際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Fundamentalisme, Liberalismmemateri.pptx
 fundamentalisme : gejala yang selalu muncul dalam setiap
agama dan kepercayaan yang merepresentasikan
pemberontakan terhadap libralisme dan modernisme
 Fundamentalisme muncul dengan seting sosiologis yang
berusaha mempertahankan corak penafsiran ajaran-ajaran
tradisional dan berlawan kelompok modernis
(fundamentalis sebagai orang-orang yang dangkal dan
superfisial (Anti intelektual) dan pemikirannya
 Kaum fundamentalisme Kristen: mempertahankan
bahwa Alkitab tidak ada kesalahan.
 Mempertahankan tradisi klasik
 Hanya sebagian kecil saja fundamentalis yang
melakukan tindakan terorisme, namun dampaknya
mengglobal.
3 ciri fundamentalisme James Bar
1. Penekanan yang teramat kuat pada ketiadasalahan
(inerrancy) al-Kitab
2. Kebencian terhadap theologi modern serta terhadap
metode, hasil, dan akibat-akibat studi kritik modern
terhadap al-Kitab.
3. Jaminan kepastian bahwa mereka yang tidak
menganut pandangan keagamaan, mereka sama sekali
bukanlah Kriten sejati.
Fundamentalisme melahirkan
Eksklusivisme
 kebenaran absolut hanya
dimiliki suatu agama
tertentu dan tidak di
dalam agama lain. klaim
kebenaran (truth claim)
Klaim ini tidak
memberikan alternatif
apapun bagi agama
lainnya (diskriminasi)
Fundamentalisme, Liberalismmemateri.pptx
 Adanya klaim eksklusivisme dan absolutisme
kebenaran ini kemudian ditopang dengan konsep
yuridis tentang keselamatan, masing-masing agama t
mengklaim diri sebagai satu-satunya ruang
soteriologis yang hanya di dalamnya manusia dapat
mendapatkan keselamatan (salvation)
 Pengakuan kebebasan membuat opini, beragama,
dan berbicara.
 akal budi manusia sebagai otoritas yang absolut.
Para teolog liberal berusaha menyelaraskan
Kekristenan dengan ilmu sekuler dan "pemikiran
modern."
 Ilmu pengetahuan seolah-olah bisa mengetahui
segala sesuatu. Alkitab perlu ditafsirkan ulang
Inklusivisme
 Inklusivisme dalam posisi yang menerima sekaligus
menolak agama-agama lain.
 Di satu sisi, kekuatan spiritual dan kedalaman
religius dari agama-agama di luar kekristenan
diterima dan diakui, sehingga dapat dikatakan
bahwa yang ilahi hadir di dalam agama tersebut.
 Di sisi lain, agama-agama di luar kekristenan
ditolak karena dinilai tidak memiliki cukup
kebenaran yang hanya dimungkinkan secara
penuh lewat Yesus Kristus.
Inklusivisme
 Jadi, asumsi dasar inklusivisme agama mengakui
bahwa kebenaran hanya terdapat dalam agama
sendiri, namun memberi kesempatan atau jalan
bagi mereka yang berlain keyakinan untuk
mengakui bahwa agama mereka juga benar.
 inkslusivisme juga mengakui bahwa tidak ada
kebenaran yang absolut yang betul-betul benar
sehingga semua agama kelihatannya menuju
kebenaran absolut.
Inklusif - transformatif
 Secara sosiologik Indonesia adalah sebuah realitas
dengan dua identitas. Primordial Identitas dan
identitas baru)
 Kehidupan beragama menjadi salah satu keunikan
dan kekuatan Indonesia: agama apa saja sama
hebatnya tetapi sama rendahnya, sama benarnya
tetapi sama salahnya, sama tingginya tetapi juga
sama rendahnya.
 Sikap yang dikembangkan: Terbuka untuk belajar
satu dengan kekuatannya sendiri belajar dari
kekuatan dan kelemahan agama yang lain.
 Manusia Indonesia yang menganut agama berbeda
beda itu sama sama bergumul mencari kebenaran
ilahi.
Refleksikan video berikut

More Related Content

Similar to Fundamentalisme, Liberalismmemateri.pptx (20)

Manusia Dan Trasendensi Diri
Manusia Dan Trasendensi DiriManusia Dan Trasendensi Diri
Manusia Dan Trasendensi Diri
Natalia Gultom
Kelompok 6 : Pluralisme Agama
Kelompok 6 : Pluralisme AgamaKelompok 6 : Pluralisme Agama
Kelompok 6 : Pluralisme Agama
John D. Renner
Presentasi Tidak Berjudul.pdf
Presentasi Tidak Berjudul.pdfPresentasi Tidak Berjudul.pdf
Presentasi Tidak Berjudul.pdf
AdiNugraha170107
Wawasan Kebangsaan _-_ Jati Diri
Wawasan Kebangsaan _-_ Jati DiriWawasan Kebangsaan _-_ Jati Diri
Wawasan Kebangsaan _-_ Jati Diri
Hafshah Zuhairoh
Membangun Kerukunan antar Umat Beragama oleh Prof. Nur Syam
Membangun Kerukunan antar Umat Beragama oleh Prof. Nur SyamMembangun Kerukunan antar Umat Beragama oleh Prof. Nur Syam
Membangun Kerukunan antar Umat Beragama oleh Prof. Nur Syam
Alfa430622
Jihad menentag agama batil. indonesian. bahasa indonesia
Jihad menentag agama batil. indonesian. bahasa indonesiaJihad menentag agama batil. indonesian. bahasa indonesia
Jihad menentag agama batil. indonesian. bahasa indonesia
HarunyahyaBahasaIndonesia
Evangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial Gereja
Evangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial GerejaEvangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial Gereja
Evangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial Gereja
Theodora Suheriwanto
MATA KULIAH TEOLOGI AGAMA-AGAMA DI DUNIA
MATA KULIAH TEOLOGI  AGAMA-AGAMA  DI DUNIAMATA KULIAH TEOLOGI  AGAMA-AGAMA  DI DUNIA
MATA KULIAH TEOLOGI AGAMA-AGAMA DI DUNIA
CecepAhmadMaulana
5 MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA ok (1).pptx
5 MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA ok (1).pptx5 MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA ok (1).pptx
5 MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA ok (1).pptx
muazimbmh
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
Soim Ahmad
khas Agama yang berlaku pada ajaran di masyarakat
khas Agama yang berlaku pada ajaran di masyarakatkhas Agama yang berlaku pada ajaran di masyarakat
khas Agama yang berlaku pada ajaran di masyarakat
ridhlosoleh37
Kebebasan beragama
Kebebasan beragama Kebebasan beragama
Kebebasan beragama
Miss Dilly ndruru
AGAMA ISLAM.pptx
AGAMA ISLAM.pptxAGAMA ISLAM.pptx
AGAMA ISLAM.pptx
UwiiKusdianto
Antisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesia
Antisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesiaAntisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesia
Antisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesia
Aazad Almas
Pertemuan XI
Pertemuan XIPertemuan XI
Pertemuan XI
Giovanni Promesso
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
haqqinazily
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
andreanapulu
Agama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnyaAgama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnya
Sutipyo Ru'iya
PEMBAHASAN HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN NEGARA
PEMBAHASAN HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN NEGARAPEMBAHASAN HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN NEGARA
PEMBAHASAN HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN NEGARA
ssusere48dd81
Felixsiauw bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalisme
Felixsiauw   bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalismeFelixsiauw   bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalisme
Felixsiauw bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalisme
Rizky Faisal
Manusia Dan Trasendensi Diri
Manusia Dan Trasendensi DiriManusia Dan Trasendensi Diri
Manusia Dan Trasendensi Diri
Natalia Gultom
Kelompok 6 : Pluralisme Agama
Kelompok 6 : Pluralisme AgamaKelompok 6 : Pluralisme Agama
Kelompok 6 : Pluralisme Agama
John D. Renner
Presentasi Tidak Berjudul.pdf
Presentasi Tidak Berjudul.pdfPresentasi Tidak Berjudul.pdf
Presentasi Tidak Berjudul.pdf
AdiNugraha170107
Wawasan Kebangsaan _-_ Jati Diri
Wawasan Kebangsaan _-_ Jati DiriWawasan Kebangsaan _-_ Jati Diri
Wawasan Kebangsaan _-_ Jati Diri
Hafshah Zuhairoh
Membangun Kerukunan antar Umat Beragama oleh Prof. Nur Syam
Membangun Kerukunan antar Umat Beragama oleh Prof. Nur SyamMembangun Kerukunan antar Umat Beragama oleh Prof. Nur Syam
Membangun Kerukunan antar Umat Beragama oleh Prof. Nur Syam
Alfa430622
Jihad menentag agama batil. indonesian. bahasa indonesia
Jihad menentag agama batil. indonesian. bahasa indonesiaJihad menentag agama batil. indonesian. bahasa indonesia
Jihad menentag agama batil. indonesian. bahasa indonesia
HarunyahyaBahasaIndonesia
Evangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial Gereja
Evangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial GerejaEvangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial Gereja
Evangelii Nuntiandi 12 Ajaran Sosial Gereja
Theodora Suheriwanto
MATA KULIAH TEOLOGI AGAMA-AGAMA DI DUNIA
MATA KULIAH TEOLOGI  AGAMA-AGAMA  DI DUNIAMATA KULIAH TEOLOGI  AGAMA-AGAMA  DI DUNIA
MATA KULIAH TEOLOGI AGAMA-AGAMA DI DUNIA
CecepAhmadMaulana
5 MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA ok (1).pptx
5 MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA ok (1).pptx5 MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA ok (1).pptx
5 MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA ok (1).pptx
muazimbmh
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
Soim Ahmad
khas Agama yang berlaku pada ajaran di masyarakat
khas Agama yang berlaku pada ajaran di masyarakatkhas Agama yang berlaku pada ajaran di masyarakat
khas Agama yang berlaku pada ajaran di masyarakat
ridhlosoleh37
Antisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesia
Antisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesiaAntisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesia
Antisipasi+sekularisme+terhadap+ketatanegaraan+indonesia
Aazad Almas
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
haqqinazily
Agama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnyaAgama arti dan r lingkupnya
Agama arti dan r lingkupnya
Sutipyo Ru'iya
PEMBAHASAN HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN NEGARA
PEMBAHASAN HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN NEGARAPEMBAHASAN HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN NEGARA
PEMBAHASAN HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN NEGARA
ssusere48dd81
Felixsiauw bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalisme
Felixsiauw   bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalismeFelixsiauw   bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalisme
Felixsiauw bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalisme
Rizky Faisal

Fundamentalisme, Liberalismmemateri.pptx

  • 2. fundamentalisme : gejala yang selalu muncul dalam setiap agama dan kepercayaan yang merepresentasikan pemberontakan terhadap libralisme dan modernisme Fundamentalisme muncul dengan seting sosiologis yang berusaha mempertahankan corak penafsiran ajaran-ajaran tradisional dan berlawan kelompok modernis (fundamentalis sebagai orang-orang yang dangkal dan superfisial (Anti intelektual) dan pemikirannya
  • 3. Kaum fundamentalisme Kristen: mempertahankan bahwa Alkitab tidak ada kesalahan. Mempertahankan tradisi klasik Hanya sebagian kecil saja fundamentalis yang melakukan tindakan terorisme, namun dampaknya mengglobal.
  • 4. 3 ciri fundamentalisme James Bar 1. Penekanan yang teramat kuat pada ketiadasalahan (inerrancy) al-Kitab 2. Kebencian terhadap theologi modern serta terhadap metode, hasil, dan akibat-akibat studi kritik modern terhadap al-Kitab. 3. Jaminan kepastian bahwa mereka yang tidak menganut pandangan keagamaan, mereka sama sekali bukanlah Kriten sejati.
  • 5. Fundamentalisme melahirkan Eksklusivisme kebenaran absolut hanya dimiliki suatu agama tertentu dan tidak di dalam agama lain. klaim kebenaran (truth claim) Klaim ini tidak memberikan alternatif apapun bagi agama lainnya (diskriminasi)
  • 7. Adanya klaim eksklusivisme dan absolutisme kebenaran ini kemudian ditopang dengan konsep yuridis tentang keselamatan, masing-masing agama t mengklaim diri sebagai satu-satunya ruang soteriologis yang hanya di dalamnya manusia dapat mendapatkan keselamatan (salvation)
  • 8. Pengakuan kebebasan membuat opini, beragama, dan berbicara. akal budi manusia sebagai otoritas yang absolut. Para teolog liberal berusaha menyelaraskan Kekristenan dengan ilmu sekuler dan "pemikiran modern." Ilmu pengetahuan seolah-olah bisa mengetahui segala sesuatu. Alkitab perlu ditafsirkan ulang
  • 9. Inklusivisme Inklusivisme dalam posisi yang menerima sekaligus menolak agama-agama lain. Di satu sisi, kekuatan spiritual dan kedalaman religius dari agama-agama di luar kekristenan diterima dan diakui, sehingga dapat dikatakan bahwa yang ilahi hadir di dalam agama tersebut. Di sisi lain, agama-agama di luar kekristenan ditolak karena dinilai tidak memiliki cukup kebenaran yang hanya dimungkinkan secara penuh lewat Yesus Kristus.
  • 10. Inklusivisme Jadi, asumsi dasar inklusivisme agama mengakui bahwa kebenaran hanya terdapat dalam agama sendiri, namun memberi kesempatan atau jalan bagi mereka yang berlain keyakinan untuk mengakui bahwa agama mereka juga benar. inkslusivisme juga mengakui bahwa tidak ada kebenaran yang absolut yang betul-betul benar sehingga semua agama kelihatannya menuju kebenaran absolut.
  • 11. Inklusif - transformatif Secara sosiologik Indonesia adalah sebuah realitas dengan dua identitas. Primordial Identitas dan identitas baru) Kehidupan beragama menjadi salah satu keunikan dan kekuatan Indonesia: agama apa saja sama hebatnya tetapi sama rendahnya, sama benarnya tetapi sama salahnya, sama tingginya tetapi juga sama rendahnya.
  • 12. Sikap yang dikembangkan: Terbuka untuk belajar satu dengan kekuatannya sendiri belajar dari kekuatan dan kelemahan agama yang lain. Manusia Indonesia yang menganut agama berbeda beda itu sama sama bergumul mencari kebenaran ilahi.