Berikut adalah ringkasan dari dokumen praktikum morfologi tumbuhan tentang tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun:
Praktikum ini menjelaskan berbagai tata letak daun pada batang tumbuhan, menentukan rumus daun, dan menggambar diagram daun. Rumus daun yang diamati meliputi 2/5 pada kembang sepatu dan bayam, serta 3/8 pada pepaya.
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Ìý
Laporan praktikum ini membahas tentang morfologi daun majemuk dan bagian-bagiannya pada 10 spesies tanaman. Terdapat penjelasan tentang alat dan bahan, cara kerja, teori dasar, hasil pengamatan, analisis data, dan klasifikasi tanaman. Laporan ini bertujuan untuk mengenali macam-macam bentuk daun majemuk dan bagian-bagiannya.
Daun memiliki berbagai struktur dan fungsi. Struktur anatomi daun meliputi epidermis, mesofil, sistem pembuluh, dan jaringan penyokong. Fungsi utama daun adalah fotosintesis, pertukaran gas, dan penyimpanan makanan. Struktur daun bervariasi antara tumbuhan untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap beberapa sifat umum batang pada tumbuhan jati muda dan tua serta tebu muda dan tua. Tujuannya adalah untuk mengenal struktur dan morfologi batang serta jenis-jenis dan fungsi batang pada tumbuhan."
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Ìý
Laporan praktikum ini memberikan ringkasan singkat tentang morfologi akar dan modifikasinya pada beberapa jenis tumbuhan. Laporan ini menjelaskan bagian-bagian akar, tipe perakaran, bentuk modifikasi akar, serta bentuk modifikasi akar seperti akar udara dan akar penghisap yang diamati pada 11 jenis tumbuhan berbeda melalui praktikum lapangan.
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Ìý
Praktikum mengenali berbagai jenis buah dan biji melalui observasi morfologi. Terdapat 11 jenis buah yang diamati, diantaranya jambu mete, nangka, pepaya, kacang tanah, mangga, karet, melinjo, mentimun, jeruk, nenas dan srikaya. Hasilnya memberikan penjelasan tentang klasifikasi tumbuhan, jenis buah sejati dan semu, serta bagian-bagian biji.
Dokumen tersebut membahas tentang tata letak daun pada batang tumbuhan, yang terdiri dari tiga jenis pola utama yaitu folia spara (satu daun per buku), folia opposida (dua daun berhadapan per buku), dan folia verticillata (lebih dari dua daun per buku). Dokumen juga menjelaskan istilah-istilah terkait seperti buku-buku batang, ruas, dan rumus daun."
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaMaedy Ripani
Ìý
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun tunggal pada 7 jenis tanaman. Laporan ini menjelaskan tentang alat dan bahan, cara kerja, teori dasar, hasil pengamatan berupa tabel dan gambar, serta analisis data dari masing-masing tanaman. Laporan ini bertujuan untuk mengenal lebih jauh tentang morfologi daun pada beberapa tanaman.
Batang merupakan struktur penting tumbuhan selain daun dan akar. Batang berfungsi sebagai pengangkut zat makanan dan tempat tumbuhnya bagian tumbuhan lain. Batang dapat berbentuk silindris, bersegi, pipih, dan berwarna coklat gelap.
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Rina Riannur
Ìý
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang morfologi bunga kencana ungu (Ruellia tuberrosa L.) dan bunga kenop (Gomphrena globosa L.), mencakup deskripsi tentang klasifikasi, batang, daun, bunga, buah, dan biji kedua tanaman tersebut. Informasi lain meliputi penggunaan kencana ungu dalam pengobatan tradisional dan kandungan kimiawyang terkandung.
Daun merupakan organ tumbuhan penting yang berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi vegetatif. Daun memiliki berbagai struktur anatomi seperti epidermis, jaringan palisade, spons, dan silinder pusat serta alat tambahan seperti daun penumpu, rambut, dan stomata. Morfologi daun meliputi bentuk, pangkal, ujung, tepi, pertulangan, dan warna yang bervariasi untuk tiap jenis tumbuhan.
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Ìý
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk dengan tujuan mengenali berbagai bentuk dan tipe bunga majemuk serta bagian-bagiannya. Secara garis besar dokumen ini menjelaskan prosedur praktikum, teori dasar mengenai bunga dan bunga majemuk, hasil pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk, dan analisis data hasil pengamatan pada bunga merak sebagai contoh.
Dokumen ini membahas berbagai arah tumbuh batang tanaman, seperti tegak lurus, menggantung, berbaring, menjalar, serong ke atas, mengangguk, memanjat, dan membelit ke kiri atau kanan. Jenis-jenis tanaman dan contohnya juga disebutkan.
Bagian-bagian lain pada tumbuhan seperti kuncup, rimpang, umbi, sulur, duri, dan alat-alat tambahan seperti piala dan gelembung dapat berfungsi sebagai pelindung, alat pemencaran biji, atau alat pernapasan tumbuhan. Mereka dapat berasal dari modifikasi batang, akar, daun, atau bagian lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang tata letak daun pada batang tumbuhan, yang terdiri dari tiga jenis pola utama yaitu folia spara (satu daun per buku), folia opposida (dua daun berhadapan per buku), dan folia verticillata (lebih dari dua daun per buku). Dokumen juga menjelaskan istilah-istilah terkait seperti buku-buku batang, ruas, dan rumus daun."
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaMaedy Ripani
Ìý
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun tunggal pada 7 jenis tanaman. Laporan ini menjelaskan tentang alat dan bahan, cara kerja, teori dasar, hasil pengamatan berupa tabel dan gambar, serta analisis data dari masing-masing tanaman. Laporan ini bertujuan untuk mengenal lebih jauh tentang morfologi daun pada beberapa tanaman.
Batang merupakan struktur penting tumbuhan selain daun dan akar. Batang berfungsi sebagai pengangkut zat makanan dan tempat tumbuhnya bagian tumbuhan lain. Batang dapat berbentuk silindris, bersegi, pipih, dan berwarna coklat gelap.
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Rina Riannur
Ìý
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang morfologi bunga kencana ungu (Ruellia tuberrosa L.) dan bunga kenop (Gomphrena globosa L.), mencakup deskripsi tentang klasifikasi, batang, daun, bunga, buah, dan biji kedua tanaman tersebut. Informasi lain meliputi penggunaan kencana ungu dalam pengobatan tradisional dan kandungan kimiawyang terkandung.
Daun merupakan organ tumbuhan penting yang berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi vegetatif. Daun memiliki berbagai struktur anatomi seperti epidermis, jaringan palisade, spons, dan silinder pusat serta alat tambahan seperti daun penumpu, rambut, dan stomata. Morfologi daun meliputi bentuk, pangkal, ujung, tepi, pertulangan, dan warna yang bervariasi untuk tiap jenis tumbuhan.
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Ìý
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk dengan tujuan mengenali berbagai bentuk dan tipe bunga majemuk serta bagian-bagiannya. Secara garis besar dokumen ini menjelaskan prosedur praktikum, teori dasar mengenai bunga dan bunga majemuk, hasil pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk, dan analisis data hasil pengamatan pada bunga merak sebagai contoh.
Dokumen ini membahas berbagai arah tumbuh batang tanaman, seperti tegak lurus, menggantung, berbaring, menjalar, serong ke atas, mengangguk, memanjat, dan membelit ke kiri atau kanan. Jenis-jenis tanaman dan contohnya juga disebutkan.
Bagian-bagian lain pada tumbuhan seperti kuncup, rimpang, umbi, sulur, duri, dan alat-alat tambahan seperti piala dan gelembung dapat berfungsi sebagai pelindung, alat pemencaran biji, atau alat pernapasan tumbuhan. Mereka dapat berasal dari modifikasi batang, akar, daun, atau bagian lainnya.
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidaeMaedy Ripani
Ìý
Laporan praktikum ini membahas pengamatan morfologi beberapa tumbuhan termasuk dalam subkelas Rosiidae. Tumbuhan yang diamati antara lain mawar, kembang merak, jambu biji, dan jambu mete. Dilaporkan ciri-ciri morfologi masing-masing tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan gambar hasil pengamatan. Laporan ini bertujuan mengenali ciri khas tumbuhan subkelas Rosiidae.
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 3 sub classis hamamelidae dan caryop...Maedy Ripani
Ìý
Laporan praktikum ini memberikan informasi mengenai praktikum yang dilakukan untuk mengamati ciri-ciri morfologi dan aspek botani beberapa tumbuhan termasuk dalam sub classis Hamamelidae dan Caryophyllidae. Praktikum ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNLAM dan mengamati 5 jenis tumbuhan yaitu beringin, nangka, bogenvil, kaktus dan bayam.
Tata letak daun pada batang dapat berupa tunggal, berhadapan, atau berkarang pada setiap buku-buku batang. Rumus daun menggambarkan perbandingan jumlah daun yang dilewati untuk mencapai daun tegak lurus. Tata letak dapat dijelaskan dengan diagram yang memprojeksikan buku-buku batang menjadi lingkaran konsentris, atau bagan yang menggambarkan batang silinder dan ortostik. Spirostik dan parastik
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai ciri-ciri daun majemuk dan jenis-jenisnya berdasarkan susunan anak daun. Terdapat empat jenis utama daun majemuk yaitu menyirip, menjari, bangun kaki, dan campuran. Daun majemuk menyirip dibedakan lebih lanjut berdasarkan jumlah dan susunan anak daun serta letaknya pada cabang. Sedangkan daun majemuk menjari dibedakan berdasarkan
Teks tersebut membahas tentang morfologi tumbuhan, terutama anatomi tumbuhan. Pembahasan mencakup tiga bagian pokok tumbuhan seperti akar, batang, dan daun. Juga dibahas tentang berbagai jenis daun berdasarkan bentuk, tepi, urat daun, tekstur, dan ciri fisik lainnya.
Batang merupakan bagian penting tumbuhan yang berfungsi sebagai penopang, pengangkut zat, dan alat perkembangbiakan. Batang memiliki bentuk, ukuran, dan arah tumbuh yang bervariasi antar tumbuhan. Beberapa tumbuhan tidak memiliki batang yang jelas karena batangnya sangat pendek.
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi daun dan bunga. Secara singkat, daun berfungsi untuk fotosintesis dan pernapasan, sedangkan bunga terdiri atas bagian steril seperti kelopak dan mahkota bunga, serta bagian fertil seperti benang sari dan putik yang berperan dalam penyerbukan dan pembuahan."
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasDadang Solihin
Ìý
Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yaitu Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan, kajian ini menekankan pentingnya membangun Indonesia yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan di tahun 2045. Dalam konteks itu, optimalisasi angkatan kerja dan pemanfaatan bonus demografi menjadi faktor krusial untuk mencapai visi tersebut.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
Ìý
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
Kisi- kisi Ujian Madrasah Baha Indonesia 2025.docxKhusnulAzizah4
Ìý
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)
1. LAPORAN PRAKTIKUM III
MORFOLOGI TUMBUHAN
(AKKC 224)
TATA LETAK DAUN, RUMUS DAUN DAN DIAGRAM DAUN
DOSEN PENGASUH
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si
ASISTEN DOSEN
Miftahul Jannah
Yana
OLEH :
Maedy Ripani
(A1C212007)
KELOMPOK IX
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2013
2. PRAKTIKUM III
Topik : Tata letak daun, rumus daun dan diagram daun
Tujuan : Mengenal berbagai tata letak daun pada batang,
menentukan rumus daun serta menggambar bagan dan
diagram daun.
Hari / tanggal : Kamis / 7 Maret 2013
Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM
I. ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Baki
2. Alat tulis
3. Lup
Bahan : 1. Ranting kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)
4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
II. CARA KERJA
1. Mengamati duduk daun pada ranting, cabang atau batang (tunggal
tersebar, tunggal berseling, berhadapan, berseling berhadapan, berkarang,
roset batang, roset akar, monospirotik, dan trispirotik)
2. Menghitung rumus daun: 1/3, 2/5, 3/8, dan seterusnya
3. Menggambar bagan dan diagram daun
III. TEORI DASAR
Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang atau
cabangnya, ada kalanya daun-daun berjejal-jejal pada suatu bagian batang,
yaitu pada pangkal atau bagian ujungnya. Umumnya daun-daun pada batang
terpisah-pisah dengan suatu jarak yang nyata. Jika untuk mencapai daun yang
3. tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang a
kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, juga dinamakan
rumus daun atau disvergensi.
Pecahan a/b selanjutnya dapat menunjukan sudut antara dua daun
berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar.jarak antara kedua daun
berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut sudut
divergensi, ternyata didapati pecahan a/b dapat terdiri dari pecahan 1/2, 1/3,
2/5, 3/8, 5/13, 8/21, dan seterusnya.
Deretan rumus-rumus daun yang memperlihatkan sifat yang begitu
karakteristik ini menurut nama yang menemukannya dinamakan: deret
Fibonacci.
Pada berbagai jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar,
kadang-kadang kelihatan daun-daun yang duduknya rapat berjejal-jejal, yaitu
jika ruas-ruas batang amat pendek, sehingga duduk daun pada batang tampak
hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua
mudanya. Daun-daun yang mempunyai susunan demikian disebut suatu:
roset (rosula).
Kita membedakan:
a. Roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun
berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset itu amat dekat dengan akar.
b. Roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada
ujung batang.
Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong ke atas, daun-daun
dengan tata letak tersebar dapat teratur ssdemikian rupa sehingga helaian-
helaian daun pada cabang itu teratur pada suatu bidang datar, dan membentuk
suatu pola seperti mosaik (pola karpet). Susunan daun yang demikian itu
disebut mosaik daun.
Bagi cabang-cabang yang mendatar mosaik daun terjadi karena semua
daun terlentang ke kiri dan ke kanan dengan menggunakan bidang datar
tersebut seefektif mungkin. Bagi cabang-cabang yang tumbuh serong ke atas,
daun-daun yang tata letaknya tersebar menempatkan helaian-helaian daun
4. pada suatu bidang datar pada ujung cabang, helaian-helaian daun yang muda
di tengah dan ke pinggir daun-daun yang lebih tua yang biasanya pun lebih
lebar. Hal itu dapat tercapai karena tangkai daun-daun menuju ke ujung
cabang menjadi semakin pendek.
Untuk menjelskan tata letak daun, dapat dilakukan dengan membuat
bagan tata letak daun dan diagram tata letak daunnya.
A. Bagan Tata Letak Daun
Untuk keperluan ini batang tumbuhan digambar sebagai silinder dan
padanya digambar membujur ortostik-ortostiknya, demikian pula buku-buku
batangnya. Untuk menghindarkan kekeliruan seyogyanya garis-garis
menggambarkan masing-masing bagian tadi dibuat berbeda-beda. Daun-
daunnya digambar sebagai penampang lintang helaian daun yang diperkecil,
jadi sebagai suatu segitiga dengan dasar lebar yang terlentang (dengan
dasarnya yang lebar tadi menghadap ke atas).
B. Diagram Tata Letak Daun
Untuk membuat diagram tata letak daun, batang tumbuhan harus
dipandang sebagai kerucut memanjang, dengan buku-bukunya sebagai
lingkaran-lingkaran sempurna. Jika diproyeksikan pada bidang datar, maka
buku-buku tersebut akan menjadi lingkaran-lingkaran yang konsentris dan
puncak kerucut akan menjadi titik pusat lingkaran-lingkaran tadi.
C. Spirostik dan Parastik
Pada suatu tumbuhan, garis-garis ortostik yang biasanya tampak lurus
ke atas, dapat mengalami perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh
macam-macam faktor. Perubahan sangat karakteristik adalah ortostik menjadi
garis spiral yang tampak melingkar batang pula. Dalam keadaan yang
demikian, spiral genetik sukar ditentukan dan tampaknya letak daun pada
batang mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi, yang
diberi nama lain spirostik. Suatu spirostik terjadi biasanya karena
pertumbuhan batang tidak lurus melainkan memutar.
Bagian tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat, daun-daunya
seakan-akan mengikuti garis spiral kekiri atau kekanan. Garis spiral dengan
5. arah putaran kekiri dan kanan menghubungkan daun-daun yang menurut ke
arah samping (mendatar, horizontal) mempunyai jarak terdekat. Setiap daun
mempunyai tetangga yang terdekat, satu ke kiri dan satunya lagi ke kanan.
Dari sudut itu pula tampak ada spiral ke kiri dan ke kanan. Garis-garis itu
disebut parastik.
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Gambar Hasil Pengamatan
1. Ranting Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Menurut Literatur :
Anonim.2013.a
1
2
3
Keterangan :
1. Daun
2. Ranting/batang
3. Buku batang
4. Ruas batang
5. Bunga
Keterangan :
1. Bunga
2. Ranting/batang
3. Buku batang
4. Ruas batang
5. Daun
4
5
6. 2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Menurut literatur :
Anonim.2013.b
2
3
1
Keterangan :
1. Bunga
2. Buku batang
3. Ruas batang
4. Daun
Keterangan :
1. Bunga
2. Buku batang
3. Ruas batang
4. Daun
4
7. 3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)
Menurut literatur :
Anonim.2013.c
1
2
3
Keterangan :
1. Daun
2. Ujung Daun
3. Tepi daun
4. Batang
Keterangan :
1. Helaian daun
2. Ujung Daun
3. Tepi daun
4
8. 4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
Menurut literatur :
Anonim.2013.d
1
2
3
Keterangan :
1. Bunga
2. Daun
3. Batang
Keterangan :
1. Bunga
2. Daun
3. Batang
9. 5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
Menurut literatur :
Anonim.2013.e
1
2
3
4
Keterangan :
1. Daun
2. Tangkai Daun
3. Buah
4. Batang
Keterangan :
1. Daun
2. Tangkai Daun
3. Batang
10. B. Bagan dan Diagram Daun
1. Rumus Daun 2/5 ( pada bayam dan kembang sepatu)
a. Diagram Daun
b. Bagan Daun
11. 2. Rumus Daun 3/8 ( pada pepaya )
a. Diagram Daun
b. Bagan Daun
12. V. ANALISIS DATA
1. Ranting Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Klasifikasi :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnolipsida
Sub classis : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Species : Hibiscus rosa-sinensis L.
(Sumber : Cronquist. 1981)
Berdasarkan pengamatan, setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa
daun tanaman kembang sepatu mempunyai rumus daun (divergensi) 2/5. Yaitu
untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan, garis spiral
(spiral genetik) mengelilingi batang sebanyak 2 kali dan jumlah daun yang
dilewati oleh garis spiral tersebut sebanyak 5 daun. Daun pada tanaman
Kembang Sepatu letaknya berselang-seling dan pada setiap buku-buku batang
tanaman ini hanya terdapat satu daun. Besar sudut antara dua daun tanaman
kembang sepatu yaitu (sudut divergensi): 2/5 x 360o = 144o.
2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Asteriidae
Ordo : Gentiales
Familia : Apocynaceae
Genus : Allamanda
Species : Allamanda cathartica L.
(Sumber : Cronquist. 1981)
13. Berdasarkan hasil pengamatan, daun pada tanaman Alamanda letaknya
berkarang, yaitu terdapat lebih dari dua daun pada tiap buku-buku batang,
dalam hal ini terdapat empat daun pada tiap buku batang. Karena tata letak
daunnya yang berkarang, maka rumus daunnya tidak dapat ditentukan.
3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Arecidae
Ordo : Pandanales
Familia : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Species : Pandanus sp.
(Sumber : Cronquist. 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman Pandanus sp. memiliki tata letak
daun roset akar yang mengikuti garis-garis ortostik yang telah berubah menjadi
garis spiral yang melingkari batang atau dapat dikatakan karena terjadi
pertumbuhan batang yang tidak lurus melainkan memutar, akibatnya
ortostiknya ikut memutar (spirostik). Batang tanaman pandan memperlihatkan
tiga spirostik oleh sebab itu tanaman pandan tidak dapat ditentukan rumus
daunnya.
4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Caryophyllidae
Ordo : Caryophyllales
Familia : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
14. Spesies : Amaranthus spinosus L.
(Sumber: Cronquist. 1981)
Dari hasil pengamatan, daunnya merupakan daun yang tidak lengkap dan
tersusun secara berselang-seling. pada setiap buku-buku batang tanaman ini
hanya terdapat satu daun (tersebar). Setelah dilakukan perhitungan terhadap
rumus daunnya, diketahui bahwa daun tanaman bayam mempunyai rumus daun
(divergensi) 2/5. Yaitu untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun
permulaan, garis spiral (spiral genetik) mengelilingi batang sebanyak 2 kali dan
jumlah daun yang dilewati oleh garis spiral tersebut sebanyak 5 daun. Sehingga
dapat dihitung sudut dirvergensinya 2/5 x 3600 = 1440.
5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub classis : Dilleniidae
Ordo : Violales
Familia : Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya L.
(Sumber: Cronquist. 1981)
Dari hasil pengamatan, diketahui pepaya (Carica papaya L.) memiliki tata
letak daun yang tersebar. Rumus daunnya dapat dihitung, yaitu 3/8, maksud
angka 3 (tiga) tersebut adalah untuk mempertemukan daun yang satu dengan
yang lain yang terletak dalam satu garis yang sama harus mengelilingi batang
sebanyak 3 putaran, dan maksud dari angka 8 (delapan) tersebut adalah pada
saat melakukan tiga kali putaran jumlah daun yang dilaluinya adalah berjumlah
delapan dan perhitungannya dimulai dari angka nol. Jika dihitung, maka sudut
divergensinya yaitu : 3/8 x 360o = 135o.
15. VI. KESIMPULAN
1. Berbagai tata letak daun pada batang yaitu berhadapan-bersilang(tiap
buku batang ada dua daun), tersebar(satu daun pada tiap buku batang),
dan berkarang(lebih dari 2 daun pada tiap buku batang).
2. Bagan dan diagram daun digunakan untuk lebih memahami tata letak
daun pada batang.
3. Pada tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan tanaman
bayam (Amaranthus spinosus L.) letak daunnya tersebar dan memiliki
rumus daun 2/5 dengan sudut divergensi 144o.
4. Tanaman Alamanda (Allamanda cathartica L.) memiliki tata letak daun
yang berkarang.
5. Pandan (Pandanus sp.) merupakan tanaman dengan 3 spirostik sehingga
rumus daunnya tidak dapat ditentukan.
6. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) mempunyai tata letak daun yang
tersebar, memiliki rumus daun 3/8 dengan sudut divergensi 135o.
16. VII. DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri. 2013. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNLAM.
Anonim.2013.a.http://3.bp.blogspot.com/_CuhFGl0ftr0/SUX5NCuDNaI/AAAAA
AAAAIM/BUgcViHGT5c/s320/PUCUK+MERAH.jpg.
Diakses: 9 Maret 2013.
Anonim.2013.b. http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQIrs2ttYERcP-
CSfJjUEhkRtzwJfaS-RZP7-ZhE_H-Am9smoEaxg. Diakses: 9 Maret 2013.
Anonim.2013.c. http://www.stuartxchange.com/Pandan.jpg.
Diakses: 9 Maret 2013.
Anonim.2013.d.http://lylaeyla.files.wordpress.com/2012/10/bayamduri_plantwise
nn1.jpg?w=570. Diakses: 9 Maret 2013.
Anonim.2013.e.http://2.bp.blogspot.com/_ZpJmBtPVdbk/TJpy8XrwyYI/AAAA
AAAG2Y/yV7R4dWNtLQ/s1600/Mamoeiro+(Carica+papaya+L+(3).JPG.
Diakses: Diakses: 9 Maret 2013.
Tcitrosoepomo, Gembong. 1985. Morofologi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.