disebut dengan newton (N).
Beban (weight) adalah sebuah nilai yang didapatkan dari gravitasi terhadap massa.
Units / satuan-satuan
Pada fps system, nilai dari gravitasi adalah, g = 32.1740 ft/s2. beban dari sebuah
massa adalah 1 slug pada system fps.
Pada ips system.
Pada SI units.
ELEMEN MESIN 1
Pertemuan - 2
Objektif
 Mampu menjelaskan klasifikasi beban dan tegangan yang dihasilkan
 Mampu menjelaskan sifat mekanik material
 Terampil menerapkan teori kegagalan beban statik
Kemampuanuntukmengukurkondisiteganganpada
lokasikritisdalamelemen mesin merupakan
keterampilan pentingseoranginsinyur
Beban (Load) (Newton)
Beban merupakan muatan yang diterima oleh suatu struktur/konstruksi/komponen.
Jenis Beban:
A. Berdasarkan sifat
- Beban Konstan (Steady Load/Static Load)
- Beban tidak Konstan (Unsteady Load/Dynamic Load)
- Beban Kejut (Shock Load)
- Beban Tumbukan (Impact)
B. Berdasarkan cara arah kerja
- Gaya aksial (Fa)
- Gaya radial (Fr)
- Gaya Geser (Fs)
- Momen puntir Torsi (T)
- Momen lentur (M)
Beban (Load)
Blok mesin yang bertujuan untuk
mentransmisikan gaya dengan
bantuan spur gear ditunjukkan dalam
gambaran free body diagram di
samping ini.
Bagaimana respon material jika dikenai beban ?
Pengenalan Uji Tarik
Breakdown image
 External Load (axial)
 Internal Resisting Forces (axial)
 Homogeneus Material
 Average Stress & Strain
 Deformation
Breakdown - Free Body Diagram (FBD)
 P = External Load (kgf, pounds)
 dA = Internal Resisting Force
 L0 = Initial Length
 L = Final Length L0
L
e =

0
=

0
=
 0
0
Average Strain :
P =  
P =  
P =  
 =


Average Stress :
Constant 

2

2
psi
Pa
Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik
Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik
Tugas 2
Material Load (N) Area (m2) Stress (Pa) Maximum Allowable
Stress (Pa)
Result
(Break/Not Break)
Cast Iron ababa a+b   
Alloy Steel ababa a+b   
Stainless Steel 316 ababa a+b   
Aluminum Alloy ababa a+b   
Titanium ababa a+b   
Copper ababa a+b   
Nilai a dan b adalah 2 digit terakhir NIM
ELEMEN MESIN 1
Pertemuan - 9
Beban Dinamik pada Baut
Kekuatan Baut pada pembebanan Fatigue axial sering kali gagal pada area
fillet di bawah kepala baut. Di bagian Runout. Di bagian ulir pertama yang
terkena Nut. Bagian yang paling lemah pada sebuah baut adalah ?
Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik
Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik
Hal yang terjadi antara bolt dan member(spring)
untuk penjelasan pengaruh preload
瑞 = 瑞
Hal yang terjadi antara bolt dan member(spring)
Pentingnya preload
Penting nya pre load
Jika keseluruhan Panjang dari baut dapat diukur dengan mikrometer
saat terpasang, elongation saat terkeda Fi dapat dihitung dengan
隆 = Fil  (AE)
Maka pengencangan baut akan disesuaikan dengan elongation dan Fi.
https://youtu.be/aD54subok-I?si=qvIrOopHxpRXuKmP
Penting nya pre load
Snug Tight Condition merupakan kondisi Dimana pengencangan
didapatkan dari beberapa kali impak atau saat kamu mengencangkan
baut dengan tangan sekuat tenaga.
Untuk melep
For example, for heavy hexagonal structural bolts, the turn-of-the-nut
specification states that the nut should be turned a minimum of 180属
from the snug-tight condition under optimum conditions.
https://youtu.be/utQz8oc9nr4?si=Em2MGOq_gyjPRCYn
Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik
Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik
ELEMEN MESIN 1
Pertemuan - 11
SHAFT
A vertical worm-gear speed reducer.
(Courtesy of the Cleveland Gear Company.)
Shaft Layout
Shaft Design for Stress
 Mengetahui Lokasi atau Bagian Kritis
 the outer surface,
 at axial locations where the bending moment is large,
where the torque is present, and
 where stress concentrations exist.
Shaft Stress
Bending Torsion
Axial
Stress
For analysis, it is simple enough to combine the different types of stresses into alternating and mean von Mises
stresses, as shown in Section 616.
Axial stress memiliki kemungkinan nilai terkecil untuk mengalami tegangan kritis. Oleh karena itu perhitungan
berdasarkan Bending dan Torsion.
Bending Moment (Static)
Bending Moment (Static)
Asumsi bagian
paling kritis
ada di daerah B
daripada C
Bending Moment (Static)
Bending Moment (Static)
Bending Moment (Static)
Marins Equation
Surface Factor (ka)
Size Factor (kb)
Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik
Neuber Constant ( )
bending and torsion
Mm = Mean bending moment
Ma = Alternating bending moment
Tm = Mean Torques
Ta = Alternating Torques
Kf = Fatigue stress-concentration factor for bending
Kfs = Fatigue stress-concentration factor for torsion
Apabila kita menggunakan bentuk shaft berupa round
solid maka Momen inersia, I, dan Momen Puntir, J,
berubah menjadi rumus disamping ini.
Von Misses Stress
Fatigue Failure,
Kf (also known as the fatigue notch factor)
Fatigue Failure,
Kf (also known as the fatigue notch factor)
Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik
Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik
Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik
Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik
Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik

More Related Content

Similar to Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik (20)

Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Adolvin Mahadiputra
Modul Praktikum Motor Induksi
Modul Praktikum Motor InduksiModul Praktikum Motor Induksi
Modul Praktikum Motor Induksi
Hikmah Fatwa Nurodin
Its paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paperIts paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paper
lina meliana
Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3
dodi rahmawan
際際滷-TSP309-Perancangan-Struktur-Beton-CIV-204-P4-7.pptx
際際滷-TSP309-Perancangan-Struktur-Beton-CIV-204-P4-7.pptx際際滷-TSP309-Perancangan-Struktur-Beton-CIV-204-P4-7.pptx
際際滷-TSP309-Perancangan-Struktur-Beton-CIV-204-P4-7.pptx
ArioTrihantoro1
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
NitaMewaKameliaSiman
Mekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptxMekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptx
ardaangga1
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptxPPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
AndriAbjar
Presentasi Tugas Akhir
Presentasi Tugas AkhirPresentasi Tugas Akhir
Presentasi Tugas Akhir
sahril afandi sitompul
Billboard design & analysis calculation
Billboard design & analysis calculationBillboard design & analysis calculation
Billboard design & analysis calculation
Edi Supriyanto
3.4 CREEP LOSS.pptx
3.4 CREEP LOSS.pptx3.4 CREEP LOSS.pptx
3.4 CREEP LOSS.pptx
FavianSteva
3.4 - 3.8 Creep loss (1).pptx
3.4 - 3.8 Creep loss (1).pptx3.4 - 3.8 Creep loss (1).pptx
3.4 - 3.8 Creep loss (1).pptx
FavianSteva
Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014
Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014
Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014
Ilcham27
Motor asinkron rotor sangkar
Motor asinkron rotor sangkarMotor asinkron rotor sangkar
Motor asinkron rotor sangkar
Seprianus Tandipau
Skema jawapan
Skema jawapanSkema jawapan
Skema jawapan
hazmilplv
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
tanalialayubi
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
darmadi ir,mm
Bab 2 tarik
Bab 2 tarikBab 2 tarik
Bab 2 tarik
Afif Sy
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
GentaPermata2
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Adolvin Mahadiputra
Its paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paperIts paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paper
lina meliana
Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3Laporan box 2 x 3
Laporan box 2 x 3
dodi rahmawan
際際滷-TSP309-Perancangan-Struktur-Beton-CIV-204-P4-7.pptx
際際滷-TSP309-Perancangan-Struktur-Beton-CIV-204-P4-7.pptx際際滷-TSP309-Perancangan-Struktur-Beton-CIV-204-P4-7.pptx
際際滷-TSP309-Perancangan-Struktur-Beton-CIV-204-P4-7.pptx
ArioTrihantoro1
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
NitaMewaKameliaSiman
Mekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptxMekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptx
ardaangga1
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptxPPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
AndriAbjar
Billboard design & analysis calculation
Billboard design & analysis calculationBillboard design & analysis calculation
Billboard design & analysis calculation
Edi Supriyanto
3.4 CREEP LOSS.pptx
3.4 CREEP LOSS.pptx3.4 CREEP LOSS.pptx
3.4 CREEP LOSS.pptx
FavianSteva
3.4 - 3.8 Creep loss (1).pptx
3.4 - 3.8 Creep loss (1).pptx3.4 - 3.8 Creep loss (1).pptx
3.4 - 3.8 Creep loss (1).pptx
FavianSteva
Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014
Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014
Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014
Ilcham27
Motor asinkron rotor sangkar
Motor asinkron rotor sangkarMotor asinkron rotor sangkar
Motor asinkron rotor sangkar
Seprianus Tandipau
Skema jawapan
Skema jawapanSkema jawapan
Skema jawapan
hazmilplv
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
tanalialayubi
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
darmadi ir,mm
Bab 2 tarik
Bab 2 tarikBab 2 tarik
Bab 2 tarik
Afif Sy
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
GentaPermata2

Recently uploaded (6)

Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.pptTraining Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.pptTraining Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset

Elemen Mesin 1 untuk teknik mesin universitas muhammadiyah gresik

  • 2. Kontrak Kuliah Nilai Kuliah Absensi = 10 % CPK I = 30 % CPK II = 40 % Tugas = 20 % Matriks Kuliah 80 - 100 = A 70 80 = AB 60 70 = B Nilai Jawaban Benar Rumus 50 % Satuan 30 % Penjelasan 20 %
  • 3. Topik Perancangan dan Unit System Analisa Beban, Tegangan dan Kegagalan dari Beban Statik Sambungan Keling, Las dan Baut Poros dan Pasak Kopling, Rem dan Pegas
  • 5. Objektif Mampu menjelaskan konsep perancangan dan rekayasa (Design & Engineering) Terampil menerapkan unit system dalam analisa
  • 6. Pola Design / Perancangan Desain adalah proses yang inovatif dan sangat berulang. 1. Tahap awal adalah mencari tahu apa yang dibutuhkan. 2. Menjabarkan secara spesifik masalah-masalah yang dihadapi untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan. Contoh: Batasan ukuran, jumlah, dst. 3. Memadukan beberapa skema yang memungkinkan untuk membuat masalah terselesaikan. Skema dapat dibuat dalam bentuk matriks. 4. Analisis dan Optimasi terhadap skema mana yang paling memenuhi untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah. 5. Evaluasi pada produk yang sudah dibuat apakah sesuai kebutuhan.
  • 7. Pola Design / Perancangan Desain adalah proses yang inovatif dan sangat berulang. 1. Kebutuhan: Alat Penumbuk/Penghalus Biji Kopi untuk menggantikan grinder pasaran. Karena grinder dapat menggosongkan bijih dan merubah rasa. 2. Batasan: Daya Listrik disesuaikan dengan daya rumah 900VA, ukuran compact dan dapat diletakan diatas meja rumah, kapasitas 200ml bubuk dalam 10 menit, dst. 3. Skema 1. Mesin penggerak yang digunakan adalah dinamo DC dengan adapter yang berdaya 20 80 watt dengan torsi yang cukup untuk mengangkat penumbuk Skema 2. dst. 4. Analisis dan optimasi dari beberapa skema. 5. Evaluasi
  • 8. Tugas 1 Terapkan pola pikir mechanical designer dan aplikasikan terhadap kasus berikut: Kebutuhan : Alat Pengurai Limbah di Rumah Setiap Mahasiswa bekerja secara mandiri dan tuliskan
  • 9. Design Considerations 1. Functionality 2. Strength/stress 3. Distortion/deflection/stiffness 4. Wear 5. Corrosion 6. Safety 7. Reliability 8. Manufacturability 9. Utility 10. Cost 11. Maintenance 12. Weight 13. Life 14. Noise 15 Styling 16 Shape 17 Size 18 Control 19 Thermal properties 20 Surface 20 Surface 21 Lubrication 22 Marketability 23 Friction 24 Volume 25 Liability 26 Remanufacturing/resource recovery
  • 10. Break Even Point. Sebagai contoh, pertimbangkan situasi di mana bagian tertentu dapat diproduksi dengan kecepatan 25 bagian per jam pada mesin sekrup otomatis atau 10 bagian per jam pada mesin sekrup tangan. Misalkan juga waktu penyetelan untuk otomatis adalah 3 jam dan biaya tenaga kerja untuk masing-masing mesin adalah $20 per jam, termasuk overhead. Gambar 13 adalah grafik biaya versus produksi dengan kedua metode tersebut. Titik impas titik untuk contoh ini sesuai dengan 50 bagian. Jika produksi yang diinginkan lebih besar dari 50 bagian, mesin otomatis harus digunakan.
  • 11. Uncertainty / Ketidakpastian Design Factor (nd) Hilang fungsi parameter dan maximum fungsi parameter. Misal beban, tegangan, defleksi.
  • 12. Factor of Safety Factor of Safety (n) Hasil dari design factor akibat uncertainty dimuat dalam bentuk angka lain dalam factor of safety.
  • 13. Units / satuan-satuan Simbol unit pada persamaan Hukum Kedua Newton adalah F = ma F = MLT-2 F = Force, M = mass, L = length, T = time. Unit untuk ketiga kuantitas tersebut disebut dengan base units. Sedangkan unit keempat disebut dengan derived unit (satuan turunan).
  • 14. Units / satuan-satuan Pada daerah negara yang berbahasa inggris, misal U.S. customary foot-pound- second system (fps) dan the inch-pound-second system (ips) adalah dua standard system gravitasi yang banyak digunakan oleh engineer. Pada fps system the unit of mass adalah: 1000 lbf dapat ditulis ulang menjadi kilopond, kip.
  • 15. Units / satuan-satuan The international System of Units (SI) adalah absolute system. Base unitnya adalah meter, kilogram untuk massa, dan detik (second). Satuan dari gaya yang diturunkan dari rumus Hukum Newton II disebut dengan newton (N). Beban (weight) adalah sebuah nilai yang didapatkan dari gravitasi terhadap massa.
  • 16. Units / satuan-satuan Pada fps system, nilai dari gravitasi adalah, g = 32.1740 ft/s2. beban dari sebuah massa adalah 1 slug pada system fps. Pada ips system. Pada SI units.
  • 18. Objektif Mampu menjelaskan klasifikasi beban dan tegangan yang dihasilkan Mampu menjelaskan sifat mekanik material Terampil menerapkan teori kegagalan beban statik
  • 20. Beban (Load) (Newton) Beban merupakan muatan yang diterima oleh suatu struktur/konstruksi/komponen. Jenis Beban: A. Berdasarkan sifat - Beban Konstan (Steady Load/Static Load) - Beban tidak Konstan (Unsteady Load/Dynamic Load) - Beban Kejut (Shock Load) - Beban Tumbukan (Impact) B. Berdasarkan cara arah kerja - Gaya aksial (Fa) - Gaya radial (Fr) - Gaya Geser (Fs) - Momen puntir Torsi (T) - Momen lentur (M)
  • 21. Beban (Load) Blok mesin yang bertujuan untuk mentransmisikan gaya dengan bantuan spur gear ditunjukkan dalam gambaran free body diagram di samping ini.
  • 22. Bagaimana respon material jika dikenai beban ? Pengenalan Uji Tarik
  • 23. Breakdown image External Load (axial) Internal Resisting Forces (axial) Homogeneus Material Average Stress & Strain Deformation
  • 24. Breakdown - Free Body Diagram (FBD) P = External Load (kgf, pounds) dA = Internal Resisting Force L0 = Initial Length L = Final Length L0 L e = 0 = 0 = 0 0 Average Strain : P = P = P = = Average Stress : Constant 2 2 psi Pa
  • 27. Tugas 2 Material Load (N) Area (m2) Stress (Pa) Maximum Allowable Stress (Pa) Result (Break/Not Break) Cast Iron ababa a+b Alloy Steel ababa a+b Stainless Steel 316 ababa a+b Aluminum Alloy ababa a+b Titanium ababa a+b Copper ababa a+b Nilai a dan b adalah 2 digit terakhir NIM
  • 29. Beban Dinamik pada Baut Kekuatan Baut pada pembebanan Fatigue axial sering kali gagal pada area fillet di bawah kepala baut. Di bagian Runout. Di bagian ulir pertama yang terkena Nut. Bagian yang paling lemah pada sebuah baut adalah ?
  • 32. Hal yang terjadi antara bolt dan member(spring) untuk penjelasan pengaruh preload 瑞 = 瑞
  • 33. Hal yang terjadi antara bolt dan member(spring)
  • 35. Penting nya pre load Jika keseluruhan Panjang dari baut dapat diukur dengan mikrometer saat terpasang, elongation saat terkeda Fi dapat dihitung dengan 隆 = Fil (AE) Maka pengencangan baut akan disesuaikan dengan elongation dan Fi. https://youtu.be/aD54subok-I?si=qvIrOopHxpRXuKmP
  • 36. Penting nya pre load Snug Tight Condition merupakan kondisi Dimana pengencangan didapatkan dari beberapa kali impak atau saat kamu mengencangkan baut dengan tangan sekuat tenaga. Untuk melep For example, for heavy hexagonal structural bolts, the turn-of-the-nut specification states that the nut should be turned a minimum of 180属 from the snug-tight condition under optimum conditions. https://youtu.be/utQz8oc9nr4?si=Em2MGOq_gyjPRCYn
  • 40. SHAFT
  • 41. A vertical worm-gear speed reducer. (Courtesy of the Cleveland Gear Company.) Shaft Layout
  • 42. Shaft Design for Stress Mengetahui Lokasi atau Bagian Kritis the outer surface, at axial locations where the bending moment is large, where the torque is present, and where stress concentrations exist.
  • 43. Shaft Stress Bending Torsion Axial Stress For analysis, it is simple enough to combine the different types of stresses into alternating and mean von Mises stresses, as shown in Section 616. Axial stress memiliki kemungkinan nilai terkecil untuk mengalami tegangan kritis. Oleh karena itu perhitungan berdasarkan Bending dan Torsion.
  • 45. Bending Moment (Static) Asumsi bagian paling kritis ada di daerah B daripada C
  • 54. bending and torsion Mm = Mean bending moment Ma = Alternating bending moment Tm = Mean Torques Ta = Alternating Torques Kf = Fatigue stress-concentration factor for bending Kfs = Fatigue stress-concentration factor for torsion Apabila kita menggunakan bentuk shaft berupa round solid maka Momen inersia, I, dan Momen Puntir, J, berubah menjadi rumus disamping ini.
  • 56. Fatigue Failure, Kf (also known as the fatigue notch factor)
  • 57. Fatigue Failure, Kf (also known as the fatigue notch factor)

Editor's Notes

  • #33: Kondisi Preload adalah Dimana kita memberikan gaya untuk baut dikencangkan. External Load muncul dari benda yang dibaut yang beroperasi.
  • #34: In all cases, the members take over 80 percent of the external load. Think how important this is when fatigue loading is present. Note also that making the grip longer causes the members to take an even greater percentage of the external load.
  • #43: Most shafts will transmit torque through a portion of the shaft. Typically the torque comes into the shaft at one gear and leaves the shaft at another gear. A free body diagram of the shaft will allow the torque at any section to be determined. The torque is often relatively constant at steady state operation. The shear stress due to the torsion will be greatest on outer surfaces. The bending moments on a shaft can be determined by shear and bending moment diagrams. Since most shaft problems incorporate gears or pulleys that introduce forces in two planes, the shear and bending moment diagrams will generally be needed in two planes. Resultant moments are obtained by summing moments as vectors at points of interest along the shaft. The phase angle of the moments is not important since the shaft rotates. A steady bending moment will produce a completely reversed moment on a rotating shaft, as a specific stress element will alternate from compression to tension in every revolution of the shaft. The normal stress due to bending moments will be greatest on the outer surfaces. In situations where a bearing is located at the end of the shaft, stresses near the bearing are often not critical since the bending moment is small. Axial stresses on shafts due to the axial components transmitted through helical gears or tapered roller bearings will almost always be negligibly small compared to the bending moment stress. They are often also constant, so they contribute little to fatigue. Consequently, it is usually acceptable to neglect the axial stresses induced by the gears and bearings when bending is present in a shaft. If an axial load is applied to the shaft in some other way, it is not safe to assume it is negligible without checking magnitudes