Dokumen tersebut merangkum tentang kimia farmasi yang mempelajari bahan-bahan obat, termasuk struktur, sifat, dan mekanisme kerja obat. Kimia farmasi juga melibatkan berbagai teknik analisis kualitatif dan kuantitatif untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar senyawa obat. Teknik-teknik tersebut meliputi spektroskopi, kromatografi, dan elektroforesis.
Dokumen ini membahas tentang analisis kuantitatif zat kimia menggunakan metode titrimetri khususnya permanganometri. Metode ini digunakan untuk menentukan kadar besi dalam larutan FeSO4 dengan mereaksikan larutan tersebut menggunakan larutan baku kalium permanganat secara kuantitatif. Tujuan percobaan ini adalah membuktikan pembakuan larutan KMnO4 0,1 N dan menentukan kadar besi dalam larut
Dokumen tersebut membahas tentang kimia farmasi yang mencakup analisis kualitatif obat untuk mengidentifikasi jenis zat kimiaw dalam suatu sampel, termasuk uji pendahuluan seperti organoleptik, kelarutan, dan keasaman."
Mata kuliah ini membahas tentang cara penyiapan, produksi, dan kontrol kualitas obat herbal serta identifikasi struktur senyawa organik menggunakan spektroskopi. Tujuannya adalah memahami proses pembuatan obat herbal yang baik dan menerapkan konsep spektroskopi untuk mengidentifikasi struktur molekul. Metode pembelajarannya meliputi kuliah, diskusi, tugas mandiri dan kelompok, serta praktik.
Pengantar Toksikologi Dasar. KERACUNAN ilmu mengenai racun termasuk mendetek...NurJayaMarzuki
Ìý
Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari pengaruh merugikan suatu zat/bahan kimia pada organisme hidup atau ilmu tentang racun.
Bahan toksik atau racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah relatif sedikit, berbahaya bagi kesehatan atau jiwa manusia.
Toksisitas atau derajat racun merupakan kemampuan suatu bahan toksik untuk menimbulkan kerusakan pada organisme hidup.
Dokumen tersebut membahas tentang obat dan peran obat dalam pelayanan kesehatan. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian obat, bahan obat, penggolongan obat, peran obat, parameter farmakologi seperti farmakokinetika dan farmakodinamika, macam bentuk obat beserta tujuan penggunaannya, terapi obat pada pasien khusus, serta penggolongan obat berdasarkan saluran tubuh.
SINTESIS DAN PREDIKSI AKTIVITAS BIOLOGI SENYAWA 3-BROMO-N-[(PYRIDIN-4-YL)CAR...ruswanto Zalfa
Ìý
Sintesis senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide dihasilkan berdasarkan reaksi subtitusi nukleofilik antara senyawa awal isoniazid dengan pereaksi turunan benzoyl klorida yaitu 3-bromobenzoyl klorida yang dilakukan dengan menggunakan modifikasi metode Schoten Bauman di dalam pelarut tetrahidrofuran menggunakan refluks selama 6 jam. Persentase perolehan kembali hasil sintesis adalah 2,09 %. Kemurnian senyawa sintesis ditunjukan dengan adanya spot tunggal pada KLT dan memiliki nilai Rf yang berbeda dengan isoniazid dan kemurnian jarak lebur senyawa sintesis menunjukan jarak <2 oC. Berdasarkan hasil identifikasi struktur dengan Spektrofotometri Ultraviolet, Spektrofotometri Inframerah dan Spektrometri Massa menunjukan bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide. Prediksi aktivitas biologis secara in silico dilakukan metode docking menggunakan software ArgusLab yang menunjukkan aktivitas yang baik pada enzim Thymidylate Kinase (TK) dengan kode PDB 1MRS bahwa senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide memiliki nilai bindding afinity yaitu -10,5377 kkal/mol lebih baik daripada ligand alami. Hasil docking divisualisasi dengan LigPlot dan Molegro Molecular Viewer (MMV) menunjukan senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide dapat membentuk ikatan hidrogen dengan asam amino Asn100 sedangkan pada hasil simulasi dinamika molekuler suhu 310oK interaksi antara senyawa dengan asam amino terjadi perubahan ikatan dengan asam amino dan pada suhu 312oK pada simulasi selama 6ns belum terjadi kestabilan. Pada hasil analisis Drug Scan dan ADME menunjukkan bahwa senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide memenuhi syarat sebagai obat yang baik dan aman tetapi pada uji toksisitas senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide menunjukan senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide bersifat mutagen dan memiliki resiko karsinogen pada hewan uji tikus.
Makalah ini membahas tiga topik utama yaitu pembagian toksikologi, pengertian toksisitas, dan faktor-faktor yang mempengaruhi toksisitas. Toksikologi dibagi menjadi toksikologi lingkungan, ekonomi, dan kehakiman. Toksisitas adalah kemampuan suatu zat asing menimbulkan kerusakan pada organisme. Faktor yang mempengaruhi toksisitas terdiri dari faktor intrinsik racun dan faktor intrinsik makhluk hid
Mata kuliah ini membahas tentang cara penyiapan, produksi, dan kontrol kualitas obat herbal serta identifikasi struktur senyawa organik menggunakan spektroskopi. Tujuannya adalah memahami proses pembuatan obat herbal yang baik dan menerapkan konsep spektroskopi untuk mengidentifikasi struktur molekul. Metode pembelajarannya meliputi kuliah, diskusi, tugas mandiri dan kelompok, serta praktik.
Pengantar Toksikologi Dasar. KERACUNAN ilmu mengenai racun termasuk mendetek...NurJayaMarzuki
Ìý
Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari pengaruh merugikan suatu zat/bahan kimia pada organisme hidup atau ilmu tentang racun.
Bahan toksik atau racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah relatif sedikit, berbahaya bagi kesehatan atau jiwa manusia.
Toksisitas atau derajat racun merupakan kemampuan suatu bahan toksik untuk menimbulkan kerusakan pada organisme hidup.
Dokumen tersebut membahas tentang obat dan peran obat dalam pelayanan kesehatan. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian obat, bahan obat, penggolongan obat, peran obat, parameter farmakologi seperti farmakokinetika dan farmakodinamika, macam bentuk obat beserta tujuan penggunaannya, terapi obat pada pasien khusus, serta penggolongan obat berdasarkan saluran tubuh.
SINTESIS DAN PREDIKSI AKTIVITAS BIOLOGI SENYAWA 3-BROMO-N-[(PYRIDIN-4-YL)CAR...ruswanto Zalfa
Ìý
Sintesis senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide dihasilkan berdasarkan reaksi subtitusi nukleofilik antara senyawa awal isoniazid dengan pereaksi turunan benzoyl klorida yaitu 3-bromobenzoyl klorida yang dilakukan dengan menggunakan modifikasi metode Schoten Bauman di dalam pelarut tetrahidrofuran menggunakan refluks selama 6 jam. Persentase perolehan kembali hasil sintesis adalah 2,09 %. Kemurnian senyawa sintesis ditunjukan dengan adanya spot tunggal pada KLT dan memiliki nilai Rf yang berbeda dengan isoniazid dan kemurnian jarak lebur senyawa sintesis menunjukan jarak <2 oC. Berdasarkan hasil identifikasi struktur dengan Spektrofotometri Ultraviolet, Spektrofotometri Inframerah dan Spektrometri Massa menunjukan bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide. Prediksi aktivitas biologis secara in silico dilakukan metode docking menggunakan software ArgusLab yang menunjukkan aktivitas yang baik pada enzim Thymidylate Kinase (TK) dengan kode PDB 1MRS bahwa senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide memiliki nilai bindding afinity yaitu -10,5377 kkal/mol lebih baik daripada ligand alami. Hasil docking divisualisasi dengan LigPlot dan Molegro Molecular Viewer (MMV) menunjukan senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide dapat membentuk ikatan hidrogen dengan asam amino Asn100 sedangkan pada hasil simulasi dinamika molekuler suhu 310oK interaksi antara senyawa dengan asam amino terjadi perubahan ikatan dengan asam amino dan pada suhu 312oK pada simulasi selama 6ns belum terjadi kestabilan. Pada hasil analisis Drug Scan dan ADME menunjukkan bahwa senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide memenuhi syarat sebagai obat yang baik dan aman tetapi pada uji toksisitas senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide menunjukan senyawa 3-Bromo-N-[(pyridin-4-yl)carbonyl)benzohydrazide bersifat mutagen dan memiliki resiko karsinogen pada hewan uji tikus.
Makalah ini membahas tiga topik utama yaitu pembagian toksikologi, pengertian toksisitas, dan faktor-faktor yang mempengaruhi toksisitas. Toksikologi dibagi menjadi toksikologi lingkungan, ekonomi, dan kehakiman. Toksisitas adalah kemampuan suatu zat asing menimbulkan kerusakan pada organisme. Faktor yang mempengaruhi toksisitas terdiri dari faktor intrinsik racun dan faktor intrinsik makhluk hid
KELOMPOK 1-HPLC hjshhsgdgxggxgs bshhshsðŸ¤ðŸ«£ssuserd986061
Ìý
KELOMPOK 3_S1 FARMASI KELAS MKJDFHUFLJH03(1).pptx
1. Unsur, Molekul, dan Ion
Kelompok III
I wayan Arte Wijaye D1B123122
Magfirah Alam D1B123216
Trisda Wanty Salim D1B123154
Florentina Wailusi D1B123112
Geby Delin Priska D1B123151
3. Unsur
Defenisi Unsur
01
Unsur merupakan zat tunggal yang tidak
dapat di bagi lagi menjadi bagian yang
lebih sederhana dan akan tetap
mempertahankan karakteristik asli dari
unsur tersebut.
5. Unsur-unsur dalam analisis farmasi, terutama dalam konteks
unsur molekul dan ion, berkaitan dengan identifikasi,
karakterisasi, dan evaluasi komponen kimia yang terdapat dalam
obat dan produk farmasi. Berikut adalah pemahaman unsur-unsur
penting dalam analisis farmasi :
1. Identifikasi molekul dan ion
2. Kemurnian molekul dan ion
3. Metode analisis spektroskopi
4. Struktur molekuler
5. Ionisasi dan reaksi kimia
6. Regulasi farmasi
6. Molekul
Molekul adalah partikel netral yang terdiri atas
dua atau lebih atom, baik atom sejenis maupun
atom yang berbeda yang saling berkaitan satu
sama lainnya dengan sangat kuat. Molekul yang
terdiri dari atom-atom sejenis dinamakan
molekul unsur, sedangkan yang tidak sejenis
dinamakan molekul senyawa.
02
7. Molekul dapat terbentuk dengan berbagai cara diantaranya :
1. Jika salah satu atom melepas elektron sedangkan atom
yang lain menerima elektron, maka molekulnya dikenal
dengan molekul ionik. Contoh : NaCl, K2O, AgCl,
Na2CO3, Ba (OH)2
2. Molekul yang terbentuk dari penggunaan bersama
pasangan elektron bebas yang ada di antara dua atau
lebih atom tersebut dikenal dengan molekul kovalen.
Contoh : H2O, CO2, CH4, CFC, H2
8. Molekul dalam farmasi adalah entitas kimia yang membentuk dasar dari sebagian besar
senyawa farmasi. Dalam analisis farmasi, konsep molekul memainkan peran kunci dalam
memahami sifat fisikokimia dan aktivitas farmakologis senyawa-senyawa obat. Beberapa
poin penting dalam konsep molekul dalam analisis farmasi meliputi:
1. Molekul sebagai Unit Dasar: Molekul adalah unit dasar dari senyawa kimia dan obat-
obatan. Pemahaman tentang struktur molekul menjadi penting dalam penelitian,
pengembangan, dan pengujian obat-obatan.
2. Pembentukan dan Analisis Molekul: Teknik analisis kimia, seperti spektroskopi dan
kromatografi, digunakan untuk membentuk dan menganalisis molekul obat. Ini
membantu menentukan komposisi kimia, berat molekul, serta sifat fisik dan kimia
lainnya.
3. Interaksi Molekul: Konsep interaksi molekul, termasuk interaksi non-kovalen seperti
ikatan hidrogen, interaksi ion-ion, dan interaksi van der Waals, menjadi penting dalam
memahami bagaimana obat berinteraksi dengan target biologisnya.
4. Molekul dalam Farmakokinetik: Dalam farmasi, pemahaman tentang bagaimana
molekul obat diabsorpsi, didistribusikan, metabolisme, dan diekskresikan
(farmakokinetik) merupakan aspek penting dalam pengembangan obat.
10. 2-acetoxybenzoic acid
Chemical Formula : C9H8O4
Exact Mass : 180.04
Molecular Weight : 180.16
m/z : 180.04 (100%). 181.05 (9.7%)
Elemental Analysis : C,60.00; H,4.48; O,35.52
Analisis Molekul Obat
Acetylsalicylie Acid
11. A. Ion adalah suatu atom atau molekul yang
memiliki muatan listrik total tidak nol
(jumlah total elektron tidak sama dengan
jumlah proton).
B. Ion yang hanya berisi satu atom disebut ion
monoatik atau ion atomik. Sementara, yang
berisi dua atau lebih atom membentuk ion
molekuler atau ion poliatomik.
Ion 3
14. Penggolongan Kation
Ada 20 jenis kation
Digolongkan
menjadi 5 golongan
Dasar klasifikasi
kation perbedaan
kelarutan
15. Penggolongan Kation
a. Golongan I : Golongan Asam Klorida
b. Golongan II : Golongan Asam Sulfida
c. Golongan III : Golongan Amonium Klorida
d. Golongan IV : Golongan Ammonium Karbonat
e. Golongan V : Golongan sisa/tidak ada pereaksi
pengendap
16. Kation Golongan I
• Kation golongan I : Timbal (I), Merkuri (1), dan
Perak (I)
• Pereaksi golongan : Asam klorida encer
18. Pb 2+ + Cr4
2- PbCrO4 (endapan kuning)
Hg (I) dapat diidentifikasi dari warna endapan yang terjadi pada
pemisahannya dengan Ag+, adanya Hg2
2+ ditandai dengan adanya
endapan berwarna hitam.
Hg2Cl2 + 2NH3 [Hg(NH2)Cl + Hg] (endapan hitam) + NH4
+ + Cl-
19. Pelarutan kembali melalui pembentukan kompleks :
AgCl(s) + 2NH3(aq) [Ag(NH3)2]+ + Cl-
Uji konfirmasi
[Ag(NH3)2]+ + Cl- + 2H+ AgCl(s) + NH4
+
(endapan putih)
21. Golongan A : Bereaksi dengan asam menghasilkan gas
• Golongan I : Bereaksi HCl dan H2S04 e (Karbonat,
Bikarbonat, Sulfit, Tiosulfat, Sulfida, Nitrit,
Hipoklorit, Sianida, Sianat).
• Golongan II : Bereaksi H2SO4 p (Fluorida,
Heksafluorosilikat, Klorida dan Klorat, Bromida dan
Bromat, Permanganat, dll).
22. Golongan B : Reaksi pengendapan dan redoks
• Golongan I : Pengendapan (Sulfat, Fosfat, Silikat,
Benzoat, Suksinat, dll.)
• Golongan II : Redoks (Manganat, Kromat,
Dikromat).
23. Ion Kation dalam Analisis Farmasi
A. Pengaruh Terhadap Aktivitas Farmakologis : Ion kation dapat memengaruhi aktivitas
farmakologis obat. Mereka dapat berperan dalam pembentukan kompleks dengan senyawa
obat atau berinteraksi dengan reseptor.
B. Farmakokinetik Ion Kation : Ion kation dapat memengaruhi farmakokinetik obat, termasuk
penyerapan, distribusi, dan ekskresi. Pemahaman tentang interaksi ion kation dengan
transportasi membran menjadi penting dalam farmakokinetik.
Interaksi kation dengan reseptor Interaksi ion kation dengan reseptor farmasi adalah aspek kunci
dalam farmakologi. Beberapa poin penting dalam interaksi kation dengan reseptor meliputi:
A. Ikatan Molekuler: Ion kation dapat membentuk ikatan dengan reseptor di tingkat molekuler.
Ikatan ini dapat memengaruhi aktivasi reseptor dan respons biologis.
B. Aktivasi Reseptor: Beberapa senyawa obat berperan sebagai ion kation dan dapat
berinteraksi dengan reseptor untuk mengaktivasi respon biologis yang diinginkan.
C. Peran dalam Sinyal Seluler: Ion kation juga dapat berperan dalam sinyal seluler dan
pengaturan proses biokimia di dalam sel.
24. Peran Ion Anion dalam Analisis Farmasi
1. Interaksi dalam reaksi kimia: Ion anion dapat berpartisipasi dalam reaksi kimia seperti proses
asam-basa dan pengendapan.
2. Peran dalam stabilitas obat: Ion anion dapat memengaruhi stabilitas obat. Dalam formulasi
farmasi, pemilihan ion anion dapat memengaruhi sifat fisik dan kimia sediaan obat.
Interaksi Anion dalam sediaan farmasi adalah aspek penting dalam pengembangan dan formulasi
obat. Beberapa poin penting dalam interaksi anion dalam sediaan farmasi meliputi:
1. Interaksi dalam larutan : Sediaan farmasi berbentuk larutan, ion anion dapat berinteraksi
dengan ion kation dan senyawa obat. Ini dapat memengaruhi kelarutan dan stabilitas obat
dalam larutan.
2. Pemilihan ion anion : Formulasi obat, pemilihan ion anion dapat memengaruhi sifat fisik dan
kimia obat, seperti kelarutan, kestabilan, dan bioavailabilitas.
3. Interaksi dalam sediaan padat : Sediaan farmasi padat, ion anion dapat mempengaruhi reaksi
kimia dalam sediaan obat dan memengaruhi disolusi dan pelepasan obat dalam tubuh.
26. Unsur, molekul, dan ion berkolaborasi dalam pengembangan obat dalam
beberapa cara:
a) Unsur dalam sediaan obat : Unsur kimia merupakan komponen
penting dalam sediaan obat. Mereka berperan sebagai unsur
pembentuk senyawa aktif obat.
b) Molekul obat : Molekul obat adalah hasil dari kombinasi unsur kimia.
Desain molekul obat melibatkan pemilihan unsur yang sesuai dan
struktur molekul yang optimal untuk mencapai efek terapeutik yang
diinginkan.
c) Interaksi ionik dan kovalen : Interaksi ionik (antara ion kation dan ion
anion) dan ikatan kovalen antar-atom dalam molekul obat memainkan
peran dalam pengembangan obat. Interaksi ini dapat memengaruhi
sifat obat dan interaksi dengan reseptor biologis.
27. Penggunaan Analisis Unsur dalam Farmakokimia
Analisis unsur adalah teknik penting dalam farmakokimia, yang mencakup:
a. Penentuan kandungan unsur : Analisis unsur digunakan untuk menentukan
kandungan unsur dalam sediaan obat. Informasi ini dapat digunakan untuk
memastikan kepatuhan terhadap spesifikasi produk.
b. Studi toksisitas : Pemantauan dan analisis unsur dapat membantu dalam
mengevaluasi toksisitas sediaan obat. Beberapa unsur dapat memiliki dampak
toksik jika terdapat dalam jumlah yang berlebihan.
c. Farmakokinetik : Farmakokinetik, analisis unsur digunakan untuk memahami
proses penyerapan, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat. Unsur tertentu
dapat memengaruhi interaksi obat dengan sistem tubuh.
28. Kimia Medisinal. (2023). (n.p.): Global Eksekutif Teknologi.
Silverman, R. B., & Holladay, M. W. (2018). The Organic Chemistry of Drug Design and Drug Action. Academic Press.
Kerns, E. H., & Di, L. (2017). Drug-Like Properties: Concepts, Structure Design and Methods from ADME to Toxicity
Optimization. Academic Press.
Kimia Dasar untuk Farmasi. (2022). (n.p.): CV. Bintang Semesta Media.
Skoog, D. A., West, D. M., Holler, F. J., & Crouch, S. R. (2013). Fundamentals of Analytical Chemistry. Cengage Learning.
Harris, D. C. (2015). Quantitative Chemical Analysis. W. H. Freeman.
Riggio, R. E. (2018). Chemistry for Pharmacy Students: General, Organic and Natural Product Chemistry. Wiley.
PENGENALAN KIMIA DASAR UNTUK FARMASI. (2023). (n.p.): Uwais Inspirasi Indonesia.
Patrick, G. L. (2013). An Introduction to Medicinal Chemistry. Oxford University Press.
Stella, V. J., & Borchardt, R. T. (2011). Drug Stability: Principles and Practices. CRC Press.
Rang, H. P., Dale, M. M., Ritter, J. M., & Flower, R. J. (2016). Rang and Dale's Pharmacology. Churchill Livingstone.
Katzung, B. G., & Trevor, A. J. (2014). Basic & Clinical Pharmacology. McGraw-Hill Education.
Aulton, M. E., & Taylor, K. M. G. (2017). Aulton's Pharmaceutics: The Design and Manufacture of Medicines. Churchill
Livingstone.
Florence, A. T., & Attwood, D. (2017). Physicochemical Principles of Pharmacy.