Studi ini menguji penggunaan ampas tahu yang difermentasi dengan jamur oncom sebagai pakan ayam broiler. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian ampas tahu fermentasi hingga 15% meningkatkan pertambahan berat badan, berat karkas, dan persentase karkas ayam, serta menurunkan konversi pakan. Studi ini menyimpulkan bahwa ampas tahu fermentasi dapat digunakan sebagai pakan ayam broiler hingga 15% untuk
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Eksperimen ini menguji pengaruh lama inokulasi ampas sagu dengan kapang Aspergillus niger selama 0-114 jam terhadap kandungan protein kasar dan serat kasar ampas sagu. Hasilnya menunjukkan bahwa inokulasi selama 24-114 jam meningkatkan protein kasar dan menurunkan serat kasar. Waktu inokulasi optimal untuk memaksimalkan protein kasar adalah 120 jam.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Penelitian ini menguji penggunaan berbagai level Azolla microphylla dalam ransum ayam Arab petelur dan dampaknya terhadap retensi kalsium dan fosfor serta kualitas cangkang telur. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian Azolla microphylla 6% dapat meningkatkan retensi kalsium dan fosfor tanpa mempengaruhi massa mineral dalam cangkang telur.
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Dendy Vidianto
油
Ringkasan:
1. Penelitian ini mengkaji pengaruh ransum dengan sumber protein tepung ikan dan bungkil kedelai terhadap performa reproduksi induk dan pertumbuhan anak domba lokal.
2. Tidak terdapat pengaruh nyata kualitas protein ransum terhadap konsumsi bahan kering induk. Namun, konsumsi ransum tanpa suplementasi cenderung lebih tinggi.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas reproduksi induk dan
Brosur ini memberikan informasi tentang alternatif bahan pakan murah dan mudah didapat untuk ayam buras seperti dedak, jagung, bungkil kelapa, singkong, kedelai, dan berbagai daun yang kaya protein seperti daun lamtoro dan turi. Brosur ini juga menjelaskan kebutuhan zat gizi dan produktivitas ayam buras serta beberapa jenis ayam buras lokal seperti ayam Pelting, Kedu, dan Nunukan.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi pakan dalam penggemukan sapi secara intensif, termasuk cara meningkatkan mutu jerami sebagai pakan utama, penyusunan ransum pakan yang seimbang, dan penggunaan suplemen untuk mempercepat pertambahan berat badan sapi.
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14BBPP_Batu
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengolahan limbah tanaman pangan untuk pakan ternak, khususnya potensi hasil ikutan tanaman padi seperti jerami, dedak, dan sekam sebagai sumber pakan.
2. Jerami padi dan dedak padi memiliki potensi sebagai sumber serat dan energi pakan ternak, meskipun jerami padi memiliki kandungan serat yang terikat erat sehingga sul
Modul ini membahas tentang berbagai jenis bahan pakan konsentrat dan uji kualitas nutrisi pakan untuk sapi perah. Jenis-jenis konsentrat dijelaskan berdasarkan umur sapi perah beserta persyaratan mutunya. Modul ini juga menjelaskan berbagai sumber bahan konsentrat seperti biji-bijian, limbah industri, dan hewan sebagai sumber protein dan energi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Studi ini menganalisis risiko terkena Campylobacter sp. ketika mengonsumsi ayam panggang apabila terjadi kekeliruan penanganan.
2) Hasilnya menunjukkan penurunan jumlah mikroorganisme sebesar 2 log cfu/gram setelah pemanggangan, dan peluang sakit bagi manusia yang mengonsumsi ayam panggang adalah 9 dari 1.000 orang.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai metode analisis kimiawi untuk menentukan kualitas bahan makanan ternak, termasuk analisis proksimat, analisis Van Soest, dan analisis energi. Dokumen juga membahas berbagai sumber bahan makanan ternak nabati dan hewani serta istilah-istilah yang sering digunakan dalam ilmu makanan ternak.
Formulasi pakan merupakan proses penting dalam budidaya perikanan dan perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti kebutuhan nutrisi spesifik ikan, ketersediaan bahan baku, dan harga pakan. Teknik formulasi tradisional, perangkat lunak, dan database dapat digunakan untuk menghasilkan pakan yang sesuai target nutrisi dan ekonomis. Pakan fungsional dapat meningkatkan pertumbuhan dan kekebalan ikan melalui
Dokumen tersebut membahas tentang bibit ternak unggas petelur, termasuk jenis-jenis ayam petelur seperti ayam ras dan ayam buras, karakteristik masing-masing jenis, dan metode pengadaan dan seleksi bibit unggas petelur yang berkualitas.
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 okMasyithahRachmat30
油
Salah satu faktor penentu keberhasilan suatu usaha peternakan adalah faktor pakan, disamping faktor genetik dan tatalaksana pemeliharaan. Salah satu usaha untuk menekan biaya pakan adalah memanfaatkan bahan pakan alternatif (beberapa bahan
pakan lokal) seperti : tepung bekatul, dedak, tepung ampas tahu, tepung ikan, tepung kerang, tepung jagung dan garam.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pemberian makanan yang tepat untuk ternak babi, mulai dari jenis, kualitas, dan cara pemberiannya sesuai umur dan kebutuhan nutrisi babi. Pemberian makanan yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan, produksi, dan keuntungan usaha peternakan babi.
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Dendy Vidianto
油
Ringkasan:
1. Penelitian ini mengkaji pengaruh ransum dengan sumber protein tepung ikan dan bungkil kedelai terhadap performa reproduksi induk dan pertumbuhan anak domba lokal.
2. Tidak terdapat pengaruh nyata kualitas protein ransum terhadap konsumsi bahan kering induk. Namun, konsumsi ransum tanpa suplementasi cenderung lebih tinggi.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas reproduksi induk dan
Brosur ini memberikan informasi tentang alternatif bahan pakan murah dan mudah didapat untuk ayam buras seperti dedak, jagung, bungkil kelapa, singkong, kedelai, dan berbagai daun yang kaya protein seperti daun lamtoro dan turi. Brosur ini juga menjelaskan kebutuhan zat gizi dan produktivitas ayam buras serta beberapa jenis ayam buras lokal seperti ayam Pelting, Kedu, dan Nunukan.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi pakan dalam penggemukan sapi secara intensif, termasuk cara meningkatkan mutu jerami sebagai pakan utama, penyusunan ransum pakan yang seimbang, dan penggunaan suplemen untuk mempercepat pertambahan berat badan sapi.
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14BBPP_Batu
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengolahan limbah tanaman pangan untuk pakan ternak, khususnya potensi hasil ikutan tanaman padi seperti jerami, dedak, dan sekam sebagai sumber pakan.
2. Jerami padi dan dedak padi memiliki potensi sebagai sumber serat dan energi pakan ternak, meskipun jerami padi memiliki kandungan serat yang terikat erat sehingga sul
Modul ini membahas tentang berbagai jenis bahan pakan konsentrat dan uji kualitas nutrisi pakan untuk sapi perah. Jenis-jenis konsentrat dijelaskan berdasarkan umur sapi perah beserta persyaratan mutunya. Modul ini juga menjelaskan berbagai sumber bahan konsentrat seperti biji-bijian, limbah industri, dan hewan sebagai sumber protein dan energi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Studi ini menganalisis risiko terkena Campylobacter sp. ketika mengonsumsi ayam panggang apabila terjadi kekeliruan penanganan.
2) Hasilnya menunjukkan penurunan jumlah mikroorganisme sebesar 2 log cfu/gram setelah pemanggangan, dan peluang sakit bagi manusia yang mengonsumsi ayam panggang adalah 9 dari 1.000 orang.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai metode analisis kimiawi untuk menentukan kualitas bahan makanan ternak, termasuk analisis proksimat, analisis Van Soest, dan analisis energi. Dokumen juga membahas berbagai sumber bahan makanan ternak nabati dan hewani serta istilah-istilah yang sering digunakan dalam ilmu makanan ternak.
Formulasi pakan merupakan proses penting dalam budidaya perikanan dan perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti kebutuhan nutrisi spesifik ikan, ketersediaan bahan baku, dan harga pakan. Teknik formulasi tradisional, perangkat lunak, dan database dapat digunakan untuk menghasilkan pakan yang sesuai target nutrisi dan ekonomis. Pakan fungsional dapat meningkatkan pertumbuhan dan kekebalan ikan melalui
Dokumen tersebut membahas tentang bibit ternak unggas petelur, termasuk jenis-jenis ayam petelur seperti ayam ras dan ayam buras, karakteristik masing-masing jenis, dan metode pengadaan dan seleksi bibit unggas petelur yang berkualitas.
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 okMasyithahRachmat30
油
Salah satu faktor penentu keberhasilan suatu usaha peternakan adalah faktor pakan, disamping faktor genetik dan tatalaksana pemeliharaan. Salah satu usaha untuk menekan biaya pakan adalah memanfaatkan bahan pakan alternatif (beberapa bahan
pakan lokal) seperti : tepung bekatul, dedak, tepung ampas tahu, tepung ikan, tepung kerang, tepung jagung dan garam.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pemberian makanan yang tepat untuk ternak babi, mulai dari jenis, kualitas, dan cara pemberiannya sesuai umur dan kebutuhan nutrisi babi. Pemberian makanan yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan, produksi, dan keuntungan usaha peternakan babi.
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Dendy Vidianto
油
Ringkasan:
1. Penelitian ini mengkaji pengaruh ransum dengan sumber protein tepung ikan dan bungkil kedelai terhadap performa reproduksi induk dan pertumbuhan anak domba lokal.
2. Tidak terdapat pengaruh nyata kualitas protein ransum terhadap konsumsi bahan kering induk. Namun, konsumsi ransum tanpa suplementasi cenderung lebih tinggi.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas reproduksi induk dan
[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan daftar menu makanan yang diberikan kepada 5 ekor orang utan dengan rincian jenis makanan, jumlah, persentase sisa, kandungan protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, dan energi. Menu tersebut terdiri dari berbagai buah, sayuran, dan telur yang dimaksudkan untuk dievaluasi kecukupan gizinya bagi orang utan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan daun kelor dan tulang ayam terhadap sifat organoleptik, komposisi terbaik, tingkat kesukaan anak-anak, dan kandungan gizi nugget ayam. Hasilnya adalah penambahan 10% daun kelor dan 4% tulang ayam memberikan warna, aroma, tekstur dan rasa terbaik untuk nugget ayam, dan tingkat kesukaan anak-anak mencapai 73%. Kandun
Penelitian ini menguji lima pakan yang mengandung kromium berbeda untuk ikan lele dumbo (Clarias sp.) selama 60 hari. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar kromium 2,60 mg/kg pakan menghasilkan retensi protein dan lemak tertinggi serta laju pertumbuhan harian terbaik.
Dokumen ini membahas pengaruh pemberian tepung kaki ayam broiler sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum terhadap produksi dan warna kuning telur ayam arab. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh substitusi tersebut terhadap produksi dan warna kuning telur. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa substitusi ransum akan mempengaruhi produksi dan warna kuning telur. Manfaat penelitian ini memberikan informasi untuk meningkatkan produkt
Dokumen tersebut membahas potensi isi rumen sapi yang berasal dari rumah potong hewan sebagai pakan ternak ruminansia. Penelitian ini menganalisis kuantitas (berat segar dan kering), kualitas (kadar bahan kering dan organik), dan karakteristik fisik isi rumen sapi. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata berat segar dan kering isi rumen masing-masing adalah 8,507 kg dan 1,127 kg. Kadar
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi isi rumen sapi yang dilihat dari kuantitas, kualitas, dan karakteristiknya.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berat segar isi rumen sapi adalah 8.507,88 gram per ekor sapi, sedangkan berat keringnya adalah 1.127,16 gram per ekor dengan kadar bahan kering sebesar 89,
Rekomendasi untuk budidaya itik di Kebun Selakau meliputi penambahan kapasitas kandang, pemberian ransum sesuai kebutuhan protein dan kalori, serta suplemen vitamin dan mineral. Ransum harus diformulasikan dengan bahan lokal seperti dedak padi, jagung, batang sagu, dan bungkil kopra untuk memenuhi kebutuhan protein dan nutrisi itik. Penanganan dan pemeliharaan yang tepat dianjurkan untuk mendukung pertumbuhan dan ke
Dokumen membahas kebutuhan nutrisi untuk itik petelur dan pedaging. Beberapa poin penting adalah kebutuhan protein dan energi untuk itik petelur, serta faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan seperti jenis itik, ukuran tubuh, dan suhu udara. Dokumen juga membahas cara mengurangi kandungan lemak pada karkas itik pedaging dengan mengontrol konsumsi energi.
Makalah ini membahas penelitian meningkatkan produktivitas induk udang windu dengan memberikan pakan yang diberi bubuk paprika. Paprika kaya akan beta-karoten dan vitamin yang dapat meningkatkan kualitas telur dan frekuensi matang gonad induk udang. Hasil penelitian menunjukkan pemberian bubuk paprika 2 gram/kg pakan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup induk 90% dan rata-rata tiap induk menghasilkan 3 kali matang
Fermetasi ampas tahu dengan laru oncom sebagai pakan ayam ras pedaging
1. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
479
AMPAS TAHU YANG DIFERMENTASI DENGAN LARU
ONCOM SEBAGAI PAKAN AYAM RAS PEDAGING
(Tofu by Product Fermented with Oncom Mold for Broiler Feed)
L.D. MAHFUDZ, W. SARENGAT, D.S. PRAYITNO dan U. ATMOMARSONO
Laboratorium Ilmu Ternak Unggas, Fakultas Peternakan,Universitas Diponegoro, Semarang
ABSTRACT
A research was conducted at Poultry Production Laboratory, Faculty of Animal Husbandry, Diponegoro
University Semarang on September-November 2002 to investigate the effect of tofu by product fermented
with oncom (TBPFO) mold on diet to performance of broiler chicken. One hundred broiler chicks strain CP
707 produced by PT Charoen Pokphand Jaya Farm Jakarta, of one week of age with initial body weight
118,45 賊 12,34 g were used in this experiment. The chicks were reared on litter house system devided into 20
pen (100 x 75 x 60 cm), and each pen were occupied by 5 chicks. Feed consisted of yellow corn, rice pollish,
fish mill, mineral and vitamin mix and TBPFO. The diets were formulated by iso protein and iso energy i.e.
19.50 crude protein and 2.930 k.cal/kg diet. The experimental design was fully randomaized design (FRD)
with 4 treatments and 5 replications each. The treatments were: T0 = diet with 0% TBPFO; T1 = diet with
10% TBPFO; T2 = diet with 15% TBPFO; T3 = diet with 20% TBPFO. The result showed that average feed
consumption for T0, T1, T2 and T3 were 2.201; 2.095; 2.100 and 2.104 g, respectively. Average body weight
gain were 896; 963; 984 and 1.038 g for T0, T1, T2 and T3, respectively. Average feed convertion for T0, T1,
T2 and T3 were 2,21; 2,18; 2,14 and 2,03, respectively. Average carcass weight were 651; 668, 704 and 746 g
for T0, T1, T2 and T3 respectively. Another hand, average carcass for T0, T1, T2 and T3 were 62,06, 63,44;
63,86 and 66,13% respectively. From this experiment it could be concluded that tofu by-product fermented
with oncom inoculum at level 15% could be usefull for good performance of broiler chicken.
Key words: Tofu by-product, oncom inoculum fermentation, performance, broiler chicken
ABSTRAK
Suatu penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Ternak Unggas, Fakultas Peternakan
Universitas Diponegoro pada bulan SeptemberNovember 2002, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian ampas tahu yang difermentasi dengan laru oncom (ATFLO) terhadap performans ayam ras
pedaging. Seratus ekor unsex ayam ras pedaging strain CP 707 produksi PT Charoen Pokphand Jaya Farm,
umur 1 minggu dengan berat badan awal 118,45 賊 12,34 g. Anak ayam dikandangkan pada kandang litter
yang disekat menjadi 20 petak dengan ukuran 100 x 75 x 60 cm, yang diisi dengan 5 ekor ayam sebagai satu
satuan percobaan. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung kuning giling, dedak halus, tepung ikan, top
mix dan ATFLO. Ransum disusun berdasarkan iso protein dan iso energi yaitu 19,50% PK dan 2930 kkal
EM/kg. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan
masing-masing diulang 5 kali. Perlakuan yang dicobakan adalah tingkat pemberian ATFLO sebagai berikut:
T0 = ransum dengan 0% ATFLO; T1 = ransum dengan 10% ATFLO; T2 = ransum dengan 15% ATFLO dan
T3 = ransum dengan 20% ATFLO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi ransum untuk
T0, T1, T2 dan T3 berturut-turut adalah 2.201; 2.095; 2.100 dan 2.104 g. Sementara itu, rata-rata
pertambahan berat badan rata-rata adalah 896; 963; 984 dan 1.038 g, berturut-turut untuk T0, T1, T2 dan T3.
Konversi ransum rata-rata untuk T0, T1, T2 dan T3 berturut-turut adalah 2,21; 2,18; 2,14 dan 2,03. Rata-rata
berat karkas adalah 651; 668; 704 dan 746 g berturut-turut untuk T0, T1, T2 dan T3. Sementara itu,
persentase karkas untuk T0, T1, T2 dan T3 masing-masing adalah 62,1; 63,4; 63,9 dan 66,1%. Penggunaan
ampas tahu sampai 15% nyata (P<0.05) meningkatkan pertambahan berat badan, berat karkas dan persentase
karkas, nyata (P<0.05) menurunkan konversi ransum dan tidak nyata (P>0.05) mempengaruhi konsumsi
ransum. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ampas tahu setelah difermentasi dengan laru oncom dapat
diberikan pada ayam broiler sampai 15% dengan performans ayam ras pedaging yang baik.
Kata kunci: Ampas tahu, laru oncom, fermentasi, performans, ayam ras pedaging
2. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
480
PENDAHULUAN
Pada pemeliharaan ayam-ayam ras
pedaging pakan mempunyai peranan yang
sangat penting, karena mempunyai 2 nilai,
yaitu nilai ekonomis dan nilai biologis. Nilai
ekonomis pakan, karena biaya untuk pakan
mencapai 6070% dari total biaya produksi.
Sementara itu, nilai biologis pakan
berhubungan dan sangat menentukan
produktivitas ayam ras pedaging. Usaha
peternakan akan berhasil apabila mampu
memformulasikan pakan yang ekonomis dan
efisien.
Pencarian bahan pakan alternatif yang
mempunyai nilai ekonomis dan biologis, serta
tersedia dalam jumlah banyak dan tidak
bersaing dengan kebutuhan manusia, guna
pengembangan usaha peternakan ayam ras
pedaging sangat dibutuhkan. Ampas tahu
sudah lama dipakai sebagai pakan sapi, babi
dan sudah diteliti untuk pakan ayam
(MAHFUDZ et al., 1999). Ampas tahu memiliki
nilai gizi yang cukup baik, dengan kandungan
protein antara 1620%, dengan asam amino
lisin dan methionin yang cukup tinggi. Tetapi
ampas tahu sebagai pakan ayam mempunyai
kendala, yaitu tingginya kadar air dan serat
kasar. Pada penelitian terdahulu ampas tahu
sebagai pakan ayam ras pedaging hanya
terbatas sampai 7,5% (MAHFUDZ et al., 1999).
Maka untuk mengatasi problem tersebut
diatas, ampas tahu sebelum dipakai sebagai
bahan penyusun pakan perlu dilakukan
pengolahan dengan fermentasi dengan laru
oncom. Karena fermentasi akan meningkatkan
daya cerna dan meningkatkan nilai gizi
terutama protein dan vitamin B. Laru oncom
dipilih karena hasil fermentasi berupa gembus
oncom warna kemerahan dan baunya lebih
disukai ayam, dibandingkan dengan gembus
tempe yang berwarna kehitaman. Disamping
itu gembus oncom kandungan protein dan
vitamin B nya sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan gembus tempe.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan nilai guna ampas tahu sebagai
bahan pakan ayam ras pedaging, dengan
mengukur konsumsi pakan, pertambahan berat
badan, konversi pakan, berat karkas dan
persentase karkas.
MATERI DAN METODE
Sebagai materi pada penelitian ini adalah
100 ekor ayam broiler unsex, strain Arboir
Acress (AA) 707 produksi PT Charoen
Pokphand Jaya farm, umur 1 minggu dengan
berat badan rata-rata 118,45 賊 12,34 g. Ayam
dikandangkan pada kandang sistem litter yang
dibagi dalam 20 (100 x 75 x 60 cm) petak dan
setiap petak diisi 5 ekor ayam
Pakan
Pakan penelitian disusun berdasarkan iso
protein dan iso energi, masing-masing untuk
starter dan grower sebesar 22 dan 20% PK, dan
2.900 dan 3.000 kkal/kg pakan. Adapun bahan
penyusun pakan adalah jagung kuning giling,
dedak halus, bungkil kedelai, tepung ikan, top
mix dan ampas tahu fermentasi dengan laru
oncom (ATFLO) strain N. Sitophila.
Ampas tahu basah dicuci dengan air bersih,
kemudian ditekan (press) untuk mengurangi
kadar air agar tidak mudah menjadi busuk pada
proses fermentasi. Setelah itu dilakukan
pengukusan selama 1 jam, kemudian diangin-
anginkan selama 45 menit. Ampas tahu yang
masih hangat diinokulasi dengan Neurospora
sitophila 1% dari berat ampas tahu, dan
diperam selama 2 malam. Oncom ampas tahu
dipotong tipis dan dikeringkan sampai kadar
air 14% dan digiling menjadi tepung. Susunan
pakan dan zat gizi pakan untuk periode starter
dan grower (Tabel 1 dan 2).
Ayam pelihara pada kandang litter yang
disekat-sekat menjadi 20 petak dengan ukuran
100 x 75 x 60 cm, diisi dengan 5 ekor ayam.
Pakan dan air minum diberikan ad libitum
selama penelitian.
Data yang dikumpulkan meliputi, konsumsi
pakan, pertambahan berat badan, berat karkas
dan persentase karkas serta konversi pakan.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan
masing-masing diulang 5 kali. Data yang
terkumpul dilakukan Uji F pada taraf 5%.
Apabila terdapat perbedaan nyata, maka
dilanjutkan dengan Uji Wilayah ganda Duncan
pada taraf ketelitian 5% (SUDJANA, 2002).
3. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
481
Tabel 1. Komposisi bahan pakan dan kandungan gizi pakan penelitian periode starter
PerlakuanBahan pakan
T0 T1 T2 T3
Jagung kuning giling
Dedak halus
Bungkil kedelai
Tepung ikan
Tepung oncom ampas tahu
Top mix
34,75
28,75
27,50
8,00
0,00
1,00
32,00
24,50
24,50
8,00
10,00
1,00
31,50
21,25
23,25
8,00
15,00
1,00
29,25
20,25
21,50
8,00
20,00
1,00
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00
Zat pakan:
EM (kkal/kg)
Protein (%)
Lemak (%)
Serat kasar (%)
Abu (%)
Ca (%)
P (%)
2.931,95
19,53
5,50
5,10
7,12
0,80
0,79
2.930,60
19,63
5,49
5,78
7,07
0,90
0,81
2.938,89
19,57
5,23
6,33
7,00
0,95
0,82
2.929,25
19,55
5,10
6,71
7,02
1,00
0,84
Ca = Kalsium; P = Fosfor; EM = Enersi metabolis
Tabel 2. Komposisi bahan pakan dan kandungan gizi pakan penelitian periode grower
Perlakuan (g)
Bahan pakan
T0 T1 T2 T3
Jagung kuning giling
Dedak halus
Bungkil kedelai
Tepung ikan
Tepung oncom ampas tahu
Top mix
46,25
22,75
23,00
7,00
0,00
1,00
43,75
18,25
20,00
7,00
10,00
1,00
42,25
16,00
18,75
7,00
15,00
1,00
41,00
13,75
17,25
7,00
20,00
1,00
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00
Zat pakan:
EM (kkal/kg)
Protein (%)
Lemak (%)
Serat kasar (%)
Abu (%)
Ca (%)
P (%)
3.001,24
17,70
5,42
3,23
6,30
0,81
0,80
3.002,07
17,70
4,95
4,92
6,00
0,91
0,82
3.001,61
17,77
4,70
5,45
5,97
0,96
0,83
3.002,03
17,79
4,64
6,25
5,93
1,01
0,84
Ca = Kalsium; P = fosfor; EM = Enersi metabolis
4. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
482
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh perlakuan terhadap rata-rata
konsumsi pakan, pertambahan berat badan
dan konversi pakan
Penggunaan ampas tahu yang difermentasi
dengan laru oncom (ATFLO) pada pakan
pengaruhnya terhadap konsumsi pakan,
pertambahan berat badan dan konversi pakan
(Tabel 3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat konsumsi pakan berturut-turut untuk
T3, T2, T1 dan T0 adalah sebagai berikut
2.104, 2.100, 2.095 dan 2.023 g. Tingkat
konsumsi pakan penelitian ini ternyata lebih
rendah dari standar untuk strain Arbor Acres
(AA) pada umur 6 minggu sebesar 2,548 g.
Rendahnya konsumsi pakan ini disebabkan
karena temperatur kandang pada minggu 1-5
cukup tinggi (3033o
C), sehingga ayam
cenderung mengurangi konsumsi pakan dan
meningkatkan konsumsi minum. Sesuai
pendapat NORTH and BELL (1990), ENSMINGER
(1997) dan MAHFUDZ et al. (1996a
; 1997b
;
1999).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
konsumsi pakan nyata meningkat (P<0,05)
dengan meningkatnya level penggunaan
ATFLO dalam pakan. Peningkatan konsumsi
pakan ini disebabkan karena ATFLO adalah
bahan pakan yang telah mengalami fermentasi,
yang mengandung asam glutamat dan vitamin
B dimana kedua bahan tersebut dapat
meningkatkan konsumsi pakan. Hal ini sesuai
dengan pendapat ANGGORODI (1995) dan
MAHFUDZ et al. (1996a
; 1999), yang
menyatakan bahwa bahan yang telah
mengalami fermentasi kaya akan asam
glutamat dan vitamin B. Disamping itu
meningkatnya konsumsi pakan juga
dipengaruhi oleh meningkatnya kecernaan
akibat proses fermentasi. Kecernaan semakin
meningkat akan menyebabkan laju pakan
didalam saluran pencernaan meningkat
(SUTARDI, 1990; TILLMAN et. al., 1991 dan
MAHFUDZ et al., 1999)
Pertambahan berat badan berturut-turut
adalah sebagai berikut: T3: 1.038 g, T2: 984 g,
T1: 963 g dan T0: 896 g (Tabel 3).
Peningkatan level penggunaan ATFLO nyata
(P<0,05) meningkatkan pertambahan berat
badan. Walau peningkatan pertambahan berat
badan ini masih dibawah standar AA,
menunjukkan bahwa pertambahan berat badan
selama 6 minggu sebesar 1.378 g. Pertambahan
berat badan yang rendah ini disebabkan
konsumsi pakan yang rendah akibat temperatur
kandang yang tinggi (3033o
C).
Peningkatan pertambahan berat badan
akibat peningkatan penggunaan ATFLO
dikarenakan bahan pakan tersebut telah
mengalami fermentasi, sehingga selain menjadi
mudah dicerna juga kandungan gizinya
meningkat terutama asam amino dan vitamin.
Hal ini sesuai dengan pendapat SWARNI (2000)
dan MAHFUDZ et al. (2000) bahwa bahan yang
telah mengalami fermentasi akan mudah
dicerna dan asam amino serta vitaminnya
meningkat. Asam amino merupakan komponen
pembentuk protein, sedangkan vitamin B
merupakan ko-enzym yang sangat dibutuhkan
pada proses transaminase (HARPER, 1978 dan
MAHFUDZ et al., 1996b
; 1999). TILLMAN et al.
(1991) dan ANGGORODI (1985) menyatakan
bahwa terjadinya pembentukan protein tubuh
akan lebih tinggi dengan meningkatnya
kwalitas asam amino pakan.
Hasil penelitian pada Tabel 3 juga
memperlihatkan bahwa penggunaan ATFLO
nyata (P<0,05) meningkatkan efisiensi
penggunaan pakan atau menurunkan angka
konversi pakan. Angka konversi pakan berturut
-turut adalah 2,21; 2,18; 2,14 dan 2,03, masing-
masing untuk T0, T1, T2 dan T3. Angka
konversi pakan ini masih lebih tinggi dari
standar AA untuk ayam broiler umur 6 minggu
sebesar 1,94. Hal ini disebabkan bahan
penyusun pakan yang lain seperti jagung,
dedak halus dan tepung ikan kualitasnya
kurang baik. Sehingga walaupun ATFLO
mempunyai nilai gizi yang baik dan mudah
dicerna tetapi tidak bisa menutupi kekurangan
bahan pakan yang lain. Peningkatan nilai
konversi pakan dengan peningkatan
penggunaan ATFLO dimungkinkan karena
ATFLO adalah bahan pakan yang telah
mengalami fermentasi sehingga mudah
dicerna. Menurut HARIS dan KARMAS (1989),
UMAR et al. (1991), dan MAHFUDZ et al.
(1997a
; 1999), bahan yang telah mengalami
fermentasi akan mampu meningkatkan
kecernaannya, sehingga akan berpengaruh
nyata terhadap efisiensi penggunaan pakan,
atau dengan kata lain akan menurunkan angka
konversi pakan.
5. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
483
Tabel 3. Rata-rata konsumsi pakan, pertambahan berat badan dan konversi pakan ayam ras pedaging selama
penelitian
PerlakuanParameter
T0 T1 T2 T3
Konsumsi pakan (g) 2.023a 2.095b 2.100b 2.104b
Pertambahan berat badan (g) 896 a 963b 984b 1.038c
Konversi pakan 2,21 a 2,18 b 2,14 b 2,03 b
Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)
Pengaruh penggunaan atflo dalam pakan
terhadap rata-rata berat badan akhir, berat
karkas dan persentase karkas
Penggunaan ATFLO dalam pakan ayam
broiler pengaruhnya terhadap berat badan
akhir, berat karkas dan persentase karkas
(Tabel 4). Penggunaan ATFLO dalam pakan
nyata (P<0,05) meningkatkan berat badan
akhir ayam ras pedaging. Pada tabel tersebut
dapat dilihat bahwa berat badan akhir yang
dihasilkan untuk T0, T1, T2, dan T3 berturut-
turut adalah 1.035; 1.082; 1.103 dan 1.137 g.
Hasil ini lebih rendah dari standar untuk ayam
ras pedaging strain AA umur 6 minggu sebesar
1.890g. Berat badan akhir yang rendah pada
penelitian ini disebabkan karena konsumsi
pakan dan pertambahan berat badan yang
rendah (Tabel 3).
Peningkatan berat badan akhir yang nyata
(P<0,05) dengan penambahan ATFLO karena
pakan yang mengandung AFTRO kwalitasnya
meningkat, sehingga pakan mudah dicerna dan
mudah digunakan oleh ayam ras pedaging
(SUTARDI, 1980; HARIS dan KARMAS, 1989;
dan MAHFUDZ, et al., 1999). Peningkatan berat
badan akhir dengan penambahan ATFLO juga
dikarenakan meningkatnya konsumsi pakan
yang berakibat pada meningkatnya
pertambahan berat badan. SCOTT, et al. (1982),
ANGGORODI (1985), WAHYU (1997) dan
MAHFUDZ, et al. (1996b
;1999) menyatakan
bahwa bahan pakan yang telah mengalami
fermentasi akan meningkatkan konsumsi
ransum, yang pada akhirnya akan
meningkatkan pertumbuhan.
Tabel 4 dapat dilihat rata-rata berat karkas
ayam broiler selama penelitian untuk T0, T1,
T2 dan T3 berturut-turut adalah 651; 668; 704
dan 747 g. Berat karkas yang dihasilkan masih
jauh dibawah standar AA sebesar 1.400g untuk
ayam ras pedaging umur 6 minggu. Berat
karkas yang rendah ini disebabkan oleh
rendahnya konsumsi pakan dan pertumbuhan
dan berat badan akhir.
Peningkatan berat karkas yang nyata
(P<0,05) dengan penambahan ATFLO pada
pakan menunjukkan bahwa ada pertumbuhan
daging dan tulang yang meningkat nyata.
HARIS dan KARMAS (1989); FARDIAS (1989),
SAFRO et al. (1992) dan MAHFUDZ, et al.
(1996b
;1999; 2000) menyatakan bahwa bahan
pakan yang telah mengalami fermentasi
kualitas proteinnya lebih baik dari bahan
aslinya. Kualitas protein yang dikonsumsi
sangat menentukan pertumbuhan daging dan
tulang (NORTH dan BELL, 1990 dan WAHYU,
1997).
Tabel 4. juga dapat dilihat rata-rata
persentase karkas ayam ras pedaging hasil
penelitian berturut-turut sebesar 62,1; 63,4;
65,1 dan 66,13% masing-masing untuk T0, T1,
T2 dan T3. Rata-rata persentase karkas ini
masih dalam standar AA maupun menurut
MORENG dan EVANS (1985) bahwa karkas
ayam broiler umur 6 minggu berkisar antara
6070%.
Hasil uji menunjukkan bahwa peningkatan
penggunaan ATFLO mampu meningkatkan
dengan nyata (P<0,05) persentase karkas ayam
ras pedaging. Walau pertambahan berat badan
dan berat badan akhir dibawah standar AA,
namun persentase karkas masih didalam
kisaran normal (standar) hal ini menunjukkan
bahwa ATFLO telah mampu memacu
pertumbuhan komponen karkas ayam (daging
dan tulang). FORREST, at al., (1975), WILSON
(1980), MORENG dan EVANS (1985), NORTH
dan BELL (1990) dan ANGGORODI (1995)
bahwa peningkatan kualitas protein akibat
bahan pakan difermentasi oleh tubuh ayam ras
pedaging diubah menjadi pertumbuhan daging.
6. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
484
Tabel 4. Rata-rata berat badan akhir, berat dan persentase karkas ayam ras pedaging selama penelitian
PerlakuanParameter
T0 T1 T2 T3
Berat badan akhir (g) 1.035a
1.082b
1.103bc
1.137c
Berat karkas (g) 651c
668b
704 b
747c
Persentase karkas (%) 62,3a
63,4a
65,1b
66,1b
Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)
KESIMPULAN DAN SARAN
Penggunaan ampas tahu yang di fermentasi
dengan laru oncom (ATFLO) mampu
meningkatkan konsumsi ransum, pertambahan
berat badan, berat karkas, persentase karkas
dan efisiensi penggunaan pakan. Penggunaan
ATFLO dalam pakan sampai tingkat 15%
masih memberikan hasil yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
ANGGORODI, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam
Ilmu Makanan Ternak. PT Gramedia, Jakarta
ANGGORODI, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak
Unggas. PT Gramedia, Jakarta
ASTAWAN, M. 2002. Oncom pemasok energi dan
protein. Majalah Senior. No. 169-8: 68.
BASOEKI, B.D.A. 1983. Pengaruh Tingkat
Pemberian Ampas tahu dalam Ransum
Terhadap Potongan Karkas Komersial pada
Ayam Broiler Betina Hibro Umur 6 Minggu.
Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor (tidak dipublikasikan).
CHAN, C.C., C.W. CARLSON, E. SEMENIK and J.S.
PALMER. 1976. Futher investigation of growth
promoting effect of fungus fermented
soybeans for broiler. Poultry Sci. 55: 911917.
ENSMINGER, 1997. Poultry Science. The Interstate
Printers and Pablishing Inc. Danville, Illnois.
FARDIAS, S. 1989. Analisis Mikrobiologi Pangan.
Pusat Antar Universitas pangan dan Gizi.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
FORREST, J.C., E.D. ABORLE, H.B. HENDRICK, M.D.
JUDGE and R.A. Markel. 1975. Principle of
Meat Science. W.H. Freeman Co,
Sanfrancisco.
HARIS, R.F. dan E. KARMAS. 1989. Evaluasi Gizi
pada Pengolahan Bahan Pakan. Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
HARPER, H.A. 1978. Review of Physiological
Chemistry. 15th
Ed. Lange Medical
Publications. Maruzen Company Ltd. Japan.
MAHFUDZ, L.D., E. SUPRIJATNA dan U.
ATMOMARSONO. 2000. Pengaruh Penggunaan
Ampas Kecap yang Difermentasi Terhadap
Awal Peneluran dan Produksi telur Burung
Puyuh. Pros. Seminar Nasional
Pengembangan Peternakan dan Kongres AINI.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
MAHFUDZ, L.D., K. HAYASHI, K. NAKASHIMA, A.
OHTSUKA and Y. TOMITA. 1997b
. A Growth
Promoting Factor for Primary Chicks Muscle
Cell Culture from Shochu Distillery By-
product. J. Biosecience, Biotechnology and
Biochemistry. December 58: 715 720.
MAHFUDZ, L.D., K. HAYASHI, Y. OTSUJI, A.
OHTSUKA and Y. TOMITA. 1996b
. The
separation of unidentified growth promoting
factor for broiler chicken from shochu
distillery by-product. Japanese Poult. Sci. 33
(2): 961003.
MAHFUDZ, L.D., W. SARENGAT dan B. SRIGANDONO.
1999. Penggunaan ampas tahu sebagai
penyusun ransum ayam broiler. Pros. Seminar
Nasional Pengembangan Peternakan Lokal,
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
MAHFUDZ, L.D., K. HAYASHI, A. OHTSUKA and Y.
TOMITA. 1997a
. Purification of unidentified
growth promoting factor for broiler chicken
from shochu distillery by-product. Indonesian
Student Association in Japan. Proc. Annual
Meeting and Seminar. Tokyo, Ausgust 1997.
B: 73.
MAHFUDZ, L.D., K. HAYASHI, M. HAMADA, A.
OHTSUKA and Y. Tomita. 1996a
. The effective
use of shochu distillery by-product as a
growth promoting factor for broiler chicken.
Japanese Poult. Sci. 33 (1): 17.
MORENG, R.E. and J. EVANS. 1985. Poultry Science
and Production. Reston Publishing Company
Inc. Virginia
7. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004
485
NORT, M.O. and D.D. BELL. 1990. Commercial
Chicken Production Manual. 3rd
Edition. The
Avi Publishing Company Inc. Wesport
Connecticut.
SAFRO, A.S., W. LESTARIANA dan HARYATI. 1992.
Protein, Vitamin, dan Bahan Ikutan Pangan.
PAU Pangan dan Gizi. Universitas gajah mada
Yogyakarta.
SCOTT, M.L., M.C. NESHEIM and R.J. YOUNG. 1982.
Nutrition of The Chicken. Second Edition.
M.L. Scott and Associate Ithaca, New York.
SOEHARSONO. 1976. Respon Broiler Terhadap
Berbagai Lingkungan. Disertasi. Universitas
Pajajaran, Bandung.
SOEPARNO. 1992. Ilmu dan Teknolkogi Daging.
Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
SUDJANA. 2002. Metode Statistika. Edisi ke-6.
Tarsito Bandung
SUTARDI. T. 1990. Landasan Nutrisi. Departemen
Ilmu Makanan Ternak. Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
SUWARINI, E.S. 2000. Pengaruh Penggunaan Dedak
Fermentasi dalam Ransum Terhadap Bobot
Badan Akhir, Bobot Karkas serta
Perbandingan Daging dan Tulang Karkas Itik
Tegal Jantan. Skripsi. Fakultas Peternakan
Universitas Diponegoro Semarang.
SUWARNO, B. 2001. Membuat Tempe dan Oncom.
Edisi Revisi. Penerbit Swadaya. Jakarta.
TILLMAN, A.D., S. REKSOHADIPROJO, S.
PRAWIROKUSUMO dan L. SOEKAMTO. 1991.
Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah mada
University Press, Yogyakarta.
UMAR, M.B., M.F. ASHNAT dan A.E.D. BRIA. 1991.
Pengaruh Tingkat Protein dalam Ransum
terhadap Pertumbuhan Unggas. Pros.
Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasil
Penelitian Unggas dan Aneka Ternak. Balai
Penelitian Ternak, Bogor. hlm: 225232.
WAHJU, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Gajah Mada
University Press.Yogyakarta.
WILSON, P. N. 1980. Growth in Bird for Meat
Production. In: Growth Animals. LAWRENCE,
T.L.J. (Ed.) First Edition. Published
Butterworths.
DISKUSI
Pertanyaan:
1. Bagaimana cara memfermentasi ampas tahu?
2. Apakah laru oncom dibuat sendiri, bagaimana warna produknya?
Jawaban:
1. Prosesnya sudah jelas di poster, ampas tahu diperas dan diangin-anginkan kemudian
dikukus.
2. Laru oncom dibuat sendiri dan warnanya kehitaman.